ejaan, diksi, kalimat, dan paragraf bahasa indonesia
TRANSCRIPT
Ejaan Bahasa Indonesia, Diksi, Kalimat, Paragraf Bahasa
Indonesia
A. Ejaan Bahasa Indonesia
1. Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia Ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu;
segi khusus yaitu, pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun
huruf yang telah disusun menjadi kata, kelompok kata atau kalimat.
segi umum yaitu, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi bahasa,
termasuk pemisahan dan penggabungannya yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca.
Dapat disimpulkan bahwa ejaan merupakan hal-hal mencakup penulisan huruf, penulisan kata,
termasuk singkatan, akronim, angka dan lambang bilangan, serta penggunaan tanda baca. Dan juga tentang
pelafalan dan peraturan dalam penyerapan unsur asing.
2. Fungsi Ejaan Bahasa Indonesia: a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga mempunyai fungsi yang
lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam mencerna informasi
yang disampaikan secara tertulis.
3. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia
1) Ejaan Van Ophuysen
Kapankah Ejaan Van Ophuysen mulai berlaku?
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam sebuah buku Kitab Logat
Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, Ejaan Van Ophuysen pun dinyatakan berlaku. Sesuai dengan
namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan
Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Sebelum Ejaan Van Ophuysen disusun para penulis
pada umumnya mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal, kata, kalimat,
dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang digunakan pada waktu itu sangat beragam.
Terbitnya Ejaan Van Ophuysen sedikit banyak mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa
itu.
Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen?
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai berikut :
1. Huruf y ditulis dengan j
Misalnya :
Sayang : Sajang
Yakin : Jakin
Saya : Saja
2. Huruf u ditulis dengan oe
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
3. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas
Misalnya :
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Rusak : Rusa’
4. Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya :
Jakarta : Djakarta
Raja : Radja
Jalan : Djalan
5. Huruf c ditulis dengan tj
Misalnya :
Pacar : Patjar
Cara : Tjara
Curang : Tjurang
6. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Misalnya :
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir
Makhluk : Machloe’
2) Ejaan Republik( Ejaan soewandi )
Apakah yang dimaksud dengan Ejaan Republik?
Ejaan Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh Mr. Soewandi. Penyusunan ejaan baru
dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku sebelumnya yaitu Ejaan Van Ophuysen juga
untuk menyederhanakan sistem ejaan bahasa Indonesia. Pada tanggal 19 Maret 1947, setelah selesai
disusun ejaan baru itu diresmikan dan ditetapkan berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan,
pengajaran, dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A, tanggal 19 Maret 1947. ejaan
baru itu diresmikan dengan nama Ejaan Republik.
Mengapa Ejaan Republik sering disebut Ejaan Soewandi?
Ejaan Repubik lazim disebut Ejaan Soewandi karena nama itu disesuaikan dengan nama orang
yang memprakarsainya. Seperti kita ketahui, Soewandi merupakan nama Menteri Pendidikan,
Pengajaran, dan Kebudayaan ketika ejaan itu disusun oleh karena itu, kiranya wajar jika ejaan yang
disusunnya juga dikenal sebagai Ejaan Soewandi.
Apakah Perbedaan Ejaan Republik dan Ejaan Van Ophuysen?
