manajemen perkebunan
Post on 28-Jul-2015
556 Views
Preview:
TRANSCRIPT
APLIKASI MANEJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
OLEH :AISIMO TUMANGGER 130420047
FEBRINA SINAGA 130420017SAVERIUS BU’ULOLO 130420004
BESTARI YA’ADUHU HALAWA 130420010Silirius. S 130420009
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARAMEDAN
2015
A. PENGERTIAN
Menurut para ahli ada beberapa pengertian manajemen, salah
satunya adalah George R. Terry.
Manajemen suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-
orang kearah tujuan – tujuan organisasional atau maksud-
maksud yang nyata (Alam S, 2007 : 132).
Perkebunan segala kegiatan yang mengusahakan
tanaman tertentu pada tanah dan/atau media
tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai
(Wikipedia, 2015).
Manajemen Perkebunan ilmu yang mempelajari cara mengatur dan mengelola pelaksanaan proses/ kegiatan-kegiatan dalam perkebunan untuk mencapai keuntungan yang di harapkan secara efektif dan efisien (Herujito dan Yayat M, 2001).
B. FUNGSI MANAJEMEN
Menurut Sarwoto, 1978 ada beberapa ahli yang merumuskan
fungsi manajemen diantaranya :
• Henry Fayol merumuskan fungsi-fungsi manajemen menjadi
5 poin yang disingkat sebagai POCCC (Planning, Organizing,
Commanding, Coordinating, danControlling).
• George R. Terry merumuskan fungsi-fungsi manajemennya
sebagai POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
• James A.F. Stoner merumuskan fungsi-fungsi manajemennya
sebagai Planning, Organizing, Leading, dan Controlling.
Dari bebrapa fungsi yang dirumuskan oleh para
ahli, manajemen memiliki fungsi yang hampir
sama. Namun secara umum fungsi manajemen
yang sering digunakan adalah rumusan dari
G.R.Terry yaitu :
- Planning (Perencanaan)
- Organizing (Pengorganisasian)
- Actuating ( Menggerakkan)
- Controlling (Pengendalian)
APLIKASI FUNGSI MANAJEMEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
1. PLANNING (PERENCANAAN)
Menurut Pahan, I, 2011. Planning merupakan hal penting ketika seorang manajer
akan melakukan kegiatan agar sebuah itu dapat mencapai tujuan maka diperlukan
perencanaan yang sistematis. Dalam proses perencanaan ini akan meliputi:
Menentukan jenis dan jumlah produk yang akan didistribusikan agar tepat dalam
hal kualitas, manfaat dan kuantitasnya agar dapat dicapai keuntungan maksimal
( pemilihan bibit kelapa sawit)
Menetapkan jumlah dana yang diperlukan untuk modal kerja maupun modal
tetap (biaya pengolahan lahan perkebunan kelapa sawit)
Menentukan jumlah pekerja yang akan ditarik dan dipekerjakan dalam
perkebunan kelapasawit tersebut.
2. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
Organizing merupakan proses pengelompokan orang- orang, alat- alat, tugas,
tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu kesatuan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Alam S, 2007 : 137).
Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses penciptaan hubungan
antara berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan
yang dilakukan dapat bermanfaat ,terarah pada satu tujuan. Ada 3 hubungan
dasar dalam hubungan formal (Pahan, I, 2011) yaitu,
Tanggung jawab dari setiap anggota perkebunan
Wewenang atas peran dalam perkebunan
Pertanggung jawaban kepada pihak atasan atas kinerjanya
3. ACTUATING (MENGGERAKAN / MENGARAHKAN)
Actuating merupakan kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar para pekerja
melakukan tugas dan kewajibannya.
Dengan berbagai cara, pemimpin harus tetap memperhatikan bawahannya, tidak hanya
dalam komunikasi, motivasi, maupun cara mengarahkan dengan cara yang bisa diterima
bawahan dan dijalankannya, diharapkan pemimpin mememberikan pengaruh berarti bagi
yang dipimpinnya. Berikut yang dilakukan sebagai bentuk pengarahan dalam perkebunan
kelapa sawit :
mendorong karyawan untuk bekerja maksimal dan mencapai prestasi terbaik
menjaga hubungan dengan bawahan dengan menganggapnya sebagai rekan
tidak membedakan karyawan dan menyangkut SARA
memberikan penghargaan bagi yang memang berprestasi
perlakuan yang adil (Pahan,I,2011).
4. CONTROLLING (PENGENDALIAN)
Controlling merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk meyakinkan bahwa semua
kegiatan (dalam proses manajemen) berjalan mengikuti rencana yang telah ditetapkan dan
menuju kepada sasaran yang akan dicapai.
Dalam tahap pengendalian, perkebunan terarah pada perbandingan perencanaan yang
ditetapkan dengan membandingkan hasil yang dicapai. Dengan demikian, suatu
perkebunan kelapa sawit perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi yang dicapai
Mengukur prestasi kerja perkebunan kelapa sawit tersebut
Menentukan apakah prestasi kerja memenuhi standar yang ditetapkan.
Mengambil tindakan korektif untuk semua sisi internal dan eksternal
Meneliti secara detail pada bagian Keuangan, Pemasaran, Produksi, dan Personalia
(Pahan,I,2011).
BAGAIMANA MANAJEMEN POAC DI LAKUKAN PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT ?
Kiswanto dkk, 2008 ada berbagai sistem dalam aplikasi fungsi manajemen
yaitu :
SISTEM INPUT menghasilkan barang-barang sebagai modal kegiatan pertanian,
seperti pembibitan tumbuhan (pupuk, pestisida obat-obatan). Meliputi tanah dan bibit
yang digunakan
SISTEM PROSES kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan
sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer. Meliputi
pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman.
