lpphpl 013 idn lssml 018 - equalityindonesia.com penilikan phpl/256...lpphpl – 013 – idn lvlk...
Post on 11-Jul-2019
235 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LPPHPL – 013 – IDN
LVLK – 006 – IDN LSUP – 025 – IDN LSSML – 018 - IDN
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN
PENILIKAN KETIGA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
Nomor : 256/EQ.SHPK/IV/2019
LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Penilikan Ketiga Penilaian Kinerja
PHPL terhadap:
Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat disampaikan
secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:
Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
No Telp. : +62 251 7550722
Fax. : +62 251 7550724
Email : equalitycert@gmail.com
Website : www.equalityindonesia.com
Bogor, 25 April 2019
PT EQUALITY INDONESIA
Hari Seno Aji, S. Hut
Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan
Nama Auditee : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah
Lokasi : Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur
Izin Hak Pengelolaan : PP No. 72 Tahun 2010
Luas : ± 635.930,61 Hektar
Tanggal Pelaksanaan : 19 Maret s.d. 04 April 2019
Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus,
sehingga sertifikat yang diberikan kepada Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah dipertahankan
dan direvisi menjadi Nomor 040.2/EQC-
PHPL/IV/2019 yang berlaku sampai dengan 17 Mei
2021.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 58
1. Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550724
E-mail : eq@equalityindonesia.com, equalitycert@gmail.com
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit :
Tim 1 (satu)
1. Ucep Sucitra, S.Hut. (Lead Auditor/Auditor Prasyarat)
2. Priyo Handoko, S.Hut. (Auditor Produksi)
3. Abdul Khalim, S.P. (Auditor Ekologi)
4. Taryadi, S.P. (Auditor Sosial)
5. Agung Tofani, S.Hut. (Auditor VLK)
Tim 2 (dua)
1. Rifan Sudiyono, S.Hut. (Lead Auditor/Auditor Produksi)
2. Ir. Amin Kadeni (Auditor Prasyarat)
3. Muhammad Tri Cahyo, S.Hut (Auditor Ekologi)
4. Ir. Ratna Sari Dewi (Auditor Sosial)
5. Ir. Y H. Arasyugo (Auditor VLK)
g. Tim Pengambil Keputusan :
1. Ir. Agustri Warsono (Pengambil Keputusan)
2. Amin Muchakim, S.Hut. (Peninjau Bidang Prasyarat, Produksi dan VLK)
3. Ir. Muchlis Hidayat (Peninjau Bidang Ekologi)
4. Wiyono T. Putro, S.Hut., M.Si. (Peninjau Bidang Sosial)
2. Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Hak Pengelolaan : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa
Tengah
b. Nomor dan Tanggal SK : PP Nomor 72 Tahun 2010
tanggal 22 Oktober 2010
c. Luas dan Lokasi : ± 635.930,61 Ha
Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur
d. Nomor telepon/faks/E-mail :
e. Alamat :
- Kantor Divisi Regional : Jl. Pahlawan No. 15-17 Semarang 50243
RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI
KINERJA PHPL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 58
Telp: (024) 8413631 (hunting);
Fax: (024) 8443142
- Kantor Pusat : Gd. Manggala Wanabakti, Blok VII
Lt. 8-11. Jl. Gatot Soebroto,
Jakarta Selatan.
f. Susunan Pengurus :
▪ Ketua Dewan Pengawas : Bambang Hendroyono
▪ Dewan Pengawas : Yusra Iwata Alsa
Adiari Nurcahyanto
Upik Rosalina Wasrin
Akhmad Sukardi
Wawan Siswantono
S.Widjornarko
▪ Direktur Utama : Denaldy M. Mauna
▪ Direktur SDM Umum & IT : Kemal Sudiro
▪ Direktur Operasional : Sumardi
▪ Direktur Keuangan : Sugiarti
▪ Direktur Perencanaan,
Pengembangan, Bisnis : Bambang Catur Wahyudi
▪ Kepala Dire Jateng : Endung Trihartaka
g. Nomor S-PHPL/S-LK : 040.2/EQC-PHPL/IV/2019
h. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 18 Mei 2016 s.d. 17 Mei 2021
Tanggal revisi 18 April 2019
3. Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I - Tidak dilakukan audit tahap I karena kegiatan
penilikan
Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan
19 Maret dan 04 April
2019
▪ Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang diwakili
oleh Ibu Evy Marina (Kasubag Umum) dan Ibu Tri
Astuti (Kasi P5&LB3).
▪ Entry Meeting : Koordinasi bertujuan untuk
menyampaikan rencana kegiatan penilikan
kinerja PHPL di Perum Perhutani Divisi Regional
Jawa Tengah (Auditee) dan minta masukan
terkait dengan kinerja Auditee selama ini,
khususnya di 4 (empat) KPH contoh, yaitu : KPH
Gundih, KPH Semarang, KPH Kebonharjo, dan
KPH Balapulang.
▪ Exit Meeting: Koordinasi bertujuan
menyampaikan hasil sementara penilikan
kinerja PHPL atas masukan terkait dengan
kinerja Auditee.
Konsultasi Publik -
Tidak dilakukan konsultasi publik karena kegiatan
penilikan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 58
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Pertemuan Pembukaan 19 Maret 2019 ▪ Pertemuan dilaksanakan di Kantor Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah di Jl.
Pahlawan No. 15-17 Semarang Provinsi Jawa
Tengah.
▪ Perkenalan anggota Tim Auditor,
menyampaikan tujuan dan ruang lingkup
penilaian, menyampaikan jadwal/rencana kerja
penilaian, menyampaikan metodologi dan
prosedur penilaian, serta mengkonfirmasikan
kepada Auditee tentang tanggal, waktu, tempat,
dan peserta pertemuan penutupan.
▪ Pertemuan pembukaan diakhiri dengan
pembuatan BAP yang dilampiri dengan notulensi
kegiatan dan daftar hadir.
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
21 - 24 Maret 2019
dan 28 – 30 Maret
2019
▪ Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan indikator pada
Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1 Peraturan
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/2016.
▪ Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit
melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik,
dan menganalisis menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1
Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/
2016.
▪ Verifikasi dan observasi lapangan dilaksanakan
di 4 (empat) KPH contoh, yaitu : KPH Gundih,
KPH Semarang, KPH Kebonharjo, dan KPH
Balapulang.
Pertemuan Penutupan 04 April 2019 ▪ Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Auditee atas bantuan dan kerjasamanya selama
penilaian.
▪ Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.
▪ Memberitahukan temuan observasi dan
ketidaksesuaian.
▪ Membacakan atau memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian (jika ada).
▪ Pertemuan Penutupan diakhiri dengan
pembuatan BAP yang dilampiri dengan notulensi
kegiatan dan daftar hadir.
Pengambilan Keputusan 18 April 2019 Rapat pengambil keputusan untuk meninjau
dokumen penilaian yang diajukan untuk menjamin
bahwa penilaian dilakukan secara efektif dan
efisien sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY
Indonesia.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 58
4. Resume Hasil Penilaian Unit Contoh/KPH:
1. KPH GUNDIH
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK ▪ Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata
batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi
pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.
▪ Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap seluruh
dokumen terkait penataan batas. KPH Gundih sudah
melaksanakan rekonstruksi penataan batas terakhir
pada tahun 2015 dan realisasi tata batas areal
kawasan hutan KPH Gundih sudah temu gelang atau
telah mencapai 100 % dengan panjang batas luar
keseluruhan 6.583,76 Hm serta panjang batas dalam
922,19 Hm, dengan luas areal 30.049,42 Ha dan
terdapat laporan pemeliharaan Pal batas.
▪ Berdasarkan uraian di atas KPH Gundih telah
melakukan sosialisasi tata batas sekaligus
pengakuan para pihak terhadap eksistensi Areal kerja
KPH Gundih, dengan demikian dalam wilayah areal
KPH Gundih tidak terdapat konflik tinurial seperti
klaim lahan, selain itu terdapat batas partisipatif
lahan masyarakat yang bersinggungan dengan lahan
Perhutani, batas partisipatif dibuat oleh BKPH dan
jajarannya bersama sama masyrakat pemilik lahan
yang dibuktikan dengan Berita Acara Tata Batas
Partisipatif dan Berita Acara Tata batas Partisipatif
Pemetaan Batas Wilayah Pengakuan Hutan LMDH.
