manajemen penggunaan dana bantuan …
Post on 21-Nov-2021
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
MANAJEMEN PENGGUNAAN DANA BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) MELALUI
PEMANFAATAN SUMBER DAYA
MANUSIA PADA SD INPRES
BONTOMANAI KOTA
MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
SUKRUNNIKMATUN
105721109216
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
ii
MANAJEMEN PENGGUNAAN DANA BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) MELALUI
PEMANFAATAN SUMBER DAYA
MANUSIA PADA SD INPRES
BONTOMANAI KOTA
MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Manajemen Pada
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
SUKRUNNIKMATUN
105721109216
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
iii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena kepadaNyalah kami
menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan. Sekaligus
sebagai ungkapan terimakasihku kepada:
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan cinta, kasih sayang,
memberikan nasehat, motivasi serta kerja keras yang tidak ternilai
harganya untuk mendukung setiap langkahku juga untuk
saudara-saudari ku tersayang
terima kasih atas segala dukungan dan motivasi dari kalian semua
MOTTO
”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadanaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d :11).
”Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya” (An Najm : 39).
”Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang
ditunjukan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga
nanti pada hari kiamat (riwayat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu)”
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum Wr.Wb
Segala puji kehadirat Allah swt. Dengan Rahmat dan Magfirah-Nya yang
tiada henti diberikan kepada hamba-nya. Shalawat serta salam tidak lupa penulis
kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat
dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan
skripsi yang berjudul “Manajemen Penggunaan Dana Bantuan Operasional
Sekolah Melalaui Pemanfaatan Sumber Daya Manusia pada SD Inpres
Bontomanai”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewah dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua tercinta penulis, Bapak Taufik dan Ibu Ma’awiah yang
senantiasa memberi pengorbanan, harapan, semangat, kasih saying dan doa
tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta Nurfadilah, Rizki Khaerul
Imam, Putriyani dan Dinda Safitri yang tiada hentinya mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis bernilai ibadah dan menjadi cahaya penerang kehidupan
di dunia dan akhirat.
Penulis menyadari bahwa menyusun skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
viii
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak di sampaikan dengan hormat
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., MM., selaku ketua Jurusan Manajemen
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Andi Jam’an, SE., M.Si, selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi dapat diselesaikan.
5. Ibu Dr. Sitti Nurbaya, S.pd., MM. selaku Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, nasehat, saran selama dalam penyusunan skripsi
hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen
angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya
dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Kepada seluruh teman-teman dari kelas Manajemen C.16 terkhusus kepada
Jumriani yang senantiasa bersama penulis baik suka maupun duka selama
masa kuliah.
ix
10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaah. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahhan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqulKhairat, Wassalamualaikum Wr.Wb.
Makassar, 06 Desember 2020
Peneliti
x
ABSTRAK
SUKRUNNIKMATUN, 2020. Manajemen Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah pada SD Inpres Bontomanai. Skripsi Studi Manajemen
fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing
oleh Pembimbing I Andi Jam’an dan Pembimbing II Sitti Nurbaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SD Inpres Bontomanai. Penelitian
ini menggunakan jenis kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data
dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) yaitu dana BOS melalui melalui beberapa tahapan dan proses,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Dan terdapat
beberapa hambatan, tidak semua aktivitas dan pembangunan di sekolah
dapat menggunakan dana BOS, terlambatnya pencairan dana BOS ke
rekening sekolah, dana yang keluar tidak selalu sesuai dengan jumlah
siswa, terbatasnya dana apabila dibandingkan dengan kebutuhan
sekolah.
Kata kunci: dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Penggunaan dana
xi
ABSTRAC
SUKRUNNIKMATUN, 2020. Manajemen of the Use of School Operasional
Assistance Fendt at SD Inpres Bontomanai. Thesis Manajemen Study, Faculty
of Economics and Business, Muhammadiyah University Makassar. Supervised
by Mentor I Andi Jam’an and Mentor II Sitti Nurbaya.
This study aims to determine the management of School Operational
Assistance (BOS) funds at SD Inpres Bontomanai. This research use qualitative
descriptive types, data collection technicques using interview methods,
observations and documentation. The result showed that the management of
School Operational Assistance (BOS) funds, namely BOS funds, went through
several stages and processes, namely implementation planning and supervision.
And there were several obstacles. Not all activities and developments in schools
can use BOS funds the late disbursement of BOS funds to school accounts the
funds that go out are not always appropriate with the number of studenst, limited
funds when compared to school needs.
Keywords: School Operation Assistance (BOS) funds, Use of funds
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................... x
ABSTRAC .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
1. Manfaat Teoritis .......................................................................... 5
2. Manfaat Praktis ........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6
A. Pengertian dan Prinsip Manajemen ............................................... 6
1. Pengertian Manajemen ............................................................... 6
xiii
2. Fungsi Manajemen ..................................................................... 6
3. Tujuan Manajemen ..................................................................... 8
4. Prinsip-prinsip Manajemen ......................................................... 9
5. Laporan Manajemen ................................................................... 11
6. Akuntansi Pertanggung Jawaban ............................................... 13
7. Peraturan Pemerintah Tentang Dana BOS ................................. 14
B. Analisis Laporan Keuangan ........................................................... 16
1. Pengertian Laporan Keuangan .................................................... 16
2. Tujuan Laporan Keuangan .......................................................... 17
3. Fungsi Laporan Keuangan .......................................................... 18
4. Komponen-Komponen Laporan Keuangan .................................. 19
C. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 28
D. Kerangka Konsep ............................................................................ 31
BAB III METODELOGI PENELITIAN ........................................................... 33
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 33
B. Fokus Penelitian .............................................................................. 33
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 33
D. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 34
F. Instrument Penelitian ...................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 35
1. Pengumpulan Data ...................................................................... 35
2. Reduksi Data ............................................................................... 36
3. Penyajian Data ............................................................................ 36
4. Penarikan Kesimpulan ................................................................. 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 38
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 38
1. Profil Sekolah .............................................................................. 38
2. Visi dan Misi ................................................................................ 38
3. Struktur Organisasi ...................................................................... 40
4. Job Description ............................................................................ 41
xiv
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 44
C. Pembahasan .................................................................................... 58
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 62
A. Kesimpulan ...................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64
xv
DAFTAR TABEL
Table 2.1. Tabel Penelitian Terdahulu ....................................................... 28
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Konsep .................................................................. 32
Gambar 2.2. Struktur Organisasi ............................................................... 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kunci penanggulangan kemiskinan dalam
jangka menengah maupun jangka panjang. Namun, sampai pada saat ini
masih banyak orang miskin yang memiliki keterbatasan akses untuk
memperoleh pendidikan bermutu, hal ini dikarenakan biaya pendidikan
yang terbilang mahal. Disisi lain, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap
warga Negara yang berusia 7-15 tahun diwajib mengikuti pendidikan
dasar, yang dikenal dengan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun. Konsekuensi dari hal tersebut maka pemerintah wajib
memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat
pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/Mts serta satuan pendidikan yang
sederajat).
Salah satu program yang terdapat di bidang pendidikan adalah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang menyediakan bantuan bagi
sekolah dengan tujuan membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang
tidak mampu dan meringankan beban bagi siswa yang lain dalam rangka
mendukung pencapaian Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun.
Meningkatnya kebutuhan dalam pendidikan, mendorong
pemerintah Indonesia menyalurkan berbagai bantuan demi kelangsungan
pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah dana Bantuan Operasional
2
Sekolah (BOS). Dana bantuan operasional Sekolah (BOS) diperuntukkan
bagi setiap sekolah tingkat dasar di Indonesia dengan tujuan
meningkatkan beban biaya pendidikan demi tuntasnya wajib belajar
sembilan tahun yang bermutu.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah pengembangan lebih
lanjut yang dilaksanakan pemerintah pada tahun 1998-2003 yaitu
Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Bidang Pendidikan, dan pada
tahun 2003-2005 Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM
tersebut dilaksanakan.
Untuk meningkatkan akuntabilitas keuangan sekolah, tidak ada
jalan lain, pemerintah perlu melibatkan masyarakat (khususnya: komite
sekolah) untuk mengawasi sekolah. Tidak ada jalan lain, karena jumlah
sekolah memang banyak sekali, melebihi kapasitas lembaga pengawasan
(formal) apapun yang ada hingga saat ini. Tentu saja perlu peningkatan
kapasitas masyarakat (komite sekolah) agar mereka mampu menjalankan
fungsi pengawasan ini, secara administratif, Program BOS juga perlu
lebih fleksibel dengan memberikan peluang bagi sekolah untuk
menyimpan sisa penggunaan dana BOS untuk dipergunakan pada tahun
ajaran berikutnya. Kalau tidak, laporan keuangan tidak akan dapat
dilepaskan dari “akal-akalan” untuk memenuhi prosedur administrasi.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan
Operasional Sekolah Reguler Pasal 9 ayat (1) dan (2), bahwa dana BOS
yang diterima oleh Sekolah digunakan untuk membiayai operasional
penyelenggaraan pendidikan di Sekolah dan Operasional
3
penyelenggaran pendidikan di Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan untuk membiayai:
a. penerimaan Peserta Didik baru;
b. pengembangan perpustakaan;
c. kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler;
d. kegiatan asesmen/evaluasi pembelajaran;
e. administrasi kegiatan sekolah;
f. pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan;
g. langganan daya dan jasa;
h. pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah;
i. penyediaan alat multi media pembelajaran;
j. penyelenggaraan bursa kerja khusus, praktik kerja industri atau
praktik kerja lapangan di dalam negeri, pemantauan kebekerjaan,
pemagangan guru, dan lembaga sertifikasi profesi pihak pertama;
k. penyelenggaraan kegiatan uji kompetensi keahlian, sertifikasi
kompetensi keahlian dan uji kompetensi kemampuan bahasa Inggris
berstandar internasional dan bahasa asing lainnya bagi kelas akhir
SMK atau SMALB; dan/atau
l. pembayaran honor.
Berdasarkan Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah
Reguler di atas mampu membiayai operasional penyelenggaraan atau
kegiatan di sekolah. Sedangkan pembayaran honor hanya dapat
digunakan paling banyak 50% (lima puluh persen) dari keseluruhan
jumlah alokasi dana BOS Reguler yang diterima oleh Sekolah.
4
Sekolah SD Inpres Bontomanai sudah menerima dana BOS sejak
tahun 2006, dana BOS sangat membantu bagi sekolah dasar Khususnya
di SD Inpres Bontomanai, meskipun Kebijakan pemerintah tentang
penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sering kali
mengalami keterlambatan, keadanaan ini menjadi salah satu sebab
pemanfaatan dana BOS tidak sesuai rencana. Bos yang dijanjikan cair
pada tanggal 15 januari sekarang BOS cair paling cepat dibulan Mei
keadaan seperti ini sudah terjadi selama 4 tahun, dengan penyaluran
dana BOS melewati Pemerintah Provinsi (Pemprov) kemudian
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan melalui Dinas Pendidikan, sebab
pihak Pemprov tidak mau mencairkan dana BOS sebelum seluruh
sekolah Khususnya di Kota Makassar mengumpulkan rekap data siswa,
inilah yang membuat terjadinya keterlambatan penyaluran dana BOS.
