manusia purba (bella)

Upload: lazyguguk

Post on 13-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    1/15

    lBAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangPenemuan - penemuan fosil di dunia banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini

    dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok di huni

    manusia kala itu. Penemuan penemuan fosil sangat bergua bagi perkembangan ilmu sejarah

    sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu,. Hewan yang pernah

    hidup dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak

    menyumbang fosil manusia manusia purba. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan

    perkembangan manusia purba dari mulai bagaimana menemukannya,cirri-ciri dari manusia purba

    dan tempat ditemukanya,sampai evolusi manusia mulai dari pertama kali muncul hingga menjadi

    manusia sekarang ini.

    Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai banyak

    sejarah peradapan manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah akan terus

    berkembang sejalan dengan fosil- fosil yang ditemukan. Makalah ini dibuat untuk mengetahui

    lebih jelas dan terperinci mengenai fosil- fosil manusia purba yang ditemuakan di Indonesia.

    Penemuanpenemuan terbaru juga termasuk di dalamnya. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui

    perkembangan fosil terbaru yang ditemukan seperti Homo Moernman. Dijelaskan pula tempat

    penemuan dan bentuk penemuannya agar isi makalah ini dapat dipercaya kebenaranya.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

    yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

    1.2.1 Bagaimana kehidupan manusia purba pada zaman dahulu?

    1.2.2 Bagaimana kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu?

    1.3 Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut :

    1.3.1 Untuk mengetahui kehidupan manusia purba pada zaman dahulu

    1.3.2 Untuk mengetahui kehidupan manusia homo sapiens pada zaman dahulu

    1.4 Manfaat

    Manfaat yang didapat dari makalah ini adalah sebagai berikut:

    1.4.1 Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan tentang

    kehidupan manusia purba pada zaman dahulu

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    2/15

    1.4.2. Dapat menjadi informasi berharga bagi para penulis guna menciptakan tulisan yang lebih

    bermanfaat bagi masyarakat untuk bisa mengetahui kehidupan manusia homo sapiens pada

    zaman dahulu

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    3/15

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Manusia Purba

    Prasejarah

    Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk

    kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat

    dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk

    mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup.

    Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini

    menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan,

    sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau

    dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban

    bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya

    sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah.

    Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai,

    sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di

    tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.

    Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai

    zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi,

    antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-

    barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.

    Periodisasi

    Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak. Dari

    hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dapat

    diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman yaitu,

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    4/15

    zaman batu dan zaman logam.

    1. Zaman Batu

    Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di

    samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:

    a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

    Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan

    secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut

    masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.

    Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:

    Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)

    Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)

    Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat

    dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)

    b. Zaman Batu Tengah ( Mesolitikum)

    1. Ciri zaman Mesolithikum:

    a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)

    b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat

    batu kasar.

    c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)

    c. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte)

    Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.

    d. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.

    e. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    5/15

    Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat

    dari tulang.

    2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:

    a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)

    b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)

    c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)

    3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua--Melanosoid

    c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)

    Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah

    atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:

    Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa

    Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,

    Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,

    Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,

    Pakaian dari kulit kayu

    Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)

    Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)

    d. Zaman Batu Besar (Megalitikum)

    Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1.

    Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen:

    meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3.

    Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat

    pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6.

    Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    6/15

    2. Zaman Logam

    Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu.

    Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik

    pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan

    cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena

    dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini

    dibagi atas:

    a. Zaman Perunggu

    Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat

    kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3

    : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :

    a. Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan,

    Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian

    b. Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera,

    Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti

    c. Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.

    d. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)

    b. Zaman Besi

    Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang

    diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab

    melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu 3500 C.

    Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

    a. Mata Kapak bertungkai kayu

    b. Mata Pisau

    c. Mata Sabit

    d. Mata Pedang

    e. Cangkul

    Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung

    (Jawa Timur)

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    7/15

    Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut

    zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya

    seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.

    Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu

    kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan

    megalitikum justru pada zaman logam.

