makalah bahasa indonesia (materi ejaan bahasa indonesia)
Post on 10-Dec-2015
573 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH BAHASA INDONESIA
EJAAN BAHASA INDONESIA
Disusun oleh :
KELOMPOK III
Nama Anggota : 1. Jumlia Syaulani Rizki (4121121015)
2. Khoirul Ikhsan Pane (4121121016)
3. Wita Pardede (4123121084)
4. Yemima Purba (4123121085)
Kelas : Pendidikan Fisika B 2012
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kelompok III ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “EJAAN BAHASA INDONESIA”. Diharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Ejaan Bahasa Indonesia ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Medan, Februari 2015
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
I.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
II. PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
II.1.Pengertian dan Pembinaan Ejaan Bahasa Indonesia ............................................ 3
II.2.Pemakaian Huruf yang Benar sesuai dengan Pedoman EYD .............................. 5
II.3.Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) ........................................ 12
III. PENUTUP .................................................................................................................. 23
III.1...............................................................................................................................Kesimpulan ....................................................................................................................... 23
III.2...............................................................................................................................Saran ............................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) pada dasarnya merupakan ejaan
bahasa Indonesia hasil dari penyempurnaan terakhir atas ejaan-ejaan yang pernah berlaku di
Indonesia. Sebelum EYD diberlakukan di Indonesia pernah berlaku ejaan Ch. A. Van Ophuysen,
ejaan Republik (ejaan Soewandi) dan ejaan Malindo. Adapun yang disempurnakan itu bukan
bahasa Indonesianya, melainkan ejannya yakni tata cara penulisan yang baku.
Selama ini belum semua orang mematuhi kaidah yang tercantum dalam EYD, baik karena
belum tahu, enggan mematuhi atau karena ada pedoman yang mereka pegang selama ini yang
mereka anggap pedoman itu sudah tepat. Tindakan seperti ini jelas dapat mengacaukan
perkembangan bahasa Indonesia. Padahal dengan diberlakukannya EYD, seharusnya setiap
warga negara Indonesia, termasuk warga pengadilan sebagai pemakai bahasa Indonesia wajib
mengikuti dan mematuhi kaidah-kaidah yang tercantum di dalamnya. Dalam rangka
menyebarluaskan dan memasyarakatkan EYD itulah dalam kaitan dengan teknik penulisan karya
ilmiah, tulisan ini terbit. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan manfaat dan petunjuk praktis
bagi masyarakat di semua lingkungan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Tentu saja tulisan ini tidak luput dari kekurangan dan diperlukan sumbangan pemikiran
dari para pembaca.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah ini, permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa dan bagaimana pengertian dan pembinaan ejaan bahasa Indonesia?
2. Bagaimana pemakaian huruf yang benar sesuai dengan pedoman EYD?
3. Bagaimana penulisan huruf yang benar sesuai dengan pedoman EYD?
1
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalh ini adalah untuk mengetahui :
1. Mengetahui Pengertian dan pembinaan ejaan bahasa Indonesia.
2. Mengetahui pemakaian huruf yang benar sesuai dengan pedoman EYD.
3. Mengetahui penulisan huruf yang benar sesuai dengan pedoman EYD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Pembinaan Ejaan Bahasa Indonesia
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa ejaan adalah cara atau aturan
menuliskan kata-kata dengan huruf (Poerwadarminta, 1976:266). Gorys Keraf (1984: 47)
menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-
lambang bunyi ujaran dan bagaimana interelasi antara lambang-lambang tersenut
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapatlah dikatakan bahwa ejaan itu mengandung
ketetapan-ketetapan tentang cara melambangkan atau menuliskan satuan-satuan bunyi (fonem),
satuan-satuan morfologi seperti kata dasar, kata ulang, kata majemuk. Di samping itu, dalam
ejaan, terkandung juga ketetapan-ketetapan tentang cara menuliskan satuan-80 satuan kata
(kalimat). Ke dalamnya, termasuk ketetapan tentang pemakaian tanda baca, seperti tanda titik,
koma, titik koma, titik dua, tanda kutip, tanda tanya, tanda seru.
Di Indonesia, secara resmi, pernah berlaku tiga macam ejaan, yaitu Ejaan Van Ophuysen,
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
2.1.1. Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian
dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun
1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu : huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai
akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti
mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang,dsb.
Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb. Tanda diakritik,
seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
3
2.1.2 Ejaan Republik
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya.
