management issue profesi

Post on 28-Oct-2015

416 Views

Category:

Documents

27 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

MANAGEMENT ISSUE PROFESI

Lahan Baru Fisioterapi

Oleh :Drs. Djohan Aras,S.Ft,

Physio, M.Pd

1. Definisi Manajemen Issue

Barry Jones, Chase (2003) mendefinisikan “Manajemen Issue” sebagai ‘sebuah alat yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengelola berbagai issue yang muncul ke permukaan (dalam suatu masyarakat populis yang mengalami perubahan tanpa henti) serta bereaksi terhadap berbagai issue tersebut SEBELUM issue-issue tersebut diketahui oleh masyarakat luas.

(Caywood, 1997:173)

• “Manajemen issue adalah proses manajemen yang tujuannya membantu melindungi pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan-kesempatan serta mengelola imej sebagai sebuah aset organisasi bagi manfaat keduanya, organisasi itu sendiri serta stakeholder utamanya, yakni pelanggan/konsumen, karyawan, masyarakat dan para pemegang saham”.

(Wongsonagoro, 1995)

• mengartikan manajemen issue sebagai “fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, baik internal maupun eksternal, mengidentifikasi hal-hal atau masalah yang patut dikhawatirkan dan melakukan usaha-usaha ke arah perbaikan”. Selain itu, mereka juga mengartikannya sebagai “suatu usaha aktif untuk ikut serta mempengaruhi dan membentuk persepsi/pandangan/opini dan sikap masyarakat yang mempunyai dampak terhadap perusahaan”.

2. Pengertian Issue

• apa yang sebenarnya dimaksud dengan issue (bukan terjemahan dari gossip/ rumour).

• Regester & Larkin (2003:42) bahwa sebuah “issue“ merepresentasikan ‘suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para stakeholder’ (‘a gap between corporate practice and stakeholder expectations’). Dengan kata lain, sebuah issue yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa mendatang.

Dari definisi di atas, terlihatlah bahwa pengertian “issue” menjurus pada adanya masalah dalam suatu organisasi yang membutuhkan penanganan. Cara menangani issue tersebut yang pada akhirnya memunculkan teori dan proses “manajemen issue”.

• Termasuk prospektif bagi perundang-undangan yang baru

• Suatu opini atau klaim yang didukung oleh media ataupun saluran lainnya

• Perkembangan yang kompetitif• Riset yang dipublikasikan• Sebuah perubahan dalam kinerja atau

kegiatan organisasi itu sendiri atau individu maupun kelompok yang terkait dengan organisasi tersebut.

Contoh-contoh yang menyebabkan perlunya

manajemen issue

• Seiring dengan kemajuan teknologi, industri media massa menjadi semakin beragam dan persaingan di antara mereka menjadi semakin ketat dalam memperoleh berita yang sensasional. Sudah menjadi rahasia umum bahwa biasanya berita yang menjadi topik hangat adalah berita yang mengandung suatu masalah yang kontroversial ataupun hal-hal buruk yang sedang menimpa seorang tokoh, sebuah organisasi/perusahaan hingga sebuah negara. Terutama bila issue yang muncul tersebut memiliki dampak tertentu (biasanya dampak yang buruk) pada masyarakat luas. Semakin hangat topik tersebut dibicarakan publik, semakin giat para wartawan menggali topik tersebut dan mengejar-ngejar para nara sumber.

3. Manajemen Issue serta hubungannya dengan Bidang FT

• Bayangkan bila Anda bekerja sebagai fisioterapis di sebuah klinik dan mendapati laporan media yang menghubungkan salah satu produk/alat fisioterapi dengan kematian klien akibat produk tersebut.

• Saat seperti inilah yang menjadi tanda atau gejala munculnya sebuah krisis.

• Dan bila si praktisi ft tidak melakukan tindakan cepat untuk mengantisipasi berita tersebut, besar kemungkinan klinik ft akan benar-benar menghadapi krisis yang dapat menghancurkan klinik dan nama fisioterapi.

• Pengendalian dan pengelolaan issue serta krisis menjadi sebuah bidang khusus yang harus ditangani fisioterapi karena pada saat seperti ini reputasi perusahaan berada dalam taruhan.

• Reaksi manajemen issue yang efektif berdasarkan pada dua aturan kunci:

identifikasi awal dan reaksi yang terorganisir dalam mempengaruhi proses kebijakan publik.