Beberapa perbedaan yang tampak mencolok dalam kedua ejaan iu dapat diperhatikan dalam uraian di
bawah ini :
1. Gabungan huruf oe dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u dalam Ejaan Republik
2. Bunyi hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam Ejaan Republik
3. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik
4. Huruf e taling dan pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan
5. Tanda trema (“) dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan Republik
Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberikan beberapa contoh antara
lain sbb :
Ejaan Van Ophuysen = Ejaan Republik
Oemoer = Umur
Ma’loem = Maklum
Rata-rata Rata-rata = rata2
ẽkor = ekor
Hal ini yang dapat diamati dalam Ejaan Republik ialah digunakan e pepet sebagai bunyi pelancar kata
khususnya pada kata-kata baru yang asalnya tidak menggunakan e pepet misalnya :
Ejaan yang benar = Ejaan yang salah
Kritik = Keritik
Pabrik = Paberik
Praktik = Peraktik
Meskipun dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku seelumnya, Ejaan Republik
ternyata masih memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain karena huruf-huruf seperti
F,V,X,Y,Z,SJ(Sy) dan Ch(Kh) yang lazim digunakan untuk menulis kata-kata asing tidak dibicarakan
dalam ejaan baru itu. Padahal, huruf-huruf tersebut pada masa itu masih merupakan permasalahan
dalam bahasa Indonesia.
3) Ejaan Pembaharuan
Apakah Ejaan Pembaharua itu?
Ejaan pembaharuan merupakan suatu yang direncanakan untuk memperbaharui Ejaan
Republik.Di bentuk pada tanggal 19 juli 1956.Konsep Ejaan pembaharuan dikenal dengan ejaan
Prijono-Katoppo,sebuah nama yang di ambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai panitia
ejaan itu. Awalnya profesor Prijono yang mengetuai panitia itu, lalu menyerahkan kepemimpinannya
kepada E.Katoppo karena masa itu Profesor Prijono di angkat menjadi Menteri Pendidikan,Pengajaran
dan Kebudayaan sehingga tidak sempat lagi melanjutkan tugasnya sebagai ketua panitia ejaan
kemudian dilanjutkan oleh E.Katoppo.
Hal-hal Apakah yang menarik dalam Ejaan Pembahuruan?
Konsep Ejaan Pembaharuan yang menarik ialah di sederhanakannya huruf-huruf yang berupa
gabungan konsonan dengan huruf huruf tunggal.Atau bersifat fonemis artinya setiap fonem dalam
ejaan itu di usahakan hanya di lambangkan dengan satu huruf.
Tampak seperti contoh di bawah ini :
1. Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j
2. Gabungan konsonan tj di ubah menjadi ts
3. Gabungan konsonan ng di ubah menjadi ŋ
4. Gabungan konsonan nj di ubah menjadi ñ
5. Gabungan konsonan sj di ubah menjadi š
Gunakan vokal ai, au dan oi(di sebut diftong) di tulis berdasarkan pelafalannya yaitu ay, aw, dan oy.
Misal :
satai → satay
Harimau → harimaw
Amboi → amboy
Serta huruf j, seperti pada kata jang di ubah menjadi y sesuai dengan ejaan Bahasa Indonesia.
4) Ejaan Melindo
Apakah yang di maksud dengan ejaan melindo?
Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia.Merupakan ejaan yang di susun atas kerja sama
antara pihak Indonesia Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu (malaysia) di pimpin oleh
Syed Nasir bin Ismail.Yang tergabung dalam Panitia Kerja Sama Bahasa Melayu-Bahasa
Indonesia.Tahun 1959 berhasil merumuskan ejaan yaitu ejaan Melindo.
Awalnya Ejaan Melindo di maksudkan untuk menyeragamkan ejaan yang di gunakan di kedua
negara tersebut.Namun karena pada masa itu terjadi ketegangan politik antara Indonesia dan
malaysia, Ejaan itupun akhirnya gagal diresmikan.Sebagai akibatnya pemberlakuaan ejaan itu tidak
pernah di umumkan.
Hal-hal apakah yang terdapat dalam konsep ejaan melindo?
Dalam ejaan melindo tidak jauh beda dengan ejaan pembaharuan,karena ejaan itu sama-sama
berusaha menyederhanakan ejaan dengan menggunakan sistem fonemis.
Hal yang berbeda ialah dalam ejaan Melindo gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta Di
ganti dengan c menjadi cinta.Juga gabungan konsonan nj,seperti pada kata njonja di ganti dengan
huruf nc yang sama sekali masih baru.
