makalah pkti
Post on 05-Dec-2014
166 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH
Tata Tulis
dalam Karya Ilmiah
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia PKTI
Dosen pengampu Ibu Isminatun
Disusun Oleh :
Ita Indriana Sari (A420110099)
Zaid Wisnu Abdullah (A420110101)
Roro Fitri Handayani (A420110102)
Esti Septyarina (A420110103)
Intan Dina Pratiwi (A420110104)
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tata
Tulis dalam Karya Ilmiah” tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini
merupakan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia PKTI dan bertujuan untuk
mempelajari Tata Tulis dalam Karya Ilmiah.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu dalam menyusun makalah ini, antara lain:
1. Ibu Isminatun, selaku Dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia
PKTI Universitas Muhammadiyah Surakarta; dan
2. Teman-teman yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini;
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Surakarta, 12 Maret 2013
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………
Kata Pengantar…………………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..
A. Latar Belakang……………………………………………………………….
B. Perumusan Masalah……………………………………………………………..
C. Tujuan………………………………………………………………………….
D.
Manfaat……………………………………………………………………………
BAB II ISI………………………………………………………………………
A. Pengertian Karya Ilmiah………………………………………………………
B. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah……………………………………………
1. Bahan Untuk Menulis Karya Ilmiah……………………………………….
2. Pola Ukuran Kertas………………………………………………………..
3. Pola Penulisan Karya Ilmiah…………………………………………….
4. Teknik Penulisan Kutipan……………………………………………….
5. Penulisan Daftar Pustaka………………………………………………..
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
3
ii
iii
i
ii
iii
1
1
1
1
2
3
3
3
3
3
4
5
13
16
16
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Perguruan Tinggi khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti: makalah, laporan praktikum, dan skripsi
(tugas akhir). Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa
lebih merupakan kesimpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya ilmiah yang ditulis para pakar dalam bidang
persoalan-persoalan yang terjadi.
Karya ilmiah ialah laporan tertulis yang memapaparkan hasil
pengkajian atau penelitian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah
kelompok dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan
dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karya ilmiah,
antara lain: laporan penelitian, makalah seminar atau symposium, dan
artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuaan itu berasal dari produk
keilmuan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya
ilmiah tersebut dijadikan acuan (refrensi) bagi ilmuan lain dalam pengkajian
dan penelitian selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2. Bagaimana tata penulisan karya ilmiah yang baik dan benar?
3. Apa saja aturan dalam menulis karya ilmiah? dan
4. Apa manfaat yang dapat kita peroleh pada saat belajar tata tulis karya
ilmiah?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian karya ilmiah;
2. Memahami tata cara penulisan karya ilmiah yang baik dan benar;
1
3. Membantu kita dalam belajar menulis Makalah yang baik; dan
4. Menambah wawasan kami sebagai mahasiswa terhadap penulisan karya
ilmiah.
D. Manfaat
1. Memahami pengertian karya ilmiah;
2. Memahami tata cara penulisan karya ilmiah yang baik dan benar;
3. Membantu kita dalam belajar menulis Makalah yang baik; dan
4. Menambah wawasan kami sebagai mahasiswa terhadap penulisan karya
ilmiah.
2
BAB II
ISI
A. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dapat dipublikasikan yang
memapaparkan hasil pengkajian atau penelitian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau kelompok dengan memenuhi kaidah dan etika penulisa karya
ilmiah yang dikukuhkan dan wajib ditaati oleh penulis karya ilmiah. Beberapa
karya ilmiah yang perlu kita ketahui diantaranya: laporan penelitian (laporan
Biologi), makalah seminar atau symposium, dan artikel jurnal, skripsi, tesis,
disertasi. Makalah yaitu karya ilmiah yang pembahasannya berdasarkan data
di lapangan yang bersifat empiris dan objektif, yang digunakan untuk
memenuhi tugas mata kuliah tertentu, jumlah halaman 15-25 halaman. Skripsi
adalah karya ilmiah untuk memenuhi persyaratan mengakhiri studi S-1 dan
mencapai gelar sarjana, jumlah halaman 30-60 halaman. Tesis adalah karya
ilmiah untuk memenuhi persyaratan mengakhiri studi S-2, jumlah halaman
150-200 halaman. Disertasi adalah karya ilmiah untuk memenuhi persyaratan
mengakhiri studi S-2, jumlah halaman 300 halaman atau lebih.
B. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Penulisan karya ilmiah perlu memperhatikan sistematika yang baik dan
benar, diantaranya:
1. Bahan Untuk Menulis Karya Ilmiah
Menggunakan ukuran kertas kuarto (21,5cm x28cm), jumlah
halaman makalah15-25 halaman, skripsi 30-60 halaman, tesis 150-200
halaman, disertasi 300 halaman atau lebih.
2. Pola Ukuran Kertas
Pola ukuran kertas dengan garis pembatas kertas bersifat standar
margin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm, kanan 3cm.
3
3. Pola Penulisan Karya Ilmiah
Dalam menulis karya ilmiah mengunakan aturan dengan tipe Times
New Roman atau Arial dengan font 12 dan spasi 1,5.
a. Penulisan Judul Bab, Subbab, dan Anak Subbab
Judul bab diketik dengan huruf kapital semua dan diletakkan pada
tengah halaman kertas dengan huruf Times New Roman atau Arial yang
ditebalkan. Jarak pengetikan, Bab, Subbab dan perinciannya sebagai
berikut: jarak pengetikan antara Bab dan Subbab 3 spasi, Subbab dan
kalimat di bawahnya 1,5 spasi. Judul Bab diketik di tengah-tengah
dengan huruf besar dan dengan jarak 4 cm dari tepi atas tanpa digaris-
bawahi. Judul Subbab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama
setiap kata ditulis dengan huruf besar (huruf kapital), kecuali kata-kata
tugas, seperti yang, dari, dan. Judul anak Sub bab ditulis mulai dari
sebelah kiri dengan indensi 1 (satu) cm yang diberi garis bawah. Huruf
pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (huruf kapital), kecuali
kata-kata tugas, seperti yang, dari, dan. Jika masih ada subjudul dalam
tingkatan yang lebih rendah, ditulis seperti pada butir (3) di atas, lalu
diikuti oleh kalimat berikutnya.
4
BAB I
PERISTIWA OSMOSIS
A. Latar Belakang Semua zat yang diperlukan tumbuhan seperti CO2,
O2, air dan zat hara diperoleh dari lingkungannya, kecuali gas O2 dan CO2. Umumnya zat tersebut di atas diserap dalam bentuk larutan ion. Pada tumbuhan bersel satu penyerapan dilakukan oleh seluruh permukaan tubuh. Mekanisme penyerapan dapat ditunjang oleh berbagai faktor seperti difusi, osmosis, imbibisi, dan transpor aktif.
1. Osmosis Osmosis adalah perpindahan zat pelarut dari larutan
berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi melalui selaput semipermeabel.
b. Penulisan Kalimat
Penulisan kalimat dalam alinea baru diketik sebaris dengan
baris di atasnya dengan jarak 2 spasi. Pengetikan kutipan langsung
yang lebih dari 3 baris diketik 1 spasi menjorok ke dalam dan
semuanya tanpa diberi tanda petik.
c. Penomoran Halaman
Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul, nama atau
daftar anggota kelompok, kata pengantar dan daftar isi memakai
angka romawi dan diketik sebelah kanan bawah (i, ii dan
seterusnya). Bagian tubuh atau pokok sampai dengan bagian penutup
memakai angka arab dan diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan
dan 1,5 cm dari tepi atas (1, 2, 3 dan seterusnya). Nomor halaman
pertama dari tiap Bab tidak ditulis tetapi tetap diperhitungkan.
4. Teknik Penulisan Kutipan
Tindakan mengutip dalam penulisan karya ilmiah dibenarkan.
Tujuan dari tindakan mengutip untuk memberikan kejelasan tentang topik
yang sedang dikerjakan, bahkan memberikan penanda penulis menguasai
informasi yang sudah ada, bahkan penulis bisaa mengaitkan dengan
informasi yang ada tersebut dengan topik yang sedang dikerjakan. Bentuk
pengutipan dapat digunakan sebagai bentuk landasan teori untuk
memperjelas topik penjelasan dalam laporan dan karya ilmiah yang lain.
Pengutipan dalam proses peminjaman kalimat atau pendapat
dari seorang pengarang atau berupa ucapan seseorang yang ahli dalam
bidang yang sedang ditulis. Penulis telah melakukan tindakan baik, sebab
penulis telah meneliti informasi yang ada dan telah ditulis oleh orang lain.
