makalah agama.doc
Post on 25-Oct-2015
17 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SISTEM POLITIK DALAM ISLAM
Disusun oleh:
1. Ardhi Ristiawan L2J008010
2. Dimas Aryo Wicaksono L2J008023
3. Herti Ayu Yusvalina L2J008033
4. Niken Anggraeni P L2J008046
5. Rammada Haqqa M L2J008059
6. Sheny Nurul Aini L2J008070
Jurusan Teknik Lingkungan
Universitas Diponegoro
2008
BAB I
PENDAHULUAN
Keberadaan negara dan pemerintahan islam dalam Al Quran dan Al Hadits secara
terperinci memang tidak disebutkan. Namun demikian bukan berarti Negara-negara
yang penduduknya mayoritas islam lalu mengganti kontitusinya dengan revolusi,
sehingga timbul anggapan fundamentalis terhadap islam. Dalam Al Quran tertulis
sbb:
Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru
kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah kepada yang
mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imran 104)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa segolongan umat tersebut adalah
pemerintahan yang sah. Di Negara-negara berkembang pemerintah mengurus
sebagian besar persoalan masyarakatnya, mulai dari yang belum lahir ke
dunia(melalui program KB) sampai pada yang meninggal dunia(dengan adanya Dinas
pemakaman). Untuk hal-hal yang bathil, dibentuk kejaksaan, kehakiman, kepolisian,
dll. Untuk hal yang ma’ruf apalagi mulai dari pengurusan anak yatim piatu(dengan
Dinas Sosial), hijrah(Departemen transmigrasi), jizyah(Departemen Keuangan dan
Pendapatan Daerah), dll.
Jadi ayat tersebut merupakan dasar berdirinya pemerintahan Negara islam.
Kemudian diakuinya legalitas kedaulatan Negara, yaitu tentang ketaatan rakyat
kepada pemerintah yang syah, dapat dilihat dari potongan ayat berikut:
Wahai orang-orang beriman, taatlah engkau kepada Allah, taatlah engkau
kepada Rasul dan para pemimpin pemerintahan diantara kamu.(Q.S. An Nisa 59).
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM POLITIK DALAM ISLAM
A. Pengertian Politik Menurut Islam
Politik adalah 'ilmu pemerintahan atau 'ilmu siyasah, yaitu 'ilmu tata negara.
Pengertian dan konsep politik atau siasah dalam Islam sangat berbeda dengan
pengertian dan konsep yang digunakan oleh orangorang yang bukan Islam.
Politik dalam Islam menjuruskan kegiatan ummah kepada usaha untuk
mendukung dan melaksanakan syari'at Allah melalui sistem kenegaraan dan
pemerintahan. la bertujuan untuk menyimpulkan segala sudut Islam yang
syumul melalui satu institusi yang mempunyai syahksiyyah untuk menerajui
dan melaksanakan undang undang.
Pengertian ini bertepatan dengan firman Allah yang mafhumnya:
"Dan katakanlah: Ya Tuhan ku, masukkanlah aku dengan cara yang baik dan keluarkanlah aku dengan cara yang baik dan berikanlah kepadaku daripada sisi Mu kekuasaan yang menolong." (AI Isra': 80)
Di atas landasan inilah para 'ulama' menyatakan bahwa:
"Allah menghapuskan sesuatu perkara melalui kekuasaan negara apa yang
tidak dihapuskan Nya meIaiui al Qur'an"
B. Asas sistem Politik Dalam Islam
Asas-asas system politik dalam islam adalah :
1. Hakimiyyah Ilahiyyah
Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilan dan kedaulatan hukum
tertinggi dalam sistem politik Islam hanyalah hak mutlak Allah. Tidak
mungkin hanya menjadi milik sesiapa pun selain Allah dan tidak ada
sesiapa pun yang memiliki suatu bahagian daripadanya. Firman Allah
yang mafhumnya:
"Dan tidak ada sekutu bagi Nya dalam kekuasaan Nya." (Al Furqan: 2)
"Bagi Nya segaIa puji di dunia dan di akhirat dan bagi Nya segala
penentuan (hukum) dan kepada Nya kamu dikembalikan." (A1 Qasas: 70)
"Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah." (A1 An'am: 57)
Hakimiyyah Ilahiyyah membawa pengertian pengertian yang berikut:
i. Allah adalah Pemelihara 'alam semesta yang pada hakikatnya adalah
Tuhan yang menjadi Pemelihara manusia, dan tidak ada jalan lain bagi
manusia kecuali patuh dan tunduk kepada sifat Ilahiyyah Nya Yang
Maha Esa
ii. Hak untuk menghakimi dan mengadili tidak dimiliki oleh siapa
kecuali Allah. Oleh kerana itu, manusia wajib ta'at kepada Nya dan
ber'ibadah kepada Nya
iii. Hanya Allah saja yang memiliki hak mengeluarkan hukum sebab
Dialah satu satu Nya Pencipta
iv. Hanya Allah saja yang memiliki hak mengeluarkan peraturan
peraturan, sebab Dialah satu satu Nya Pemilik
v. Hukum Allah adalah sesuatu yang benar sebab hanya Dia sahaja Yang
Mengetahui hakikat segala sesuatu, dan di tangan Nya-lah sahaja
penentuan hidayah dan penentuan jalan yang selamat dan lurus.
