makalah sistem ekskresi
Post on 18-Feb-2016
273 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SISTEM EKSKRESI
I. PENDAHULUAN Proses biologis yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup
menghasilkan zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Bila kadar zat-zat tersebut
di dalam tubuh berlebihan maka akan membahayakan tubuh makhluk hidup. Oleh
sebab itu, zat sisa tersebut harus dikeluarkan melalui proses pengeluaran.
Ada tiga macam proses pengeluaran dalam tubuh vertebrata, yaitu :
a. Defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan makanan yang
disebut feses dan dikeluarkan melalui anus.
b. Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa – sisa metabolisme oleh alat ekskresi.
c. Sekresi adalah proses pengeluaran zat-zat yang masih digunakan oleh tubuh,
contohnya pengeluaran enzim dan hormon.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
B. Alat – Alat Ekskresi Pada Vertebrata
C. Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme dari
tubuh. Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan
harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Zat sisa metabolisme merupakan hasil pembongkaran zat makanan
yang bermolekul kompleks. Pengeluaran zat-zat sisa metabolisme dari dalam
tubuh dapat melalui ginjal, kulit, paru-paru dan saluran pencernaan. Alat-alat
tersebut sekaligus berfungsi menjaga stabilitas suhu tubuh atau homeostasis.
Sisa metabolisme karbohidrat dan lemak yang ada dalam tubuh berupa
CO2 dan H2O, sedangkan protein berupa asam amino, NH3, urea dan asam
urat.
1
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran
zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa
tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2
berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga
kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.1
Amonia (NH3) adalah hasil pembongkaran atau pemecahan protein,
merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan
dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun,
yaitu dalam bentuk urea.
Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang
dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang
akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan
urin.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen
(sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan
amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.2
Dalam proses ekskresi ada beberapa bagian tubuh yang mempunyai fungsi
penting antara lain :
Alat ekskresi Zat yang diekskresikan
Ginjal Urine (komposisi : air, garam, mineral, senyawa N)
Kulit Keringat (komposisi : air, garam, mineral, senyawa N)
Paru-paru CO2 dan H2O
Hati Pigmen (bilirubin dan urobilin)
Usus besar Logam berat, Ca dan fe
Alat – alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara
bersama-sama disebut sistem ekskresi.
1 http://www.ekskresi pada vertebrata.com (selasa/11-08-2010/09.37WIB)2 Pratiwi, dkk, Biologi, Jilid 2, (Jakarta : Erlangga, 2006), hlm. 166-167
2
B. Alat – Alat Ekskresi Pada Vertebrata
1. Ginjal (Ren)
Ginjal merupakan organ ekskretoris utama pada vertebrata. Ren
pada vertebrata pada umumnya berjumlah sepasang dan terletak
disebelah dorsal dari selom di kedua sisi aorta.3
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia
adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam garam, melalui
proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain
itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya
berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air, mempertahankan
cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan,
serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa.4
2. Paru-paru (Pulmo)
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan
tetapi, karma mengekskresikan zat sisa metabolisme maka dibahas
pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hasil
metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa
ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk
berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau
dapat diekskresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus
bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
3. Hati (Hepar)
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi
sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari
sistem ekskresi karena menghasilkan empedu. Empedu berupa cairan
kehijauan dengan pH 7-7,6 yang mengandung kolesterol, garam
3 Claude A. Villee, Warren F. Walker, & Robert D. Barnes, Zoologi Umum, Cet. Ke-6. Terj. Oleh Nawangsari Sugiri. ( Jakarta : Erlangga, 1999) hlm. 217
4 http://www.Anatomi hewan ekskresi.com (selasa/11-08-2010/09.30WIB)3
mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang
disebut bilirubin dan biliverdin.
Fungsi utama hati adalah sebagai berikut :
a. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
b. Tempat pembongkaran dan pembentukan protein
c. Menawarkan racun
d. Tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah merah5
4. Kulit (Cutis)
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung
kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai
10% dari seluruh sisa metabolisme.
Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi
sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan
kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), serta
pengatur suhu tubuh.
5 http://www.sistem ekskresi.com (selasa/11-08-2010/09.25WIB)4
C. Sistem Ekskresi Pada Vertebrata
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktifitas
kehidupan. Metabolisme menghasilkan zat sisa yang harus diekskresikan dari
tubuh. Setiap hewan vertebrata memiliki cara yang berbeda untuk
mengekskresikan sisa metabolisme. Diantaranya sebagai berikut,
1. Sistem ekskresi pada Pisces
Alat ekskresi pada pisces berupa sepasang ginjal mesonefros yang
terikat disisi dorsal rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit
memanjang, berwarna coklat, dan pada ujung anteriornya berhubungan
dengan sistem reproduksi.
Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang
menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selanjutnya, duktus
mesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk
mengangkut sperma dan urin yang bermuara dikloaka.
Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda
dengan mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air laut. Cairan tubuh
ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan air tawar, sehingga air
cenderung masuk ke tubuh ikan. Di saat yang bersamaan, ion tubuh
cenderung keluar ke air. Untuk mengatasi kelebihan air dan kekurangan
ion, ikan air tawar biasanya tidak banyak minum. Tubuhnya diselimuti
lendir untuk mencegah masuknya air secara berlebihan. Ikan air tawar
aktif menyerap ion anorganik melalui insang dan mengeluarkan banyak air
melalui urin yang encer.
Ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan
mengeluarkan urin dengan volume yang kecil. Ginjal ikan air laut tidak
memiliki glomerulus seperti halnya ikan air tawar.
5
2. Sistem ekskresi pada Amphibi
Amphibi memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada
katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya,
pada katak betina saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah. Ginjal
amphibi berhubungan dengan ureter di vesika urinaria.
Saat amphibi mengalami metamorphosis, hasil ekskresi amphibi
juga berubah. Larva amphibi mengekskresikan ammonia, sedangkan
berudu dan hewan dewasa mengekskresikan urea.
3. Sistem ekskresi pada Reptilia
Alat ekskresi pada reptilia adalah sepasang ginjal mesonefros.
Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan
alat ekskresi pada stadium embrional menghilang. Ginjal dihubungkan
oleh ureter ke vesika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria
menyempit ke bagian posterior, berukuran kecil. Vesika urinaria bermuara
langsung ke kloaka.
Hasil ekskresi pada reptilia adalah asam urat. Asam urat ini
berbentuk pasta berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung
ginjal.
6
Pada buaya dan penyu air tawar mengekskresikan asam urat dan
ammonia. Pada penyu laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar
garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehingga penyu laut tampak
seperti mengeluarkan air mata. Buaya tidak memiliki vesika urinaria
sehingga asam urat keluar bersama feses.
4. Sistem ekskresi pada Aves
Alat ekskresi pada aves berupa sepasang ginjal metanefros. Aves
tidak memiliki vesika urinaria sehingga hasil ekskresi dari ginjal
disalurkan langsung ke kloaka melalui ureter. Tabung ginjal aves sangat
banyak sehingga metabolisme burung aktif.
Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat
kloaka. Asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur dengan feses.
Pada burung laut, misalnya camar, selain mengekskresikan asam urat juga
mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena burung laut meminum
air garam dan makan ikan laut yang banyak mengandung garam. Burung
laut ini memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam
mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya
garam menetes dari ujung paruh.6
6 Pratiwi, dkk, Op. Cit., hlm. 177-1787
5. Sistem ekskresi pada mamalia
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi
sedikit berbeda karena mamalia dipengaruhi atau disebabkan oleh
lingkungan tempat tinggalnya. Paru-paru mamalia mempunyai permukaan
ber spon (spongy texture) dan dipenuhi liang epitelium yang menjadikan
permukaannya lebih luas. Paru-paru manusia adalah contoh bagi paru-paru
jenis ini.
Sistem ekskresi pada mamalia meliputi ginjal, paru-paru, hati dan kulit.
Struktur ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah, jumlahnya
sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah
pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya
± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir
menuju ginjal. Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu korteks (bagian
luar), medulla (sumsum ginjal) dan pelvis renalis (rongga ginjal).7
7 John Kimball, Biologi, Edisi ke-5, Jilid 2, (Bogor : PT. Gelora Aksara Pratama, 1983), hlm. 5718
Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan
augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada
glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit)
sehingga mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di
glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah,
dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam
plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat,
garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer)
yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein.
Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa,
natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.
9
2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu,
99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus
kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada
tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada
filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih
dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari
zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku Zder
yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin
sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai
2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino
meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis.
Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat
ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain,
misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada
urin.
10
IV. SIMPULAN
Ekskresi merupakan pembuangan bahan yang terkumpul karena
berlebih dari yang diperlukan organisme. Alat-alat ekskresi pada vertebrata
berupa ginjal, paru-paru, hati dan kulit.
Bagi hewan vertebrata, masalah ekskretori yang utama timbul dari
keperluan membuang senyawa-senyawa nitrogen yang berlebih. Amonia
merupakan produk pertama pada katabolisme protein yang bersifat sangat
beracun. Hewan vertebrata darat mengubah amonia menjadi bentuk-bentuk
yang kurang beracun seperti urea (pada amfibi dan mamalia) dan asam urat
(pada serangga, kadal, ular,dan burung).
Alat ekskresi pada pisces adalah ginjal mesonefros dan suatu lubang
pengeluaran yang disebut urogenital, ekskretnya berupa ammonia. Alat
ekskresi pada amfibi terdiri atas ginjal, paru-paru, dan kulit. Saluran zat-zat
sisa hasil metabolisme akan dikeluarkan melalui kloaka berupa asam urat
encer. Alat ekskresi pada reptile berupa ginjal, paru-paru, kulit dan kloaka.
Alat ekskresi pada aves berupa ginjal, usus, dan saluran pembuangan yang
bermuara pada kloaka. Alat ekskresi mamalia berupa ginjal, paru-paru, hati,
kulit.
V. PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
kami butuhkan guna penyempurnaan makalah kami. Kami mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini bias bermanfaat.
11
top related