manusia purba (bella)
Post on 13-Oct-2015
81 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
1/15
lBAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPenemuan - penemuan fosil di dunia banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini
dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok di huni
manusia kala itu. Penemuan penemuan fosil sangat bergua bagi perkembangan ilmu sejarah
sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu,. Hewan yang pernah
hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak
menyumbang fosil manusia manusia purba. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan
perkembangan manusia purba dari mulai bagaimana menemukannya,cirri-ciri dari manusia purba
dan tempat ditemukanya,sampai evolusi manusia mulai dari pertama kali muncul hingga menjadi
manusia sekarang ini.
Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak
sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus
berkembang sejalan dengan fosil- fosil yang ditemukan. Makalah ini dibuat untuk mengetahui
lebih jelas dan terperinci mengenai fosil- fosil manusia purba yang ditemuakan di Indonesia.
Penemuanpenemuan terbaru juga termasuk di dalamnya. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui
perkembangan fosil terbaru yang ditemukan seperti Homo Moernman. Dijelaskan pula tempat
penemuan dan bentuk penemuannya agar isi makalah ini dapat dipercaya kebenaranya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana kehidupan manusia purba pada zaman dahulu?
1.2.2 Bagaimana kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui kehidupan manusia purba pada zaman dahulu
1.3.2 Untuk mengetahui kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang
kehidupan manusia purba pada zaman dahulu
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
2/15
1.4.2. Dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis guna menciptakan tulisan yang lebih
bermanfaat bagi masyarakat untuk bisa mengetahui kehidupan manusia homo sapiens pada
zaman dahulu
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
3/15
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia Purba
Prasejarah
Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat
dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk
mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup.
Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini
menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan,
sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau
dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban
bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya
sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah.
Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai,
sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di
tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.
Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai
zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi,
antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-
barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.
Periodisasi
Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak. Dari
hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dapat
diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman yaitu,
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
4/15
zaman batu dan zaman logam.
1. Zaman Batu
Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di
samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:
a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan
secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut
masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.
Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)
Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat
dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)
b. Zaman Batu Tengah ( Mesolitikum)
1. Ciri zaman Mesolithikum:
a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat
batu kasar.
c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
c. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte)
Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
d. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
e. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
5/15
Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat
dari tulang.
2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua--Melanosoid
c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah
atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
Pakaian dari kulit kayu
Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)
d. Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1.
Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen:
meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3.
Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat
pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6.
Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
6/15
2. Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu.
Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik
pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan
cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena
dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini
dibagi atas:
a. Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat
kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3
: 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
a. Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan,
Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
b. Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera,
Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c. Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
d. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
b. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang
diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab
melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu 3500 C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a. Mata Kapak bertungkai kayu
b. Mata Pisau
c. Mata Sabit
d. Mata Pedang
e. Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung
(Jawa Timur)
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
7/15
Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut
zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya
seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.
Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu
kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan
megalitikum justru pada zaman logam.
2.2 Jenis-Jenis Manusia Purba
Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia
adalah sebagai berikut :2.2.1 Meganthropus Paleojavanicus
Yaitu manusia purba paling primitif(tua), ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald di
daerah Sangiran pada lapisan pleistosen bawah(lapisan pucangan)pada tahun 1936 dan 1941. Hasil
temuan fosil tersebut berupa tulang bagian bawah dan atas. Fosil yang serupa juga ditemukan Marks
dilapisan Kabuh(pleistosen tengah) pada tahun 1952. Berdasarkan penelitian tulang rahang atas dan
tulang rahang bawah, makanan Meganthropus Palaeojavanicus adalah tumbuh-tumbuhan. Karena
makanannya tanpa melalui proses pemasakan, maka gigi rahangnya besar dan kuat. Meganthopus
diperkirakan hidup pada 2-1 juta tahun yang lalu. Sesuai Dengan arti namanya, manusia purba besar dan
tertua di Pulau Jawa
Ciri-ciri:
- Tulang pipih yang tebal
- Tulang otot kunyah yang tebal
- Tonjolan kening yang mencolok
- Tonjolan belakang yang tajam
- Tidak memiliki dagu
- Memiliki perawakan yang tegap
- Memakan tumbuhan
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
8/15
meganthropus paleojavanicus
2.2.2 Pithecanthropus
Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba yang paling banyak
ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil
Pithecanthropus berasal dari Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Mereka hidup dengan cara berburu
dan mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala, tetapi makanannya belum
dimasak. Terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia,
yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus soloensis.
Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia
mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.
