transparansi pengelolaan dana bantuan …
TRANSCRIPT
TRANSPARANSI PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH (BOS) DI SMP NEGERI 1 KECAMATAN
PASIMARANNU KEPULAUAN SELAYAR
SAHWIAH
Nomor Stambuk : 10564 0101110 10
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
HALAMAN PENGAJUAN
TRANSPARANSI PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH (BOS) DI SMP NEGERI 1 KECAMATAN
PASIMARANNU KEPULAUAN SELAYAR
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diajukan Oleh
SAHWIAH
Nomor Stambuk: 105640101110
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Sahwiah
Nomor Stambuk : 10564 01011 10
Program Studi : Ilmu Pemertintahan
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah di tulis/dipublikasikan orang lain atau
melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar
akademik.
Makassar, 06 Fab 2015
SAHWIAH
ABSTRAK
SAHWIAH, Nomor Pokok 1056401011 10 Jurusan Ilmu Pemerintahan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar,
menyusun skripsi dengan judul : “Transparansi Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) SMP Negeri 1 di Kecamatan Pasimarannu
Kepulauan Selayar” (dibimbing soleh Alimuddin Said dan Nuryanti Mustari).
Banyak fenomena yang terjadi terhadap Transparansi Pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di mana hal tersebut terjadi hampir
seluruh indonesia, termasuk Kepulauan Selayar atau pun di SMP Negeri 1di
Kecamatan Pasimarannu. Berdasarkan hal tersebut, penelitian terdorong untuk
coba mengambarkan dan menjelaskan Transparansi Pengelolaan Dana BOS di
SMP Negeri 1 di Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
menggunakan data primer dan sekunder. Data dianalisis secara deskriptif
kualitatif yaitu semua data yang dikumpulkan selanjutnya dinarasikan sesuai
dengan hasil observasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (a) penyediaan informasi yang
jelas oleh pemerintah tentang prosedur-prosedur, biaya-biaya dan tanggung
jawab belum dilakukan secara transparan. (b) Kemudahan masyarakat
mengakses informasi tentang pengelolaan dana BOS belum terlaksana dengan
baik. (c) Menyusun mekanisme pengaduan keluhan masyarakat belum
dilakukan secara baik. Dalam upaya meningkatkan Transparansi Pengelolaan
dana BOS tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung yaitu pengawasan
internal, ekternal dan adanya fasitas yang memadai sedangkan faktor
penghambat yaitu kurangya Pengawasan Masyarakat Dalam Pengelolaan Dana
BOS dan Pencairan Dana BOS yang Terlambat.
Kata Kunci: Transparansi, pengelolaan Dana BOS
KATA PENGANTAR
AssalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul”Transparansi Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di SMP Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapaan terima kasih kepada yang
terhormat:
Bapak Drs. Alimuddin Said, M.Pd selaku Pembimbing 1 dan Ibu
Dr.Nuryanti Mustari, S. IP, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
1. Bapak Dr.H.Muhlis Madani, M. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak A.Luhur Prianto S.IP,M.Si selaku ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
3. Kedua orang tuaku,ayahanda H. Abu Gani dan Hj. Sitti Aminah dan kedua
saudaraku juhaeadah dan amiruddin yang senantiasa memberikan semangat
dan bantuan, baik moril maupun materil.
4. Bapak dan Ibu Dosen FISIPOL Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Seluruh Staf/Pegawai FISIPOL Universitas Muhammadiyah Makassar
terima kasih atas segala bantuannya selama ini.
6. Teman-teman seperjuanganku di jurusan Ilmu Pemerintahan FISIPOL
Universitas Muhammadiyah Makassar “Angkatan 010”, terima kasih atas
bantuan dan motivasinya selama ini.
7. Semua teman-teman KKP angkatan VII Kecamatan Bajeng, khususnya
Desa Merdekaya terima kasih atas dukungannya selama ini.
Dan kepada rekan, Sahabat, saudara dan berbagai pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih atas
setiap bantuan dan doa yang diberikan.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekeliruan dankesalahan
oleh karena itu saran dan kritiknya sangat diharapkan untuk penyempurnaan
skripsi ini.Semoga segala bantuan, petunjuk, dorongan dan pengorbanan yang
telah diberikan yang memungkinkan terselesaikannya skripsi ini, bernilai
ibadah dan memperoleh imbalan yang berlipat ganda disisi Allah SWT, Amin.
WassalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Makassar, 03, Okt 2015
SAHWIAH
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ i
Halaman Pengajuan Skripsi ........................................................................ ii
Halaman Persetujuan Pembimbing .............................................................. iii
Halaman Penerimaan Tim ........................................................................... iv
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................... v
Abstrak ....................................................................................................... vi
Kata Pengantar............................................................................................ vii
Daftar Isi..................................................................................................... ix
Daftar Tabel ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Transparansi ....................................................................... 8
B. Konsep Pengelolaan ........................................................................ 14
C. Pembiayaan Pendidikan................................................................... 20
D. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) .................. 23
E. Konsep Bantuan Operasional Sekolah (BOS) .................................. 31
F. Kerangka Pemikir............................................................................ 37
G. Fokus Penelitian .............................................................................. 38
H. Deskripsi Fokus Penelitian .............................................................. 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian .......................................................... 39
B. Jenis Penelitian ................................................................................ 40
C. Sumber Data ................................................................................... 41
D. Teknik Pemilihan Informan ............................................................. 42
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 43
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 44
G. Keabsahan Data............................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 48
B. Transparansi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
di SMP Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar ........ 53
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Transparansi Pengelolaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri 1
Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar ................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 74
DAFTAR TABEL
1. Bagan Kerangka Pikir ............................................................................
37
2. Informan Penelitian ................................................................................
41
3. Rakapitulasi Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Tahun 2014 ...........................................................................................
50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bidang pendidikan dalam rangka mewujudkan cita-cita pendidikan
nasional, sampai saat ini pemerintah dihadapkan dengan berbagai
permasalahan, seperti tingkat kualitas pendidik yang belum memenuhi standar
mutu, sarana prasarana sekolah yang masih kurang memadai serta terbatasnya
anggaran pendidikan yang disediakan oleh pemerintah. Selain itu, tantangan
yang paling berat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi pada saat ini
adalah bagaimana menyiapkan Sumber Daya Manusia yang cerdas, unggul dan
berdaya saing agar mampu berkompetisi pada tingkat global. Upaya untuk
melaksanakan amanat tersebut Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar, yang dikenal dengan Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Konsekuensi dari hal tersebut maka
pemerintah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik
pada tingkat pendidikan dasar SD dan SMP serta satuan pendidikan yang
sederajat.
Pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang diikuti kebijakan
kenaikan harga BBM beberapa waktu yang lalu berdampak besar pada sektor
pendidikan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya angka peserta didik putus
sekolah karena menurunnya kemampuan untuk membeli alat tulis, membayar
sekolah dan mengikuti kegiatan sekolah lainnya. Dalam rangka mengatasi
dampak kenaikan harga BBM tersebut Pemerintah merealokasikan sebagian
besar anggarannya ke empat program besar, yaitu program pendidikan,
kesehatan, infrastruktur pedesaan, dan subsidi langsung tunai (SLT).Salah satu
program di bidang pendidikan adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
yang menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan membebaskan biaya
pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan meringankan beban bagi siswa
yang lain dalam rangka mendukung pencapaian Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
Dalam buku panduan BOS (Kemdiknas, 2009) disebutkan bahwa BOS
adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan
pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai
pelakana program wajib belajar. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
merupakan dana yang dialokasikan kepada daerah kabupaten dan kota untuk
meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka
wajib belajar 9 (sembilan) tahun yang bermutu.
Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan dana kepada sekolah-
sekolah setingkat SD dan SMP untuk membantu mengurangi beban biaya
pendidikan yang harus ditanggung oleh orang tua siswa. BOS diberikan kepada
sekolah untuk dikelola sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah
pusat. Besarnya dana untuk tiap sekolah ditetapkan berdasarkan jumlah murid.
Program BOS ke depan bukan hanya berperan untuk mempertahankan
APK, namun juga harus berkontribusi besar pada peningkatan mutu pendidikan
dasar. Tujuan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah untuk
membebaskan biaya pendidikan bagi siswa miskin/tidak mampu dan
meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan
Pendidikan Dasar 9 Tahun yang bermutu.
Menurut Setiawan (2009), menyebutkan bahwa sedikitnya ada empat
hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan dana BOS yaitu, efisien,
efektifitas, transparansi dan akuntabilitas. Pertama, efisien maksudnya adalah
dana yang telah didapatkan oleh sekolah digunakan dengan sebaik-baiknya
dengan memperhatiakan kebutuhan-kebutuhan. Artinya bantuan tersebut
jangan sampai salah penggunaan dan tepat sasaran. Kedua, efektifitas
maksudnya adalah kelanjutan dari efisien diatas, artinya efektifitas sejauh
mana keberhasilan yang dicapai dari hasil keputusan yang pertama. Dan
efektifitas ini bisa berarti evaluasi dari program yang yang telah direncanakan
sebelumnya. Ketiga, transparansi. Transparansi ini sangat penting, karena jika
dari pihak sekolah kurang adanaya transparansi maka dari pihak wali murid
juga akan melakukan protes kepada sekolah. Dan ini dimasudkan untuk
mengurangi tingkat penyelewengan dari pihak sekolah. Keempat, akuntabilitas
maksudnya adalah dalam pencairan dana BOS ini harus bisa
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Allah serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Jika keempat hal yang telah dijelaskan diatas
dilakukan dengan baik, maka bantuan BOS dalam penyalurannya akan tepat
sasaran. Dan bantuan ini akan lebih bermanfaat bagi orang-orang yang kurang
mampu/miskin.
Namun walau telah lima tahun bergulir sejak diluncurkannya Program
BOS pada bulan Juli 2005, BOS belum mampu memenuhi harapan masyarakat
menikmati pendidikan dasar gratis, seperti yang diamanatkan Undang-Undang
Dasar. Padahal dana yang disediakan pemerintah tidak sedikit dan cenderung
terus bertambah.
Fenomene penyimpangan dana BOS pun terjadi di beberapa daerah di
Indonesia. Penyimpangan terjadi karena ketidak tahuan orang tua tentang BOS.
Kurangnya informasi ini dimanfaatkan oleh Spihak sekolah untuk memungut
biaya dari siswa yang sebenarnya dapat ditutup dari BOS. Penyusunan rencana
penggunaan BOS yang diajukan oleh sekolah tidak mengikutsertakan wali
murid dan tidak dicantumkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah (RAPBS). Hal ini mengakibatkan banyak orang tua yang tidak
mengetahui BOS maupun penggunaannya. Pada tingkat SD atau pun SMP, dan
sederajat, pungutan sebelum serta sesudah ada dana BOS tetap marak. Padahal
logikanya, tambahan anggaran paling tidak dapat membuat biaya
penyelenggaraan sekolah lebih murah. (Wiguna, 2008).
Masalah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian
adalah Transparansi Pengelolaan Dana BOS, dalam penggunaan Dana BOS
tersebut. Kepala sekolah kurang transparan dalam pengelolaan dana BOS,
ketidak fahaman orang tua murid tentang dana BOS.
Transparansi pengelolaan dana BOS juga dapat menciptakan
kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, dan warga sekolah
melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai. pengelola dana BOS harus mampu
mempertanggung jawabkan hasil pengelolaan dana BOS tidak hanya kepada
pemerintah saja, tetapi juga kepada masyarakat yang dalam hal ini Komite
Sekolah dan Wali Murid. Hal tersebut sebagai bentuk pertanggung jawaban
sekolah terhadap program sekolah yang dijalankan. Indicator yang dapat
digunakan untuk mengukur transparansi adalah bertambahnya wawasan dan
pengetahuan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan,
meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, meningkatnya
jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan dan berkurangnya
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan (Krina, 2003)
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kecamatan Pasimarannu
Kepulauan Selayar merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi
Selatan yang beribukota di kota benteng. Jarak tempuh dari ibu kota propinsi
Sulawesi selatan makasar ke kota benteng kurang lebih 250 Km, melewati selat
bira. sebagai salah satu sekolah yang menjadi sasaran pemberian dana BOS,
sudah tentu dituntut untuk melakukan pengelolaan secara efektif dan efisien,
dalam hal penggunaan dana harus transparan serta dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan mekanisme yang telah ditentukan. Pengelolaan
program BOS di SMP tersebut harus dapat memberikan kontribusi yang besar
terhadap peningkatan akses pelayanan pendidikan khususnya masyarakat
miskin, serta dapat meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka
menyukseskan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, hal ini
mengingat bahwa salah satu indikator penuntasan program Wajib Belajar 9
Tahun diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SMP dan
sederajat.
Berdasarkan masalah diatas peneliti tertarik meneliti tentang
“Trasparansi pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) di SMP
Negeri I di Kecamatan Pasimaranu Kabupaten Selayar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana transparansi pengelolaan dana bantuan operasional sekolah
(BOS) di SMP Negeri I di Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar?
2. Faktor-faktor pendukung dan menghambat dalam transparansi pengelolaan
dana bantuan operasional sekolah (BOS) di SMP Negeri I di Kecamatan
Pasimarannu Kepulauan Selayar ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini di susun untuk menjawab rumusan masalah di atas,
yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana transparansi pengelolaan dana bantuan
operasional sekolah (BOS) di SMP Negeri I di Kecamatan Pasimaranu
Kepulauan Selayar.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam
Transparansi pengelolaan dana bantuan operasional Sekolah (BOS) di SMP
Negeri I di Kecamatan Pasimaranu Kepulauan Selayar.
D. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan mamfaat
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan traspanrasi pengelolaan
dana bantuan operasional sekolah (BOS) di SMP Negeri I di Kecamatan
Pasimaranu Kabupaten Selayar.
2. Hasil penelitian untuk menambah wawasan mengenai transparansi
pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) .
3. Bagi pemerintah Daerah, sebagai wawasan tentang mengembangkan
transparansi pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) di SMP
Negeri I di Kecamatan Pasimaranu Kabupaten Selayar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kosep Transparasi
1. Pengertian tranparansi
Transparansi (transparency) secara harfiah adalah jelas, dapat dilihat
secara menyeluruh dalam arti kata keterbukaan. Dengan demikian, transparansi
dapat diartikan sebagai keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses kegiatan.
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa tranparansi merupakan salah satu syarat
penting untuk menciptakan Good Governance. Dengan adanya transparansi di
setiap kebijakan tata kelola pemerintahan, maka keadilan (fairness) dapat
ditumbuhkan.
Transparansi mardiasmo (2003:30) mengemukakan transparansi adalah
keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan keuangan
daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat.
Selanjutnya (Tjokromidjoyo 2003:123), menjelaskan bahwa dalam
transparansi yaitu dapat diketahui banyak pihak yang berkepentingan
mengenai perumusan kebijakan (politik) dari pemerintah, organisasi badan
usaha. Transparansi pengelolaan pengadaan ini memiliki ciri dan indikator:
tersedianya informasi yang memadai pada setiap proses penyusunan dan
inplementasi kebijakan publik, adanya akses pada informasi yang siap, mudah
dijangkau, bebas diperoleh, dan tepat waktu, adanya kesesuaain antara
pelaksanaan dan adanya sangsi yang ditepatkan atas kesalahan atau kelalaian
dalam pelaksanaan bagian (Andrianto,2007:21)
Transparansi menurut Vera Jassini Puteri (2005:216), pertama
Transparan informasi yang relevan yang tersedia untuk manfaat publik secara
umum dalam hal ini peraturan dan keputusan pemerintah tersedia secara jelas
dan disebarkan. Transparansi merupakan prasyarat tercapainya akuntibilitas
yang menjamin kapasitanya. Kedua, tersedianya kesediaan yang cukup akurat
dan tepat waktu tentang kebijaksanaan publik dan proses pembukaannya.
Dengan ketersediaan informasi seperti ini masyarakat dapat mencegah
terjadinya kecurangan dan manipulasi yang hanya menguntungkan salah satu
kelompok masyarakat saja secara tidak profesional.
Transparansi merupakan salah satu indikator penting karena hal ini
menunjukkan profesionalisme penyelenggara semakin tinggi tingkat
transparansi akan semakin baik. Menurut Sarundajang (2005 : 276),
transparansi akan menciptakn kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai, karena informasi merupakan suatu
kebutuhan penting bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
daerah. Berkaitan dengan itu, pemerintah perlu proaktif memberikan informasi
lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakan pada masyarakat.
Pemerintah perlu menyediakan jalur komunikasi seperti brosur dan
pengumuman media massa. Pemerintah daerah perlu menyediakan kebijakan,
kebijakan itu memperjelas informasi yang bersifat rahasia.
Tranparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang diambil dari pemerintah menurut Hamid Muhammad (2007). Prinsip
tranparasi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh imformasi yang akurat dan memadai.
Informasi adalah suatu kebutuhan penting bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pengelolaan sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut
sekolah perlu proaktif memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan
layanan yang disediakannya kepada masyarakat menurut Darma Surya (2007).
Menurut logos (2005) tranparansi dan akuntabilitas merupakan konsep
berkaitan erat satu dengan yang lain, karena tanpa transparansi tidak mungkin
ada akuntabilitas. Sebaliknya transparansi tidak akan banyak bermanfaat tampa
dilengkapi dengan akuntabilitas. Seperti halnya dibidang kebijakan publik yang
lain, keberadaan transparansi dan akuntabilitas merupakan syarat mutlak untuk
membangun kebijakan dan institusi yang efektif, efesien, dan adil (equitable).
Lingkup transparansi dan akuntabilitas harus menjangkau beberapa tingkat
kebijakan mulai dari perumusan kebijakan pengambilan keputusan, sampai
pada pelaksanaan yang terjadi yang terjadi di segenap intitusi.
Menurut Mardiasmo, transparansi berarti keterbukaan (opennsess)
pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas
penggelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang membutukan
informasi. Pemerintah berkewajiban memberikan informasi keuangan dan
pemerintahan daerah yang bersi, efektif, efesien, akuntabel dan responsif
terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat.
Transparansi menurut Ratminto, bahwa transparansi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik adalah terbuka, mudah dan dapat diakses
oleh semua pihak yang membutuhkan secara memadai dan mudah dimengerti.
Menurut Katz (2004), menyatakan bahwa transparansi merupakan
proses demokrasi yang esensial di mana setiap warga negara dapat melihat
secara terbuka dan jelas atas aktivitas dari pemerintah mereka dari pada
membiarkan aktivitas tersebut dirahasiakan. Jiwa dari sistem ini adalah
kemampuan dari setiap warga negara untuk memperoleh informasi melalui
akuntabilitas pejabat pemerintah atas kegiatan yang mereka lakukan.
Tranparansi pada akhirnya akan menciptakan horizotal accountability
antara pemerintahan daerah dengan masyarakat sehinga tercipta pemerintahan
daerah yang bersi, efektif, akuntabel, dan responsif terhadap aspirasi dan
kepentingan masyarakat.
Tranparansi adalah adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.
Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap
aspek kebijakan pemerintan yang dapat dijangkau oleh publik. Keterbukaan
informasi diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran,
dan kebijkan dibuat berdasarkan profensi publik. Makna dari transparansi
dalam penyelengaraan pemerintahan daerah dapat dilihat dalam dua hal yakni :
(1) salah satu wujud tanggung jawaban pemerintah kepada rakyat, dan (2)
upaya peningkatan manejemen pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik dan mengurangi kesempatan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme
(KKN).
Sedangkan transparansi penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam
hubungan pemerintah daerah perlu kiranya dalam perhatian terhadap beberapa
berikut (1) publikasikan dan sosialisasi kebijakan-kebijakan pemerintahan
daerah, (2) publikasikan dan sosialisasi regulasi yang dikeluarkan pemerintahan
daerah tentang berbagai perizinan dan prosedurnya, (3) publikasi dan sosialisasi
tentang prosedur dan tata kerja dari pemerintah daerah,(4) transparansi dalam
penawaran dan penepatan tender atau kontrak proyek-proyek pemeritahan
daerah kepada pihak yang ketiga, dan (5) kesempatan masyarakat untuk
mengakses informasi yang jujur. Benar dan tidak diskriminati dari pemerintah
daerah dalam penyelengaraan pemerintahan daerah.
2. Indikator Transparansi
Transparansi merujuk pada ketersediaan informasi pada masyarakat
dan kejelasan tentang peraturan, undang-undang dan keputusan pemerintah
yang indikatornya menurut (Krina, 2003: 19) adalah:
a. Akses pada informasi yang akurat dan tepat waktu (accurate & timely)
tentang kebijakan ekonomi dan pemerintahan yang sangat penting bagi
pengambilan keputusan ekonomi oleh para pelaku swasta. Data tersebut
harus bebas didapat dan siap tersedia (freely & readily available),
b. mengurangi perbedaan dalam interprestasi.
Sedangkan menurut Krina (2003:17) indikator-indikator dari
transparansi adalah sebagai berikut :
a) Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur-prosedur, biaya-biaya
dan tanggung jawab dalam pengelolaan dana BOS.
b) Kemudahan masyarakat mengakses informasi tentang pengelolaan dana
BOS.
c) Menyusun suatu mekanisme pengaduan keluhan masyarakat.
Adanya indikator-indikator diatas dapat kita lihat bahwa transparansi
merupakan suatu alat yang sangat penting untuk menjembatani kebutuhan
masyarakat tentang keingintahuan masyarakat terhadap jalannya
pemerintahan di daerah mereka sendiri.
3. Alat Ukur Transparansi
Krina (2003:16-17) menyebutkan beberapa alat-alat ukur transparansi,
yaitu:
1) Publikasi kebijakan publik melalui alat-alat komunikasi: annual reports,
brosur, leaflet, pusat informasi, telepon bebas pulsa, liputan media, iklan
layanan masyarakat, website, papan pengumuman, koran lokal.
2) Informasi yang disajikan : acuan pelayanan, perawatan data, laporan
kegiatan publik, prosedur keluhan.
3) Penanganan keluhan : berita-berita kota di media massa dan lokal, notice
of respon, limit waktu respon, opinion pools & survey tentang isu-isu
kebijakan publik, komentar & catatan untuk draft kebijakan & peraturan,
service users surveys.
4) Lintas Forum Pelaku Institusi dan organisasi daerah: Bawasda, kantor
Humas, dinas Kominfo, dan.
5) Pertemuan masyarakat
6) Mimbar rakyat.
Melalui penjelasan diatas dapat disimpulkan bagaimana seharusnya
pemerintah daerah memuaskan rasa keingintahuan dari masyarakat tentang
jalannya pemerintahan daerah mereka dengan cara mentranparansikan
laporan-laporan kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan
juga bagaimana pemerintah daerah dapat mengetahui aspirasi masyarakat
dengan menyediakan alat-alat bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat
ikut mengontrol berjalannya pemerintah daerah di daerahnya sendiri.
B. Konsep Pengelolaan
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti
pula pengaturan atau pengurusan. Banyak orang yang mengartikan manajemen
sebagai pengaturan, pengelolaan, dan pengadministrasian, dan memang itulah
pengertian yang populer saat ini. Pengelolaan diartikan sebagai suatu
rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu. Griffin
mendefinisikan manajemen adalah suatu proses perencanaan dan pengambilan
keputusan, pengorganisasian, memimpin dan pengendalian organisasi
manusia, keuangan, fisik dan informasi sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi secara efisiensi dan efektif.
Nanang Fattah, (2004: 1) berpendapat bahwa dalam proses manajemen
terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer atau
pimpinan, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organising),
pemimpin (leading), dan pengawasan (contro lling). Oleh karena itu,
manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganising,
memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar
tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Pengertian manajemen telah banyak dibahas para ahli yang antara satu
dengan yang lain saling melengkapi. Stoner yang dikutip oleh Handoko
menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota
organisasi dan pengguna sumber daya organisasi lainya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Stoner menekanan bahwa manajemen dititik
beratkan pada proses dan sistem. Oleh karena itu, apabila dalam sistem dan
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penganggaran, dan sistem
pengawasan tidak baik, proses manajemen secara keseluruhan tidak lancar
sehingga proses pencapaian tujuan akan terganggu atau mengalami kegagalan
(Shyhabuddin Qalyubi, 2007: 271).
Bedasarkan definisi manajemen diatas secara garis besar tahap-tahap
dalam melakukan manajemen meliputi melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan merupakan
proses dasar dari suatu kegiatan pengelolaan dan merupakan syarat mutlak
dalam suatu kegiatan pengelolaan. Kemudian pengorganisasian berkaitan
dengan pelaksanaan perencanaan yang telah ditetapkan. Sementara itu
pengarahan diperlukan agar menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan
pengawasan yang dekat. Dengan evaluasi, dapat menjadi proses monitoring
aktivitas untuk menentukan apakah individu atau kelompok memperolah dan
mempergunakan sumber-sumbernya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan.
Fungsi manajemen (pengelolaan) di atas secara garis besar dapat
disampaikan bahwa tahap-tahap dalam melakukan manajemen meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Fungsi-fungsi
manajemen tersebut bersifat universal, di mana saja dan dalam organisasi apa
saja. Namun, semuanya tergantung pada tipe organisasi, kebudayaan dan
anggotanya. kegiatan atau fungsi manajemen, meliputi: perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan
pengawasan (controlling).
a. Perencanaan (Planning)
Batasan atau pengertian perencanaan bermacam-macam sesuai
dengan pendapat para ahli manajemen. Menurut Sutarno NS (2004: 109),
perencanaan diartikan sebagai perhitungan dan penentuan tentang apa yang
akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana
menyangkut tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelaksana dan bagaimana
tata cara mencapai itu.
Bahwa perencanaan adalah dasar yang akan dikembangkan menjadi
seluruh fungsi berikutnya. Tanpa rencana yang tepat dan padu sebuah
organisasi akan kehilangan fokus sentral berpijak bukan sekedar daftar
kegiatan yang harus dilakukan. Perencanaan merupakan suatu proses
mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukanya
tindakan dalam mencapai tujuan organisasi, dengan dan tanpa
menggunakan sumber-sumber yang ada. Dengan demikian kunci
keberhasilan dalam suatu pengelolaan atau manajemen tergantung atau
terletak pada perencanaanya.
Perencanaan merupakan suatu proses dan kegiatan pimpinan
(manager) yang terus menerus, artinya setiap kali timbul sesuatu yang baru.
