madzhab

Post on 14-Jul-2015

457 Views

Category:

Spiritual

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

MAKALAH FIQH DAN USHUL FIQH

MADZHAB SYI’AH/ SYI’I

Disusun oleh :

Yenny Azanti S. (08650079)

mabrur roh bintang jaya (106500)

(106500)

TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2012

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas resume hasil diskusi kami

tentang Madzhab Syi‟ah.

Dalam penulisan hasil disukusi ini kami merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik dari segi teknis penulisan maupun materi di dalamnya, maka untuk itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan resume ini. Semoga

resume yang kami buat ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Mei 2012

Penulis

Madzhab Syi’ah

I. Pengertian Syi’ah

Syi‟ah menurut etimologi bahasa Arab bermakna “pembela dan pengikut

seseorang”. Selain itu juga bermakna “setiap kaum yang berkumpul di atas suatu

perkara”. Syi‟ah yaitu orang yang berpendapat bahwa Ali lebih berhak menjadi

khalifah, karena khalifah itu adalah pusaka yang bersifat moral dari Rasul. Jabatan

Khalifah Negara adalah satu rukun agama yang harus diperhatikan benar-benar oleh

nabi. Mereka berpendapat bahwa sesudah nabi, yang harus menjadi khalifah ialah Ali,

Hasan, Husein, dan kemudian Ali Zainal Abidin bin Husein.

Golongan syi‟ah ini kemudian pecah menjadi beberapa partai sebab perbedaan

tampuk pemerintahan. Pendapat-pendapat mengenai kekuasaan antara lain:

1. Kekuasaan harus dipegang oleh keturunan Fatimah dengan jalan penunjukan,

mereka dinamai golongan Imamiyah.

2. Kekuasaan harus dipegang oleh keturunan Fatimah, tetapi dengan jalan

pemilihan, golongan ini dinamai Zaidiyah.

3. Kekuasaan harus dipegang oleh Muhammad ibnu Shafawiyah sesudah putra

Fatimah. Golongan ini dinamai Koesamiyah.

Dalam Syi‟ah terdapat apa yang namanya ushuluddin (pokok-pokok agama)

dan furu‟uddin (masalah penerapan agama).

Syi‟ah mempunyai lima ushuludin:

1. Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Maha Esa.

2. Al-‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil

3. An Nubuwwah, bahwa kepercayaan syi‟ah pada keberadaan para Nabi sama

seperti muslimin lain. I‟tikadnya tentang kenabian ialah:

a. jumlah nabi dan rasul Allah adalah 124.000

b. nabi dan rasul terakhir ialah nabi Muhammad SAW

c. Nabi Muhammad SAW suci dari segala aib dan tiada cacat apapun. Beliaulah

nabi paling utama dari seluruh Nabi yang ada

d. Ahlul Baitnya, yaitu Ali, Fatimah, Hasan, Husain dan 9 Imam dari keturunan

Husain adalah manusia-manusia suci.

e. Al Qur‟an ialah mukjizat kekal Nabi Muhammad SAW

4. Al Imamah, bahwa bagi Syi‟ah berarti pemimpin urusan agama dan dunia,

yaitu seorang yang bisa menggantikan peran Nabi Muhammad SAW sebagai

pemelihara syariah Islam, mewujudkan kebaikan dan ketentraman umat. Al

hadist yang juga diriwayatkan oleh Sunni: “Para Imam setelah ku ada dua

belas, semuanya dari Quraisy”

5. Al Ma’ad, bahwa syi‟ah mempercayai kehidupan akhirat.

II. Ciri-ciri orang Syi’ah:

1. Berlebihan dalam mengagungkan imam-imam mereka

2. Imam yang biasa di sebut ma‟shum, dianggap lebih utama dari Nabi dan rasul

3. Meletakkan sifat-sifat Tuhan dalam diri para Imam

4. Imam-imam mengetahui hal-hal ghaib

5. Imam - imam berkuasa untuk mengatur alam semesta

6. Ghuluw (berlebihan) tehadap Ali

7. Ziarah ke makam Husain lebih utama dari pada ke Baitullah

8. Melaknat Abu Bakar dan Umar

III. Tiga aliran syi’ah yang masih ada sampai sekarang

1. Imamiyah

Sebab dinamai Imamiyah karena golongan ini menonjolkan 12 imam

(Imamiyah itsna asyariyah). Imam yang 12 ini terpandang suci dari kesalahan dan

karena sucinya itu, para imam inilah yang berhak menjadi khalifah.

