masalah - masalah kesehatan pada ibu hamil

Post on 16-Oct-2021

10 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Masalah - Masalah Kesehatan pada

Ibu Hamil

dr. Suryani Puspa Dewi, Sp.OG

Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

Perubahan Sistem

Endokrin (Hormon)

Perubahan Sistem

Kardiovaskuler

Perubahan Sistem

Skeletal

Perubahan Sistem

Gastroistestinal

Perubahan Sistem

Urinaria

Perubahan Sistem

Pernapasan

Perubahan Metabolisme

Anemia dalam Kehamilan

• Anemia merupakan keadaan tidak mencukupinya seldarah merah untuk mengantarkan kebutuhan oksigenjaringan tubuh.

– Menurut Center for disease control and prevention, Anemia dalam kehamilandidefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb < 11 g/dL pada trimester pertama dan ketiga, serta Hb < 10,5 g/dL pada trimester kedua.

» Di Indonesia, prevalensi anemia dalam kehamilan > 40%, yakni 48,9%.

» Anemia Defisiensi Besi sebagai penyebab tersering.

Pengaruh Anemia dalam Kehamilan

Mengapa Anemia Berbahaya??

MaternalMeningkatkan risiko preeklampsia, perdarahan antepartum

dan pasca salin, transfusi darah, serta infeksi pasca salin.

JaninMenimbulkan risiko pertumbuhan janin terhambat, IUFD,

kelahiran preterm, gangguan pertumbuhan dan

perkembangan otak janin, dab BBLR

Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh dan berisiko

rentan terhadap infeksi COVID-19

Tanda dan Gejala Anemia

Lesuh

Lemah

Letih

Lunglai

Wajah, terutama Kelopak

mata bagian dalam, bibir

dan lidah tampak pucatLelah

Mata berkunang-

kunang

Pusing

Mengapa ibu hamil rentan Anemia?

Pola makan yang

kurang beragam dan

bergizi seimbang

Kurangnya asupan

makanan yang kaya

sumber zat Besi

Infeksi yang menyebabkan

kehilangan zat Besi, seperti

infeksi Cacing tambang, Malaria

Kehamilan yang

berulang dalam

waktu singkat

Ibu Hamil mengalami

Kurang Energi Kronik

(KEK)

Hiperemesis Gravidarum

• Mual dan muntah berlebih pada ibu hamil yang mengganggu

aktivitas sehari-hari atau menimbulkan komplikasi.

• Disebabkan oleh perubahan kadar hormon selama kehamilan.

• Dipengaruhi juga oleh faktor psikologik.

• Emesis gravidarum : 50-90%

• Hiperemesis gravidarum : 0.5–2.0%

• kehamilan minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu

ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada minggu ke-12 sampai ke-

14

• 1-10% kehamilan berlanjut >20 minggu

• 25% pasien dirawat inap lebih dari sekali

Faktor Risiko

• Hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya

• Berat badan berlebih

• Kehamilan multipel

• Penyakit trofoblastik

• Nuliparitas

• Merokok

Derajat Hiperemesis Gravidarum

• Derajat I

– muntah yang terus-menerus disertai dengan penurunan nafsu

makan dan minum, penurunan berat badan dan nyeri

epigastrium, Frekuensi nadi meningkat sampai 100 kali per

menit dan tekanan darah sistolik menurun. Pada pemeriksaan

fisik ditemukan mata cekung, lidah kering, penurunan turgor

kulit dan penurunan jumlah urin

• Derajat II

– berat badan cepat menurun, dan ada rasa haus yang hebat.

Frekuensi nadi berada pada rentang 100-140 kali/menit dan

tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg. Pasien terlihat apatis,

pucat, lidah kotor, kadang ikterus, dan ditemukan aseton serta

bilirubin dalam urin.

• Derajat III

– merupakan kelanjutan dari hiperemesis gravidarum tingkat II yang

ditandai dengan muntah yang berkurang atau bahkan berhenti,

tetapi kesadaran pasien menurun (delirium sampai koma). Pasien

dapat mengalami ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung

dan dalam urin ditemukan bilirubin dan protein.

