malnutrisi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa
Post on 31-Jan-2016
68 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MALNUTRISI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK
YANG MENJALANI HEMODIALISA
Pocut Indah Safitri
Departemen Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
E-mail : pocutindahsafitri@yahoo.com
ABSTRAK
Penyakit ginjal kronik adalah kondisi saat ginjal mengalami penurunan fungsi dalam
jangka waktu menahun hingga fungsi tersebut menghilang. Sebagai terapi pengganti fungsi
ginjal,hemodialisis menjadi pilihan yang digunakan. Hemodialisis adalah proses penyaringan
darah menggunakan mesin untuk mengeliminasi sisa-sisa produk metabolisme (protein) dan
koreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada pasien penyakit ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis pada khususnya sering mengalami malnutrisi protein-energi atau
protein-energy malnutrition (PEM). Berdasarkan hasil penelitian faktor klinis berupa umur
yang tua, penyakit penyerta diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular berhubungan erat
dengan gejala malnutrisi. Factor setelah menjalani hemodialisis seperti intake makanan yang
menurun pada saat dialysis, obat-obatan yang dapat menyebabkan dyspepsia dan depresi
mampu menyebabkan malnutrisi.
Kata kunci : Malnutrisi, Penyakit Ginjal Kronik, Hemodialisa
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah penyakit akibat terjadinya penurunan fungsi
ginjal yang dialami secara bertahap dan membutuhkan waktu bertahun – tahun sampai fungsi
tersebut menghilang. Gagal ginjal kronik bersifat progresif dan tidak akan mampu kembali
seperti semula.(1) Tercatat pada United State Renal Data System (USRDS) prevalensi dari
PGK di Amerika Serikat terus meningkat 104% antara tahun 1990 sampai 2001.(2)
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2007, Departemen Kesehatan, penyakit ginjal
kronik menjadi penyebab kematian keenam pada tahun 2006 (2,99%) terhadap total kematian
di rumah sakit.(3)
Saat gagal ginjal kronik mencapai stage akhir, fungsi ginjal sudah benar – benar
hilang dan pasien harus menggunakan terapi hemodialisis yaitu terapi yang menggantikan
fungsi ginjal dengan menggunakan alat.(4) Walaupun fungsi hemodialisis dirancang menyamai
fungsi ginjal, tetapi terdapat banyak efek samping, komplikasi maupun resiko yang
ditimbulkanakibat proses dialisisnya salah satu diantaranya adalah mempengaruhi status gizi.(5)
Penelitian yang dilakukan Supariasa 2001(6) peningkatan kadar ureum dan kreatinin
pada pasien PGK dengan komorbimempengaruhi status gizi karena toksik uremik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka timbulah ketertarikan untuk meneliti status gizi
pada pasien PGK yang telah menjalani Hemodialisis.
PEMBAHASAN
Hemodialisis yaitu proses penyaringan darah dengan menggunakan mesin. Darah dari
pembuluhnya disalurkan melalui selang kecil ke mesin yang disebut dializer dan setelah itu
dikembalikan ke tubuh. Sisa dari hasil persaringan darah menggunakan hemodialisis akan
dimasukkan ke dalam cairan yang disebut larutan dialisat yang selanjutnya akan dialiri keluar
tubuh dan selanjutnya diganti dengan larutan dialisat yang baru.(4) Tujuan untuk
mengeliminasi sisa-sisa produk metabolisme (protein) dan koreksi gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit antara kompartemen darah dan dialisat melalui selaput membran semi
permeabel yang berperan sebagai ginjal buatan.(5)
Malnutrisi adalah kondisi berkurangnya nutrisi tubuh karena ketidakseimbangan
antara asupan dan kebutuhan nutrisi, hal tersebut menimbulkan gejala berupa gangguan
metabolik, penurunan fungsi jaringan, dan hilangnya massa tubuh. Pada pasien penyakit
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis pada khususnya sering mengalami malnutrisi
protein-energi atau protein-energy malnutrition (PEM). PEM yang terjadi pada pasien PGK
yang menjalani dialisis seharusnya dapat diperbaiki dengan memenuhi kebutuhan nutrisinya.(7)
Qureshi et al., 1998(8) dalam penelitiannya didapatkan bahwa factor umur tidak
mempunyai hubungan diukur dengan Subjective Global Nutrition Assessment (SGNA).