    2.2 Jenis-Jenis Manusia Purba

    Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia

    adalah sebagai berikut :2.2.1 Meganthropus Paleojavanicus

    Yaitu manusia purba paling primitif(tua), ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald di

    daerah Sangiran pada lapisan pleistosen bawah(lapisan pucangan)pada tahun 1936 dan 1941. Hasil

    temuan fosil tersebut berupa tulang bagian bawah dan atas. Fosil yang serupa juga ditemukan Marks

    dilapisan Kabuh(pleistosen tengah) pada tahun 1952. Berdasarkan penelitian tulang rahang atas dan

    tulang rahang bawah, makanan Meganthropus Palaeojavanicus adalah tumbuh-tumbuhan. Karena

    makanannya tanpa melalui proses pemasakan, maka gigi rahangnya besar dan kuat. Meganthopus

    diperkirakan hidup pada 2-1 juta tahun yang lalu. Sesuai Dengan arti namanya, manusia purba besar dan

    tertua di Pulau Jawa

    Ciri-ciri:

    - Tulang pipih yang tebal

    - Tulang otot kunyah yang tebal

    - Tonjolan kening yang mencolok

    - Tonjolan belakang yang tajam

    - Tidak memiliki dagu

    - Memiliki perawakan yang tegap

    - Memakan tumbuhan

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    8/15

    meganthropus paleojavanicus

    2.2.2 Pithecanthropus

    Fosil manusia purba jenis Pithecanthrophus adalah jenis fosil manusia purba yang paling banyak

    ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil

    Pithecanthropus berasal dari Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Mereka hidup dengan cara berburu

    dan mengumpulkan makanan Mereka sudah memakan segala, tetapi makanannya belum

    dimasak. Terdapat tiga jenis manusia Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia,

    yaitu Pithecanthrophus erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus soloensis.

    Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia

    mempunyai umur yang bervariasi, yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu.

    1. Pithecanthrop us erectus(M anusia kera yang berj alan tegak)

    Jenis manusia ini ditemukan oleh seorang dokter dari Belanda bernama Eugene Dubois

    pada tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan Solo, tak jauh dari Ngawi

    (Madiun). Pithecanthropus Erectus diambil dari katapithekos = kera, anthropus =

    manusia, erectus = berjalan tegak. Jadi Pithecanthropus Erectus artinya manusia-kera yang

    berjalan tegak. Jenis manusia ini menurut para ahli kemampuan berpikirnya masih rendah karena

    volume otaknya 900 cc, sedangkan volume otak manusia modern lebih dari 1000cc. Kemudian

    kalau dibandingkan dengan kera, volume otak kera tertinggi 600 cc. Jadi, jenis manusia purba ini

    belum mencapai taraf ukuran otak manusia modern. Diperkirakan jenis manusia ini hidup antara

    1 juta-600.000 tahun yang lalu atau pada zaman paleolithikum (zaman batu tua).

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    9/15

    Fosil sejenis Pithecantropus lainnya ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald pada tahun

    1936 di dekat Mojokerto. Dari gigi tengkorak diperkirakan usia fosil ini belum melebihi usia 5

    tahun. Kemungkinan tengkorak tersebut anak dari Pithecanthropus Erectus dan von Koenigswald

    menyebutnya dengan nama Pithecantropus Mojokertensis. Von Koenigswald di tempat yang

    sama menemukan fosil yang diberi nama Pithecantropus Robustus.

    (Pithecanthropus erectus)

    2. Pithecanthropus mojokertens is, disebut juga dengan Pithecanthropusrobustus. Pada 1936, von Koenigswald di daerah Mojokerto menemukan fosil tengkorak

    anak-anak yang diperkirakan belum melewati usia 5 tahun. Diperkirakan fosil ini merupakan

    anak Pithecantropus Erectus. Fosil ini dinamakan Pithecanthropus Mojokertensis.

    3. Pithecanthropus soloensis, Sebelum menemukan Meganthropus palaeojavanicus,

    pada tahun 1931 Von Koenigswald juga berhasil menemukan tengkorak dan tulang kering yang

    mirip dengan Pithecanthropus erectus temuan Dubois. Fosil tersebut kemudian diberi

    namaPithecanthropus soloensis berarti manusia kera dari Solo yang ditemukan di

    Sambungmacan dan Sangiran.