5) Ejaan Baru (Ejaan LBK)
Apakah Ejaan Baru itu?
Merupakan lanjutan dari rintisan panitia ejaan melindo.Pelaksananya pun terdiri dari panitia
Ejaan LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan,sekarang bernama Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa) juga dari panitia Ejaan bahasa Melayu yang berhasil merumuskan ejaan yang
disebut Ejaan Baru.Namun lebih di kenal dangan ejaan LBK. Konsep Ejaan ini di susun berdasarkan
beberapa pertimbangan antara lain:
1) Pertimbangan Teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap fonem di lambangkan
dengan satu huruf.
2) Pertimbangan Praktis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan secara teknis itu
di sesuaikan dengan keperluan praktis seperti ke adaan percetakan dan mesin tulis.
3) Pertimbangan Ilmiah yaitu Pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan itu mencerminkan
studi yang mendalam mengenai kenyataan bahasa dan masyarakat pemakainya.
Perubahan apakah yang terdapat dalam ejaan Baru?
1) Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j
Misalnya :
remadja → remaja
djalan → jalan
2) Gabungan konsonan tj di ubah menjadi c.
Misalnya :
tjakap → cakap
batja → baca
3) Gabungan konsonan nj di uban menjadi ny.
Misalnya :
Sunji → sunyi
Njala → nyala
4) Gabungan konsonan sj di ubah menjadi sy.
Misalnya :
Sjarat → syarat
Sjair → syair
5) Gabungan konsonan ch di ubah menjadi kh.
Misalnya :
Tachta → takhta
Ichlas → ikhlas
6) Huruf j di ubah menjadi y
Misalnya :
Padjak → pajak
Djatah → jatah
7) Huruf e taling dan e pepet penulisannya tidak dibedakan dan hanya di tulis dengan e/tanpa
penanda.
Misalnya :
Ségar → segar
Copèt →copet
8) Huruf asing f, v, dan z di masukkan kedalam sistem ejaan bahasa Indonesia karena huruf huruf itu
banyak di gunakan.
Misalnya :
Fasih
Vakum
Zaman
6) Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan (EYD)
Sejak Kapankah EYD mulai Berlaku?
Ejaan Yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden Republik indonesia Soeharto pada
tanggal 16 Agustus 1972.merupakan lanjutan dari ejaan baru atau ejaan LBK.
Mengapa pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman umum? Mengapa pula ejaan
itu Ejaan yang Disempurnakan?
Pedoman ejaan bahasa Indonesia di sebut pedoman umum,karena dasarnya hanya mengatur hal-
hal yang bersifat umum.Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus,yang belum di atur dalam
pedoman itu,yang di sesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman umum itu.
Ejaan Yang Disempurnakan merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan yang di susun
sebelumnya,terutama ejaan republik yang di padukan pula dengan konsep konsep ejaan
pembaharuan,ejaan melindo dan ejaan baru.
Hal-hal apa sajakah yang terdapat dalam EYD?
1) Perubahan huruf
Ejaan lama :
Dj → djika, wadjar
Tj →tjakap,pertjaja
Nj → njata,sunji
Ch → achir, chawatir
EYD :
J → jika, wajar
C → cakap, percaya
Ny → nyata, sunyi
Kh → akhir, khawatir
2) Huruf f, v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
Misalnya :
Khilaf
Fisik
Zakat
Universitas
3) Huruf q dan x yang lazim di gunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap di gunakan , misalnya
pada kata furqan dan xenon.
4) Penulisan di- sebagai awalan di bedakan dengan di yang merupakan kata depan. Sebagai awalan,
di- di tulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di sebagai kata depan ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.Misal :
Awalan → di-
dicuci
dibelikan
dilatarbelakangi
Kata depan → Di
Di kantor
Di belakang
Di tanah
5) Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.angka dua tidak digunakan sebagai
penanda perulangan.