▪ Berdasarkan overlay peta Kawasan Hutan KPH
Gundih dengan Peta Kawasan Hutan dan Konservasi
Perairan Propinsi Jawa Tengah Nomor :
No.SK.359/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004,
serta Peta Peta Perusahaan yang merupakan
lampiran RPKH revisi tahun 2015, dengan luas
30.049,2 Ha, tidak ada perubahan fungsi Kawasan.
Dengan demikian verifier ini masuk kategori NOT
APLICABLE (Diverifikasi tetapi tidak dapat
diterapkan).
▪ Dalam areal hutan KPH Gundih terdapat Pinjam pakai
Kawasan Hutan dan telah dilengkapi dengan surat
surat administrasinya sekaligus merupakan
kronologis atau catatan asal usul peminjaman lahan,
pinjem pakai lahan kawasan hutan KPH Gundih
diberlakukan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, dan
selanjutnya pinjam pakai akan diperpanjang oleh
pemohon, dengan catatan tidak merusak lingkungan
Hutan, ini merupakan upaya KPH Gundih dalam
mendata dan mencatat serta melaporkan atas
seluruh pinjam pakai kawasan dalam wilayah KPH
Gundih, dalam kawasan hutan KPH Gundih terdapat
pinjam pakai kawasan hutan di 25 (dua puluh lima)
lokasi yang berbeda.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK ▪ Hasil pemeriksaan terhadap dokumen Visi Misi Di
KPH Gundih sama dengan Penilikan ke 2 tahun
2018, bahwa KPH Gundih telah tersedia dokumen
visi dan misi yang ditetapkan berdasarkan Keputusan
Direksi Perum Perhutani No. 1432/kpts/DIR/2017
tanggal 16 Juni 2017 dan isinya telah sesuai dengan
kerangka PHL.
▪ Hasil pemeriksaan dokumen berita acara/notule
kegiatan sosialisasi Visi Misi. KPH Gundih pada thun
2018- 2019 telah melaksanakan kegiatan sosialisasi
visi misi mulai dari level pemegang izin (karyawan)
serta masyarakat terdampak diwakili oleh LMDH,
seluruh kegiatan dibuktikan dengan adanya notulen
hasil sosialisasi, daftar hadir dan foto kegiatan.
Kegiatan sosialisasi diawali dengan undangan oleh
ADM untuk seluruh karyawan dan untuk LMDH
diundang oleh Asper yang berdekatan dengan LMDH
masing masing.
▪ Hasil observasi dilapangan terhadap Implementasi
pengelolaan hutan lestari (PHL) oleh KPH Gundih
dan komunikasi dengan seluruh aspek, dapat
dijelaskan bahwa sebagian kecil implemetasi belum
sesuai dengan visi dan misi Perum Perhutani.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK ▪ Realisasi pemenuhan kebutuhan Tenaga profesional
bidang kehutanan (Ganis PHPL) di KPH Gundih
tersedia pada setiap bidang kegiatan pengelolaan
hutan, sesuai syarat kecukupan sebagaimana diatur
dalam standar dan ketentuan Peraturan DirJen
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.16/PHPL-IPHH/2015 Tanggal 24 November 2015,
dengan perhitungan persentase tingkat pemenuhan
sebesar 16/37 x 100% = 231 %. Tetapi tenaga Ganis
PHPL yang disampaikan tidak seluruhnya staff KPH
Gundih, KPH Gundih melakukan peminjamanTenaga
Ganis PHPL dari KPH yang lain lingkup Direg Jateng.
▪ Realisasi peningkatan kompetensi SDM Perum
Perhutani KPH Gundih untuk tahun 2018 adalah 96
kegiatan dengan persentase = 96/96 x 100 % =
100 %. Atau > 70 %. Peningkatan kompetensi SDM
tahun 2018 dalam rangka peningkatan sumber daya
manusia di KPH Gundih yang telah dilakukan dengan
memperhatikan kondisi dan kebutuhan.
▪ Hasil pemeriksaan terhadap keberadaan dan
kelengkapan dokumen ketenagakerjaan dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun terakhir (2018), dan KPH Gundih
selaku manajemen pengelolaan, telah memiliki
kelengkapan dokumen terkait ketenagakerjaan
secara lengkap sesuai peraturan.
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan, pelaksa-
naan, pemantauan periodik,
evaluasi, dan penyajian umpan
balik mengenai kemajuan
pencapaian (Kegiatan) Peme-
gang Hak Pengelolaan.
BAIK ▪ Hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen
keputusan pengelolaan, telah tersedia struktur
organisasi Pusat dan KPH Gundih yang disertai
dengan Job description yang sesuai dengan kerangka
PHL dan telah disahkan oleh Direksi Perum Perhutani
Nomor : No. 700/KPTS/DIR/2018, tanggal 12 April
2018. Struktur yang baru ini merupakan perubahan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dari Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor: No.
007/KPTS/DIR/2018 tanggal 2 Januari 2018.
▪ Keberadaan perangkat SIM dan tenaga
pelaksananya di KPH Gundih berdasarkan Keputusan
ADM Gundih nomor : 34/KPTS/GDH/DIVRE
JATENG/2018 tanggal 7 Januari 2019,
pembentukan pengelolaan Sistem Informasi
Manajemen KPH Gundih didasari oleh Keputusan
Direksi Nomor : 700/KPTS/DIR/2018, tanggal 12
April 2018.
▪ Hasil pemeriksaan terdapat Organisasi SPI
berkedudukan di Kantor Pusat Perum Perhutani
berdasarkan wawancara dengan terkait fungsi dan
keberadaanya SPI, dijelaskan hasil dari pembenahan
organisasi SPI, seluruh pengawasan telah berjalan
dengan baik dan dirasakan efektifitasnya, baik dalam
operasional kegiatan pengelolaan hutan,
penempatan sumber daya Manusia serta penekanan
biaya operasioanl hal ini mendapat respon yang
sangat positif dari seluruh pegawai Perhutani.
▪ Berdasarkan hasil penilaian oleh Tim SPI, maka dapat
disimpulkan bahwa di Perum Perhutani dalam ini KPH
Gundih telah melaksanakan tindakan koreksi dan
pencegahan berbasis monitoring, Hasil Monitoring
dan evaluasi, walaupun Pemantauan Tindak Lanjut
(PTL) belum dilakukan oleh SPI.
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK ▪ Kegiatan pekerjaan dalam RTT (tebangan, persiapan
tanaman dan pelaksanaan tanaman, pemeliharaan)
pada tahun 2018 di KPH Gundih telah
disosialisasikan kepada masyarakat setempat dan
telah mendapatkan persetujuan atas dasar informasi
awal yang memadai. Dengan demikian seluruh
Desa/LMDH yang terkena dampak RTT telah
mendapatkan informasi terakit dengan RTT melalui
kegiatan sosialisasi Nomor pekerjaan.
▪ Seluruh berita acara tata batas KPH Gundih,
merupakan hasil terjemahan bahwa seluruh berita
acara tata batas dan peta lampiran telah
ditandatangani oleh berbagai unsur baik wedana dan
camat, sehingga dapat diterima sebagai persetujuan
semua pihak. Dan telah dilakukan sosialisasi tata
batas kepada masyarakat melalui LMDH, sekaligus
menyatakan persetujuannya, dengan demikian
proses tata batas telah mendapat persetujuan dari
semua pihak.
▪ KPH Gundih mendukung pengembangan
perekonomian masyarakat desa hutan melalui
pengembangan usaha produktif, bantuan sosial dan
pemberian akses pemanfaatan lahan dan SDH serta
peningkatan kapasitas SDM, untuk persetujuan
dalam proses dan pelaksanaan PHBM di KPH Gundih
telah melibatkan seluruh atau 37 LMDH yang ada
dalam wilayah KPH Gundih, program kegiatan
tersebut diimplementasikan melalui dokumen
Perjanjian Kerja sama (PKS) yang sekaligus
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
merupakan persetujuan PHBM CSR/CD yang terkena
dampak RTT 2018 KPH Gundih.
▪ Penetapan kawasan lindung di Perum Perhutani KPH
Gundih, KPH Gundih pada tahun 2018, telah
dilakukan sosialisasi terkait keberadaan dan fungsi
kawasan lindung, HAS kepada 31 (tiga puluh satu)
LMDH - 100 %. Merupakan LMDH terdampak dengan
kawasan perlindungan di Desa Desa dalam wilayah
kerja KPH Gundih, hal ini sekaligus merupakan
persetujuan penetapan kawasan lindung dari semua
pihak.
