makalah biokimia sip
Post on 17-Feb-2016
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH BIOKIMIA
BIOSINTESA ASAM LEMAK, BIOSINTESA TRIASILGLISEROL,
DAN LIPIDA SEDERHANA
Disusun oleh:
Rima Novia Choirunnisa ( H0914079)
Rizkina Lestari Utami P. ( H0914081)
Rozalia Yossi Kurniasari ( H0914083)
Suaidah (H0914088)
Wanda Marisa Hartanto ( H0914089)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar,
seperti klorofom atau eter. Jenis lipid yang paling banyak adalah lemak atau
triasilgliserol, yang merupakan bahan utama bagi hamper semua organism. Triasil
gliserol adalah ester dari alkohol gliserl dan tiga molekul asam lemak. Struktur
molekulnya kaya akan rantai unsur karbon (-CH2-CH2-CH2-) sehingga lemak
mempunyai sifat hydrophobik.
Lipida yang dibentuk oleh hewan tingkat tinggi sebagian disimpan dalam
bentuk triasilgliserol. Biosintesa lipida ini penting sekali oleh karena
kemampuannya yang amat terbatas untuk menyimpan polisakarida. Pada hewan
tingkat tinggi kelebihan glukosa yang digunakan sebagai bahan bakar diubah
kedalam lemak melalui asetil-CoA dan asam lemak. Asam lemak ini selanjutnya
bereaksi dengan gliserol menghasilkan triasilgliserol atau dengan senyawa lain
membentuk fosfolipida, sfingolipida, dan lilin. Asetil-CoA berasal dari degradasi
lipida, karbohidrat atau asam amino dapat diubah menjadi senyawa-senyawa lain.
Asam lemak adalah asam karboksilat dengan rantai hidrokarbon yang
panjang.Asam lemak kebanyakan ditemukan secara alami dengan jumlah atom
karbon genap dan tidak bercabang karena biosintesis asam lemak adalah dari
asetat yang jumlah atom karbonnya dua.Biosintesa asam lemak jenuh berbeda
sekali dari oksidasi asam lemak senyawa yang dipergunakan untuk menambah
panjang rantai asam lemak adalah malonil-KoA, yang disintesa dari asetil-KoA.
Pada hewan tingkat tinggi sintesa asam lemak terutama terjadi dalam hati,
jaringan adipos dan dalam kelenjar susu. Ditingkat sel pembentukan asam lemak
berlangsung dalam sitosol, sebaliknya pada oksidasi asam lemak terjadi pada
mitokondria. Asam sitrat dan karbondioksida merupakan senyawa yang penting
pada biosintesa asam lemak, kemungkinan besar dua senyawa diatas bertindak
sebagai katalisator.
Setelah berakhirnya reaksi, CO2 yang mula-mula terlibat dalamnya, tidak
terdapat asam lemak yang dibentuk. Enzim yang mengkatalisa asam lemak
merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari tujuh protein. Tahapan reaksi
biosintesa asam lemak diteliti dalam laboratorium F.Lynen, s. Wakil dan P. R
fagelos yang kemudian disusun dalam sebuah lingkaran.
Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif
sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan asam
lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu memproduksi atau mencukupi
kebutuhan asam lemak tertentu. Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini
dikenal sebagai asam lemak esensial karena tidak memiliki enzim untuk
menghasilkannya.
Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari siklus Calvin, yang
memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau
tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi.
Biosintesis lemak dimulai dengan biosintesis asam lemak. Prekursor
biosintesis asam lemak adalah asetil KoA. Rute biosintesis asam lemak berbeda
dengan rute b-oksidasi asam lemak. Meskipun biosintesis asam lemak terjadi
setiap 2 atom C, tetapi prekursornya adalah senyawa malonil (C3). Jadi setiap
pemanjangan 2 atom C dari senyawa C3 menghasilkan karbon dioksida (CO2).
CIRI PENTING JALUR BIOSINTESIS ASAM LEMAK
Biosintesis berlangsung di sitosol, berbeda dengan pemecahan yang
berlangsung di dalam matriks mitokondria.
Zat antara pada biosintesis asam lemak berikatan kovalen dengan gugus
sulfhidril pada protein-pembawa asil (ACP), sedangkan zat antara pada
pemecahan asam lemak berikatan dengan koenzim A.
