makalah tentang monitoring dan rekayasa dlm kesling
Post on 18-Jan-2016
1.260 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sanitasi tempat - tempat umum, merupakan problem kesehatan
masyarakat yang cukup mendesak, karena tempat umum merupakan
tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang
dipunyai oleh masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, maka tempat umum
merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit -
penyakit yang medianya makanan, miniuman, air, dan udara. Dengan
demikian maka sanitasi tempat - tempat umum harus memenuhi syarat -
syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan mempertinggi
derajat kesehatan masyarakat.
Sanitasi tempat –tempat umum diterapkan berdasarkan undang -
undang NO II TAHUN 1962 tentang Hygiene untuk usaha - usaha bagi
umum khususnya untuk “ KOLAM RENANG ”, diatur tersendiri dengan
peraturan menteri kesehatan R.I.NO.172 / MEN.KES / PER /VIII /77
tentang syarat - syarat dan pengawalan kualitas air kolam renang.
Persyaratan kesehatan lingkungan kolam renang dan pemandian
umum dasar pelaksanaan penyehatan kolam renang dan pemandian umum
ini tepat pada peraturan menteri kesehatan RI NOMOR
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air. Sedangkan komponen umum infeksi sanitasi kolam renang dan
pemandian umum meliputi:Tata Bangunan,konstruksi
bangunan ,kelengkapan,persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi (seperti
bak cuci kaki untuk kolam renang, dll), serta area kolam renang dan kolam
pemandian umum
Senyawa-senyawa trihalomethane (THM) telah ditemukan dalam air
bersih untuk rumah tangga, air tanah, air permukaan dan dalam air kolam
renang atau pemandiankadar paling tinggi terdapat dalam kolam renang.
Untuk menghindari atau mereduksi terbentuknya THM, harus dihilangkan
2
zat-zat organik terlebih dahulu sebelum proses' chlorinasi atau mengganti
jenis disinfektan dengan jenis lain yang tidak menyebabkan terbentuknya
THM. Tetapi dalam keadaan darurat THM dapat dihilangkan dengan
merebus air selama 35 menit. Untuk kolamrenang dengan sistem tertutup,
sirkulasi udara harus dibuat sebaik mungkin, sehingga THM yang terdapat
dalam udara di bawah permukaan air kolam tidak akan mengambang di
tempat tetapi dapat pindah/mengalir mengikuti sirkulasi udara. Proses
chlorinasi adalah pembubuhan
chlor atausenyawa chlor ke dalam air dengan tujuan untuk membunuh k
uman atau menghilangkan bau (untuk industri).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami upaya monitoring dan rekayasa kesling di tempat-
tempat umum.
2. Bagaimana memahami upaya monitoring dan rekayasa kesling di tempat-
tempat pengelolaan makanan dan minuman.
3. Bagaimana memahami upaya monitoring dan rekayasa kesling di tempat-
tempat pengelolaan sampah.
4. Bagaimana memahami upaya monitoring dan rekayasa kesling di tempat-
tempat pengelolaan air.
5. Bagaimana memahami upaya monitoring dan rekayasa kesling di tempat-
tempat pengelolaan limbah
1.3 Tujuan
Untuk memahami upaya monitoring dan rekayasa kesehatan
lingkungan di tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan dan
minuman, tempat pengolahan sampah, tempat pengolahan air, tempat
pengolahan limbah dan tempat pengolahan tanah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MONITORING DAN REKAYASA TEMPAT – TEMPAT
UMUM
Secara spesifik ada beberapa ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum,
yaitu:
1. Penyediaan air minum (Water Supply).
2. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes disposal
meliputi sawage, refuse, dan excreta).
3. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation).
4. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction).