Perencanaan merupakan langkah awal setiap manajemen. Perencanaan
merupakan kegiatan yang akan dilakukan di masa depan dalam waktu
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Sebuah perencanaan yang
baik adalah yang rasional, dapat dilaksanakan dan menjadi panduan
langkah selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan tersebut sudah mencapai
permulaan pekerjaan yang baik dari proses pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, perencanaan pada hakekatnya merupakan
proses pemikiran yang sistematis, analisis, dan rasional untuk menentukan
apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukanya, siapa pelaksananya, dan
kapan kegitan tersebut harus dilakukan.
b. Pengorganisasian ( Organizing )
Pengorganisasian merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan
penugasan kegiatan-kegiatan penyediaan keperluan, wewenang untuk
melaksanakan kegiatannya.
Dalam suatu organisasi dituntut adanya kerja sama antara dua orang
atau lebih untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Organisasi
merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, pengelompokan
dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para
anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat tecapai. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka perlu dipilih orang yang memiliki kemampuan dan
kompetensi dalam melaksanakan tugas. Oleh karena itu, perlu memilih dan
menentukan orang yang akan dipercaya atau diposisikan dalam posisi
tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diperhatikan dalam hal
proses penarikan, penempatan, pemberian latihan dan pengembangan
anggota-anggota organisasi.
c. Pengarahan (Actuating )
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau
kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan
jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang
lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada
tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar
tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik.
Pengarahan berarti para manajer mengarahkan, memimpin dan
mempengaruhi bawahan. Manajer tidak melakukan semua kegiatan sendiri,
tetapi menyelesaikan tugas-tugas esensial melalui orang-orang lain. Mereka
juga tidak sekedar memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim yang
dapat membantu para bawahan melakukan pekerjaan secara paling baik.
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
d. Pengawasan ( Controlling )
Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur yang
sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma standar atau
rencana-rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya (Sutarno NS,
2004:128). Pengawasan atau kontrol yang merupakan bagian terakhir dari
fungsi manajemen dilaksanakan untuk mengetahui:
1. Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan rencana
sebelumnya.
2. Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan, kerugian,
penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, penyimpangan dan
pemborosan.
3. Untuk mencegah terjadinya kegagalan, kerugian, penyalahgunaan
kekuasaan dan wewenang penyimpangan, dan pemborosan.
4. Untuk meningkatkan efisien dan efektifitas organisasi.
Tujuan pengawasan adalah:
1) Menentukan dan menghilangkan sebab-sebab yang menimbulkan
kesulitan sebelum kesulitan itu terjadi.
2) Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan
yang terjadi.
3) Mendapatkan efisiensi dan efektifitas.
Dengan demikian, perencanaan merupakan proses awal dari suatu
kegiatan pengelolaan yang keberadaanya sangat diperlukan dalam
memberikan arah atau patokan dalam suatu kegiatan, kemudian
pengorganisasian berkaitan dengan penyatuan seluruh sumber daya yang ada
untuk bersinergi dalam mempersiapkan pelaksanaan kegiatan. Tahap
berikutnya pengarahan dan pelaksanaan kegiatan yang selalu berpedoman
pada perencanaan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir adalah pengawasan
yang meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut, dapat dilakukan
perbaikan selama kegiatan berlangsung atau untuk memperbaiki program
kegiatan berikutnya sehingga tujuan yang telah direncanakan tercapai
dengan baik.
C. Pembiayaan pendidikan
Pembiayaan pendidikan memegang peran yang penting dalam
keberlangsungan hidup dunia pendidikan Wijaya, (2009:91). Pentingya biaya
dalam suatu penggarah yaitu biaya pengaruh terhadap tingkat efisiensi dan
efektivitas kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Mulyono mendefinisikan
biaya sebagian jumlah uang yang disediakan atau dialokasikan dan digunakan
atau dibelanjakan untuk terlaksanaanya sebagai fungsi atau kegiatan atau guna
mencapai suatu tujuan dan sasaran-sasaran dalam rangka memproses
manejemen.
Fatnah, Nanang (2000:2) mengatakan bahwa anggaran biaya pendidikan
terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran
penerimaan dan anggaran penggeluaran anggaran penerima adalah pendapatan
yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah baik rutin manpun insidental, yang
diterima dari berbagai sumber resmi. Untuk SMP Negeri umumnya memilki
sumber-sumber anggaran penerimaan dari pemerintahan pusat, pemerintahan
daerah provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten, orang tua murid,
masyarakat sekitar dan sumber lainya. Sedangkan anggaran penggeluaran
adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan
pelaksana pendidikan di sekolah.
Belanja sekolah sangat ditentukan oleh koponen-koponen yang jumlah
dan porsinya bervariasi diantara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain.
Serta dari waktu ke waktu. Lebih lanjut Fatnah, Nanang (2000:23) mengatakan
bahwa biaya pendidikan meliputi biaya langsung (direcr cost) dan biaya tidak
langsung (indirecr cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belanja
siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya trasportasi,
gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua maupun siswa
sendiri.Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuantungan yang hilang
(opportunity cost) yang di korbankan selama siswa belajar.
Biaya pendidikan digolongkan dalam 3 jenis, (PP No 48 Tahun 2008
pasal 3) yaitu:
1. Biaya satuan pendidikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan yang meliputi:
a. Biaya investasi adalah biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
b. Biaya operasi, terdiri dari biaya personalia dan biaya nonpersonalia
biaya personalia terdiri dari gaji pendidikan dan tenaga kependidikan
serta tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji. Sedangkan biaya non
personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis
dipakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa telokomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, trasportasi, kosumsi
pajak, asuransi ddl.
c. Bantuan biaya pendidika yaitu dana pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai
pendidikannya.
d. Beasiswa adalah bantuan biaya pendidikan yang di berikan kepada
peserta didik yang berprestasi.
2. Biaya penyelenggaraan penggelolaan pendidikan adalah biaya
penyelenggaraan penggelolaan pendidikan oleh pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau penyelengaraan/ satuan
pendidikan yang didirikan oleh masyarakat.
3. Biaya pribadi atau peserta didik adalah biaya personal yang meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
D. Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 37 tahun 2013
tentang petunjuk teknik pengunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
sekolah sebuah entitas organisasi harus mampu mengelolah dana BOS secara
profesional untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang bermutu. Dana
BOS yang diterima oleh sekolah dikelolah secara mandiri melalui Manejemen
Basis Sekolah (MBS).
Hal menuntut pengelolaan sekolah mampu merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan mempertanggungjawabkan pengelolaan
secara baik dan transparan. Pengelolaan dana yang baik tidak lepas dari prinsip
keadilan, kejujuran dalam pengelolaan, dan pengendalian. Untuk dapat
mencapai tujuan sesuai dengan prinsip trasparansi, akuntabilitas dan partisipasi
publik dalam pengelolaan, dan pengendalian. Untuk dapat mencapai tujuan
sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut dalam penyelengaraan dana bantuan
operasional sekolah (BOS) Kementrian Pendidika Nasional meyusun Petunjuk
Teknik Keuangan. Petunjuk ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk
pelaksanaan program bagi semua tingkatan sekolah BOS.
Berikut ini adalah peraturan teknik untuk mengelolaan dana BOS dalam
peraturan Mentri pendidikan Nasional Nomor 37 tahun 2013, mengenai
Petunjuk Teknik Laporan Keuangan BOS.
1. Penggunaan Dana
Penggunaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan
melalui mekanisme yang diatur dengan anggaran dasar yang diatur dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga satuan pendidikan (PP No 48
tahun 2008 pasal 69 ayat 3).
Dana yang tersediah harus digunakan sesuai dengan mengalokasikan
yang tercantum dalam RAPBS. Pengeluaran dana disesuaikan dengan
keperluan dan harus bersifat transparan. Untuk mewujudkan transparansi,
maka ada pemisahan antara pemegang keuangan dan bertugas belanja
barang. Dalam pembelajaan barang yang dilakukan oleh tim yang ditujukan
oleh sekolah. Barang-barang yang sudah dibeli perlu dicetak dan dicatat
oleh petugas penerima barang, baik berupa barang modal maupun barang
habis pakai (Depdiknas, 2009:131).
Dengan mengunakan dana BOS, harus didasarkan pada kesempatan
dan keputusan bersama antara Tim Manejemen BOS sekolah, Dewan Guru,
dan Komite Sekolah, Dana BOS bagi sekolah Negeri dianggarkan melalui
anggaran belanja langsung dalam bentuk progran kegiatan, yang
diuraiannya dialokasikan dalam 3 (tiga) jenis belanja, yaitu belanja
pegawai, belanja barang/ jasa dan belanja modal pada SKPD Pendidikan
yang ditungkan dalam dokumen RKAS/RAPBS. Dari seluruh dana BOS
yang diterima oleh Sekolah wajib mengunakan dana tersebut untuk
membeli buku teks pelajaran yang hak ciptaanya telah dibeli oleh
pemerintah.
Mengunakan dana BOS di sekolah prioritas untuk mengunakan dana
BOS (Bantuan Operasional Sekolah), adalah untuk kegiatan operasional
sekolah. Maksimum mengunakan dana BOS (Bantuan Operasional
Sekolah) untuk belanja pegawai bagi Sekolah Negeri sebesar 20%
pembelian barang/ jasa pembelanja tidak melebihi Rp10.000.000.
pengunakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk trasportasi
dan uang lelah guru PNS diperbolehkan hanya dalam rangka
penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah diluar kewajiban jam mengajar
besaran/satuan biaya untuk trasportasi dan uang lelah guru PNS yang
bertugas di luar jam mengajar tersebut, harus mengikuti Standar Biaya
Umum (SBU) yang ditetapkan oleh Kementrian Keuangan. (Depdiknas.
2009)
2. Pembukuan
Pembukuan yaitu pencatatan keuangan baik pemasukan maupun
pengeluaran secara tertib berdasarkan macam sumber dan jenis pengeluaran
agar dapat diketahui oleh atasan dan pihak yang lain berkepentigan dengan
keuangan sekolah (Depdiknas, 2009).
Sekolah diwajibkan menyelenggarakan pembukuan dari dana yang
diperoleh sekolah, untuk program BOS, pembukuaan yang digunakan dapat
dengan tulis tangan atau mengunakan komputer, buku yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Buku Kas Umum
Buku Kas Umum mempunyai fungsi untuk mencatat seluruh
penerimaan dan BOS, pungutan pajak serta jasa giro maupun seluruh
pengeluaran, baik yang berbentuk tunai maupun giral.
Buku kas umum ini disusun untuk masing-masing sumber dana secara
terpisah, kecuali apabila sekolah hanya mempunyai satu rekening tabungan
yang berfungsi untuk menampung seluruh sumber penerima sekolah, maka
Umum dibuat sekolah hanya satu.
Pembukuaan dalam buku kas Umum meliputi semua transaksi
ekternal, maka buku kas Umu m meliputi semua transaksi ekternal, yaitu
yang berhubungan dengan pihak ketiga:
1. Kolom penerima: dari penyaluran dana (BOS atau sumber dana lain),
penerimaan dari pemugutan pajak, dan penerima jasa giro dari bank.
2. Kolom pengeluaran: adalah pembelian barang dan jasa, biaya
administrasi bank, pajak atas hasil dari hasil dari jas giro dan setoran
pajak.
Buku kas Umum harus di isi tiap transaksi (segera setelah transaksi
tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul satu minggu/bulan) dan
transaksi yang dicatat di dalam Buku kas Umum juga harus dicatat dalam
buku pembantuan pajak) dan format yang telah diisi ditandatangani oleh
Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen ini disimpan disekolah dan
diperlihatkan kepada pengawa, Tim Manejem BOS kabupaten ,dan
pemeriksaan lainnya apabila diperlukan.
b. Buku Pembantu Kas
Buku pembantu kas (format BOS-K4) mempunyai fungsi untuk
mencatat transaksi penerima/pengeluaran yang dilaksanakan khusus melalui
bank dengan cara antara lain penerbit cek, penarik cek, penerima
pembayaran dengan cek. Buku ini harus dibikukan pertransaksi dan
ditandatangani oleh Bendahara dan Kepala Sekolah. Dokumen ini disimpan
dalam sekolah dan diperlihatkan kepada pengawas, Tim Manejemen BOS
Kabupaten, dan para pemeriksaan lainya apabila diperlukan.
c. Buku Pembantu Bank
Buku pembantu Bank mempunyai fungsi untuk mencatat transaksi
penerima/pengeluaran dilaksanakan khusus melalui bank dengan cara
antara lain penerbitan cek, penerima cek, penerima pembayaran dengan
cek.
Sumber informasi untuk penyusunan buku pembantu bank adalah
semua transaksi eksternal baik penerima maupun pengeluaran yang
dilakukan melalui bank dan transaksi iternal yang berupa pengambilan uang
kas di bank dan transaksi internal yang berupa pengambilan uang kas
dibank dan penyetoran uang kas untuk disimpan di bank, Bendahara dan
Kepala Sekolah. Dokumen yang disimpan di sekolah dan diperlihatkan
kepada pengawas, Tim Manejemen (BOS) kabupaten, dan para pemeriksa
lain apabila diperlukan. Format buku pembantu bank dapat dilihat pada
format BOS-K5) dibawah ini.
d. Buku Pembantu Pajak
Buku pembantu pajak (format BOS-K6) mempunyai fungsi untuk
mencatat semua transaksi yang harus dipungut pajak serta memonitor atas
pungutan dan penyetoran pajak yang dipungut selaku wajib pungut pajak.
1. Pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dapat
dilakukan dengan tangan atau menggunakan komputer.
2. Dalam hal pembukuan yang dilakuka dengan komputer, bendahara
wajib mencetak BKU dan buku-buku pembantu sekurang-kurangnya
sekali dalam satu bulan dan menatausahakan hasil cetakan BKU dalam
buku-buku pembantu bulanan yang telah ditandatangani Kepada
Sekolah dan Bendahara Sekolah.
3. Semua transaksi penerima dan pengeluaran di catat dalam buku kas
Umum dan buku pembantu yang relefan yang sesuai urutan tanggal
kejadianya.
4. Uang tunai yang ada kas tunai tidak lebih dari Rp 10.000.000,00.
5. Apabila bendahara peninggalkan tempat kedudukanya atau berhenti dari
jabatanya, Buku Kas Umum dan buku pembantuaanya serta bukti-bukti
pengeluaran tidak boleh dibawa dan harus disimpan di kantornya.
Sekolah juga dituntut untuk mengumpulkan bukti pengeluaran dan
BOS yang dilakukan.
1) Setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti kuintasi yang
sah.
2) Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai
yang cukup, sesuai dengan ketentuan bea materai.Untuk transaksi
dengan nilai sampai Rp 250.000,00. Tidak dikenai bea materai,
sedangkan sampai dengan Rp 1.000.000,00. Dikenai bea materai
dengan tarif sebesar Rp 3.000,00 dan transaksi nominal lebih besar dari
Rp1.000.000,00 dikenai bea materai dengan tarif sebesar Rp 6.000,00-
00
3) Uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dari rincian sesuai
dengan Peruntukanya.
4) Uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisahkan dalam
bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi.
5) Setiap bukti pembayaran harus disetujui oleh kepala sekolah dan lunas
dibayar oleh bendahara.
6) Segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh sekolah sebagai
bahan bukti dan bahan laporan.
3. Laporan
Laporan merupakan pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan
yang dibiayai dari dana bantuan operasional sekolah (BOS). Untuk itu,
laporan pertanggungjawaban harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut.
a. Setiap kegiatan wajib dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya.
b. Laporan pengunaan dana BOS dari pertanggujawaban/pengelola dana
BOS di tingkat sekolah kepada Tim manejemen BOS kabupaten/kota
meliputi laporan realisai pengunaan dana per sumber dana, buku kas
umum, buku pembantu kas, buku pembantu bank dan buku pembantu
pajak beserta dokumen pendukung bukti pengeluaran dana bos
(kuitansi/faktur/nota/bon dari vendor/toko supplier) dan sekolah juga
wajib mengarsipkan untuk bahan audit.
c. Seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan-laporan
keuangan maupun dokumen pendukungnya, disimpan dan ditata dengan
rapi dalam urutan nomor dan tanggal kejadianya, serta disimpan dan di
suatu tempat yang aman dan mudah ditemukan setiap saat.
d. Laporan penggunaan dana BOS dari Penanggungjawab pengelola dana
BOS kepada Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota meliputi laporan
realisasi penggunaan dana per sumber dana, Buku Kas Umum, Buku
Pembantu Kas, Buku Pembantu Bank, dan Buku Pembantu Pajak
beserta dokumen pendukung bukti pengeluaran dana BOS
(kuitansi/faktur/nota/bon dari vendor/toko/supplier) dan madrasah juga
wajib mengarsipkan untuk bahan audit.
Laporan pertanggujawaban keuangan tersebut disampaikan kepada
tim Manejemen BOS Kabupaten/kota serta triwulan paling lambat sepuluh
hari kerja sebelum berahirnya triwulan tersebut Sekolah harus menyusun
RAPBS (Format BOS K-1) yang dimuat rencana pengunaan uang dari
semua sumber dan yang diterima sekolah. RAPBS ditandatangani oleh
kepala sekolah, komite Sekolah dan khusus untuk sekolah. Format Sekolah
Bos K-1 dibuat setahun sekali pada awal tahun ajaran, namun bisa
dilakukan revisi pada semester kedua. Olah karena itu, sekolah dapat
membuat BOS K-1 tahunan yang dirinci tiap semester. Format BOS K-1
perlu dilengkapi dengan rencana pengunaan yang lebih rinci, yang dibuat
tiga bulanan yaitu format BOS K-1A. Format BOS K-1 perlu dilengkapi
dengan rencana penggunaan yang lebih dirinci tiapa semester. Format BOS
K-1A. Format ini dibuat setiap sumber dana yang diterima sekolah. Format
BOS K-2 adalah format laporan keuangan terintegrasi dan singkat/padat.
Format ini adalah format multi sumber dana, sehinga harus memuat laporan
penerima dan pengunaan uang dari semua sumber dana disekolah.
Sekolah memiliki kewajiban mengelola dana BOS secara transparan
dan bertanggujawab jawab dengan cara mengumumkan besar dana yang
diterima dan dikelola oleh sekolah dan rencana pengunaan dana BOS di
awal tahun ajaran, serta laporan bulanan pengeluaran dana BOS dan
barang-barang yang dibeli oleh sekolah di papan pengumuman setiap tiga
bulan.
E. Bantuan Opersional Sekolah (BOS)
1. Pengertian Bantuan Operasional Sekolah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintahan
yang pada dasarya adalah untuk menyediakan pendanaan biaya operasi
non personalia bagi semua pendidikan dasar sebagai pelaksanaan program
wajib belajar selama 9 tahun (Depdiknas:2009).
2. Tujuan Bantuan Opersinal Sekolah
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban
masyarakat terhadap pembiyaan pendidikan dalam rangka belajar 9 tahun
yang bermutu. Secara khusus program BOS (Depdiknas: 2009) bertujuan
untuk:
a. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SMP Negeri terhadap biaya
operasi sekolah, kecuali pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI);
b. Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan
dari dalam bentuk apapun, baik disekolah negeri maupun swasta:
c. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi disekolah suasta .
Selain tujuan program BOS tersebut, harapan dari adanya program
Bantuan Operasional Sekolah, (Depdiknas :2009) antara lain:
a) BOS harus menjadi sarana penting untuk percepat penuntasan Wajar
Diknas 9 Tahun.
b) Melalui BOS, tidak boleh siswa miskin putus sekolah karena tidak
mampu membayar iuran/pungutan yang dilakukan sekolah.
c) Anak lulus SD/MI/SDLB, harus dijamin kelangsugan pendidikannya ke
tingkat SMPT/MTs/SMPPLB.
d) Kepala sekolah diharapkan mencari dan mengajak siswa SD/MI/SDLB
yang akan lulus dan berpontesi tidak melanjutkan sekolah untuk
ditampung di SMPT/MTs/ SMPPLB.
e) Pemerintahan daerah harus mengalokasikan dana tambahan (bersama-
sama BOS) untuk menutaskanWajar Diknas 9 tahun secepatnya.
3. Sasaran Program Bantuan Operasional Sekolah
Menurut buku petunjuk teknik pengunaan dana BOS, yang menjadi
sasaran program BOS adalah sebuah SD dan SMP, termasuk Sekolah
Menegah Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM)
yang diselanggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di
seluruh provinsi di Indonesia. Program kejar Paket A dan Paket B tidak
termasuk sasaran dari program BOS ini (Depdiknas,2009).
4. Besar dana Bantuan Operasional Sekolah
Besar biaya satuan Bantuan Opersional Sekolah (BOS), yang diterima
oleh sekolah termasuk untuk BOS Buku, dihitung berdasarkan jumlah siswa
323 orang, SMP Negeri 1 di kecamatan pasimaranu kepulauan selayar,
dengan ketentuan: SMP/SMPLB/SMPT/SATAP= 304 x Rp 710.000,-
/tahun=215.840.000,-/tahun
5. Sekolah Pemerintah Bantuan Operasional Sekolah
Menurut buku petunjuk teknis penggunaan dana BOS, ketentuan
sekolah penerima dana BOS (Depdiknas, 2009:3) antara lain:
a. Semua sekolah SD/SDLB/SMP/SMPLB/SMPT Negeri wajib menerima
dana BOS, bila sekolah tersebut menolak BOS, maka sekolah dilarang
memungut biaya dari peserta didik, orang tua atau wali peserta didik.
b. Semua sekolah swasta yang telah memiliki izin operasi dan tidak
dikembangkan menjadi bertaraf internasioanl wajib menerima dana BOS.
c. Bagi sekolah yang menolak BOS harus melalui persetujuan orang tua
siswa melalui komite sekolah dan tetap menjamin kelangsungan
pendidikan siswa miskin di sekolah tersebut.
d. Seluruh sekolah yang menerima BOS harus mengikuti pedoman BOS
yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan pemerintahan daerah.
e. Sekolah negeri kategori RSBI dan SBI diperbolehkan memungut dana
dari orang tua siswa yang mampu dengan persetujuan komite sekolah.
Pemda harus ikut mengawasi pungutan yang dilakukan oleh sekolah agar
tercipta prinsip pengelolaan dana secara trasparan dan akuntabel.
f. Sekolah negeri yang sebagian kelasnya sudah menerapkan siswa sekolah
bertaraf RSBI tetap diperbolehkan memungut dana dari orang tua siswa
yang mampu dengan persatuan komite sekolah, kecuali terhadap siswa
miskin.
g. Organisasi Pelaksanaan Tingkat Sekolah
Dalam rangka pelaksanaan program BOS, organisasi pelaksanaan
tingkat sekolah, (Depdiknas, 2009:8) meliputi:
a. Pertanggungjawaban: Kepada Sekolah (sekaligus sebagai Pembantuan
Bendahara Pengeluaran Pembantu (PBPP)
b. Anggota: Bendahara BOS sekolah dan satu orang dari
unsur orang tua siswa di luar komite sekolah.
6. Tugas dan Tanggungjawab Sekolah, (Depdiknas, 2009:8) meliputi:
a. Mengisi dan menyerahkan LKIS kedinas pendidikan kabupaten dan
kota
b. Melaporkan perubahan data jumlah siswa setiap triwulan kepada dinas
pendidikan kabupaten/kota
c. Memverifikasi jumlah dan yang diterima dengan data siswa yang ada
d. Mengelolah dana BOS secara bertanggungjawab dan trasparan
e. Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak boleh
dibiayai oleh dana BOS dipapan pengumuman sekolah
f. Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelolah oleh sekolah
dan rancana pembangunan dana BOS (RAPBS) di papan pengumuman
sekolah Memuat laporan triwulan pengunaan dana BOS dan barang
/jasa yang yang ditandatangani oleh kepala sekolah, bendahara dan
ketua komite sekolah dibelih oleh sekolah yang ditandatagani oleh
kepala sekolah, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah
g. Bertangung jawab terhadap penyimpangan pengunaan dana di sekolah
h. Memberikan pelayanan dan penangan pengaduan masyarakat
i. Menyampaikan pengunaan dana BOS kepada Tim Manejemen BOS
Kabupaten/kota
j. Memasang spanduk di sekolah terkait kebijakan pendidikan bebas
pungutan.
Tata tertib Pengelolaan Dana BOS di sekolah, (Depdiknas,2009:8) meliputi:
a) Tidak diperkenangkan melakukan manipulasi data jumlah siswa;
b) Mengelolah dana BOS secara trasparan dan bertanggungjawab;
c) Mengumumkan hasil pembelian barang dan harga yang dilakukan oleh
sekolah dipapan pengumuman sekolah yang harus ditandatangani oleh
Komite Sekolah:
d) Mengiformasikan secara tertullis rekapitulasi penerimaan dan
penggunaan dana BOS kepada orang tua siswa setiap semester bersama
dengan pertemuan orang tua siswa dan sekolah pada saat penerimaan
rapor;
e) Bersedia diaudit oleh lembaga yang berwenang terhadap seluruh dana
yang dikelolah oleh
f) Sekolah, baik yang berasal dari dana BOS maupun dari sumbernya lain:
g) Dilarang bertindak menjadi distributor atau mengecer buku kepada
peserta didik di sekolah yang bersangkutan
7. Penyaluran Dana BOS
Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode
Januari-Maret, April-Juni, Juli-September dan Oktober-Desember. Pada
tahun anggaran 2014 tahun anggaran 2014, dana BOS akan diberikan
selama 12 bulan untuk periode Januari sampai dengan Desember 2014 dan
Triwulan I dan II tahun anggaran 2014 tahun ajaran 2014/2015 dan
Triwulan III dan IV tahun anggaran 2013 tahun ajaran 2014/2015.
Bagi wilayah yang sangat sulit secara geografis (wilayah terpencil)
sehingga proses pengambilan dana BOS oleh sekolah mengalami hambatan
atau memerlukan biaya pengambilan yang mahal, penyaluran dana BOS
oleh sekolah dilakukan setiap semester, yaitu pada awal semester. Penetuan
wilayah terpencil ditetapkan dengan ketantuan sebagai berikut:
a. Unit wilayah terpencil adalah kecamatan;
b. Tim Manejemen BOS Kabupaten Kota mengusulkan nama-nama
kecamatan terpencil pada Tim BOS Tim Manejemen Provinsi,
selanjutnya Tim Manejemen BOS Pusat;
c. kementrian keuangan menetapkan daftar alokasi dana BOS wilayah
terpencil berdasarkan usulan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
F. Kerangka pikir
Transparansi keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi
yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik pada pihak-pihak
yang membutuhkan informasi. Dalam arti bahwa pemerintah berkewajiban
untuk memberikan informasi yang dibutuhkan baik informasi keuangan
maupun lainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi
sosial dan politik oleh pihak yang berkepentingan.