Enzim-enzim pada biosintesis asam lemak pada organisme yang lebih tinggi
tergabung dalam suatu rantai polipeptida tunggal, yang disebut sintase asam
lemak. Sebaliknya, enzim-enzim pemecahan tampaknya tidak saling
berikatan.
Rantai asam lemak yang sedang tumbuh, diperpanjang dengan cara
penambahan berturut-turut unit dua-karbon yang berasal dari asetil KoA.
Donor aktif unit dua-karbon pada tahap perpanjangan adalah malonil-ACP.
Reaksi perpanjangan dipacu oleh pelepasan CO.
Reduktor pada biosintesis asam lemak adalah NADPH, sedangkan oksidator
pada pemecahan asam lemak adalah NAD+ dan FAD.
Kompleks enzim sintetase asam lemak
Enzim yang mengkatalisa biosintesa asam lemak terdiri dari 7 protein.
Yang enam buah mempunyai fungsi katalitik (sebagai enzim) sedangkan protein
yang ketujuh mempunyai tugas mengkait dan membawa senyawa yang
direaksikan. Protein itu dikenal sebagai ACP (acyl carrier protein).
Kompleks enzim sintetase yang terdapat dalam ragi telah diisolasi dan
dimurnikan oleh Lynen dan kawan-kawannya. Enzim-enzim yang tergabung
dalam kompleks ini tidak bisa dipisahkan satu dari lainnya tanpa kehilangan
aktivitasnya. Nama enzim yang tergabung dalam kompleks multi-enzim tersebut
adalah : β-ketoasil-ACP sintase, ACP-malonil transferase, β-ketoasil reduktase,
enoil-ACP hidratase, enoil-ACP reduktase dan ACP-asil transferase.
TAHAP – TAHAP BIOSINTESIS ASAM LEMAK
1. Pengangkutan asetil-KoA ke dalam sitoplasma
Asetil-KoA yang terdapat dalam mitokondria berasal dari tiga sumber
yaitu: 1) dekarboksilasi asam piruvat, 2) degradasi asam amino, dan 3) β-
oksidasi asam lemak. Senyawa beratom C dua buah di atas tidak dapat keluar
menembus dinding mitokondria untuk menuju ke sitosol di mana berlangsung
sintesa asam lemak. Asetil-KoA itu dapat keluar mitokondria dengan jalan
mengubah senyawa tersebut menjadi asam sitrat atau diangkut oleh karnitin.
Karnitin + asetil-KoA asil-karnitin
Asam oksaloasetat + asetil-koA sitrat + KoASH
Baik asil-karnitin maupun asam sitrat dapat menembus dinding
mitokondria dan kemudian terurai lagi menjadi bagian-bagiannya.
2. Pembentukan Malonil Koenzim A
Merupakan langkah yang menentukan pada sintesis asam lemak.
Bikarbonat diperlukan untuk biosintesis asam lemak merupakan petunjuk
penting untuk mengungkapkan proses ini. Sintesis asam lemak diawali dengan
karboksilasi asetil KoA menjadi malonil KoA. Reaksi yang ireversibel ini
merupakan tahap awal menuju sintesis asam lemak.
Sintesis malonil KoA dikatalisis oleh enzim asetil KoA karboksilase,
yang mengandung gugus prostetik biotin. Gugus karboksil biotin berikatan
kovalen dengan gugus amino pada residu lisin, seperti halnya piruvat
karboksilase. Kesamaan lainnya antara asetil KoA karboksilase dan piruvat
karboksilase ialah bahwa asetil KoA mengalami karboksilasi dalam dua tahap. Mg2+
O O
║ ║Biotin
CH3 — C — SCoA + CO2 + ATP HO2C—CH2—C—SCoA + ADP + Pi
Pertama, zat-antara karboksibiotin terbentuk dengan menggunakan
ATP. Gugus CO2 aktif dalam zat-antara ini kemudian dipindahkan ke asetil
KoA membentuk malonil KoA.