Perbandingan pasien geriatri dengan pasien muda menunjukkan tingginya proporsi pasien
geriatri dengan hubungan malnutrisi. Pengaruh dari penyakit kardiovaskuler terlihat lebih
sering daripada pasien tanpa penyakit kardiovaskuler. Beberapa kasus komorbid juga bias
mempengaruhi status nutrisi disebabkan berkurangnya asupan nutrisi. Diabetes mellitus
menunjukkan proporsi yang tinggi pada pasien geriatri.
Asupan nutrisi adalah faktor penting dalam mendiskripsikan status nutrisi pasien
PGK yang menjalani hemodialisis. Beberapa faktor dapat menyebabkan berkurangnya asupan
nutrisi adalah restriksi diet berlebihan, terjadi lambatnya pengosongan lambung, diare dan
faktor komorbid, intake makanan lebih menurun pada hari-hari terapi dialisis, obat-obat yang
menyebabkan dispepsia (pengikat fosfat, preparat besi), dialisis tidak adekuat, depresi.
Kehilangan darah melalui saluran cerna dan nitrogen intradialitik merupakan salah satu yang
mampu menaikkan kehilangan nutrisi.(9)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan pada penderita PGK
yang menjalani HD menunjukkan tingginya gejala malnutrisi. Factor klinis berupa umur yang
tua, penyakit penyerta diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular berhubungan erat
dengan gejala malnutrisi. Factor setelah menjalani hemodialisis seperti intake makanan yang
menurun pada saat dialysis, obat-obatan yang dapat menyebabkan dyspepsia dan depresi
mampu menyebabkan malnutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, AC and Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC; 2007.p.426.
2. Wahyudi, I.E.D. Angka Kematian End Stage Renal Disease di ICU dan HCU RSUP dr.
Kariadi. Semarang: Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro; 2012.p.1- 56.
3. Hendroko, HT dan Tjiptaningrum, A. Perbedaan Gambaran Kadar Kreatinin Serum
Pasien Gagal Ginjal Kronik Pre-Hemodialisa Berdasarkan Variasi Frekuensi
Hemodialisia DI RSUD dr. H. Abdul Moelok Propinsi Lampung 2013. Medical
Journal of Lampung University; 2013 februari 2 (2)p:122- 19.
4. Spiegel, D.M.. The Patient Receiving Chronic Reanal Replacement with Dialysis. In:
Schrier, R.W., ed. Manual of Nephrology Sixth Edition. Philadelphia, USA:
Lippincott Williams and Wilkins;2005.p. 187.
5. Sukandar ,Enday. Gagal Ginjal Kronik dan terminal. Dalam: Nefrologi klinik, edisi III.
Bandung : Penerbit Pusat Inforamsi Ilmiah Bag Ilmu Penyakit Dalam
FK.UNPAD;2006.p.465- 524.
6. Supariasa, Bachyar B, Ibnu F. Penelitian Status Gizi. Jakarta: penerbit buku kedokteran
EGC; 2001.p.17-54.
7. Stenvinkel, P., Heimbürger, O., Lindholm, B., Kaysen, G.A., and Bergström, J. Are there
two types of malnutrition in chronic renal failure?. USA: Nephrol Dial Transplant 15:
2000.p.953-960.
8. Qureshi, A.,Anders A., Anders D., Jose C., Divino F., Alberto G., Factor Predicting
Malnutrition in Hemodialysis Patients; A Cross-sectional Study. Sweden:Divisions of
Renal Medicine and Baxter Novum;1998.p.773-782
9. Kusuma, R.J., 2009. Management Diet Untuk Pasien Dengan Gagal Ginjal. Scribd.
Available from: http://www.scribd.com/doc/13066913/Management-Diet-Untuk
Pasien-Dengan-Gagal-Ginjal. [Accessed 28 February 2014].
top related