Ejaan ini juga dikenal dengan namaejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb. Bunyi hamzah dan bunyi
sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb. Kata ulang boleh ditulis
dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an. Awalan di- dan kata
depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
2.1.3. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden
indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD,
ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin
dibakukan. Perubahan :
Indonesia
(pra-1972)
Malaysia
(pra-1972)Sejak 1972
tj ch c
dj j j
ch kh kh
nj ny ny
sj sh sy
j y y
oe* u u
Catatan: Tahun 1947 "oe" sudah digantikan dengan "u".
4
Dewasa ini, di negara kita digunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempur-
nakan (EYD) yang telah direvisi menjadi EYD Terbaru (untuk selanjutnya, disebut dengan
EYD saja). Oleh karena itu, kesalahan atau penyimpanan yang dimaksud dalam bagian ini,
berdasar kepada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam EYD itu sendiri.
EYD diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Suharto pada tanggal 16 Agustus
1972. Ini berarti EYD telah berusia 38 tahun. Usianya yang cukup lama itu ternyata belum
bisa menjamin bahwa masyarakat pemakainya mampu menerapkannya dengan baik. Hal
itu ter-bukti dengan masih adanya banyak penyimpangan yang dilakukan oleh pemakai
bahasa terhadap ketetapan-ketetapan yang tercantum dalam EYD itu sendiri. Anehnya,
penyim-pangan atau kesalahan yang menyangkut EYD itu tidak hanya dilakukan oleh
masyarakat awam, tetapi juga oleh sebagian anggota masyarakat tergolong pelajar atau
mahasiswa yang sudah beberapa tahun belajar bahasa Indonesia, bahkan oleh guru bahasa
Indonesia sendiri. Pada garis besarnya, kesalahan itu menyangkut bidang persukuan
penulisan huruf kapital, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan angka dan lambang
bilangan, dan pemakaian tanda baca.
2.2. Pemakaian Huruf yang Benar sesuai dengan Pedoman EYD
2.2.1. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia ada 26 huruf, yaitu:
Huruf Nama
Kapital Kecil
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
je
5
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z
ka
el
em
en
o
pe
ki
er
es
te
u
ve
we
eks
ye
zet
2.2.2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i,
o, dan u.
Huruf
Vokal
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a
e*
i
o
u
api
enak
emas
itu
oleh
ulang
padi
petak
kena
simpan
kota
bumi
lusa
sore
tipe
murni
radio
ibu
6
2.2.3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf
huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf
Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b
c
d
f
g
h
j
k
l
m
n
p
q
r
s
t
v
w
x
y
z
bahasa
cakap
dua
fakir
guna
hari
jalan
kami
-
lekas
maka
nama
pasang
Quran
raih
sampai
tali
varia
wanita
xerox
yakin
zeni
sebut
kaca
ada
kafan
tiga
saham
manja
paksa
rakyat*
alas
kami
tanah
apa
status quo
bara
asli
mata
lava
hawa
-
payung
lazim
adab
-
Abad
maaf
gudeg
tuah
mikraj
politik
bapak*
akal
diam
daun
siap
Taufiq
putar
tangkas
rapat
-
-
sinar-x
-
juz
7
Keterangan :
* Huruf k melambangkan bunyi hamzah.
** Huruf q dan x khusus dipakai untuk nama diri (seperti Taufiq dan Xerox) dan
keperluan ilmu (seperti status quo dan sinar x).
2.2.4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan
oi.
Huruf
Diftong
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai
au
oi
ain
aula
-
malaikat
saudara
boikot
pandai
harimau
amboi
2.2.5. Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing masing melambangkan satu
bunyi konsonan.
Gabungan
Huruf
Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
kh
ng
ny
sy
khusus
ngilu
nyata
syarat
akhir
bangun
banyak
isyarat
tarikh
senang
-
arasy
8
Catatan :
Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus.
2.2.6. Persukuan
Persukuan adalah penggalan-penggalan bunyi dari kata dalam satu ketukan atau
satu hembusan nafas. Setiap suku kata dalam Bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal.
Vokal ini dapat didahului atau diikuti oleh konsonan.
