monitoring dan evaluasi program jkn
Post on 15-Apr-2017
837 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
M Faozi Kurniawan
Deni Harbianto
Budi Eko Siswoyo
Laksono Trisnantoro
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran UGM
Monitoring dan EvaluasiProgram JKN
Outline
1. Kerangka Kebijakan JKN
2. Review Studi 2014-2015
3. Hasil Studi Kajian Kapitasia. Alokasi Danab. Pemanfaatan Danac. Pengelolaan Dana
4. Bottleneck
5. Kesimpulan
6. Rekomendasi
2
Kerangka Kerja Kebijakan JKN
Penarikan Dana
Sistem Pembiayaan Kesehatan
Pengumpulan Dana
Pembelian Pelayanan
Produksi Sumber Daya
Fungsi Sistem Kesehatan
Re
gula
si
Penyediaan Pelayanan
Kualitas
Keadilan Penggunaan dan
Distribusi Sumberdaya
Efisiensi
Transparansi dan Akuntabilitas
Peningkatan Status Kesehatan
Kesetaraan Kesehatan
Keadilan Pembiayaan
Daya Tanggap
Perlindungan Keuangan
Tujuan Kebijakan Pembiayaan Kesehatan
Tujuan Sistem Kesehatan
Kepesertaan & eligibilitas
http://manajemen-pembiayaankesehatan.net/
Kajian Pemanfaatan dan
Pengelolaan Dana Kapitasi (Monitoring dan Evaluasi Program JKN di Indonesia)
6
Desain Studi Deskriptif – cross sectional
Unit Analisis 384 FKTP, 20 kab/ kota, 7 regional random
Metode Kuantitatif dan kualitatif
1/3 biaya pelayanan kesehatan JKN FKTP (54% = kapitasi)
Alokasi Dana
- Perkembangan kepesertaan JKN di FKTP- Perkembangan penerimaan dana kapitasi- Persepsi FKTP terhadap dana kapitasi
7
8
Jumlah peserta di PKM > Klinik Pratama > DPPPerkembangan kepesertaan di Klinik Pratama > DPP > PKM
Kepesertaan di Daerah Studi, Jan 2014 – Juli 2015
Jenis FKTPRerataPeserta
Kenaikan Kepesertaan
2014 2015
PKM BLUD 12.734 1,31% 2,85%
PKM Non BLUD 14.356 1,07% 2,30%
DPP 2.718 3,19% 5,40%
Klinik Pratama 3.690 3,91% 8,51%
9
Jumlah peserta PBI > peserta Non PBI
Proporsi Peserta JKN di FKTP Daerah Studi
0% 20% 40% 60% 80% 100%
2015
2014
PBI
NonPBI
10
Distribusi kapitasi POPB di PKM Non BLUD sangat bervariasi
Distribusi Kapitasi POPB di FKTP Daerah Studi
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
PuskesmasBLUD
PuskesmasNonBLUD
DokterPraktek
Perorangan
KlinikPratama
11
Jumlah penerimaan kapitasi di PKM > Klinik Pratama > DPPKenaikan kapitasi di Klinik Pratama > DPP > PKM
Penerimaan Kapitasi di FKTP, Jan 2014 – Juli 2015
Jenis FKTPRerata
(Juta/ Bln)
Kenaikan Penerimaan
2014 2015
PKM BLUD 79,1 1,71% 2,57%
PKM Non BLUD 76,3 0,88% 1,83%
DPP 23,8 3,24% 5,73%
Klinik Pratama 39,4 4,42% 9,20%
12
Sebagian besar DPP dan Klinik Pratama menilai kapitasi tidak cukup dan tidak sesuai dengan hak mereka
Persepsi FKTP Terhadap Dana Kapitasi
• “Potongan pajak itu lho, pajaknya kebesaran, pajaknya sekarang 2
juta Bu....” (DPP)
• “Untuk beli obat saja masih kurang…….. obat kita tu obat-obat yang
curah-curah, kan rata-rata obat yang semi-semi itulah, semi-semi
paten. Masalahnya di situ” (DPP)
13
Kuotasi Persepsi FKTP Terhadap Dana Kapitasi
14
Jenis FKTPBiaya
Aktual
PKM BLUD 119.522
PKM Non BLUD 191.467
Klinik Pratama 78.006
DPP 78.999