• Yang harus diingat adalah bahwa mengelola issue seharusnya tidak dianggap sebagai kegiatan defensif. Sifat manajemen issue ini adalah proaktif karena manajemen issue adalah sebuah proses yang proaktif, antisipatoris serta terencana yang dirancang untuk mempengaruhi perkembangan sebuah issue sebelum issue tersebut berkembang ke tahap yang membutuhkan manajemen krisis.

Bila kita lanjutkan kasus di atas, ketika sang praktisi ft dan pihak manajemen perusahaan membiarkan issue yang diangkat oleh sebuah media tersebut berkembang, berarti mereka tengah mempertaruhkan reputasi perusahaannya dalam situasi yang berbahaya.

• Kembali pada kasus diatas, si praktisi ft harus menyadari bahwa dengan pemberitaan yang makin sering di media massa akan menempatkan perusahaannya dalam penilaian publik. Masyarakat menunggu tindakan konkrit dari pihak manajemen perusahaan, terutama keluarga mereka yang menjadi korban. Adalah tugas dan tanggungjawab organisasi profesi untuk merespon tuntutan publik tersebut.

• Dan bila issue ini tidak segera ditangani dengan baik, maka potensinya akan besar sekali untuk menjadi krisis. Dan jika krisis benar terjadi di perusahaan tersebut, maka reputasi perusahaan yang telah dibentuk dan diperlihara oleh si praktisi ft selama bertahun-tahun dapat hancur seketika.

• Sehingga jelaslah pentingnya manajemen issue bagi pemeliharaan reputasi perusahaan yang sudah susah payah dibentuk dan oleh si praktisi ft dan pihak manajemen perusahaan selama ini.

• Riset akademis dan contoh-contoh studi kasus praktis menunjukkan bahwa penggunaan yang efektif atas teknik-teknik manajemen issue akan meningkatkan pangsa pasar, memperbaiki reputasi perusahaan/organisasi, menghemat keuangan serta membangun hubungan-hubungan yang penting.

• Sebaliknya, kegagalan dalam menerapkan manajemen issue akan membawa perusahaan pada erosi pangsa pasarnya, berdampak pada reputasinya, menderita kerugian, menempatkan perusahaan/organisasi dalam sorotan negatif serta mengurangi independensi perusahaan melalui peningkatan peraturan.

Menurut Hainsworth (Regester & Larkin, 2003:47), issue biasanya berkembang dalam cara yang dapat diprediksi, bersumber dari tren atau peristiwa yang berkembang melalui suatu rangkaian tingkatan yang dapat diidentifikasi serta tidak berbeda dari siklus perkembangan sebuah produk.

Karena evolusi atau perkembangan sebuah issue sering menghasilkan kebijakan publik, semakin dini suatu issue yang relevan diidentifikasi dan dikelola dalam rangka respon organisasional yang sistematis, semakin mungkin organisasi tersebut dapat mengatasi konflik serta meminimalisir implikasi biaya demi keuntungannya. Karena itulah, memahami siklus perkembangan issue sangat penting.

1. Partner

2. Asosiasi karyawan

3. Masyarakat umum

4. Pemerintah

5. Media massa

6. Kelompok penekan/kelompok yang berkepentingan.

Max Meng mengidentifikasi enam kelompok atau publik yang mungkin

membuat issue:

• Pengaruh mereka pada organisasi bervariasi dari mengontrol operasi perusahaan hingga membentuk koalisi internal dan eksternal untuk meningkatkan pengaruh potensial mereka atas sebuah issue. Jadi, ketika issue siap diambil keputusannya, respon organisasi dapat menjadi penting.

Meng mengkategorikan issue kepada beberapa tipe:

• Demografis,

• Ekonomis,

• Lingkungan,

• Pemerintah,

• Internasional,

• Sikap publik,

• Sumber daya,

• Teknologis serta nilai dan gaya hidup.

• Sebagai sebuah ide yang memiliki dampak potensial pada beberapa organisasi atau publik yang mengakibatkan tindakan yang menyebabkan peningkatan kesadaran dan/atau reaksi pada bagian dari organisasi atau publik lainnya.

Menurut Hainsworth, sebuah issue diciptakan

Proses ini dapat digambarkan sebagai siklus yang terdiri dari empat tahap berikut:

Sumber,

Mediasi,

Organisasi

Resolusi.

Dalam sebuah model yang dikembangkan oleh Hainsworth &

Meng (Regester & Larkin, 2003: 48),

5. Metode/tehnik Pembelajaran : a Penjelasan Prinsip-prinsip dasar teori (C/D)

b. Belajar mandiri :

Identifikasi dan Analisis Kajian teori (Studi Kepustakaan)

c. Diskusi : Rekonstruksi teori dan tehnologi terkait.

d. Konsep simpulan hasil PB ( Laporan sementara )

e. Kuliah pakar, membangun Prinsip dasar hasil PB.

