membangun karakter pembelajar pada anak
Post on 20-Oct-2015
14 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MEMBANGUN KARAKTER PEMBELAJAR PADA ANAK
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan yang dianugrahi akal dan pikiran.
Akal dan pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam melakukan suatu tindakan
serta mampu membedakan hal-hal yang baik dan buruk. Dari keunggulan yang dimiliki oleh
manusiai itulah sehingga manusia mampu untuk menciptakan kebudayaan dan hidup
sepanjang sejarah dalam berbagai-bagai kebudayaan yang selalu mengalami perubahan.
Istilah “Manusia Pembelajar” terbentuk dari dua kata, yaitu manusia dan pembelajar. Kedua
kata tersebut jika berdiri sendiri-sendiri memiliki arti yang berbeda atau jika digabungkan
memiliki arti dan makna yang lain. Secara umum pengertian belajar adalah suatu proses
yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar
terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan
dengan tingkah laku, dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,
dan yang lainnya.
Jadi, manusia pembelajar adalah mereka yang mampu memahami akan arti dan
hakikat hidupnya. Hal ini dikarenakan pemahaman atas dirinya tersebut merupakan dasar dari
segalanya, sebelum ia mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya bahkan pribadinya
sendiri, maka pemahaman akan hakikat hidup manusia menjadi sebuah kebutuhan sejati,
karena mereka menjadi lebih tahu serta memiliki objektifitas dalam mengembangkan potensi
yang mereka miliki untuk menjadi pribadi yang ideal. Sehingga dampaknya mereka mampu
berfikir, memahami dan melaksanakan apa yang diinginkannya dengan fokus yang nantinya
akan memberikan manfaat secara positif bagi dirinya sendiri dan orang-orang
disekelilingnya.
Secara psikologis tipe manusia pembelajar ini umumnya mereka memiliki karakter
atau sifat dan sikap yang tidak cepat berputus asa atau pantang menyerah. Hal itu terjadi
karena keinginan untuk belajar yang tumbuh dalam hati tipe manusia ini sangat kuat dan
tidak mudah digoyahkaan. Selain itu, mereka (manusia pembelajar) selalu berusaha untuk
mencapai tujuannya walaupun ada rintangan yang menghalanginya. Contohnya saja seperti
mau belajar tanpa memandang tempat, waktu, bahkan siapa yang mengajar/sekecil apapun
hal yang bisa dipelajarinya. Yang ia tahu hanyalah ia harus terus belajar agar menjadi
manusia yang ideal. Jadi, tidak mengherankan jika tipe manusia pembelajar ini memiliki
pandangan akan kehidupan dan tujuan hidup yang ingin dicapainya. Oleh karena itu
keberadaan manusia sebagai pencipta kebudayaan seperti mengembangkan diri menjadi
manusia pembelajar tak terlepas dari kemampuan atau daya yang dimiliki seperti akal,
intelegensia dan intuisi, perasaan dan emosi, kemauan, fantasi, dan perilaku.
Demikian juga yang terjadi pada sosok manusia pembelajar, bukan tidak beralasan
mengapa ia (manusia pembelajar) melakukan kegiatan belajar. Alasan itulah yang
menuntunnya agar sampai pada tujuannya. Tujuan yang ingin dicapai oleh manusia
pembelajar cukup bervariasi, setiap tujuan yang ingin dicapai oleh manusia pembelajar
terselip unsur kepentingan atau bisa kita sebut manfaat yang akan diperoleh jika tujuan
tersebut tercapai dengan baik. Pada umumnya tujuan yang ingin dicapai oleh manusia
pembelajar ialah memperoleh manfaat. Manfaat yang diperoleh adalah pengembangan &
perbaikan diri, menambah ilmu, wawasan, dan informasi, tuntutan profesi (pekerjaan),
kepuasan batin (kebutuhan), rasa ingin tahu dan mencoba-coba, meningkatkan
Practice/image, mengikuti perkembangan peradaban.
Kebiasaan dan cara belajar manusia berbeda-beda. Semuanya berpulang pada cara
pandang/pola pikir bahkan kecerdasan intelektuan/potensi/bakat yang dimilikinya. Teori
kecerdasan pada manusia telah menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan kebiasaan
dan cara belajar itu. Tak heran kebiasaan belajar yang dilakukan berkaitan dengan cara
belajar yang dipilih oleh individu tersebut. Kebiasaan dan cara belajar yang dipilih haruslah
membuat manusia pembelajar merasa nyaman. Perasaan nyaman akan memberikan suasana
belajar menjadi menyenangkan sehingga akan membuahkan hasil yang positif.