5. Pengawasan vektor (Vektor Control).
6. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution), dan
7. Hygiene dan sanitasi industri (Industrial Hygiene and Sanitation).
Ada beberapa jenis-jenis tempat umum, antara lain:
1. Hotel,
2. Kolam renang,
3. Pasar,
4. Salon,
5. Panti Pijat,
6. Tempat wisata,
7. Terminal,
8. Tempat ibadah, dsb.
Syarat-syarat dari sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:
1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum.
2. Harus ada gedung dan tempat yang permanent.
3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung).
4. Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll).
4
Aspek penting dalam penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum yaitu:
a. Aspek teknis/hukum (persyaratan Hygiene dan Sanitasi, peraturan dan
perundang-undangan sanitasi).
b. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasan hidup, adat
istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi,dll.
c. Aspek administrasi dan manegement, yang meliputi penguasaan
pengetahuan tentang cara pengelolaan STTU yang meliputi: Man, Money,
Method, Material, dan Machine.
Hambatan yang sangat sering dijumpai dalam pelaksaan sanitasi di
tempat-tempat umum, yaitu:
1. Pengusaha
Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturan
perundang-undangan yang menyangkut usaha STTU dan kaitannya dengan
usaha kesehatan masyarakat.
Belum mengetahui/kesadaran mengenai pentingnya unsaha STTU untuk
menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit.
Adanya sikap keberatan dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-
persyaratan kerena memerlukan biaya ekstra.
Adanya sikap apatis dari masyarakat tentang adanya peraturan/persyaratan
dari STTU.
2. Pemerintah
Belum semua peralatan dimiliki oleh tenaga pengawasan pada tingkat II
dan kecamatan.
Masih terbatasnya pengetahuan petugas dalam melaksanakan pengawasan.
Masih minimnya dana yang diakolasikan untuk pengawasan STTU.
Belum semua kecamatan/tingkat II memiliki sarana transportasi untuk
melakukan kegiatan pengawasan.
Langkah-langkah Melakukan STTU
1. Pemetaan (monitoring)
Pemetaan (monitoring) adalah meninjau atau memantau letak, jenis dan
jumlah tempat-tempat umum yang ada kemudian disalin kembali atau
5
digambarkan dalam bentuk peta sehingga mempermudah dalam
menginspeksi tempat-tempat umum tersebut.
2. Inspeksi sanitasi
Inspeksi sanitasi adalah penilaian serta pengawasan terhadap tempat-
tempat umum dengan mencari informasi kepada pemilik, penanggung
jawab dengan mewawancarai dan melihat langsung kondisi tempat umum
untuk kemudian diberikan masukan jika perlu apabila dalam pemantauan
masih terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan pembenahan.
3. Penyuluhan
Penyuluhan terhadap masyarakat (education) terutama untuk
menyangkut pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya
yang timbul dari STTU.
2.2 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN
Rincian Persyaratan :
1. Lokasi
Lokasi TPM harus jauh dan terhindar dari pencemaran yang
diakibatkan antara lain oleh bahan pencemar seperti banjir, udara (debu,
asap, serbuk, bau), bahan padat (sampah, serangga, tikus) dan sebagainya.
2. Konstruksi
Konstruksi bangunan TPM harus kuat, aman dan terpelihara
sehingga mencegah terjadinya kecelakaan dan pencemaran. Konstruksi
tidak boleh retak, lapuk, tidak utuh, kumuh atau mudah terjadi
kebakaran.Selain kuat konstruksi juga harus selalu dalam keadaan bersih
secara fisik dan bebas dari barang-barang sisa atau bekas yang ditempatkan
secara tidak teratur.
3. Halaman
Halaman TPM diberi papan nama perusahaan yang mencantumkan
nomor pendaftaran/Laik hygiene sanitasi makanan di tempat yang mudah
dilihat. Halaman harus selalu kering dan terpelihara kebersihannya, tidak
banyak serangga (lalat, kecoa) dan tikus serta tersedia tempat sampah yang
memenuhi syarat kesehatan, serta tidak terdapat tumpukan barang-barang
6
yang tidak teratur sehingga dapat menjadi tempat berkembang biaknya
serangga dan tikus. Saluran pembuangan air kotor di halaman (yang
berasal dari dapur dan kamar mandi) harus tertutup dan tidak menjadi
tempat jalan masuknya tikus ke dalam bangunan TPM.