Dari uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul:
“Manajemen Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Manusia Pada SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar”
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalahnya yaitu bagaimana
Manajemen Penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada
SD Inpres Bontomanai Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis bagaimana Manajemen Penggunaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) pada SD Inpres Bontomanai Kota Makassar
5
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis
dan praktis. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya mengenai penggunaan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
b. Hasil penelitian juga dapat bermanfaat untuk memberikan landasan
dari pembuat kebijakan dalam membuat suatu keputusan tentang
Penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah maupun kepala sekolah dan
pengelola pendidikan lainnya yang terlibat agar terlaksananya
pembiayaan secara efektif dan efisien.
b. diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti tentang bagaimana penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Dan Prinsip Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah sebuah proses dalam rangka untuk
mencapai suatu tujuan oranisasi dengan cara bekerja secara bersama-
sama dengan orang-orang atau sumber daya yang memiliki organisasi.
Adapun menurut Husnan dan Pudjiastuti (2008:4) manajemen
keuangan adalah pengaturan kegiatan keuangan dalam suatu
organisasi yang menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan
pengendalian kegiatan keuangan.
Selanjutnya menurut Horne dan Wachowicz (2012:2) yang
diterjemahkan oleh Mubarakah manajemen keuangan adalah
“manajemen keuangan berkaitan dengan peroleh aset, pendanaan,
dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen keuangan merupakan segala aktivitas perusahaan
berhubungan dengan bagaimana memperoleh, mengelola aset sesuai
tujuan perusahan secara menyeluruh.
2. Fungsi Manajemen
Manajemen dalam organisasi pada dasarnya dilakukan sebagai
suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian suatu tujuan
tersebut perusahaan atau organisasi menggunakan fungsi dasar
pelaksaan yang terdiri dari: Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling.
7
a. Planning (perencanaan) yaitu proses menyangkut upaya yang
dilakukan untuk mengantisipasi kecendrungan dimasa yang akan
dating dan menentukan strategi dan taktik yang tepat dalam
mewujudkan target dan tujuan organisasi.
b. Organizing (pengorganisasian) yaitu proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat
dan tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan
bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja
secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan.
c. Actuating (pengarahan) yaitu berfungsi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kerja dengan optimal dan menciptakan
suasana lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan lainnya.
d. Controlling (pengendalian/pengawasan) yaitu proses yang
dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian yang telah
direncanakan, diorganisasikan, dan dilaksanakan bisa berjalan
sesuai dengan target yang diharapkan
Untuk memperjelas arti manajemen di bawah ini dikutip pendapat
pakar dibidang manajemen yaitu menurut G. R. Terry dalam bukunya
Principles Of Manajement, merupakan suatu proses yang khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya.
8
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
pengelolaan pengelolaan atau yang sering disebut manajemen yaitu
bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi
manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
3. Tujuan Manajemen
Tujuan manajemen adalah agar sumber daya yang ada dalam
suatu organisasi atau suatu perusahaan seperti, sumber daya
manusia, peralatan atau sasaran dapat digerakkan sedemikian rupa,
agar dapat menghindar dari pemborosan waktu, tenaga dan materi
dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
Semua perusahaan atau organisasi membutuhkan yang
namanya manajemen, karena tanpa adanya manajemen atau
pengelolaan suatu usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan
lebih sulit. Disini ada beberapa tujuan manajemen yaitu:
a. Untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi berdasarkan
visi dan misi.
b. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-
sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan.
c. Untuk menjapai efisien dan efektivitas kerja suatu perusahaan atau
organisasi.
Tujuan manajemen akan tercapai jika langkah-langkah
pelaksanaan manajemen ditetapkan secara tepat. Menurut Afififfin
(2010) bahwa langkah-langkah pelaksanaan manajemen berdasarkan
tujuan sebagai berikut:
9
a. Menentukan strategi.
b. Menentukan sarana dan batasan tanggung jawab.
c. Menentukan target yang mencakup kriteria hasil, kualitas dan batas
waktu.
d. Menentukan pengukuran pengoperasian tugas dan rencana.
e. Menentukan standar kerja (efektivitas dan efisiensi).
f. Menentukan ukuran untuk menilai.
g. Mengadakan pertemuan.
h. Pelaksanaan.
i. Pengadaan penilaian.
j. Mengadakan review secara berkala.
k. Pelaksanaan tahap berikutnya, berlangsung secara berulang-ulang.
4. Prinsip-Prinsip Manajemen
Adapun prinsip manajemen yang memberikan wewenang
kebutuhan informasi manajemen menurut James A. Hall (2009) antara
lain:
a. Formalisasi Pekerjaan
Pihak manajemen tidak harus menstruktur individu dengan
keahlian yang unik namun mereka harus menstruktur perusahaan
disekitar pekerjaan yang dilakukannya. Wilayah perusahaan dibagi
ke pekerja yang mewakili posisi pekerjaan yang penuh waktu dan
setiap posisi harus dengan jelas mendefinisikan batasan tanggung
jawab. Tujuannya ialah untuk menghindari suatu susunan
organisasi dimana kemampuan, kinerja dan eksistensi
berkelanjutan perusahaan bergantung pada individu tertentu.
10
Keterlibatan formalisasi pekerjaan suatu perusahaan
memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan tugas tersebut.
b. Tanggung Jawab dan Wewenang
Prinsip tanggung jawab (responsibility) merujuk pada kewajiban
individu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tanggung jawab
sangat terkait dengan wewenang (authority), yaitu memberikan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam batas-batas
tanggung jawab itu. Dalam organisasi bisnis, manajer
mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang ke bawah melalui
organisasi dari atasan kepada bawahannya, implikasi untuk, prinsip
tanggung jawab dan wewenang mendefinisikan jalur pelaporan
vertikal perusahaan dimana informasi mengalir.
c. Jangkauan Pengendalian
Jangkauan pengendalian (span of control) seorang manajer
merujuk pada banyaknya bawahan yang langsung di bawah
pengendaliannya. Ukuran jangkauan berpengaruh pada susunan
fisik perusahaan. Keterlibatan para manajer dengan tanggung
jawab pengendalian luas beroperasi paling efektif dengan informasi
yang lebih ringkas. Sedangkan manajer dengan jangkauan
pengendalian sempit membutuhkan laporan yang lebih terperinci.
d. Manajemen dengan pengecualian
Prinsip manajemen dengan pengecualian (management by
exception) menunjukkan bahwa manajemen harus membatasi
perhatian mereka pada wilayah-wilayah yang berpotensi
11
bermasalah (yaitu, pengecualian) dari pada terlihat dalam aktivitas
atau keputusan. Implikasi untuk laporan-laporan harus mendukung
manajemen dengan pengecualian melalui pemusatan perhatian
pada perubahan faktor-faktor kunci yang menunjukkan gejala ada
masalah. perincian yang tidak perlu dapat mengalihkan perhatian ke
fakta-fakta yang seharusnya tidak ada laporan.
5. Laporan Manajemen
Laporan merupakan sarana penting untuk menginformasikan
kepada para manajer. Laporan manajemen biasanya berbentuk fisik
sesuai dengan yang diinginkan atau diperlukan oleh penggunanya.
Dapat berupa dokumen kertas atau gambar elektronik yang disajikan
di terminal computer, dapat berisi informasi verbal, numerik atau grafis,
dan kombinasinya.
a. Tujuan Laporan
Laporan dikatakan berguna apabila memiliki kandungan
informasi. Nilainya merupakan dampak terhadap para
penggunanya. Adapun tujuan pelaporan umum yaitu:
1) Mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan suatu
masalah yang dihadapi pengambil keputusan.
2) Mempengaruhi perilaku pengambil keputusan dengan cara yang
positif. Laporan yang tidak tepat pada sasaran merupakan
laporan yang tidak ternilai dan kurang kandungan informasinya.
3) Pelaporan terprogram. Laporan terprogram memberikan
informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi
12
oleh pengguna yang terdapat pada dua subkelas laporan
terprogram.
4) Pelaporan terjadwal dihasilkan oleh sistem pelaporan
manajemen menurut waktu yang telah di tetapkan seperti
(harian, mingguan, kuartalan, dsb).
5) Laporan menurut permintaan. Dibuat oleh suatu peristiwa, bukan
oleh kerangka waktu.
b. Atribut Laporan
Agar efektif, surat laporan harus memiliki atribut sebagai berikut
ini:
1) Setiap komponen informasi dalam suatu laporan harus
mendukung terhadap keputusan manajer.
2) Laporan harus diringkas sesuai dengan tingkat manajer dalam
hierarki perusahaan.
3) Meninjau pengecualian. Laporan-laporan pengendalian harus
mengidentifikasi tugas yang mengakibatkan keluar dari
pengendalian, dan harus mengabaikan tugas yang di bawah
pengendalian.
4) Informasinya harus bebas dari kesalahan yang mengganggu.
5) Informasi harus sedetail mungkin.
6) disiplin waktu. Informasi yang disiplin waktu, yaitu cukup lengkap
dan cermat, lebih berharga dari pada informasi yang sempurna
tetapi terlambat untuk digunakan.
7) Informasi dalam suatu laporan harus disajikan sesingkat
mungkin.
13
c. Pelapor Khusus
Manajer dengan penggunaan komputer yang terbatas dengan
cepat menghasilkan laporan khusus dari komputer mikro, tanpa
bantuan tenaga profesional pengolah data. Informasi adalah pokok
dari pelaksanaan bisnis dan manajer bisa menggunakan data yang
disimpan untuk mendapatkan pengetahuan berharga tentang bisnis
mereka. Sumber data ini untuk mendukung kebutuhan pelaporan
khusus melalui konsep penggalian data, Penggalian data
merupakan proses memilih, mengeksplorasi, dan memodelkan
sejumlah besar data untuk membuka hubungan dan sistem global
yang ada dalam basis data berukuran besar tetapi tersembunyi.
Ada dua pendekatan dalam penggalian data yaitu:
1) Model verifikasi, menggunakan metode penggalian mendalam
untuk memverifikasi atau menolak hipotesis pengguna.
2) Model Penemuan, menggunakan penggalian data untuk
menemukan informasi yang tidak diketahui tetapi penting, yang
tersembunyi dalam data.
Ciri utama dari upaya penggalian data yang sukses adalah
pengaplikasian gudang data dari arsip dan operasional. Gudang data
merupakan sistem manajemen bisnis data relasional yang telah
dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan penggalian data.
6. Akuntansi Pertanggung Jawaban
Konsep akuntansi Pertanggung jawaban menyatakan bahwa
setiap peristiwa ekonomi yang mempengaruhi perusahaan adalah
tanggungjawab manajer, dan dapat dilacak ke masing-masing
14
manajer, karena hampir semua pelaporan manajemen melibatkan
Akuntansi Pertanggung Jawaban.
a. Penempatan Tujuan Keuangan Proses Anggaran
Proses anggaran membantu pihak manajemen mencapai
tujuan keuangannya dengan membentuk tujuan yang dapat diukur
untuk setiap segmen perusahaan.
b. Pengukuran dan Pelaporan Kinerja
Pengukuran dan pelaporan kinerja dilakukan pada setiap
segmen operasional dalam perusahaan.
c. Pusat Pertanggungjawaban
Untuk mencapai akuntabilitas, aktivitas bisnis secara teratur
mengorganisasikan kegiatan operasi ke dalam unit-unit yang
disebut sebagai pusat pertanggungjawaban. Bentuk yan palin
umum dari pusat pertanggungjawaban adalah:
1) Pusat biaya. Merupakan suatu unit organisasi dengan tanggung
jawab terhadap manajemen biaya dalam batas-batas anggaran.
2) Pusat laba. Manajer pusat laba bertanggungjawab untuk
mengendalikan biaya dan menghasilkan pendapatan.
3) Pusat investasi. Manajer pusat investasi memiliki wewenang
umum untuk mengambil keputusan yang secara mendasar
memengaruhi perusahaan.
