makalah ptp ikhsannew
Post on 01-Jul-2015
995 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH
PENGANTAR TEKNOLOGI PERTANIAN
PEMBUKAAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE FISIK
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD IKHSAN PERMANA
(05091003004)
TEKNOLOGI PERTANIAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2010
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………...........……....................................…..
KATA PENGANTAR..………………….......…………….......................................
BAB I PENDAHULUAN …………..........…………………......................
1.1 Latar belakang.......………………………….........................
1.2 Rumusan masalah...............................................................
1.3 Tujuan ..................………..........…........................................
BAB II ISI...............……………………................................................
2.1 Pengertian pembukaan dan penyiapan l........................
2.2 Tujuan Pembukaan Lahan ..........................................
2.3 Faktor – Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembukaan
Lahan..................................................................
2.4 Pembukaan lahan menggunakan metode fisik..............
2.5 Alat-alat yang digunakan dalam pembukaa………….
2.6 Pembersihan hasil penebangan……………………………
BAB III Penutup .........……………………......................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan. Hanya karena izin-Nyalah
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, metode untuk
memperoleh data kami lakukan dengan mengumpulkan data dari beberapa buku
penunjang serta beberapa data yang telah kami sunting dari Internet. Penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfat bagi kita semua.
Namun, seperti kata pepatah tiada gading yang tak retak. Demikian juga
kami sebagi penulis yakni manusia biasa menyadari tentu keterbatasan kami dalam
menyusun makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-
teman maupun guru pembimbing mata kuliah Pengantar Teknologi Pertanian, demi
penyempurnaannya.
Indralaya, 5 April 2010
Penulis ,
Muhammad Ikhsan Permana
(05091003004)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persiapan dan pembukaan lahan merupakan kegiatan fisik awal terhadap
areal yang digunakan sebagai pertanaman. Dalam pembukaan lahan harus
diperhatikan situasi dan kondisi areal yang akan dibuka, agar tujuan kegiatan ini
tidak menyimpang yaitu mengacu pada standar yang berlaku, tepat waktu, biaya
yang seefesien mungkin. Didalam melakukan kegiatan pertanian yang berkaitan
dengan pengusahaan suatu lahan, sangat diperlukan pengetahuan mengenai
tahapan – tahapan pengusahaan suatu lahan. Tujuannya adalah agar nantinya
didapatkan suatu hasil yang sangat maksimal dalam mengusahakan suatu lahan,
dengan tanpa merusak lingkungan dan habitat yang ada. Yang perlu dilakukan
antara lain dimulai dari pembukaan lahan, penyiapan lahan, tahap penanaman,
pemeliharaan tanaman, hingga akhirnya dilakukan pengolahan terhadap hasil
panen.
Pembukaan lahan merupakan tahapan awal yang dilakukan dalam
mengusahakan suatu lahan. Melalui pembukaan lahan inilah kegiatan pengelolaan
lahan dimulai. Dalam pembukaan lahan pun dilakukan melalui tahapan – tahapan
serta ketentuan – ketentuan yang berlaku. Agar diperoleh hasil yang baik dalam
pengelolaan lahan ke tahap berikutnya.
Untuk itu, perlu adanya pengetahuan mengenai tatacara pembukaan lahan,
karena tahapan ini merupakan awal bagi kegiatan selanjutnya, sehingga perlu
dilakukan dengan baik dan benar
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apakah perbedaan pengertian dan tujuan dari pembukaan dan
penyiapan suatu lahan ?
1.2.2 Apa sajakah hal – hal yang perlu diperhatikan saat pembukaan lahan ?
1.2.3 Bagaimanakah metode fisik yang digunakan dalam pembukaan suatu
lahan ?
