makalah pancasila revisi
Post on 25-Jul-2015
102 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA
PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG – SOLO
DAN DAMPAKNYA BAGI PEMERATAAN EKONOMI
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infrastruktur jalan merupakan urat nadi pertumbuhan ekonomi wilayah dan
menjadi salah satu instrument kebijakan untuk pembangunan ekonomi. Dalam
konteks ekonomi, jalan sebagai modal sosial masyarakat merupakan tempat bertumpu
perkembangan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi sulit dicapai
tanpa ketersediaan jalan yang memadai. Secara umum dari 34.628 km jaringan jalan
nasional sekitar 19 % kondisinya tidak mantap. Hal ini disebabkan terutama
keterbatasan dana, meningkatnya volume kendaraan ataupun muatan, disiplin
pengguna jalan seperti penggunaan kendaraan yang melebihi muatan yang diijinkan.
Berbagai upaya sedang dilakukan terutama untuk meningkatkan pelayanan jalan di
jalur-jalur utama perekonomian termasuk upaya meningkatkan partisipasi swasta.
Disadari lambatnya pembangunan jalan tol yang dalam 25 tahun baru
mengoperasikan 600 km, terutama apabila dibandingkan dengan Negara tetangga
Malaysia, maupun RRC.
Padahal di dalam sila kelima pancasila terkandung makna keadilan
distributif, yang dapat diartikan bahwa Negara mempunyai kewajiban
memenuhi kebutuhan hidup warga negaranya. Untuk itu dilakukan pengaturan
yang lebih tegas mengenai penyelenggaraan jalan tol sebagai bagian jalan umum
untuk memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang, meningkatkan hasil
guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang
peningkatan pertumbuhan ekonomi, maupun meringankan beban dana pemerintah
melalui partisipasi pengguna jalan.
B. Maksud dan Tujuan
Tujuan ditulisnya makalah ini yaitu untuk menjelaskan pengamalan pancasila
pada pengembangan teknologi di bidang Teknik Sipil dan Lingkungan, dalam hal ini
pembangunan jalan tol Semarang – Solo.
C. Rumusan Masalah
1. Mengapa jalan tol Semarang – Solo perlu dibangun?
2. Bagaimana kondisi jalan tol Semarang – Solo saat ini
3. Bagaimana dampak pembangunan jalan tol Semarang – Solo terhadap pemerataan
pembangunan ekonomi rakyat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Pembangunan
Penyediaan Jalan Tol di wilayah Jawa Tengah merupakan suatu harapan serta
kebutuhan masyarakat akan ketersediaan dan layanan jalan tol di Indonesia, sekaligus
dapat memberikan pertumbuhan usaha jangka panjang yang berkesinambungan, yang
pada akhirnya memberikan keuntungan kepada para pemangku kepentingan.
Selain itu akses jalan yang baik akan mampu mendukung Pembinaan
persatuan yang dilakukan atas dasar kesadaran akan adanya persamaan nasib
atau persamaan kepentingan, yang sesuai dengan sila ke 3 Pancasila yaitu
Persatuan Indonesia.
Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo merupakan salah satu obsesi daerah
Jawa Tengah. Jalan Tol tersebut merupakan bagian dari rencana pembangunan Trans
Java Toll Road yang membentang sepanjang jalur utama Pulau Jawa bagian barat
mulai dari Merak sampai dengan Banyuwangi di wilayah Jawa bagian timur.
Gambar 1.1. Ruas Jalan Tol Trans Jawa
Jalan tol Semarang Solo dengan panjang ± 75,8 km akan menghubungkan 2 kota
utama di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kota Semarang yang merupakan ibu kota Jawa
Tengah dengan Kota Solo. Jalan tol tersebut melalui 6 daerah kabupaten/kota yaitu
Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo dan Kota
Salatiga.
Untuk tahap awal, pembangunan Jalan Tol Semarang – Bawen dibagi menjadi dua
wilayah nya sebagai berikut
1. Wilayah Semarang – Ungaran
2. Wilayah Ungaran – Bawen
Untuk Wilayah Semarang – Ungaran saat ini sampai pada tahap konstruksi dan
ditargetkan selesai pada tahun 2011 dan akan langsung dioperasikan, dimana dengan
pengoperasian diharapkan mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di wilayah
Semarang sedangkan untuk wilayah Ungaran – Bawen masih pada tahap pembebasan
lahan.
Dengan dibangunnya ruas jalan Semarang – Solo, maka diharapkan Struktur
perekonomian dapat berubah, artinya dengan dibentuknya jaringan-jaringan jalan baru
akan memberikan akses yang dapat mempermudah distribusi barang dan jasa,
termasuk pergerakan manusia. Selain itu infrastruktur jalan dapat menciptakan sinergi
antar kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayah, termasuk dalam
pengembangan social, budaya, pariwisata, pertahanan dan keamanan.