6. Literatur :

1. Dinamika komunikasi,hal 3-26 (1)

2. Kiat melobby,hal 1-42

3. Manajemen SMD, edisi revisi, hal 1-7, 9-23 (2)

4. Manajemen Strategi, hal 38-82

5. Sukses menggolkan Proposal, hal 1-14, 20-36,86-89

6. Desain pelatihan efektif, hal 1-12.

I. Beberapa Pengertian

• Manajemen

• Issue

• Profesi FT.

1. Manajemen :• Mengkoordinasikan, Mensistematisasikan,

dan Mengintegrasikan semua sumber daya u/ mencapai tujuan tertentu dlm rangka memenuhi kebutuhan pelanggan

• Henry Towne,1886 (American Society of Mechanical Engineer) : Manajemen ad/ upaya meningkatkan pekerjaan agar pekerjaan tsb menjadi lebih efisien & efektif

2. ISSUE• Masalah yang trend/hangat : Kesehatan Haji• Berpotensi besar : Minat CJH setiap thn

semakin meningkat• Menarik (Market yang tinggi) : Persoalan haji

melibatkan berbagai sektor kebutuhan• Ilmiah : Kebutuhan Kes. Fisik diilmiahkan :

Kemampuan paru-jantung, kekuatan otot, keseimbangan & koordinasi gerak sangat diperlukan ktk berhaji.

• Suatu pekerjaan atau jabatan sesuai dengan keahliannya (expertise)

Pekerjaan/jabatan yang harus dikerjakan seseorang yang sudah terlatih untuk memenuhi kebutuhan hidup (penghasilan)

3. Profesi

• Profesi :

(Schein, Commers, Dantes, 1996)

- Pekerjaan

- Dikerjakan o/ ahlinya (ijazah)

- Pengakuan dr masyarakat

- Sumber kehidupan

• Ciri – ciri Profesi :

a. Service (fungsi)

b. Waktu panjang (Prob. Solving)

c. Ketramp. Khusus

d. Tanggung jawab profesional

e. Evaluasi

f. Imbalan

Profesi Fisioterapi ?:

M I P

Upaya Penata Laksanaan Masalah (Fisioterapi) trend

secara ilmah dan profesional agar menjadi sebuah

kebutuhan masyarakat yang potensial.

• Pengelolaan MIP membutuhkan Ilmu materi :

- Dinamika komunikasi,hal 3-26 (1)

- Kiat melobby,hal 1-42 (2) - Manajemen SMD, edisi revisi, hal 1-7, 9-23 (3) - Manajemen Strategi, hal 38-82 (4) - Sukses menggolkan Proposal, hal 1-14, 20-36,86-89 (5) - Desain pelatihan efektif, hal 1-12.(6)

- Met. Bel. Problem Solving - Issue Trend Profesi

• Untuk Menjawab : Hambatan Tantangan Peluang

- Mampukah Anda melihat Peluang ?- Dptkah Anda mengemas Peluang tsb ?- Mampukah Anda menjual Peluang tsb ?

4. ILMU KOMUNIKASI

Proses interaksi antara satu pihak dgn pihak lain u/ menyampaikan informasi (data) dlm bentuk pesan baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan bahasa berbentuk kode visual, suara, atau tulisan.

Efisien & Efektif

Pertemuan III : MIP. dan Problem Solving

1. Tujuan Pembelajaran :

1. Menjlk. Hakekat pembelajaran Problem Solving 2. Menjlk. Hub MIP dengan Problem Solving

3. Menjlk. Dasar –dasar Prob Solv ( Bekerja berbasis Masalah)

4. Menjlk. Implementasi MIP.terhadap Dasar-dasar Prob. Solving

( Studi kasus )

5. Menjlk. Latar belakang perlunya MIP. Bagi FTs.

2. Pokok Bahasan

1. MIP. Bagi FTs. Hakekat pembelajaran Problem Solving

2. Hub MIP dengan Problem Solving

3. Dasar –dasar Prob Solv ( Belajar berbasis Masalah)

4 Implementasi MIP.terhadap Dasar-dasar Prob. Solving

( Studi kasus )

