madzhab syi’ah titok priastomo
TRANSCRIPT
Pengertian Syi’ah
• Syi’ah dari kata syaa’a (شاعه : artinya mengikutinya)
• Yang disebut Syi’ah adalah kelompokpengikut Ali bin Abi Thalib (Syi’ah Ali)
Sejarah Kemunculan Ada ketidakpuasan terhadap pemerintahan Utsman bin
Affan ra terutama pada paruh terakhir kepemimpinan
beliau.
Terjadi pengepungan Madinah oleh orang-orang Irak dan
Mesir yang berujung pada pembunuhan Khalifah Utsman
‘Ali diangkat sebagai khalifah
Aisyah dan pengikutnya menuntut khalifah ‘Ali untuk
menuntaskan kasus pembunuhan Utsman (pecah
Perang Jamal antara pihak Ali dan Aisyah)
Keluarga Utsman (Bani Umayah) menuntut pengadilan
terhadap pembunuh Utsman (Pecah perang Shifin antara
Ali dengan Muawiyyah
Setelah ‘Ali wafat, putranya Husain didukung penduduk
Bashrah untuk menjadi khalifah. Di tingah perjalanan ke
Bashrah (tepatnya Karbala), pecah perang yang
menewaskan cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
Pada awalnya, pihak yang senantiasa mendukung
Amirul Mu’minin Ali itulah yang disebut Syi’ah Ali.
Muncul tokoh, mantan Yahudi, bernama Abdullah bin
Saba’ yang menyebarkan paham “washiyah” di
tengah-tengah pendukung ‘Ali.
Muncul kelompok yang lebih unik, yang berpaham
bahwa Allah dan Rasulnya sebenarnya telah
menunjuk ‘Ali dan keturunannya sebagai pengganti
Rasulullah saw; bukan Abu Bakar maupun Utsman.
Perkembangan Syi’ah
Syi’ah ‘Ali kemudian berkembang bukan sekedar
kelompok politik pendukung ‘Ali, melainkan berubah
menjadi:
Madzhab akidah yang punya kepercayaan tertentu
Madzhab ushul fikih dan fikih yang punya pandangan-
pandangan tertentu
Golongan Syi’ah secara garis besar:
Imamiyah / Rafidhah
Yang meyakini bahwa Allah dan rasulnya telah
menetapkan seorang imam pada setiap masa dari ‘Ali
dan keturunan beliau bersama Fathimah, dan bahwa
kepemimpinan Abu Bakar, Umar dan Utsman tidaklah
sah.
Non-imamiyah
Yang percaya bahwa ‘Ali adalah orang yang lebih berhak
atas kepemimpinan umat (lebih afdhal), tapi
kepemimpinan orang yang tidak afdhal tidaklah batal.
Abul Hasan al-Asy’ari berkata, “Tatkala Zaid bin ‘Ali munculdi Kufah, di tengah-tengah para pengikut yang membai’atnya, ia mendengar dari sebagian mereka celaanterhadap Abu Bakr dan ‘Umar. Ia pun mengingkarinya, hingga akhirnya mereka (para pengikutnya) meninggalkannya. Maka beliaupun mengatakan kepadamereka:
رفضتموني؟“Kalian tinggalkan aku?”Maka dikatakanlah bahwa penamaan mereka dengan
Rafidhah dikarenakan perkataan Zaid kepada mereka“Rafadhtumuunii.” (Maqalatul Islamiyyin, 1/137).
Istilah Rafidhah kemudian dipakai untuk setiap cabangSyi’ah yang menolak keabsahan imam selain dariketurunan Ali ra.
Imamah bukan sekedar jabatan politik, melainkan jabatan suci yg sakral
Imam ditunjuk oleh Allah, bukan olehmanusia
Imam haruslah keturunan Fathimah
Imam haruslah orang suci yang ma’shum
Sunnah bukan hanya aqwal, af’al, dan iqrarNabi, tapi juga para Alu Bait yang ma’shum
Mereka yang meyakini keimaman ‘Ali bin Zainal‘Abiddin
Menyatakan bahwa◦ Yang afdhal, imam itu adalah dari kalangan Alu Bait◦ Imam yang mafdhul tetap sah, maka Abu Bakar, Umar dan
Utsman tetap sah◦ Imam yang dirampas haknya harus mengobarkan
perlawanan
Ini merupakan kelompok syi’ah yang paling dekatdengan sunni. Mereka masih ada di Yaman.
Dalam fikih, dari aliran ini lahir madzhab Hadawi (Imam al-Hadi Yahya bin Husein bin Qasim (w. 298 H.)). Madzhab ini tak jauh beda dengan madzhab-madzhab Sunni.
Di antara ulama terkenal yang dibesarkan olehmadzhab ini adalah Imam ash-Shan’ani dan Imam asy-Syaukani.
kelompok syiah yang paling besar pada masa kini (90% penduduk Iran, 80% dari orang syiah di dunia).Mereka tergolong rafidhah. Karakter kahs mereka antara lain:
Raj’ah, yakni kembalinya imam Muhammad al-Mahdibin Hasan al-Askari
Taqiyyah (menyembunyikan keyakinan) mrpkn bagiandari agama
Mempercayai adanya penyimpangan pada shahabat-shahabat mulia seperti ummul mu’minin ‘Aisyah, Abu Bakar, Umar, dll.
Menghalalkan mut’ah (kawin kontrak)
Menggelar acara penganiayaan diri pada hari asyura
Ghullah (ekstrim)
Seluruh sempalan syi’ah yang keluar
dari Islam, misalnya:
◦ Yang meyakini adanya hulul-nya Allah
kedalam tubuh imam
◦ Yang meyakini bahwa Jibril as salah alamat
dalam menyampaikan wahyu
◦ Yang meyakini bahwa Al-Qur’an sudah tidak
utuh
◦ Yang mengingkari shalat 5 waktu
Contoh kalangan ghullah adalah:
Kaisaniyyah, Ismailiyyah, Nushairiyyah,
Druze, dll.
Sikap para ulama awal terhadap
syi’ah awal Para ulama hadits, seperti Imam al-
Bukhari dan Muslim, menerima
beberapa riwayat dari kaum syi’ah
awal, asalkan:
◦ Kesyi’ahannya tidak membuatnya kafir
◦ Tidak menyiarkan madzhabnya
◦ Tidak meriwayatkan hadits yang terkait
dengan pahamnya
Sikap Islam
Terhadap kelompok syi’ah yang “moderat”, seperti Zaidiyyah, maka mereka diperlakukanseperti kaum muslimin pada umumnya.
Yang termasuk menyebarkan gagasanbid’ah, seperti kema’shuman manusia selainrasul, maka bid’ahnya akan dihentikan. Tidakmenutup kemungkinan pada kasus tertentuakan diterapkan hukuman bagi penyebarnya. Namun, mereka masih dianggap muslim.
Yang menganut paham kufur akan dianggapmurtad, didakwahi agar meninggalkan pahamkufurnya, jika tidak maka akan dijatuhihukuman mati