Biaya aktual Puskesmas > DPP > Klinik Pratama
Biaya Kunjungan vs Biaya Aktual di FKTP
• “Kalau sekarang terjadi penurunan pemasukan bersih besar-besaran,karena rata-rata, di DPP itu banyak pasiennya….” (DPP)
• “Cukup agak kerepotan dengan peningkatan kunjungan pasien yangcukup drastis. Yah sebelum ada BPJS yah biasa-biasa aja, setelah adaBPJS malah melonjak drastis” (Puskesmas Non BLUD)
• “Belum cukup, karena jumlah peserta yang berkunjung makin bulanmakin bertambah. Perasaan orang koq sakit terus ya? Nggak sembuhsembuh” (DPP)
15
Kuotasi Persepsi FKTP Terhadap Dana Kapitasi
PENGELOLAAN DANA
- TIMELINE PENCAIRAN DANA KAPITASI- KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA KAPITASI- PENGANGGARAN DAN PELAKSANAAN DANA- DAMPAK KAPITASI TERHADAP KINERJA
16
17
-
5
10
15
20
PuskesmasBLUD
PuskesmasNonBLUD
DokterPraktek
Perorangan
KlinikPratama
• “Dana kapitasi langsung masuk ke rekening Puskesmas, dibayar sekitartanggal 15 setiap bulannya” (Puskesmas)
• “DPP menerima pencairan dana kapitasi pada tanggal 14-15 setiapbulannya” (DPP)
Paling lambat tanggal 15 dan paling awal
tanggal 11
Waktu Pencairan Kapitasi di Daerah Studi
18
Dasar Kebijakan yang digunakanFKTP Pemerintah
SK Bupati menjadi landasan utama FKTP di daerah studi
19
Puskesmas
PTP(Perencanaan Tingkat
Puskesmas)
Dinas Kesehatan Kab/ Kota
Pemerintah Daerah DPRD
RKA(Rencana Kegiatan dan
Anggaran)
Dinas Kesehatan Kab/ Kota
DPA(Dokumen Pelaksanaan
Anggaran)
Puskesmas
DPPKADKas Daerah
Dinas Kesehatan Kab/ Kota
Puskesmas
Proses Perencanaan dan Penganggaran
Puskesmas Non BLUD
Proses Pencairan dan Pertanggungjawaban
BPJS Kesehatan
Dana Kapitasi ke Rekening Puskessma
Biaya Operasional
Jasa Pelayanan
PertanggungjawabanPuskesmas
BPJS Kesehatan
(sumber: data primer)
20
Puskesmas
PTP(Perencanaan Tingkat
Puskesmas)
Rencana Bisnis
Anggaran(RBA)
Dinas Kesehatan;Pemerintah
Daerah
DPRD
RBA RBA yang sudah disahkan
Puskesmas
DPPKADKas Daerah
Dinas Kesehatan Kab/ Kota
Puskesmas
Proses Perencanaan dan Penganggaran
Puskesmas BLUD
Proses Pencairan dan Pertanggungjawaban
BPJS Kesehatan
Dana Kapitasi ke Rekening Puskesmas
Biaya Operasional
Jasa Pelayanan
PertanggungjawabanPuskesmas
Laporan
Laporan
BPJS Kesehatan
(sumber: data primer)
21
Dokter Praktek Pribadi
Pengeluaran yang lalu
Rencana Bisnis Anggaran
(RBA)
DPP
Proses Perencanaan dan Penganggaran
Dokter Praktek Perorangan (DPP)
Proses Pencairan dan Pertanggungjawaban
BPJS Kesehatan
Dana Kapitasi ke Rekening Dokter
Biaya Operasional
Jasa Pelayanan
Dokumen/Catatan
Daftar Harga:- Mekanisme Pasar
- Perkiraan
(sumber: data primer)
• Untuk persentase jaspel danoperasional kita, artinya ini,ee.. itu diatur oleh pimpinansendiri, kalau misalnyakaryawan atau petugas kitabanyak, tentu dapat masing-masing, pimpinan DPP yangmenentukan, mungkin akandisesuaikan dengan tugas dantanggung jawab (DPP)
Quote:
22
Manajemen Klinik
Pengeluaran yang lalu
Rencana Bisnis Anggaran
(RBA)
Manajemen Klinik
Proses Perencanaan dan Penganggaran
Klinik Pratama
Proses Pencairan dan Pertanggungjawaban