Komplikasi

• Dehidrasi

• gangguan keseimbangan elektrolit

• Penurunan berat badan

• Ketosis

• Tumbuh kembang janin terhambat

Penanganan

• Tata laksana komprehensif dimulai dari istirahat, modifikasi diet

dan menjaga asupan cairan

• Mengatasi faktor psikis.

• Jika terjadi komplikasi hiperemesis gravidarum, penatalaksanaan

utama adalah pemberian rehidrasi dan perbaikan elektrolit.

• Terapi farmakologi dapat diberikan jika dibutuhkan.

Hipertensi dalam Kehamilan

• Kejadian sering → 10% kehamilan

• Dampak Kesakitan:

Ibu : stroke, gagal jantung kongestif, kelainan

ginjal

Janin : preterm 12 %, janin tumbuh lambat, risiko

penyakit metabolik pada saat dewasa

• Kematian ibu : 24%

Hipertensi dalam Kehamilan

‘’Hipertensi adalah Peningkatan Tekanan Darah ≥ 140

mmHg sistolik atau 90 mmHg

diastolik pada 2x pemeriksaan.’’

Klasifikasi

• Preeklampsia-Eklampsia

• Hipertensi Gestasional

• Hipertensi Kronik

• Hipertensi Kronik dengan Superimposed

Preeklampsia

Gestasional

Hipertensi

Preeklampsia

Hipertensi

Hipertensi

Tanpa

Dengan

Proteinuria

Gambaran Berat

Usia kehamilan > 20 minggu

Usia kehamilan > 20 minggu

• Trombositopenia

• Kerusakan Fungsi

Liver

• Gangguan Fungsi

Ginjal

• Edema Paru

• Gangguan SSP

Atau

Eklampsia

Hipertensi

Kronik

Hipertensi

Kronik dengan

superimposed

Preeclampsia

Hipertensi

Hipertensi Kronik yang dihubungkan dengan

Sebelum Kehamilan atau usia

kehamilan < 20 minggu

Preeklampsia

Faktor Risiko

• Nullipara

• Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya

• Usia >40 tahun

• Multipara dengan riwayat preeclampsia sebelumnya

• Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru

• Multipara dengan jaraj kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih

• Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan

• Hipertensi kronik

• Penyakit Ginjal

• Penyakit Autoimun, seperti Systemic Lupus Erythematous, Sindrome antifosfolipid (APS)

• Obesitas sebelum hamil

• Kehamilan multiple

• Diabetes Mellitus

✓Penilaian Janin :

- Hitung gerakan Janin

- ANC tiap 2 minggu

- USG tiap 3 minggu

✓Awasi keluhan/hari

✓Pengukuran TD 2x/minggu

Cara Mengukur Tekanan Darah

• Ruangan tenang

• Duduk

• Relax 5 menit

• Kaki tidak bersilang

• Punggung dan lengan di support

• Kosongkan kemih

• Pertengahan cuff sejajar dengan atrium kanan

• Jangan bicara

• Jangan tidur miring

Pencegahan

➢Penggunaan aspirin dosis rendah dan suplemen kalsium

(minimal 1 gr/hari) pada wanita dengan risiko tinggi.

➢Aspirin dosis rendah sebaiknya mulai digunakan sebelum

usia kehamilan 20 minggu.

Tidak direkomendasikan:

• Vitamin C

• Vitamin E

• Pembatasan garam

• Bedrest

• Pembatasan aktifitas Fisik

Diabetes dalam Kehamilan

• Prevalensi Diabetes Mellitus (DM) : 3-5% dari

kehamilan normal.

• DM pada kehamilan memiliki dampak serius pada ibu

dan janin apabila tidak diobati.

• DM dalam kehamilan merupakan salah satu penyulit

medik yang sering terjadi selama kehamilan.