1.2.4 Alat – alat apa sajakah yang diperlukan dalam pembukaan lahan dengan
metode fisik ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami mengenai perbedaan pengertian serta tujuan diadakannya
pembukaan dan penyiapan suatu lahan
1.3.2 Mengetahui hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pembukaan lahan
1.3.3 Mengetahui metode fisik yang dipergunakan dalam pembukaan lahan
1.3.4 Mengetahui alat-alat dalam pembukaan lahan menggunakan metode fisik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pembukaan dan penyiapan lahan
Pembukaan lahan atau “Land Development” dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan atau tindakan mengubah suatu keadaan atau kondisi lingkungan lahan yang
bervegetasi menjadi lahan yang dapat dipergunakan untuk tujuan tertentu. Misalnya
proyek perunahan, perkebunan, maupun jalur untuk jalan. Pembukaan lahan
dengan tujuan untuk usaha pertanian memerlukan lingkungan yang baik, ditinjau
dari segi penyiapan tempat tumbuh atau berkembangnya tanaman maupun sebagai
tempat tinggal petani.
Pembukaan lahan diperlukan karena lahan yang akan diusahakan pertama
kali biasanya masih berupa lahan yang asli.(virgin land), yang umumnya masih
tertutup oleh berbagai macam vegetasi maupun tumbuhan liar seperti alang – alang
dan rerumputan, bahkan dapat pula berupa lahan rawa pasang surut.
Tahap pembukaan lahan ini merupakan tahap yang paling awal. Untuk
kemudian dilakukan pengolahan dan penyiapan lahan.
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan
pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh
kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan
digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis
kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
a. Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap
semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu
agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.
b. Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah
dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
Penyiapan lahan pada umumnya bertujuan memperbaiki kemiringan lahan.
Diusahakan kemiringan dalam sebuah petak/hamparan searah, agar tidak terjadi
genangan air. Secara sederhana adalah menimbun lubang dan memangkas
gundukan. Pembersihan lahan biasanya diabaikan pada pengolahan tanah, mungkin
disebabkan sisa panen atau gulma yang tumbuh sebelumnya dapat menjadi bahan
organik akibat tertimbun pengolahan tanah.
Tetapi jika banyak sisa tanaman di lahan, alat pengolahan tanah bisa terhambat
kerjanya, pada akhirnya mutu tidak maksimal dan kerusakan alat tinggi. Agar
vegetasi tidak menganggu pengolahan tanah dilakukan pembabatan dan
pembakaran sisa tanaman, tetapi ada pendapat yang menyatakan pembakaran
dapat membunuh mikroorganisme tanah. Perendaman agar vegetasi mengalami
pelapukan adalah langkah yang terbaik, tetapi membutuhkan waktu yang lama.
2.2 Tujuan Pembukaan Lahan
Tujuan dari pembukaan lahan ini amatlah penting, karena berkaitan dengan
alat, tenaga, metode, dan biaya, serta ketepatan jadwal proyek. Dengan mengetahui
tujuan pembukaan lahan, maka dapat diketahui pula tujuan akhir pembukaan lahan
tersebut, serta apa saja yang perlu dipersiapkan dan Setelah tujuan diketahui, maka
pelaksanaan pekerjaan dapat dipusatkan pada tujuan tersebut. Sehingga
perencanaan dapat dikembangkan dengan tepat dan benarsesuai dengan tuntutan
kebutuhan proyek.
Sebagai contoh, yaitu apabila tanah atau lahan yang dibuka akan ditujukan
kepada pengembangan pertanian tanah kering (up land croping), dan akan diolah
serta dipersiapkan secara mekanisasi besar – besaran dengan mempergunakan
peralatan mesin – mesin pertanian modern, serta diberi sitem pengairan berupa
pancaran (sprinkle irrigation system).
Maka dari itu, dalam pembuatan petak – petak lahan usahatani harus dibuat
dalam ukuran – ukuran yang lebar agar memungkinkan peralatan mekanisasi
pertanian dapat beroperasi secara bebas , efisien, dan efektif. Dan sebaliknya,
apabila lahan usahatani akan dipergunakan untuk tujuan bertanam cara basah
seperti bertanam padi, maka perlu diolah secara kombinasi yaitu dengan tenaga
manusia sekaligus dengan peralatan mesin pertanian.
Oleh karena itu, petak – petak lahan usahatani perlu dibentuk ukuran –
ukuran yang lebih kecil serta petak – petak lahan usaha tersebut perlu diratakan
sedemikian rupa agar dapat memenuhi tuntutan teknik bercocok tanam.