5. Latar belakang perlunya

3. Tugas : Penjelasan tugas 1-5

a. Perhatikan paparan materi

b. Diskusi kasus1. MIP. Bagi FTs. Hakekat pembelajaran Problem Solving

2. Hub MIP dengan Problem Solving

3. Dasar –dasar Prob Solv ( Belajar berbasis Masalah)

4 Implementasi MIP.terhadap Dasar-dasar Prob. Solving

( Studi kasus )

5. Latar belakang perlunya

4. Metode Pembelajaran

a. Penjelasan Prinsip-prinsip dasar teori (C/D)b. Belajar mandiri : Identifikasi dan Analisis Kajian teori (Studi Kepust)c. Diskusi : Rekonstruksi teori dan tehnologi terkait.d. Konsep simpulan hasil PB ( Laporan sementara )e. Kuliah pakar, membangun Prinsip dasar hasil PB.

6. Literatur : 1. Dinamika komunikasi,hal 3-26 (1) 2. Kiat melobby,hal 1-42 3. Manajemen SMD, edisi revisi, hal 1-7, 9-23 (2) 4. Manajemen Strategi, hal 38-82 5. Sukses menggolkan Proposal, hal 1-14, 20-36,86-89 6. Desain pelatihan efektif, hal 1-12.

• Paolo Freire, 2003 : Belajar/bekerja berbasis masalahHambatan tantangan peluang harapan Smart ( Problem Solving )

• Dasar Belajar Berbasis Masalah (Problem Solving UNESCO), 4 Pilar Pendidikan :- Learning to live together - Learning to know- Learning to do- Learning to be

1. Hakekat Pembelajaran Problem Solving

2. Hubungan MIP dengan Prob. Solving

a.M I P Upaya Penata Laksanaan Masalah (Fisioterapi) trend

secara ilmah dan profesional agar menjadi sebuah kebutuhan masyarakat yang potensial.

b. Hakekat Pembelajaran Problem Solving

• Belajar/bekerja berbasis masalah

Hambatan tantangan peluang harapan

Smart ( Prob.Solving)

** Berawal masalah ** Tujuan ** Upaya Ilmiah u/ mencp. tujuan

3.Dasar-dasar Problem Solving Pilar Pend.

• Learning to know : Tahu aspek2 apa dari kebutuhan masyarakat tsb.

• Learning to live together : Memahami & menghargai apa kebutuhan orang lain dlm kehidupan bersama

• Learning to do : Mengaplikasikan aspek2

kebutuhan tsb terhadap masyarakat• Learning to be : Belajar mandiri &

bertanggung jawab terhadap apa yg telah diaplikasikan kpd masyarakat yg pd akhirnya dpt memberikan kehidupan

4.Kasus Implementasi MIP dlm Prob. Solving (Diskusikan)

BUNAKEN :1. Ungkapkan Issue Trend. FT. ttg. Bunaken2. Ungkapkan Prob. Solving Bunaken :

. Learning to know : Tahu aspek2 apa dari kebutuhan masyarakat tentang Bunaken

• Learning to live together : Memahami & menghargai apa kebutuhan orang lain dlm kehidupan bersama masyarakat dan Pengunjung sekitar Bunaken

• Learning to do : Mengaplikasikan aspek2 kebutuhan tsb terhadap masyarakat dan Pengunjung Bunaken

• Learning to be : Belajar mandiri & bertanggung jawab terhadap apa yg telah diaplikasikan kpd masyarakat yg pd akhirnya dpt memberikan kehidupan bagi Masyarakat setempat sembari pengunjung merasa puas ttg. Keberadaan Bunaken, tentunya diharapkan FTs. Semakin cerdas dan sejahtera.

II. Latar Belakang Perlunya MIP

• Daya serap tenaga kerja profesional sangat terbatas

- Sektor Formal 5,6 % (PNS Sulsel)

- Sektor Non Formal : PT. INCO, Freefort

- Sektor In Formal : Door to Door

Sektor Non Formal & In Formal peluangnya sangat besar. Dgn syarat : Profesional

• Persaingan terbuka & sangat ketat (seleksi alam) di 3 sektor, utamanya sektor Non Formal. (Butuh prestasi kerja yg menguntungkan perusahaan)

• Kesadaran masy. pentingnya kesehatan

Nilai kesehatan semakin tinggi ketika org mengalami sakit

• Pengaruh IPTEK

Semakin pintar org, semakin kritis berpikirnya & semakin butuh kualitas layanan (FT)

• Faktor kesempatan (Sangat sulit atur waktu)

Semakin sibuk seseorg, semakin butuh layanan Instan FT yg berkualitas

• Tingkat Ekonomi

Layanan FT yg memuaskan Costumer & Profesional akan dibayar setimpal

• 75% manusia bergerak aktif / hari Masalah gerak > dari separuh.