7. Peratuan Pemerintah Tentang Dana Bantuan Operasional Sekolah
Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa setiap warga negara
yang berusia 7-15 (tujuh sampai dengan lima belas) tahun wajib
15
mengikuti pendidikan dasar. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
aparatur Negara menjamin terlaksananya wajib belajar minimal pada
jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam
ayat (3) disebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab
seluruh aparatur Negara termasuk masyarakat yang diselenggarakan
oleh lembaga pendidikan pemerintah. dampak dari undang-undang
tersebut yaitu aparatur Negara wajib memberikan layanan pendidikan
bagi seluruh peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan
SMP) serta sekolah lain yang sederajat.
Program wajib belajar 9 (sembilan) tahun telah tuntas 7 (tujuh)
tahun lebih awal dari target deklarasi Education For All (EFA) di Dakar,
karena salah satu indikator pencapaian program wajib belajar 9
(sembilan) tahun dapat diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK)
SD dan SMP, sehingga pada tahun 2005 APK SD telah mencapai
115%, sedangkan SMP pada tahun 2009 telah mencapai 98,11%.
Mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan,
pendekatan dan peninjauan program BOS, dari perluasan akses
menuju peningkatan kualitas. Karena program bantuan operasional
sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan juli 2005 lalu, telah berperan
penting dalam laju pencapaian wajib belajar 9 (sembilan) tahun.
Adanya perkembangannya tersebut, program BOS mengalami
perubahan mekanisme penyaluran dan peningkatan biaya satuan.
Sejak tahun 2012 proses dana BOS dilakukan dengan mekanisme
transfer dari provinsi ke provinsi yang selanjutnya ditransfer ke
16
rekening sekolah secara langsung dalam bentuk pemberian dengan
sukarela (hibah).
Pelaksanaan program BOS di tentukan oleh beberapa peraturan,
yaitu:
a. Peraturan presiden yang menata rincian Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).
b. Peraturan menteri keuangan yang menata proses penyaluran dana
BOS dari pusat ke provinsi dan pelaporannya.
c. Peraturan menteri dalam Negeri yang menata proses pengelolaan
dana BOS di daerah dan mproses penyaluran dari kas daerah ke
sekolah.
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang petunjuk
teknis pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan dana BOS.
Beberapa yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Program BOS tidak akan di
bicarakan kembali dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan ini.
B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2005:5), pada dasarnya laporan keuangan itu
terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi serta laporan ekuitas.
Neraca menunjukkan banyaknya aset, kewajiban dan ekuitas dari
suatu perusahaan pada saat itu. Sedangkan pada laporan laba rugi
menunjukkan posisi yang dicapai oleh perusahaan serta beban yang
terjadi selama periode tertentu, dan laporan ekuitas menunjukkan
17
sumber dalam penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan
perubahan ekuitas.
Menurut Harahab (2009:105) laporan keuangan menjabarkan
kondisi keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan pada jangka
waktu tertentu. Jenis-jenis laporan keuangan yang biasanya dikenal
yaitu laporan neraca, laporan laba rugi hasil usaha, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan laporan posisi keuangan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
laporan keuangan untuk perusahaan yang melaporkan posisi
keuangan perusahaan pada jangka waktu tertentu, yang tertuju pada
laporan neraca, perhitungan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas
dan arus kas. dimana neraca menunjukkan hasil operasi perubahan
selama periode tertentu. Sedankan laporan perubahan ekuitas
menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasab yang
menunjukkan perubahan ekuitas perusahaan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut buku standar akuntansi keuangan
(SAK) (2009) antara lain sebagai berikut:
a. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama
oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
b. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi kinerja keuangan
serta perubahan posisi keuangan pada suatu perusahaan
sehingga memberi manfaat bagi sejumlah besar pemakai
(stakeholders) dalam pengambilan keputusan ekonomi.
18
c. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan
netto dari kekayaan sebagai hasil dari aktivitas usaha.
d. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan saat ini.
e. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan
manajemen atau sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan
dalam suatu periode.
3. Fungsi Laporan Keuangan
Laporan keuangan penting untuk mengetahui secara pasti
kondii financial suatu organisasi atau perusahaan. adapun fungsi
laporan keuangan yaitu:
a. Menunjukkan kredibilitas perusahaan
Kredibilitas perusahan dapat dibuktikan melalui laporan
keuangan, laporan keuangan yang lengkap, transparan, dan jelas
menunjukkan bahwa operasional perusahaan berjalan dengan
lancar. Ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan investor
terhadap perusahaan.
b. Meningkatkan proses pengambilan keputusan
Analisis keuangan yang dapat membantu kita dalam
mengambil keputusan yang tepat bagi suatu perushaan. Dimana
perusahaan tersebut harus berinvestasi, bagaimana perusahaan
terebut harus memanfaatkan modal usahanya dan biaya apa saja
yang perlu dikurangi semuanya dapat di tentukan melalui laporan
keuangan perusahaan.
19
c. Memperlihatkan kesehatan perusahaan
Sehat atau tidaknya suatu perusahaan dapat inilai dari
laporan keuangannya. Dan perlu memperhatikan perputaran uang
perusahaannya, jika pengeluaran sebuah perusahaan lebih besar
daripada pendapatannya maka dapat di simpulkan bahwa
perusahaan tersebut tidak sehat.
Pengelolaan keuangan suatu perusahaan termasuk organisasi
kesehataan seperti rumah sakit umum daerah tercermin dari laporaan
keuangan yang disusun setiap tahun. Informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan dari semua kelompok pengguna yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Setiap pengguna
laporaan keuangan memiliki motivasi berbeda dalam membaca
laporan keuangan. suatu laporan keuangan akan bermanfat bagi
sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikannya dapat
dipahami, akan tetapi, informasi dalam laporan keuangan belum begitu
jelas dan tidak semua orang dapat memahaminya. Sedangkan bagi
pengguna laporan keuangan akan menjadi bahan pertimbangan dala
pengambilan keputusan.
4. Komponen-Komponen Laporan Keuangan
Menurut standar akuntansi pemerintah ada beberapa komponen
laporan keuangan antara lain:
20
a. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran merupakan salah satu komponen
laporan keuangan pemerintah yang menyediakan informasi tentang
realisasi dan anggaran entitas laporan secara tersamaan pada
suatu periode tertentu. Laporan realisasi anggaran menyediakan
sumber ringkasan, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi
yang di olah oleh aparatur Negara, yang menjabarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu
periode laporan. Unsur yang mencakup secara langsung pada
laporan realisasi anggaran terdiri dari pendapatan, belanja, transfer
dan pembiayaan masing-masing unsur dapat di artikan sebagai
berikut:
1) Akuntansi anggaran ialah cara pertanggungjawaban dan
pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu
pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.
2) Akuntansi pendapatan dilakukan secara asas bruto yaitu dengan
melakukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya (setelah dikurangi pengeluaran), pendapatan
dikelompokan berdasarkan, transfer masuk yaitu penerimaan
uang dan wujud lain, seperti penerimaan dana yang di
pertimbangkan dari pemerintah pusat dan dari hasil pemerintah
provinsi.
3) Akuntansi belanja, berkaitan dengan pengeluaran yang melalui
bendahara pengeluaran. pelaporannya terjadi pada saat
21
pertanggungjawaban mengenai pengeluaran tersebut disahkan
oleh unit yang mempunyai wewenang pembendaharaan.
Belanja dapat dikelompokan sebagai berikut:
a) Kelompok ekonomi ialah pengelompokan yang berdasarkan
pada jenis belanja selama aktivitas. Seperti belanja pegawai,
hibah dan bantuan sosial.
b) Kelompok organisasi ialah pengelompokan berdasarkan
satuan organisasi penggunaan anggaran.
c) Kelompok fungsi ialah pengelompokan berdasarkan pada
fungsi utama aparatur Negara dalam memberikan pelayanan
pada masyarakat.
4) Akuntansi pembiayaan merupakan seluruh transaksi pemerintah,
baik pemasukan maupun pengeluaran, yang akan diterima dan
yang harus dibayar, yang dalam perhitungan pemerintah
terutama diperuntukan menutup devisit atau pemanfaatan
anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain berasal dari
pinjaman dan hasil investasi. Sedangkan pengeluaran
pembiayaan yaitu digunakan untuk membayar kembali pokok
pinjaman, pemberian pinjaman kepeda entitas lain, dan
penyertaan modal oleh pemerintah.
b. Neraca
Menurut Jumingan (2003:13) neraca adalah suatu yang
sistematis tentang aktiva (assets), utang (liabilites), dan modal
sendiri dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Biasanya pada
saat buku ditutup yakni akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun.
22
Menurut Kasmir (2008:28) bahwa neraca merupakan laporan
yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksud adalah posisi jumlah
dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu
perusahaan.
Berdsarkan sumber Akuntansi Pemerintah (2005), neraca
merupakan laporan yang menjabarkan posisi keuangan suatu
entitas laporan berkaitan dengan aset, kewajiban dan ekuitas dana
pada waktu laporan, unsur-unsur yang da pada neraca terdiri dari
aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Unsur-Unsur tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1. Aset ialah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu di mana
manfaat ekonomi atau sosial umtuk masa depan diharapkan
dapat diperoleh semua pihak baik pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya keuangan yang dibutuhkan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
2. Kewajiban ialah hutang yang muncul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya berdampak pada aliran keluar dari
sumber daya ekonomi pemerintah.
3. Ekuitas dana ialah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
perbandingan antara aset dan kewajiban pemerintah.
23
Penyajian neraca dapat ditunjukan untuk kepentingan umum,
yakni untuk kepentingan pihak-pihak diluar perusahaan seperti
kreditur, pemeang saham, lembaga pemerintah seperti kreditur,
pemeang saham, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum,
maupun untuk kepentingan khusus yang bersifat internal bai
kepentingan manajemen.
Dalam prakteknya, neraca disusun mengikuti kaidah-kaidah
menurut Jumingan (2005: 14) sebagai berikut:
a) Harus disebutkan judul laporan yang menurut neraca menurut
perusahaan, nama laporan (neraca), dan tanggal penyusunan
laporan.
b) Dalam bentuk rekening (account form), sebelah kiri selalu diberi
judul “aktiva” sedang disebelah kanan selalu diberi judul “utang
dan modal sendiri”.
c) Dalam neraca, metode penilaian harta kekayaan yang dianut
berdasarkan hara pokoknya (cost).
d) Pos-pos dalam neraca harus dikelompokkan secara lois dan
tepat.
e) Pos-pos sejenis tidak akan dikelompokkan sendiri dalam neraca.
f) Jumlah suatu kelompok atau sub kelompok harus ditunjukan
dengan jelas.
g) Jumlah keseluruhan kelompok untuk kedua sisi harus sama atau
seimbang.
24
h) Laporan harus menunjukkan hal yang sebenarnya aar supaya
jangan menyesatkan. Tambahan keterangan bila perlu dapat
dicantumkan dalam catatan kaki sebagai suplemen.
i) Harus digunakan judul pos-pos aktiva dan utang yang bersifat
deskriptif.
j) Untuk keperluan analisis laporan keuangan, jumlah sen
diabaikan atau dihilankan.
c. Laporan Arus Kas
Menurut Kasmir (2008:29) laporan arus kas merupakan laporan
yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan denan keiatan
perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap kas.
Menurut Zaki Baridwan (2008:40) tujuan utama laporan arus
kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan
dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Untuk
mencapai tujuan ini, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok
yang membedakan ialah pemasukan dan pengeluaran kas yang
diperoleh dari pelaksaan investasi, pembelanjaan (financing), dan
aktivitas usaha.
Laporan arus kas terdiri atas kas masuk (cash in) dan arus kas
keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk berupa uang
yang masuk ke perusahaan, misalnya hasil penjualan atau
pemasukan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan bayaknya
pengeluaran, salah satunya ialah pembiayaan biaya operasional
pemerintah.
