revitalisasi nilai-nilai pancasila revisi
DESCRIPTION
pancasialTRANSCRIPT
PANCASILA : SEBUAH PENGANTARPANCASILA : SEBUAH PENGANTAR
Oleh: Listiyono SantosoOleh: Listiyono Santoso
+ 5000 km
Indonesia, 225 Juta penduduk, > 500 grup etnik, 17.000 pulau, keanekaragaman budaya, kekayaan alami
JATI DIRI BERWAWASAN KEBANGSAAN JATI DIRI BERWAWASAN KEBANGSAAN SEBAGAI PEMERSATU BANGSA INDONESIASEBAGAI PEMERSATU BANGSA INDONESIA
P.Miangas
P.Rote
Sabang
Merauke
Bhineka Tunggal Ika: Bhineka Tunggal Ika: ‘syahadat’ kebangsaan ‘syahadat’ kebangsaan
Kebangsaan indonesia dibentuk oleh Kebangsaan indonesia dibentuk oleh keragaman SARA; bisa menjadi memperkuat keragaman SARA; bisa menjadi memperkuat kebangsaan, sekaligus memperlemahkebangsaan, sekaligus memperlemah
Itulah sebabnya, sebagai ‘rumah politik’, Itulah sebabnya, sebagai ‘rumah politik’, Indonesia sudah selesai, tapi sebagai ‘rumah Indonesia sudah selesai, tapi sebagai ‘rumah kebangsaan’ masih berproses ‘menjadi’kebangsaan’ masih berproses ‘menjadi’
Koridor utamanya adalah Pancasila dengan Koridor utamanya adalah Pancasila dengan slogan Bhineka tunggal Ikaslogan Bhineka tunggal Ika
TANTANGAN KEHIDUPAN TANTANGAN KEHIDUPAN KEBANGSAAN INDONEISAKEBANGSAAN INDONEISA
Tantangan Eksternal, berupa arus gelombang Tantangan Eksternal, berupa arus gelombang Globalisasi dan pertaruang antar ideologi Globalisasi dan pertaruang antar ideologi melalui media massa;melalui media massa;
Tantangan Internal yang bersumber dari Tantangan Internal yang bersumber dari keragaman kebudayaan, suku, agama dan raskeragaman kebudayaan, suku, agama dan ras
Melemahnya penghayatan terhadap nilai-nilai Melemahnya penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila akibat dari ketidakmampuan Pancasila akibat dari ketidakmampuan mengelola 2 tantangan,mengelola 2 tantangan,
.. Bahaya manusia Indonesia menjadi
manusia individualis dan
prgamatis
Globalisasi dengan modernisasi di segala bidang berimplikasi pada melemahnya
kehidupan kebangsaan kita
Menipisnya nasionalisme, lunturnya
semangat gotong-royong, menguatnya
ikatan2 primordial, merajalelanya tindakan2
kekerasan dll
Tantang EksternalTantang Eksternal
Tantantang InternalTantantang Internal
PLURALITASSARA (SUKU, AGAMA DAN
RAS)
FAKTOR PEMERSATU
FAKTOR PEMECAH
BHINEKA TUNGGAL IKA
BHINEKA (ME)RUSAK
Potensi Sikap Intoleransi Sosial Menguat Potensi Sikap Intoleransi Sosial Menguat (Jawa Pos, 30 November 2010)(Jawa Pos, 30 November 2010)
Suka/Setuju Tidak Suka/Tidak setuju
Tetangga beda suku 59,42 % 39, 75 %
Tetangga Beda agama 54,5% 44, 08%
Rumah ibadah agama lain di lingkungan
45% 49,50%
POTENSI MERUSAK KEHIDUPAN POTENSI MERUSAK KEHIDUPAN BERKEBANGSAANBERKEBANGSAAN
Primordialisme (membanggakan rasa Primordialisme (membanggakan rasa kesukuan secara berlebihan);kesukuan secara berlebihan);
Radikalisme, baik liberal (pemikiran dan Radikalisme, baik liberal (pemikiran dan sikap hidup bebas dan individual) maupun sikap hidup bebas dan individual) maupun sektarian (beragama yang tidak toleran);sektarian (beragama yang tidak toleran);
Ketidakadilan Sosial di segala bidang Ketidakadilan Sosial di segala bidang kehidupan, utamanya ekonomi dan kehidupan, utamanya ekonomi dan hukum;hukum;
MENGAPA PERLU PANCASILAMENGAPA PERLU PANCASILA1. Alasan Historis1. Alasan Historis
Nasionalisme & rasa kebangsaan yang kuat yang berakar pada sejarah Bukan
kekuasaan /hegemoni ideologi
Nilai-nilai Pancasila berasal dari bangsa sendiri = kausa materialis, sehingga Bgs
Indonesia tidak dapat dipisahkan dgn nilai-nilai Pancasila
2. Alasan Sosio-Kultural2. Alasan Sosio-Kultural
Ciri khas pandangan hidup , falsafah bangsa yang berbeda dgn lainnya.