Tindakan pengutipan ini bukan semata-mata meniru teks oranng lain dan
bukan merupakan kesombonngan penulis memajang sejumlah pustaka yang
telah dikuasai oleh penulis. Tindakan mengutip ini berbeda dengan
5
Sumber: Pengarang: Aminah Asngat dan Nunik Kristianingsih, Judul Modul Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Tahun terbit: 2013, Penerbit: UMS, Kota terbit: Surakarta Halaman 23.
plagiatisme yang bertujuan untuk meniru dan mengakui karya orang lain
menjadi karya sendiri.
6
a. Kutipan
Tindakan pengutipan ini diperbolehkan dengan tujuan yang baik
dan tetap mencantumkan nama penulis karya ilmiah yang dikutip. Beberapa
tujuan dari pengutipan ini adalah memperkuat pendapat penulis terhadap
karya ilmiah yang ditulisnya, membandingkan dengan pendapat penulis,
membedakan dengan pendapat penulis tentang apa yang ditulis dalam karya
ilmiah, dan alasan lain pengutipan adalah untuk menyanggah pendapat dari
seorang penulis.
Dalam menulis karya ilmiah pasti kita akan memerlukan pustaka
sebagai referensi yang baik, oleh karena itu maka kita perlu mengerti jenis-
jenis kutipan. Jenis kutipan ada dua, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung, yaitu penulis menulis apa adanya teks yang
dikutip. Penulis tidak perlu mengubah baik kata-kata atau ejaan yang
digunakan dalam teks yang dikutip. Kutipan langsung dengan cara meminjam
sepenuhnya dari penulis.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
mengutip:
1) Semua kutipan harus tunduk kepada UU HAKI di Indonesia dan US
Copyright Act of 1976.
2) Plagiasi
Kutipan kata-kata dan idea seseorang harus diakui secara tertulis.
Kelalaian untuk mengakuinya adalah suatu jiplakan (plagiasi).
3) Kutipan prosa
Kutipan pendek dan langsung sebaiknya dimasukkan dalam teks di
antara tanda kutip awal dan akhir. Kalau panjangnya sampai dua kalimat
dan mencapai 8 baris atau lebih, dibuat dalam kutipan blok. Kutipan blok
adalah kutipan yang dibuat dalam alinea tersendiri yang dimulai dengan
empat ketikan dari batas kiri halaman dan dibuat satu spasi.
7
4) Epigraf
Epigraf yang di tempatkan pada awal suatu tulisan tidak termasuk
dalam kutipan. Nama pengarang dan karya disebutkan di bawah kanan
tulisan.
5) Kutipan dalam Catatan
Berapapun panjang kutipan dalam catatan (catatan kaki atau
catatan akhir) harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutip.
b. Cara Mengutip pada Karya Ilmiah
1) Huruf Besar
Dalam semua bahasa yang menggunakan huruf Latin, nama orang
dan tempat pakai huruf besar: Suharto, Bambang Widoyo, hotel Kaloka,
Gereja Immanuel. Tetapi kalau suatu nama menjadi kata jadian dan
sudah sudah hilang makna aslinya huruf kecil: masakan india, kunci
inggris.
Judul buku selain artikel dalam ilmu-ilmu sosial, semua pakai
huruf besar kecuali kata penghubung atau kata sandang:
Sejarah Nasional Indonesia;
Menggunting dalam Selimut;
“Sasaran Antara Program Pengentasan Kemiskinan”;
Sasaran Jangka Panjang Program Kemiskinan: Antara Harapan dan
Kenyataan;
2) Huruf Miring dan Tanda-Tanda Kutip
Huruf-miringkan semua judul buku, buletin, terbitan berkala
(majalah, jurnal, surat kabar dan lain-lain). Judul bab atau bagian lain
dari buku, dan judul cerpen, essays, dan artikel dalam terbitan berkala
menggunakan tanda kutip:
Konsep Keadilan Dalam Pancasila, Bab II “Konsep Keadilan Barat”
“Tuntut Ganti Rugi Rp150 Juta: Anak Terjatuh dari Lantai 2
Toko,”Suara Merdeka“ Keadilan Timur-Barat: Suatu Perbandingan”
Jurnal Kritis
8
Bagian Kedua Konsep Keadilan Dalam Pancasila, “Berbagai Konsep
Keadilan”;
3) Judul disertasi dan karya yang tidak dipublikasikan dibuat dalam tanda
kutip:
Thoby, A. Mesakh, “Konsep Keadilan dalam Pancasila” (Ph.D .diss.,
Satya Wacana Christian University, 2007).