Substrat berikatan dengan enzim ini dan produk dibebaskan dalam
urutan yang spesifik . Asetil KoA karboksilase menunjukkan suatu mekanisme
reaksi ping-pong, saat satu atau lebih produk dibebaskan sebelum substrat
terikat. Asetil-KoA karboksilase telah dapat dipisahkan menjadi subunit-
subunit yang dapat mengkatalisis bagian-bagian reaksi. Biotin berikatan
kovalen dengan protein kecil (22 kd) yang disebut protein pembawa karboksil
biotin. Karboksilasi unit biotin dalam protein pembawa ini dikatalisis oleh
biotin karboksilase, yang merupakan subunit kedua. Komponen ketiga dari
sistem ini adalah suatu tmnskarboksilase, yang mengkatalisis pemindahan unit
CO2 aktif dari karboksibiotin ke asetil-KoA. Panjang dan kelenturan ikatan
antara biotin dan protein pembawanya memungkinkan gugus karboksil aktif
untuk berpindah dari suatu situs aktif ke situs aktif yang lainnya di dalam
kompleks enzim, seperti pada piruvat karboksilase. Reaksi di atas merupakan
tahap yang menentukan (membatasi) kelangsungan biosintesa asam lemak.
Enzim ini bersifat allosterik yang menjadi inaktif apabila asam sitrat atau
isositrat tidak ada.
3. Transfer gugus asil ke kompleks enzim
Yang bertindak sebagai pemula rantai asam lemak adalah asetil-KoA.
Senyawa aktif yang beratom C sebanyak 2 buah ini dikait oleh ACP yang
selanjutnya dipindahkan ke enzim β-ketoasil-ACP sintase,
Asetil-S-KoA + HS-ACP asetil-S-ACP + KoASH
ACP-asiltransferase
Asetil-S-ACP + sintase-SH asetil-S-sintase + ACP-SH
Reaksi ini dikatalisa oleh ACP-asil transferase. Gugus asetil ini
sekarang berada pada enzim β-ketoasil-ACP sintase atau singkatnya sintase
(terikat pada asam amino sintein).
Pada pemecahan asam lemak, unit ini merupakan bagian dari KoA,
sedangkan pada sintesis, ia berikatan dengan residu serin dari ACP. ACP ini
merupakan rantai polipeptida tunggal yang terdiri atas 77 residu dan dapat
dianggap sebagai suatu gugus prostetik raksasa atau “makro KoA”.
Gugus malonil terikat pada ACP
Malonil-KoA, yang dibentuk melalui reaksi karboksilasi dikait oleh ACP,
Malonil-S-KoA + HS-ACP malonil-S-ACP + KoA-SH dengan bantuan
enzim ACP-malonil transferase.
4. Daur Perpanjangan Pada Sintesis Asam Lemak
Sistem enzim yang mengkatalisis asam lemak jenuh rantai panjang dari
asetil KoA, malonil KoA, dan NADPH disebut sintase asam lemak.
Komponen-komponeti enzim sintase asam lemak pada bakteri akan terurai
apabila sel dirusak. Tersedianya enzim-enzim yang telah diisolasi ini
mempermudah penjelasan langkah-langkah sintesis asam lemak. Nyatanya,
reaksi-reaksi sintesis asam lemak pada organisme yang lebih tinggi banyak
kesamaannya dengan reaksi-reaksi pada bakteri, :
Pada reaksi kondensasi, satu unit empat-karbon terbentuk dari satu unit
dua-karbon dan satu unit tiga-karbon, dan CO2 dibebaskan. Mengapa unit
empat-karbon tidak terbentuk dari dua unit dua-karbon? Dengan lain perkataan,
mengapa yang bereaksi asetil-ACP dan malonil-ACP dan bukan dua molekul
asetil-ACP? Jawabannya adalah bahwa keseimbangan untuk sintesis
asetoasetil-ACP dari dua molekul asetil-ACP tidaklah menguntungkan.
Sebetulnya reaksi kondensasi dibantu oleh ATP, meskipun ATP tidak berperan
langsung pada reaksi kondensasi. ATP digunakan untuk karboksilasi asetil
KoA menjadi malonil KoA. Energi bebas yang tersimpan di dalam malonil
KoA dibebaskan pada saat dekarboksilasi bersamaan dengan terbentuknya
asetoasetil-ACP. Meskipun HCO ‘ diperlukan untuk sintesis asam lemak, atom
karbon dari bikarbonat tersebut tidak terdapat di dalam produk. Agaknya,
semua atom karbon pada asam lemak dengan jumlah atom karbon genap
berasal dari asetil KoA.