25
Metode permintaan uang pada perusahaan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak
diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi
menjadi sekecil mungkin. Menurut Soemarso (2004:297) metode
penerimaan kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Terdapat pembagian tugas antara yang menyimpan, yang
menerima dan mencatat penerimaan uang. Sedangkan bagi
perusahaan kecil pemisahan ini tidak dapat dilakukan, maka
penggabungan antara ketiga tugas tadi hanya bisa dilakukan
oleh pemilik perusahaan inti.
b) Semua penerimaan uang lansung disetor ke bank sebagaimana
jumlahnya.
Sama halnya dengan penerimaan uang, metode pengeluaran
kas perlu disusun sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran
yang sudah disetujui dan benar-benar untuk kegiatan perusahaan
saja yang akan dicatat dalam pembukuan perusahaan. Pada
hakikatnya agar dapat menghasilkan sistem pengendalian yang
baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Segala pengeluaran dilakukan dengan cek. Pengeluaran-
pengeluaran dalam nominal kecil dilakukan melalui dana kas
kecil.
2) Segala pengeluaran kas harus mendapatkan persetujuan dari
yang berwewenang terlebih dahulu.
26
3) Terdapat pemisahan tuas antara yang berhak menyetujui
pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan
pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas.
d. Laporan perubahan aktiva bersih
Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva
bersih yang tidak terikat, terikat sementara, dan terikat permanen.
e. Laporan Atas Catatan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008:30) laporan catatan atas laporan
keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila
ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.
Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan
keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu sehingga
jelas. Hal ini perlu dilakukan aar pihak-pihak yang berkepentingan
tidak salah dalam menafsirkannya.
Catatan atas laporan keuangan ditunjukan agar laporan
keuangan dapat di pahami dan dibandingkan dengan laporan
keuangan entitas lainnya. Catatan atas laporan keuangan
sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut:
1. Informasi tentang kebijakan fisical atau keuangan, ekonomi
makro, dan rintangan yang terjadi dalam pencapaian target.
2. ringkasan pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
3. Informasi perihal dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diaplikasikan
atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
27
4. Menyatakan informasi yang diwajibkan oleh standar akuntansi
pemerintah yang belum disugukan dalam bagian depan laporan
keuangan.
5. Pernyataan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang
muncul sehubungan dengan penerapan dasar atas pendapatan,
belanja dan direkomendasikannya dengan penerapan dasar kas.
6. Informasi tambahan yang dibutuhkan untuk penyajian yang
wajar, yang tidak disugukan dalam bagian depan (cover) laporan
keuangan.
Pembahasan mengenai kinerja keuangan harus dihubungkan
dengan tujuan dan sasaran dari neraca strategis pemerintah dan
indikator sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Ikhtisar pembahasan kinerja keuangan dalam catatan atas
laporan keuangan harus:
a) Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan.
b) Memberikan gambaran yang jelas atas realisasi dan rencana
kinerja keguangan dalam entitas pelaporan, dan
c) Menguraikan prosedur yang telah disusun dan di jalankan oleh
manajemen untuk dapat memberikan keyakinan yang beralasan
bahwa informasi kinerja keuangan yang dilaporkan adalah
relevan dan andal.
Pembahasan mengenai kinerja keuangan harus:
1) Meliputi baik hasil yang positif maupun negative
2) Menyajikan data historis yang relevan.
28
3) Membandingkagn hasil yang dicapai dengan tujuan dan
rencana yang telah ditetapkan.
4) Menyajikan informasi penjelasan lainnya yang diyakini oleh
manajemen akan dibutuhkan oleh pembaca laporan keuangan
untuk dapat memahami indicator, hasil, dan perbedaan yang
ada dengan tujuan atau rencana.
C. Tinjauan Empiris
Sebagai pembelajaran dan bahan perbandingan peneliti
menggunakan penelitian terdahulu yang mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian. Diantaranya:
Tabel 2.1: Tabel Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metode
Penelitian Hasil penelitian
1 Julantika et
al (2017)
Akuntabilitas
Pengelolaan
Dana Bantuan
Operasional
Sekolah (Studi
Kasus SDN
Pringgowirawan
02 Jember)
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
Hasil penelitian ini
adalah Pengelolaan
dana BOS dinilai dari
jumlah dana BOS
yang direncanakan
dengan dana BOS
yang digunakan.
Kesesuaian
penggunaan di sini
dilihat dari angka ratio
yang ditunjukkan.
Ratio dalam penelitian
ini adalah angka yang
menunjukkan
kemampuan sekolah
dalam menggunakan
dana BOS sesuai
dengan dana BOS
yang sudah
direncanakan di awal
pembelajaran.
29
2 Krisnayanti
(2014)
Analisis
Persepsi Stake
Holder Internal
Dan Eksternal
Terhadap
Transparansi
Dan
Akuntabilitas
Laporan
Keuangan
Pengelolaan
Dana BOS di
SMPN 1 Banjar
tahun 2013
kualitatif Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
persepsi stakeholder
internal pada indikator
pertama tentang
transparansi berada
pada kategori sangat
baik, indikator kedua
sampai keempat
berada pada kategori
baik, pada keempat
indikator akuntabilitas
berada pada kategori
baik dan persepsi
stakeholder eksternal
pada indikator
pertama sampai
keempat tentang
transparansi berada
pada indikator baik,
pada indikator
pertama tentang
akuntabilitas berada
pada kategori sangat
baik, indikator kedua
dan keempat berada
pada pada kategori
baik. Terdapat
perbedaan persepsi
stakeholder internal
dan stakeholder
eksternal terdapat
transparansi dan
akuntabilitas laporan
keuangan
pengelolaan dana
BOS di SMP Negeri 1
Banjar Tahun 2013
3 Duta dan
Riharjo
(2003)
Tinjauan Tujuan
Terhadap
Pengelolaan
Dana Bantuan
Operasional
Sekolah (BOS)
kualitatif Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
pengelolaan dana
BOS di SMP
Pawiatan Surabaya
belum sepenuhnya
30
pada SMP
Pawiatan
Surabaya
efektif, karena
indikator-indikator
yang mengarah pada
tercapainya tujuan
pengelolaan dana
yang efektif di SMP
Pawiatan Surabaya
banyak yang belum
tercapai
4 Sumarni
(2015)
Analisis
Pengelolaan
Dana Bantuan
Operasional
Sekolah (Bos)
Di Smpn 6
Satap Rambah
Samo
kuantitatif Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
Penggunaan dana BOS
di SMPN 6 SATAP
Rambah Samo terdiri
dari 2 komponen yaitu
komponen yang bisa
dibiayai dari dana BOS
dan yang tidak bisa
dibiayai dari dana BOS
dan pembukuan dana
BOS yang dilakukan oleh
pengurus dana BOS
SMPN 6 SATAP Rambah
Samo belum
dilaksanakan dengan
baik karena tidak
dibukukan dalam buku
kas umum sekolah.
Untuk pelaporan
pertanggungjawaban
dana BOS, pengurus
dana BOS SMPN 6
SATAP Rambah Samo
telah melaksanakannya
sesuai dengan
Peraturan Menteri
Pendidikan dan
Kebudayaan
(PERMENDIKBUD)
Nomor 101 Tahun 2013.
Program pelaksanaan
dana BOS SMPN 6
31
SATAP Rambah Samo
termasuk dalam
kategori sedang
dikarenakan masih ada
yang belum
pelaksanaannya dengan
peraturan yang berlaku
5 Indraswuri
(2015)
Analisis Dan
Perancangan
Informasi
Pelaporan
Bantuan
Operasional
Sekolah Unit
Pelaksana
Teknis Taman
Kanak-Kanak
Dan Sekolah
Dasar (UPT TK
dan SD)
Kecamatan
Kebon Agung
kualitatif Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
metode pelaporan
Dana Bantuan
Operasional Sekolah
yang berjalan di UPT
TK dan SD
Kecematan Kebon
Agung saat ini adalah
metode konvesional
yaitu dengan proses
mengetik manual
dengan aplikasi
Microsoft word atau
Microsoft excel
D. Kerangka Pikir
Kerangka pikir disusun untuk memberikan gambaran mengenai alur
penelitian yang akan dilakukan nantinya. Penelitian ini dilakukan pada SD
Inpres Bontomanai Kota Makassar. Penelitian ini menganalisis tentang
laporan keuangan sekolah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan
dana Bantuan Operasional Sekolah Pada SD Inpres Bontomanai Kota
Makassar. Untuk lebih jelasnya berikut gambaran kerangka pikir dalam
penelitian ini.
32
Gambar 2.1: Kerangka konsep
Penerimaan Dana
Bos
SD Inpres Bontomanai
Peningkatan
Sumber Daya
Manusia
Penggunaan Dana
Bos
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan
bukannya sekedar mengamati dengan teliti terhadap suatu objek yang
mudah terpegang di tangan. Penelitian ini menggunakan jenis metode
kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yang
merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa
sekarang (Nazir, 2005).
B. Fokus Penelitian
Untuk mempermudah penulis untuk menganalisis hasil penelitian,
maka penelitian ini di fokuskan pada proses penggunaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) pada SD Inpres Bontomanai Kota Makassar.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang dijadikan obyek penelitian SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar, Jl. Sultan Alauddin II No. 37 makassar
Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Adapun waktu penelitian dilakukan
yaitu selama 2 bulan lamanya, mulai dari bulan Oktober sampai bulan
September 2020.
D. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data sebagai berikut:
1. Jenis data
a. Data kualitatif yaitu, data yang seperti, laporan pertanggungjawaban
dan jurnal.
34
b. Data Kuanlitatif yaitu, data yang diperoleh dalam bentuk tulisan
yang berupa gambaran umum sekolah maupun informasi langsung
yang menyangkut kebijakan sekolah.
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sekolah
melalui wawancara langsung dengan kepala sekolah dan dibagian
bendahara sekolah sebagai objek penelitian.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
sekolah dan pencatatan yang erat kaitannya dengan masalah yang
akan dibahas dengan kepala sekolah dan bagian bendahara
sekolah.
3. Informan Penelitian
Informan pada penelitian ini yaitu kepala sekolah dan bagian
bendahara sekolah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh segala data dan informasi sehubungan dengan
penelitian ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut.
1. Studi kepustakaan (library research) adalah metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku
literature dimana didalamnya terdapat teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian.
2. Studi lapangan (filed research), dalam penelitian ini penulis
mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara melakukan
35
pengamatan langsung pada sekolah yang bersangkutan, baik melalui
observasi, dan wawancara.
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara:
a. Wawancara adalah metode untuk mendapatkan data dengan cara
melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang
bersangkutan, guna mendapatkan data dan keterangan yang
menunjang analisis dalam penelitian.
b. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan langsung pada obyek yang diteliti sehingga diperoleh
gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi.
c. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu.
Digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk
buku, arsip, dokumen, tulisan tangan dan gambar yang berupa
laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.
Sebelum melakukan penelitian lapangan, peneliti melakukan telaah
terhadap beberapa buku, arsip ataupun dokumen yang akan
dijadikan sebagai panduan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang mengukur dan
membantu peneliti dalam mengumpulkan data dilapangan. Adapun alat-
alat yang dibutuhkan dalam penelitian lapangan ini diantaranya
handphone, dan alat tulis menulis berupa buku catatan dan pulpen.
G. Teknik Analisis Data
Menurut sugiyono (2013) analisiss data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
36
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan
temuannya dapat di informasikan kepada orang lain.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model
analisis interaktif sebagaimana di ungkapkan oleh Miles dan Huberman
(1984) dengan empat tahap yaitu:
1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang
diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang
dicatat dalam catatan lapangan yang terbagi menjadi dua bagian yaitu
deskriptif dan reflektif. Catatan deskriptif adalah catatan alami atau
catatan yang dilihat, didengar, disaksikan dan dialami sendiri oleh
peneliti. Catatan reflektif adalah catatan yang berisi kesan, komentar,
pendapat, dan tapsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai.
2. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan untuk memberikan gambaran yang
lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan
data serta mencari data tambahan apabila diperlukan. Serta menyusun
data yang diperoleh secara sistematis dan menjabarkan hal-hal
penting yang ditemukan terkait dengan hasil temuan dan membuang
data yang tidak berkaitan dengan masalah penelitian.
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan agar data hasil reduksi dapat
terorganisasikan dengan baik dan tersusun dalam pola hubungan
sehingga memudahkan bagi para pembaca untuk memahami data
penelitian. Dan pada Tahap ini peneliti berusaha menyusun data yang
37
relevan untuk menghasilkan informasi yang disimpulkan dan memiliki
makna tertentu. prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan
dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang
sebenarnya terjadi dan apa yang perlu di tindaklanjuti untuk mencapai
tujuan penelitian.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan keimpulan dilakukan selama proses penelitian
berlangsung, setelah data terkumpul cukup memaknai maka
selanjutnya di ambil kesimpulan sementara, dan setelah data benar-
benar lengkap maka dimabil kesimpulan terakhir.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Sekolah
SD Inpres Bontomanai Kota Makassar didirikan pada tanggal 07-
11-1976 dan merupakan sekolah yang penulis pilih untuk tempat
penelitian, yang beralamat di Jl. Sultan Alauddin II No. 37 makassar
Kecamatan Tamalate Kota Makassar dengan jumlah siswa sebanyak
358 orang dengan perincian laki-laki sebanyak 180 orang dan
perempuan sebanyak 178 orang, Kondisi geografis SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar saat ini yaitu -5,1795 lintang 119, 4369
bujur kontruksi gedung premanen, jumlah ruangan belajar 6 ruangan,
ruangan WC 4 Tiga untuk perempean satu untuk laki-laki.
Kepala sekolah SD Inpres Bontomanai Kota Makassar saat ini
adalah bapak Alimuddin, S. pd. SD Inpres Bontomanai Kota Makassar
menerima jenjang akreditasi A sejak tahun 2019, untuk seluruh
kompetensi keahlian yang dipilih melalui proses pembelajaran dikelas
serta dibekali dengan kegiatan luar kelas yaitu ekstrakulikuler.
Kegiatan ekstrakulikuler dimaksudkan untuk mengembangkan bakat,
minat, serta kreatifitas siswa agar siswa dapat mengoptimalkan
kemampuan mereka.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Membina ahlaq, etika, disiplin berbudi pekerti dan cerdas dilandasi
dengan nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran islam.
39
b. Misi
1) Menanamkan keyakinan aqidah melalui pengalaman ajaran
islam
2) Menanamkan etika disiplin budi pekerti melalui pembinaan
3) Mengembangkan pengetahuan dibidang iptek, bahasa,
olahraga, dan seni budaya sesuai bakat minat dan potensi
siswa
4) Meningkatkan atau memaksimalkan proses pembelajaran dan
bimbingan dikelas
5) Menjalin kerja sama yang harmonis antara warga sekolah dan
lingkungan
40
3. Struktur Organisasi
PEMBINA Hj. WINDA NADIRA, S.pd
KEPALA SEKOLAH ALIMUDDIN, S.pd
KOMITE SEKOLAH Hj. KARTINI, S.pd
GURU KELAS I GURU KELAS II GURU KELAS III GURU KELAS IV GURU KELAS V GURU KELAS VI
GURU KELAS Ia NURHAYATI, S.Pd
GURU KELAS Ib HASNIAH, S.Pd
GURU KELAS IIa Hj. IRIANI K, S.Pd,M.Pd
GURU KELAS IIb RAHMAWATI, S.Pd
GURU KELAS IIIa NURAENI, S.Pd
GURU KELAS IIIb SITTI ZAENAB, S.Pd
GURU KELAS IVa SURIATI, S.Pd
GURU KELAS IVb IRAWATI, S.Pd
GURU KELAS Va Hj. FARIDAH,
S.Pd
GURU KELAS Vb Dra. NURNIATI
GURU KELAS VIa ZULKIFLI, S.Pd
GURU KELAS VIb Lucia Dos Reis D.Q,
S.Pd
PENDAIS
HUZAIMAN, S.Pd
HIJRAH, S.Pd
PJOK
ISDAR, S.Pd
ZULKIFLI, S.Pd
B. INGGRIS
SUSWANTI, S.Pd
OPERATOR / ADM
HASNIAH, S.Pd
RIFAN
PUSTAKAWAN
ZULKIFLI, S.Pd
ISDAR, S.Pd
IRAWATI, S.Pd
BUJANG
ROSDIANA
SATPAM
ISMAIL
PESERTA DIDIK
41
4. Job Description
a. Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan
fungsi sekolah.
2) Merumuskan rencana jangka menengah dan rencana
operasional sekolah untuk ditetapkan oleh komite sekolah.
3) Menetapkan prosedur dan standar pelayanan pendidikandan
kinerja guru dan karyawan.
4) Membina kegiatan staf yang dibantu oleh wakil kepala sekolah
serta melaksanakan koordinasi dengan komite dan instansi
terkait lainnya.
5) Membuat pertanggungjawaban kinerja sekolah kepada
pengawas sekolah, komite sekolah dan dinas pendidikan.
b. Wakil kepala sekolah
Wakil kepala sekolah mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menyusun rencana kegiatan di bagian umum dan pembinaan
staf dan guru
2) Menyelenggarakan kegiatan, perlengkapan perencanaan,
membuat jadwal pelajaran, pelaporan, dan teknnologi informasi
guna membantu kinerja kepala sekolah
3) Melaksanakan urusan staf dan guru serta Pembina SDM.
4) Menyelenggarakan kegiatan kepemimpinan dilingkungan
sekolah apabila kepala sekolah sedang dinas di luar lingkungan
sekolah.
42
5) Membuat pertanggungjawaban kinerja dibagian umum dan
pembinaan SDM serta jabatan wakil kepala sekolah.
c. Staf urusan kurikulum
Staf urusan kurikulum memiliki tugas sebagai berikut:
1) Menyusun rencana kegiatan di bidang kurikulum.
2) Menyelenggarakan kegiatan kurikulum dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas dan fungsi guru mata pelajaran dan wali
kelas.
3) Menetapka prosedur dan standar kurikulum.
4) Membina kegiatan guru mata pelajaran dan wali kelas dan
menyusun jadwal rapat musyawarah guru mata pelajaran dan
musyawarah kepala sekolah.
d. Staf urusan kesiswaan
Staf urusan kesiswaan memiliki tugas sebagai berikut:
1) Menyusun rencana kegiatan di bidang kesiswaan.
2) Menyeleggarakan kegiatan kesiswaan dan kegiatan
ekstrakulikuler.
3) Merumuskan prosedur tetap tentang peraturan tata tertib siswa.
4) Membuat pertanggungjawaban kinerja dibidang kesiswaan
pada wakil kepala sekolah dan kepala sekolah
e. Staf urusan sarana dan prasarana.
Staf urusan sarana dan prasarana memiliki tugas sebagai berikut:
1) Menyusun rencana di bidang sarana dan prasarana.
43
2) Membuat daftar sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar dan berkoodinasi kepada
semua staf dan tata usaha.
3) Menyelenggarakan kegiatan kerumahtanggaan yang meliputi
antara lain pemeliharaan kebersihan, sanitasi, perawatan
gedung dan keamanan.
4) Membuat pertanggungjawaban kinerja di bidang sarana dan
prasarana kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan
bendahara sekolah.
f. Staf urusan bendahara dan keuangan
Staf urusan bendahara dan keuangan memiliki tugas sebagai
berikut:
1) Menyusun rencana kegiatan di bidang keuangan.
2) Menyelenggarakan kegiatan di bidang keuangan yang meliputi
anggaran, pembendaharaan, verifikasi, dan akuntansi.
3) Membuat pertanggungjawaban kinerja di bidang keuangan
kepada kepala sekolah, dinas pendidikan, dan Tim PKPS-BBM
Kab/Kota.
g. Guru wali kelas
Guru wali kelas mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menyusun rencana kegiatan kelas yang menjadi
tanggungjawabnya.
2) Menyelenggarakan kepemimpinan kelas.
3) Menyelenggarakan pelayanan keluhan siswa dan wali murid
dan berkoodinasi dengan staf humas dan BK.
44
4) Mengisi dan menyelenggarakan nilai raport kepada sekolah
dan wakil kepada sekolah
h. Guru mata pelajaran.
Guru mata pelajaran mempunyai tugas:
1) Menyusun rencana kegiatan belajar mengajar.
2) Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajaryang meliputi
pengajaran, evaluasi dan bimbingan kepala sekolah dan staf
kurikulum.
B. Hasil Penelitian
1. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Pengelolaan dana BOS di SD Bontomanai Kota Makassar
menerapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Teknis
Bantuan Operasional Sekolah, dimana dalam pengelolaan dana BOS
terdapat aktivitas dari perencanaan pengelolaan dana BOS,
pelaksanaan pengelolaan dana BOS, dan pengawasan pengelolaan
dana BOS.
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada
SD Inpres Bontomanai Kota Makassar melewati beberapa prosedur
sebagai berikut:
a. Perencanaan Program Dana BOS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan
program kepala sekolah dalam mengelola dana BOS pada SD
Inpres Bontomanai Kota Makassar dilakukan pada setiap awal
tahun ajaran baru dengan membentuk tim keuangan sekolah,
45
yang melibatkan kepala sekolah sebagai penanggung jawab,
bendahara sekolah, sebagian dewan guru, pengurus komite
sekolah dan orang tua murid melalui rapat dan hasil kesepakatan
tertulis dalam RAKS.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan
menyatakan bahwa:
”SD Inpres Bontomanai Kota Makassar biasa melakukan perencanaan itu di setiap awal tahun ajaran baru, dengan komponen yang terlibat antara lain kepala sekolah sebagai penanggung jawab, bendahara sekolah, sebagian dewan guru, komite sekolah, dan orang tua murid”. (ZKL, 12 Oktober 2020).
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan dari
kepala sekolah sebagai berikut:
”perencanaan pengelolaan dana BOS pada sekolah SD Inpres Bontomanai Kota Makassar dilakukan setiap awal tahun ajaran baru dengan melibatkan kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah dan orang tua murid”. (ALD, 24 November 2020).
Proses perencanaan diawali dengan menyusun RAKS oleh
tim manajemen bos sekolah, guru, dan komite sekolah
selanjutnya melibatkan beberapa stakeholder sekolah yakni
pihak-pihak yang berkepentingan dengan sekolah, dan mereka
menjalankan perannya masing-masing yakni Tim Manajemen
Bos, dewan guru, dan komite sekolah. RAKS disusun untuk
merencanakan kerja tahunan sekolah dan untuk menetapkan
anggaran pendapatan dan belanja sekolah selama satu tahun.
Langkah-langkah penyusunan RAKS diawali dengan
mengumpulkan semua guru dan karyawan untuk melakukan
pendataan kebutuhan/kegiatan sekolah dalam satu tahun dari
46
masing-masing bidang. Perubahan RAKS juga dilakukan karena
terdapat kegiatan awal yang telah direncanakan tetapi tidak
dapat terealisasi pada tahun berjalan anggaran tersebut,
sehingga sekolah akan menggantikan dengan kegiatan lain dan
disusun dalam draft RAKS perubahan. Selanjutnya akan dibuat
perencanaan anggaran dan kemudian tim melakukan sosialisasi
kepada kepala sekolah, dewan guru, dan komite sekolah, dan
kemudian RAKS dipajang dipapan pengumuman sekolah
sehingga semua warga sekolah bisa mengetahui anggarannya.