Transparansi ini bertujuan untuk membangun rasa saling percaya antar
Pemerintah dengan publik dimana pemerintah harus memberikan informasi
yang akurat pada publik yang membutuhkannya. Terutama informasi yang
handal yang berkaitan dengan informasi masalah-masalah hukum, peraturan,
dan hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksnaan urusan pemerintahan.
Berdasarkan pernyataan tersebut sebagai wujud kongkret dari
Transparansi Pengelolaan Dana Bantuan Opersional Sekolah (BOS) SMP
Negeri I Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar, sebagaimana yang telah
penulis uraikan maka kerangka pikir yang akan menjadi acuan dalam penelitian
ini adalah
Bagan Kerangka Pikir
G. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini berangkat dari latar belakang masalah, kemudian
dirumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori dalam
tinjauan pustaka. Maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
mengetahui transparansi dalam pengelolaan dana bantuan operasional sekolah
(BOS) SMP Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar.
H. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah,
Faktor pendukung
1. Adanya fasilitas
yang memadai
2. Pengawasa internal
dan ekternal
Transparansi dalam Pengelolaan
Dana BOS
Transparan pengelolaan
Dana BOS
INDIKATOR
TRANSPARANSI
1. Penyediaan
informasi
2. Kemudahan
mengakses
informasi
3. Menyusun suatu
mekanisme
pengaduan
Faktor penghambat
1. Kuranya
Pengawasan
masyaraka dalam
pengelolaan dana
BOS
2. Pencairan dana BOS
yang terlambat.
0
20
40
60
80
100
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
East
West
North
yakni informasi tentang kebijakan proses pembuaatan dan pelaksanaannya
serta hasil-hasil dicapai.
2. Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur-prosedur tentang biaya-
biaya dan tanggung jawab dalam pengelolaan dana BOS.
3. Kemudahan masyarakat mengakses informasi yaitu melalui papan
pegumuman dan media komunikasi.
4. Menyusun mekanisme pengaduan keluhan masyarakat yaitu dengan adanya
telfon dan SMS dan meningkatkan pengawasan terhadap pengeloloan dana
BOS agar tidak terjadi penyalahgunaan angaran dana tersebut.
5. Faktor pendukung adalah hal-hal yang menjadi pendorong suatu rangkaian
kegiatan dalam melaksanakan suatu kegiatan.
6. Faktor penghambat adalah suatu keadaan dimana terdapatnya kendala-
kendala dalam melaksanakan suatu kegiatan.
7. Transparan pengelolaan dana bantuan opersional sekolah (BOS) dapat
menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang
tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus
2014. Lokasi ini menjadi objek penelitian atas dasar pertimbangan bahwa untuk
memberikan gambaran transparansi pengelolaan dana bantuan opersional
sekolah (BOS) di SMP Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar,
merupakan salah satu lembaga yang melakukan pelayanan dan informasi
kepada masyarakat.
B. Jenis Dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian Diskriptitf kualitatif yaitu
penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-
kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil
wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif bertolak dari
filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi
jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang di
interpretasikan oleh individu-individu. Penelitian kualitatif ditujukan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif partisipan.
2. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Karena terkait
langsung dengan gejala-gejala yang muncul di sekitar lingkungan manusia
terorganisasir dalam satuan pendidikan formal. Penelitian yang menggunakan
40
pendekatan fenomenologis berusaha untuk memahami makna peristiwa serta
interaksi pada orang-orang dalam situasi tertentu.
C. Sumber Data
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber asalnya, data
primer di peroleh melalui :
a. Observasi yaitu pengumpulan data dalam kegiatan penelitian yang
dilakukan dengan mengamati kondisi yang berkaitan dengan obyek
penelitian.
b. Interview atau Wawancara mendalam (in dept interview) yaitu
mengadakan wawancara dengan informasi yang bertujuan untuk
menggali informasi yang lebih mendalam tentang berbagai aspek yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian.
2. Data Sekunder adalah data yang telah diolah sebelumnya yang diperoleh
dari studi kepustakaan, maupun studi dokumentasi. Adapun data sekunder
diperoleh melalui :
a. Studi pustaka, yaitu bersumber dari hasil bacaan literatur atau buku-
buku atau data terkait dengan topik penelitian.
b. Dokumentasi, yaitu arsip-arsip, laporan tertulis atau daftar inventaris
yang diperoleh terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Menurut Arikunto (1998 : 236 ), dokumentasi adalah “ Mencari data
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan
sebagainya.”
D. Informan Penelitian
Pemilihan informan sebagai salah satu sumber data yang urgen terhadap
penelitian harus menggunakan teknik yang tepat. menggunakan teknik
“purpose sampling” yaitu pengambilan sampel didasarkan pada pilihan
penelitian tentang aspek apa dan siapa yang dijadikan fokus pada saat situasi
tertentu dan saat ini terus-menerus sepanjang penelitian, sampling bersifat
purpossive yaitu tergantung pada tujuan fokus suatu saat (Nasution , 2006 : 29).
Teknik pengambilan informan adalah merupakan cara yang digunakan
dalam hal memperoleh data primer untuk bahan penelitian. Informan dalam
penelitian ini di ambil dari beberapa unsur, diantaranya:
Tabel 1 Informan Penelitian
No Nama Jabatan Jumlah
1 Drs.Askari Kepala Sekolah 1 orang
2 Syamsul Bahri Bendahara 1 orang
3 Muh. Arsad M. komite sekolah 1 orang
4 Nasruddin, Spd Guru sekolah 1 orang
5 Andi Ahmad, Spd Guru Sekolah 1 orang
6 Zainal Abadi,Spd Staf Sekolah 1 orang
7 Andi Zulfiandi, Spd Staf Sekolah 1 orang
8 St. Aminah Masyarakat 1 orang
9 Israh Masyarakat 1 orang
10 Muhammad Izzul Siswa kelas IX 1 orang
11 Sitti Hajrah Siswa kelas IX 1 orang
Jumlah 11 orang
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Langsung
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau
lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain
penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati
langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu
pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi
untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut.
2. Wawancara (interviewing)
Metode pengumpulan data dengan wawancara lebih banyak dilakukan
pada penelitian kualitatif dari pada penelitian kuantitatif. Kelebihan metode
wawancara adalah peneliti bisa menggali informasi tentang topik penelitian
secara mendalam, bahkan bisa mengungkap hal-hal yang mungkin tidak
terpikirkan oleh peneliti itu sendiri. Akan tetapi, metode wawancara
memerlukan kecakapan peneliti yang lebih dari pada pengumpulan data
dengan metode yang lain.
Tahapan yang dapat digunakan dalam wawancara adalah:
a. Tentukan jenis wawancara yang akan digunakan. Kalau penelitian
kualitatif, sebaiknya gunakan wawancara tidak terstruktur untuk
pewawancara yang sudah berpengalaman, atau semi terstruktur untuk
pewawancara yang belum berpengalaman.
b. Rencanakan item pertanyaan dengan baik sehingga pelaksanaan akan
lebih efisien. Pewawancara harus mengerti tentang topik penelitian dan
informasi apa saja yang akan diungkap dari responden.
c. Bagi pewawancara yang belum berpengalaman, tidak ada salahnya
untuk melakukan latihan, atau simulasi terlebih dahulu. Bisa juga
dengan mengikuti proses wawancara yang dilakukan oleh rekan yang
lebih senior.
d. Gunakan sarana semaksimal mungkin sehingga informasi yang ada
tidak terlewatkan. Buatlah panduan dengan checklist (seperti metode
dokumentasi) atau gunakan alat perekam audio atau video.
e. Aturlah waktu dengan baik agar pelaksanaan wawancara dapat berjalan
dengan efektif dan jika perlu dapat dilakukan tatap muka lebih dari satu
kali sesuai dengan keperluan penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tehnik untuk mengumpulkan data yang di
ambil dari beberapa buku bacaan maupun dokumen dan Foto-foto yang
berhubungan dengan objek penelitian di lokasi penelitian untuk melengkapi
data tentang transparansi penggelolaan dana bantuan operasional sekolah
SMP 1 Kecamatan Pasimaranu Kepulauan Selayar.
F. Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian, analisis data harus dilakukan untuk lebih obyektif
dalam memberikan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Analisis data
dilakukan secara kualitatif dan diolah dengan dukungan logika berfikir serta
keabsahan dokumen sehingga akan di uraikan secara sistematis yang mampu
menjelaskan hubungan-hubungan berbagai jenis data sehingga dapat ditarik
suatu kesimpulan dengan logika deduktif. Menurut Miles dan Huberman
(2007 :16) analisis data kualitatif adalah suatu proses analisis yang terdiri dari
tiga alur kegiatan yang terjadi bersamaan yaitu reduksi data penyajian dan
data penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Proses reduksi data adalah merupakan suatu proses pemilihan,
pemutusan pemilihan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi
kasar yang manual dari catatan-catatan dilapangan. Penyajian data adalah
merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dengan melihat
penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan
yang harus dilakukan. Menarik kesimpulan adalah memulai mencari data
dengan mencari arti benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan
kaonfigurasi yang mungkin alur sebab dan proposisi. (Miles dan Huberman,
2007 teknik analisa data kualitatif).
G. Pengabsahan Data
Untuk memperoleh kebenaran, penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi. Menurut Patton, triangulasi data berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Moleong, 1990: 178).
Triangulasi data dari penelitian ini diperoleh dengan meng-cross check
informasi antara informan yang satu dengan informan yang lain.
Adapun dari beberapa macam teknik triangulasi, maka pada penelitian
ini yang akan digunakan adalah teknik triangulasi sumber, triangulasi metode
dan triangulasi waktu.
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek pada sumber
lain keabsahan data yang telah di peroleh sebelumnya.
2. Triangulasi metode
Triangulasi metode bermakna data yang di peroleh dari satu sumber
dengan menggunakan metode atau teknik tertentu, diuji keakuratan atau
ketidak akuratannya.
3. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu berkenan dengan waktu pengambilan data.
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena
beberapa hal, subyektifitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam
penelitian kualitatif, alat yang di andalkan adalah wawancara dan
observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara
terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif kurang
creadible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian.
Dibutuhkan beberapa cara untuk meningkatkan keabsahan data
penelitian kualitatif yaitu; kreadibilitas, transferabilitas dan komfirmitas.
Kreadibilitas apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima dan
dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian,
observasi yang detail, triagulasi, perdebifering, analisis kasus negatif,
membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member chek cara
memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian.
Transfebilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan
pada situasi yang lain. Defandibility yaitu apakah hasil penelitian
mengacu kepada tingkat konsistensi peneliti dalam mengumpulkan data,
membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat
interpretasi untuk menarik kesimpulan. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil
penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian dengan
orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan
tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Sekolah yang menjadi objek penelitian ini adalah SMP Negeri I di
Kecamatan Pasimarannu merupakan yang sangat diminati oleh masyarakat
sekitarnya. Sekolah tersebut memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang lebih
memadai sekalipun belum bisa dikatakan sesuai Standar Nasional Pendidikan
(SNP) demikian juga tentang sumber daya manusia (guru dan karyawan),
sumber dana pembiayaan, prestasi akademis maupun non akademis jika
dibandingkan dengan sekolah lain yang ada disekitarnya. SMP Negeri I
Kecamatan Pasimaranna memiliki 24 orang guru dan pegawai serta memiliki
304 orang siswa/siswi yang berasal dari berbagai daerah baik dari daratan
maupun dari kepulauan. Dalam penelitian ini, transparansi pengelolaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri 1 Kacamatan Pasimarannu
Kepulauan Selayar.
1. Rakapitulasi Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS )
di SMP Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar.
Pendidikan merupakan salah satu agenda pemerintahan yang patut
diaktualisasikan demi mecerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu amanat
pembukuan UUD 1945 alinea ke empat dikatakan bahwa “mecerdaskan
kehidupan bangsa”. Amanat ini jelas bahwa pemerintah ditingkat daerah
provinsi maupun kebupaten/kota tidak boleh di tinggal diam melihat
penyelenggaraan pendidikan di bangsa ini. Salah satu faktor yang cukup
memberikan pengaruh terhadap mutu dan kesesuaian pendidikan adalah
anggaran pendidikan yang memadai. Persoalan anggaran pendidikan ini akan
menyangkut besar anggaran dan alokasi anggaran.
Di lain pihak, peran yang dijalankan komite sekolah adalah sebagai
memberi pertimbangan dalam menetukana dan melaksanakan kebijakan
pendidikan serta berperan sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelengaraan di suatu pendidikan dan sebagai mediator antara
pemerintah dengan masyarakat. Adapun tujuan komite sekolah yaitu memadai
dan menyalurkan inspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan
kebijakan operasional dan program pendidikan dana satuan pendidikan,
meningkatkan tanggung jawab dan peran masyarakat dalam menyelengarakan
pendidikan, dan menciptakan suasana koduktif transparan dan akuntabel, dan
demokratis dalam menyelenggarakan dan pelayanan pendidikan yang bermutu
disuatu pendidikan. Pada dasanya posisi komite sekolah berada ditengah-tengah
antara orang tua murid, murid, guru, masyarakat setempat, dan kalangan swasta
di satu pihak dengan pihak sekolah sebagai institusi, kepala sekolah,dinas
pendidikan, wilayahnya, dan pemerintah daerah dipihak lainya.
