mari menghitung pajak penghasilan kita
Post on 22-Dec-2015
2 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Mari Menghitung Pajak Penghasilan KitaTahun 2009 sudah kita lewati kemarin. Dus sebentar lagi , bagi yang sudah terdaftar sebagai wajib pajak akan melaksanakan kewajiban pelaporan SPT tahun pajak 2009. Untuk orang pribadi ada 3 spt 1770 yang bisa dipilih sesuai dengan situasi masing-masing. Yang berpenghasilan dibawah Rp. 60 juta/tahun , hanya mengisi SPT 1770 SS yang amat sederhana, hanya selembar kertas dengan kolom identitas, kolom jumlah harta dan hutang, dan kolom tandatangan, dan dilampirkan dengan bukti potong 1721 A1 atau A2 (utk pns dan abri) dari kantor. Yang hanya bekerja sebagai pegawai saja, tidak punya bisnis lain, mengisi SPT 1770 S, juga dilampirkan dengan bukti potong 1721 A1/A2 Sedangkan yang memiliki usaha sendiri, wajib mengisi SPT 1770. Semua formulir silahkan didownload di
http://www.pajak.go.id/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=643&Itemid=150
Bagaimana cara menghitung pajak yang terhutang?
Intinya pajak terhutang atas tambahan kekayaan. Dalam hal ini, penambah kekayaan kita adalah penghasilan, seperti gaji, hasil usaha, baik usaha utama atau usaha sampingan, laba atas penjualan barang, komisi, pemberian jasa seperti jasa perbaikan, jasa perantara, dll. (Tetapi ada beberapa jenis penghasilan yang tidak terhutang pajak seperti pembayaran dari asuransi kesehatan/jiwa/beasiswa, penerimaan dalam bentuk natura seperti makan minum, tamasya,dll . Selain itu ada juga penghasilan yang tidak dihitung agi lpajaknya karena merupakan penghasilan yang sudah dipungut pajak final seperti bunga dan jual/beli saham yang ada di bursa ).
Kemudian tambahan kekayaan tersebut, dikurangi dengan biaya jabatan (maksimal 6 jt/thn atau 5% dari jumlah penghasilan) atau dikurangi dengan biaya pensiun (maks Rp. 2,4 jt/thn atau 5% dari jumlah pensiun), dan dikurangi juga dengan iuran pensiun (bila ada, bagi pegawai).
Penghasilan yang sudah dikurangi biaya jabatan/biaya pensiun dikurangi lagi dengan penghasilan tidak kena pajak (PTKP). Jumlah PTKP ini bervariasi, perinciannya sbb.
- TK = tidak kawin = Rp. 15.840.000
- K/0/1/2/3 = kawin ditambah dengan banyaknya tanggungan , misal 0 sd 3 anak.PTKP status kawin Rp. 1.320.000, PTKP tiap tanggungan = Rp. 1.320.000
- K/I/0/1/2/3 = kawin dan penghasilan isteri yang bekerja bukan sebagai pegawai, atau bekerja pada bukan pemotong PPh, atau bekerja lebih dari 1 kantor, dan penghasilan istri ini digabung ke penghasilan suami, maka mendapat tambahan PTKP Rp. 15.840.000
- PH/0/1/2/3 = Wajib Pajak kawin yang pisah harta , PTKP = Rp. 15.840.000 di tambah banyaknya tanggungan x Rp. 1.320.000
- HB/0/1/2/3 = Wajib Pajak kawin yang telah hidup berpisah, PTKP = Rp. 15.840.000 di tambah banyaknya tanggungan x Rp. 1.320.000
Sedangkan untuk menghitung berapa pajak penghasilan yang terhutang, maka penghasilan yang sudah dikurangi biaya jabatan/pensiun dan PTKP, dihitung dengan tarif sesuai besaran lapisan penghasilan sbb.
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif pajaksampai dengan Rp50.000.000,00 5%Di atas Rp50.000.000,00 s.d. Rp250.000.000,00 15%Di atas Rp250.000.000,00 s.d. Rp500.000.000,00 25%Di atas Rp500.000.000,00 30%
Pajak yang masih harus dibayar di akhir tahun pajak adalah pajak yang terhutang dikurangi kredit pajak, yaitu pajak yang sudah dipotong pihak lain misalnya perusahaan tempat kita bekerja (PPh pasal 21 atas gaji - Form 1721 A1) atau perusahaan yang kita berikan jasa/servis (bukti potong PPh pasal 21)
Mari kita coba dengan contoh sbb
Penghasilan Amir (gaji, bonus,dll) Tahun Pajak 2009 sebesar Rp101.640.000,00. Amir sudah menikah dan mempunyai 3 (tiga) orang anak, sedangkan isterinya tidak mempunyai penghasilan sendiri. Penghitungan pajak Amir sbb. :
Penghasilan 1 tahun Rp120.000.000
di(-) Biaya jabatan 5% Rp 6.000.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3) =15.840+1.320+ (3×1320) Rp. 21.120.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 92.880.000
Pajak Penghasilan yang terutang :5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.00015% x Rp42.880.000 Rp. 6.432.000
Jumlah PPh Rp 8.932.000
Contoh Perhitungan:
Tommy bekerja pada perusahaan PT Multi Dinamika dengan memperoleh Gaji sebulan Rp. 3.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 75.000,00. Tommy menikah tetapi belum mempunyai anak. Penghitungan PPh Pasal 21-nya adalah sebagai berikut :
Gaji sebulan Rp 3.000.000,00 Pengurangan : 1. Biaya Jabatan :
5% x Rp 3.000.000,00Rp 150.000,00
2. Iuran Pensiun Rp 75.000,00 Rp 225.000,00Penghasilan neto sebulan Rp 2.275.000,00
Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp. 2.275.000,00 Rp 33.300.000,00
PTKP setahun - untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00 - tambahan WP
kawinRp 1.320.000,00
Rp 17.160.000,00Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 16.140.000,00 PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp. 16.140.000,00
= Rp.807.000,00
PPh Pasal 21 sebulanRp 807.000,00: 12 = Rp. 67.250,00
Kelihatannya rumit juga ya? tetapi sebenarnya selama seseorang bekerja sebagai pegawai di satu kantor saja, tidak punya tambahan penghasilan lain, baik dari dirinya
sendiri atau dari anggota keluarganya, maka penghitungan ini akan dilakukan oleh payroll officer. Pegawai tinggal terima beres, dan biasanya di akhir tahun atau paling lambat bulan Januari sudah menerima formulir bukti potong PPh yang sudah dipotong oleh perusahaan setiap bulannya (Form 1721 A1). Biasanya perhitungan mereka sudah benar, sehingga PPh yang terhutang tadi apabila dikurangi dengan PPh yang sudah dipotong oleh kantor, tidak ada lagi pajak akhir tahun yang masih harus disetor.
Seseorang harus menghitung ulang pajak penghasilannya bilamana mempunyai penghasilan di luar gaji atau penghasilan dari istri yang bekerja sendiri/wiraswasta, dengan cara penghitungan di atas, dikurangi dengan penghasilan yang sudah dipungut perusahaan atau pihak lain.
Petunjuk untuk menghitung pajak ini selengkapnya juga dapat dilihat di www.pajak.go.id
Selamat menghitung dan melaporkan pajak anda!
top related