makalah regenerasi.doc
Post on 20-Feb-2016
187 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HALAMAN JUDUL
Tugas Kelompok XV
PERKEMBANGAN HEWAN
REGENERASI Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pekembangan Hewan.
Dosen Pembimbing: Jumrodah, S.Si., M.Pd.
Di susun oleh:
Okta Vianita Sari
1301140337
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
2015 M / 1436 H
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya
kepada kita semua, karena dapatlah penyusun menghimpun dan menyelesaikan tugas mata
kuliah Perkembangan Hewan “Regenerasi” sesuai dengan jadwal. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw, beserta keluarga dan sahabat serta orang-
orang yang mengikuti jejak langkah beliau sampai hari kiamat.
Pembuatan makalah ini bertujuan antara lain untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Perkembangan Hewan. Selain itu juga sebagai bahan untuk menambah wawasan
penyusun.
Harapan penyusun pada makalah sederhana ini dapat berguna bagi pembaca sebagai
bahan tambahan dalam proses belajar mengajar di dalam ruang kuliah dan lainnya. Kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapakan demi perbaikan makalah
sederhana ini dan dalam pembuatan makalah kedepannya lagi. Akhir kata penyusun ucapkan
Terimakasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II 2
A. Pengertian Regenerasi.....................................................................................................2
B. Regenerasi Pada Hewan..................................................................................................2
C. Proses Regenerasi............................................................................................................6
D. Faktor-Faktor Mempengaruhi Regenerasi......................................................................6
BAB III 8
A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
iv
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hewan mempunyai kemampuan hidup bervariasi antara makhluk hidup
yang satu dengan yang lainnya. Salah satu contoh adalah regenerasi dari organ.
Regenerasi organ dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh suatu organisme untuk
menggantikan bagian tubuh yang rusak baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja
(karena kecelakaan) dengan bagian tubuh yang baru dengan bentuk yang sama persis
dengan yang sebelumnya. Hewan-hewan yang termasuk dalam sub phylum vertebrata
mempunyai daya regenerasi yang maling rendah dibandingkan dengan daya regenerasi
pada hewan-hewan yang termasuk dalam invertebrata.
Kemampuan regenerasi pada berbagai organisme tidak sama, ada yang tinggi dan
ada yang rendah. Definisi regenerasi untuk hewan invertebrata adalah perbaikan secara
lengkap sampai berfungsi dari beberapa bagian tubuh organisme.
Pada hewan-hewan tertentu bagian tubuh yang disayat atau dibuang atau hilang,
dapat diperbaiki dengan sempurna melalui proses regenerasi. Dalam hal ini tampak
bahwa kemampuan tumbuh dan diferensiasi tidak terbatas pada embrio saja, tetapi dapat
sampai dewasa bahkan seumur hidup organisasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Regerasi ?
2. Apa Contoh Regenerasi Anggota Tubuh Pada Beberapa Hewan.?
3. Bagaimana Proses Regenerasi ?
4. Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Regenerasi.?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Regenerasi.
2. Untuk Mengetahui Contoh Regenerasi Pada Beberapa Hewan.
3. Untuk Mengetahui Proses Regenerasi.
4. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi Regenerasi.
1
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Regenerasi
Regenerasi adalah memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas kembali
seperti semula. Daya regenerasi paling besar pada echinodermata dan platyhelminthes
yang dimana tiap potongan tubuh dapat tumbuh menjadi individu baru yang sempurna.
Pada annelida kemampuan itu menurun. Daya itu tinggal sedikit dan terbatas pada bagian
ujung anggota pada amphibi dan reptil. Pada mamalia daya itu paling kecil, terbatas pada
penyembuhan luka.
Sepanjang hidup suatu organisme, beberapa bagian tubuhnya dapat rusak atau
lenyap. Sebagian besar organisme sampai derajat tertentu mempunyai kemampuan
mengganti bagian-bagian yang rusak atau lenyap tersebut.
Kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda dapat dibedakan, hal ini
tampak dengan adanya beberapa hubungan antara kompleksitas dengan kemampuan
untuk regenerasi.. Regenerasi pada manusia hanya terbatas pada perbaikan organ dan
jaringan tertentu. Kemampuan hewan untuk meregenerasi bagian-bagian yang hilang
sangat bervariasi dari spesies ke spesies. Hewan seperti cacing tanah, udang, ikan,
salamander dan kadal tidak mempunyai daya regenerasi yang dapat meregenerasi seluruh
organ, melainkan hanya sebagian dari organ atau jaringan organ tersebut.