4. Tata ruang
Ruangan harus ditata dengan baik sesuai dengan fungsinya,
sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan
makanan jadi serta barang-barang lainnya yang dapat mencemari makanan.
Dan yang paling penting adalah ruang dan barang-barang di tata
sedemikian rupa agar mudah dibersihkan setiap hari.
5. Lantai
Dibuat miring ke arah tertentu dengan kelandaian yang cukup (1-
2%) sehingga tidak terjadi genangan air, serta mudah untuk
dibersihkan.Untuk itu bahannya harus kuat, rata, kedap air dan dipasang
dengan rapi.Pertemuan antara lantai dengan dinding sebaiknya dibuat
conus (tidak membuat sudut mati) dengan tujuan agar sisa-sisa kotoran
mudah dibersihkan dan tidak tertinggal/ menumpuk di sudut-sudut lantai.
6. Dinding
Permukaan dinding harus rata dan halus, berwarna terang dan tidak
lembab dan mudah dibersihkan. Untuk itu dibuat dari bahan yang kuat,
kering, tidak menyerap air, dipasang rata tanpa celah/retak. Dinding dapat
dilapisi plesteran atau porselen agar tidak mudah ditumbuhi oleh jamur
atau kapang. Keadaan dinding harus dipelihara agar tetap utuh, bersih dan
tidak terdapat debu, lawa-lawa atau kotoran lain yang berpotensi
menyebabkan pencemaran pada makanan.
7. Atap dan langit-langit
Atap tidak boleh bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang
serangga dan tikus.Langit-langit harus terpelihara dan selalu dalam
keadaan bersih, bebas dari retakan dan lubang-lubang dan tidak menjadi
sarang serangga dan tikus. Tinggi langit-langit minimal adalah 2,4 meter di
atas lantai, makin tinggi langit-langit, makin baik persyaratannya, karena
jumlah oksigen ruangan semakin banyak.
7
8. Pintu dan jendela
Pintu di ruangan memasak harus dapat ditutup sendiri (self closing)
dan membuka ke arah luar.Jendela, pintu dan lubang ventilasi dimana
makanan diolah harus dilengkapi dengan kawat kassa yang dapat dibuka
dan dipasang.Semua pintu dari ruang tempat pengolahan makanan dibuat
menutup sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kawat kasa,
tirai plastik, pintu rangkap dan lain-lain.Setiap bagian bawah pintu
sebaiknya dilapisi logam setinggi 36 cm, untuk mencegah masuknya
tikus.Jarak pintu dengan lantai harus cukup rapat dan tidak lebih dari 5
mm.
9. Pencahayaan
Intensitas pencahayaan disetiap ruang kerja harus cukup terang
untuk melakukan pekerjaan. Setiap ruangan kerja seperti gudang, dapur,
tempat cuci peralatan dan tempat cuci tangan, internsitas pencahayaan
sedikitnya 10 foot candle pada titik 90 cm dari lantai
10. Ventilasi/Penghawaan
Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus
dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman.Suhu
nyaman berkisar antara 280C – 32 0C. Bila ventilasi alamiah tidak dapat
memenuhi persyaratan maka bisa dibuat ventilasi buatan berupa ventilasi
mekanis, misalnya kipas angin, exhauser fan, AC.
11. Ruangan Pengolahan Makanan
Luas ruangan dapur pengolahan makanan harus cukup untuk orang
bekerja dengan mudah dan efisien, mencegah kemungkinan kontaminasi
makanan dan memudahkan pembersihan. Ruang pengolahan makanan
tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban, peturasan dan kamar
mandi, dan dibatasi dengan ruangan antara.
12. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan
Terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat dan mudah
dibersihkan. Pencucian peralatan harus menggunakan bahan
pembersih/deterjen.Bak pencucian peralatan sedikitnya terdiri dari 3 (tiga)
8
bak pencuci yaitu untuk merendam (Hushing), menyabun (washing) dan
membilas (rinsing).
13. Tempat cuci tangan
Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci
peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran
pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering.
14. Air bersih
Air bersih harus tersedia dengan cukup untuk seluruh kegiatan
pengelolaan makanan. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990. Air bersih secara
fisik adalah jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan bebas
kuman penyakit.Untuk air biasa harus direbus terlebih dahulu sebelum
digunakan.
15. Jamban dan peturasan
TPM harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi
syarat kesehatan serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia.Jamban
harus dibuat dengan leher angsa dan dilengkapi dengan air penyiraman dan
untuk pembersih badan yang cukup serta tissue dan diberi tanda/tulisan
pemberitahuan bahwa setiap pemakai harus mencuci tangan dengan sabun
sesudah menggunakan jamban.
16. Kamar mandi
TPM harus dilengkapi dengan kamar mandi dengan air kran
mengalir dan saluran air limbah yang memenuhi pedoman plumbing.
17. Tempat sampah
Tempat sampah untuk menampung sampah sementara dibuat dari
bahan yang kuat, kedap air dan tidak mudah berkarat.Mempunyai tutup
dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan
makanan jadi yang cepat membusuk.
18. Fasilitas penyimpanan pakaian (locker) karyawan
Locker karyawan dibuat dari bahan yang kuat, aman, mudah
dibersihkan dan tertutup rapat.Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah
karyawan.
9
PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN
Seluruh bangunan dan ruangan TPM harus selalu terpelihara
kebersihannya. Bila ada bagian yang rusak atau tidak berfungsi harus
segera diperbaiki atau diganti dengan yang baik. Ruangan pengolahan
makanan harus selalu bersih dan hygienis oleh sebab itu harus ada upaya
pembersihan ruangan secara teratur. Tujuan pembersihan ruangan dan
bangunan adalah agar ruang kerja layak pakai, yaitu dalam arti bersih,
estetis dan hygienis.
Pada prinsipnya pembersihan ruangan adalah sebagai berikut :
a. Tersedia sarana pembersih.
b. Mengetahui jenis bahan lantai, dinding, plafon, ventilasi dan
karakteristiknya.
c. Menggunakan teknik dan prosedur yang benar dan sesuai dengan
tujuannya.
d. Waktu dan frekwensi pencucian/pembersihan.
2.3 TEMPAT PENGELOLAAN SAMPAH
DAUR ULANG SAMPAH
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas
menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang
sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan
bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi,
kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan
proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi
pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk /
material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah
modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse,
Reduce, and Recycle). Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah
kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik.
10
Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di
gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian
atau tanaman-tanaman non produktif. yang dapat di olah atau didaur ulang
menjadi kertas dengan hasil yang berbeda. Di dalam proses pembuatan
kertas daur ulang dari limbah koran maupun limbah kertas lainnya,
pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong
kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, baru
kemudian setelah lunak kemudian di blender sampai menjadi bubur kertas.
Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya adalah di cetak dengan
menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada sebuah
spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm.
Batang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami
proses pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. proses pembuatan kertas
dari bahan batang pisang pertama-tama yang harus dilakukan adalah,
batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu
di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi
kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi
lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan
formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk
mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan getah-getah yang
masih menempel pada batang pisang tadi, pada proses berikutnya batang
pisang yang sudah lunak tadi disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia
tadi baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara di blender. Baru
kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas.
Alang-alang merupakan jenis rumput-rumputan dan sebagai
tanaman non produktif,sebagian orang tanaman ini di anggap salah satu
tanaman pengganggu. Tapi bagi orang yang memiliki kreativitas tinggi
alang-alang justru merupakan tanaman yang dapat mengasilkan
pendapatan, yaitu sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas,tentu saja
setelah mengalami proses lebih lanjut.