Adapun Rakapitulasi pemanfaatan dana bantuan operasional sekolah
(BOS) di SMP Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu Kecamatan Pasimarannu
Kepulauan Selayar, dapat dilihat dari tabel beikut:
Tabel:2
Rakapitulasi pemanfaatan dana bantuan operasional Sekolah (BOS) tahun 2014
UPT SMP Negeri 1 di Kecamatan Pasimarannu
Penerima
Triwulan I
(Rp)
57,687,500
Triwulan II
(Rp)
57,687,500
TriwulanIII
(Rp)
57,687,500
Triwulan IV
(Rp)
57,687,500
No Uraian Pengeluaran Triwulan I
(Rp)
Triwulan II
(Rp)
TriwulanIII
(Rp)
Triwulan IV
(Rp)
1. Honor bulanan guru
honorer
2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000
2. Honor bulananTenaga
Kepend. Honorer
2,250,000 2,250,000 2,250,000 2,250,000
3. Biaya makan minum
pegawai
4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000
4. Balanja alat bahan
Pratikum
14,000,000 15,000,000 _ 4,500,000
6. Biaya
pengadaan/penjilitan
2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000
7. Isi ulang gas 150,000 150,000 150,000 150,000
8. Biaya kegiatan ujian
semester
_ 2,000,000 _ 2,000,000
9. Biaya kegiatan ujian
akhir sekolah
_ 1,500,000 _ _
10. Biaya kegiatan ujian
nasional
_ 1,000,000 _ _
11. Belanja alat
kebutuhan kantor
3,000,000 _ _ 3,000,000
12. Biaya operasional
listrik/geset
4,500,000 4,500,000 4,500,000 4,500,000
13 Pembelian buku tulis
siswa/perpustakaan
8,000,000 _ 8,000,000 8,000,000
14. Pembelian buku
Administrasi/siswa
_ _ 1,500,000 _
15. Membeli alat
kebersihan sekolah
1,250,000 1,250,000 1,250,000 1,250,000
16. Biaya penerimaan
siswa baru dan mos
_ 1,500,000 _ _
17. Biaya kosumsi tamu 450,000 450,000 450,000 450,000
18. Biaya ATK 8,587,500 1,587,500 9,587,500 12,087,500
19. Biaya honor
membibing siswa
1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000
20. Biaya kegiatan
perseni kabupaten
_ 3,500,000 _ _
21. Biaya kegiatan
ekstrakurikulum
3,000,000 1,500,000 3,000,000 3,000,000
22. Biaya olimpiade
siswa nasional
_ 1,500,000 _ _
23. Biaya kegiatan les
sore
1,500,000 1,000,000 _ _
24. Biaya penerimaan
ijasah
_ _ 1,000,000 _
25. Biaya Trasportasi Hut
RI/Hardiknas
_ _ 2,500,000 _
26. Biaya pengadaan alat
kesenian
_ _ 8,000,000 _
27. Biaya pengadaan olah
raga
_ _ _ 3,000,000
Jumlah 57,687,500 57,687,500 57,687,500 57,687,500
Sumber data: SMP Negeri I Pasimarannu Tahun Pelajaran 2014
Pada tabel 2. rekapitulasi angaran belanja Langsung SMP Negeri I
Kecapamatan Pasimarannu yang berdasarkan program dan kegiatan dan BOS di
Kecapamatan Pasimarannu, anggaran yang diberikan kepada pihak sekolah
dalam pelaksanaan dana BOS di Kecapamatan Pasimarannu diberikan empat
kali dalam setahun dengan system triwulan. Adapun itu Honor bulanan guru
honorer jumlah angaran sebesar Rp 5.000.000, Honor bulanan Tenaga
Kepend.honorer Rp.9.000.000. Biaya makan minum pegawai, Rp.18.000.000.
Balanja alat bahan Pratikum, Rp.33.500.000. Biaya pengadaan/penjilitan,
Rp.1.000.000. Isi ulang gas Rp.600.000., Biaya kegiatan ujian semester,
Rp.4.000.000. Biaya kegiatan ujian akhir sekolah, Rp.1.500.000. Biaya
kegiatan ujian nasional, Rp.1.000.000. Belanja alat kebutuhan kantor,
Rp.6.000.000. Biaya operasional listrik/gese, Rp.18.000.000. Pembelian buku
tulis siswa/perpustakaan, Rp.24.000.000. Pembelian buku Administrasi/siswa,
Rp.1.500.000. Membeli alat kebersihan sekolah, Rp.5.000.000. Biaya
penerimaan siswa baru dan mos, Rp.1.500.000. Biaya kosumsi tamu,
Rp.1.800.000.biaya ATK, Rp.31.850.000. Biaya honor membibing siswa,
Rp.6.000.000. Biaya kegiatan perseni. kabupaten, Rp.3.500.000. Biaya kegiatan
ekstrakurikulum, Rp.10.500.000. Biaya olimpiade siswa nasional,
Rp.1.500.000. Biaya kegiatan les sore, Rp.2.500.000. Biaya penerimaan ijasah,
Rp.1.000.000. Biaya Trasportasi Hut RI/Hardiknas.Rp 2.500.000 Biaya
pengadaan alat kesenian, Rp8.000.000. Biaya pengadaan olah raga,
Rp3.000.000.
Demikianlah dana tersebut, diharapkan dapat meningkatkan minat
masyarakat usia sekolah untuk dapat melanjutkan pendidikan atau dengan kata
lain program ini dapat mengurangi angka putus sekolah (APS) di Kecamatan
Pasimarannu.
B. Transparansi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
di SMP Negeri I Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar.
Transparansi merupakan jaminan akses informasi, serta adaanya
kemudahan akses informasi dan masyarakat atau kebebasan untuk setiap
orang untuk memperoleh informasi tentang penyelanggaraan pemerintah,
yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya,
serta hasil-hasil yang dicapai.
Transparansi pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) di
SMP Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar, transparansi
untuk membangun kepercayaan masyarakat dan pemerintah dalam
menyelenggarakan seluruh program pendidikan di sekolah, disamping itu,
transparansi dapat menciptakan timbal balik antara pemerintah masyarakat,
orang tua siswa, dan warga sekolah dalam penyedian informasi dan
menjamin kemudahan dalam mendapatkan informasi yang akurat dan
memadai.
Indikator-indikator transparansi adalah sebagai berikut: (1)
penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur-prosedur, biaya-biaya
dan tanggung jawab dalam pengelolaan dana BOS, (2) kemudahan
masyarakat mengakses informasi, (3) menyusun suatu mekanisme
pengaduan keluhan masyarakat.
Demikian halnya transparansi pengelolaan dana bantuan operasional
sekolah (BOS) di SMP Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu Kepulauan
Selayar yang akan dideskripsikan melalui beberapa indikator di atas yang
tampak berikut ini:
Adapun masing-masing distribusi jawaban informan pada tiap
indikator dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penyediaan Informasi yang Jelas Tentang Prosedur-Prosedur,
Biaya-Biaya dan Tanggung Jawab Dalam Pengelolaan BOS.
Penyediaan informasi adalah sebuah wujud layanan dari salah salah
satu bentuk transparansi dengan indikator; penyediaan informasi yang jelas
tentang prosedur-prosedur, biaya-biaya dan tanggung jawab. Tujuan utama
program BOS adalah untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa
miskin/tidak mampu dan merigankan bagi siswa yang lain, agar mereka
memperoleh layanan Pendidikan Dasar 9 Tahun yang bermutu. Dalam
pengelolaan dana BOS ini dibutuhkan adanya informasi dari pemerintah
terkait, agar program yang dijalankan bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Menurut hasil wawancara penulis dengan masyarakat tentang
penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur-prosedur pengelolaan
Dana BOS menyatakan bahwa:
Hasil wawancara penulis dengan staf sekolah di SMP Negeri
Kecamatan Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Selama ini dalam informasi tentang pengelolaan dana BOS dengan
indikator penyediaan informasi yang jelas oleh pemerintah tentang
prosedur-prosedur dalam pengelolaan dana BOS belum memuaskan,
karena tidak dilakukan dengan terbuka atau transparan untuk semua
kalangan. Tidak ada penyediaan informasi yang jelas tentang
prosedur-prosedur pengelolaan dana BOS itu dilakukan perperiodik
dan sifatnya terbuka termasuk jika prosedur-prosedur itu sewaktu-
waktu berubah atau terganti.”( wawancara ZA tanggal 4 Juni 2014).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
penyediaan informasi tentang prosedur-prosedur yang jelas belum
dilakukan dengan baik sesuai dengan prinsip transparansi karena tidak
dilakukan secara transparan untuk semua kalangan khususnya mengenai
penyediaan informasi tentang prosedur-prosedur dalam pengelolaan
bantuan operasionn (BOS) di SMP Negeri 1 Kecamatamatan Pasimarannu.
Biaya-biaya merupakan rencana keuangan priodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis
mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatan secara kuantitatif dan
umumnya dinyatakan dalam suatu moneter untuk jangka waktu tertentu.
Untuk merigankan biaya-biaya sekolah dengan adanya program dana
BOS, orang tua siswa masih dibebankan dengan pugutan/iuran dan lain-
lain, untuk mewujudkan transparansi pengelolaan dana BOS berikut ini
hasil wawancara penulis dengan siswa kelas XI di SMP Negeri Kecamatan
Pasimarannu sebagai berikut:
“Kalau untuk biaya sekolah terutama iuran, kami memang tidak
dipungut, tetapi terkadang untuk biaya tidak terduga pihak sekolah
masih memungut dari kami, dan tidak pernah diundang untuk
membicarakan basarnya sumbangan yang harus dibayar.
”(Wawancara S.H tanggal 4 Juni 2014).
Hasil wawancara dengan siswa kelas XI di SMP Negeri Kecamatan
Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Dengan adanya dana BOS pungutan di sekolah hampir tidak ada
pungutan, paling hanya kalau anak-anak mengadakan perpisahan
sekolah, biasanya dipungut biaya, itu pun tidak banyak dan saya
berharap bahwa yang mendapatkan dana BOS tersebut harus benar-
benar orang yang tidak mampu/layak mendapat dana bantuan
operasionala sekolah (BOS) di SMP Negeri 1 di Kecamatan
Pasimarann, hanya saja untuk itu kami belum perna dilibatkan dalam
rapat membahas tentang sumbangan-sumbangan diluar dana BOS.
”(Wawancara M.I tanggal 4 Juni 2014).
Hasil wawancara dengan masyarakat mengatakan bahwa:
“Sampai saat ini pelaksanaan pengelolaan dana bantuan operasional
sekolah (BOS) di kecamatan pasimarannu sudah terlaksana dengan
cukup baik, kami sebagai orang tua siswa merasa terbantu dengan
adanya program ini,besarnya harapan kami kepada pemerintah agar
program lebih ditingkatkan dan pemerintah harus bersikap tegas
apabila terdapat penyelenwengan yang dilakukan oleh pihak-pihak
yang terkait, hanya saja sebaiknya pungutan dana BOS
dipertanggujawabkan secara terbuka kepada masyarakat.”(Wawancara
IS tanggal 4 Juni 2014).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
penyediaan informasi tentang biaya-biaya sekolah belum transparan, namun
sebagian orang tua siswa masih mengeluh ada pungutan Foto copy buku
ajar, uang perpisahan, maka itu dari pihak orang tua sangat berharap agar
pendidikan membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah.
Tanggung jawab merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) di SMP Negeri1
Kecamatan Pasimarannu guna mengetahui tanggung jawab sekolah dalam
melaksanakan tugas-tugas dalam pengelolaan dana bantuan operasional
sekolah (BOS) di SMP Negeri1 Kecamatan Pasimarannu. Sehingga tujuan
akan terlaksana dengan baik dengan disertai dengan tanggung jawab akan
tugasnya masing-masing.
Hasil wawancara penulis dengan Kepala Sekolah SMP di Kecamatan
Pasimarannu adalah mengatakan bahwa:
“Selain kepala sekolah sebagai penangunggjawab pengelolaan dana
BOS dan kepala sekolah melaporkan perubahan data jumlah siswa
setiap triwulan kepada dinas Pendidikan Kabupaten/kota secara
bertanggujawab dan transparan dan mengumumkan besar dana yang
diterima dan yang dikelolah oleh sekolah. Sekolah harus membuat
laporan pertanggung jawaban dana BOS kepada dinas pendidikan
sebagai syarat pencairan dana BOS untuk triwulan berikutnya.”
(wawancara A.S tanggal 4 Juni 2014).
Hasil wawancara dengan staf sekolah di SMP Negeri Kecamatan
Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Dalam pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) di SMP
Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu kami melihat dalam tanggung
jawab sudah dilakukan secara transparan .”(Hasil wawancara dengan
AZ tanggal 4 Juni 2014, )
Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pertanggung
jawab dana BOS dilakukan secara transparan kepada pemerintah, tapi
masih belum transparan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan, dana BOS
sekolah hanya akan dicairkan ketika laporan pertanggung jawaban BOS
sudah tuntas.
b. Kemudahan Akses Informasi Tentang Pengelolaan Dana BOS.