BPJS Kesehatan
Dana Kapitasi ke Rekening
Klinik/Pemilik
Biaya Operasional
Jasa Pelayanan
Dokumen/Catatan
Daftar Harga:- Mekanisme Pasar
- Perkiraan
Manajemen Klinik
Pemilik Klinik
Manajemen Klinik
Pemilik Klinik
BPJS Kesehatan
(sumber: data primer)
23
1%
23%
76%
Menurun
Tidak Berubah
Meningkat
Penilaian FKTP Terhadap Kinerja Pelayanan
PEMANFAATAN DANA
- PENERIMA MANFAAT, UTILISASI, RASIO RUJUKAN- KEBIJAKAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI- JASA PELAYANAN DAN BIAYA OPERASIONAL
24
25
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PuskesmasBLUD PuskesmasNonBLUD DokterPraktekPerorangan KlinikPratama
Rasio utilisasi di Klinik (16,9%) > DPP (13,3%) > PKM (7,3%)
Trend Rasio Utilisasi di FKTP,Jan 2014 – Juli 2015
260% 20% 40% 60% 80% 100%
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
AB
CD
EF
GH
IJ
KL
M
NO
PQ
RS
PBI
NonPBI
Proporsi Pemanfaatan Layanan di FKTP
Akses peserta PBI perlu menjadi perhatian
27
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PuskesmasBLUD PuskesmasNonBLUD DokterPraktekPerorangan KlinikPratama
Rasio rujukan cenderung menurun (tertinggi di Klinik Pratama)
Trend Rasio Rujukan di FKTP,Jan 2014 – Juli 2015
28
Proporsi Rujukan Layanan di FKTP
0% 20% 40% 60% 80% 100%
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
AB
CD
EF
G
H
IJ
KL
M
N
O
PQ
RS
PBI
NonPBI• “…..pasien JKN yang datangmeskipun sudah banyakdikasih promotif preventiftetap nggak ada ngaruhnya,besok-besok juga sakit lagi,dengan sakit yang ringan”(DPP)
29
Dengan mengacu Perbup,ada beberapa kab/ kotayang menetapkan alokasijasa pelayanan < 60% daridana kapitasi
Bagaimana dengan DPPdan Klinik Pratama?
Sebagian besar kab/ kotamenerapkan alokasi jasapelayanan mencapai 60%dari dana kapitasi
Kab/ Kota AKab/ Kota BKab/ Kota CKab/ Kota DKab/ Kota EKab/ Kota FKab/ Kota GKab/ Kota HKab/ Kota IKab/ Kota JKab/ Kota KKab/ Kota L
Kab/ Kota MKab/ Kota NKab/ Kota OKab/ Kota PKab/ Kota QKab/ Kota RKab/ Kota SKab/ Kota T
Proposi Jasa Pelayanan dan Biaya Operasional
30
Proporsi jasa pelayanan :operasional yang rata-ratadigunakan oleh klinik pratama didaerah studi adalah 45% : 55%,sedangkan oleh dokter praktekperorangan sekitar 25% : 75%
Jasa pelayanan yang dialokasikanoleh klinik pratama cenderunglebih tinggi daripada dokterpraktek perorangan
Proporsi jasa pelayanan dan biaya operasional di Klinik Pratama (n=96)(sumber: data primer)
Proporsi jasa pelayanan dan biaya operasional di Dokter Praktek Perorangan (n=96)
(sumber: data primer)
31
Dengan mengacu pada peruntukkan dukungan biaya operasional yang diatur diPermenkes 19/ 2014, hasil kajian menunjukkan dana kapitasi di Puskesmas palingbanyak digunakan untuk membiayai obat dan BHMP
Pemanfaatan dana kapitasi untuk dukungan biaya operasional di Puskesmas (n=192)(sumber : DPA/ DPPA tahun 2015)
32
Responden menyatakan bahwa ada danakapitasi yang juga dimanfaatkan untukprogram tambahan dan dana investasi(perbaikan sarana prasarana), terutamaoleh DPP dan Klinik Pratama.