Howard Gardner mengidentifikasi ada 8 delapan macam kecerdasan manusia dalam
memahami dunia nyata, kemudian di tambahkan lagi dengan pakar lain sehingga menjadi 10
kecerdasan yaitu verbal, logika, visual, gerak tubuh, musikal, interpersonal, intrapersonal,
naturalis, spiritual, dan eksistensial. Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk
mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal dipengaruhi oleh niat. Jika niat yang ada
dalam diri seseorang tidak kuat, maka hal itu secara sadar ataupun tidak sadar akan
mempengaruhi usaha yang dilakukannya (manusia) dalam proses pencapaian tujuan yang di
inginkannya. Niat kerap kali diartikan sebagai kemauan/keinginan hati. Tak heran jika niat itu
pada umumnya cukup berpengaruh pada kondisi batin terkecil (hati nurani) seseorang.
Walaupun keberadaan niat itu dipengaruhi oleh hati nurani manusia tetapi kondisi sekitar
(lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga, dll ) juga cukup mempengaruhi kuatnya niat yang
ada dalam diri seseorang. Artinya, niat bisa saja dalam sekejap menjadi sangat kuat,
kemudian usaha yang dilakukan dalam proses pencapaian tujuan menjadi maksimal, ataupun
sebaliknya. Hal itu tentu saja berimbang dengan kondisi manusia sebagai pelaku usaha dalam
pencapaian tujuan yang diinginkannya. Kondisi yang dimaksud seperti kesehatan fisik atau
keadaan batin manusia yang berbeda setiap waktu. Ada dua faktor pendorong kuatnya niat
yaitu faktor internal yang mendorong kuatnya niat seseorang khususya dalam belajar
merupakan faktor pendorong yang bersumber dari dalam (intern) diri manusia itu sendiri. Hal
tersebut dikarenakan manusia dibekali akal dan pikiran oleh tuhan untuk berpikir dan
melakukan hal-hal lainnya yang baik dan berguna baginya ataupun lingkungannya. Jauh di
dalam lubuk hati setiap manusia ada hal yang tidak bisa berbohong atau dibohongi namun
hanya manusia itu sendirilah yang mengetahuinya, yakni, hati nurani/hati kecil. Seburuk-
buruknya manusia, pasti ada sisi baik lain yang dimilikinya walaupun hanya sebuah
niat/keinginan dalam dirinya yang tak terungkap atau tak ada Satu orangpun yang tahu. Jika
niat yang terdapat pada diri manusia dalam belajar sangat kuat, maka hal lainnya (eksternal)
akan berfungsi sebagai faktor pendukung keberhasilan manusia itu dalam belajar. Oleh sebab
itu keberadaan niat dalam diri seseorang akan semakin kuat jika didukung oleh
lingkungannya. Dukungan yang kuat akan menambah kamauan bahkan semangat juang yang
tinggi dalam melakukan sesuatu seperti proses pembelajaran yang dijalaninya.
Selain faktor internal, faktor eksternal juga cukup mendorong kuatnya niat seseorang
khususya dalam belajar sudah sedikit disinggung pada pembahasan di atas. Faktor pendorong
eksternal ini merupakan dorongan yang bersumber dari luar diri manusia. Contohnya seperti
lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga, dll. Lingkungan tersebut (eksternal) juga cukup
mempengaruhi kuatnya niat yang ada dalam diri seseorang. Artinya, niat bisa saja dalam
sekejap menjadi sangat kuat, kemudian usaha yang dilakukan dalam proses pencapaian tujuan
menjadi maksimal. Terkadang ada sebagian orang yang membutuhkan rangsangan dari luar
dahulu (dukungan ekternal) untuk memicu kuatnya niat internal atau sebaliknya. Pada
hakikatnya semua itu berpulang kembali pada individu tersebut, karena cara pandang, pola
pikir, jenis kepentingan, masalah, bahkan kehidupan setiap orang berbeda-beda.
Begitupulalah yang terjadi pada tipe manusia pembelajar. Ada sejuta alasan dibalik
kehidupan yang dinginkannya. Jadi, sangatlah penting bagi kita semua (tidak memandang
gender, umur dan keadaan apapun) untuk menjadi manusia pembelajar. Yang harus kita
sadari dan kita lihat dengan positif adalah jangan pernah menjadi manusia yang puas dengan
apa yang Anda miliki. Teruslah berusaha menggali, mengasah, hingga mengembangan
pribadi Anda (wawasan, pengalaman, mental, ilmu, sikap, dsb.) untuk menuju pribadi yang
lebih ideal. Walaupun pengorbanan akan menjadi taruhannya tetapi manusia pembelajar
meyakini bahwa akan ada konsekuensi baik yang pasti akan diterima kelak.
top related