Pembagian DM dalam Kehamilan

1. DM Pregestasional →

2. Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) →

DM yang sudah diketahui sebelum

hamil

DM yang baru ditemukan

saat hamil. DMG didiagnosis

di trimester 2 atau 3

kehamilan

Faktor Risiko Gestasional Diabetes Mellitus

• Usia > 30 tahun

• Obesitas

• Polycystic Ovary Syndrome

• Kehamilan sebelumnya ada intoleransi glukosa

• Kehamilan yang lalu dengan bayi besar (>4000 g)

• Riwayat kematian janin dalam Rahim yang tidak diketahui

penyebabnya

• Keluarga dengan DM tipe 2

• Dari kelompok etnis dengan prevalensi tinggi untuk DM, antara lain

: Hispanic, African, Native American, dan South East Asia

Skrining Gestasional Diabetes Mellitus

• Skrining untuk GDM pada usia kehamilan 24-28

minggu.

• Dengan TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral),

dengan memberikan beban glukosan anhidrus

setelah berpuasa selama 8-14 jam.

• Dikatakan positif apabila hasil glukosa darah

puasa ≥ 126 mg/dL atau glukosa darah 2 jam ≥

200 mg/dL.

Penyulit Gestasional Diabetes Mellitus

1. Pada Ibu :

- DM menetap sampai setelah persalinan (DM Tipe 2)

- Preeklampsia

- Polihidramnion

- Infeksi

- Obesitas

- Perdarahan postpartum

2. Pada Janin dan neonatus :

- Janin besar dan trauma persalinan

- Hipoglikemia, hi[pokalsemia, dan hiperbilirubinemia neonatal

- Jangka panjang bayi di kemudian hari mudah berkembang penyakit DM, kardiovaskular, dan obesitas.

Managemen Gestasional Diabetes Mellitus

Monitoring kadar

glukosa darahOlahraga teratur

Heathy Diet Medikasi

Perdarahan Antepartum

• Adalah perdarahan dari jalan lahir yang terjadi dari

setelah usia kehamilan 24 minggu.

• Perdarahan biasanya lebih banyak dan memerlukan

penanganan.

• Penyebab tersering :

1. Plasenta previa

2. Abruptio placenta

• Perdarahan Antepartum terjadi sekitar 3% dari semua

persalinan

• Salah satu penyebab kematian ibu dan janin.

• Setiap kasus Perdarahan Antepartum memerlukan Rawat

Inap dan penatalaksanaan segera.

Faktor Risiko Plasenta Previa

• Riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya

• Riwayat SC pada kehamilan sebelumnya

• Multiparitas

• Kehamilan multiple

• Merokok

• Riwayat kuretase

• Usia ibu > 40 tahun

Faktor Risiko Abruptio Plasenta

• Riwayat Abruptio plasenta pada kehamilan sebelumnya

• Preeklampsia

• Janin tumbuh lambat (IUGR)

• Polihidramnion

• Multiparitas

• Trauma abdomen

• Merokok

Ketuban Pecah Dini (KPD)

• Adalah pecah ketuban yang ditandai dengan keluarnya

tiba-tiba cairan dari jalan lahir.

Klasifikasi

• KPD Sangat Preterm

Pecah ketuban saat usia kehamilan ibu antara 24

minggu sampai kurang dari 34 minggu.

• KPD Preterm

Pecah ketuban saat usia kehamilan ibu antara 34

minggu sampai kurang dari 37 minggu.

• KPD Aterm

Pecah ketuban sebelum waktunya pada usia kehamilan

≥ 37 minggu

Faktor Risiko

• Mempunyai riwayat infeksi menular seksual

• Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya

• Merokok

• Riwayat persalinan premature pada kehamilan

sebelumnya

• Kondisi distensi uterus ( seperti : kehamilan multiple,

polihidramnion)

• Kejadian KPD sangat preterm maupun preterm

berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan

mortalitas ibu maternal dan perinatal.

• Ibu hamil yang mengalami pecah ketuban harus segera

ke RS untuk dipastikan dan mendapatkan penanganan.

TERIMAKASIH

top related