    Ciri-ciri Pithecanthropus : Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.

    Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.

    Volume otak berkisar antara 7501350 cc.

    Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    10/15

    Hidung lebar dan tidak berdagu.

    Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.

    Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan

    2.3 Corak Kehidupan Prasejarah Indonesia dan Hasil Budayanya

    1. Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki

    pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :

    Bentuk budaya yang bersifat Spiritual

    Bentuk budaya yang bersifat Material

    2. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :

    Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap

    mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris

    Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang

    bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut

    dinamakan Hyang.

    3. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :

    Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum

    menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu

    dan masih mengumpulkan makanan

    Bersifat Permanen (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan

    berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok

    tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan

    4. Sistem bercocok tanam/pertanian

    Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam

    Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah

    Sistem huma untuk menanam padi

    Belum dikenal sistem pemupukan

    5. PelayaranDalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan

    mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)

    6. Bahasa

    Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk

    rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    11/15

    Mikronesia.Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor

    geografis dan perkembangan bahasa.

    FOOD GATHERING

    Ciri zaman ini adalah :

    Mata pencaharian berburu dan mengumpulkan makanan

    Nomaden, yaitu Hidup berpindah-pindah dan belum menetap

    Tempat tinggalnya : gua-gua

    Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu kali yang masih kasar, tulang dan

    tanduk rusa

    Zaman ini hampir bersamaan dengan zaman batu tua (Palaeolithikum) dan

    Zaman batu tengah (Mesolithikum)

    FOOD PRODUCINGCiri zaman ini adalah :

    Telah mulai menetap

    Pandai membuat rumah sebagi tempat tinggal

    Cara menghasilkan makanan dengan bercocok tanam atau berhuma

    Mulai terbentuk kelompok-kelompok masyarakat

    Alat-alat terbuat dari kayu, tanduk, tulang, bambu ,tanah liat dan batu

    Alat-alatnya sudah diupam/diasah

    Zaman bercocok tanam ini bersamaan dengan zaman Neolithikum (zaman batu

    muda) dan Zaman Megalithikum (zaman batu besar)

    2.4 Homo

    Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling muda, fosil manusia

    purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah

    menyerupai manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia

    (Homo) dan bukan lagi manusia kera (Pithecanthrupus). Di Indonesia sendiri ditemukan tiga jenis

    manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis.

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    12/15

    Tengkorak Homo floresiensis (kiri), dan manusia modern

    (kanan)

    1. Homo soloensis, ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934

    disekitar sungai bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak. Ciri-ciri

    khusus yang dimiliki oleh manusia purba jenis ini antara lain, volume otak antara 10001300 cc;

    tinggi badan antara 130210 cm; muka tidak menonjol ke depan; serta berjalan tegap secara

    bipedal (dua kaki). Homo soloensis diperkirakan pernah hidup antara 900.000 sampai 300.000

    tahun yang lalu.

    2. Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil

    yang ditemukan berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher. Ciri-

    ciri Homo wajakensis antara lain, memiliki muka lebar dan datar; hidungnya lebar dan bagian

    mulutnya menonjol; tulang tengkorak sudah membulat; serta memiliki tonjolan yang agak

    mencolok di dahi. Homo wajakensis diperkirakan hidup antara 40.000 sampai 25.000 tahun yang

    lalu.

    3. Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungandari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New England, Australia pada

    tahun 2003. Saat dilakukan penggalian pada kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip

    manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan ukurannya yang sangat kerdil.

    Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM. Ciri-

    ciri Homo floresiensis antara lain, tinggi badan kurang dari 1 meter; berbadan tegap; berjalan

    secara bipedal; volume otak sekitar 417cc; serta tidak memiliki dagu.

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    13/15

    4. Homo Sapiens (Manusia Cerdas) Homo Sapiens merupakan manusia yang paling maju dan

    paling cerdik. Homo Sapiens, artinya manusia yang cerdas. Homo Sapiens hidup pada masa

    Holosen dan memiliki bentuk fisik yang yang hampir sama dengan manusia zaman sekarang.

