makalah iodatometri

Post on 22-Jan-2016

1.115 Views

Category:

Documents

97 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

iodato metri

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Titrasi

Iodatometri

1.3 Rumusan Masalah

Agar pembahasan masalah menjadi lebih fokus dan berbobot, di dalam makalah ini

akan membahas “Titrasi Iodatometri”

1.4 Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah mengenai bahaya pokok menggunakan metode

penelitian, yaitu:

Studi pustaka yaitu, perolehan data/informasi dengan menggunakan berbagai

referensi buku, majalah, koran, dan media elektronik.

1.5 Manfaat Penulisan

Adapun Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini selain memenuhi tugas

dari dosen mata kuliah, juga bertujuan agar penulis maupun pembaca dapat

mengetahui lebih mendalam tentang bagaimana titrasi iodatometri itu sendiri.

1

BAB II

PEMBAHASAN

Asas Titrasi Iodatometri : - KIO3 oksidator cukup kuat

- mampu mengoksidasi Iˉ dan I 2

1. Penetapan kadar KI (KIO 3 titran)

a. suasana HCl 1 N

KIO3 + 5KI + 6HCl 3I2 +6 KCl + 3H2O --- (1)

b. suasana HCl ≥ 4 N :

KIO3 + 2I2 + 6HCl 5ICl + KCl + 3 H2O ---(2)

Titrasi KI :

suasana HCl ≥ 4N :

HIO3 + 5HI 3I2 +3 H2O ----(A)

HIO3 + 2I2 + 5HCl 5ICl + 3H2O ---(B)

(a) Sewaktu titrasi makin coklat (I2)

(b) Lanjutan titrasi menghasilkan warna kuning muda ; tambahkan lar. Amaranth : merah

kuning muda (atau pelarut organik : CHCl3 . CCl4)

2. Pembakuan KIO 3

- Lar. Baku KIO3 dibuat langsung

2

- KIO3 (VN)+ KI I2 titr. Olgn Na2S2O3 baku (bisa dipakai untuk pembakuan

Na2S2O3.

- KI (sebagai baku ) dititrasi

3. Titrasi campuran Iˉ dan I 2

(a) Titrasi dengan Na2S2O3 :

I2 + 2NaS2O3 Na2S4O6 + 2NaI

0,01269 Gi = 1ml 0,1 N Na2S2O3

(b) Titrasi dengan KIO3 :

2I2 + HIO3 + 5HCl 5ICl + 3H2O

2HI (dari KI ) + HIO3 +3HCl 3ICl + 3H2O

0,02538 g I = 1 ml 0,05 M KIO3

0,01660 g KI = 1 ml 0,05 M KIO3

Addendum

Titrasi malaprade : dengan natrium periodat (NaIO4) khusus untuk oksidasi peruraian glikol

(2 gugus OH) atau gliserin.

R1

R2 C OH R1 R1

+ IO4- C = O + C = O + IO3

-

R3 C OH R2 R2

R4

Titrasi gliserin (Eur.pH 1997)

CH2OH HCHO

+

a. CHOH + 2 NaIO HCOOH + 2NaIO3 + H2O

(VN) +

3

CH2OH HCHO

b. NaIO4 berlebihan dihilangkan dengan etilenglikol

c. Titrasi dengan NaOH terhadap phenoptaelin

9,21 mg gliserin = 1 ml 0,1 N NaOH

Banyak zat pengoksid kuat dapat dianalisis dengan menambahkan KI berlebihan dan

menitrasi iod yang dibebaskan karena banyak zat pengoksid yang menuntut larutan asam

untuk bereaksi dengan iodide. Natrium thiosulfat lazim digunakan sebagai titran.

 

                    

              Beberapa tindakan pencegahan perlu diambil dalam menangani larutan KI untuk

menghindari galar (eror). Misalnya ion iodide di oksidasi oleh oksigen diudara.

                     

                      4H++4I-+O2              2I2+2H2O

              Reaksi ini lambat dalam larutan netral, namun lebih cepat dalam asam dan

dipercepat oleh UV. Setelah penambahan KI kedalam suatu larutan asam suatu zat

pengoksida larutan tidak boleh dibiarkan terlalu lama bersentuhan dengan udara , karena akan

berbentuk tambahan iod oleh reaksi terlalu diatas. Nitrit tidak boleh ada, karena garam ini

akan direduksi oleh ion iodide  menjadi Nitrogen monoksida , yang kemudian dioksidasi

kembali menjadi nitrit oleh oksigen dari udara.

                     

                      2HNO2+2H++2I-                2NO+I2+2H2O

                      4NO+O2+2H2O                 4HNO2

              KI haruslah bebas dari iodat , karena kedua zat ini dalam suasana asam akan

bereaksi dengan melepaskan iod.

                     

                      IO3-+5I-+6H+                  3I2+3H2O

              Garam kalium iodidat mengoksidasi iodide menjadi iod secara kuantitatif dalam

larutan asam.

4

                     

                      IO3-+5I-+6H+                  3I2+3H2O

              Reaksi iodat sangat kuat, reaksi ini hanya membutuhkan sedikit sekali kelebihan ion

Hidrogen untuk melengkapi reaksi kekurangan utama iodat sebagai standar primer adalah

BE-nya rendah.

                     

              Agar terhindar galar, harus benar dalam menimbang, biasanya ditimbang banyak

sampel. Diencerkan Dalam sebuah labu volumetri dan di ambil alikuot-alikuot.

              Oksidator lebih jarang ditemukan dibandingkan reduktor , namun demikian

oksidator dapat ditentukan reduktor. Reduktor yang lazim dipakai untuk penentuan oksidator

adalah Kalium Iodida, Ion Titanium  (III), Ion Besi (III) dan Ion Vanadium (II). (Rivai,1995).

              Pada proses titrasi ini, digunakan suatu indicator yaitu suatu zat yang ditambahkan

sampai seluruh reaksi selesai dinyatakan dengan perubahan warna, menandakan telah

tercapainya titik akhir titrasi.(Brady, 1999).

              Seperti yang telah diketahui sebelumnya, dalam stoikiometri titrasi, titik ekuivalen

dari reaksi netralisasi adalah titik reaksi dimana asam dan basa kandungannya setara.

(Petrucci, 1997).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

5

6

DAFTAR PUSTAKA

Brady, R.A. dan A.L underwood .1990. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi IV.                   Erlangga:Jakarta

    Chandra, I.G.N. Putu. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Akademi Farmasi                 Bina Husada: Kendari

    Petrucci, Ralph H dan Willias S. harwood. 1997. General Chemistry. Nww             Jersey: Pantice Hall

   Rivai,Harrisul. 1995. Asas pemeriksaan Kimia. UI: Jakarta

http://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/02/iodatometri.html

7

top related