mortalitas dan pendugaan populasi

19
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam hal ini, dapat memperbanyak suatu ilmu lapangan untuk menyelesaikan suatu penelitian. Sehingga mengetahui pengaruh mortalitas terhadap suatu populasi ikan. Serta dapat menduga populasi terhadap satu perairan yang akan diamati dan melihat bias metode. Menduga populasi penting artinya dalam Biologi perikanan sebagai upaya mengelola sumber-sumber hasil perikanan dimasa yang akan dating. Metode pendugaan populasidapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu secara langsung, cara ini dapat dilakukan pada suatu kolam yang luasnya terbatas, sebab kolam tersebut dapat dikeringkan dan ikan-ikannya dapat di tangkap dan dihitung. Sedangkan cara yang kedua yaitu secara tidak langsung, cara ini dapat dilakukan dengan memperhatikan pengurangan “Catch per unit effort” (Manda, 2011). 1

Upload: annonymousback

Post on 29-Nov-2015

777 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Contoh Laporan Praktikum Biologi Perikanan Tentang Mortalitas dan Pendugaan Populasi Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

TRANSCRIPT

Page 1: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam hal ini, dapat memperbanyak suatu ilmu lapangan untuk

menyelesaikan suatu penelitian. Sehingga mengetahui pengaruh mortalitas

terhadap suatu populasi ikan. Serta dapat menduga populasi terhadap satu perairan

yang akan diamati dan melihat bias metode.

Menduga populasi penting artinya dalam Biologi perikanan sebagai upaya

mengelola sumber-sumber hasil perikanan dimasa yang akan dating. Metode

pendugaan populasidapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu secara langsung, cara

ini dapat dilakukan pada suatu kolam yang luasnya terbatas, sebab kolam tersebut

dapat dikeringkan dan ikan-ikannya dapat di tangkap dan dihitung. Sedangkan

cara yang kedua yaitu secara tidak langsung, cara ini dapat dilakukan dengan

memperhatikan pengurangan “Catch per unit effort” (Manda, 2011).

Penyebab tingginya rendahnya angka mortalitas ini selain karena faktor

kematian secra alami juga disebkan oleh faktor-faktor lain. Untuk janis-jenis ikan

yang bernilai ekonomis tinggi faktor yang lain dapat berperan sebagai

penyumbang terbesar angka mortalitasnyua terjadi daripada kematian terjadi

secara alami (Manda, 2011).

1

Page 2: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dilakukannya praktikum mortalitas adalah untuk mengetahui

pencemaran mana yang lebih cepat menimbulkan kematian pada ikan. Dari

berbagai pencemar seperti deterjen, limbah industri rumah tangga, sampah dll.

Sedangkan pendugaan populasi adalah untuk belajar menduga populasi ikan

disuatu perairan dan untuk melihat bias dari masing-masing metoda.

Sedangkan manfaat yang didapatkan oleh praktikan yaitu Untuk

mempelajari penyebab kematian individu ikan. Penyebab kematian ikan dapat

juga disebabkan oleh faktor-faktor antara lain predasi, penyakit, pencemaran,

pemusnahan secara fisik oleh mesin atau manusia, dan gejala alam. Dan juga kita

dapat menduga populasi ikan disuatu perairan.

2

Page 3: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan adalah hewan bertulang belakang yang berdarah dingin, hidup di air,

pergerakan dan keseimbangan tubuhnya menggunakan sirip dan bernafas dengan

insang (Raharjo, 1980 dalam Lisa, 2009).

Menurut Suyanto (2001), Ikan nila diklasifikasikan kedalam filum

chordata, sub-filum vertebrata, kelas osteichthyes, sub-klas acanthoptherigii, ordo

percomorphi, sub-ordo percoidea, famili cichilidae, genus oreochromis, spesies

Oreochromis niloticus.