“Konsep Keadilan dalam Pancasila” (Dis. Dr. Universitas Kristen Satya
Wacana, 2007)
“Masalah Agama dan Masyarakat,” makalah dalam Seminar Nasional
Pluralisme Agama dan Kebangsaan Indonesia;
4) Kitab Suci
Judul Kitab Suci (Alkitab, Quran, Talmud, cs) dan nama-nama
buku dalam Kitab Suci dan Apokrifa ditulis biasa tanpa miring dan tanda
kutip: Bagian ini diambil dari Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari;
Kitab Wahyu adalah bagian dari sastra apokaliptik dalam Alkitab;
5) Kata dan Ungkapan Asing
Kutipan yang seluruhnya dalam bahasa asing, tidak dihuruf-
miringkan:
Kebingungan yang ditimbulkan oleh tulisan The Jesus Family Tomb
adalah ketika ditulis “the tomb of Jesus, son of Joseph and five members
of his family, including his wife and son, has been discovered.”
Kata-kata asing yang sudah dapat ditemukan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, tetap ditulis biasa tanpa perlu dihuruf-miringkan;
6) Tanda Kutip
Semua kutipan langsung kecuali kutipan blok, dimulai dan diakhiri
dengan tanda kutip ganda (”. . .”). Kalau dalam teks yang dikutip itu
terdapat kutipan, maka tanda kutip dari teks yang dikutip itu
menggunakan tanda kutip tunggal (’. . .’). Tanda kutip ganda juga
9
digunakan untuk menetapkan judul dan kata-kata tunggal, huruf-huruf,
nomor-nomor dan konsep-konsep.
Sebanyak 21 makalah disiapkan di bawah judul ”Latar Belakang,”
”Hubungan dengan Kartu Katalog,” ”Teknik-Teknik,” dan sebagainya.
Penomorannya menjadi ”1,” ”2,” dstnya. Atau ”A,” ”B,” dan
seterusnya;
7) Tanda-tanda baca dan Tanda Kutip
Titik dan koma, selalu diletakkan di dalam tanda kutip, kecuali
titik-dua dan titik-koma di luarnya. Tanda-tanya dan tanda seru
diletakkan di luar tanda kutip kecuali kalau menjadi bagian dari kutipan.
Bagaimana ia mengatakan ”kejahatan bisa membawa kebaikan?”
Seseorang bertanya, ”Bisakah kambing melahirkan kuda?”
Teriakan ”Hidup Pak Lurah!” menggema di seluruh desa itu.
”Anda berbicara dengan dialek asing,” kata si kakek.
Dalam novel Ashadi Siregar ”Kampus Biru,” si Joko berkata kepada
kekasihnya, ”Benar katamu, sayang.”
Hawa menjawab, ”Apakah ular itu berkata ’Yang hidup tidak akan
mati’?”
”Saya tidak yakin,” kata Tony, ”bahwa yang ia maksudkan adalah
’bisnis.’
”Kemudian,” kata Rosa, ’bisnis’ yang dimaksud hanyalah kejujuran.”
Jawab Tony, ”Ternyata ’Apakah bisnis putih?’ itu menggemparkan
juga.?”;
8) Penghapusan beberapa kata dalam kalimat, biasanya digantikan dengan
tanda tiga titik dengan spasi. Tanda-tanda baca dapat diletakkan sebelum
atau sesudah tiga titik tersebut.
Keinginannya . . . menjalankan ”Apa yang selalu menjadi kemauannya
sendiri.”
c. Bentuk Kutipan
10
1) Kutipan Langsung
Kutipan Langsung harus memperhatikan beberapa aturan agar
kutipan dianggap sah oleh penulis. Tata cara penulisan kutipan langsung
kurang dari empat baris:
a) diintegrasikan (disatukan) dengan teks penulis;
b) jarak antarbaris spasi ganda (dua spasi);
c) kutipan diapit dengan tanda kutip “…”; dan
d) akhir kutipan diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan, diakhiri
dengan tanda kurung tutup.
Tata cara penulisan kutipan langsung lebih dari empat baris:
a) kutipan dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi;
b) jarak antarbaris satu spasi;
c) kutipan boleh diapit dengan tanda kutip;
d) akhir kutipan diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan, diakhiri
dengan tanda kurung tutup; dan
e) seluruh kutipan menjorok ke dalam 5-7 huruf atau karakter, bila alinea
baru yang dikutip, baris pertama ditulis 5-7 huruf atau karakter.
2) Kutipan Tidak Langsung
Gagasan yang dikutip diintegrasikan dengan teks; jarak antarbaris
dua spasi; tanpa penggunaan tanda kutip; dan diakhiri dengan tanda
kurung buka, nama singkat, tahun terbit, dan nomor halaman, diakhiri
dengan tanda kurung tutup.