Oleh karena itu, keadaan lahan kerja serta sarana – sarana yang diperlukan
untuk memenuhi tujuan akhir proyek, harus benar – benar dipersiapkan secara
matang agar hasil yang dikehendaki dapat tercapai.
2.3 Faktor – Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembukaan Lahan
Demi mencapai keberhasilan pembukaan lahan, maka perlu dilakukan
analisis terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi pembukaan lahan. Antara
lain :
1. Karakteristik tumbuhan
Pada awalnya, dalam usaha pembukaan lahan, dilakukan pembasmian
terhadap tumbuhan – tumbuhan yang mengganggu. Karakteristik tumbuhan yang
akan dibasmi antara lain, yaitu :
a. Ukuran diameter pohon
b. Tipe atau jenis tumbuhan
c. Ukuran dan tipe perakaran
d. Kerapatan atau kepadatan (densitas) dan sebagainya
Sementara itu, dalam usaha pembukaan hutan dikenal beberapa jenis
daerah pepohonan, yaitu :
a. Daerah semak dan alang – alang yang tidak terdapat pepohonan.
b. Daerah hutan sekunder, dimana terdiri atas komposisi pepohonan dari jenis
kayu keras yang lunak, dengan diameter pohon tidak lebih dari 50 cm.
Biasanya daerah ini sebelumnya telah dibuka atau merupakan bekas tempat
eksploitasi kayu.
c. Daerah hutan primer, dimana terdapat bermacam – macam pepohonan
dengan diameter rata – rata mencapai 2 meter atau lebih.
Selain ukuran diameter pohon, perlu diperhatikan pula sifat kayu atau pohon
yang ada di areal yang akan dibuka, termasuk kayu keras (hard wood) atau kayu
lunak (soft wood). Hal ini amatlah penting untuk diketahui, karena akan memberi
pengaruh terhadap lamanya pembukaan tanah. Apabila banyak ditemukan pohon –
pohon berkayu keras, maka diperlukan waktu lebih bagi peralatan berat untuk
membuka tanah.
Berdasarkan pengamatan yang pernah dilakukan dalam proyek pembukaan
tanah di Costarika (Amerika Tengah), diketahui bahwa pohon berkayu keras dengan
diameter 2,7 meter, memerlukan waktu 48 menit hingga dapat ditumbangkan.
Sedangkan pohon berkayu lunak dengan diameter 4,4 meter hanya memelukan
waktu 7 menit hingga dapat dirobohkan (Pribadyo Sosroatmodjo, L.A., 1980).
2. Kondisi Tanah
3. Tujuan Penggunaan Tanah
4. Topografi
5. Iklim
2.4 Pembukaan lahan menggunakan metode fisik
Pembukaan lahan menggunakan metode fisik ini dapat diartikan pembukaan
lahan yang melibatkan mesin-mesin pertanian atau alat-alat pertanian yang sangat
berperan didalamnya.
1. Pembongkaran Pohon beserta Akar – Akarnya
Metode ini dapat dipakai untuk pembukaan suatu lahan pada semak belukar
dan pohon-pohon besar. Cara ini juga digunakan bila areal yang dibuka akan
dijadikan lahan pertanian yang harus benar-benar bersih. Dalam hal ini sangat
berperan sekali alat-alat pertanian yang berguna untuk membongkar akar-akar dari
pohon tersebut.
2. Pemotongan pada Permukaan Tanah
Dengan metode ini, pepohonan yang akan disingkirkan akan dipotong pada
bagian permukaan tanah, kemudian sisa pemotongan seperti tunggul – tunggul kayu
akan ditinggalkan. Metode ini digunakan bila tujuan penggunaan tanah yang dibuka
tidak memerlukan pembersihan secara menyeluruh terhadap akar – akar. Apabila
tumbuhan yang dihilangkan dapat bertunas kembali, maka metode ini tidak dapat
digunakan. Keuntungan utama dari dari metode ini adalah dapat mengurangi biaya
karena tidak perlu menggali sisa – sisa akar, dan sangat efektif untuk pohon – pohon
besar dimana tenaga traktor tidaklah cukup besar untuk membongkar perakaran
tanpa penggalian.