1. Pithecanthrop us erectus(M anusia kera yang berj alan tegak)
Jenis manusia ini ditemukan oleh seorang dokter dari Belanda bernama Eugene Dubois
pada tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan Solo, tak jauh dari Ngawi
(Madiun). Pithecanthropus Erectus diambil dari katapithekos = kera, anthropus =
manusia, erectus = berjalan tegak. Jadi Pithecanthropus Erectus artinya manusia-kera yang
berjalan tegak. Jenis manusia ini menurut para ahli kemampuan berpikirnya masih rendah karena
volume otaknya 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern lebih dari 1000cc. Kemudian
kalau dibandingkan dengan kera, volume otak kera tertinggi 600 cc. Jadi, jenis manusia purba ini
belum mencapai taraf ukuran otak manusia modern. Diperkirakan jenis manusia ini hidup antara
1 juta-600.000 tahun yang lalu atau pada zaman paleolithikum (zaman batu tua).
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
9/15
Fosil sejenis Pithecantropus lainnya ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald pada tahun
1936 di dekat Mojokerto. Dari gigi tengkorak diperkirakan usia fosil ini belum melebihi usia 5
tahun. Kemungkinan tengkorak tersebut anak dari Pithecanthropus Erectus dan von Koenigswald
menyebutnya dengan nama Pithecantropus Mojokertensis. Von Koenigswald di tempat yang
sama menemukan fosil yang diberi nama Pithecantropus Robustus.
(Pithecanthropus erectus)
2. Pithecanthropus mojokertens is, disebut juga dengan Pithecanthropusrobustus. Pada 1936, von Koenigswald di daerah Mojokerto menemukan fosil tengkorak
anak-anak yang diperkirakan belum melewati usia 5 tahun. Diperkirakan fosil ini merupakan
anak Pithecantropus Erectus. Fosil ini dinamakan Pithecanthropus Mojokertensis.
3. Pithecanthropus soloensis, Sebelum menemukan Meganthropus palaeojavanicus,
pada tahun 1931 Von Koenigswald juga berhasil menemukan tengkorak dan tulang kering yang
mirip dengan Pithecanthropus erectus temuan Dubois. Fosil tersebut kemudian diberi
namaPithecanthropus soloensis berarti manusia kera dari Solo yang ditemukan di
Sambungmacan dan Sangiran.
Ciri-ciri Pithecanthropus : Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.
Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.
Volume otak berkisar antara 7501350 cc.
Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
10/15
Hidung lebar dan tidak berdagu.
Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.
Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan
2.3 Corak Kehidupan Prasejarah Indonesia dan Hasil Budayanya
1. Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki
pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :
Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
Bentuk budaya yang bersifat Material
2. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap
mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris
Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang
bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut
dinamakan Hyang.
3. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :
Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum
menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu
dan masih mengumpulkan makanan
Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan
berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok
tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
4. Sistem bercocok tanam/pertanian
Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
Sistem huma untuk menanam padi
Belum dikenal sistem pemupukan
5. PelayaranDalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan
mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)
6. Bahasa
Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk
rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
11/15
Mikronesia.Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor
geografis dan perkembangan bahasa.
FOOD GATHERING
Ciri zaman ini adalah :
Mata pencaharian berburu dan mengumpulkan makanan
Nomaden, yaitu Hidup berpindah-pindah dan belum menetap
Tempat tinggalnya : gua-gua
Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu kali yang masih kasar, tulang dan
tanduk rusa
Zaman ini hampir bersamaan dengan zaman batu tua (Palaeolithikum) dan
Zaman batu tengah (Mesolithikum)
FOOD PRODUCINGCiri zaman ini adalah :
Telah mulai menetap
Pandai membuat rumah sebagi tempat tinggal
Cara menghasilkan makanan dengan bercocok tanam atau berhuma
Mulai terbentuk kelompok-kelompok masyarakat
Alat-alat terbuat dari kayu, tanduk, tulang, bambu ,tanah liat dan batu
Alat-alatnya sudah diupam/diasah
Zaman bercocok tanam ini bersamaan dengan zaman Neolithikum (zaman batu
muda) dan Zaman Megalithikum (zaman batu besar)
2.4 Homo
Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling muda, fosil manusia
purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah
menyerupai manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia
(Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Di Indonesia sendiri ditemukan tiga jenis
manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis.
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
12/15
Tengkorak Homo floresiensis (kiri), dan manusia modern
(kanan)
1. Homo soloensis, ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934
disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak. Ciri-ciri
khusus yang dimiliki oleh manusia purba jenis ini antara lain, volume otak antara 10001300 cc;
tinggi badan antara 130210 cm; muka tidak menonjol ke depan; serta berjalan tegap secara
bipedal (dua kaki). Homo soloensis diperkirakan pernah hidup antara 900.000 sampai 300.000
tahun yang lalu.
2. Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil
yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher. Ciri-
ciri Homo wajakensis antara lain, memiliki muka lebar dan datar; hidungnya lebar dan bagian
mulutnya menonjol; tulang tengkorak sudah membulat; serta memiliki tonjolan yang agak
mencolok di dahi. Homo wajakensis diperkirakan hidup antara 40.000 sampai 25.000 tahun yang
lalu.
3. Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungandari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New England, Australia pada
tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip
manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan ukurannya yang sangat kerdil.
Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM. Ciri-
ciri Homo floresiensis antara lain, tinggi badan kurang dari 1 meter; berbadan tegap; berjalan
secara bipedal; volume otak sekitar 417cc; serta tidak memiliki dagu.
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
13/15
4. Homo Sapiens (Manusia Cerdas) Homo Sapiens merupakan manusia yang paling maju dan
paling cerdik. Homo Sapiens, artinya manusia yang cerdas. Homo Sapiens hidup pada masa
Holosen dan memiliki bentuk fisik yang yang hampir sama dengan manusia zaman sekarang.
Fosil ini ditemukan oleh Von Rietschoten pada tahun 1889, di Desa Wajak, Campur Darat,
Tuluanggung, Jawa Timur. Homo Sapiens yang terdapat di Indonesia sudah ada pada zaman
Mesolithikum dan mereka sudah mengenal tempat tinggal secara menetap serta mengumpulkan
makanan dan menangkap ikan. Kebudayaannya disebut kebudayaan Mesolithikum yang
mendapat pengaruh dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dari Indo-Cina (Vietnam).
2.6 Kebudayaan Homo Sapiens
Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu
dan zaman manusia mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu.
Zaman batu terbagi dua tahap, yaitu: Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan
Zaman Batu Baru (Neolithikum).
Zaman batu tua berlangsung antara 300 ribu tahun sebelum masehi
sampai 35 ribu tahun sebelum masehi, yaitu dalam masa 2.650 abad lamanya.
Meskipun manusia yang hidup dan berkebudayaan Batu Tua dan berkembang
dalam masa 2.650 abad itu, kebudayaannya masih rendah, akan tetapi mereka
termasuk dalam jenis Homo Sapiens (manusia berbudaya) untuk membedakandari makhluk-makhluk masa sebelumnya.
Zaman batu baru. Secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama
kebudayaan homo sapiens berangsur-angsur meningkat. Homo sapiens dapat
membelah dan mengasah batu, kemudian membentuk batu itu menjadi perkakas
disesuaikan dengan keperluannya, seperti kapak, ujung tombak, mata panah
dan lain sebagainya. Secara perlahan-lahan pula kebudayaan Batu Baru
menyebar ke daerah-daerah yang beriklim hangat di dunia.
-
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
14/15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah)
disebut manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada
zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal
tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Jenis-
jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu zaman palaeolitikum,zaman mezolitikum, zaman neolitikum, zaman megalitikum, zaman logam dibagi
menjadi 2 zaman yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Ada beberapa jenis
manusia purba yang ditemukan di wilayah
Indonesia MeganthropusPaleojavanicusyaitumanusia purba bertubuh besar
tertua di Jawa danPithecanthrophusadalah manusia kera yang berjalan tegak.
Corak kehidupan prasejarah indonesia dilihat dari segi hasil
kebudayaan manusia prasejarah menghasilkan dua bentuk budaya yaitu : bentuk
budaya yang bersifat spiritual dan bersifat material; segi kepercayaan ada
dinamisme dan animisme; pola kehidupan manusia prasejarah adalah bersifat
nomaden (hidup berpindah-pindah dan bersifat permanen (menetap); sistem
bercocok tanam/pertanian; pelayaran; bahasa; food gatheringdan menjadifood
producing.
Homo Sapiensadalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama
dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan
mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang
ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:
1. Homo Soloensis
2. Homo Wajakensis
Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu
dan zaman manusia mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu.
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=54&fname=javascript:popup%28http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=54&fname=javascript:popup%28http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=54&fname=javascript:popup%28 -
5/23/2018 Manusia Purba (Bella)
15/15
Zaman batu terbagi dua tahap, yaitu: Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan
Zaman Batu Baru (Neolithikum).
3.2 Saran
3.2.1 Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan
bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba
pada zaman dahulu.
3.2.2 Diharapkan bagi penulis lain untuk mencari referensi yang lebih relevan
sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna menciptakan karya tulis yang
lebih bermanfaat mengenai kehidupan manusia homo sapiens pada zaman
dahulu.
top related