B. Regenerasi Pada Hewan
1. Regenerasi pada Planaria
Planaria merupakan hewan invertebrata, termasuk cacing pipih yang hidupnya
bebas di alam, umumnya hidup di air tawar,sungai, danau atau di laut. Cacing ini
merupakan anggota dari kelas Turbellaria. Planaria dapat di pelihara pada temperatur
68-72oC, dengan tidak menurunkan suhunya, serta tidak menempatkan pada cahaya
yang kuat dan sebaiknya memelihara Planaria pada tempat gelap. Planaria sensitif
terhadap cahaya kuat, temperatur dan pH. Jika kondisi lingkungan diubah ukurannya
tubuh Planaria menjadi kecil dari ukuran semula. Salah satu faktor abiotik (suhu)
dapat mempengaruhi ukuran tubuh planaria, karena pada suhu tinggi intensitas cahaya
juga tinggi. Sehingga planaria dalam beregenerasi atau bergerak perlu energi banyak.
Maka dengan kondisi suhu yang tinggi ini, tubuh planaria akan mengecil atau
2
menyusut. Suhu dalam proses beregenerasi berpengaruh pada saat planaria menutup
luka atau bagian tubuh yang rusak dalam neoblast. Suhu merupakan salah satu faktor
3
3
lingkungan yang utama, dimana suhu memberikan efek yang berbeda-beda pada
organisme-organisme di bawah ini.
Dibandingkan dengan lingkungan daratan, lingkungan perairan mempunyai
variasi suhu yang relatif sempit. Sehubungan dengan itu, maka kisaran toleransi
hewan-hewan aquatik pada umumnya relatif sempit pula dibandingkan dengan
hewan-hewan daratan. Cacing Planaria hidup di dalam air yang dingin dengan suhu
yang rendah dimana air jernih, pada anak sungai dan bernaung pada tanaman air atau
batu karang dan sangat menghindari sinar matahari. Reganerasi adalah kemampuan
untuk memproduksi sel, jaringan atau bagian tubuh yang rusak, hilang atau mati.
Planaria menunjukan daya regenerasi yang kuat, bila cacing tersebut mengalami luka
baik secara alami maupun secara buatan, bagian tubuh manapun yang mengalami
kerusakan akan diganti dengan yang baru. Individu cacing yang di potong-potong
akan menghasilkan cacing- cacing kecil yang utuh.
Setiap potongan dapat tumbuh kembali (regenerasi) menjadi individu-individu
baru yang lengkap bagian-bagiannya seperti induknya. Pada Planaria telah diteliti
bahwa sel-sel yang berasal dari parenkim (berasal dari lapis benih mesoderm), selain
menumbuhkan alat derivate mesodermal (yakni otot dan parenkim lagi), juga sanggup
menumbuhkan jaringan saraf dan saluran pencernaan (masing-masing berasal dari
lapis benih ectoderm dan endoderm). Akhirnya anggota badan yang diamputasi itu
akan tumbuh lagi sebesar semula, dengan struktur anatomis dan histologis yang
serupa dengan asalnya.
Gambar 1. Contoh Regerenasi Planaria
Sumber : www.brainly.co.id
2. Regenerasi pada Cicak
Cicak adalah sebagai salah satu contoh dari sekian banyak makhluk hidup
yang mempunyai kemampuan dalam regenerasi organ. Cicak akan memutuskan
4
ekornya bila merasa dirinya dalam keadaan bahaya atau menghadapi musuh. Ekor
yang diputuskan tersebut akan tergantikan kembali melalui proses regenerasi
pembentukan organ ini memerlukan waktu dalam proses pembentukannya.
Cicak memiliki daya regenerasi yang terdapat pada ekornya. Ekor cicak
memiliki bentuk yang panjang dan lunak. Ekor akan mengalami regenerasi bila ekor
tersebut putus dalam usaha perlindungan diri dari predator. Regenerasi tersebut diikuti
oleh suatu proses, yaitu autotomi. Autotomi adalah proses adaptasi yang khusus
membantu hewan melepaskan diri dari serangan musuh. Jadi, autotomi merupakan
perwujudan dari mutilasi diri. Ekor yang putus tersebut dapat tumbuh lagi tetapi tidak
sama seperti semula.