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK ▪ Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
auditee telah memiliki dokumen RPKH kelas
perusahaan jati yang disahkan oleh Menteri LHK dan
disusun berdasarkan hasil risalah hutan sebagai
berikut:
Dokumen RPKH Kelas Perusahaan (KP) Jati jangka
perusahaan 2011-2020 Periode ! Januari 2015 s/d
31 Desember 2020 yang disahkan oleh Kementerian
LHK melalui SK 7815/Menhut-VI/BUHT/2014
tanggal 31 Desember 2014 tentang Persetujuan
Revisi Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan
(RPKH) Untuk Jangka Waktu 10 (sepuluh) Jangka
Waktu 2011 s/d 2020 periode 2015-2020 Atas
Nama KPH Gundih Kelas Perusahaan Jati (KP Jati)
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah.
▪ Penataan areal kerja (blok RTT dan petak) sebagian
sesuai dengan RPKH.
▪ Hasil uji petik pemeriksaan pal di lapangan
menunjukkan bahwa tanda pal batas petak di
lapangan berada pada posisi sebenarnya dan
informasi tanda batas petak dapat dikenali.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki data potensi tegakan dalam
kelas hutan yang menggambarkan kondisi lapangan
berdasarkan hasil risalah hutan.
▪ Dalam melaksanakan perhitungan etat dengan
menggunakan SISDH-PDE sedangkan untuk
penghitungan volume tebangan dengan
menggunakan tabel WVW namun agar mendekati
kondisi riil ditetapkanlah angka faktor koreksi.
Perhitungan dan penetapan angka faktor koreksi
dilaksanakan dengan cara membandingkan volume
tabel dengan realisasi tebangan 5 tahun terakhir
pada setiap bentuk tebangan.
▪ Terdapat rencana pengaturan tebangan
sebagaimana yang tergambar dalam PDE 6, 7 dan 8
berdasarkan hasil perhitungan etat yang digunakan
dalam penyusunan RTT Tahun 2018.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK ▪ SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur
tersedia dengan lengkap, dan isinya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Secara keseluruhan, implementasi tahapan THPB
untuk RTT 2018 sudah dilakukan oleh KPH
Gundih100%) sesuai dengan tata waktunya.
▪ Berdasarkan hasil telaah dokumen RPKH 2011-2020
diperoleh informasi bahwa rata-rata potensi tegakan
untuk tebangan A adalah sebesar 95,202 M3/Ha.
▪ Auditee telah memiliki tingkat keberhasilan
permudaan hasil evaluasi tanaman jenis tanaman
pokok pada tanaman tahun ke-3 tahun 2018 pada
tanaman jati, mencapai keberhasilan sebesar
93,38%.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur kerja mengenai
tebangan ramah lingkungan untuk seluruh tahapan
pengelolaan hutan sesuai dengan kondisi setempat
sebagaimana yang diatur dalam PK-SMPHT.05-007-
Tebang-Habis-Jati, tanggal diberlakukan tanggal 13
April 2015 revisi tanggal 05 April 2017 dan PK-
SMPHT.05-008 Pemanenan Tebang Habis Jenis
Rimba.
▪ Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan
pada 3 atau lebih tahapan kegiatan pemanenan
hasil.
▪ Hasil perhitungan faktor eksploitasi dari hasil uji
sampel data cutting test diperoleh nilai FE sebesar
0,93. Dengan demikian maka limbah bekas tebangan
sangat kecil.
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen RPKH 2011-2020
dan RTT 2018 yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang. Hasil telaah dokumen menunjukkan
bahwa sebagian rencana tebangan B dan E terdapat
perbedaan antara dokumen RPKH 2011-2020 dan
RTT 2018.
▪ Auditee telah memiliki peta kerja lampiran RPKH
2011-2020 dan RTT 2018 yang menggambarkan
lokasi kegiatan pengelolaan hutan namun tanggal
pengesahan naskah RTT dengan peta lampiran RTT
tidak sma.
▪ Auditee telah melakukan penandan batas blok dan
petak tebangan sesuai dengan peta kerja RTT 2018
atau lampiran SPK tebangan yang telah disahkan
pejabat yang berwenang.
▪ Realisasi persentase volume tebangan A, B dan E
tahun 2018 adalah 121 %, 132%, dan 101% dan
lokasi panen sesuai dengan RTT yang disahkan serta
tidak melebihi luas yang direncanakan.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan, administrasi,
penelitian dan pengembangan,
serta peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
BAIK ▪ Likuiditas dan Solvabilitas >150%, Rentabilitas :
positif, serta Catatan Kantor Akuntan Publik : Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP), namun bukan bersumber
pada laporan keuangan yang terkini (2018).
▪ Auditee telah melakukan realisasi alokasi dana
Tahun 2018 untuk seluruh tahapan kegiatan
pengelolaan hutan sesuai dengan system sivikultur
THPB dengan presentase sebesar 90,29%.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Proporsi alokasi dana untuk seluruh pos kegiatan
mencapai presentase sebesar 47,43%. Dengan
demikian maka alokasi dana untuk seluruh bidang
kegiatan kurang proprosional karena perbedaan
mencapai >20-50%.
▪ Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis
kehutanan berjalan lancar sesuai dengan tata waktu.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pembinaan hutan
(penanaman, perlindungan hutan dan pemeliharaan)
dan merealisasikan alokasi dananya dengan
presentase sebesar 72,9%.
▪ Realisasi pelaksanaan kegiatan fisik
penanaman/pembinaan hutan yaitu penanaman
tanaman pokok dan tanaman pembangunan pada
tahun 2018 yaitu sebesar 100 % dari target yang
direncanakan.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
BAIK ▪ Luas kawasan lindung Auditee yang terimplementasi
dilapangan mengalami penambahan dari dokumen
perencanaan DPPL dan RPKH yaitu seluas 3.271,00
Ha atau sebesar 10,89% (dokumen EVAPOT tahun
2017). Pengalokasian kawasan lindung tersebut
telah mempertimbangkan tipe ekosistem hutan,
kondisi biofisik, serta kondisi spesifik yang ada sesuai
ketentuan yang berlaku.
▪ Penandaan batas kawasan lindung yang terdapat
dilapangan (dapat dikenali dilapangan) jumlah PAL
(tanda luar kawasan) yang terdapat dilapangan
sebesar 97,9%. Sedangkan untuk penandaan
menggunakan markir (tanda dalam kawasan), sesuai
jangka benah telah 100% dilakukan penandaan dan
saat ini (2019) KPH Gundih sedang dalam proses
penataan ulang kawasan hutan termasuk penataan
kawasan lindung.
▪ Luas kawasan lindung Auditee yang berhutan sebesar
99,01% yang didominasi tegakan jati dan rimba serta
jenis-jenis tanaman lokal setempat, dan dari hasil
observasi lapang kenampakan berhutan telah sesuai
dengan sumber data yang ada.
▪ Auditee telah melaksanakan kegiatan sosialisasi
tentang keberadaan kawasan lindung kepada
seluruh (100%) LMDH sekitar kawasan hutan yang
memiliki petak pangkuan kawasan perlindungan.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan
kawasan lindung dan terdapat laporan pengelolaan
yang sesuai dengan ketentuan terhadap seluruh
kawasan lindung sesuai dengan dokumen RTT
lingkungan tahun 2018 dan 2019.
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK ▪ Ketersediaan prosedur yang dimiliki oleh Auditee
telah mencakup seluruh jenis gangguan yang ada.
▪ Jenis, jumlah sarana prasarana yang terdapat di KPH
Gundih sebagian sesuai dengan ketentuan dan
fungsinya sesuai serta berfungsi dengan baik.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Auditee telah memiliki SDM perlindungan hutan
dengan jumlah dan kualifikasi personil sesuai dengan
ketentuan.
▪ Auditee telah mengimplementasikan kegiatan
perlindungan sesuai dengan dokumen prosedur kerja
(PK) yang ada dan telah melakukan tindakan tertentu
(preemptif/preventif/ represif) dengan
mempertimbangakan jenis gangguan yang ada.
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air yang
mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan hutan.
▪ Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air dengan
jumlah sebagian sesuai dengan dokumen
perencanaan lingkungan (DPPL) serta masih
berfungsi dengan baik.
▪ Auditee telah memiliki SDM pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air dengan
jumlah dan kualifikasi personil yang memadai sesuai
dengan ketentuan.
▪ Auditee telah memiliki dokumen perencanaan
pengelolaan dampak terhadap tanah dan air (DPPL)
dan seluruhnya telah diimplementasikan sesuai
ketentuan RTT lingkungan.