11
d. Contoh Pengutipan
12
…………………………………………………………………………….
Generasi muda (mahasiswa) dan hari depan adalah sama-sama
merupakan harapan bangsa. Keduanya terlalu erat kaitannya dan terlalu sulit
dipisahkan. Hari depan yang dicita-citakan merupakan tanggungjawab
generasi muda atau mahasiswa di kemudian hari.
Mahasiswa sebagai bagian generasi muda dan hari depan merupakan
dua kesatuan yang sangat erat. Dalam hubungannya dengan tugas dan
kewajiban mahasiswa sebagai generasi penerus cita-cita bangsa, maka
kedudukan mahasiswa akan semakin penting perannya, terutama posisi
mahasiswa yang dipersiapkan sebagai intelektual atau cendikiawan dan
pemimpin di hari depan (Leader Off The Future). Dalam kenyataannya opini
masyarakat menaruh harapan-harapan terutama kepada mahasiswa untuk
memajukan bangsa.
Sebagai calon pemimpin, di samping mahasiswa harus memiliki dan
mendalami ilmu di Perguruan Tinggi, yakni sebagai calon kelompok
intelektual, diharapkan mempersiapkan dirinya, terutama tentang hal-hal yang
berkaitan dengan perkembangan pribadi dan karakternya.
Di sisi lain hendaknya mahasiswa mampu bersifat terbuka, berpikir
dan berperilaku demokratis, berpandangan luas, mengembangkan kreatifitas
dan inisiatif, peka dan tanggap terhadap permasalahan hidup dan menyadari
bahwa kesempatan menjadi mahasiswa, merupakan kesempatan yang sangat
berharga.
Sumber: Pengarang: M. Furqon Hidayatullah, Judul Pendidikan Karakter:
Membangun Peradaban Bangsa, Tahun terbit: 2010, Penerbit: Yuma Pustaka,
Kota terbit: Surakarta Halaman 117.
Dari contoh kutipan di atas dapat dibentuk Kutipan langsung dan Kutipan tidak
langsung sebagai berikut:
1) Kutipan langsung
a) kurang dari empat baris
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Furqon mengatakan, “Generasi muda (mahasiswa) dan hari depan adalah
sama-sama merupakan harapan bangsa. Keduanya terlalu erat kaitannya
dan terlalu sulit dipisahkan.” (2010: 117). …………………………….
b) lebih dari empat baris
……………………………………………………………………………
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Furqon berikut:
“Mahasiswa sebagai bagian generasi muda dan hari depan
merupakan dua kesatuan yang sangat erat. Dalam hubungannya dengan
tugas dan kewajiban mahasiswa sebagai generasi penerus cita-cita
bangsa, maka kedudukan mahasiswa akan semakin penting perannya,
terutama posisi mahasiswa yang dipersiapkan sebagai intelektual atau
cendikiawan dan pemimpin di hari depan (Leader Of The Future). Dalam
kenyataannya opini masyarakat menaruh harapan-harapan terutama
kepada mahasiswa untuk memajukan bangsa (Furqon, 2010: 117).”
………………………………………………………………………….
2) Kutipan tidak langsung
…………………………Furqon Hidayatullah (2010: 117) menyatakan
bahwa seorang mahasiswa sebagai bagian generasi muda di masa depan
adalah sebagai calon pemimpin yang harus memiliki dan mendalami ilmu
Perguruan Tinggi, yang mampu bersikap tebuka, berpikir, dan berperilaku
demokratis, kreatif dan inisiatif terhadap kesempatan yang sangat
berharga……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
atau
13
…………………….mahasiswa sebagai bagian generasi muda di masa
depan adalah sebagai calon pemimpin yang harus memiliki dan mendalami
ilmu Perguruan Tinggi, yang mampu bersikap tebuka, berpikir, dan
berperilaku demokratis, kreatif dan inisiatif terhadap kesempatan yang
sangat berharga (Furqon Hidayatullah, 2010: 117).
5. Penulisan Daftar Pustaka
1. Cara Menulis Daftar Pustaka berupa Buku
Ditulis berurutan mulai dari nama penulis, tahun penerbitan buku, judul
buku (dengan huruf miring), tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Misalnya adalah sebagai berikut.
Keraf, Gorys. 2005. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
2. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Buku Kumpulan Artikel
Penulisannya sama dengan cara di atas, hanya ditambah dengan( Ed.)
diantara nama penulis dan tahun penerbitan.