Akses informasi merupakan kemudahan para pemangku kepentingan
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Hak untuk memperoleh
informasi merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling mendasar,
setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi. Hak ini
mencakup kebebasan untuk menganut pendapat tanpa ada tekanan dan
untuk mencari, menerima dan memberikan informasi dan gagasan melalui
media apapun tanpa memperdulikan batas Negara.
Kemudahan masyarakat dalam akses informasi mendapatkan
informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Akses informasi
secara langsung yaitu informasi yang dapat dilakukan dengan langsung
berhadapan dengan pihak terkait dengan penggunaan informasi yang
dibutuhkan. Informasi tidak langsung adalah informasi yang didapatkan
melalui papan informasi.
Hasil penelitian penulis menujukan bahwa kemudahan dalam
mendapatkan akses informasi pengelolaan secara langsung maupun tidak
langsung itu sangat mudah karena pengelolaan dana BOS semuanya
dipublikasikan di papan informasi. Menurut hasil wawancara penulis
dengan masyarakat tentang kemudahan akses informasi yang jelas tentang
pengelolaan dana BOS menyatakan bahwa:
Menurut hasil wawancara dengan guru sekolah di SMP Negeri
Kecamatan Pasimarannu menyatakan bahwa:
“Ada beberapa cara warga sekolah mengakses informasi tentang
pengelolaan dana BOS di SMP 1di Kecamatan Pasimarannu cukup
mudah diantaranya informasi keuangan yang bebas diketahui oleh
semua warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran
pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan
informasi di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi
siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah
mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah
dana yang diterima sekolah dan digunakan untuk apa saja dana
tersebut..” (wawancara NA tanggal 4 Juni 2014).
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa salah satu cara
mangakses informasi yang ada di kantor sekolah yaitu dengan melihat
informasi yang ada di dalam kantor sekolah. Papan informasi merupakan
tempat di pasang semua informasi dan warga sekolah. Tapi sebagian warga
sekolah mengatakan bahwa informasi yang di tempel pada papan informasi
kurang efektif penyampaiannya kepada warga sekolah, karena masih
banyak informasi yang tidak dipasang. Kalau ada informasi terkadang
sebagian warga tidak tahu informasi tersebut. Seperti yang dikemukakan
oleh warga sekolah di SMP Negeri Kecamatan Pasimarannu mengatakan
bahwa:
“Banyak informasi yang disampaikan tidak tersampaikan dengan baik.
Informasi tersebut hanya di pasang di papan informasi yang ada
diruangan. Warga sekolah, orang tua siswa jarang ke kantor sekolah.
Jadi informasi biasanya hanya di dapat dari mulut ke mulut atau
melalui media komunikasi lewat telepon.Itu pun tidak jelas. Alangkah
bagusnya, informasi itu disampaikan langsung oleh kepala sekolah
atau ketua komite sekolah.” (wawancara AA tanggal 4 Juni 2014).
Hasil wawancara penulis dengan warga sekolah di SMP Negeri
Kecamatan Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Dalam pemerintahan ada informasi yang dapat di ketahui oleh
warga sekolah dan ada pula yang bersifat rahasia sesuai UU. Masalah
pengelolaan dana BOS tidak semua kita menginformasikannya ke
warga sekolah tapi kami tidak pernah menutup akses informasi
ketika ada warga sekolah yang ingin tahu tentang proses pengelolaan
dana BOS di Kecamatan Pasimarannu.”(wawancara R.A tanggal 4
Juni 2014).
Beberapa informasi yang tidak diketahui warga sekolah dalam
memilih mana informasi yang seharusnya informasi rahasia dan tidak bisa
dipublikasikan, dan mana informasi yang bisa di publikasikan.Tetapi itu
bukan merupakan alasan warga sekolah untuk mengetahui lebih jauh.
Seperti yang diungkapkan salah satu warga sekolah dalam hasil
wawancaranya yang mengatakan bahwa:
“ Rahasia apapun itu warga sekolah juga harus tahu mana informasi
yang bisa diketahui dan mana yang tidak. Maka dari itu perlunya
akses informasi yang lebih luas agar mengetahui semuanya.”
(wawancara I.S tanggal 4 Juni 2014).
Hasil wawancara penulis dengan J.A mengatakan bahwa:
“ Salah satu cara menyampaikan informasi yang lebih baik yaitu
kepala Sekolah, KTU orang tua siswa bersosialisasi dengan warga
sekolah, jangan berpatokan sama papan informasi. Menurut saya hal
tersebut kurang efektif dan lambat informasinya.” (wawancara
tanggal 4 Juni 2014).
Wawancara diatas dapat disimpulkan dalam kemudahan akses
informasi belum dapat dilaksanakan secara transparan sebab masih ada
informasi yang belum dapat dijelaskan secara terbuka. Tentang transparansi
pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) di SMP Negeri 1
Kecamatan pasimarannu.
c. Menyusun Suatu Mekanisme Pengaduan Tentang Pengelolaan
Dana BOS.
Menyusun suatu mekanisme pengaduan adalah salah satu prinsip dari
transparansi pengelolaan APBD dengan indikator pelayanan pengaduan dan
jaminan hukum. Berdasarkan hasil penelitian penulis dilapangan
menemukan bahwa dalam transparansi pengelolaan dana bantuan
operasional sekolah (BOS) mengunakan suatu indikator, yaitu pelayanan
pengaduan dan jaminan hukum. Sesuai dengan UU No.25/2009 tentang
pelayanan publik merupakan terobosan besar dalam mencoba untuk
meningkatkan transparansi dalam memberikan pelayanan publik.
Cara untuk menyusun suatu mekanisme pengaduan yaitu adanya
media bagi masyarakat dalam menyampaikan pengaduan kalau ada keluhan
tentang pengelolaan dana bantuan operasioanal sekolah (BOS) di SMP
Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu.
Hasil wawancara penulis dengan bendahara sekolah di SMP Negeri
Kecamatan Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Melalui telpon atau SMS merupakan sarana yang ada di kantor
sekolah yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memasukkan
kritik dan sarannya kepada sekolah dengan cara tidak langsung.”
(wawancara SB tanggal 4 Juni 2014).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya pengaduan melalui telpon atau SMS yang disediakan di Kantor
sekolah dapat memudahkan masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya
dengan cara memberikan kritik dan saran terhadap kegiatan-kegiatan yang
ada di sekolah secara tidak langsung, tetapi warga sekolah jarang ada yang
memasukkan saran dan kritiknya meskipun sudah ada telpon atau SMS
yang disediakan di kantor sekolah.
Hasil wawancara dengan warga sekolah di SMP Negeri Kecamatan
Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Selama masa jabatan kepala sekolah saya rasa melakukan langkah-
langkah pertanggung jawaban dengan cara-cara yang terbuka salah
satunya adalah layanan pengaduan Melalui telpon atau SMS dapat
disampaikan langsung kepada sekolah dengan adanya nomor telepon
kita bisa menghubung salah satu staf sekolah yang bisa dihubungi 24
jam.” (wawancara NA tanggal 4 Juni 2014).
Hasil wawancara dengan bendahara sekolah di SMP Negeri
Kecamatan Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Di sini belum pernah ada pengaduan pengunaan dana BOS yang
indifikasikan sebagai peyimpangan, dalam pengelolaan dana bantuan
operasional sekolah (BOS). Jadi segala sesuatunya diadukan
seseorang sesuai dengan susunan mekanisme pengaduan”.(wawancara
dengan SB,4 juli 2014)
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas dapat
disimpulkan bahwa layanan pengaduan di Kecamatan Pasimarannu
Kepulauan Selayar belum dilakukan sesuai dengan aturan yang ada,
meskipun terkait layanan telepon seluler untuk pengaduan yang langsung
terhubung dengan biro terkait dan adanya telpon atau SMS saran dan kritik
yang disediakan, namun masyarakat belum sepenuhnya memanfaatkan
fasiltas tersebut karena kurang komunikasi atau sosialisasi dengan pihak
sekolah. Selain media SMS dan telfon, juga perlu kotak saran untuk
menyampaikan keluhan masyarakat. Akan tetapi dalam SMP Negeri 1
Kecamatan Pasimarannu belum tersedia kotak saran tersebut sebagai ini
mengindikasikan bahwa mekanisme layanan yang aduan masyarakat belum
berjalan sacara dengan baik.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat ditemui dalam Transparansi
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri
I di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Selayar.
Upaya ditemui dalam Transparansi Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri I Di Kecamatan Pasimarannu
Kabupaten Selayar tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik
itu faktor pendukung maupun faktor penghambat.
Adapun faktor yang mendukung dan meghambat Transparansi
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri I
Di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Selayar, antara lain sebagai berikut:
1. Faktor-faktor Penghambat ditemui dalam Transparansi Pengelolaan
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri I Di
Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Selayar.
Faktor penghambat merupakan suatu hal atau kejadian yang dapat
menjadi kendala proses suatu kegiatan yang berlangsung. Dalam
Transparansi dalam Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di SMP Negeri I di Kecamatan Pasimarannu, terdapat faktor
penghambat, yaitu:
a. Kurangnya Pengawasan Masyarakat dalam Pengelolaan Dana
BOS.
Dalam pengelolaan dana bantuan operasional Sekolah (BOS) di
SMP Negeri I di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Selayar perlu adanya
pengawasan untuk memanalisir adanya tindakan-tindakan yang tidak
sesuai dengan kaidah-kaidah. Permasalahan utama yang dialami dalam
pengelolaan dana bantuan operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri I di
Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Selayar adalah kurangnya pengawasan
masyarakat dalam pengelolaan dana BOS. Hal itu diungkapkan hasil
wawacara penulis dengan masyarakat mengatakan bahwa:
Dengan adannya pengawasan masyarakat dalam pengelolaan dana
BOS sangat berperan penting dalam menyelengarakan program dana
bantuan operasional sekolah (BOS) dengan baik, pengawasan
masyarakat tidak berungsi dengan baik”( wawacara dengan I S,4 juli
2014)
Senada yang disampaika oleh toko masyarakat yang mengatakan
bahwa,
“Kalau saya disini bentuk pengawasan saya terhadap dana (BOS) itu
tidak berjalan dengan lancar. Hanya saja saya melihat kurang aktifnya
masyarakat diakibatkan kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat,
terutama pada pembahasan anggaran”.(wawancara dengan S T,4 juli
2014)
Melihat dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan
dalam dana (BOS) di SMP Negeri I di Kecamatan Pasimarannu Kabupaten
Selayar tidak berjalan lancar, namun hasil dari pengawasan masyarakat melihat
bahwa pengelola dana (BOS) kurang sosialisasi terutama pada waktu
pembahasan anggaran.
Hasil wawacara penulis dengan masyarakat mengatakan bahwa:
“Permasalahan yang sekarang kami alami adalah pengawasan
masyarakat dalam pengelolaan dana BOS pihak sekolah kurang
melibatkan masyarakat terhadap pengawasan dana BOS. Kami tidak
pernah diundang pada saat rapat tentang dana BOS,dan kami
diundang pada saat penerimaan rapor siswa pada hal kami merasa
dengan adanya masyarakat dapat mengetahuhui jumlah angaran dana
BOS yang diberikan setiap tahunya kepada sekolah dalam
pengelolaan dana BOS di SMP Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu.”
(wawacara dengan AR tanggal 4 juni 2014)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kurang
pengawasan masyarakat dalam pengelolaan dana BOS pelaksanaan
kegiatan pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) di SMP
Negeri Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar tidak berjalan dengan
baik. Terkait dengan pengawasan masyarakat dalam pengelolaan dana BOS
dibutuhkan juga dibutuhkan partisipasi masyarakat dan kerjasama seluruh
komponen-komponen sekolah.
b. Pencairan Dana BOS yang Terlambat.
Permasalahan kedua yang masih belum terselesaikan hingga sekarang
adalah masalah dana. Laporan pertanggujawaban dari setiap sekolah
biasanya mengalami keterlambatan, sehingga mengakibatkan pula
keterlambatan dalam proses pencairan angaran dana bantuan operasional
sekolah (BOS) selanjutnya. Hal tersebut berakibat pada sistem pelaporan
bagian pendidikan yang kadang molor/terlambat penyetoran laporan kepada
bagian keuangan.
Hasil wawacara penulis dengan bendahara sekolah di SMP Kecamatan
Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Penyelengaraan program dana bantuan opersional sekolah (BOS)
terkait masalah penyaluran dana sebenarnya belum optimal sepenuhya
hal ini dapat dilihat presentase hasil penyaluran dana pada tahap
kedua pencairan dana terdapat dua triwulan yang dapat dimiliki dana
bantuan operasional sekolah (BOS) di SMP Negeri 1 Kecamatan
Pasimarannu. Hal ini pada penyaluran dana pada tahap pertama tidak
tuntas sehinga masih terdapat dana tidak tersalurkan dan mengedap
dan laporan pertanggung jawaban dana BOS sudah ditentukan
waktunya oleh dinas pendidikan dan kami selaku kepala sekolah dan
bendahara bekerja keras untuk menyelesaikan laporan
tersebut”..(wawancara dengan S.B 4 juli 2014)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program BOS ini
menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan program dana BOS ada masalah.