Pada umumnya jenis-jenis ikan dari keluarga Cichilidae mempunyai tubuh

yang bentuknya lonjong dan badannnya tinggi, kepalanya besar. Mulutnya lebar,

mempunyai bibir yang tebal. Sisiknya bear-besar dan kasar, gurat sisi terputus

dibagian tengah-tengah badan. Sirip punggung dan sirip dubur mempunyai

beberapa jari-jari keras yang tajam seperti duri. Ikan-ikan dari keluarga ini suka

mengaduk-aduk dasar air, terurtama pada waktu mau mijah; tergolong pada ikan-

ikan yang memeliara telur dan anak-anaknya (Djuhanda, 1981 dalam Ratnawati,

2006).

Bentuk ikan nila adalah pipih memanjang kesamping, mempunyai garis

pada sirip ekor. Pada sirip punggung terdapat duri-duri tajam, mata menonjol dan

relative besar dengan bagian tepi mata berwarna putih, garis linnea lateralis

terputus dan dilanjutkan dengan garis yang terletak dibawah (Susanto, 1998 dalam

Immet pakpahan, 2008).

3

Page 4: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

Dalam menentukan pendugaan populasi suatu jenis ikan digunakan dua

metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung, yang dilakukan pada

suatu kolam yang luasnya terbatas sebab kolam terebut dapat dikeringkan airnya

dan ikannya dapat dihitung dan ditangkap satu persatu. Dan metode yang kedua

adalah secara tidak langsung dalam metode ini dilakukan dengan memperhatikan

pengurangan cath per unit effort (CPUE). Dalam hal pendugaan populasi ini

dilakukan metode penandaan yang funsingya adalah sebagai parameter populasi

terdiri atas kepadatan, mortalitas, recruitment dan laju ekploitas. Kecepatan dan

arah ruaya, penentuan umur dan pertumbuhan, tingkah laku dan daerah

penyebaran (Effendie, 2002).

Metode penaandaan itu sendiri dibagi atas marking yaitu berupa penandaan

tanda pada tubuh ikan tanpa menngguanakan benda-benda asing, tnada yang

diberikan berupa pemotongan sirip dan pembuatan tato. Sedangkan tagging yaitu

pemberian tanda pada tubub ikan dengan memberikan benda-benda asing. Benda

yang digunakan adalah yang tidak mudah berkarat seperti perak, aluminium,

plastik, nikel, elbonit dan selloid. Pada tag diberikan tangggal pelepasan, nomor

seri dan kode-kode lainnya. Adapun bagian-bagian tubuh yang diberi tag adalah

bagian kepala meliputi tulang rahang bawah dan tutup insang dan bagian tubuh

yang meliputi bagian depan depan sirip punggung bagian belakang sirip

punggung, bagian tengah badan, sirip lemak dan batang ekor (Pulungan, 2001).

4

Page 5: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Biologi perikanan tentang ”Mortalitas Ikan dan Pendugaan

Populasi Ikan” ini dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2012 pada hari Senin

pada pukul 10.30-13.00 WIB. Yang bertempat di Laboratorium Biologi Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Alat Dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah baki atau nampan,

tabung reaksi, toples 3 buah, gunting bedah, Stopwatch, tangguk kecil, kain lap,

laporan sementara, buku praktikum dan alat tulis. Sedangkan bahan yang

digunakan larva ikan lele (Clarias batracus) dan bayclean.

3.3. Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung

dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil

datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.

Pada pendugaan populasi menggunakan metode petersen dan metode Schumacher

dan Eschemeyer. Dalam hal ini, ikan yang bertanda maupun tidak bertanda harus

dapat peluang yang sama dalam penangkapan.

5

Page 6: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

3.4. Prosedur Pratikum

Sebelum masuk ke Laboratorium praktikan terlebih dahulu diperiksa oleh

asisten mulai dari Laporan, Laporan sementara, gunting bedah, serbet, serta alat-

alat tulis yang lengkap. Setelah semuanya lengkap baru praktikan diperbolehkan

masuk ke dalam laboratorium. Setelah itu asisten memberikan respon kepada

praktikan tentang materi-materi yang akan dipraktikumkan. Setelah respon

selesai, untuk praktikum mortalitas ikan, ambillah 3 buah toples dan masing-

masing toples diisi dengan 10 ekor ikan nila. Setelah itu masukan pada toples III