SISTEM PRODUKSI mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk
olahan berupa produk antara dan produk akhir. Meliputi pemanenan.
SISTEM PEMASARAN aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen
melalui pedagang perantara ke konsumen. Meliputi harga, sistem distribusi, kegiatan
promosi dan tentu saja produknya.
CONTOH : Berikut merupakan cara manajemen seorang manajer di sebuah perkebunan kelapa
sawit swasta PT. Asfesabes Jaya dimulai dari teknik penanaman.
A. Penentuan Pola Tanam
Pola penanaman kelapa sawit yang diterapkan adalah monokultur , dengan tanaman
penutup tanah adalah LCC (Legume Cover Crop) karena dapat memperbaiki sifat-
sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembapan
dll.
B. Pengajiran (Jarak Tanam)
Sistem jarak penanaman yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak
9x9x9 m. Dengan sistem segi tiga sama sisi ini, pada arah Utara–Selatan tanaman
berjarak 8,82 m dan jarak untuk setiap tanaman adalah 9 m, jumlah tanaman 143
pohon/ha.
C. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum menanam.
Ukurannya adalah 50x40x40 cm. Pada waktu menggali
lubang, tanah bagian atas dan bawah dipisahkan, masing-
masing di sebelah Utara dan Selatan lubang.D. Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang
mati atau tumbuh kurang baik. Penyulaman yang baik
dilakukan pada musim hujan. Bibit yang digunakan harus
seumur dengan tanaman yang disulam yaitu berkisar 10-14
bulan. Banyaknya sulaman sekitar 3-5% setiap hektarnya.
Penanaman Tanaman Kacang-Kacangan Penutup Tanah (LCC) pada
areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-
sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi dan mempertahankan
kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma.
E. Membentuk Piringan (Bokoran)
Piringan di sekitar tanaman kelapa sawit harus tetap bersih. Oleh karena itu
tanah di sekitar pokok dengan jari-jari 1-2 m dari tanaman harus selalu bersih
dan gulma yang tumbuh harus dibabat atau disemprot dengan herbisida.
F. Pemupukan
Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K, Mg dan B (Urea, TSP,
KCl, Kiserit dan Borax). Pemupukan tambahan dengan pupuk Borax pada
tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency)
yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit
Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman atau sesuai dengan
anjuran Balai Penelitian Kelapa Sawit.
Pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar
piringan. Pupuk P, K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1-3 m dari pokok.
Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30-50 cm dari pokok. Waktu pemberian
pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September-Oktober), untuk
pemupukan yang pertama dan pada akhir musim hujan (Maret-April) untuk
pemupukan yang kedua. Untuk tanaman yang belum menghasilkan, yang berumur
0-3 tahun, dosis pemupukan per pohon per tahunnya disajikan pada tabel berikut.
Pupuk N, P, K, Mg, B ditaburkan merata dalam piringan mulai jarak 20 cm dari
pokok sampai ujung tajuk daun. Waktu pemupukan sebaiknya dilaksanakan pada
awal musim hujan (September-Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan pada
akhir musim hujan (Maret-April) untuk pemupukan yang kedua.
G. Pemangkasan Daun
Pemangkasan daun bertujuan untuk memperoleh pohon yang bersih
dengan jumlah daun yang optimal dalam satu pohon serta
memudahkan pamanenan. Memangkas daun dilaksanakan sesuai
dengan umur/tingkat pertumbuhan tanaman. Macam-macam
pemangkasan:
1. Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap
tanaman yang berumur 16-20 bulan dengan maksud untuk membuang
daun-daun kering dan buahbuah pertama yang busuk. Alat yang
digunakan adalah.
jenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos.
2. Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yang dilakukan pada
umur 20-28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai
persiapan pelaksanaan panen. Daun yang dipangkas adalah songgo dua
(yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga
buah seperti pada pemangkasan pasir.
3. Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan
setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun
songgo dua sehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun
sejumlah 28-54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek
mungkin, agar tidak mengganggu kegiatan panen.
KESIMPULAN
Dalam menjalankan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit, maka
sangat diperlukan untuk mengaplikasikan fungsi manajemen POAC
(Planning, Organizing, Actuating dan Controlling) supaya seseorang yang
berperan sebagai seorang manajer dapat:
Merencanakan semua kegiatan yang perlu untuk dilakukan dalam mengelola
perusahaan perkebunan kelapa sawit baik dari segi pengolahan lahan,
pemilihan bibit, pengelolaan lahan sampai kepada perencanaan tentang hasil
produksi dari perusahaan perkebunan kelapa sawit yang diusahakan
Mengorganisasikan semua kegiatan yang akan dilakukan dalam perusahaan
perkebunan kelapa sawit tersebut baik dalam berupa alat-alat atau juga
karyawan yang bekerja dalam perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut
Mengarahkan / menggerakkan semua kegiatan yang akan dilakukan
dalam perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut. misalnya
seorang manajer dapat mengarahkan / menggerakkan semua para
karyawannya untuk melakukan semua pekerjaan pada bidangnya
masing-masing
mengendalikan semua kegiatan yang ada dalam perusahaan
perkebunan kelapa sawit, supaya dalam setiap kegiatan yang akan
dilakukan dalam perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut dapat
berjalan dengan baik dan supaya bisa tercapainya tujuan dari
perusahaan perkebuna kelapa sawit tersebut.
TERIMA KASIH
top related