Tiga tahap berikutnya pada sintesis asam lemak ialah reduksi gugus
keto pada C-3 menjadi gugus metilen. Pertama, asetoasetil-ACP direduksi
menjadi D-3-hidroksibutiril-ACP. Reaksi ini berbeda dengan reaksi yang
sesuai pada pemecahan asam lemak dalam dua hal: (1) yang terbentuk di sini
adalah epimer D bukan L dan (2) NADPH merupakan reduktor, sedangkan
NAD* adalah oksidator pada oksidasi-/3. Perbedaan ini menggambarkan
prinsip-prinsip umum bahwa NADPH digunakan pada reaksi-reaksi biosintesis,
sedangkan NADH iihasilkan pada reaksi-reaksi yang menghasilkan energi.
Selanjutnya, D-3-hidroksibutiril-ACP mengalami dehidrasi membentuk
krotonil-ACP, yang merupakan suatu mz«.s-A2-enoil-ACP. Langkah akhir
daur adalah reduksi krotonil-ACP menjadi butiril-ACP. NADPH lagi-lagi
berlaku sebagai reduktor sedangkan oksidator pada reaksi yang sesuai dalam
oksidasi-/3 adalah FAD. Ketiga reaksi terakhir ini—reduksi, dehidrasi, dan
reduksi keduanya—mengubah asetoasetil-ACP menjadi butiril -ACP, yang
menyempurnakan daur perpanjangan pertama.
5. Asam Lemak Disintesis Pada Sel Eukariot Oleh Kompleks Enzim Multifungsi
Sintase asam lemak pada eukariot, tidak seperti pada E. coli merupakan
komplek muhienzim. Pada ragi kompleks multienzim tersebut mempunyai
massa 2400 kd dan dalam mikrograf elektron tampak sebagai elipsoid dengan
panjang 25 nm dan diameter melintang 21 nm. Kompleks multienzim ini terdiri
dari dua jenis rantai polipeptida dengan susunan subunit b. Rantai a
mengandung protein pembawa asil, enzim penggabung, dan/3-ketoasiI
reduktase, sedangkan rantai bmengandung asetil transasilase, malonil
transasilase,/3-hidroksiasii dehidratase, dan enoil reduktase.
Sintase asam lemak mamalia merupakan suatu dimer identik dengan
subunit masing-masing bermassa 260-kd yang identik. Tiap rantai melipat
menjadi tiga bagian yang digabungkan oleh daerah yang lentur. Bagian 1, yaitu
tempat masuk substrat dan unit kondensasi, mengandung asetil transferase,
malonil transferase, dan b-ketoasil sintase (enzim penggabung). Bagian 2, yaitu
unit reduksi, mengandung protein pembawa asil. b-ketoasil reduktase,
dehidratase, dan enoil reduktase. Bagian 3, yaitu unit pembebas palmitat
mengandung tioesterase Jadi, terdapat tujuh situs katalitik yang berlainan pada
satu rantai polipeptida.
Perlu diketahui bahwa banyak di antara kompleks multienzim
eukariotik adalah protein multifungsi dengan sejumlah enzim berikatan secara
kovalen. Keuntungan susunan seperti ini ialah bahwa sintesis enzim-enzim
tersebut terkoordinasi. Selain itu, suatu kompleks multienzim yang terdiri atas
enzim-enzim yang terikat secara kovalen lebih stabil daripada enzim-enzim
dengan ikatan nonkovalen. Lagi pula, zat-zat antara dapat disalurkan dari satu
situs aktif ke situs aktif lainnya tanpa meninggalkan kompleks enzim. Waktu
difusi sangat berkurang dan reaksi sampingan dapat ditekan sesedikit mungkin.
Rupanya enzim multifungsi seperti sintase asam lemak timbul pada evolusi
eukariot melalui pengacakan ekson.
6. Pemanjangan Rantai Palmitat
Pemanjangan rantai palmitat dilakukan dengan cara penambahan ACP
(Acyl Carrier Protein) atau protein pembawa asil pada setiap unit 2 karbon.