Cicak kemudian meregenerasi ekor baru pada umumnya di waktu senggang.
Dalam stadium- stadium permulaan dari regenerasi tidak ada sel-sel dewasa sehingga
tidak ada penghambatan pembelahan sel. Ekor cicak yang dilepaskan sel
epidermisnya menyebar menutupi permukaan luka dan membentuk tudung epidermis
apikal. Semua jaringan mengalami diferensiasi dan generasi membentuk sel kerucut
yang disebut blastema regenerasi. Sel blastema mengadakan rediferensiasi dan
memperbaiki ekornya.
Gambar 2. Hasil Regenerasi Ekor Cicak
Sumber : www.skitcafe.co.id
Proses regenerasi ini secara mendasar tidak ada perusakan jaringan otot,
akibatnya tidak ada pelepasan sel-sel otot. Sumber utama sel-sel untuk beregenerasi
adalah berasal dari ependima dan dari berbagai macam jaringan ikat yang menyusun
septum otot, dermis, jaringan lemak, periosteum dan mungkin juga osteosit vertebrae.
3. Regenerasi pada Amfibia
Proses-proses yang terlibat dalam regenerasi anggota tubuh Cristurus
cristatus, setelah diamputasi meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Periode penyembuhan luka
5
Tahap penyembuhan luka ini diawali dari tepi luka dengan penyebaran
epidermis yang akan menutupi permukaan yang terluka. Penutupan selesai sel-sel
epidermis menghasilkan sel yang berlapis-lapis dan membentuk sebuah tudung
berbentuk kerucut pada ujung anggota badan terluka. Struktur tersebut dikenal
dengan “Apical epidermis cap”. Waktu penyembuhan luka relatif cepat, namun
tergantung juga pada ukuran hewan yng beregenerasi dan ukuran luka serta faktor-
faktor eksternal seperti suhu. Pada salamander proses penutupan luka setelah
anggota badan diamputasi berlangsung kira-kira satu atau dua hari.
b. Periode penghancuran jaringan (histolisis)
Setelah proses penutupan luka, proses lain yang sangat penting dalam
regeneras adalah terjadinya dediferensiasi jaringan-jaringan yang berdekatan
dengan permukaan luka, dediferensiasi didahului dengan histolisis jaringan-
jaringan didalam puntung secara besar-besaran. Jaringan yang telah terdiferensiasi
seperti otot, tulang rawa, tulang ikat, matriks, interselulernya hancur dan
melepaskan individu sel-sel mesenkhim yang merupakan sel-sel awal dari jaringan
yng telah berdiferensiasi tersebut.
c. Periode pembentukan blastema
Sel-sel mesenkhim yang dilepaskan selama diferensiasi tertimbun di bawah
epidermis, sel-sel berproliferasi cepat dan menyebabkan epidermis menjadi
semakin menonjol. Masa sel-sel mesenkhim ini dinamakan blastema regenerasi.
d. Diferensiasi dan morfogenesis
Jaringan pertama yang berdiferensiasi dari blastema adalah tulang rawan.
Mula-mula muncul pada ujung tulang sejati dan terjadi penambahan secara
progresif pada distal bagian ujungnya, ketika konstruksi tulang menjadi sempurna
rangka yang telah beregenerasi berubah menjadi tulang. Berikutnya otot terbentuk
disekitar tulang rawan. Sedangkan pembuluh darah tidak jelas pada tahap
konstruksi awal, serabut saraf yang terpotong pada saat amputasi segera aksonnya
tumbuh ke daerah luka dan merekontruksi pola-pola persarafan. Dibagian luar
terjadi perubahan-perubahan bentuk puntung anggota yang semula menyerupai
kerucut, selanjutnya mulai memipih dorsoventral pada bagian ujungnya, bagian
pipih menunjukkan tanda-tanda jari awal yakni korpus atau tarsus rudimen yang
dinamakan plat kaki atau tangan. Selanjutnya pola-pola pembentukan jari-jari yang
progresif dimana segera jari-jari sederhana muncul, terpisah satu sama lainnya.
Akhirnya anggota tubuh sempurna terbentuk dan berfungsi normal.
