manajemen persidangan
Post on 27-Jan-2016
249 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Teknik Persidangan .
Latar belakang Sebuah Persidangan.
Kegiatan keorganisasian yang dilaksanakan Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas
Sunan Giri Surabaya adalah untuk pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan
dan peningkatan kecendikiawanan serta integritas kepribadian manusia pancasila yang cerdas
dalam mendukung kegiatan kurikuler untuk kemajuan Universitas Sunan Giri Surabaya dalam
mencapai tujuan Organisasi dan Pendidikan Nasional. Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)
Universitas Sunan Giri Surabaya merupakan suatu Lembaga Mahasiswa yaitu badan Legislatif
pemegang kedaulatan tertinggi dalam kehidupan organisasi mahasiswa yang merupakan
perwakilan dari tiap-tiap Mahasiswa yang pada dasarnya bertindak sebagai Lembaga Legislatif
(pembuat kebijakan-kebijakan) dan Yudikatif (pengawas).
Setiap permusyawaratan dalam sebuah organisasi formal pasti membutuhkan
persidangan-persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman dan ketaatan
terhadap aturan didalam sebuah persidangan.
Persidangan didefinisikan sebagai pertemuan formal sebuah organisasi guna membahas
masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah
Ketetapan bersama. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen
organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya
final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika
persidangan berlangsung.
Maka, atas dasar itu kami selaku pengurus DPM-U perlu menetapkan acuan dasar
sekaligus memberikan Garis Besar Haluan dalam menjalankan Mekanisme dan Rancangan
Tata Tertib Persidangan, aturan ini diharapkan sebagai landasan dasar setiap organisasi yang
ada di internal Universitas Sunan Giri Surabaya.
Maka dengan adanya aturan ini, kami berharap semua pihak dapat mengerti dan
memahami serta saling mendukung betapa pentingnya Garis Besar Haluan Persidangan ini yang
diharapkan memberikan kesepahamanan dalam melaksanakan persidangan dan sebagai bagian
dari upaya memajukan organisasi kemahasiswaan yang lebih baik kedepannya.
Jenis Persidangan
Sidang Pleno
a. Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
c. Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee
d. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan Permusyawaratan
Sidang Paripurna
a. Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
b. Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
c. Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan
dengan Permusyawaratan
Sidang Komisi
a. Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
b. Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh
Sidang Pleno
c. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang
Komisi
d. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut
e. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang
bersangkutan
Aturan Penggunaan Palu dalam Persidangan.
Dalam persidangan penggunaan palu sangat penting sekali, pimpinan sidang harus
memahami tata cara penggunaan palu. Karena kesalahan penggunaan atau pengetukan palu
sidang akan mengacaukan situasi sidang.
1 kali ketukan
a. Mengesahkan keputusan dan kesepakatan peserta sidang.
2 kali ketukan
a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang.
b. Untuk menskorsing atau mencabut skorsing (biasanya 2 x …. menit), baik untuk
lobby, istirahat, atau penundaan sidang.
- Skorsing ialah penundaan persidangan untuk sementara waktu.
- Lobying ialah suatu bentuk kompromi dalam menyelesaikan perbedaan
pendapat dalam pengambilan keputusan.
3 kali ketukan
a. Membuka dan menutup sidang.
Berkali-kali Ketukan
a. Memperingatkan peserta sidang agar tidak gaduh atau meminta peserta
memperhatikan jalannya sidang.
Interupsi .
Ialah suatu bentuk selaan atau memotong pembicaraan dalam sidang karena adanya
masukan atau informasi yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan sidang tersebut.
Jenis interupsi antara lain:
a. Interuption of Order
Bentuk interupsi yang dilakukan untuk meminta penjelasan atau memberikan
masukan yang berkaitan dengan jalannya persidangan. Contoh: saat pembicaraan sudah
melebar dari pokok masalah maka seseorang berhak mengajukan interuption of order
agar persidangan dikembalikan lagi pada pokok masalahnya sehingga tidak melebar dan
semakin bias.
b. Interruption of Information
Bentuk interupsi berupa informasi yang perlu diperhatikan oleh seluruh peserta
sidang termasuk pimpinan sidang. Informasi bisa internal (misal: informasi atau data
tentang topik yang dibahas) ataupun eksternal (missal: situasi kondisi di luar ruang
sidang yang mungkin dapat berpengaruh terhadap jalannya persidangan).
c. Interruption of Clarification
Bentuk interupsi dalam rangka meminta klarifikasi tentang pernyataan peserta
sidang lainnya agar tidak terjadi penangkapan bias ketika seseorang memberikan
tanggapan atau sebuah penegasan terhadap suatu pernyataan.