larutan 3 ml, toples II larutan 2 ml dan toples I sebagai kontrol. Kemudian

catatalah tingkah laku, denyut jantung, serta warna insang dan jantung pada 5

menit pertama dan lakukuan seterusnya sampai menit 15 menit terakhir. Setelah

didapat hasilnya catat kedalam laporan sementara. Sedangkan untuk pendugaan

populasi, pertama sediakan sampel ikan nila yang akan diamati lalu ikan tersebut

diberi tanda dan dilepaskan kembali ke perairankemudian selang beberapa waktu

ikan ditangkap kembali. Terakhir catat ikan yang tertangkap baik yang bertanda

maupun tidak sebanyak 10 kali penangkapan. Sebelum meninggalkan

laboratorium, praktikan diwajibkan membersihkan laboratorium.

6

Page 7: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Mortalitas ikan

Sedangakan pada mortalitas ikan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Mortalitas Ikan

Konsentrasi WaktuTingkah

laku/pergerakan

Bukaan

Mulut

Mortalitas

dan

keterangan

Kontrol

5’ Normal60 per

menit-

5’’ Normal60 per

menit-

5’’’ Normal60 per

menit-

Bayclaen

1 ml

5’Pergerakan naik

turun

1 kali per

menit-

5’’ Normal1 kali per

menit-

5’’’ Normal1 kali per

menit-

7

Page 8: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

Bayclean

3 ml

5’ Normal2 kali per

menit-

5’’ Normal2 kali per

menit-

5’’’ Normal3 kali per

menit3 ekor

4.1.2. Pendugaan Populasi

Tabel 2. Perhitungan Hasil Tangkapan Ikan Bertanda dan Ikan Tidak

Bertanda

Penangkapan U r u + r m m(u + r) m2(u + r)

1 5 0 5 0 0 0

2 3 1 4 3 12 36

3 2 0 2 4 8 32

4 3 1 4 5 20 100

5 3 3 6 2 12 24

Keterangan:

u : jumlah ikan tertangkap yang tidak bertanda

r : jumlah ikan yang bertanda yang tertangkap

8

Page 9: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

m : jumlah ikan tertangkap yang sudah bertanda

4.2. Pembahasan

4.2.1. Mortalitas ikan

Dari tabel diatas didapatkan bahwa pengaruh pencemaran lingkungan

berpengaruh atas mortalitas ikan. Namun pengaruh tersebut terjadi secara

bertahap sehingga mortalitas terjadi tidak secara menyeluruh.

Individu-individu ikan sebelum mengalami kematian akibat terkena limbah

biasanya akan memperlihatkan pergerakan atau tingkah laku yang berbeda ketika

lingkungan hidupnya tercemar. Gerakan renang selalu tidak beraturan dan arahnya

tidak menentu. Adakalanya pergerkan ikan itu akan membentur dinding aquarium

atau tempat dimana ikan itu berada yang akan mengakibatrkan timbul luka pada

permukaan tubuh sehinggga keadaan itu membantu mempercepat proses kametian

individu ikan didalam aqauarium, keramba atau jaring apung. Karena pada saat

itu kemampuan ikan untuk mengikat oksigen sudah semakin sulit dan sebagian

bahan pencemar sudah terbawa darah keotak dan sistem syaraf (Ridwan et al,

2011)

Kematian individu ikan didalam populasi pada habitat tertentu dapat terjadi

mulai dari telur ikan yang baru dilepas keperairan atau yang lelah di buahi, dimasa

larva, ikan dewasa dan ikan yang tua siap untuk mati secara alami. Pemusbahan

pada masih dalam bentuk telur selalu terjadi pada telur-telur ikan ovipar yang

bersifat pelagis. Telur-telur yang mengalami pemusnahan itu dapat terjadi pada

telur-telur ikan yang belum ataupun yang sudah dubuahi. Angka mortalitas yang

9

Page 10: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

tinggi selalu terjadi pada tahap tahap larva sampai individu ikan menjadi dewasa.

Adapun penyebab mortalitas atau kematian secara masal yang berada disuatu

habitat tertentu adalah predasi, penyakit, pencemaran, pemusnahan secra fisik

oleh mesin atau manusia dan gejala alam yang berpengaruh secara langsung.