Responden di daerah studi menyatakanPKM BLUD cenderung lebih fleksibeldalam menggunakan kapitasi daripadaPKM Non BLUD
Penilaian FKTP (n=384) terhadap pemanfaatan dana kapitasi untuk program tambahan (sumber: data primer)
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
PKM BLUD
PKM Non BLUD
Klinik Pratama
DPP
Pemanfaatan Dana Kapitasi Untuk Program Tambahan
Tidak Iya
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
PKM BLUD
PKM Non BLUD
Klinik Pratama
DPP
Pemanfaatan Dana Kapitasi Untuk Dana Investasi
Tidak Iya
Penilaian FKTP (n=384) terhadap pemanfaatan dana kapitasi untuk peningkatan sarana dan prasarana (sumber: data primer)
33
Sebagian besar PKM BLUD dan Klinik Pratama bersedia memberikan pelayanan 24 jamkarena beberapa diantaranya sudah melaksanakan pelayanan 24 jam. Walaupundemikian, sependapat dengan PKM Non BLUD dan DPP bahwa kebijakan pelayanan 24jam perlu diikuti dengan perbaikan kuantitas dan kapasitas SDM kesehatan dan fasilitaskesehatan, minimal memiliki lebih dari 5.000 - 10.000 peserta dengan minimal POPB Rp10.000, dan didukung oleh SK Bupati
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
PKM BLUD
PKM Non BLUD
Klinik Pratama
DPP
Penilaian Responden Terhadap Pelayanan 24 Jam
Bersedia Tidak Bersedia
Penilaian FKTP Terhadap Layanan 24 Jam
• “Kasihan..DPP-nya (jika 24 jam). Minimal harus ada dokter penggantidan tinggi lho biaya operasionalnya, kasihan dokternya sengsara,hahaa.. Dokternya bukannya sehat, malah stress, sakit-sakitan,menderita hahaa” (DPP)
• “Puskesmas itu nggak usah 24 jam. Nggak sanggup. Kalau Kapusnyabersedia, yah kapusnya saja” (Puskesmas Non BLUD)
• “Saya tidak mau, pagi kan saya kerja, saya disini sendiri, suami diJakarta, jadi saya takut malam-malam ntar ada yg ketok-ketok” (DPP)
34
Penilaian FKTP Terhadap Layanan 24 Jam
Bottleneck
35
Kendala di Puskesmas
• Besaran kapitasi dinilai masih kurang untuk pelayanan 24 jam
• Upaya promprev belum diikuti pembiayaan yang memadai
• Regulasi/ Juknis pada peruntukan kapitasi dinilai masih kurang jelasdan seringkali berubah-ubah
• Terganggunya mekanisme APBD akibat perubahan kebijakankapitasi yang sangat mendadak di tengah tahun berjalan
• Minimnya sosialisasi BPJS Kesehatan dan keterlibatan FKTP dalampenyusunan kebijakan JKN
• Terbatasnya SDM dalam tatalaksana p-care, terlebih Puskesmasjuga masih harus input data ke SIMPUS Puskesmas
36
Kendala di DPP
• Pada umumnya dana kapitasi per bulan tersisa sekitar 1/5, itupunseringkali habis untuk biaya operasional
• Jumlah peserta belum memadai jika dibandingkan dengankebutuhan biaya operasional
• Jumlah kepesertaan yang sering berubah-ubah, menimbulkankeresahan dan kendala operasional tersendiri bagi DPP
• Minimnya kesadaran masyarakat dan tingginya adverse selectionmeningkatkan utilisasi yang berdampak pada kinerja DPP danberesiko menurunkan sisa jumlah kapitasi
• Adanya calo yang aktif menawarkan kepesertaan pada DPP untukmemberikan pilihan pada DPP yang bersangkutan
37
Kendala di Klinik Pratama
• Yayasan klinik seringkali memberikan dana talangan untukmembiayai tingginya operasional pelayanan peserta JKN
• Belum tersedia SDM administrasi keuangan (tidak cukup danauntuk mendanai)
• Manajemen klinik yang masih sederhana
• Minimnya pelatihan pengelolaan dana kapitasi untuk klinik
38
Kesimpulan
39
Kesimpulan
1. Alokasi Dana Kapitasi
• Sebagian besar FKTP mengalami kenaikan total penerimaan dana kapitasi seiringdengan peningkatan jumlah peserta, terutama Klinik Pratama dan DokterPraktek Perorangan
• Dengan banyaknya jumlah peserta dan maksimalnya kapitasi POPB, PuskesmasBLUD mendapatkan total penerimaan kapitasi lebih tinggi dibandingkan denganPuskesmas Non BLUD, Klinik Pratama dan Dokter Praktek Perorangan
• Walaupun telah mengetahui dasar penentuan besaran dana kapitasi, sebagianbesar FKTP masih menilai bahwa dana kapitasi masih tidak cukup membiayaipelayanan kesehatan bagi peserta JKN
• Rerata biaya aktual dari penerimaan dana kapitasi yang lebih rendah dari biayapasien per kunjungan dialami oleh Klinik Pratama dan DPP
40
2. Pengelolaan Dana Kapitasi
• Sebagian besar Puskesmas menggunakan SK Bupati/ Perda sebagai landasanutama pengelolaan dana kapitasi, berbeda halnya dengan Klinik Pratama danDokter Praktek Perorangan yang lebih leluasa dalam mengelola dana kapitasi
• Mekanisme perencanaan, penganggaran, pencairan, dan pertanggungjawabandana kapitasi di Puskesmas lebih kompleks jika dibandingkan dengan KlinikPratama dan Dokter Praktek Perorangan