11
Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di
gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian
atau tanaman-tanaman non sproduktif. Daur ulang kertas adalah salah saru
upaya pemanfaatan kembali sampah kertas untuk mengurangi timbunan
sampah.
2.4 TEMPAT PENGELOLAAN AIR
1. Kolam Renang
Bagi air kolam renang parameter yang paling penting diperhatikan adalah:
1. PH air, apabila menyimpang akan menimbulkan Iritasi pada mata dan
proses koagulasi akan terganggu.
2. CO2 Agresif, harus tidak ada karena akan mengakibatkan karatan pada
pipa kesadahan dan berpengaruh pada daya pembersih air.
3. Zat, organikkelebihan zat organik menandakan air kotor.
4. H2S, adanyaH2S dalamair berarti sedang terjadi proses pembusukan air terc
emarioleh kotoran atau sumber kotoran lainnya, air berbau, sehingga tidak
memenuhi syarat fisik air.
Cara pengolahan air kolam renang yaitu:
1. Menjernihkan air dengan cara
a. Membubuhkan zat koagulan seperti tawas (AL2SO4)3 Soda ash Na2CO3.
b. Menyaring air melaluil saringan (filtrasi)
c. Membasmi lumut
2. Disinfeksi air dengan cara memasukkan zat desifeksia
Mengapa desinfeksi air kolam renang perlu dilakukan karena sete
lah melali proses, penyaringan air kelihatan bersih, namun harus dicurigai
masih adanya bakteri di dalam air tersebut. Pembubuhan zat koagulan
tergantung dari faktor :
a. Jumlah kotoran yang terdapat dalam air.
b. Keasaman air (pH)
c. Volume air dalam kolam renang.
12
Kolam renang yang ideal adalah yang memenuhi syarat – syarat
antara lain : Keamanan ,Kebersihan ,Kenyamanan.
Ada 3 syarat minimum yang harus dipenuhi :
1) Tidak bocor
2) Sirkulasi air dan sistem filtrasi baik sehingga air selalu bersih
3) Aman bagi penggunanya
Bahan yang digunakan harus kedap air, setiap kolam renang harus
memiliki proses waterproofing untuk memberikan lapisan kedap air. Untuk
bagian luarnya dapat anda gunakan keramik atau batu alam. Anda juga bisa
gunakan kolam renang fabrikasi dari bahan fiberglass( tinggal pasang )
Ukuran tergantung selera biasanya tidak melebihi 10% dari luas
bangunan, tapi sekali lagi itu tergantung selera dan desien yang anda pilih.
2.5 TEMPAT PENGELOLAAN LIMBAH
1. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara
yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk
bagi lingkungan ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah
padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa
pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan. Limbah
padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur
kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat
tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan
pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan
berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat
tertentu. Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang
sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar
loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah – rumah. Cara
ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa
sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang.
Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun
13
pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas,
koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua,
TV tua dan sepeda yang usang. Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara
ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak
membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar
limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak
tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah
dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi
yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk
pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.
Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah
limbah padat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat
membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat fisik dan kimia limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana
penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat
akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk
senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap
pencemaran,
maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang
akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan
bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah
dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil
kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat
lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah
14
untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
2. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses
yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan
limbah.
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan
kandungan bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih
dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang
lebih kecil agar pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah
membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada
lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus
dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan
limbah yang dibagi menjadi dua yaitu :
d. Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada
sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat
dapat dibuang ke laut.
e. Pembuangan Di Darat Atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang
harus dipertimbangkan sebagai berikut :
1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
2. Struktur tanah.
3. Jaraknya jauh dengan permukiman.
15
4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora
atau fauna.