6
C. Proses Regenerasi
Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu
diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi enzim dalam
tubuh makhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses regenerasi. Adapun
beberapa tahapan dalam regenerasi anggota tubuh pada hewan yaitu :
1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang
bersifat sebagai pelindung.
2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di bawah
scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu luka
telah tertutup oleh kulit.
3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali
dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan
tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di bawah epitel. Serat jaringan
ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya mengalami diferensiasi. Sehingga
dapat dibedakan antara sel tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel
otot akan berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma
menyempit.
4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada saat
ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel
diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di
dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel- sel pengembara akan berproliferasi
membentuk blastema.
5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak dengan
proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai besar yang
maksimal dan tidak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel
blastema tersebut.
Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat menumbuhkan alat derifat mesodermal,
jaringan saraf dan saluran pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi
dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.
7
D. Faktor-Faktor Mempengaruhi Regenerasi
Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan
meningkatkan regenerasi.
2. Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan.
Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.
3. Sistem saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka,
hal ini dapat dibuktikan dengan radisai seluruh bagian tubuh terkecuali bagian yang
terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor yang menentukan macam organ
yang diregenerasi.
Faktor-faktor yang dapat menghambat daya regenaeari adalah sebagai berikut:
1. Pemasukan nutrisi essensial (AAE) rendah, karena pemanasan suhu yang tinggi
sekitar 900
2. Pemasukan toxin tinggi yang merusak sel, sumber-sumber toxin antara lain:
a. External
Zat aditif (perasa, pewarna, pengawet, pengembang, pengenyal)
Polusi udara, air , pestisida, kaporit
Obat-obatan
b. Internal, kerak dan pembusukan yang tinggi di usus besar
3. Stress (ketegangan mental), menimbulkan kerusakan sel dan menghambat regenerasi
8
4.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
1. Regenerasi adalah memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas kembali seperti semula.
2. Regenerasi adalah kemampuan untuk memproduksi sel, jaringan atau bagian tubuh yang rusak, hilang atau mati. Planaria menunjukan daya regenerasi yang kuat, bila cacing tersebut mengalami luka baik secara alami maupun secara buatan, bagian tubuh manapun yang mengalami kerusakan akan diganti dengan yang baru. Individu cacing yang di potong-potong akan menghasilkan cacing- cacing kecil yang utuh. Setiap potongan dapat tumbuh kembali (regenerasi) menjadi individu-individu baru yang lengkap bagian-bagiannya seperti induknya. Pada Planaria telah diteliti bahwa sel-sel yang berasal dari parenkim (berasal dari lapis benih mesoderm), selain menumbuhkan alat derivate mesodermal (yakni otot dan parenkim lagi), juga sanggup menumbuhkan jaringan saraf dan saluran pencernaan (masing-masing berasal dari lapis benih ectoderm dan endoderm). Akhirnya anggota badan yang diamputasi itu akan tumbuh lagi sebesar semula, dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.
3. Beberapa tahapan dalam regenerasi anggota tubuh pada hewan yaitu : Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang bersifat sebagai pelindung. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma menyempit. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel- sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema.Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema tersebut.
8
4. Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
Temperatur,
Makanan,
Sistem saraf,
Faktor-faktor yang dapat menghambat daya regenerasi adalah sebagai berikut:
Pemasukan nutrisi essensial (AAE) rendah,
Pemasukan toxin tinggi yang merusak sel, sumber-sumber toxin antara lain:
External
Zat aditif (perasa, pewarna, pengawet, pengembang, pengenyal)
Polusi udara, air , pestisida, kaporit
Obat-obatan
Internal, kerak dan pembusukan yang tinggi di usus besar
Stress (ketegangan mental).
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis sajikan, penulis menyadari bahwa
makalah kami masih banyak kekeliruan, untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari Ibu pembimbing dan rekan-rekan serta para pembaca
sekalian demi kebaikkan, dalam pembuatan makalah selanjutnya dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
9
DAFTAR PUSTAKAKIMBALL, JOHN W.1983.BIOLOGI Edisi Kelima.Jakarta:ERLANGGA
Http://www.REGENERASI.html ( diaksses 4 februari 2015, 21:00 WIB )
https://www.scribd.com/doc/253922753/makalah-regenerasi ( ) diakses 4 februari 2015 ,
21:00 WIB
10
top related