• Dana kapitasi paling lambat masuk ke rekening FKTP tanggal 15 tiap bulannya,sementara Puskesmas dapat menggunakan dana kapitasi setelah mendapatkanbalasan dari surat pencairan dana
• Sebagai pembayar, BPJS Kesehatan belum banyak terlibat dalam perencanaan,penganggaran, dan pertanggungjawaban dana kapitasi
41
Kesimpulan
3. Pemanfaatan Dana Kapitasi
• Sebagian besar Puskesmas menggunakan SK Bupati/ Perda sebagai landasanutama pemanfaatan dana kapitasi, berbeda halnya dengan Klinik Pratama danDokter Praktek Perorangan yang lebih leluasa dalam memanfaatkan danakapitasi
• Pemanfaatan dana kapitasi untuk proporsi jasa pelayanan di FKTP dari yangpaling tinggi yaitu : Puskesmas, Klinik Pratama, dan Dokter Praktek Perorangan
• Dana kapitasi disinyalir bukan sedekar lebih banyak digunakan oleh peserta NonPBI melainkan juga pasien umum, terlebih sebagian besar dukungan biayaoperasional kapitasi digunakan untuk belanja modal dan peruntukan selain obat
• Beberapa FKTP memanfaatkan dana kapitasi untuk menyelenggarakan progamtambahan dan peningkatan sarana prasarana
42
Kesimpulan
Rekomendasi
43
Rekomendasi
1. Seiring dengan peningkatan jumlah kepesertaan dan tingginya utilisasi, diibutuhkanpeningkatan kapitasi POPB dan pemerataan jumlah peserta per jenis FKTP denganmempertimbangkan beban kerja, kualitas pelayanan, dan kesiapan supply side.
2. Berkaitan dengan kompleksnya mekanisme keuangan di daerah, dibutuhkan adanyapedoman yang mengatur mekanisme perencanaan, penganggaran, pencairan, danpertanggungjawaban yang memudahkan FKTP dalam mengelola dan memanfaatkandana kapitasi yang melibatkan pemerintah daerah untuk menjadi suatu Perda.
3. Mengingat dana kapitasi diperuntukkan bagi peserta JKN, dibutuhkan adanya pedomanyang lebih jelas dalam mengatur pemanfaatan dana kapitasi, terutama terkait dukunganbiaya operasional yang mempertimbangkan nomenklatur anggaran di daerah
4. Dalam mengoptimalkan sistem monitoring dan evaluasi dana kapitasi, bukan hanyaperlu didukung dengan sinergitas aplikasi p-care dengan sistem informasi yang telahtersedia di FKTP, melainkan juga adanya laporan akuntabillitas dana kapitasi baik untukbendahara daerah (DPPKAD) dan BPJS Kesehatan
5. Tata cara implementasi regulasi baru - program JKN sebaiknya mempertimbangkan alurdan tatakala perencanaan dan penganggaran di daerah
44
Referensi1. _________, 2004. Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pemerintah RI, Jakarta.
2. __________,2004. Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,Pemerintah RI, Jakarta.
3. _________, 2011. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Pemerintah RI, Jakarta.
4. _________,Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan DalamPenyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan, Pemerintah RI, Jakarta.
5. _________,Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pengalokasian dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan KesehatanTingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah dan Dukungan Biaya Operasional FKTP Milik Pemerintah Daerah, Pemerintah RI, Jakarta.
6. _________, 2005. Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum, Pemerintah RI, Jakarta.
7. __________,2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BadanLayanan Umum Daerah, Pemerintah RI, Jakarta.
8. __________,2014. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ. Tanggal 5 Mei 2014 Tentang Petunjuk TeknisPenganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FasilitasKesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pemerintah RI, Jakarta.
9. __________,2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan ProgramJaminan Kesehatan Nasional, Pemerintah RI, Jakarta.
10. __________,2014. Permenkes 19/2014 tentang penggunaan Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan danDukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, Pemerintah RI, Jakarta.
11. Berwick, D.M., 1996. Payment by Capitation and the Quality of Care. N eng J Med, 335(16), pp.1227-1231. Available at:http://dx.doi.org/10.1056/nejm199610173351611
12. Glazier. R.H, Geltink, J.K, Kopp. A, Sibley. L.M. 2009, Capitation and enhanced fee-for-service models for primary care reform: apopulation-based evaluation, CMAJ and is available at www.cmaj.ca/cgi/content/full/180/11/E72/DC2
13. Hagland, Mark. 2015. How Does Your Doctor Get Paid? The Controversy Over Capitation,http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/doctor/care/capitation.html, 07122015.17.00
45
top related