d. Interruption of Explanation
Bentuk interupsi untuk menjelaskan suatu pernyataan yang kita sampaikan agar
tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan terhadap pernyataan kita.
e. Interruption of Personal
Bentuk interupsi yang disampaikan bila pernyataan yang disampaikan oleh
peserta lain sudah diluar pokok masalah dan cenderung menyerang secara pribadi.
f. Interupsi point of Justification
Merupakan interupsi yang digunakan untuk menguatkan pendapat sebelumnya.
g. Interupsi point of Previlage
Merupakan interupsi yang digunakan jika peserta sidang ingin minta ijin
kepada pimpinan sidang untuk melakukan hal-hal yang sifatnya pribadi. Misalnya ijin
keluar.
Pelaksanaan Interupsi:
a. Interupsi harus menyebutkan jenis interupsi.
b. Interupsi dilakukan dengan mengangkat tangan terlebih dahulu, dan berbicara setelah
mendapat ijin dengan cara di tunjuk oleh Presidium Sidang.
c. Interupsi diatas interupsi hanya berlaku selama tidak menggangu persidangan.
d. Ketika Sidang Komisi, Interupsi harus merupakan Representatif dari Komisi bukan
individu.
e. Interupsi harus menyertai tawaran konkrit berupa solusi ketika situasi in-Conditional.
Tips Persidangan.
Membuka S idang . “Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim atau (memanjatkan Puji Syukur ke Hadirat Tuhan yang Mahaesa), Sidang ………. saya nyatakan dibuka. ”tok…….tok…….tok.!!!
*Setelah Sidang di buka, tawarkan kepada Forum Pembahasan dilakukan per-BAB, per-Pasal, per-Point.
*Jika terdapat 2 opsi atau lebih berbeda dalam 1 point di satu bahasan, baik bahasan yang disepakati (per-BAB, Pasal atau Point), maka diselesaikan satu per satu baru menginjak ke Point selanjutnya.
Menutup Sidang . “Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, Sidang ……….. saya nyatakan ditutup. ”tok…….tok…….tok.!!!
Mengalihkan Pimpinan Sidang . “Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan kepada pimpinan sidang berikutnya ”tok….. tok….!!!
Mengambil Alih Pimpinan Sidang . “Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih ”tok…..tok……!!!
Menskorsing S idang . “Dengan ini sidang saya skorsing selama 2 x … menit ”tok…….tok.!!!
Mencabut S korsing . “Dengan ini skorsing 2 x … menit saya cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan ”tok…….tok.!!!
Berkali-kali (Memberi peringatan kepada peserta Sidang). ”tok…….tok…….tok…….tok…….!!! Peserta sidang harap tenang.!”
**Apabila dalam persidangan, Presidium Sidang tidak mampu menguasai dan mengendalikan jalannya persidangan, maka Panitia Pengarah (SC) diberikan wewenang untuk mengambil alih jalannya persidangan, atas permintaan Presidium Sidang dan atau Peserta Sidang.!!!
Lobbying.
adalah penundaan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk menyatukan
pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang bersebrangan secara informal.
Pengambilan Suara (Voting).
adalah langkah terakhir yang ditempuh apabila kedua langkah diatas tidak berhasil.
Peninjauan Kembali (PK).
Adalah pengulangan pembahasan yang sudah disepakati namun masih perlu di kaji
ulang.
Aturan Umum Sebuah Persidangan
Peserta:
Peserta Penuh
Hak peserta penuh :
# Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan
usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
# Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan
# Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan
# Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
+ Kewajiban peserta penuh :
# Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
# Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
o Peserta Peninjau
+ Hak Peninjau :
# Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan menajukan
usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
+ Kewajiban Peninjau:
# Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
# Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
* Presidium Sidang
o Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno
yang dipandu oleh Panitia Pengarah
o Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti
aturan yang disepakati peserta
o Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan
Syarat-syarat Presidium Sidang :
* Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
* Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
* Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
* Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan
Sikap Presidium Sidang :
* Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
* Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
* Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta
Quorum dan Pengambilan Keputusan
* Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 dari
peserta yang terdaftar pada Panitia (bisa juga ditentukan melalui konsensus)
* Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil
diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan
* Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka
dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang
Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan
dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.
Sanksi-sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta
siding yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh peringatan
kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium
sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan
atau tanpa kesepakatan peserta sidang yang lain.
by : Jayanto
Teknik Persidangan
Written by BEM STIE Ahmad Dahlan Jakarta | PDF | Print | E-mail
Pengertian
Sidang adalah forum formal bagi pengambilan keputusan yang akan menjadi kebijakan dalam
sebuah organisasi (berstruktur dan mempunyai susunan hirarki) dengan diawali oleh konflik.