▪ Auditee telah memiliki dokumen perencanaan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air (DPPL)
dan sebagian telah diimplementasikan sesuai
ketentuan.
▪ Masih terdapat indikasi terjadinya dampak yang
besar dan penting terhadap tanah dan air, namun
Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan
terhadap dampak yang besar dan penting terhadap
tanah dan air sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dijelaskan pada verifier 3.3.4.
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur identifikasi yang
mencakup jenis yang dilindungi dan/atau RTE dan
endemic, namun masih ada prosedur identifikasi
yang belum mengacu kepada peraturan terbaru
terkait jenis-jenis tumbuhan dan satwa dilindungi.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan identifikasi flora
dan fauna yang mencakup seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau RTE dan endemik yang terdapat
diareal pengelolaan Auditee.
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan flora
yang mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau RTE dan endemik berdasarkan jenis-jenis
yang terdapat diareal pengelolaan Auditee hasil
identifikasi.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan flora
sesuai Prosedur Kerja (PK) yang mencakup jenis yang
dilindungi dan/atau RTE dan endemik yang terdapat
diareal pengelolaan Auditee berdasarkan hasil
identifikasi.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Trend kecendurungan dari tahun 2016, 2017, dan
2018 pada tingkat pohon untuk jenis Mahoni
mengalami fluktuasi sedangkan untuk Sonokeling
mengalami penurunan namun tidak terlalu signifikan,
meskipun demikian pada tingkat semai, pancang,
tiang mengalami peningkatan.
Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan fauna
yang mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau RTE dan endemik berdasarkan jenis-jenis
yang terdapat diareal pengelolaan Auditee hasil
identifikasi.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan fauna
sesuai rencana pengelolaan KBKT/HCVF dan Biodiv
serta Prosedur Kerja (PK) dan telah mencakup
seluruh jenis yang dilindungi dan/atau RTE dan
endemik yang terdapat diareal pengelolaan Auditee
berdasarkan hasil identifikasi.
▪ Trend kecenderungan Nilai Indeks Keanekaragaman
(H’) sebagian spesies mengalami penurunan, namun
Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan fauna
dilindungi dan/atau RTE dan endemik sesuai dengan
ketentuan sebagaimana verifier 3.6.2.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi kawasan
operasional perusahaan/unit
manajemen dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat
BAIK ▪ Terdapat dokumen/ laporan yang lengkap mengenai
pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH
setempat, identifikasi hak-hak dasar masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat setempat, dan
rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang hak
pengelolaan.
▪ Terdapat mekanisme penataan batas/ rekonstruksi
batas kawasan secara partisipatif dan konflik batas
kawasan yang disepakati para pihak.
▪ Terdapat mekanisme mengenai pengakuan hak-hak
dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat
setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH,
yang legal, lengkap dan jelas.
▪ Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan
pemegang hak pengelolaan dengan batas kawasan
yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat/ setempat.
▪ Terdapat persetujuan para pihak dan konflik dapat
dikelola dengan baik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK ▪ Tersedia dokumen yang lengkap menyangkut
tanggung jawab sosial Pemegang hak pengelolaan
sesuai dengan peraturan perundangan yang
relevan/berlaku.
▪ Tersedia mekanisme yang lengkap & legal tentang
pemenuhan kewajiban sosial pemegang hak
pengelolaan terhadap masyarakat.
▪ Terdapat bukti lengkap pelaksanaan kegiatan
sosialisasi kepada seluruh masyarakat mengenai hak
dan kewajiban pemegang hak pengelolaan terhadap
masyarakat dalam mengelola SDH.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Terdapat sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
▪ Tersedia laporan/dokumen yang lengkap terkait
pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang hak
pengelolaan termasuk ganti rugi.
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK ▪ Tersedia data dan informasi yang lengkap & jelas
tentang masyarakat hukum adat dan/ atau
masyarakat setempat yang terlibat, tergantung,
terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH.
▪ Terdapat mekanisme yang legal, lengkap dan jelas
mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat.
▪ Terdapat dokumen rencana pemegang hak
pengelolaan mengenai kegiatan peningkatan peran
serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang
lengkap dan jelas.
▪ Terdapat bukti implementasi sebagian besar (≥ 50%)
kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat oleh pemegang hak pengelolaan.
▪ Terdapat bukti dokumen/ Laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak
yang lengkap dan terdokumentasi dengan baik.
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK ▪ Terdapat mekanisme resolusi konflik yang lengkap
dan jelas.
▪ Tidak terdapat konflik.
▪ Tersedia organisasi, sumberdaya manusia, dan
pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik.
▪ Terdapat dokumen/laporan penanganan konflik yang
lengkap dan jelas.
4.5. Perlindungan, pengem-
bangan dan peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja
BAIK ▪ Pemegang hak pengelolaan telah merealisasikan
seluruh hubungan industrial dengan seluruh
karyawan.
▪ Pemegang hak pengelolaan telah merealisasikan
seluruh rencana pengembangan kompetensi.
▪ Terdapat dokumen standar jenjang karir dan telah
dimplementasikan seluruhnya.
▪ Terdapat dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) dan izin lain yang
berada dalam kawasan hutan
yang dikelola IUPHHK.
MEMENUHI ▪ Kelengkapan dan keabsahan SK Hak Pengelolaan
dipenuhi seluruhnya.
▪ Verifier 1.1.1.b. masuk dalam kategori tidak dapat
diterapkan (Not Applicabel) karena Auditee adalah
merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan
pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan
pembayaran iuran IUPHHK.
▪ KPH Gundih telah membuat laporan hasil identifikasi
penggunaan kawasan diluar sektor kehutanan yang
dibuat oleh bagian Hugra. Kegiatan diluar sektor
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kehutanan adalah berupa Pembangunan Cekdam
Sumberagung, Pembangunan Jaringan Transmisi
SUTT, Pembangunan Sarana Bendungan
Kedungombo, Pembangunan Listrik Masuk Desa dan
Pembangunan Jalan Desa.
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI ▪ Kelengkapan dan keabsahan dokumen RPKH dan
RTT beserta lampirannya dipenuhi seluruhnya.
▪ Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh
ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH yaitu
peta kelas hutan, dan pada lampiran dokumen RTT
2018 serta RTT 2019 yaitu peta RTT dan peta micro
planning bidang tebangan.
▪ Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran SPK
tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang. Posisi
blok/petak tebangan posisinya benar dan terbukti di
lapangan. Penandaan patok batas petak mengacu
pada SOP yang dikembangkan oleh Auditee.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI ▪ Auditee telah memiliki dokumen 1 (Satu) RPKH
untuk Kelas Perusahaan (KP) Jati, yaitu : Dokumen
RPKH KP Jati KPH Gundih Jangka Perusahaan 01
Januari 2011 s/d 31 Desember 2020; Dokumen
Revisi RPKH KP Jati KPH Gundih Jangka Perusahaan
01 Januari 2011 s/d 31 Desember 2020 Untuk
Periode 1 Januari 2015 s/d 31 Desember 2020.
▪ Verifier 2.2.1.b. telah dilakukan verifikasi tetapi tidak
dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee
tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk
pembangunan hutan tanaman.
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar mempunyai
identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI ▪ 1. Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku
ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK 316.
2. LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang
berwenang. 3. Hasil uji petik menunjukkan
kesesuaian antara LHP, buku ukur, fiisk kayu dan
tunggak di lapangan.
▪ Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan
(TPn) untuk tujuan TPK dengan menggunakan
dokumen DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh
mandor tebang. Selanjutnya dari TPK untuk tujuan
industri kayu disertai dengan dokumen SKSHHK.
Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB
dengan SKSHHK menunjukkan kesesuaian.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI ▪ Kayu yang diangkut dari lokasi tebangan (TP) ke TPK
serta ke tujuan pengiriman kayu lainnya dilindungi
dengan surat keterangan sahnya hasil hutan sesuai
ketentuan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee adalah
pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang
IUPHHK-HA. Namun demikian Auditee telah
menerapkan penandaan pada bontos ujung dan
tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi Perum
Perhutani Nomor : 366/KPTS/DIR/2016 Tanggal 30
Maret 2016 yang direvisi sesuai dengan SK Nomor :
114/KPTS/DIR/2018 Tanggal 08 Februari 2018,
sehingga kayu dapat dilacak balak sampai ke petak
tebangan. Namun demikian auditee tetap
menerapkan kegiatan sistem penandaan pada
bontos dan tunggak kayu, sehingga dengan sistem
tersebut kayu dapat dilacak balak sampai ke petak
tebangan.