Misalnya :
Anak-anak, bukan anak2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Bermain-main, bukan bermain2
Hal hal apa sajakah yang di atur dalam EYD ?
Yang di atur dalam EYD yaitu :
a. Pemakaian huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
b. Penulisan kata
c. Penulisan tanda baca
d. Penulisan singkatan dan akronim
e. Penulisan angka dan lambang bilangan
f. Penulisan unsur serapan.
B. Diksi Bahasa Indonesia
1. Pengertian Diksi Bahasa Indonesia Diksi ialah Pilihan kata. Maksudnya kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu.
Pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang mengarang
maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata Dalam memilih kata yang setepat-
tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan
suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata.
2. Makna Diksi Bahasa Indonesia:
1) Denotatif & Konotatif Makna Denotatif adalah makna Lugas, umum, apa adanya atau makna sebenarnya, netral
tidak tercampur nilai rasa dan tidak berupa kiasan.
Contoh :
Bunga – bunga berguguran
Bulan bersinar terang
Dia adalah wanita Cantik
Makna Konotatif adalah berupa makna kiasan atau yang disertai nilai rasa ( selain makna sebenarnya mengandung makna tambahan ). Contoh : Dialah permata hati ku Pemuda itu gugur dalam pertempuran Dia adalah wanita manis
2) Kata Umum ( Meluas/ Generalisasi ) & Kata khusus ( Menyempit/ Spealisasi) Kata Umum (superordinat) merupakan perubahan makna meluas yaitu gejala yang terjadi
pada sebuah kata yang mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi karna berbagai faktor menjadi memiliki makna makna lain. Contoh : Bunga Ikan Tumbuhan
Kata Khusus (Hiponim)merupakan perubahan gejala yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna. Contoh : Bunga Anggrek Ikan Lele Pohon kelapa
3) Kata kongkret dan abstrak Kata kongkret adalah kata yang acuannya semakin mudah diserap panca indra.
Contoh: Meja Mobil Rumah
Kata abstrak adalah kata yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Contoh: Kesibukan Angan-angan Keinginan
4) Sinonim Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Sinonim dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakan. Contoh : cerdas, cerdik agung, besar, raya agung, besar, raya penelitian, penyelidikan
5) Pembentukan Kata Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru, misalnya Tata tata buku tata bahasa tata rias tata cara
Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata-kata melalui pungutuan kata, misalnya : bank kredit valuta televisi
Kata-kata pungut itu ada yang dipungut tanpa diubah, tetapi ada juga yang diubah. Kata-kata pungut yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia disebut bentuk serapan. Bentuk-bentuk serapan itu ada empat macam. a. Kita mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh : bank, opname, golf b. Kita mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh : subject subjek apotheek apotek university universitas
c. Kita menerjemahkan dan memadankan istilah-istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Contoh : starting point titik tolak
meet the press jumpa pers d. Kita mengambil istilah yang tetap seperti aslinya karena sifat keuniversalannya.
Contoh : de facto, cum laude
6) Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata a. Penanggalan Awalan meng-
Penanggalan awalan meng- pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan. Berikut ini diperlihatkan contoh dalam bentuk yang salah dan yang benar.
Jaksa Agung, Hendarman Supandji, periksa mantan Presiden Suharto. (salah)
Jaksa Agung, Hendarman Supandji, memeriksa mantan Presiden Suharto. (benar) b. Penanggalan Awalan ber-
Sampai jumpa lagi. (salah)
Sampai berjumpa lagi. (benar) c. Peluluhan bunyi /c/
Bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan meng- Contoh :
Agus sedang menyuci mobil. (salah)
Agus sedang mencuci mobil. (benar) d. Penyengauan kata dasar.
Penyengauan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya, pencampuradukan antara ragam lisan dan tulis ini menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian. Kita sering menemukan penggunaan kata ngantuk, ngail, nabrak, nulis. Padahal dalam bahasa Indonesia baku tulis, kita menggunakan katakata mengantuk, mengail, menabrak, menulis,
e. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang berimbuhan meng-/peng-. Kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, dan /t/ menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau. Contoh :
Semua warga negara harus mentaati peraturan yang berlaku.