Sebagaimana dijelaskan oleh Informan:
“proses perencanaannya itu diawali dengan menyusun RAKS oleh tim manajemen bos sekolah, guru, dan komite sekolah, selanjutnya melibatkan stakeholder sekolah
yakni pihak-pihak yang berkepentingan dengan sekolah. Langkah-langkah penyusunan RAKS diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan sekolah dalam satu tahun, selanjutnya dibuat perencanaan anggaran, kemudian mensosialisasikan kepada kepala sekolah, dan kemudian dipajang dipapan pengumuman sehingga warga sekolah bisa mengetahui anggarannya”. (ZKL, 12 Oktober 2020).
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan dari
kepala sekolah sebagai berikut:
“tim manajemen sekolah melakukan perencanaan diawali dengan menyusun RAKS yang dapat mengidentifikasi kebutuhan sekolah dalam satu tahun. Perencanaan ini juga melibatkan stakeholder sekolah yakni pihak-pihak
yang berkepentingan dalam sekolah. Adapun dalam penyusunan RAKS ini dibuat perencanaan anggaran kemudian mensosialisasikan kepada sekolah dan dipajang dipapan informasi sehingga staf sekolah bisa mengetahui anggarannya”. (ALD, 24 November 2020)
Biaya pendidikan merupakan komponen masukan
instrumental yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat
47
menentukan dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan
baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Supriadi (2010)
mengemukakan bahwa: “Biaya pendidikan merupakan salah satu
komponen instrumental (instrumental input) yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pendidikan (di sekolah).”
Perencanaan pembiayaan merupakan sebuah proses yang
dimulai dari penetapan tujuan, menentukan strategi untuk
pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh. Siswanto (2012)
mengemukakan bahwa tahapan-tahapan aktivitas perencanan
meliputi: 1) perkiraan (forecasting), 2) penetapan tujuan
(establishing objective), 3) pemograman (programming), 4)
penjadwalan (scheduling), 5) penganggaran (budgetting), 6)
pengembangan prosedur (developing procedure), 7) penetapan
dan interpretasi kebijakan (establishing and interpretting
policies).
b. Pelaksanaan Program Dana BOS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan program dalam menggunakan dana BOS pada SD
Inpres Bontomanai Kota Makassar diawali dengan melakukan
koordinasi dan sosialisasi kepada berbagai pihak yang terlibat
dalam perencanaan penggunaan dana BOS. Pelaksanaan
program penggunaan dana BOS berpedoman pada petunjuk
teknis (Juknis) yang diedarkan oleh Dinas Pendidikan Kota
Makassar.
Sebagaimana dijelaskan oleh Informan:
48
“Pelaksanaan program dana BOS di SD Inpres Bontomanai Kota Makassar sudah menggunakan petunjuk teknis 2020 yang sesuai dengan juknis yang diedarkan, dan pelaksanaannya diawali dengan melakukan koordinasi dan sosialisasi kepada pihak yang terlibat”. (ZKL, 13 Oktober 2020). Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan dari
kepala sekolah sebagai berikut:
”sekolah kami baru-baru ini pengelolaan dana BOS nya telah menggunakan petunjuk teknis yang diedarkan oleh dinas pendidikan kota Makassar, dan kami melakukan sosialisasi dan koordinasi pada pihak-pihak yang terlibat”. (ALD, 24 november 2020)
Dalam pelaksanaan pengelolaan dana BOS harus
didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara
tim manajemen BOS sekolah, dewan guru, dan komite sekolah
yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan
dalam RAKS/RAPBS, di samping dana yang diperoleh dari
pemda atau sumber lain yang sah. Hasil kesepakatan
penggunaan dana BOS (dan dana lainnya tersebut) harus
diluangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara rapat yang
dilampirkan tanda tangan seluruh peserta rapat yang hadir.
Sebagaimana dijelaskan oleh informan:
“pelaksanaannya itu harus dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan kepala sekolah, tim manajemen BOS sekolah dan lain sebagainya seperti yang saya sebutkan sebelumnya, dan hasil kesepakatannya harus dituangkan secara tertulis dalam bentuk berita acara”. (ZKL, 14 Oktober 2020).
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan dari
kepala sekolah sebagai berikut:
“kami melaksanaan program dana BOS sesuai dengan kesepakatan bersama-sama dengan kepala sekolah, tim manajemen BOS, dewan guru dan orang tua murid
49
kemudian hasil kesepakatannya harus dibuatkan berita acara”. (ALD, 24 November 2020).
Efek dari anggaran sekolah pada hasil siswa adalah
berbagai karakteristik sekolah mempengaruhi baik anggaran
sekolah serta kinerja siswa, pengeluaran anggaran tidak dapat
diperlakukan sebagai variable eksogen dalam pendidikan.
Pembiayaan sekolah dasar dan menengah merupakan proses
yang kompleks dengan beberapa tujuan yaitu, sistem keuangan
sekolah berusaha untuk menyediakan sumber daya yang cukup
sehingga anak memiliki kesempatan untuk belajar tetapi pada
saat yang sama sumber daya harus digunakan seefisien
mungkin, pembuat kebijakan tidak selalu tahu cara terbaik untuk
meningkatkan sistem keuangan sekolah mereka meskipun
pembiayaan merupakan bagian penting dari sistem pendidikan,
tanpa sumber daya sekolah tidak akan berfungsi.
Sebagaimana dijelaskan oleh informan:
“sistem keuangan sekolah berusaha menyediakan sumber daya yang cukup sehingga siswa memiliki kesempatan untuk belajar tetapi penggunaannya harus seefisien mungkin”. (ZKL, 15 Oktober 2020).
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan dari
kepala sekolah sebagai berikut:
“Kami disini berusaha untuk mengefisiensikan penggunaan dana dan menyediakan sumber daya yang cukup supaya siswa-siswa bisa belajar dengan baik “.(ALD, 24 November 2020).
Penggunaan anggaran dalam pembiayaan pendidikan
harus berpedoman pada konsep efisiensi dan efektivitas. Dalam
pembiayaan pendidikan terdapat prinsip-prinsip pembiayaan
50
pendidikan sebagaiaman ditetapkan dalam UndangUndang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Pasal 48 Ayat (1) bahwa: “Pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas publik”.
Semua kegiatan yang menghasilkan output yang
berkualitas tidak terlepas dari ketersediaan biaya yang cukup.
Menurut Rohiat (2010) bahwa pengembangan manajemen
sekolah yang sesuai dengan SNP sesuai dengan program
sekolah dapat dikembangkan di antaranya dengan: “(1)
peningkatan kerjasama dengan stakeholders, (2) implementasi
prinsip kemandirian, transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan
sustainabilitas program sekolah”. Optimalisasi fungsi-fungsi
manajemen dapat diterapkan dalam setiap aspek pembiayaan
untuk mendukung kegiatan. Hal ini dikarenakan biaya
merupakan salah satu unsur yang sangat berpengaruh dalam
suatu kegiatan di sekolah.
c. Pengawasan Dana BOS
pengawasan penggunaan dana BOS pada SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar dilakukan secara bersama-sama
oleh guru, komite, kepala sekolah, tim BOS sekolah, BOS Kota
dan tim BOS Propinsi serta inspektorat. Pengawasan dilakukan
setiap tiga bulan sekali atau empat kali dalam setahun. Hasil
pelaksanaan pengawasan dituliskan dalam
51
laporanpertanggungjawaban setiap triwulanan dan disampaikan
kepada SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan pengawasan sudah berjalan sangat baik
berdasarkan proses pengawasan yang terdiri dari tahap
menentukan standar, pengukuran hasil, melakukan
perbandingan, dan pembetulan terhadap penyimpangan sudah
dikatakan telah terlaksana dengan baik mengingat program dana
BOS telah berjalan semenjak tahun 2006 dan sampai sekarang.
Pada tahap penentuan standar sudah sesuai dengan petunjuk
teknis yang ditentukan oleh kemendikbud, yaitu permendikbud
Nomor 8 Tahun 2020.
Sebagaimana dijelaskan oleh informan:
”pengawasannya sudah berjalan sesuai rencana oleh pihak pengawas dan dilakukan setiap 3 bulan sekali atau 4 kali dalam setahun, pengawasan terdiri dari tahap menentukan standar, pengukuran hasil, melakukan perbandingan dan pembetulan terhadap penyimpangan”. (ZKL, 16 Oktober 2020).
Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan dari
kepala sekolah sebagai berikut:
“kami melakukan pengawasan penggunaan dana BOS setiap 3 bulan sekali atau 4 kali dalam setahun dan pengawasannya sudah berjalan sesuai dengan rencana oleh pihak pengawas, pengawasan terdiri dari tahap menentukan standar, pengukuran hasil, melakukan perbandingan dan pembetulan terhadap penyimpanan”. (ALD, 24 November 2020).
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar
semua kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan pengawasan
52
yang baik dapat dilakukan dengan selalu berpedoman kepada
pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat. Johnson
(Nasution, 2010) mendefinikan bahwa: “Pengawasan merupakan
fungsi sistem yang melakukan penyesuaian terhadap rencana,
mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan
sistem hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi.
Informasi yang diperoleh melalui kegiatan pengawasan
sangat diperlukan untuk melihat hasil yang telah dicapai. Terry
dan Leslie (2013) mengatakan bahwa: “Pengawasan anggaran
dilakukan untuk mengungkapkan tingkat keberhasilan dalam
pencapaian tujuan. Melalui ringkasan anggaran dapat dipastikan
tanggung jawab untuk pelaksanaan dengan mudah.
Penyimpangan-penyimpangan dengan cepat dapat dilihat dan
dan dimintakan penjelasan-penjelasan untuk perbedaan-
perbedaan yang penting.
d. Hambatan-Hambatan Dalam Pengelolaan Dana BOS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan-hambatan
yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam pengelolaan dana BOS
pada SD Inpres Bontomanai Kota Makassar adalah tidak semua
akivitas dan pembangunan di sekolah dapat menggunakan dana
BOS, terlambatnya pencairan dana BOS ke rekening sekolah,
dana yang keluar tidak selalu sesuai dengan jumlah siswa,
terbatasnya dana apabila dibandingkan dengan kebutuhan
sekolah, hampir semua rekanan tidak menyiapkan documentasi
barang yang dibeli, sebagian rekanan tidak bersedia membayar
53
pajak/tidak memiliki NPWP sehingga membuat bendahara
kerepotan dalam menyusun LPJ.
Tidak semua kebutuhan sekolah dapat didanai dari dana
BOS, sehingga setiap sekolah memiliki hambatan masingmasing
dalam pengelolaan dana BOS. Dengan demikian, kepala sekolah
perlu menerapkan manajemen yang tepat agar tidak jauh
menyimpang dari konsep, dan yang sesuai dengan objek tempat
lembaga sekolah itu berada. Dalam pengelolaan dana BOS
memerlukan sikap transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas.
Prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan berpengaruh positif secara simultan
terhadap kemajuan sekolah (Raeni, 2014). Dengan demikian,
sehingga menumbuhkan sikap kepemilikan bersama antara
pemerintah, masyarakat, dan sekolah terhadap program yang
dijalankan.
Pengambilan keputusan merupakan hak seluruh
masyarakat sebagai salah satu bentuk partisipasi terhadap
sekolah sesuai mekanisme yang jelas. Seorang manajer
diperlukan keahlian menjadi tiga tingkat, yaitu: (1) mengerti
perilaku masa lampau (understanding past behavior), (2)
memprediksi perilaku masa depan (predicting future behavior)
dan (3) pengarahan, perubahan, dan pengendalian perilaku
(directing, changing, and controlling behavior) (Siswanto, 2012).