Hakimiyyah Ilahiyyah membawa arti bahwa teras utama kepada sistem
politik Islam ialah tauhid kepada Allah di segi rububiyyah dan uluhiyyah
Nya.
2. Risalah
Jalan kehidupan para rasul diiktiraf oleh Islam sebagai sunan al huda atau
jalan jalan hidayah. Jalan kehidupan mereka berlandaskan kepada segala
wahyu yang diturunkan daripada Allah untuk diri mereka dan juga untuk
umat umat mereka. Para rasul sendiri yang menyampaikan hukum hukum
Allah dan syari'at syari'at Nya kepada manusia.
Risalah berarti bahwa kerasulan beberapa orang lelaki di kalangan
manusia sejak Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammad s.a.w adalah
satu asas yang penting dalam sistem politik Islam. Melalui landasan
risalah inilah maka para rasul mewakili kekuasaan tertinggi Allah di
dalam bidang perundangan dalam kehidupan manusia. Para rasul
menyampaikan, mentafsir dan menterjemahkan segala wahyu Allah
dengan ucapan dan perbuatan mereka.
Dalam sistem politik Islam, Allah telah memerintahkan agar manusia
menerima segala perintah dan larangan Rasulullah s.a.w. Manusia
diwajibkan tunduk kepada perintah perintah Rasulullah s.a.w dan tidak
mengambil selain daripada Rasulullah s.a.w untuk menjadi hakim dalam
segala perselisihan yang terjadi di antara mereka.
Firman Allah yang mafhumnya:
"Apa yang diperintahkan Rasul kepadamu, maka terimalah dan apa yang
dilarangnya bagi kamu, maka tinggatkanlah." (Al Hasyr: 7)
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul melainkan untuk dita'ati
dengan seizin Allah." (An Nisa': 64)
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang orang mu'min, akan
Kami biarkan mereka bergelimang daiam kesesatan yang telah mereka
datangi, dan Kami masukkan ia ke dalam jahannam dan jahannam itu
adalah seburuk buruk tempat kembali." (An Nisa: 115)
"Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu
keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya." (An Nisa': 65)
3. Khalifah
Khalifah berarti perwakilan. Dengan pengertian ini, ia bermaksud bahwa
kedudukan manusia di atas muka bumi ialah sebagai wakil Allah. Ini juga
bermaksud bahawa di atas kekuasaan yang telah diamanahkan kepadanya
oleh Allah, maka manusia dikehendaki melaksanakan undang undang
Allah dalam batas batas yang ditetapkan.
Di atas landasan ini, maka manusia bukanlah penguasa atau pemilik,
tetapi ia hanyalah khalifah atau wakil Allah yang menjadi Pemilik yang
sebenarnya.
Firman Allah yang mafhumnya:
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya
Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi... " (Al Baqarah: 30)
"Kemudian Kami jadikan kamu khalifah khalifah di muka bumi sesudah
mereka supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat." (Yunus:
14)
Seseorang khalifah hanya menjadi khalifah yang sah selama mana ia
benar benar mengikuti hukum hukum Allah. Oleh itu khilafah sebagai asas
ketiga dalam sistem politik Islam menuntut agar tugas tersebut dipegang
oleh orang orang yang memenuhi syarat syarat berikut:
i. Mereka mestilah terdiri daripada orang orang yang benar benar
menerima dan mendukung prinsip prinsip tanggungjawab yang
terangkum di dalam pengertian khilafah
ii. Mereka tidak terdiri daripada orang orang zalim, fasiq, fajir dan lalai
terhadap Allah serta bertindak melanggar batas batas yang ditetapkan
oleh Nya
iii. Mereka mestilah terdiri daripada orang orang yang ber'ilmu, berakal
sihat, memiliki kecerdasan, kea'rifan serta kemampuan intelek dan
fizikal
iv. Mereka mestilah terdiri daripada orang orang yang amanah sehingga
dapat dipikulkan tanggungjawab kepada mereka dengan aman dan
tanpa keraguan
C. Prinsip-Prinsip Utama Sistem Politik Dalam Islam
Prinsip prinsip sistem politik Islam terdiri daripada beberapa perkara di
antaranya:
1. Musyawarah
Prinsip pertama dalam sistem politik Islam ialah musyawarah. Asas
musyawarah yang paling utama adalah berkenaan dengan pemilihan ketua
negara dan orang orang yang akan menjawat tugas tugas utama dalam
pentadbiran ummah. Asas musyawarah yang kedua pula adalah berkenaan
dengan penentuan jalan dan cara perlaksanaan undangundang yang telah
dimaktubkan di dalam al gur'an dan al Sunnah. Asas musyawarah yang
seterusnya ialah berkenaan dengan jalan jalan menentukan perkara perkara
baru yang timbul di kalangan ummah melalui proses ijtihad.