1. Persukuan Kata dalam Bahasa Indonesia
Di bawah ini dicantumkan pola persukuan kata dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, yaitu sebagai berikut :
a) Bahasa Indonesia mengenal empat macam pola umum suku kata, yaitu :
1. V : a-nak; i-bu; ba-u; a-kan; a-ku; ma-u; a-du; i-par
2. VK : ar-ti; ma-in; om-bak; an-dal; la-in; in-dah
3. KV : ra-kit; ka-in; ra-jut; ca-kap
4. KVK : pin-tu; kan-tor; lan-tai; lam-bat; ram-but; rim-bun
b) Di samping itu Bahasa Indonesia mengenal pola suku kata, yaitu :
1. KKV : pra-ja; sas-tra; in-fra; su-pra
2. KKVK : blok; trak-tor; prak-tis; trak-tir; skan-dal
3. VKK : eks; ons; ohm; eks-por
4. KVKK : teks; kon-teks; pers
5. KKVKK : kom-pleks; tri-pleks
6. KKKV : stra-te-gi; in-stru-men; stra-ta
7. KKKVK : struk-tur; in-struk-tur
Keterangan : V = vokal; K = konsonan
c) Pemisahan suku kata pada kata dasar, yaitu :
9
1. Kalau di tengah kata ada dua vokal yang berurutan, maka pemisahan suku
kata pada kata dasar tersebut dilakukan di antara kedua vokal itu.
Contoh : ma-af; bu-ah; ri-ang
2. Kalau di tengah kata ada konsonan di antara dua vokal, maka pemisahan suku
kata pada kata dasar tersebut dilakukan sebelum konsonan itu.
Contoh : a-nak; a-pa; a-gar
Oleh karena ng, ny, sy, dan kh yang melambangkan satu konsonan, maka
gabungan huruf-huruf itu tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan suku
kata dilakukan sebelum atau sesudah pasangan huruf itu.
Contoh : sa-ngat; nyo-nya; sya-rat; ang-ka; akh-lak
3. Kalau di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan, maka pemisahan suku
kata pada kata dasar tersebut terdapat di antara kedua konsonan itu.
Contoh : man-di; tem-pat; lam-bat; ker-tas
4. Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, maka pemisahan suku kata
pada kata dasar tersebut terdapat di antara konsonan yang pertama (termasuk
ng) dengan konsonan kedua.
Contoh : in-stru-men; bang-krut; ul-tra
d) Imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata, yaitu di awal, di
akhir, di tengah, atau gabungan dari antara ketiga itu, yang berfungsi untuk
membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata yang pertama.
Imbuhan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk dan partikel yang
biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya dan dalam persukuan kata
dipisahkan sebagai satu kesatuan.
Contoh : ma-ka-nan; me-ne-mui; bel-ajar; per-gi-lah; wa-lau-pun
2.2.7. Nama Diri
Nama diri adalah nomina khusus yang mengacu ke nama geografi, nama orang atau
lembaga, dan nama yang berhubungan dengan waktu. Nama diri ditulis dengan huruf
kapital, sedangkan nama jenis merujuk kepada jenis tertentu secara umum. Di dalam
pedoman EYD nama jenis yang tergolong sebagai nomina umum ditulis dengan huruf
10
kecil. Nama diri yang diatur penulisannya dalam pedoman umum EYD berhubungan
dengan :
1) Nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, dan gelar keilmuan yang diikuti
nama orang.
Contoh :
a. Doktor Salim Said terkenal kritis dalam memberikan ulasan di televisi.
b. Haji Agus Salim seorang pahlawan pendidikan.
2) Nama jabatan pangkat yang diikuti nama orang, instansi atau tempat.
Contoh :
a. Gubernur DKI Jakarta meresmikan pengunaan busway.
b. Kolonel Suparman berhasil mengungkap kasus korupsi kemarin.
3) Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh :
a. Di penghujung tahun 2004 bangsa Indonesia mengalami bencana yang amat
besar.
b. Pulau Jawa terpadat penduduknya di Indonesia.
c. Bahasa Indonesia belum menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.
11
4) Nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh :
a. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1343 Hijriah.
b. Dahulu pernah terjadi Perang Candu di negeri Cina.
5) Nama khas geografi.
Contoh :
a. Salah satu daerah pariwisata di Sumatera adalah Danau Toba.
b. Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dihubungkan oleh Selat Sunda.
6) Nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan.
Contoh :
a. Ayu Utami mengarang novel Saman.
b. “Kiat Mengatasi Gejala Penyakit Kejiwaan”.
2.3. Penulisan Huruf yang Benar sesuai dengan Pedoman EYD
2.3.1. Huruf Kapital
12
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat.
Misalnya:
Dia membaca buku.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
"Besok pagi," kata Ibu, "dia akan berangkat."