Rapat adalah forum yang bersifat formal bagi pengambilan kebijakan organisasi dalam bentuk
keputusan, kesepakatan atau lainnya tanpa harus didahului oleh konflik.
Musyawarah adalah forum informal sebagai sarana pengambil keputusan, kesepakatan,
penyebaran informasi atau lainnya dalam sebuah institusi tanpa harus didahului konflik.
Macam-macam persidangan
1. Sidang pleno : sidang yang dihadiri oleh seluruj peserta sidang. Termasuk kedalam kategori
sidang ini adalah; sidang pendahuluan yang biasanya untuk menetapkan jadual, tata tertib dan
pemilihan presidium sidang, sidang pleno, biasanya ditengah persidangan untuk mengesahkan
laporan pertanggungjawaban yang dipimpin oleh presidium sidang.
2. Sidang paripurna, biasanya berisi tentang pengesahan hasil-hasil sidang.
3. Sidang komisi adalah sidang yang diikuti oleh peserta terbatas (anggita komisi), sidang ini
diadakan untuk pematangan materi sebelum diplenokan, dipimpin oleh pimpinan komisi.
4. Sidang sub komisi, sidang ini lebih terbatas dalam sidang komisi guna mematangkan materi
lebih lanjut.
Macam-macam sidang dilihat dari jabatan peserta dalam sebuah organisasi;
• Sidang presidium
• Sidang BPH (badan pengurus harian)
• Sidang Badan Koordinasi
Macam-macam rapat
Rapat kerja(Raker), Munas, Muktamar, Mubes, musda dan lain sebagainya.
Unsur-unsur persidangan
i. Tempat atau ruang sidang
ii. Waktu dan acara sidang
iii. Peserta sidang
iv. Perlengkapan sidang
v. Tata tertib sidang
vi. Pimpinan dan sekretaris
Istilah-istilah dalam persidangan
1. Skorsing adalah penudaan acara sidang untuk sementara waktu atau dalam waktu tertentu
pada waktu sidang berlangsung
2. Lobbying adalah penundaan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk
menyatukan pandngan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang bersebrangan secara
informal.
3. Interupsi adalah memotong pembicaraan, ditempuh dengan menggunakan kata “interupsi”
yang pada hakekatnya meminta keseoakatan untuk berbicara.
Teknik Persidangan
Latar belakang Sebuah Persidangan
Setiap permusyawaratan dalam sebuah organisasi formal pasti membutuhkan persidangan-
persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman dan ketaatan terhadap
aturan didalam sebuah persidangan.
Persidangan didefinisikan sebagai pertemuan formal sebuah organisasi guna membahas
masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah
Ketetapan bersama. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen
organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya
final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika
persidangan berlangsung.
Jenis Persidangan
* Sidang Pleno
o Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
o Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
o Sidang Pleno biasanya dipandu oleh Steering Committee
o Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan
Permusyawaratan
* Sidang Paripurna
o Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
o Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
o Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan
dengan Permusyawaratan
* Sidang Komisi
o Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
o Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh
Sidang Pleno
o Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi
o Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut
o Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang
bersangkutan
Aturan Umum Sebuah Persidangan
* Peserta
o Peserta Penuh
+ Hak peserta penuh :
# Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan
usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
# Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan
# Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan
# Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
+ Kewajiban peserta penuh :
# Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
# Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
o Peserta Peninjau
+ Hak Peninjau :
# Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapatdan menajukan
usulan kepada pimpinan baik secara lisan maupun tertulis
+ Kewajiban Peninjau:
# Mentaati tata tertib persidangan/permusyawaratan
# Menjaga ketenangan/harmonisasi persidangan
* Presidium Sidang
o Presidium Sidang dipilih dari dan oleh peserta Permusyawaratan melalui Sidang Pleno
yang dipandu oleh Panitia Pengarah
o Presidium Sidang bertugas untuk memimpin dan mengatur jalannya persidangan seperti
aturan yang disepakati peserta
o Presidium Sidang berkuasa untuk memimpin dan menjalankan tata tertib persidangan.
Syarat-syarat Presidium Sidang :
* Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggung jawab
* Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan
* Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis
* Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan
Sikap Presidium Sidang :
* Simpatik, menarik, tegas dan disiplin
* Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan
* Adil, bijaksanan dan menghargai pendapat peserta
Quorum dan Pengambilan Keputusan
* Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 dari
peserta yang terdaftar pada Panitia (bisa juga ditentukan melalui konsensus)
* Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil
diambil melalui suara terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan
* Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka
dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang
Tata Tertib
Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan
dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal dimasyarakat.