Misal:
Dick, Hartoko (ed.). 2004. Golongan Cendekiawan: Mereka yang
Berumah di Angin. Jakarta: Gramedia.
3. Cara Menulis Daftar Pustaka dengan Mengambil Satu Artikel dari Buku
Kumpulan Artikel
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun penerbitan, judul artikel
yang diapit oleh tanda kutip tanpa huruf miring. Setelah itu ditulis nama
editor, judul buku, kumpulan artikel, dan nomor halaman.
Misal:
Geertz, Clifford. 2003. “Cendekiawan di Negara Berkembang”. Dalam
Kemala Sartika (Ed.), Menjelajah Cakrawala: Kumpulan Karya Visioner
Soedjatmoko. Jakarta: Gramedia.
4. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Artikel dalam Jurnal
14
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun, judul artikel, nama
jurnal, tahun, dan nomor.
Misal:
Hanafi, A. 1989. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian
Inovasi”. Forum Penelitian, 1 (1): 33-47.
5. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Artikel Majalah atau
Koran
Nama penulis ditulis terlebih dahulu dilanjutkan dengan tanggal, bulan,
dan tahun (jika ada). Nama majalah atau koran dicetak miring diikuti
dengan nomor halaman.
Misal:
Gardner, H. 1998. “Do Babies Sing A Universal Song?”. Psychological
Today, hal. 70.
6. Cara Menulis Daftar Pustaka dari Koran Tanpa Penulis
Nama koran ditulis terlebih dahulu diikuti dengan tanggal, bulan, tahun
terbit, judul, dan nomor halaman.
Misal:
Kompas.18 Maret 2005. “Rawan Pangan, Tanpa Basis Sumber Daya
Lokal”, hal. 41.
7. Daftar Pustaka dari Karya Terjemahan
Nama penulis asli ditulis terlebih dahulu diikuti tahun terbit tulisan asli,
judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat
penerbit dan nama penerbit terjemahan. Misalnya sebagai berikut.
Eangleton, Terry. 1988. Teori Sastra: Satu Pengenalan. Terjemahan oleh
Mohammad Haji Saleh. 2004. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
8. Daftar Pustaka dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Nama penulis diikuti dengan tahun yang tercantum pada sampul, judul
skripsi, tesis, atau disertasi yang diapit dengan tanda kutip, diikuti jenis
karya ilmiah, nama kota tempat perguruan tinggi, nama fakultas, dan nama
perguruan tinggi. Misalnya sebagai berikut.
15
Paramita, Pradnya. 2007. “Pengaruh Bioteknologi Pertanian terhadap
Proses Pematangan Tomat”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret.
9. Daftar Pustaka dari Internet
Nama penulis diikuti dengan tahun, judul karya yang diapit tanda kutip,
diakhiri alamat sumber pustaka dan tanggal akses.
Misal:
Herusatoto. 2002. “Bioteknologi Pertanian” (online),
(http://www.change.jaya Heru.com/Biotekpertan04.htm , diakses tanggal 12
Desember 2002).
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dapat dipublikasikan yang
memapaparkan hasil pengkajian atau penelitian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau kelompok dengan memenuhi kaidah dan etika penulisan
karya ilmiah yang dikukuhkan dan wajib ditaati oleh penulis karya ilmiah.
Penulisan karya ilmiah menggunakan kertas HVS dengan huruf Times
New Roman atau Arial 12 point, kecuali judul 14 atau 16 point. Garis
pembatas standart.
Sistem penomoran angka romawi kecil, angka romawi besar, dan angka
arab.
Pengutipan tunduk kepada UU HAKI di Indonesia dan US Copyright Act
of 1976. Sedangkan daftar pustaka sesuai dengan kaidah penulisan yang
berlaku.
B. Saran
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah yang berjudul “TATA
TULIS PENULISAN KARYA ILMIAH” masih banyak kesalahan atau sangat
jauh dari hasil yang diharapkan, oleh karena itu kami mohon saran dan
masukan yang positif agar kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi
mahasiswa dan masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Asngat, Aminah. Nunik Kristianingsih. 2013. Modul Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surakarta: UMS.
Herusatoto. 2002. “Bioteknologi Pertanian” (online), (http://www.chang.jayaheru.com/biotenologipertan04.htm), diakses tanggal 9 Maret 2013.
Hidayatullah, Furgon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Nasucha, Yakub, dkk. 2011. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.
18
top related