▪ Seperti Verifier 3.1.3.a, dilakukan verifikasi tetapi
tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan
bukan Pemegang IUPHHK-HA. Namun demikian
tanda-tanda PUHH telah dilaksanakan secara
konsisten oleh Auditee dan telah diatur dalam SK
Direksi Perum Perhutani Nomor : 366/KPTS/
DIR/2016 Tanggal 30 Maret 2016 yang direvisi
sesuai dengan SK Nomor : 114/ KPTS/DIR/2018
Tanggal 08 Februari 2018.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu membuk-
tikan adanya catatan angkutan
kayu ke luar TPK
MEMENUHI ▪ Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang
berkualifikasi sebagai Ganis PKB). Dalam penerbitan
SKSHHK juga dilengkapi dengan BAP penerbitan
SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB tidak tersedia
karena auditee tidak melakukan pemakaian
dokumen SKSKB
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI ▪ Auditee telah terkoneksi dengan Sistem informasi
PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan
Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal berlaku
secara otomatis akan muncul apabila Auditee telah
meng approve LHP.
Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah
sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada
tarif yang berlaku.
Selama periode Maret 2018 sampai dengan Februari
2019 Auditee telah menerbitkan dokumen LHP untuk
Kayu Jati sebanyak 8.791,751 M3, dengan Nilai PSDH
sebesar Rp 935.919.821,00 dan untuk Kayu Rimba
sebanyak 17.584,20 M3, dengan Nilai PSDH sebesar
Rp 427.830.862,00.
▪ Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH
dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah
divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti
pembayaran PSDH secara lunas.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara
lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar
sesuai dengan tarif.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim kayu
bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee tidak menjual
kayu antar pulau.
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena pengangkutan kayu bulat
tidak menggunakan kapal dan hanya melakukan
pengangkutan lewat jalur darat dengan
menggunakan alat angkut Truk.
3.4.1 Tanda V-legal yang
dibubuhkan sesuai ketentuan
MEMENUHI ▪ Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal
sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal
dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan
lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.
Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada
dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak
(318).
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan kewajiban
yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI ▪ Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah
mendapatkan persetujuan melalui Surat Keputusan
Bupati Grobogan Nomor : 660.1/1045 Tahun 2010
Tentang Persetujuan Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) Kegiatan
Pengelolaan Hutan Perum Perhutani Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih di Kabupaten
Grobogan Provinsi Jawa Tengah, ditetapkan di
Purwodadi pada Tanggal 21 Desember 2010 dan
ditandatangani oleh Bupati Grobogan (Bambang
Pudjiono).
Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI ▪ Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu
kesatuan dengan dokumen DPPL telah disetujui
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Grobogan
Nomor : 660.1/1045 Tahun 2010 ditetapkan di
Purwodadi pada Tanggal 21 Desember 2010 dan
ditandatangani oleh Bupati Grobogan (Bambang
Pudjiono).
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen
DPPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan kepada Instansi
terkait di Wilayah Kerja KPH Gundih.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan Implemen-
tasi K3
MEMENUHI ▪ Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau
pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
(PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus P2K3
serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam
implemntasi K3 di KPH Gundih.
▪ Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret
2019. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan
bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan
dapat berfungsi dengan baik.
▪ Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang
dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari
P2K3. Auditee juga telah menunjukkan upaya untuk
menekan angka kecelakaan kerja.
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI ▪ Di Wilayah Kerja Auditee terdapat 2 Serikat Pekerja,
yaitu Serikat Karyawan (SEKAR) Perhutani dan
Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani (SP2P).
▪ Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat
Pekerja (SP2P) Jawa Timur Nomor : 37/Kpts/DPD
SP2P/ Jateng/2016 Tentang Penetapan Dewan
Pengurus Cabang SP2P KPH Gundih Periode 2016 -
2019. Ditetapkan di Semarang pada Tanggal 23
September 2016. Ditandatangani oleh Ketua DPD
SP2P Jawa Tengah (Gatot Farid Prabowo, S.Hut).
▪ Surat Keputusan Dewan Pengurus Wilayah Serikat
Karyawan Perum Perhutani Jawa Tengah Nomor : 12/
KPTS/DPW/JTG/2015 Tentang Susunan Dewan
Pengurus Daerah Serikat Karyawan Perum Perhutani
KPH Gundih Periode 2015 - 2018, Ditetapkan di
Semarang pada Tanggal 26 Mei 2015,
ditandatangani oleh Ketua DPW SEKAR Peum
Perhutani Jawa Tengah (Tedy Sumarto, S.Hut) dan
Sekretaris DPW SEKAR Peum Perhutani Jawa Tengah
(Dwi Purwanto, A.Md).
▪ Terdapat Surat Dewan Pengurus Wilayah Serikat
Karyawan Perum Perhutani Jawa Tengah Nomor :
18/L-SP/DPW/Jateng/ 2018 Tanggal 26 Mei 2018
Perihal Perpanjangan Kepengurusan DPD KPH
Gundih Masa Bhakti Tahun 2018 s/d 2020.
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI ▪ Dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara
Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan Perhutani
dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani Periode
2015 - 2017. Dokumen PKB tersebut telah
didaftarkan kepada KementerianTenaga Kerja
danTransmigrasi RI sesuai surat Nomor : 43 7/011.7/
SDM/Dir Tanggal 09 Juli 2015 dan telah
mendapatkan pengesahan berdasarkan Surat
Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :
KEP.138/PHIJSK-PKKAD/PKB/IX/ 2015 Tanggal 04
September 2015. Masa berlaku sejak Tanggal 3 Juni
2015 s/d 2 Juni 2017.
▪ Dokumen Perpanjangan Perjanjian Kerja Bersama
(PKB) Antara Perusahaan Umum Kehutanan Negara
Dengan Dewan Pengurus Pusat Serikat Karyawan
Perhutani Serikat Pekerja Dan Pegawai Perhutani
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja-Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor : KEP.84/PHIJSK-
PKKAD/PKB/VI/2017 Tanggal 9 Juni 2017. Masa
berlaku sejak Tanggal 03 Juli 2017 s.d 02 Juli 2018.
▪ Dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Antara
Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum
Perhutani) Dengan Serikat Karyawan Perhutani dan
Serikat Pekerja Dan Pegawai Perhutani (SP2P) yang
telah mendapatkan pengesahan berdasarkan
Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
– Kementerian Ketenagakerjaan RI Nomor : KEP.
165/ PHIJSK-PK/PKB/VIII/2018 Ditetapkan di
Jakarta pada Tanggal 29 Agustus 2018 yang
ditandatangani oleh An. Direktur Persyaratan Kerja,
(Dra. S. Junaedah AR, MM/ NIP. 19610610 198203
2 001). Perjanjian Kerja Bersama mulai berlaku pada
Tanggal 03 Juli 2018 s.d 02 Juli 2020.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI ▪ Berdasarkan data dan daftar karyawan yang dibuat
oleh Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum KPH
Gundih periode Maret 2018 sampai dengan Februari
2019 dan hasil wawancara denagan tenaga kerja di
lokasi tebangan, tidakterdapat pekerja yang usianya
di bawah umur (di bawah 18 tahun) di lingkup KPH
Gundih.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Gundih sebesar 100%, masuk dalam kelas nilai
>80% dengan predikat kinerja “BAIK”.
2. KPH SEMARANG
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK ▪ Tersedia dokumen legal dan administrasi tata batas
lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan
tata batas yang telah dilakukan. Dokumen legal
pendirian Perhutani berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor: 15 Tahun 1972, kemudian
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 2
Tahun 1978, Peraturan Pemerintah Nomor: 36 Tahun
1986, Peraturan Pemerintah Nomor: 30 Tahun 2003,
Peraturan Pemerintah Nomor: 72 Tahun 2010 dan
Peraturan Pemerintah Nomor: 73 Tahun 2014 dan
dokumen administrasi tata batas untuk Bagian Hutan
Semarang Timur seluas 15.157,10 Ha dan Bagian
Hutan Semarang Barat seluas 13.962,30 sesuai
Keputusan Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah No. 2889/Kpts/I/2013 tanggal 21 Oktober
2013.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 18 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Perum Perhutani KPH Semarang telah melakukan
penatan batas pada seluruh Bagian Hutan di KPH
Semarang, sehingga sudah temu gelang. Kegiatan
penataan ulang KPH Semarang telah dilaksanakan
pada tahun 2015-2016 dalam rangka penyusunan
RPKH Jangka 2017-2026. Perum Perhutani KPH
Semarang tidak melakukan pemeliharaan Pal Batas
dalam arti mengganti, mengecat ulang, dan
menegakkan pal kembali selama periode 10 tahun
diantara kegiatan rekonstruksi batas. Pemeriksaan
dan pengamanan pal dilakukan oleh KKPH tiap
Triwulan, untuk penilikan berikutnya dipastikan
petugas lapangan dibekali dengan buku lapangan
pemeriksaan dan pengamanan pal hasil rekontruksi
batas.