Falsafah hidup tersebut diangkat dari nilai-nilai kultural melalui refleksi filosofis pendiri negara.
Lanjutan…..Lanjutan…..
2. Alasan Filosofis2. Alasan Filosofis
Konsistensi untuk tindakan realisasi atas nilai-
nilai sila Pancasila
Cerminan realisasi filosofis asli bangsa Indonesia
Pancasila sbg Dasar Filsafat negara& pandangan filosofis bangsa
4 PILAR BANGSA INDONESIA4 PILAR BANGSA INDONESIA
BANGSA INDONESIA
PANCASILA
NKRI
BHINEKA
TUNGGAL IKA
UUD 45
REVITALISASI NILAI PANCASILAREVITALISASI NILAI PANCASILA
Pentingnya merevitalisasi 5 prinsip dasar dalam Pentingnya merevitalisasi 5 prinsip dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara:kehidupan berbangsa dan bernegara:
1.1. NILAI KETUHANAN: bangsa yang religiusNILAI KETUHANAN: bangsa yang religius
2.2. NILAI KEMANUSIAAN:mengakui harkat dan martabat NILAI KEMANUSIAAN:mengakui harkat dan martabat manusia secara berkeadilan dan beradabmanusia secara berkeadilan dan beradab
3.3. NILAI PERSATUAN:perbedaan yang menyatukanNILAI PERSATUAN:perbedaan yang menyatukan
4.4. NILAI KERAKYATAN : demokrasi kerakyatan dengan NILAI KERAKYATAN : demokrasi kerakyatan dengan hikmat dan kebijaksanaanhikmat dan kebijaksanaan
5.5. NILAI KEADILAN SOSIAL:pemenuhan rasa keadilan NILAI KEADILAN SOSIAL:pemenuhan rasa keadilan bagi rakyat Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan;bagi rakyat Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan;
ARTI PENTING SILA-SILAARTI PENTING SILA-SILA
Sila 5 sbg TUJUAN NEGARA
Sila 4 sbg SISTEM NEGARA
Sila 3 sbg DASAR NEGARA
Sila 2 sbg MORAL NEGARA
Sila 1 sbg MORAL NEGARA
Sila 2
Sila 1
Sila 5
Sila 3
Sila 4
FUNDAMEN MORAL
NEGARA (FMN)
FUNDAMEN POLITIK NEGARA
(FPN)
Fundamen Moral Negara (FMN) menjiwai Fundamen Politik Negara
(FPN)
Implementasi PancasilaImplementasi Pancasila
Pancasila harus menjadi petunjuk Pancasila harus menjadi petunjuk hidup warga negara menuju daya hidup warga negara menuju daya saing bangsa;saing bangsa;
Pancasila memberi ‘koridor’ kehidupan Pancasila memberi ‘koridor’ kehidupan kebangsaan dan kenegaraan; baik kebangsaan dan kenegaraan; baik dalam konteks internal maupun dalam konteks internal maupun eksternaleksternal
SILA PertamaSILA Pertama1.1. Setiap warga negara wajib berketuhanan Setiap warga negara wajib berketuhanan
YME;YME;2.2. Saling menghormati dan bekerjasama Saling menghormati dan bekerjasama
antar umat beragama;antar umat beragama;3.3. Saling menghormati dan kebebasan Saling menghormati dan kebebasan
menjalan ibadah sesuai dengan agama menjalan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya;dan kepercayaannya;
4.4. Tidak memaksakan suatu agama dan Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain;kepercayaan kepada orang lain;
PROBLEM BESAR: PROBLEM BESAR: mengapa tidak disebutkan sebagai negara mengapa tidak disebutkan sebagai negara agama tetapi negara beragamaagama tetapi negara beragama
Sila keduaSila kedua
1.1. Pengakuan atas harkat dan martabat Pengakuan atas harkat dan martabat kemanusiaan; yakni kedudukan dan kemanusiaan; yakni kedudukan dan derajat yang sama;derajat yang sama;
2.2. Saling mencintai sesama manusia (rasa Saling mencintai sesama manusia (rasa memiliki dan berkorban untuk memiliki dan berkorban untuk kemanusiaan);kemanusiaan);
3.3. Mengembangkan sikap tenggang rasa;Mengembangkan sikap tenggang rasa;PROBLEM BESARNYA:PROBLEM BESARNYA:
dalam peradaban kemanusiaan mengapa dalam peradaban kemanusiaan mengapa justru melahirkan situasi yang biadab justru melahirkan situasi yang biadab dengan kekerasan dimana-mana?dengan kekerasan dimana-mana?