2.5 Alat-alat yang digunakan dalam pembukaan lahan
Alat – alat yang digunakan antara lain :
a. Alat – alat tangan
Pembukaan lahan dengan menggunakan alat – alat tangan merupakan
cara tradisional yang masih banyak dipakai. Alat – alat ini digunakan pada areal yang
kecil. Contohnya adalah kapak, parang, brush cutter, circular saw, dan power chain
saw.
Power chain show circular saw
b. Alat besar
Salah satu contoh alat pemotong pohon yang digerakkan oleh craler
tractor adalah shearing blades. Alat ini digunakan untuk memotong pepohonan yang
berukuran medium hingga besar, baik pada areal yang sedang maupun luas.
Shearing blades mempunyai suatu baji atau alat penusuk yang tajam, yang berfungsi
untuk membelah pohon secara sedikit demi sedikit.
Apabila diameter pohon telah mengecil, maka pisau pemotong akan
memotong dan mendorong pohon hingga roboh, dengan prinsip membelah pohon
menjadi beberapa bagian, maka pohon – pohon yang diameternya lebih besar akan
dirobohkan.
Alat ini terdiri atas dua tipe, yaitu angle blades dan v – tipe blades.
Kelemahan alat ini terletak pada operasinya yang dibatasi pada tanah liat yang berat
dan tanah lempung yang bebas dari batu – batuan. Seluruh traktor yang memakai
shearing blades harus mempunyai ruang pelindung terhadap operator, karena
kemungkinan pohon – pohon akan tumbang ke arahnya.
3. Pemotongan di Bawah Lapisan Tanah
Pembersihan lahan hingga mencapai lapisan bawah tanah dilakukan pada
areal yang akan digunakan sebagai lahan pertanian. Pemotongan ini dilakukan pada
kedalaman 20 cm sampai dengan 50 cm, sehingga akar – akar, umbi, maupun
rizomnya ikut pula terbuang, dengan tujuan untuk mencegah tumbuhnya tunas –
tunas baru. Metode ini pun dapat menjadi operasi kedua dalam membersihkan sisa
– sisa tunggul atau akar.
Beberapa alat yang dapat digunakan adalah :
a. Root plaw
Alat ini terdiri atas pisau horizontal dan sirip, yang dapat menembus tanah
dengan kedalaman yang dikontrol hingga 20 cm sampai 50 cm. Tipe lain dari root
plaw adalah under cutter, yang terdiri dari pisau berbentuk C yang dipasang pada
suatu frame , dimana bagian belakangnya terdapat gang maounted disk.
b. Tree stumper
Berfungsi sebagai alat pembongkar sisa – sisa tunggul dan alat ini dipasang
pada ”C frame” dari crawler tractor. Operasinya terpusat pada satu titik saja,
sehingga seluruh tenaga traktor disalurkan ke titik tersebut. Berat alat ini mencapai
0,5 sampai 3,25 ton, dan dapat menembus tanah hingga kedalaman 60 cm dengan
lebar lubang 75 cm sampai dengan 90 cm.
2.5 Pembersihan Hasil Penebangan
Pada tahap pembersihan hasil penebangan, diperlukan pertimbangan serta
pemikiran secara seksama. Hal ini berkaitan erat dengan masalah biaya yang harus
diperhitungkan secara cermat dalam hubungannya dengan keseluruhan biaya
pembukaan lahan. Karena dapat muncul biaya – biaya yang memberatkan jika
terjadi kekeliruan tindakan atau cara yang ditempuh dalam pembersihan hasil
penebangan. Tahap ini akan menelan biaya yang relatif murah jika pemilihan cara
pekerjaannya tepat guna, sedangkan akan bernilai mahal jika penanganannya tidak
sesuai dengan kondisi lahan maupun tidak memperhatikan tujuan akhir penggunaan
lahan.
Dalam pembersihan lahan, terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi,
antara lain : jenis dan ukuran besarnya vegetasi pepohonan, keadaan terrein atau
daerah, keadaan curah hujan atau musim, serta tujuan akhir penggunaan lahan,
misalnya untuk pemukiman perkebunan tanaman tahunan, daerah industri, dan lain
– lain. Faktor – faktor tersebut merupakan hal – hal yang akan mempengaruhi
tindakan – tindakan ataupun cara – cara yang akan dipilih dalam pembersihan hasil
penebangan.