Sanksi-sanksi
Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib
persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran, dan usulan peserta
siding yang lain. Biasanya, mekanisme dalam pemberian sanksi didahului oleh peringatan
kepada peserta (biasanya sampai 3 kali), kemudian dengan kesepakatan bersama, presidium
sidang boleh mengeluarkan peserta tersebut dari forum, atau mengambil kebijakan lain dengan
atau tanpa kesepakatan peserta sidang yang lain.
Aturan Umum Persidangan Lembaga Mahasiswa
SEKILAS TENTANG PERSIDANGAN
Satu kenyataan yang tidak bisa kita ingkari adalah bahwa sekian ribu juta manusia di muka
bumi, pada dasarnya hanya diatur dan dikendalikan oleh segelintir orang, tidak lebih dari
perseribu jumlah mereka. Hal ini dapat dilihat, manakala satu resolusi akan diambil oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada sebuah sidang PBB. Begitu juga dengan
Indonesia, 220 juta penduduknya diatur oleh mereka yang kurang lebih seribu orang, yang
duduk sebagai anggota legislatif/anggota dewan, melalui mekanisme persidangan yang
bermacam-macam. Dengan demikian, berlangsungnya proses persidangan, dimanapun berada,
memiliki makna yang begitu mendalam dan menentukan bagi proses berlangsungnya sebuah
lembaga atau organisasi.
Kata “sidang”, tentu bukan hal yang asing bagi kita. Sering kita mendengar atau membaca
mengenai kata sidang ini. Tapi apa sebenarnya arti dari sidang ini??. Dalam sebuah kegiatan
Musyawarah Mahasiswa, kata sidang tidak jauh berbeda artinya dengan Musyawarah. Yang
membedakan adalah dalam sebuah persidangan, permasalahan yang akan dibahas biasanya
ada dalam bentuk tertulisnya (draft tertulis). Selain itu, dalam persidangan biasanya ada aturan
baku atau formal yang mengatur jalannya persidangan. Sederhananya, Sidang adalah
Musyawarah yang formal. Ada juga yang mengartikan sidang sebagai sebuah pertemuan untuk
membicarakan sesuatu (untuk lebih jelas lihat lagi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Setiap permusyawaratan dalam sebuah organisasi formal pasti membutuhkan persidangan-
persidangan. Hal ini dilakukan secara fokus dan berimbang untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Keputusan terbaik pada akhirnya akan lahir dari pemahaman dan ketaatan
terhadapaturan didalam sebuah persidangan.
Persidangan didefinisikan sebagai pertemuan formal sebuah organisasi guna membahas
masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah
Ketetapan bersama. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen
organisasi selama belum diadakan perubahan atas ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya
final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika
persidangan berlangsung.
Aturan Umum Sebuah Persidangan
1. Draft Tertulis
Kumpulan lembaran-lembaran tertulis (legal & formal) yang dibutuhkan dalam suatu
persidangan.
1. Tata Tertib Sidang : berisi aturan-aturan yang menjadi acuan jalannya persidangan. Tata
tertib memuat kriteria peserta, hak dan kewajiban peserta, sanksi-sanksi, dan mekanisme
lainnya.
2. Agenda Sidang : berisi susunan acara atau susunan pokok pembicaraan atau persoalan-
persoalan yang akan dibahas dalam suatu persidangan.
3. Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga : lembar konstitusional suatu
organisasi/lembaga.
4. Lembar-lembar lain yang menunjang persidangan.
4. Panitia Pelaksana (OC) atau Pengarah (SC) Persidangan
Panitia yang bertugas sebagai fasilitator terhadap terselenggaranya persidangan dari awal
hingga akhir. Panitia inilah yang berperan secara teknis menyiapkan kebutuhan-kebutuhan
untuk suatu persidangan
7. Kuorum
Persyaratan minimal, secara kuantitatif, yang menjadi acuan bahwa sidang tersebut sah dan
dapat diselenggarakan.
8. Pengambilan Keputusan
Tata cara pengambilan keputusan seperti berikut ini (berurutan) :
1. Musyawarah mufakat. Disepakati bersama-sama.
2. Lobbying adalah salah satu cara untuk menyelesaikan perbedaan pendapat agar
terciptanya mufakat. Hal menjadi pilihan bijak ketika timbul dua perbedaan pendapat, atau
permasalahan telah mengerucut.
top related