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Quran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-
Nya.
4. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
13
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini dia pergi naik haji.
Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang,
nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Jawa Tengah
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk
kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Sidang itu dipimpin Presiden.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen.
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak
merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu.
14
Misalnya:
Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.
Di setiap departemen terdapat seorang inspektur jenderal.
6. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der
(dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama
Portugal).
Misalnya:
J.J de Hollander
J.P. van Bruggen
H. van der Giessen
Otto von Bismarck
Vasco da Gama
(2) Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf
pertama kata bin atau binti.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Ibrahim bin Adham
Siti Fatimah binti Salim
Zaitun binti Zainal
15
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
pascal second Pas
J/K atau JK-1 joule per Kelvin
N Newton
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
7. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya:
bangsa Eskimo
suku Sunda
bahasa Indonesia
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa
yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
16
hari Lebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Perang Candu
Perang Dunia I
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
digunakan sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
9. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri geografi.
Misalnya:
Banyuwangi Asia Tenggara
Cirebon Amerika Serikat
Eropa Jawa Barat
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama geografi yang
diikuti nama diri geografi.
Misalnya:
Bukit Barisan Danau Toba
Dataran Tinggi Dieng Gunung Semeru
Jalan Diponegoro Jazirah Arab
Ngarai Sianok Lembah Baliem
Selat Lombok Pegunungan Jayawijaya
Sungai Musi Tanjung Harapan
Teluk Benggala Terusan Suez
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi
jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
Misalnya:
17
ukiran Jepara pempek Palembang
tari Melayu sarung Mandar
asinan Bogor sate Mak Ajad
d. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak
diikuti oleh nama diri geografi.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
e. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang
digunakan sebagai penjelas nama jenis.
Misalnya:
nangka belanda
kunci inggris
petai cina
pisang ambon
10. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi,
kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Departemen Keuangan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi
negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen
resmi.
Misalnya:
beberapa badan hukum
18
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menjadi sebuah republik
menurut undang-undang yang berlaku
Catatan:
Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu,
misalnya Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Pemberian gaji bulan ke 13 sudah disetujui Pemerintah.
Tahun ini Departemen sedang menelaah masalah itu.
Surat itu telah ditandatangani oleh Direktur.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan,
dokumen resmi, dan judul karangan.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah,
kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak
pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata".
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
19
Misalnya:
Dr. Doctor
S.E. sarjana ekonomi
S.H. sarjana hokum
S.S. sarjana sastra
S.Kp. sarjana keperawatan
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
Prof. Professor
K.H. kiai haji
Tn. Tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
Catatan:
Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk singkatannya,
diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.
14. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang
digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Besok Paman akan datang.
Surat Saudara sudah saya terima.
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.
"Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
20
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal di Jakarta.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam
penyapaan.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
Surat Anda telah kami terima dengan baik.
16. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan,
catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh
paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu. (Lihat contoh pada I B, I
C, I E, dan II F15).
2.3.2. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama karangan Prapanca.
Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
Catatan:
Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan
tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
21
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas tangan.
3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang
bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung dipadankan dengan 'pandangan dunia'.
b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya
diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Misalnya:
Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring
digarisbawahi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
22
Ejaan yang disempurnakan memuat kaidah-kaidah bahasa Indonesia, seperti penulisan
huruf, penulisan kata, penulisan tanda baca dan penulisan unsur serapan. Penulisan huruf
berkaitan dengan aturan penulisan nama diri, nama jenis, nama sebutan dan huruf pada lambang
bilangan. Penulisan kata berkaitan dengan aturan penulisan kata baku, kata depan, kata ulang,
gabungan kata dan bentuk singkatan/akronim. Penggunaan tanda-tanda baca dan aturan
penyerapan kata asing yang menjadi kosakata bahasa Indinesia. EYD ini hendaknya menjadi
acuan/patokan dalam berbahasa Indonesia agar tidak terjadi kesalahan.
3.2. Saran
Agar dapat mengetahui kaidah-kaidah penulisan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar maka seharusnya penulis memahami dengan cermat isi dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Risa. 2008. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Surabaya: Serba Jaya.
Arifin, E. Zaenal. 1995. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo.
Barus,Sanggup. 2014. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press.
23
H. G. Taringan. 1985. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Salam, Rosdiah. 2006. Bahasa dan Sastra Indonesia. Makassar: Grasindo.
24
top related