Dengan demikian, kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
54
2. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan
a. Pembukuan
Sekolah diwajibkan menyelenggarakan pembukuan dari
dana yang diperbolehkan sekolah, untuk program BOS,
pembukuan yang digunakan dapat dengan tulis tangan atau
menggunakan komputer, buku yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1) Realisasi penggunaan dana persumber adalah format
keuangan yang terintegrasi dan singkat/padat (condensed)
dan merupakan satu-satunya laporan yang disampaikan
kepada tim manajemen BOS kabupaten/Kota. Format ini
adalah format multi sumber dana, sehingga harus memuat
laporan penerimaan dan penggunaan uang dari sumber
dana di sekitarnya.
2) Buku Kas Umum, Buku Kas Umum mempunyai fungsi untuk
mencatat seluruh penerimaan dana BOS, penguatan pajak
serta jasa giro maupun seluruh pengeluaran baik yang
berbentuk tunai maupun giral. Buku Kas Umum ini disusun
untuk masing-masing sumber dana secara terpisah, kecuali
apabila sekolah hanya mempunyai satu rekening tabungan
yang berfungsi untuk menampung seluruh sumber
penerimaan sekolah maka Buku Kas Umum yang dibuat
oleh sekolah hanya satu. Pembukuan dalam Buku Kas
Umum meliputi semua transaksi eksternal, yaitu yang
berhubungan dengan pihak ketiga:
55
a) Kolom penerimaan: dari penyalur dana (BOS atau
sumber dana lain), penerimaan dari pemungutan pajak,
dan penerimaan jasa giro dari bank.
b) Kolom pengeluaran: adalah pembelian barang dan jasa,
biaya administrasi bank, pajak atas hasil dari jasa giro
dan setoran pajak. Format ini harus diisi tiap transaksi
(segera setelah transaksi tersebut terjadi dan tidak
menunggu berkumpul satu minggu/bulan) dan transaksi
yang dicatat di dalam Buku Kas Umum juga harus
dicatat dalam buku pembantu bank atau buku pembantu
(buku pembantu kas/buku pembantu bank/atau buku
pembantu pajak) dan format yang telah diisi
ditandatangani oleh bendahara dan kepala sekolah.
3) Buku kas pembantu, Buku kas mempunyai fungsi untuk
mencatat transaksi penerimaan/pengeluaran yang
dilaksanakan secara tunai. Format ini harus dibukukan
pertransaksi dan ditandatangani oleh bendahara dan kepala
sekolah.
4) Buku Bank Pembantu, buku pembantu bank mempunyai
fungsi untuk mencatat transaksi penerimaan/pengeluaran
yang dilaksanakan Khusus melalui bank dengan cara antara
lain, penerbitan cek, penarikan cek, penerimaan
pembayaran dengan cek. Sumber informasi untuk
penyusunannya adalah semua transaksi eksternal baik
penerimaan maupun pengeluaran yang dilakukan melalui
56
bank dan transaksi internal yang berupa pengambilan uang
kas di bank dan penyetoran uang kas untuk disimpan di
bank. Format ini harus dilakukan pertransaksi kemudian
disampaikan disekolah dan diperlihatkan kepada pengawas,
tim manajemen BOS Kabupaten, dan para pemeriksa
lainnya apabila diperlukan.
5) Dalam hal pembukuan dilakukan dengan komputer,
bendahara wajib mencetakkan BKU dan buku-buku
pembantu sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan dan
menata usahakan hasil cetakan BKU dan buku-buku
pembantu bulanan yang telah ditandatangai kepala sekolah
dan bendahara.
6) Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam
buku kas umum dan buku pembantu yang relevan sesuai
dengan urutan tanggal kejadian.
7) Uang tunai ada di kas tunai tidak lebih dari 10 juta.
8) Apabila bendara meninggalkan tempat kedudukannya atau
berhenti dari jabatannya, buku kas umum dan buku
pembantunya serta bukti-bukti pengeluaran tidak boleh
dibawa dan harus disimpan dikantornya.
b. Bukti Pengeluaran
1) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti
transaksi yang sah.
2) Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus
dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan bea
57
materai. Untuk transaksi dengan nilai nominal Rp 250.000,-
tidak dikenai bea materai, sedang transaksi dengan nilai
nominal antara Rp 250.000,- sampai Rp 1.000.000,- dikenai
bea materai dengan tariff sebesar Rp 3.000,- dan transaksi
dengan nilai nominal lebih besar Rp 1.000.000,- dikenakan
bea materai dengan tariff Rp 6.000,-.
3) Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci
sesuai dengan peruntukannya.
4) Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah
dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi.
5) Setiap bukti pembayaran harus disetujui kepala sekolah dan
lunas di bayar oleh bendahara.
6) Segala jenis bukti pengeluaran harus di simpan oleh sekolah
sebagai bahan bukti dan bahan laporan.
c. Pelaporan
Laporan merupakan pertanggungjawaban atau
pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dana BOS. Untuk itu laporan
pertanggungjawaban harus memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
1) Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan
kegiatan.
2) Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-
laporan keuangan maupun dokumen pendukungnya,
disimpan dan ditata dengan rapi dalam urutan nomor dan
58
tanggal kejadiannya, serta disimpan disuatu tempat yang
aman dan mudah untuk ditemukan setiap saat.
3) Laporan penggunaan dana BOS dari penanggungjawaban
atau pengelolaan dana BOS ditingkat sekolah kepada tim
manajemen BOS Kabupaten/Kota cukup menggunakan
format Realisasi Penggunaan Dana Persumber Dana,
sedangkan format Buku Kas Umum, format Buku Kas
Pembantu, dan format Buku Bank Pembantu beserta
dokumen pendukungnya diarsipkan disekolah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, sistem dan prosedur
atas penggunaan dana BOS sudah sesuai dengan yang ditetapkan.
Dimana jumlah dana BOS yang diterima dari pemerintah kemudian
digunakan untuk kegiatan operasional sekolah masing-masing, artinya
besarnya dana BOS yang diterima sebanding atau sama dengan
pengeluaran dana BOS tersebut. Dana BOS yang diterima setiap pihak
sekolah berbeda-beda jumlahnya, penerimaannya berdasarkan
banyaknya jumlah siswa pada sekolah tersebut. Diamana, dana BOS
yang di berikan kepada siswa bukan berupa uang melainkan dalam
bentuk barang seperti: (baju seragam, buku, alat tulis dll).
C. Pembahasan
Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SD
Inpres Bontomanai Kota Makassar disesuaikan dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2020
Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah dan di dalam
menjalankan pengelolaannya, SD Inpres Bontomanai Kota Makassar
59
menerapkan adanya beberapa prosedur. Adapun prosedur-prosedur
tersebut adalah perencanaan (planning), pelaksanaan dan pengawasan.
Ketiga prosedur yang dibuat oleh SD Inpres Bontomanai Kota Makassar
dalam melakukan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah sudah
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada setiap awal tahun ajaran
baru SD Inpres Bontomanai Kota Makassar melakukan perencanaan
dengan membentuk tim yang melibatkan beberapa pihak antaranya,
kepala sekolah, bendahara sekolah, sebagian dewan guru, pengurus
komite sekolah dan orang tua murid melalui rapat dan hasil
kesepakatannya ditulis dalam RAKS, RAKS disusun untuk merencanakan
kerja tahunan sekolah dan untuk menetapkan anggaran pendapatan dan
belanja sekolah selama satu tahun. Kegiatan penyusunan RKAS diawali
dengan mengumpulkan semua guru dan karyawan untuk melakukan
pendataan kebutuhan atau kegiatan dari masing-masing bidang.
Perubahan RAKS juga dilakukan karena terdapat kegiatan awal yang
telah direncanakan tetapi tidak dapat terealisasi pada tahun berjalan
anggaran tersebut, sehingga sekolah akan menggantikan dengan
kegiatan lain dan disusun dalam draft RKAS perubahan. Sumber dana
yang digunakan untuk kegiatan di SD Inpres Bontomanai Kota Makassar,
yaitu dana dari dana BOS Reguler. Penggunaan dana untuk masing-
masing anggaran disesuaikan dengan peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2020, kegiatan yang
dapat didanai dengan menggunakan Dana BOS hanya kegiatan
operasinal sekolah seperti yang telah dijelaskan pada petunjuk teknis
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), antara lain:
60
1. penerimaan Peserta Didik baru;
2. pengembangan perpustakaan;
3. kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler;
4. kegiatan asesmen/evaluasi pembelajaran;
5. administrasi kegiatan sekolah;
6. pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan;
7. langganan daya dan jasa;
8. pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah;
9. penyediaan alat multi media pembelajaran;
10. penyelenggaraan bursa kerja khusus, praktik kerja industri atau
praktik kerja lapangan di dalam negeri, pemantauan kebekerjaan,
pemagangan guru, dan lembaga sertifikasi profesi pihak pertama;
11. penyelenggaraan kegiatan uji kompetensi keahlian, sertifikasi
kompetensi keahlian dan uji kompetensi kemampuan bahasa Inggris
berstandar internasional dan bahasa asing lainnya bagi kelas akhir
SMK atau SMALB; dan/atau
12. pembayaran honor.
Pelaksanaan program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
di SD Inpres Bontomanai Kota Makassar diawali dengan melakukan
koordinasi dan sosialisasi kepada berbagai pihak yang terlibat dalam
perencanaan penggunaan dana BOS. Pengelolaan dana BOS harus
berdasarkan kesepakatan bersama, hasil kesepakatan penggunaan dana
BOS harus dituliskan dalam bentuk berita acara yang dilampirkan tanda
tangan semua peserta yang menghadiri rapat. Sekolah berusaha untuk
menyediakan sumber daya yang cukup sehingga siswa mempunyai
61
kesempatan untuk belajar tapi sekolah juga harus menggunakan sumber
daya seefisien mungkin. Kemudian pengawasan program dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) sudah berjalan sangat baik berdasarkan
proses pengawasan dan sudah dikatakan telah terlaksana dengan baik,
kemudian proses pengawasannya dilakukan secara bersama-sama dan
dilakukan setiap tiga bulan sekali atau empat kali dalam setahun.
Kemudian hasil pengawasan dibuatkan laporan pertanggungjawaban
setiap triwulan. Pengawasan merupakan proses pengamatan dari
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah
ditentukan.
Bukan suatu hal yang rahasia lagi di mana suatu program yang
berjalan pasti akan mengahadapi tantangan atau kendala. Hal ini juga
terjadi pada SD Inpres Bontomanai Kota Makassar dalam perannya
megelola dana Bantuan Operasional sekolah (BOS). Adapun kendala
yang dihadapi oleh sekolah terkait dengan pengelolaan dana Bantuan
Operasional Sekolah, masalah utamanya terletak pada lambatnya
penyaluran dan pengelolaan di tingkat sekolah yang tidak transparan.
Selama ini, keterlambatan transfer terjadi karena berbagai factor, seperti
keterlambatan transfer oleh pemerintah pusat dan lamanya keluar surat
pengantar pencairan dana oleh tim manajer BOS Daerah. Akibatnya,
kepala sekolah harus mencari berbagai sumber pinjaman untuk
mengatasi keterlambatan itu.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan dana BOS pada SD Inpres Bontomanai Kota Makassar
melalui beberapa tahapan dan proses penggunaan dana mulai dari
perencanaa, pelaksanaan, dan pengawasan. Proses perencanaan atau
penganggaran dana BOS di sesuaikan dengan peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 8 tahun 2020.