▪ Terdapat dokumen Berita Acara Tata Batas Partisipatif
dengan lahan masyarakat desa dan berdasarkan
Realisasi Kegiatan Tenurial s/d Triwulan IV Tahun
2018 Perum Perhutani KPH Semarang telah
menyelesaikan masalah tenurial strata A seluas
526,15 Ha sehingga terdapat sisa konflik strata B
yang belum terselesaikan seluas 3,71 Ha atau ada
upaya penyelesaian dan atau ada penurunan tingkat
konflik dari waktu ke waktu.
▪ Terdapat penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan pada kawasan dan ada upaya untuk
mendata penggunaan tersebut dan melaporkan pada
instansi lain kepada Kepala Perum Perhutani Divre
Jateng melalui surat Administratur No.
03/044.3/PSDH/Smg/Divre Jateng tanggal 3 Januari
2019.
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
SEDANG ▪ Perum Perhutani KPH Semarang telah memiliki
dokumen visi dan misi yang ditetapkan Direksi Perum
Perhutani No. 1432/KPTS/DIR/2017 tanggal 16 Juni
2017 dan telah sesuai dengan kerangka PHL.
▪ Sosialisasi dilakukan mulai dari level pemegang hak
pengelolaan dan masyarakat setempat, namun tata
waktu pelaksanaan sosialisasi seharusnya untuk
penilaian 2018, dan bukti pelaksanaan tidak
lengkap.
▪ Implementasi pengelolaan hutan produksi lestari
baru sebagian yang telah sesuai dengan Visi dan Misi
perusahaan.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Semarang telah memiliki
tenaga profesional dibidang kehutanan dilapangan
pada setiap bidang kegiatan pengelolaan hutan dan
sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan
No. P.54/Menhut-II/2014, dan Dirjen PHPL No
P.16/PHPL-IPHH/2015.
▪ Realisasi peningkatan kompetensi SDM di KPH
Semarang tahun 2018 sebesar 91% atau realisasi
peningkatan kompetensi SDM > 70% dari rencana
sesuai kebutuhan.
▪ Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki dan
dijadikan acuan oleh KPH Semarang tersedia
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 19 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
lengkap, meliputi dokumen Tenaga kerja,
Kesempatan kerja, Pelatihan kerja termasuk
kompetensi kerja, Produktivitas tenaga kerja,
Hubungan industrial, Kondisi lingkungan kerja,
Pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja serta
BPJS Tenaga kerja dan kesehatan.
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan, pelaksa-
naan, pemantauan periodik,
evaluasi, dan penyajian umpan
balik mengenai kemajuan
pencapaian (Kegiatan) Peme-
gang Hak Pengelolaan.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Semarang telah memiliki
struktur organisasi dan job description yang sesuai
dengan kerangka PHPL yang berorientasi pada 3
(tiga) aspek kelestarian, yaitu aspek produksi, ekologi
dan social.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang telah memiliki
perangkat SIM berupa Software, Hardware, PK SIM,
dan tenaga pelaksana untuk mengoperasikan SIM
yang ditetapkan melalui SK Administratur No:
16/Kpts/Smg/Divre-Jateng/2019 tanggal 9 Januari
2019.
▪ Terdapat Organisasi SPI/Internal Auditor dan telah
melaksanakan pemeriksaan rutin di KPH Semarang
pada tanggal 03 Juli s/d 13 Juli 2018 dan telah
efektif untuk mengontrol seluruh tahapan kegiatan.
▪ Penilaian Hasil Pemantauan Tindak Lanjut dengan
memperhitungkan aspek penilaian berupa Respon
atau kecepatan menindaklanjuti temuan, cegah
tangkal dan penuntasan temuan diperoleh nilai
tertimbang sebesar 90% atau termasuk dalam
kriteria Baik Sekali atau terdapat keterlaksanaan
seluruh tindak koreksi dan pencegahan manajemen
berbasis hasil monitoring dan evaluasi.
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK ▪ Kegiatan Penebangan tahun 2018 yang telah
direncanakan dalam dokumen RTT Tahun 2016
sudah di ketahui dan disetujui oleh masyarakat
sekitar/LMDH di lokasi petak yang akan ditebang
yaitu di BKPH Padas dan BKPH Jembolo Selatan.
▪ Kegiatan Penataan Batas telah dilaksanakan sejak
jaman pendudukan Belanda dan telah mendapat
persetujuan dari para pihak pemerintah daerah
sampai pemerintah desa, termasuk masyarkat yang
berbatasan dengan areal kerja, bukti dokumen
berupa Berita Acara Tata Batas Partisipatif Kawasan
Hutan dengan lahan masyarakat yang berbatasan
langsung.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang telah membentuk
LMDH dengan masyarakat disekitar hutan dan
lembaga tersebut telah dibuat akta pendirian dari
notaris, semua LMDH telah membuat Perjanjian
Kerjasam (PKS) dengan pihak Perhutani untuk
mengelola hutan dengan system PHBM.
▪ Persetujuan dalam proses penetapan kawasan
lindung KPH Semarang dari para pihak desa/LMDH
yang terkena dampak dalam proses penetapan
kawasan untuk perlindungan sebesar 100 %.
2. Produksi
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 20 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK ▪ Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
auditee telah memiliki dokumen RPKH kelas
perusahaan jati yang disahkan oleh Menteri LHK dan
disusun berdasarkan hasil risalah hutan sebagai
berikut:
1. Dokumen RPKH Kelas Perusahaan (KP) Jati jangka
perusahaan 2017-2026 yang disahkan oleh
Kementerian LHK melalui SK No. SK.6779/MenLHK-
PHPL/UHP/HPL.1/12/2016 tanggal 29 Desember
2016 tentang persetujuan RPKH Tahun jangka 2017-
2026 an. KPH Semarang dengan luas 29.119,40 ha.
2. Auditee juga telah memiliki Revisi dokumen RPKH KP
Jati jangka perusahaan 2018-2026 yang disahkan
melalui SK Menteri LHK No. SK.7347/MenLHK-
PHPL/UHP/HPL.1/10/ 2018 tanggal 18 Oktober
2018 tentang persetujuan revisi RPKH jangka
perusahaan 2017-2026 periode 2018-2026.
▪ Berdasarkan hasil telaah dokumen menunjukkan bahwa
lokasi PAK pada kegiatan tebangan A dan tanaman rutin
pada dokumen RPKH 2017-2026 dengan RTT
menunjukkan kesesuaian.
▪ Hasil uji petik pemeriksaan pal di lapangan
menunjukkan bahwa tanda pal batas petak di
lapangan berada pada posisi sebenarnya dan
informasi tanda batas petak dapat dikenali.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki data potensi tegakan dalam
kelas hutan yang menggambarkan kondisi lapangan
berdasarkan hasil risalah hutan dan evaluasi potensi
2018.
▪ Auditee telah memiliki perhitungan etat berdasarkan
hasil risalah hutan yang diolah melalui system SISDH-
PDE sebagaimana yang tercantum dalam PDE 6 dan
PDE 7. Namun demikian auditee belum memiliki data
pertumbuhan riap tegakan pada plot PUP sehingga
belum sesuai dengan PK.SMPHT 01-003.
▪ Auditee telah memiliki rencana pengaturan tebangan
sebagaimana yang tergambar dalam PDE 6, 7 dan 8
berdasarkan hasil perhitungan etat yang digunakan
dalam penyusunan RTT Tahun 2018.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK
▪ SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur
tersedia dengan lengkap, dan isinya sesuai dengan
pedoman pelaksanaan atau ketentuan teknis.
▪ Terdapat implementasi sebagian SOP tahapan sistem
silvikultur.
▪ Rata-rata potensi tebangan A berdasarkan RPKH
dalam bagan tebang (sesuai dengan Kelas
Perusahaan) 30-80 m3/Ha.