2.6 TEMPAT PENGELOLAHAN TANAH
1. Definisi Tanah
Tanah merupakan Lapisan kerak bumi yang berada di lapisan
paling atas,yang juga merupakan tabung reaksi alami yang menyangga
seluruh kehidupan yang ada di bumi.Tanah juga merupakan alat produksi
untuk menghasilkan produksi pertanian. Sebagai alat produksi tanah
memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai kebutuhan
diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka peranannnya yaitu sebagai
tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber
air bagi tanaman, dan tempat peredaran udara
2. Sifat-sifat tanah
Tanah mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah di
suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika
dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan
kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi
oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut.
Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah(pH), kadar bahan organik
dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).
3. Pengertian Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini
biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri
atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat
berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran
16
yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun
di tanah.Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di
atasnya.
4. Penyebab Pencemaran Tanah
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan
makhluk hidup di muka bumi.Seperti kita ketahui rantai makanan bermula
dari tumbuhan.Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada
tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari
makanan kita berasal dari permukaan tanah..Oleh sebab itu, sudah menjadi
kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung
kehidupan di muka bumi ini.Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran
air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia
juga.Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri,
dan limbah pertanian.
5. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe
polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena.Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan
bahan karsinogenik untuk semua populasi.Timbal sangat berbahaya pada
anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan
ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air
raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada
keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan
ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin
merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf
pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti
sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan
17
kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya
bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah
tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer
dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap
predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek
kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah
piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan
akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat
kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
Permasalahan kesehatan lingkungan tersebut mempengaruhi kesehatan
manusia dan menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit berbasis
lingkungan serta mempengaruhi kenyamanan dan kesejahteraan
masyarakat. Untuk itu di perlukan upaya monitoring dan rekaya kesehatan
lingkungan dengan baik .
3.2 Kesimpulan
1. Aspek penting dalam penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum yaitu:
a. Aspek teknis/hukum (persyaratan Hygiene dan Sanitasi, peraturan dan
perundang-undangan sanitasi).
b. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasan hidup, adat
istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi,dll.
c. Aspek administrasi dan manegement, yang meliputi penguasaan
pengetahuan tentang cara pengelolaan STTU yang meliputi: Man, Money,
Method, Material, dan Machine.
2. Seluruh bangunan dan ruangan TPM harus selalu terpelihara
kebersihannya. Bila ada bagian yang rusak atau tidak berfungsi harus
segera diperbaiki atau diganti dengan yang baik. Ruangan pengolahan
makanan harus selalu bersih dan hygienis oleh sebab itu harus ada upaya
pembersihan ruangan secara teratur. Tujuan pembersihan ruangan dan
bangunan adalah agar ruang kerja layak pakai, yaitu dalam arti bersih,
estetis dan hygienis.
Cara pengolahan air kolam renang yaitu:
3. Menjernihkan air dengan cara
a. Membubuhkan zat koagulan seperti tawas (AL2SO4)3 Soda ash Na2CO3.
b. Menyaring air melaluil saringan (filtrasi)
c. Membasmi lumut
4. Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah
padat tersebut adalah sebagai berikut :
19
Jumlah Limbah
Sifat fisik dan kimia limbah
Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Tujuan akhir dari pengolahan
5. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009. Pencemaran Tanah.
http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah.
Diakses tanggal 16 November 2013.
Anonim. 2009. Pencemaran Tanah. http://www.bplhdjabar.go.id. Diakses tanggal
16 November 2013.
Wikipedia.2007.PencemaranTanah(On-line). Diakses tanggal 16 November 2013.
Budi, Setyo. 2009. Tempat Pengolahan Sampah.
http://duniakesling.blogspot.com. Diakses tanggal 16 November 2013.
Zuffaryanhar. 2009. Contoh Makalah Sanitasi Tempa-Tempat Umum.
http://ruryazzufar.blogspot.com. Diakses tanggal 16 November 2013.
top related