    Fosil ini ditemukan oleh Von Rietschoten pada tahun 1889, di Desa Wajak, Campur Darat,

    Tuluanggung, Jawa Timur. Homo Sapiens yang terdapat di Indonesia sudah ada pada zaman

    Mesolithikum dan mereka sudah mengenal tempat tinggal secara menetap serta mengumpulkan

    makanan dan menangkap ikan. Kebudayaannya disebut kebudayaan Mesolithikum yang

    mendapat pengaruh dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dari Indo-Cina (Vietnam).

    2.6 Kebudayaan Homo Sapiens

    Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu

    dan zaman manusia mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu.

    Zaman batu terbagi dua tahap, yaitu: Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan

    Zaman Batu Baru (Neolithikum).

    Zaman batu tua berlangsung antara 300 ribu tahun sebelum masehi

    sampai 35 ribu tahun sebelum masehi, yaitu dalam masa 2.650 abad lamanya.

    Meskipun manusia yang hidup dan berkebudayaan Batu Tua dan berkembang

    dalam masa 2.650 abad itu, kebudayaannya masih rendah, akan tetapi mereka

    termasuk dalam jenis Homo Sapiens (manusia berbudaya) untuk membedakandari makhluk-makhluk masa sebelumnya.

    Zaman batu baru. Secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama

    kebudayaan homo sapiens berangsur-angsur meningkat. Homo sapiens dapat

    membelah dan mengasah batu, kemudian membentuk batu itu menjadi perkakas

    disesuaikan dengan keperluannya, seperti kapak, ujung tombak, mata panah

    dan lain sebagainya. Secara perlahan-lahan pula kebudayaan Batu Baru

    menyebar ke daerah-daerah yang beriklim hangat di dunia.

  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    14/15

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Simpulan

    Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai

    berikut :

    Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah)

    disebut manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada

    zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal

    tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Jenis-

    jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu zaman palaeolitikum,zaman mezolitikum, zaman neolitikum, zaman megalitikum, zaman logam dibagi

    menjadi 2 zaman yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Ada beberapa jenis

    manusia purba yang ditemukan di wilayah

    Indonesia MeganthropusPaleojavanicusyaitumanusia purba bertubuh besar

    tertua di Jawa danPithecanthrophusadalah manusia kera yang berjalan tegak.

    Corak kehidupan prasejarah indonesia dilihat dari segi hasil

    kebudayaan manusia prasejarah menghasilkan dua bentuk budaya yaitu : bentuk

    budaya yang bersifat spiritual dan bersifat material; segi kepercayaan ada

    dinamisme dan animisme; pola kehidupan manusia prasejarah adalah bersifat

    nomaden (hidup berpindah-pindah dan bersifat permanen (menetap); sistem

    bercocok tanam/pertanian; pelayaran; bahasa; food gatheringdan menjadifood

    producing.

    Homo Sapiensadalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama

    dengan manusia sekarang. Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan

    mereka sangat sederhana, dan hidupnya mengembara. Jenis kaum Homo Sapiens yang

    ditemukan di Indonesia ada 2 yaitu:

    1. Homo Soloensis

    2. Homo Wajakensis

    Hasil kebudayaan Homo sapiens adalah perkakas yang terbuat dari batu

    dan zaman manusia mempergunakan perkakas dari batu disebut Zaman Batu.

    http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=54&fname=javascript:popup%28http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=54&fname=javascript:popup%28http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=54&fname=javascript:popup%28
  • 5/23/2018 Manusia Purba (Bella)

    15/15

    Zaman batu terbagi dua tahap, yaitu: Zaman Batu Tua (paleolithikum) dan

    Zaman Batu Baru (Neolithikum).

    3.2 Saran

    3.2.1 Diharapkan agar masyarakat dapat memahami maksud dari makalah ini dan

    bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba

    pada zaman dahulu.

    3.2.2 Diharapkan bagi penulis lain untuk mencari referensi yang lebih relevan

    sebagai bahan dalam pembuatan makalah guna menciptakan karya tulis yang

    lebih bermanfaat mengenai kehidupan manusia homo sapiens pada zaman

    dahulu.