Semua warga negara harus menaati peraturan yang berlaku. f. Awalan ke- yang keliru.
Contoh :
Mengapa kamu ketawa terus? (salah)
Mengapa kamu tertawa terus? (benar) Perlu diketahui bahwa awalan ke- hanya dapat menempel pada kata bilangan. Seperti kata kedua, ketiga, keempat, kelima dan seterusnya. Pengecualian terdapat pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.
g. Pemakaian akhiran –ir. Pemakaian akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku, untuk padanan akhiran -ir adalah –asi atau –isasi. Contoh :
akomodir akomodasi
realisir realisasi
intimidir intimidasi h. Padanan yang tidak serasi.
Padanan yang tidak serasi terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang, atau bergabung dalam sebuah kalimat. Contoh : 1) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud.
(salah) 2) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud. (benar) 3) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud. (benar) 4) Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Daud. (benar) Bentuk yang baku untuk mengganti padanan itu adalah disebabkan oleh, dan lainlain, atau dan sebagainya; karena/untuk/kalau saja tanpa diikuti maka, atau maka saja tanpa didahului oleh karena/untuk/kalau; meskipun saja tanpa disusul tetapi atau tetapi saja tanpa didahului
meskipun. Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap. Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi dan daripada sering dipertukarkan. Contoh :
Putusan daripada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
Putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar) i. Pemakaian akronim.
Yang dimaksud dengan singkatan ialah hasil menyingkat atau memendekkan berupa huruf atau gabungan huruf, seperti DPR. Yang dimaksud bentuk singkat ialah kontraksi bentuk kata sebagaimana dipakai dalam ucapan cepat, seperti lab (laboratorium)
j. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran dan pemukiman. 1.Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan kesismpulan. (salah) 1a. Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan simpulan. (benar) 2. Sesuai dengan keputusan pemerintah, bea masuk barang mewah dinaikkan menjadi 20%. (salah) 2a. Sesuai dengan putusan pemerintah, bea masuk barang mewah dinaikkan menjadi 20%. (benar) 3. Petugas Puskesmas di sana kurang memberikan pelayanan yang memuaskan. (salah) 3a. Petugas Puskesmas di sana kurang memberikan layanan yang memuaskan. (benar) 4. Paman saya sudah membeli rumah di pemukiman Puri Giri Indah. (salah) 4a. Paman saya sudah membeli rumah di permukiman Puri Giri Indah. (benar)
k. Penggunaan kata yang hemat. Salah satu cirri pemakaian bahasa yang efektif adalah pemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi padat isinya. Boros : Hemat : sejak dari sejak atau dari agar supaya agar atau supaya tujuan daripada pembangunan tujuan pembangunan
l. Analogi. Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata seperti petinju, pesenam, pesilat dan petenis : Petinju ‘orang yang bertinju’ Pesenam ‘orang yang bersenam’ Pesilat ‘orang yang bersilat’ Petenis ‘orang yang bertenis’ Kata bertinju, bersenam, bersilat mungkin bisa digunakan. Tetapi, kata bertenis bukan kata yang lazim. Oleh sebab itu, muncul kata petenis. Pada dasarnya tidak dibentuk dari : Bertenis (yang baku adalah bermain tenis)
m. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia 1) Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan, seperti kuda-kuda,
mejameja, 2) buku-buku. 3) Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan, seperti beberapa, sekalian, semua. 4) Bentuk jamak dengan menambah kata bantu jamak, seperti para tamu. 5) Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang, seperti mereka, kami, kita dan
kalian. n. Penggunaan di mana, yang mana, hal mana
Kata di mana tidak dapat dipakai dalam kalimat pernyataan. Kata di mana tersebut harus diubah menjadi yang, bahwa, tempat, dan sebagainya.