Sedbgakan pengaruh yang tidak langsung adalah dari faktor makanan, kondisi

lingkungan yang kurang menyenangkan, beberapa jenis parasit dan tekanan sosial

(Pulungan et al., 2005).

4.2.2. Pendugaan Populasi

Berdasarkan hasil pengamatan selama praktikum yakni pada pendugaan

populasi yakni dengan dilakukan penangkapan ikan sebanyak 10 kali, dimana

jumlah ikan yang bertanda sebelumnya berjumla 5 ekor dan tidak yang tidak

bertanda selebihnya berbeda tergantung kepada penangkapan yang dilakukan.

Pertama-tama ikan dilepas ke dalam wadah sebanyak 30 ekor dan

dilakukan penandaan terhadap ikan yang tertangkap tersebut sebanyak tangkapan

pertama ( 7 ekor). Setelah itu ikan tersebut dilepas kembali ke air, dilakukan

penangkapan lagi, dan yang tertangkap adalah ikan yang bertanda sebanyak 1

ekor dan ikan yang tidak bertanda sebanyak 2 ekor juga dan langsung diberi

tanda, kemudian dilepas kembali sampai 10 kali penangkapan. Untuk hasilnya

sebagaimana terlampir pada tabel di atas.

Pada praktikum pendugaan populasi ini penandaan dilakukan dengan

menggunakan marking pada ikan nila. Metode yang digunakan dalam pendugaan

populasi ikan nila (Orheochromis niloticus) adalah Metode petersen

10

Page 11: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

sertaScumecher dan Eschemeyer. Populasi ikan nila (Orheochromis niloticus)

yang disediakan adalah 50 ekor.

Setiap kali melakukan penangkapan terdapat ikan yang bertanda dan

ikan yang tidak bertanda dengan jumlah yang berbeda, ada juga pada saat

melakukan penangkapan tidak tertangkap ikan yang tidak bertanda sebanyak 1

kali. Ini akan berpengaruh kepada hasil perhitungan terhadap pendugaan populasi.

11

Page 12: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penyebab tinggi rendahnya angka mortalitas ini selain karena faktor

kematian secara alami juga disebabkan oleh faktor-faktor yang lain. Untuk jenis-

jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi faktor yang lain ini dapat berperan

sebagai penyumbang terbesar angka mortalitas yang terjadi dari pada kematian

yang terjadi secara alami. Apabila angka mortalitas populasi untuk setiap

tahunnya selalu semakin membesar/tinggi maka lama kelamaan dapat

menyebabkan kepunahan suatu populasi ikan yang menghuni suatu habitat

tertentu.

Kematian individu ikan didalam populasi pada habitat tertentu dapat

terjadi mulai dari telur ikan yang baru di lepas ke perairan atau yang telah di

buahi, dimasa larva, ikan dewasa dan ikan yang tua siap untuk mati secara alami.

Pemusnahan pada tahap masih dalam bentuk telur selalu terjadi pada telur-telur

yang bersifat pelagis.

Dari hasil pratikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dalam

dalam pendugaan populasi suatu ikan dapat dilakukan secara langsung maupun

tidak langsung. Adapun metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah

mertode penandaan yang terdiri atas marking dan tagging.

Sedangkan dalam perhitungannya digunkan metode yaitu metode Petersen

dan metode Schumecher dan Eschmeyer. Adapun tujuan dari pelaksanan

praktikum ini adalah untuk menduga populasi ikan disuatu perairan, melihat bias

12

Page 13: Mortalitas dan Pendugaan Populasi

dari masing-masing metode dan upaya dalam mengelola sumber-sumber hasil

perikaan dimasa yang akan datang.

5.2. Saran

Untuk menjaga ketenangan di dalam Laboratorium diharapkan kepada

asisten agar tetap menegakkan disiplin bagi praktikan yang berjalan-jalan atau

main-main selama praktikum berlangsung dan agar pratikum dapat berjalan

dengan lancar dan baik dimasa yang akan datang diharapkan alat yang digunakan

cukup lengkap sehingga memudahkan dalam praktikum.

13