Imam yg 12 itu adalah :

1) Ali. 7) Musa Ibnu Ja‟

2) Hasan. 8) Ali Ar Ridha

3) Husein. 9) Muhammad A. Jawad

4) Zainul Abidin 10) Ali Hasan

5) Muhammad Al- Baqir 11) Hasan Al Ashary

6) Ja‟far Ash-Shidiq 12) Muhammad Al Mahdy.

Golongan Imamiyah mempunyai pendapat lagi bahwa ijma‟ dan qiyas tidak

diakui. Akad nikah harus dengan bahasa Arab, talak tidak sah jika tidak

disaksikan oleh dua orang saksi yang adil. Tidak boleh mengawini wanita

kitabiyah. Mazhab Syi‟ah Imamiyah adalah mazhab Negara Iran sejak negeri itu

diperintah oleh dinasti shafawiyah, yaitu keluarga Ismail Ash Shafawy (707H).

Pembangunan mazhab ini di Iran ialah Abu Ja‟far Muhammad ibnu Ya‟cub ibnu

Ishak Al-Kulaily (328 H). Golongan Syi‟ah Imamiyah berkedudukan di Iran,

Turki, Syria, dan Afganistan. Contoh Kitab-kitab Hadits Syi‟ah Imamiyah:

1) Al Kahfi, karangan Muhammad bin Ya‟Kub Al Kulaimy (328 H).

2) Man la Yadhurul Faqih, karangan ibnu Babwaih (381 H)

3) Al Istibshar fi Makhtulifa min Akhbar.

4) Tahzibul Ahkam, karangan Ja‟far Muhammad AthThusy (459 H).

2. Zaidiyah

Golongan Syi‟ah Zaidiyah ini berpendapat, bahwa yang berhak menjadi

khalifah sesudah wafat Ali bin Husein ialah Zaid bin Ali, imam syar‟i yang

kelima Mazhab Zaidiyah lebih moderat dan lebih dekat kepada ahlus Sunnah dan

Ahlur Ra‟Yi. Hanya dalam beberapa masalah saja mereka berlawanan dengan

Ahlus Sunnah antara lain:

a. Mengharamkan sembelihan orang kafir.

b. Tidak membolehkan menyapu sepatu waktu berwudhu

c. Tidak membolehkan mengawini wanita kitabiyah.

Mereka tidak sepaham dengan syi‟ah Imamiyah mengenai nikah mut‟ah.

Dalam hal memegang tampuk pemerintahan mereka membolehkan orang yang

kurang utama menjadi kepala Negara, dan Negara itu tidak usah ditunjuk Nabi.

Semua keutuhan Fatimah cakap boleh menjadi khalifah. Golongan Zaidiyah

banyak yang menjadi Mujtahid.

Diantara ulama Zaidiyah yang terkenal ialah: Al-Hasan bin Shalih bin Hany

(168 H). kitab mereka yang paling tua adalah Al Majmu‟, yang mengandung

hadits dan fatwa yang diriwayatkan dari Imam Zaid bin Ali. Kitab mereka telah

disyarahkan oleh Syarifudin Al- Husein bin Ahmad Al-Haimy (1121 H).

syarahnya bernama Ar Raudhun Nadhir, syarah mengenai Al Fiqhil Kabir. Kitab

ini menjadi pedoman dalam fiqh Zaidiyah.

Syi‟ah Zaidiyah mengakui Imamah Abu Bakar dan Umar walaupun mereka

mengakui Ali yang lebih utama. Para Imam meraka yang utama:

1) Al Imam Tarjamuddin Al Qasim bin Ibrahim Al Hasany At Thaba

Athabay (242 H). Beliaulah pembangun madrasah Al Qusaimiyah di

Yaman.

2) Abul Husain Yahya Ibnul Husain bin Qasim bin Ibrahim Al Hasany

Al-Hady ilal Haq (298 H). Beliau ini pembangun mazhab Zaidiyah di

Yaman.

3) An Nashirul Haq Al Hasan ibnu Ali Athrusy, pembangun madrasah

Nashimiyah (304 H).

Di Kufah terdapat 4 madrasah untuk fiqh Zaidiyah yang dibangun oleh:

Ahmad bin Ismail (240 H)

AL Qasim bin Ibrahim (246 H)

Abu Ishaq bin Yusuf

3. Ismailiyah

Golongan ini mengangkat Ismail, saudaranya yang tertua menjadi khalifah

dan menolak Imamah Musa Al-Khan. Mazhab ini lahir di Mesir, lalu diikuti

khalifah Fathimiyah. Ismailiyah berpendapat bahwa Ismail bin Jafar adalah Imam

pengganti ayahnya Jafar as-Sadiq, bukan saudaranya Musa al-Kazim. Dari Ismail

bin Jafar, garis Imam Ismailiyah sampai ke Aga Khan yang mengklaim sebagai

keturunannya.

1. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin

2. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba

3. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid

4. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin

5. Muhammad bin Ali (676–743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir

6. Ja‟far bin Muhammad (703–765), juga dikenal dengan Ja‟far ash-Shadiq

7. Ismail bin Ja‟far (721 – 755), adalah anak pertama Ja‟far ash-Shadiq dan kakak Musa

al-Kadzim

Hal penting untuk dicatat adalah Hasan bin Ali tidak termasuk dalam Imam yang

diakui oleh Ismailiyah.

Berikut ini nama-nama para Imam Ismailiyah:

1. Ja‟far bin Muhammad Shadiq (83-148 H)

2. Ismail bin Ja‟far (101-159 H)

3. Muhammad bin Ismail (dikenal dengan nama Maimun qaddah) (141-192 H)

4. Abdullah bin Muhammad (179-212 H)

5. Ahmad bin Abdullah (198-265 H)

6. Husein bin Ahad (219-287 H)

7. Muhammad bin Husein (Ubaidullah Al-Mahdi) (260-323 H)

8. Muhammad Al-Qaim bi Amrillah (280-334 H)

9. Al-Manshur bi Allah (303-343 H)

10. Mu‟izzun li Dinillah (317-365 H)

11. „Azizun bi Allah (344-486 H)

12. Al-Hakim bi Allah (386-411 H)

13. Al-Zhahir li „Izaz Dinillah (411-428 H)

14. Al-Mustanshir bi Allah, ia selama enam puluh tahun memerintah (427-487 H)

15. Dan setelahnya, setelah pemerintahan Al-Mustanshir muncul perbedaan mengenai

siapa penggantinya. Perbedaan ini menghasilkan dua kelompok besar; Nizariyah dan

Musta‟lawiyah. Masing-masing memiliki pemimpinnya sendiri.

Mazhab ismailiyah, Mazhab ini sangat tidak tepat dikatakan sebagai firqah syi‟ah.

Mereka mengangkat Ismail (putra Imam Ja‟far al-Shadiq as) sebagai imam mereka

dan mengingkari imamah Musa al-Kadzim as. Bahkan mazhab ini lebih tepat disebut

sebagai aliran kebatinan, yang filosofinya merupakan gabungan dari ajaran Sabian

(penyembah bintang) dan sufi Hindu Tokoh utamanya adalah Ubaidillah al-Mahdi,

yang dianggap sebagai pemimpin mazhab ini.

KESIMPULAN

1. Dalam pandangan Syiah, Al-Qur`an yang ada tidak sempurna, karena telah dirubah

oleh Khalifah Utsman bin Affan RA. Dengan demikian Al-Qur`an yang ada harus

ditolak dan yang sempurna akan dibawa oleh Imam Al-Muntazhar. Jika sekarang

diterima, hanya sebagai taqiyyah saja.

2. Syiah berpandangan bahwa hadits yang dapat dipakai hanya disampaikan oleh Ahlul

Bait atau yang tidak bertentangan dengan itu. Dan mereka berkeyakinan bahwa

perkataan dan perbuatan Imam diyakini seperti hadits Rasulullah SAW.

3. Ahlul Bait adalah keluarga dan keturunan Rasulullah SAW yang mengikuti jejak

Rasulullah SAW, sementara Syiah mengkklaimn mengikuti madzhab Ahlul Bait,

padahal Ahlul Bait menolak ajaran mereka.

4. Syiah Imammiyah berkata bahwa iman kepada tertib pewarisan kepemimpinan

Ummat Islam adalah salah satu rukun iman, sama kedudukannya iman kepada Allah

SWT.

5. Golongan Syi‟ah Zaidiyah ini berpendapat, bahwa yang berhak menjadi khalifah

sesudah wafat Ali bin Husein ialah Zaid bin Ali, imam syar‟i yang kelima Mazhab

Zaidiyah lebih moderat dan lebih dekat kepada ahlus Sunnah dan Ahlur Ra‟Yi.

6. Mazhab ismailiyah, lebih tepat disebut sebagai aliran kebatinan, yang filosofinya

merupakan gabungan dari ajaran Sabian (penyembah bintang) dan sufi Hindu Tokoh

utamanya adalah Ubaidillah al-Mahdi, yang dianggap sebagai pemimpin mazhab ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bakry, N. (1996). FIQH DAN USHUL FIQH. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Juheriyanta, H. (2008). Madzhab Ismailiyah. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

http://antiahmadiyah2011.blogspot.com/2012/02/kesimpulan-seminar-nasional-sehari.html

top related