ACP terdiri dari dua gugus prostetik yaitu senyawa 4-fosfopantetein (pn) dan
residu sistein spesifik (sis). Gugus fosfopantetein-SH ACP adalah tempat
masukan gugus malonil, sementara gugus Sistein spesifik–SH ACP merupakan
tempat masuknya gugus asil.
Pada reaksi yang pertama, dikatalisis oleh ACP-transferase, gugus asetil
pada asetil-S-CoA dipindahkan ke gugus sistein-SH pada sintase. Pada reaksi
yang kedua, gugus malonil pada malonil-S-CoA dipindahkan kegugus
fofopanteteinsulfihidril ACP, dalam reaksi yang dikakatilis oleh ACP malonil
transferase. Hasil kedua reaksiini adalah bahwa enzim sintase sekarang
memiliki dua gugus asil yang terikat secara kovalen, satu gugus asetil pada
gugus sistein-SH dan satu gugus malonil pada gugus fosfopantetein-SH.
Gugus asetil dan gugus malonil yang berikatan secara kovalen dengan
gugus SH pada sintase mengalami reaksi kondensasi untuk membentuk suatu
gugus asetoasetil yang terikat pada gugus fosfopantetein-SH, dalam waktu
yang bersamaan dibebaskan molekul CO2. Reaksi ini dikatalisisi oleh 3-
ketoasil-ACP sintase. (Tahap Kondensasi)
Selanjutnya pada tahap reduksi, molekul Asetoasetil-S-ACP lalu
mengalami reduksi pada gugus karbonil dengan mempergunakan NADPH
sebagai pembawa elektron untuk membawa 3-hidroksibutiril-S-ACP di dalam
reaksi yang dikatalisisoleh 3-ketoasil-ACP reduktase. Kemudian 3-hidroksi
butiril ACP diubah menjadi krotonil ACP dengan pengeluaran molekul air
(dehidrasi). Enzim yang bekerja pada reaksi ini adalah 3-hidroksi asil ACP
dehidratase. Reaksi terakhir dalam sintesis asam lemak adalah pembentukan
butiril ACP dari krotonil ACP dengan katalis enoil ACP reduktase. Jadi
putaran pertama proses perpanjangan rantai C ini telah mengubah asetil
koenzimA menjadi butiril ACP.
Untuk memulai putaran reaksi selanjutnya, dalam hal untuk
memperpanjang rantai dengan unit 2-karbon lainnya, gugus malonil
selanjutnya dipindahkan dari malonil KoA ke gugus fosfopantetin –SH pada
ACP. Gugus butiril lalu meninggalkan gugus SH-Sis dan menggantikan CO2
dari gugus malonil pada gugus ACP-SH. Gugus 3-ketonya direduksi pada
ketiga tahap selanjutnya pada siklus sintase untuk menghasilkan gugus asil 6-
karbon jenuh. Lalu gugus heksanoil dipindahkan dari fosfopantetein –SH ke
gugus sistein –SH. Dari siklus tersebut dihasilkan Palmitoil-S-ACP sebagai
produk akhir. Proses perpanjangan ini berhenti pada karbon 16, dan asam
palmitat bebas dilepaskan dari molekul ACP oleh aktivitas enzim hidrolitik.
7. Unit Fosfopanteteinil ACP Yang Lentur Membawa Substrat Dari Satu Situs
Aktif Ke Situs Aktif Lainnya
Sintesis asam lemak pada dimulai dengan pengikatan gugus asetil pada
asetil KoA ke atom oksigen pada rantai samping serin di situs aktif pada asetil
transferase. Gugus malonil pada malonil-KoA juga berikatan O pada situs aktif
malonil transferase. Reaksi dengan ini berlangsung di bagian 1 sintase.
Selanjutnya unit asetil dipindahkan ke sulfur sistein di situs aktif enzim
penggabung dan unit malonil dipindahkan ke atom belerang gugus
fosfopanteteinil pada protein pembawa asil (ACP) yang terdapat pada rantai
lain dari dimer. Bagian 1 tiap rantai pada dimer ini berinteraksi dengan bagian
2 dan 3 rantai yang lain. Jadi, setiap dua unit fungsional pada sintase terdiri
dari bagian-bagian yang dibentuk oleh rantai yang berbeda. Memang, daerah
kegiatan katalitik terdapat pada permukaan antardaerah bagian pada rantai
yang berseberangan.