2. Keadilan
Prinsip kedua dalam sistem politik Islam ialah keadilan. Ini adalah
menyangkut dengan ke'adilan sosial yang dijamin oleh sistem sosial dan
sistem ekonomi Islam. Ke'adilan di dalam bidang bidang sosioekonomi
tidak mungkin terlaksana tanpa wujudnya kuasa politik yang melindungi
dan mengembangkannya.
Di dalam perlaksanaannya yang luas, prinsip ke'adilan yang terkandung
dalam sistem politik Islam meliputi dan menguasai segala jenis
perhubungan yang berlaku di dalam kehidupan manusia, termasuk
ke'adilan di antara rakyat dan pemerintah, di antara dua pihak yang
bersengketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangan suami isteri
dan di antaxa ibu bapa dan anak anaknya.
Oleh sebab kewajiban berlaku 'adil dan menjauhi perbuatan zalim adalah
merupakan di antara asas utama dalam sistem sosial Islam, maka menjadi
peranan utama sistem politik Islam untuk memelihara asas tersebut.
Pemeliharaan terhadap ke'adilan merupakan prinsip nilai nilai sosial yang
utama kerana dengannya dapat dikukuhkan kehidupan manusia dalam
segala aspeknya.
3. Kebebasan
Prinsip ketiga dalam sistem politik Islam ialah kebebasan. Kebebasan
yang dipelihara oleh sistem politik Islam ialah kebebasan yang berteraskan
kepada ma'ruf dan kebajikan.
Menegakkan prinsip kebebasan yang sebenar adalah di antara tujuantujuan
terpenting bagi sistem politik dan pemerintahan Islam serta asas asas bagi
undang undang perlembagaan negara Islam.
4. Persamaan
Prinsip keempat dalam sistem politik Islam ialah persamaan atau
musawah. Persamaan di sini terdiri daripada persamaan dalam mendapat
dan menuntut hak hak, persamaan dalam memikul tanggungjawab
menurut peringkat peringkat yang ditetapkan oleh undang undang
perlembagaan dan persamaan berada di bawah taklukan kekuasaan undang
undang.
5. Hak Menghisab Pihak Pemerintah
Prinsip kelima dalam sistem politik Islam ialah hak rakyat untuk
menghisab pihak pemeriritah dan hak mendapat penjelasan terhadap
tindak tanduknya. Prinsip ini berdasarkan kepada kewajiban pihak
pemerintah untuk melakukan musyawarah dalam hal hal yang berkaitan
dengan urusan dan pentadbiran negara dan ummah. Hak rakyat untuk
disyurakan adalah bererti kewajipan setiap anggota di dalam masyarakat
untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan kemungkaran. Hak ini
dalam pengertian yang luas juga bererti hak untuk mengawasi dan
menghisab tindak tanduk dan keputusankeputusan pihak pemerintah.
Prinsip ini berdasarkan kepada firman Allah yang mafhumnya:
"Dan apabila ia berpaling (daripada kamu), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerosakan padanya, dan merosak tanaman tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan." (Al-Baqarah:
205)
"..maka berilah keputusan di antara manusia dengan 'adil dan janganlah
kamu mengikut hawa nafsu, kerana ia akan menyesatkan kamu daripada
jalan Allah. Sesungguhnya orang orang yang sesat daripada jalan Allah
akan mendapat 'azab yang berat, kerana mereka melupakan hari
perhitungan." (Sad: 26)
BAB III
KESIMPULAN
Politik dalam Islam menjuruskan kegiatan ummah kepada usaha untuk mendukung
dan melaksanakan syari'at Allah melalui sistem kenegaraan dan pemerintahan. la
bertujuan untuk menyimpulkan segala sudut Islam yang syumul melalui satu institusi
yang mempunyai syahksiyyah untuk melaksanakan undang - undang. Sistem politik
Islam ialah untuk membangunkan sebuah sistem pemerintahan dan kenegaraan yang
tegak di atas dasar untuk melaksanakan seluruh hukum syari'at Islam. Tujuan
utamanya ialah untuk menegakkan sebuah negara Islam atau Darul Islam.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Syofian, dkk. 2005. Bersama Islam Raih Masa Depan Gemilang. Semarang :
Izzah media.
www.google.com\
www.wikipedia.com
top related