Latar Belakang Perlunya MIP

Pertemuan IV . Masalah dan langkah-langkah ModelDesain Model MIP

1. Tujuan Pembelajaran :

1.Menjls. masalah pengemb. MIP

2.Menjls. Sistem langkah-langkah Desain MIP

3.Menjls. Contoh contoh Issue Trend MIP

4.Menjls. Bidang kajian MIP.

5.Menjls. Kompetensi MIP

6.Kesimpulan –kesimpulan MIP.

2. Pokok Bahasan :

1. Masalah pengemb. MIP

2. Sistem langkah-langkah Desain MIP

3. Contoh contoh Issue Trend MIP

4. Bidang kajian MIP.

5.Kompetensi MIP

6.Kesimpulan –kesimpulan MIP.

3. Metode Pembelajaran :

a. Penjelasan Prinsip-prinsip dasar teori (C/D)b. Belajar mandiri : Identifikasi dan Analisis Kajian teori (Studi Kepust)c. Diskusi : Rekonstruksi teori dan tehnologi terkait.d. Konsep simpulan hasil PB ( Laporan sementara )e. Kuliah pakar, membangun Prinsip dasar hasil PB.

6. Literatur : 1. Dinamika komunikasi,hal 3-26 (1) 2. Kiat melobby,hal 1-42 3. Manajemen SMD, edisi revisi, hal 1-7, 9-23 (2) 4. Manajemen Strategi, hal 38-82 5. Sukses menggolkan Proposal, hal 1-14, 20-36,86-89 6. Desain pelatihan efektif, hal 1-12.

III. MASALAH• Obyek formal MIP : Gerak & Fungsi Gerak manusia dr

lahir – meninggal : Keterbatasan gerak / ketidak mampuan bergerak.

• Kurikulum

Kurikulum harus menyediakan pengembangan MIP & Met. Pembel.

• SDM (Kemampuan)

* Dosen * Mahasiswa• Fasilitas

- Soft Ware (Konsep yg tajam)

- Hard Ware (Peralatan / Material)• Dinamika Masy.

Semakin banyak jumlah & jenis aktivitas masy, semakin kompleks issue profesi yg ditimbulkannya.

Sistematika Tugas

1. Lat Bel :

- Alasan memilih topik

- Identifikasi masalah

2. Desain Model (pemecahan masalah)

(contoh : senam vertigo)

* siapa sasarannya ?

* bagaimana & berapa biayanya ?

* bagaimana & siapa mitranya ?

* bagaimana marketingnya ?

* bagaimana alat ukurnya ?

3. Uji coba & Modifikasi

4. Pelatihan

5. Marketing & Sosialisasi

6. Evaluasi / Remodifikasi

Sistematika Tugas

Contoh Issue Trend Profesi

• Musculosceletal• Neuromuskular• Kardio Vaskulo Pulmonal – respirator Kebugaran• Perkembangan gerak• Pemeliharaan diri• Rekreasi

* Back to Nature* OR ad/ Panasea

* Haji ad/ ibadah fisik* Manual refleksi bayi

* Terapi exercise efektif obat sakit otot & sendi

* Manfaat latihan vertigo* FT Keluarga

Kebutuhan ?

Bidang Kajian MIP

1. Olah Raga & Kebugaran

2. Kesehatan Reproduksi

3. Kes. Kerja & Industri

4. Rekreasi & Pemeliharaan Diri

5. Tumbuh Kembang

6. Transportasi & Kewirausahaan.

Kompetensi MIP

1. Identifikasi Issue Profesi

2. Desain Model & Modifikasi Model

3. Jejaring Kemitraan

4. Sosialisasi Model (Presentasi)

5. Marketing

6. Evaluasi

KESIMPULAN

1. Masalah tanpa MIP

* FTs pd umumnya cenderung puas sekali dgn lahan kegiatan rutin kuratif

* Pengembangan IPTEK FT cenderung terhambat

* Jenjang layanan kemitraan FT dgn profesi lain sulit didekatkan

* Lahan FT kelihatan sangat sempit

KESIMPULAN

2. MIP menyelesaikan masalah

* FTs cenderung puas dgn mengkaji 4 layanan kesehatan FT

* IPTEK FT cenderung berkembang (penelitian)

* Layanan kemitraan antar profesi semakin terbangun

* Lahan FT semakin luas

* MIP lahan baru FT

top related