Dalam usaha pembersihan hasil penebangan, dapat dikelompokkan atas 3
tahap, yaitu :
1. Membiarkan material di tempat
Dengan membiarkan material di tempat, dimaksudkan agar material hasil
penebangan dapat segera membusuk di tempat. Hal ini dilakukan jika keadaan
setempat memang memungkinkan, sehingga dapat membantu terjadinya
pembusukan. Cara ini adalah yang paling ekonomis karena tidak memerlukan
perlakuan yang khusus. Cara ini umumnya dapat dilakukan di daerah – daerah
dengan pepohonan yang relatif kecil, karena pada tahap pengolahan yang pertama,
material ini akan terpotong menjadi kecil – kecil, sehingga dapat bersenyawa
dengan tanah, dan segera membusuk. Akan tetapi, metode ini tidak cocok
diterapkan di daerah dengan pepohonan besar.
2. Membakar material di tempat
Jika keadaan tempat serta cuaca memungkinkan, membakar material
merupakan suatu cara yang paling efektif. Keadaan yang memungkinkan ini antara
lain yaitu tersediannya tumbuh – tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai bahan
bakar, seperti rerumputan ataupun semak – semak kering serta cuaca yang panas.
Dalam melakukan metode ini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara
lain :
a. Kondisi cuaca. Pembakaran dapat dilakukan jika keadaan cuaca
menguntungkan, yaitu setidak – tidaknya selama satu minggu berturut – turut cuaca
dalam keadaan panas atau tidak turun hujan.
b. Daerah batas pembakaran. Daerah batas pembakaran berfungsi ebagai alat
pengamanan dalam melaksanakan pembakaran. Pada daerah hutan lebat, batas ini
berupa pohon – pohon yang belum ditebang.
c. Teknik penyalaan. Penyalaan pembakaran dilakukan dengan tongkat
berminyak yang dilemparkan ke daerah pembakaran. Jarak yang rapat di antara
tempat – tempat pembakaran akan membantu mempercepat meluasnya api.
3. Menimbun material di suatu tempat
Jika material tidak dapat dibakar ataupun tidak dapat dibiarkan membusuk di
tempat tersebut, biasanya material ini akan ditimbun di suatu tempat, untuk
kemudian dibakar atau dibiarkan membusuk. Alat yang digunakan untuk menimbun
umumnya sama dengan alat yang digunakan untuk menebang. Metode menimbun
material serta penempatannya ditentukan oleh ukuran, jenis, serta kerapatan
pohon, cuaca, dan ukuran serta jenis alat yang digunakan. Penimbunan material ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara , antara lain :
a. Menimbun material di daerah rendah. Jika pada daerah pnebangan ditemukan
daerah – daerah rendah atau bekas rawa – rawa, maka penimbunan material dapat
dilakukan di tempat tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Pembukaan lahan merupakan suatu kegiatan mengubah lingkungan
bervegetasi menjadi lahan yang dapat dipergunakan untuk tujuan
tertentu.
3.1.2 Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pembukaan lahan menggunakan metode fisik.
3.1.3 Pembukaan lahan yang dilakukan dengan metode fisik, harus dikelola
dengan alat – alat yang disesuaikan dengan keadaannya pada waktu
pembukaan lahan tersebut.
3.1.4 Dalam membersihkan hasil penebangan perlu diambil alternatif yang
paling sesuai dengan keadaan lahan maupun tujuan pembukaan lahan.
3.1.5 Pembukaan lahan menggunakan metode fisik perlu dilakukan seefisien
mungkin agar benar – benar tepat guna sekaligus dapat menghemat
biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Ruzaini.1991. Bahan Bacaan Pengantar Teknologi Pertanian. Palembang :
Universitas Sriwijaya.
Anonim.http://www.lablink.or.id/Env/Agro/CabeKriting/cabe-lahan.htm
http://images.google.co.id/images?
hl=id&resnum=0&q=pembukaan+lahan&um=1&ie=UTF-
8&ei=SUW5S674OM
http://farrasoct.wordpress.com/2009/03/15/iklan-wwf-pembukaan-lahan-queensland/
top related