▪ Tingkat permudaan tanaman dalam jumlah yang
mampu menjamin kelestarian hasil hutan
(keberhasilan tanaman = 75% pada tahun ke 3) .
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK ▪ Tersedia SOP pemanfaatan/ pengelolaan hutan
ramah lingkungan untuk seluruh kegiatan
pengelolaan hutan dan isinya sesuai untuk
karakteristik kondisi setempat .
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 21 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan
pada 3 tahapan kegiatan pemanenan hasil atau
pengelolaan hutan.
▪ Faktor Eksploitasi (FE) = 0,83.
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen RPKH 2017-2026
dan RTT 2018 yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang. Hasil telaah dokumen menunjukkan
bahwa sebagian rencana tebangan B dan E terdapat
perbedaan antara dokumen RPKH 2017-2026 dan
RTT 2018.
▪ Auditee telah memiliki peta kerja lampiran RPKH
2017-2026 dan RTT 2018 yang menggambarkan
lokasi kegiatan pengelolaan hutan. Hasil overlay
antara peta RTT dengan RPKH menunjukkan
kesesuaian.
▪ Auditee telah melakukan penandan batas blok dan
petak tebangan sesuai dengan peta kerja RTT 2018
atau lampiran SPK tebangan yang telah disahkan
pejabat yang berwenang.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan penebangan
dengan presentase seluruh volume tebangan
mencapai 72% dari rencana dengan rincian per jenis
tebangan adalah 77,44% hasil tebangan A, 135%
untuk jenis tebangan B, 74% untuk jenis tebangan D
dan 0% untuk jenis tebangan E.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan, administrasi,
penelitian dan pengembangan,
serta peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
BAIK ▪ Likuiditas dan Solvabilitas >150%, Rentabilitas :
positif, serta Catatan Kantor Akuntan Publik : Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP), namun bukan bersumber
pada laporan keuangan yang terkini (2018).
▪ Auditee telah melakukan realisasi alokasi dana
Tahun 2018 untuk seluruh tahapan kegiatan
pengelolaan hutan sesuai dengan system sivikultur
THPB dengan presentase sebesar 106,71%.
▪ Proporsi alokasi dana untuk seluruh pos kegiatan
mencapai presentase sebesar 30,01%. Dengan
demikian maka alokasi dana untuk seluruh bidang
kegiatan kurang proprosional karena perbedaan
mencapai >20-50%.
▪ Realisasi pendanaan untuk kegiatan kelola hutan
berjalan cukup lancar namun demikian masih
terdapat beberapa kegiatan yang pelaksanaannya
ditunda sehingga belum sesuai dengan tata waktu
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pembinaan hutan
(penanaman, perlindungan hutan dan pemeliharaan)
dan merealisasikan alokasi dananya dengan
presentase sebesar 83,12%.
▪ Auditee telah melakukan realisasi penanaman pada
bekas tebangan A dan tebangan B pada tahun 2018
seluas 159,1 ha atau dengan presentase sebesar
100% dari rencana RTT.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Semarang mengalokasikan
Kawasan Per-lindungan dengan luasan sesuai
dengan dokumen perencanaan dan SK direksi No.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 22 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
812/KPTS/ DIR/2013 tanggal 15 Juni 2013. Alokasi
Kawasan Perlindungan seluas 3.552,7 Ha atau
12,17 % dari total areal kerja Perum Perhutani KPH
Semarang dan terdapat kesesuaian kondisi biofisik
kawasan dilindungi.
▪ Penataan Kawasan Perlindungan Perum Perhutani
KPH Semarang telah mencapai 100 % dengan total
batas sepanjang 406.386 m. Tanda batas markir
berupa gelangan cat berwarna hitam pada pohon
setiap ± 25 meter. Tinggi Gelang 180 cm dengan
lebar gelang 20 cm; pal batas dan pemasangan
papan nama.
▪ Kondisi Kawasan Perlindungan di Perum Perhutani
KPH Semarang yang berhutan atau bertegakan
mencakup 3.599,34 Ha atau sebesar 99,69% dari
total Kawasan Perlindungan. Upaya kegiatan
Penanaman pengka-yaan pada sebagian Kawasan
Perlindungan yang tidak berhutan.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang telah berupaya
melakukan kegiatan sosialisasi tentang Kawasan
Lindung kepada kepada 40 LMDH dan atau telah
mencapai 100 % (LMDH yang bersinggungan dengan
Kawasan Perlindungan)
▪ Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan
ketentuan terhadap seluruh kawasan lindung sesuai
RKL.
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Semarang telah
mengembangkan prosedur perlindungan dan
pengamanan hutan, mencakup seluruh jenis
gangguan yang ada (pencurian kayu, perambahan
hutan, peng-gembalaan, kebakaran hutan & lahan,
bencana alam, pengen-dalian hama dan penyakit
serta perburuan dan perdagangan satwa liar).
▪ Perum Perhutani KPH Semarang memiliki sarana
prasarana perlindungan dan pengamanan hutan,
tetapi jenis dan jumlahnya belum seluruhnya sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang memiliki personil
perlindungan hutan dengan jumlah dan kualifikasi
yang memadai sesuai dengan ketentuan.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang telah melakukan
upaya kegiatan perlindungan. Kegiatan perlin-
dungan hutan diimplementasi-kan melalui tindakan
tertentu (preemptif / preventif / represif) dengan
mempertimbangkan se-luruh jenis gangguan hutan
yang ada.
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Semarang memilki prosedur
dan atau PK pengelolaan dan pemantauan
mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan hutan.
▪ Jumlah sarana pengelolaan dan pemantauan yang
dimiliki oleh Perum Perhutani KPH Semarang sesuai
dengan ketentuan (DPPL, 2011) sesuai dengan
ketentuan dan/atau dokumen perencanaan
lingkungan serta berfungsi dengan baik.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 23 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Perum Perhutani KPH Semarang memiliki personil
pelaksana pengelolaan dan pemantauan dampak
terhadap tanah dan air, dengan jumlah yang
memadai. Personil yang memiliki kualifikasi Ganis
Binhut berjumlah 3 orang, sudah sesuai dengan
ketentuan.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang memiliki dokumen
perencanaan pengelolaan dampak terhadap tanah
dan air (DPPL tahun 2011). Perum Perhutani KPH
Semarang mengimplementasi-kan sesuai dengan
ketentuan. Hasil kegiatan pengelolaan dampak telah
disampaikan dalam Laporan Pelaksanaan RKL-RPL
per semester.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang memiliki dokumen
perencanaan pemantauan dampak terhadap tanah
dan air (DPPL tahun 2011). Perum Perhutani KPH
Semarang melakukan pemantauan sesuai dengan
ketentuan. Hasil ke-giatan pengelolaan dampak
telah disampaikan dalam Laporan Pelaksanaan RKL-
RPL per semester.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang. Telah melakukan
pengelolaan dampak sesuai sesuai dengan
ketentuan.Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak
besar dan penting terhadap tanah dan air.
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Semarang memilki prosedur
identifikasi tetapi belum mengadopsi peraturan
terbaru. Maka prosedur ini belum mencakup seluruh
jenis yang dilindungi dan atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik diareal hak
pengelolaan.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang telah
mengimplementasikan kegiatan identifikasi flora
dan fauna untuk seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan
endemik yang terdapat di areal hak pengelolaan.
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Semarang mempunyai
prosedur pengelo-laan flora untuk seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal hak pengelolaan.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang
mengimplementasikan pengelo-laan terhadap
seluruh jenis flora dilindungi (langka, jarang, teranc-
am punah dan endemik) yang terdapat di areal
kerjanya.
▪ Hasil analisis data nideks sensitivitas jenis flora
dilindungi yang terdapat di areal Perum Perhutani
KPH Semarang menunjukkan bahwa tidak ada
gangguan terhadap kondisi spesies flora dilindungi.
Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Semarang mempunyai
prosedur pengelo-laan fauna untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal hak
pengelolaan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 24 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
▪ Perum Perhutani KPH Semarang
mengimplementasikan penge-lolaan fauna tetapi
tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan
endemik yang terdapat di areal hak pengelolaan.
▪ Tidak ada gangguan terhadap kondisi spesies fauna
dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam
punah dan endemic.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi kawasan
operasional perusahaan/unit
manajemen dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat
BAIK ▪ Auditee memiliki dokumen/ laporan yang lengkap
mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA /
SDH setempat , identifikasi hak-hak dasar masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat setempat, dan
rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang hak
pengelolaan.