B. Kondisi eksisting jalan tol Semarang Solo
Pada wilayah Semarang – Ungaran, konstruksinya dibagi dalam 3 seksi. Pembagian
proyek berdasarkan kemampuan kontraktor. Adapun seksi tersebut ialah :
1. Seksi 1 :
Untuk progress dari konstruksi wilayah Tembalang – Gedawang telah mencapai
100 %. Pada gerbang tol, perlengkapan untuk operasi sudah lengkap. Gardu tol yang
berjumlah 13 buah telah dilengkapi dengan segala macam peralatan operasi
pembayaran tol yang serba otomatis dan dihubungkan dengan computer induk.
Untuk mendeteksi kendaraan yang masuk pintu tol, dipasang kabel khusus yang
ditanam dilantai yang kemudian dihubungkan dengan lampu & sirine
pengidentifikasi kendaraan dan cctv yang akan langsung memotret kendaraan begitu
mendapat sinyal dari kabel tersebut. Data identifikasi kendaraan tersebut akan
dikirimkan ke computer di gardu tol. Dari data tersebut computer akan memberikan
informasi berapa tarif tol kendaraan yang masuk tadi. Selain peralatan operasi tol, di
gerbang tol Banyumanik ini juga sudah dilengkapi dengan marka, rambu dan pagar
pembatas. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, gerbang tol Banyumanik
sudah siap dioperasikan.
Gerbang tol Banyumanik
Kiri : Kabel identifikasi kendaraan yang ditanam di lantai
Kanan : Lampu dan sirine identifikasi kendaraan
CCTV
Pada seksi 1 ini terdapat jembatan Banyumanik yang memiliki bentang 384 m.
Jembatan beton ini teknis pembangunannya menggunakan beam kantilever.
Jembatan banyumanik 2
2. Seksi 2 :
Untuk progress dari konstruksi wilayah Gedawang – Penggaron telah mencapai
97,12 % ( terhadap total penyelesaian proyek ). Pada seksi 2, saat ini telah dilakukan
perbaikan jalan akibat longsoran lereng tanah yang baru-baru ini terjadi.
3. Seksi 3 :
Untuk progress dari konstruksi wilayah Penggaron - Ungaran telah mencapai 99,49 %
sedangkan terhadap Penggaron – Beji baru mencapai 51,02%.
C. Dampak pembangunan jalan tol Semarang – Solo terhadap pemerataan pembangunan
ekonomi warga sekitar
Dalam salah satu arti dari sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan disebutkan bahwa Hikmat
kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran dengan selalu mempertimbangkan
persatuan-kesatuan bangsa serta kepentingan rakyat.
Sebagai hasil dari buah pemikiran anak bangsa yang dilaksanakan berdasarkan
Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, maka seharusnya pembangunan
jalan tol ini memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat di sekitarnya.
Namun karena sekarang pembangunan masih dalam tahap konstruksi maka dampak
nyata yang dapat langsung dlihat masih sedikit. Berikut beberapa dampak yang
dimaksud
1. Mempermudah akses transportasi barang
Akses yang mudah membuat distribusi barang menjadi lancar sehingga proses
perputaran ekonomi akan semakin cepat.
2. Terbentuknya lapangan usaha
Misalnya, pembangunan tempat area peristirahatan (rest point) diberbagai titik
kilometer jalan tol memberikan pendapatan 5% dari pendapatan usaha jalan
tol. Sedangkan dari sisi pelayanan bagi pemakai jalan tol, dengan adanya
tempat peristirahatan para pemakai jalan dapat beristirahat sebelum
melanjutkan perjalanan sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya
kecelakaan akibat kelelahan. Selain tempat istirahat, dapat diterapkan
pembangunan SPBU dan area rekreasi tematik yang semuanya dikelola
mandiri oleh pengelola jalan tol atau dibantu oleh masyarakat sekitar.
3. Dibangunnya jalan memicu perkembangan kawasan tersebut menjadi lebih
maju,
4. Harga tanah di sekitar jalan tol akan mengalami kenaikan secara signifikan
dari tahun ke tahun.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Jalan tol Semarang – Solo perlu dibangun untuk mengurangi kemacetan dan
memperbaiki struktur perekonomian dua kota tersebut agar dapat berubah kearah
yang lebih baik.
2. Pembangunan jalan tol Solo – Semarang merupakan implementasi dari Pancasila sila
ke 3, 4 dan 5.
3. Jalan tol Semarang – Solo dibangun untuk mendukung pembinaan persatuan yang
dilakukan atas dasar kesadaran akan adanya persamaan nasib atau persamaan
kepentingan, yang sesuai dengan sila ke 3 Pancasila yaitu Persatuan Indonesia.
4. Jalan tol merupakan hasil penggunaan pikiran dengan selalu mempertimbangkan
persatuan-kesatuan bangsa serta kepentingan rakyat.
5. Pada hakikatnya jalan tol Solo Semarang dibangun untuk mempermudah akses antara kedua
kota tersebut sehingga struktur perekonomiannya dapat diperbaiki dan tercipta lapangan –
lapangan kerja baru. Hal ini sesuai dengan sila kelima pancasila yang mengandung makna
keadilan distributif, yang dapat diartikan bahwa Negara mempunyai kewajiban memenuhi
kebutuhan hidup warga negaranya.
top related