C. Kalimat Bahasa Indonesia 1. Pengertian Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat adalah satu bagian ujaran/pikiran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan akhir. Penulisannya dimulai dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).
2. Ragam Kalimat a. Kalimat dilihat dari sifat isinya. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah mengemukakan pemberitahuan yang disertai dengan intonasi. Contoh : Dua orang tewas akibat kecelakaan di jalan Tol Cikampek. Menyuguhkan dengan ciri dibantu oleh kata tugas, seperti : Ya, Betul, Sungguh, Nyata,
tak boleh tidak, sudah tentu, dll. Contoh :
Memang betul ia yang bersalah.
Sepatu yang bernomor kecil, tentu lebih sempit. Kalimat Ingkar, dengan ciri dibantu oleh kata tugas seperti : Tidak, Sungguh tidak, bukan,
sedikitpun tidak, tidak sekali-kali, dll. Contoh :
Ular bukan, Ikan pun bukan.
Tidak ada gading yang tidak retak. Kalimat berita memungkinkan, kalimat ini menyatakan kalimat yang belum pasti.
Menunjukkan tanggapan kemungkinan yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Kalimat ini ditujang oleh kata tugas, seperti : Agaknya, rupanya, rasanya, boleh jadi, barangkali, mungkin, sepanjang ingatan, dll Contoh :
Awan hitam menebal, barangkali akan turun hujan.
Sepanjang ingatan saya, dalam semester ini dia tidak pernah absen. Kalimat Pengandaian
Kalimat yang berisi pernyataan hasrat atau angan-angan masa depan yang mungkin dapat dicapai atau tidak. Menggunakan kata tugas seperti : jika, kalau, andai kata, andai kan, dll Contoh : ‐ Andaikan aku menjadi pelaut, akan ku tindak tegas para penyelundup. ‐ Jikalau saudaranya masih hidup, tidak akan terlantar kehidupannya.
Kalimat perlawanan Kalimat yang berisi pernyataan dimana bagian kalimat yang satu dipertentangkan dengan bagian kalimat yang lain. Dengan kata tugas : Meskipun, walaupun, sekalipun, namun, sedangkan, akan tetapi, dan lain-lain. Contoh :
Rudi mendapat nilai buruk, namun ia tidak patah hati.
Biarpun hujan lebat, mereka pergi juga. Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang langsung mengutip pembicaraan orang lain tanpa menambah atau menguranginya. Contoh : Ia mengatakan, “Ibu saya akan datang nanti.” Pak guru bertanya, “Tahukah kamu makam pahlawan?”
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang tidak langsung mengutip pembicaraan orang lain dengan pengertian bahwa mengutip hanya mengemukakan inti pembicaraannya saja dengan bentuk berbeda meskipun isinya sama. Contoh : Ia mengatakan bahwa, ibunya akan datang nanti.
Pak guru menanyakan apakah saya tahu makam pahlawan. Kalimat tanya
Kalimat yang isinya menyatakan ketidaktahuan dan mengaharap diberii tahu tentang sesuatu dan diucapkan dengan intonasi tanya. Contoh : Bagaimana kesehatan Anda? Kalimat retoris adalah kalimat tanya yang tidak perlu jawaban karena dianggap sudah
diketahui si penanya. Contoh :
Bukankah kita yang menghendaki keadilan dan kebenaran?
Maukah Anda tidak naik kelas? Kalimat Perintah
Kalimat yang isinya menghendaki agar orang yang diajakbicara melakukan sesuatu. Seperti yang dimaksud oleh si penutur atau si pembicara. Kalimat perintah dibagi menjadi dua yaitu halus (sopan) dan kasar. Contoh kalimat perintah sopan : Silahkan keluar melalui pintu samping.
Maaf, tempat ini sudah ada yang memesan. Dapatkah Anda menghapus papan tulis itu ?