Pemanjangan dimulai dengan penggabungan unit asetil pada enzim
penggabung dengan bagian dua-karbon dari unit malonil pada ACP. C02
dibebaskan dan unit asetoasetil-S-fosfopanteteinil terbentuk pada ACP. Situs
aktif sulftiidril pada enzim penggabung bebas kembali. Gugus asetoasetil
selanjutnya dibawa ke tiga situs aktif di bagian 2 pada rantai yang
berseberangan untuk mereduksinya menjadi unit butiril. Unit C4 jenuh ini
kemudian pindah dari sulfur fosfopanteteinil pada ACP ke atom sulfur sistein
pada enzim penggabung. Sintase kini siap untuk daur pemanjangan berikutnya.
Unit butiril pada enzim penggabung selanjutnya menjadi terikat kepada bagian
dua-karbon dari unit malonil pada ACP untuk membentuk unit C& pada ACP
yang selanjutnya mengalami reduksi. Lima lagi daur kondensasi dan reduksi
diperlukan untuk menghasilkan rantai palmitoil (C ) pada CE yang dihidrolisis
menjadi palmitat oleh tioesterase pada bagian 3 rantai yang berseberangan.
Perpindahan rantai asil lemak yang sedang memanjang bolak-balik antara ACP
dan enzim penggabung pada tiap daur pemanjangan penting untuk
diperhatikan. Translokasi yang analog terjadi pada perpanjangan rantai peptida
pada sintesis protein.
Subunit enzim tidak memerlukan penataan ulang struktural yang besar
untuk berinteraksi dengan substrat. Substrat terdapat pada lengan yang panjang
dan lentur, dan dapat mencapai tiap-tiap situs aktif yang banyak jumlahnya.
Ingat bahwa biotin dan lipoamida juga terdapat pada lengan yang panjang dan
lentur di dalam kompleks multienzimnya. Susunan sintase asam lemak pada
ragi danorganisme yang lebih tinggi meningkatkan efisiensi keseluruhan proses
karena zat-zat antara dapat langsung dipindahkan dari satu situs aktif ke situs
aktif berikutnya.
Reaktan-reaktan tidak diencerkan dalam sitosol dan tidak perlu
berdifusi secara acak untuk dapat bereaksi. Keuntungan lain kompieks
multienzim ialah bahwa zat antara yang terikat secara kovalen akan dipisahkan
dan dilindungi terhadap reaksi-reaksi kompetitif.
8. Sitrat Membawa Gugus Asetil Dari Dalam Mitokondria Ke Sitosol Untuk
Sintesis Asam Lemak
Sintesis palmitat memerlukan 8 molekul asetil KoA, 14 NADPH, dan 7
ATP. Asam lemak disintesis di sitosol, sedangkan asetil KoA terbentuk dari
piruvatdi mitokondria. Dengan demikian, asetil KoA harus dipindahkan dari
mitokondria ke sitosol. Akan tetapi, mitokondria tidak permeabel bagi asetil
KoA. Ingat bahwa karnitin hanya membawa asam lemak rantai panjang.
Rintangan bagi asetil KoA dapat diatasi oleh sitrat, yang mengangkut gugus-
gugus asetil melintasi membnn bagian dalam mitokondria. Sitrat terbentuk di
dalam matriks mitokondria dari kondensasi asetil KoA dengan oksaioasetat.
Apabila kadarnya tinggi, sitrat diangkut ke sitosol, tempat ia akan dipecah oleh
ATP-sitrat liase. Jadi, asetil KoA dan oksaloasetat dipindahkan dari dalam
mitokondria ke sitosol dengan menggunakan ATP.
9. Sumber NADPH Untuk Sintesis Asam Lemak
Oksaloasetat yang terbentuk pada perpindahan gugus asetil ke sitosol
kini harus dikembalikan ke mitokondria. Membran bagian dalam mitokondria
tidak permeabel bagi oksaioasetat. Dengan demikian, diperlukan serangkaian
reaksi pintas. Yang terpenting, reaksi-reaksi ini banyak menghasilkan NADPH,
yang diperlukan untuk sintesis asam lemak. Pertama, oksaioasetat direduksi
menjadi malat oleh NADH. Reaksi ini dikatalisis oleh malat dehidrogenase di
sitosol.
top related