Masalahnya adalah dana BOS yang belum dicairkan pada saat dibutuhkan,
sedangkan kebutuhan sekolah, yang tugas utamanya adalah melayani
kepentingan anak didik, tidak dapat ditunda serta sistem administrasi
keuangan dari pemerintah yang ketat. Dana BOS diberikan per triwulan,
tetapi kehadirannya tidak pernah tepat pada awal triwulan. Ada kalanya
pada bulan kedua, ada kalanya pada bulan ketiga, sehingga pada awal
triwulan sekolah belum memperoleh dana operasional sedangkan sekolah
harus tetap berjalan.
2. Faktor-faktor pendukung ditemui dalam Transparansi Pengelolaan
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri I Di
Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Selayar.
Faktor pendukung merupakan suatu hal atau kejadian yang dapat
membantu proses terjadinya suatu kegiatan yang berlangsung. Dalam
Transparansi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di
SMP Negeri I Kecamatan Pasimarannu terdapat beberapa pendukung
suksesnya proses Transparansi Pengelolaan Dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) di SMP Negeri I Kecamatan Pasimarannu yaitu diantaranya
adalah (a) Pengawasan internal dan ekternal (b) Adanya Fasilitas yang
Memadai.
a. pengawasan
pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Pemerintah melakukan pengawasan dalam penyelengaraan distribusi dana
BOS melalui pengawasan internal dan pengawasan ekternal. Pengawasan
dana BOS dapat dilakukan secara internal yang dilakukan oleh komite
sekolah beserta warga sekolah lainnya dengan pihak penyelenggara
sekolah. Di samping itu pengawasan dapat dilakukan oleh pengawas
ekternal yang dilakukan instansi pengawas Badan Pemeriksaan Keuangan
(BPK) inspektorat jenderal (itjen) kementrian pendidikan dan kebudayaan,
dalam infektorat daerah kabupaten selayar. Sehinga, melalui sistem
pengawasan tersebut dapat diharapkan pendistribusian dana BOS dapat
tetap sasaran bagi masyarakat miskin.
1. Pengawasan Internal
Pengawasan internal merupakan faktor pendukung atas terlaksananya
kegiatan yang sedang berlangsung.Pengawasan internal yang dilakukan
oleh komite sekolah lainnya dengan pihak penyelenggara sekolah. Hal itu
bertujuan agar Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di
SMP Negeri I Kecamatan Pasimarannu dapat berjalan secara transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan. Hasil wawancara penulis Komite sekolah
selaku yang mengawasi Transparansi dalam pengelolaan Dana BOS,
mengatakan:
“Pengawasan internal salah satu pendukung suatu hal atau kejadian
yang dapat membantu proses terjadinya suatu kegiatan yang
berlangsung. Dalam Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di SMP Negeri I kecamatan pasimarannu”. (wawancara AR
tanggal 4 Juni 2014).
Hasil wawancara penulis dengan staf sekolah di SMP Negeri 1
Kecamatan Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Dengan adanya pengawasan komite sekolah memberikan
pertimbangan dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan
pendidikan menyampaikan aspirasi orang tua siswa melaksanakan
kontrol atau pengawasan terhadap transparansi dalam mengelola dana
bantuan operasional sekolah (BOS) di SMP Negeri I Kecamatan
Pasimarannu”. (wawancara A.Z tanggal 4 Juni 2014).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu
faktor yang mendukung pengawasan yang dilakukan komite sekolah yang
menyampaikan aspirasi orang tua siswa dalam melakukan kontrol
pengawasan terhadap transparansi pengelolaan dana bantuan opersional
sekolah (BOS) di Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar. Komite
sebaiknya bukan hanya menandatangani laporan pertanggu jawaban BOS
tetapi sebaiknya betul-betul aktif melibatkan diri dalam aktifitas sekolah.
Dengan demikian kegiatan pengawasan yang telah dilaksanakan
tersebut memperoleh hasil yang baik dan benar sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan pengawasan dana bantuan
operasional sekolah (BOS), secara transparan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
1. Pengawasan Ekternal
Pengawasan ekternal merupakan faktor pendukung atas terlaksananya
kegiatan yang sedang berlangsung.Pengawasan internal yang dilakukan
oleh Pengawasan ekternal yang dilakukan instansi pengawas Badan
Pemeriksaan Keuangan (BPK) inspektorat jenderal (itjen) kementrian
pendidikan dan kebudayaan, dalam infektorat daerah kabupaten selayar.
Sehinga, melalui sistem pengawasan tersebut dapat diharapkan
pendistribusian dana BOS dapat tetap sasaran bagi masyarakat miskin.
Hasil wawancara penulis dengan guru sekolah di SMP Negeri 1
Kecamatan Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Dengan adanya Pengawasan ekternal merupakan faktor pendukung
atas terlaksananya Badan Pengawas Keuangan dan Pembanguanan
(BPKP) maupun Badan Pemeriksaan Keuangan agar di dalam
pelaksanaanya program BOS dapat berjalan dengan baik terutama
bagi pengaduan masyarakat tersebut. Masyarakat menginginkan
pengawasan, bukan hanya dari pihak pemerintah setempat akan tetapi
pemerintah dapat melakukan pemeriksaan terhadap laporan mengenai
adanya indikasi terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi dan
nepotisme. ” (wawancara A.D tanggal 21 Juni 2014)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan
pengelolaan dana BOS menjadi faktor yang sangat mendukung
keberhasilan pelaksanaan program BOS. Pelaksanaan pengawasan ekternal
terhadap transparansi pengelolaan dana bantuan opersional sekolah (BOS)
di Kecamatan Pasimarannu Kepulauan Selayar.
2. Fasilitas yang memadai
Tersediannya fasilitas yang memadai guna untuk terlaksananya proses
pengelolaan dana bantuan opersional sekolah (BOS) di SMP Negeri 1
Kecamatan Pasimrannu. Dengan adanya lembaga-lembaga yang mampu
memfasilitasi hubungan masyarakat dengan pemerintah pengelolaan BOS
dapat berjalan dengan efektif dan efesien.
Hasil wawancara penulis dengan staf sekolah di SMP Negeri 1
Kecamatan Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Fasilitas salah satu pendukung terlaksanannya proses pengelolaan
dana BOS yang tepat karena fasilitas yang memadai sangat
menujang transparasi kalau tentang memadai atau tidakanya
fasilitas kantor menurut saya sudah memadai dapat dilihat dari akses
informasi tentang Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di SMP Negeri I di Kecamatan Pasimarannu.” (wawancara
Z.A tanggal 4 Juni 2014).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
fasilitas yang ada di sekolah sudah memadai dalam kaitan dengan
transparansi pengelolaan dana dana bantuan operasional sekolah (BOS) di
SMP Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu, dengan adanya fasilitas yang
menujang terlaksanaan kegiatan pengelolaan dana BOS dengan baik,
Dengan tersedianya ruangan yang memadai untuk para staf sekolah
memberikan kenyamanan dalam menjalankan tugasnya. Semua dokumen
yang terkait dengan dana BOS dari tahun ketahun sudah tertata dengan
baik, sehingga memudahkan mendapatkan informasi yang dibutuhkan
tentang pengelolaan dana BOS.
Selain itu, dengan tersedia fasilitas yang ada sekolah seperti:
kumpoter, wifi, LCD dengan adanya tersedianya fasiltas yang ada di
sekolah sehingga dapat mempermudah akses informasi tentang pengeloah
dana BOS .Hasil wawancara penulis dengan staf sekolah di SMP Negeri 1
Kecamatan Pasimarannu mengatakan bahwa:
“Dengan tersedianaya kumpoter, wifi, LCD di kantor sekolah,
memberikan kenyamanan tersendiri bagi saya dalam melaksanakan
tugas tanpa harus terganggu dengan yang lainnya, selain itu juga
dapat memudahkan bagi para masyarakat mengakses informasi
tentang pengelolaan dana BOS.” (Wawancara dengan A.Z tanggal 4
juni 2014)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa staf sekolah
maupun masyarakat sangat merasa nyaman dengan tersedianya fasilitas
kumpoter, wifi, LCD di kantor sekolah dan ruangan yang memadai di
kantor sekolah serta memudahkan masyarakat ketika ingin mengurus
masalah Dana BOS atau pun yang lainnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab terdahulu, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Transparansi Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di
SMP Negeri I Kecamatan Pasimarannu menunjukkan pelaksananya
belum dilakukan secara terbuka transparan karena proses
pengelolaannya belum sepenuhnya disampaikan kepada masyarakat
secara terbuka dan masih banyak kendala yang dihadapi dalam
mewujudkan transparansi dalam pengelolaan dana BOS dilihat dari
indikator (a) penyediaan informasi yang jelas oleh pihak sekolah kepada
warga sekolah tentang biaya-biaya dan tanggung jawab belum di
lakukan secara transparan. (b) Kemudahan masyarakat mengakses
informasi tentang pengelolaan dana BOS belum tersediah dengan baik.
(c) Penyusun mekanisme pengaduan belum dilakukan secara baik.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Transparansi Pengelolaan
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri I Kecamatan
Pasimarannu terdapat beberapa faktor penghambat dan faktor
pendukung. Faktor penghambat terdiri dari kurangnya pengawasan
masyarakat dalam pengelolaan dana BOS tidak berfungsi secara
maksimal, karena kuranya sosialisasi masyarakat terhadap pengawasan
dana BOS, dan pencairan dana BOS yang terlambat, ada kalanya pada 71
bulan kedua dan ada kalaya pada bulan ketiga dana BOS belum
dicairkan pada saat dana dibutuhkan . Faktor pendukung pelaksanaan
bantuan operasional sekolah yaitu pengawasan internal dan ekternal dan
adanya fasilitas yang memadai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Transparansi pengelolaan dana bantuan opersional sekolah (BOS) di SMP
Negeri 1 Kecamatan Pasimarannu, pengelolaan dana BOS lebih
ditingkatkan demi menjaga kepercayaan timbal balik antara pemerintah
masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan
informasi, kemudahan mengakses informasi dan menyusun suatu
mekanisme pengaduan, serta masyarakat mudah mengakses informasi
yang akurat dan memadai.
2. Pengelolaan dana BOS perlu melibatkan peran aktif orang tua (komite)
serta sebaiknya dilakukan secara transparan laporan pertanggungjawaban
publik sehinga fungsi kontrol masyarakat dan warga sekolah lainnya
dapat berjalan dengan baik.
i
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, 2011. Kebijakan public dan transparans penyelengaraan
Pemerintahan Daerah.Gorotalo: PT. Pustaka Indonesia Press.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Darma.Surya, 2007. Manajemen Keuangan sekolah, Direktorat Tenaga
Kependidikan,Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan,Departemen Pendidikan Nasional.
DEPDIKNAS.2009. Buku Panduan Pelaksanaan Dana BOS. Jakarta: Quality
Endarsed Company.
Hasbulah, 2006. Otonomi Pendidikan, Kebijakan Otonomi daerah dan
Imlikasinya Terhadap PelenggaraanPendidikan. Jakarta: Rajawali
Ekspress.
Krina, Loina L. 2003. Indikator Dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas
Transparansi dan Partisipasi.Jakarta : BAPENAS.
Lukman. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA LAN Press.
Logos. Transparansi, Akuntabilitas, dan Kontrol Dalam Pembiayaan Pertahanan
(Problem dan Rekomendasi), 2003
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Mardiasmo, 2004, Otonomi dan Manejemen Keungan Daerah.Yokyakarta: C.V.
Andi Offset.
Miles, B. Matthew dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data
Kualitatif.eet1. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Muhammad. Hamid, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Pertama,2007
Nanang, Fatah. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bending:Remaja
Rosda Karya.
Rampai, Bunga Seri, 2002, Akuntasi dan Pengendalian Pengelolaan Keungan
Daerah. Yokyakarta: UPP STIM YKPN Yokyakarta.
Ratminto&Atik Septi Winarsih. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. 2006.
ii
Putri Jasini Vera, 2005. Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah. Edisi
Ketiga Semeru, Jakarta.
Sarundajang, S.H 2005., Babak Baru Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta :
Kata Hasta Pustaka.
Suyanto, Bagong. 2011. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana.
Stone, R.J. 1991. Human Resource Manajemen.Sydney: John Wiley & Sons.
Tjokromidjojo, H. Bintoro, 2003, Reformasi Nasional dan Penyelengaraan Good
Governanse dan Perwujudan Masyarakat Madani , Jakarta
Qalyubi.Syihabuddin. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi (IPI), Fakultas
Adab UIN Sunan Kalijaga.
Wiguna, 2004, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
PemerintahDaerah
_____________, 2004, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
_____________, 2008, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan
iii
RIWAYAT HIDUP
Sahwiah, lahir pada tanggal 06 Juni 1987 di Bonerate
Kecamatan pasimarannu kabupaten Kepulauan Selayar.
Anak kelima dari enam bersauda dari pasangan H.Abu
Gani dan Hj. Sittih Aminah.
Melanjutkan Penulis masuk Sekolah Dasar (SD) Impres No. 6 Bonerate
Kecamatan Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar pada Tahun 1995 dan
tamat pada tahun 2001, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP) Negeri I Pasimarannu Kabupaten Kepulauan Selayar dan
tamat Tahun 2002, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri I Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dan tamat pada tahun
2010.Pada tahun 2010 memperoleh kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
Strata Satu (S.1) Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar dan menyelesaikan studinya pada tahun
2015.