Dalam pelaksanaan pengelolaan Dana BOS harus didasarkan pada
kesepakatan dan keputusan bersama antara tim manajemen BOS
sekolah, dewan guru, dan komite sekolah yang harus didaftar sebagai
salah satu sumber penerimaan dalam RAKS/RAPBS.
Proses pengelolaan dana BOS pada SD Inpres Bontomanai Kota
Makassar ini segalanya tidak serta merta berjalan dengan baik dan lancar
dengan kata lain pengelolaan dana BOS ini mempunyai hambatan atau
kendala yang menjadi penghalang dalam kegiatan operasional SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar. Seperti adanya proses pencairan dana yang
lambat sehingga menyebabkan terganggunya operasional SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan, maka penulis
menyarankan sebagai berikut :
1. Bagi sekolah
Sehubungan dengan pengelolaan pembiayaan pendidikan,
perlu kiranya untuk selalu melaksanakan manajemen sekolah yang
63
efektif dan efisien serta transparan. Sehingga, apa yang telah
direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Pemerintah harus dapat mengawasi dengan baik penggunaan
dana yang diberikan kepada sekolah/madrasah agar tepat dan sesuai
dengan penggunaan yang semestinya. Selain itu pemerintah harus
memperhatikan alokasi anggaran yang diberikan kepada
sekolah/madrasah agar dapat menunjang penyelenggaraan
pendidikan yang optimal dan berkualitas, agar pengelolaan dana
pendidikan dapat terlaksana berdasarkan pada prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
64
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki (2008), Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.
Edisi Kelima. Yogyakarta: BPPE.
Duta, Riharjo (2003), Tinjauan Tujuan Terhadap Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMP Pawiatan Surabaya.
Fauzan (2001), Pengaruh Penerapan Good Corporate Gorfenance Terhadap
Pelaku Etis Dalam Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah.
Harahap (2009), Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Horne dan John M Wachowicz, Jr. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.
Jakarta.
Husna dan Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Indaswuri Desti Ines (2015). Analisis dan Rancangan Sistem Informasi pelaporan Bantuan Operasional Sekolah Unit Pelaksana Teknis Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar (UPT TK dan SD).
James A. Hall. 2009. System Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Julantika et al (2017). Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional
Sekolah (Studi Kasus SDN Pringgowirawan 02 Jember).
Jumingan, 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara.
Kasmir (2008), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Krisnayanti (2015). Analisis Persepsi Stake Holder Internal dan Eksternal Terhadap Transparasasi danAkuntabilitas Laporan Keuangan Pengelolaan Dana BOS Di SMPN I Banjar tahun 2013.
Miles, M.B & Huberman A.M. 1984, Analisis Data Kualitatif.Terjemahan oleh
Tjrtjep Rohendi Rohod. 1992. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Mohammad Nazir, 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Munawir (2005), Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta.
Soemarso (2004), Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima, Salemba Empat,
Jakarta.
Sumarni (2015). Analisis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (Bos) Di Smpn 6 Satap Rambah Samo.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
65
L
A
M
P
I
R
A
N
66
67
68
69
FOTO BERSAMA INFORMAN
Foto bersama bendahara SD Inpres Bontomanai Kota Makassar pada saat
wawancara Langsung. (ZKL, 15 Oktober 2020)
70
71
72
73
74
75
76
77
TRANSKIP WAWANCARA
Materi Wawancara
Peneliti Bagaimana tanggapan bapak mengenai dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS)?
Informan 1 menurut saya adanya dana BOS sangat membantu khususnya
pada SD Inpres Bontomanai ini, meskipun penyalurannya sering
telat sehingga sedikit menghambat proses operasional sekolah.
Informan 2 Adanya dana BOS sangat membantu bagi siswa yang kurang
mampu sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak
melanjutkan pendidikan.
Refleksi Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya dana BOS SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar sangat terbantu mengenai
pendanaannya. Hanya saja pencairannya 4 tahun belakangan ini
sering telat BOS yang biasanya cair 15 Januari sekarang BOS
cair paling cepat dibulan Mei, jadi jika memang sudah bisa
disalurkan dana BOS tersebut pemerintah-pemerintah pusat
harus berani memberikan sanksi kepada pemerintah daerah yang
gagal menyalurkan dana BOS tepat waktu.
Peneliti Berapa jumlah dana yang diterima sekolah pada setiap
tahunnya?
Informan 1 dana yang cair pada setiap tahunnya itu Rp. 322.200.000,-
Informan 2 Kami biasa menerima dana BOS setiap tahunnya sebesar Rp.
78
322.200.000 dengan jumlah siswa 358 orang.
Refleksi Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa dengan jumlah dana yang diterima oleh
sekolah tersebut sudah cukup untuk membiayai operasional
penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Peneliti Bagaimana pengelolaan dana bantuan Operasinal Sekolah
(BOS)?
Informan 1 Di SD Inpres Bontomanai Kota Makassar pengelolaan dana BOS
nya berpedoman pada buku petujuk teknis penggunaan dana
BOS, dalam pengelolaan dana BOS itu sendiri ada 3 aktivitas,
antara lain aktivitas perencanaan pengelolaan dana BOS,
pelaksanaan pengelolaan dana BOS dan pengawasan
pengelolaan dana BOS.
Informan 2 Kami mengelola dana BOS sesuai dengan petunjuk teknis yang
diedarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar,
pengelolaannya ada 3 tahap antara lain, perencanaan,
pengelolaan dan pengawasan.
Refleksi Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya petunjuk teknis dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) sangat membantu bagi sumber daya
manusia di SD Inpres Bontomanai Kota Makassar dalam
mengelola dana BOS.
79
Peneliti Bagaimana perencanaan program dana Bntuan Operasional
Sekolah (BOS)?
Informan 1 SD Inpres Bontomanai Kota Makassar biasa melakukan
perencanaan itu di setiap awal tahun ajaran baru, dengan
komponen yang terlibat antara lain kepala sekolah sebagai
penanggung jawab, bendahara sekolah, sebagian dewan guru,
komite sekolah, dan orang tua murid
Informan 2 perencanaan pengelolaan dana BOS pada sekolah SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar dilakukan setiap awal tahun ajaran
baru dengan melibatkan kepala sekolah, bendahara sekolah,
komite sekolah dan orang tua murid
Refleksi Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh pihak
sekolah SD Inpres Bontomanai sudah sangat tepat karena
dilakukan pada awal tahun ajaran baru sebelum melakukan
kegiatan belajar mengajar.
Peneliti Bagaimana pelaksanaan program dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS)?
Informan 1 Pelaksanaan program dana BOS di SD Inpres Bontomanai Kota
Makassar sudah menggunakan petunjuk teknis 2020 yang sesuai
dengan juknis yang diedarkan, dan pelaksanaannya diawali
dengan melakukan koordinasi dan sosialisasi kepada pihak yang
terlibat. pelaksanaannya itu harus dilakukan berdasarkan
kesepakatan bersama dengan kepala sekolah, tim manajemen
80
BOS sekolah dan lain sebagainya seperti yang saya sebutkan
sebelumnya, dan hasil kesepakatannya harus dituangkan secara
tertulis dalam bentuk berita acara.
Informan 2 sekolah kami baru-baru ini pengelolaan dana BOS nya telah
menggunakan petunjuk teknis yang diedarkan oleh dinas
pendidikan kota Makassar, dan kami melakukan sosialisasi dan
koordinasi pada pihak-pihak yang terlibat. kami melaksanaan
program dana BOS sesuai dengan kesepakatan bersama-sama
dengan kepala sekolah, tim manajemen BOS, dewan guru dan
orang tua murid kemudian hasil kesepakatannya harus dibuatkan
berita acara
Refleksi Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa dengan melakukan sosialisasi dan koordinasi
pihak pengelola dana BOS bisa mengetahui apa-apa saja yang
menjadi kebutuhannya dalam satu tahun kedepan.
Peneliti Bagaimana pengawasan penggunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS)?
Informan 1 pengawasannya sudah berjalan sesuai rencana oleh pihak
pengawas dan dilakukan setiap 3 bulan sekali atau 4 kali dalam
setahun, pengawasan terdiri dari tahap menentukan standar,
pengukuran hasil, melakukan perbandingan dan pembetulan
terhadap penyimpangan.
Informan 2 kami melakukan pengawasan penggunaan dana BOS setiap 3
bulan sekali atau 4 kali dalam setahun dan pengawasannya
81
sudah berjalan sesuai dengan rencana oleh pihak pengawas,
pengawasan terdiri dari tahap menentukan standar, pengukuran
hasil, melakukan perbandingan dan pembetulan terhadap
penyimpanan
Refleksi Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa dengan melakukan pengawasan setiap 3
bulan sekali atau 4 kali dalam setahun sudah baik karena proses
pengawasan sangatlah penting karena tanpa adanya
pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang
kurang memuaskan baik bagi sekolah maupun bagi para sumber
daya manusianya.
Peneliti Apa saja hambatan-hambatan dalam pengelolaan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS)?
Informan 1 hambatan yang biasa terjadi, tidak semua akivitas dan
pembangunan di sekolah dapat menggunakan dana BOS,
terlambatnya pencairan dana BOS ke rekening sekolah, dana
yang keluar tidak selalu sesuai dengan jumlah siswa, terbatasnya
dana apabila dibandingkan dengan kebutuhan sekolah, hampir
semua rekanan tidak menyiapkan documentasi barang yang
dibeli, sebagian rekanan tidak bersedia membayar pajak/tidak
memiliki NPWP sehingga membuat bendahara kerepotan dalam
menyusun LPJ.
Informan 2 Ada beberapa hambatan yang biasa kami alami dalam mengelola
dan BOS, salah satunya itu lambatnya pencairan dana BOS yang
82
menyebabkan terganggunya proses operasional sekolah.
Refleksi Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa bukan suatu hal yang rahasia lagi dimana
suatu program yang berjalan pastilah akan menghadapi
tantangan atau kendala, hal ini juga terjadi pada SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar dalam perannya mengelola dana
BOS.
83
RIWAYAT HIDUP
SUKRUNNIKMATUN, lahir di Kabupaten Bima
tepatnya di Dusun II Desa Rade Kecamatan
Madapangga pada tanggal 12 Desember 1998.
Penulis merupakan anak pertama dari lima
bersaudara, buah hati dari pasangan Taufik dan
Ma’awiah. Penulis memulai pendidikan pada
sekolah Dasar di Kabupaten Bima tepatnya di SD
Inpres Rade Kecamatan Madapangga Kabupaten
Bima pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2010. Peneliti kemudian
melanjutkan pendidikan di MTs. Al-Husainy Kota Bima pada tahun 2010 sampai
2013, lalu melanjutkan ke tingkat menengah yakni di SMA Negeri 1 Madapangga
kecamatan Madapangga Kabupaten Bima dengan mengambil jurusan IPA di
tahun 2013 sampai 2016. Penulis diterima sebagai Mahasiswa Manajemen di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBIS) Universitas Muhammadiyah Makassar
(UMM) pada tahun 2016.
25%SIMILARITY INDEX
24%INTERNET SOURCES
7%PUBLICATIONS
17%STUDENT PAPERS
1 4%
2 3%
3 3%
4 3%
5 3%
6 2%
7 2%
8 2%
9
Sukrunnikmatun 1057221109216ORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
selinsetiana.wordpress.comInternet Source
zadoco.siteInternet Source
pendidikan-diy.go.idInternet Source
journals.ums.ac.idInternet Source
www.jurnal.unsyiah.ac.idInternet Source
Submitted to Universitas MuhammadiyahMakassarStudent Paper
journal.student.uny.ac.idInternet Source
dokumen.tipsInternet Source
abeess.com
top related