Contoh kalimat perintah kasar : Keluar melalui pintu samping ! Jangan dekati tempat ini ! Ambilkan buku itu !
Kalimat Perintah dibedakan atas : Perintah Biasa/ kalimat suruh (dipakai di antara orang yang sudah akrab atau yang tua
kepada yang muda) ;
Antarkan surat ini kepada Pak RT !
Tolong panggilkan dokter ! Kalimat Ajakan
Ayo kita makan bersama !
Mari kita masuk kelas ! Kalimat Permintaan
Hadirin dipersilahkan duduk !
Saudara diminta segera membuat laporan ! Kalimat Harapan (permohonan dari yang muda kepada yang tua)
Kami berharap Bapak dapat menghadiri pertemuan itu. Kalimat Saran
Sebaiknya Ibu laporan ke polisi
Siswa yang mau cepat bekerja sebaiknya melanjutkan ke sekolah kejuruan Kalimat Larangan
Dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan
Jangan sentuh barang mahal itu Kalimat Membiarkan
Biarkan dia belajar sendiri
Tidak usah diurus lagi biarkan saja dia begitu
Tidak usah diurus lagi biarkan saja dia begitu Kalimat Syarat
Akan ku pinjamkan sepedaku, asal engkau mengembalikannya dengan segera Kalimat Sindiran
Gadis itu cantik luarnya, tapi belum tentu hatinya baik.
Panjat saja pohon kelapa yang tinggi itu kalau kau mampu.
D. PARAGRAF Paragraf adalah suatu karangan yang terbetuk atau terjalin satu atau beberapa kalimat yang terjalin secara utuh dan terpadu ( saling berhubungan ) serta mempunyai satu gagasan utama yang menjiwai seluruh karangan. Paragraph mempunyai : a. Pikiran utama atau ide pokok yaitu pikiran atau gagasan yang menjiwai seluruh karangan(
paragraph) b. Pikiran penjelas ialah gagasan yang menjelaskan pikiran utama c. Kalimat utama ialah kalimat tempat tertuangnya pikiran utama d. Kalimat penjelas ialah kalimat tempat di tuangkannya pikiran penjelas
1. Syarat-syarat paragraph :
a. Kalimat dalam paragraph hendaklah merupakan satu kesatuan yang bulat dalam membentuk satu paragraph
b. Hanya ada satu ide pokok yang menjiwai sebuah paragraph, jika ide pokok lebih dari satu maka hendaklah di kembangkan pada paragraph berikutnya
c. Dalam paragraph tidak boleh terdapat kalimat yang sumbang d. Kalimat hendaklah menggunakan bahasa yang efektif e. Paragraph harus di organisir secara logis dan dapat di pertanggung jawabkan f. Kerangka karangan harus dibuat sebelum membuat karangan
2. Macam-macam paragraph : a. Paragraph deduktif
Diawali dengan pernyataan umum, di susun dengan uraian atau penjelasan khusus. Terletak diawal paragraph.
b. Paragraph induktif Diawali dengan uraian bersifat khusus dan diakhiri dengan kalimat yang berisi pernyataan umum
c. Paragraph campuran Merupakan campuran paragraph induktif dan deduktif
d. Paragraph deskriptif Ide pokoknya tersirat dalam keseluruhan kalimat yang membangun paragraph biasanya dipakai untuk melukiskan suatu hal, keadaan, situasi dlam cerita
e. Paragraph sebab akibat Dimulai dengan kalimat utama yang berisi pernyataan sebab yang mengakibatkan terjadinya sejumlah hal sebagai akibat
f. Paragraph akibat sebab Dimulai dengan sejumlah aibat ang di timbulkan oleh sebab yang dinyatakan pada bagian akhir paragraph
g. Paragraph pernyataan Dimulai dengan kalimat utama yamg mengandung pertanyaan dan diikuti oleh kalimat penjelas sebagai uraian jawaban.