masa kanak-kanak awal

Post on 19-Jan-2016

110 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

MASA KANAK-KANAK AWAL. Oleh: KUNTJOJO D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang 2008. Masa Kanak-kanak Awal (2 – 5 tahun ). A. SEBUTAN UNTUK MASA KANAK-KANAK AWAL. 1.Menurut para orang tua a.Masa yang bermasalah b.Masa bermain 2.Menurut para pendidik Masa pra sekolah (preschool age) - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Oleh:KUNTJOJO

D3 Kebidanan Kediri, Poltekes Malang

200804/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri 1

204/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

1. Menurut para orang tuaa. Masa yang bermasalahb. Masa bermain

2. Menurut para pendidikMasa pra sekolah (preschool age)

3. Menurut para psikologa. Masa negatifb. Masa berkelompokc. Masa menjelajahd. Masa bertanyae. Masa meniruf. Masa kreatif

304/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

4

EARLY CHILDHOOD PRESCHOOL AGE

04/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

1. Pada masa kanak-kanak awal, ada fenomena yg banyak terjadi pada anak-anak, yaitu TEMPER TANTRUM.

2. Temper tantrum adalah luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkendali.

3. Menurut Martina Rini S.T., temper tantrum sering terjadi pada anak yang aktif dengan enerji yang banyak dan juga pada pada yang dianggap “sulit”.

504/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

4.Karakteristik anak yang dianggap “sulit” adalah:

a. Memiliki kebiasaan makan, tidur, dan buang air besar tidak teratur.

b. Sulit menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru.

c. Suasana hatinya sering negatif.mudah terprovokasi.

d. Sulit dialihkan perhatiannya.

604/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

a. terhalanginya keinginan;

b. lelah, lapar, atau sakit, stres.

c. pola asuh orang tua:

1) terlalu menmanjakan anak;

2) terlalu melindungi anak;

3) tidak konsisten

704/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

a. Temper tantrum merupakan bagian dari proses perkembangan. Dengan demikian temper tantrum merupakan hal yang biasa terjadi pada anak-anak.

b. Sebagai bagian dari proses perkembangan maka pada saatnya nanti gejala ini akan hilang dari diri anak.

c. Namun demikian akan lebih baik jika gejala tersebut tidak terjadi karena berkenaan dengan perkembangan emosi dan juga menimbulkan masalah bagi keluarga.

804/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

a. Mencegah terjadinya tantrum (preventif)1) Menganalisis adakah anak memiliki ciri-ciri yang

memudahkan terjadinya temper tantrum

2) Dilakukan dengan menghindari atau mencegah faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab temper tantrum

b.Menangani anak yang temper tantrum (kuratif)1) Mengendalikan diri agar emosi tidak terpancing oleh ulah

anak yang tantrum;

2) Memastikan bahwa perilaku anak tidak berlebihan dan mengganggu lingkungan.

3) Jika perilaku anak masih terkendali, peluk dia dengan penuh kasih sayang tetapi jika perilaku anak suadh berlebihan, orang tua hendaknya berusaha ada di dekat anak.

904/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

c. Menangani anak pasca temper tantrum

1) Meskipun perilaku yang timbul begitu merepotkan, orang tua jangan menghukum, menyindir, atau menasihasti anak karena tak akan digubris anak.

2) Berikan anak perhatian dan rasa aman.

3) Evaluasi mengapa tantrum tersebut sampai terjadi

1004/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

1. Anak sudah dapat memahami norma-norma yang berlku;

2. Anak mulai belajar mentaati norma-norma yang berlaku;

3. Anak mulai menyadari hak dan kepentingan pihak lain;

4. Anak dapat bermain bersama dengan teman-temannya berdasarkan aturan tertentu.

1104/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

1. Teori tentang bermaina. Teori rekreasi : anak bermain untuk mendapatkan

kegembiraan.b. Teori pelepasan tenaga : anak bermain sebagai

upaya melepaskan tenaga yang lebih, yang jika tidak dilepaskan menyebabkan beban psikologis.

c. Teori atavistis / teori rekapitulasi : anak bermain sebagai wujud pengulangan apa yang pernak dilakukan oleh nenek moyangnya.

d. Teori biologis : kegiatan bermain merupakan persiapan anak menghadapi kehidupan sebenarnya di waktu mendatang.

1204/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

2. Fungsi permainan a. PENDIDIKAN SOSIAL : dengan bermain anak belajar hi-

dup bersama dengan orang lain berdasarkan norma-norma yang berlaku.

b. PENGENALAN KEMAMPUAN SENDIRI : dengan bermain anak dapat mengenal kemampuan dirinya jika dibanding-kan dengn anak lain.

c. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN : dengan bermain anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemam-puannya.

d. EKSPERIMEN DAN EKSPLORASI : dengan bermain anak dapat menyalurkan keinginannya untuk melakukan ekspe-rimen dan juga penjelajahan terhadap lingkungannya.

e. PENGALAMAN AFEKTIF : dengan bermain anak memper-oleh berbagai pengalaman, baik yang positif maupun yang negatif yang berguna bagi perkembangan kepribadiannya.

1304/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

3.Jenis-jenis permainana. PERMAINAN FANTASI : permainan yg berguna

untuk mengembangkan daya fantasi.b. PERMAINAN FUNGSI : permainan yg bermanfaat

untuk melatih berbagai fungsi, baik fisik maupun psikis.

c. PERMAINAN PERANAN : permainan yang dila-kukan dg memerankan peran-peran tertentu.

d. PERMAINAN PRESTASI : permainan yg dilaku-kan dg berusaha menjadi pemenang.

e. PERMAINAN KONSTRUKSI : permainan yg di dalamnya ada akativitas membentuk sesuatu.

f. PERMAINAN DISTRUKSI : permainan yg dila-kukan dg membongkar atau merusak alat permainan.

1404/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

15

4. Tahap-tahap aktivitas bermain anak

a. Anak bermain sendiri dg tangan, kaki, dst.

b. Anak bermain sendiri dg alat-alat permainan.

c. Anak bermain dg teman-temannya tanpa disertai peraturan.

d. Anak bermain dg teman-temnnya berdasarkan peraturan yg berlaku.

04/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

1. Sulit makan2. Sulit bicara3. Sulit mandi4. Sulit bangun pagi5. Sulit tidur malam6. Sulit sikat gigi7. Sulit diajak ke dokter8. Sulit diberi tahu9. Sulit bersosialisasi10. Sulit dilepas saat sekolah11. Sulit tidur siang

1604/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

1. Mampu membersihkan badan sendiri pada saat buang kotoran;

2. Mempunyai pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial;

3. Mempunyai pengertian tentang yang benar dan salah;

4. Mampu mengenal perbedaan jenis kelamin.

1704/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri

04/21/23 Designed by Kuntjojo, UNP Kediri 18

top related