Sila ketigaSila ketiga1.1. Menempatkan kepentingan negara di atas Menempatkan kepentingan negara di atas
kepentingan sendiri/golongan;kepentingan sendiri/golongan;2.2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara;negara;3.3. Cinta tanah air dan bangsa (nasionalisme);Cinta tanah air dan bangsa (nasionalisme);4.4. Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air
IndonesiaIndonesia5.5. Mengedepankan ke-Bhinekaan Tunggal Ika-Mengedepankan ke-Bhinekaan Tunggal Ika-
PROBLEM BESARNYA: mengapa dalam konteks PROBLEM BESARNYA: mengapa dalam konteks pluralitas, kehidupan kebangsaan kita gagal pluralitas, kehidupan kebangsaan kita gagal membuat nyaman bangsa Indonesia lainnya?membuat nyaman bangsa Indonesia lainnya?
Sila keempatSila keempat1.1. INTINYA: pengarusutamaan rakyat dalam INTINYA: pengarusutamaan rakyat dalam
kekuasaan;kekuasaan;2.2. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama keputusan untuk kepentingan bersama (demokrasi dengan musyawarah);(demokrasi dengan musyawarah);
3.3. Mengedepankan keputusan bersama sebagai Mengedepankan keputusan bersama sebagai sebuah konsensus;sebuah konsensus;
PROBLEM BESARNYA: dalam demokrasi kita lebih PROBLEM BESARNYA: dalam demokrasi kita lebih mengutamakan kepentingan mayoritas dengan mengutamakan kepentingan mayoritas dengan memarginalisasikan minoritas..politik tanpa civic memarginalisasikan minoritas..politik tanpa civic educationeducation
Sila kelimaSila kelima
1.1. Pengarusutamaan pada prinsip keadilan yang Pengarusutamaan pada prinsip keadilan yang tidak berpihak;tidak berpihak;
2.2. Mengedepankan suasana kekeluargaan dan Mengedepankan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;kegotongroyongan;
3.3. Menjaga keseimbangan natar hak dan kewajiban;Menjaga keseimbangan natar hak dan kewajiban;4.4. Menghormati hak-hak orang lain;Menghormati hak-hak orang lain;Problemnya: Problemnya:
bagaimana dengan sistem politik dan sistem bagaimana dengan sistem politik dan sistem ekonomi di Indonesia..sudahkan berkeadilan ekonomi di Indonesia..sudahkan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?sosial bagi seluruh rakyat Indonesia?
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen melalui 2 jalur:sehari-hari secara murni dan konsekuen melalui 2 jalur:
1.1. Pancasila Objektif; bagaimana pelaksanaan hidup Pancasila Objektif; bagaimana pelaksanaan hidup bernegara sudah mencerminkan pengalaman sila-sila bernegara sudah mencerminkan pengalaman sila-sila pancasila, baik dalam pembuatan perundang-undangan pancasila, baik dalam pembuatan perundang-undangan maupun kebijakan negara lainnya;maupun kebijakan negara lainnya;
2.2. Pancasila Subjektif: bagaimana warga bangsa Pancasila Subjektif: bagaimana warga bangsa menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai norma menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai norma kehidupan berbangsa dan bernegara; seperti sikap kehidupan berbangsa dan bernegara; seperti sikap toleran, mengedepankan rasa kemanusiaan, toleran, mengedepankan rasa kemanusiaan, musyawarah dalam menyelesaikan persoalan, dsbmusyawarah dalam menyelesaikan persoalan, dsb
MASYARAKAT INDONESIA YANG PANCASILAIS