▪ Auditee memiliki mekanisme penataan batas/
rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif dan
konflik batas kawasan yang disepakati para pihak.
▪ Auditee memiliki mekanisme mengenai pengakuan
hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan
masyarakat setempat dalam perencanaan
pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.
▪ Auditee memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang hak pengelolaan dengan batas
kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat/
setempat.
▪ Auditee memiliki dokumen persetujuan para pihak
dan konflik dapat dikelola dengan baik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap
menyangkut tanggungjawab sosial Pemegang hak
pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan
yang relevan/berlaku.
▪ Auditee memiliki mekanisme yang lengkap & legal
tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang hak
pengelolaan terhadap masyarakat.
▪ Auditee memiliki bukti yang lengkap pelaksanaan
kegiatan sosialisasi kepada seluruh masyarakat
mengenai hak dan kewajiban pemegang hak
pengelolaan terhadap masyarakat dalam mengelola
SDH.
▪ Auditee memiliki sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK ▪ Auditee memiliki data dan informasi masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat setempat yang
terlibat, tergantung, terpengaruh oleh aktivitas
pengelolaan SDH namun belum lengkap.
▪ Auditee memiliki mekanisme yang legal,lengkap dan
jelas mengenai peningkatan peranserta dan aktivitas
ekonomi masyarakat.
▪ Auditee memiliki dokumen rencana pemegang hak
pengelolaan mengenai kegiatan peningkatan
peranserta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang
lengkap dan jelas.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 25 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Auditee memiliki bukti implementasi sebagian besar
(92 %) kegiatan peningkatan peranserta dan aktivitas
ekonomi masyarakat hokum adat dan/atau
masyarakat setempat oleh pemegang hak
pengelolaan.
▪ Auditee memiliki bukti dokumen/ Laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak
yang lengkap dan terdokumentasi dengan baik.
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK ▪ Auditee memiliki mekanisme resolusi konflik yang
lengkap dan jelas.
▪ Terdapat konflik dan tersedia peta konflik yang
lengkap dan jelas atau Tidak terdapat konflik.
▪ Auditee memiliki organisasi, sumberdaya manusia,
dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik.
▪ Auditee memiliki dokumen/ laporan penanganan
konflik yang lengkap dan jelas.
4.5. Perlindungan, pengem-
bangan dan peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja
BAIK ▪ Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan.
▪ Auditee telah merealisasikan seluruh rencana
pengembang- an kompetensi.
▪ Auditee memiliki dokumen standar jenjang karir dan
telah merealisasikan sebagian besar rencana
pengembangan kompetensi.
▪ Auditee memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) dan izin lain yang
berada dalam kawasan hutan
yang dikelola IUPHHK.
MEMENUHI ▪ Berdasarkan SK Menteri Kehutan an Nomor : SK
359/Kpts-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004 tentang
Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah
Provinsi Jawa Tengah adalah seluas ± 757.250
Hektar dan yang termasuk ke dalam areal
pengelolaan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa
Tengah (berdasarkan SK Direksi Perum Perhutani
nomor : 2889/ Kpts/I/2013, tanggal 21 Oktober
2013) adalah seluas 635.746,79 Hektar, termasuk
di dalamnya wilayah kerja KPH (Kesatuan
Pemangkuan Hutan) Semarang seluas 29.790,29
hektar.
▪ Hasil overlay Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan
Perairan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah (lampiran
SK Menteri Kehutanan RI No : SK.359/Menhut-
II/2004 tanggal 1 Oktober 2004) dengan Peta
Penetapan Kawasan Hutan Perum Perhutani KPH
Semarang Jawa Tengah (SK Direksi Perum Perhutani
Nomor : 2889/Kpts/I/ 2013), terdapat kesesuaian
kawasan hutan sebagaimana telah ditetapkan
fungsinya di KPH Semarang untuk kawasan seluas
29.119,40 Ha, yang berfungsi sebagai kawasan
Hutan Produksi = 25.269,44 Ha dan berfungsi
sebagai kawasan Hutan Produksi Terbatas =
3.849,96 Ha.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 26 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Auditee telah membuat laporan hasil identifikasi
penggunaan kawasan diluar sektor kehutanan yang
dibuat oleh bagian Hugra. Penggunaan kawasan yang
sah diluar sektor kehutanan adalah berupa Pinjam
Pakai Kawasan Hutan untuk program Jalur SUTET ±
81,260 Ha (SK KBKPM No:
74/1/IPPKH/PMDN/2017, tgl 25 Juli 2017) dan
Jalan Tol ± 22,413 Ha (SK MENHUT No: SK.531/
Menhut-II/2010 tanggal 27 September 2010)
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI ▪ Tersedia kelengkapan dokumen RPKH (Rencana
Pengaturan Kelestarian Hutan) untuk wilayah kerja
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, KPH
Semarang dengan Kelas Perusahaan Jati untuk
Jangka Perusahaan Periode Tahun 2017-2026 dan
Revisi nya menjadi RPKH Periode Tahun 2018-2026.
Dokumen RPKH tersebut disusun oleh KSPH III
Salatiga, diajukan oleh Direktur Utama Perum
Perhutani dan disahkan oleh Menteri Lingkung an
Hidup dan Kehutanan, cq Direktur Jenderal
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.
▪ Tersedia peta lokasi areal yang tidak boleh ditebang
pada lampiran Peta SPK RTT Rencana Tebang Tahun
2018 dan Tahun 2019 (berupa Sempadan Sungai)
yang dibuat sesuai prosedur kerja auditee dan
keberadaannya terbukti di lapangan.
▪ Peta petak/blok tebangan disahkan (self approval),
posisi petak/blok tebangan benar dan terbukti di
lapangan.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI ▪ Penyusunan, Pengesahan dan kelengkapan seluruh
dokumen RPKH (Rencana Pengaturan Kelestarian
Hutan) dalam wilayah kerja Perum Perhutani Divisi
Regional Jateng, KPH Semarang dengan Kelas
Perusahaan Jati untuk Jangka Perusahaan Periode
Tahun 2017-2026 dan Revisinya menjadi RPKH
Periode Tahun 2018-2026 telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan prosesnya telah dipenuhi
seluruhnya.
▪ verifier 2.2.1.b telah dilakukan verifikasi tetapi tidak
dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee
tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk
pembangunan hutan tanaman industri.
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar mempunyai
identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI ▪ Tersedia dokumen LHP realisasi bulan Maret 2018
s/d Februari 2019 sebanyak 89 Set = 682,459 M3
telah disahkan oleh P2LHP an. MUCHAMAD ROZIKIN
/ No Registrasi : 01157-07/PKB-J/ XIV/2017..
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 27 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Dokumen LHP sesuai dengan buku ukur kayu dan
fisik kayunya serta dapat ditelusuri dilapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI ▪ Kayu yang diangkut dari TPK Auditee pada periode
bulan Maret 2018 s/d Februari 2019 sebesar
749,091 M3 ke tujuan pengiriman, seluruhnya telah
dilindungi oleh Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan
Kayu (SKSHHK) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
NOT
APPLICABLE
▪ Diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan karena
Auditee pemegang hak pengelolaan yang melakukan
sistem silvikultur THPB dan kayu bukan dari Hutan
Alam.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu membuk-
tikan adanya catatan angkutan
kayu ke luar TPK
MEMENUHI ▪ Tersedia dokumen SKSHHK yang lengkap dengan
lampiran nya dan telah ditandatangani oleh petugas
penerbit SKSHHK yang berwenang (PRADONO /No
Register : 00314-07/ PKB-J/XIV/2016 dan MUCH.
ROZIKIN/No Register : 01157- 07/PKB-J/XIV/2017)
▪ Tersedia dokumen penetapan pejabat Penerbit
SKSHHK yang berwenang yang ditetapkan melalui
Surat Kepala Divisi Regional Jawa Timur No : 1475 /
KPTS / Divre-Jateng / 2018, tanggal 08 Oktober
2018
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI ▪ Selama periode Maret 2017 s/d Februari 2018
Auditee telah menerbitkan dokumen LHP sebanyak
682,459 M3 dengan tagihan PSDH yang harus
dibayar sesuai dengan bukti dokumen pembuatan
tagihan yang diterima adalah Rp 83.680.210,-
(Delapan Puluh Tiga Jiuta Enam Ratus Delapan Puluh
Ribu Dua Ratus Sepuluh Rupiah)..
▪ PSDH telah dibayarkan lunas dan sesuai dengan
dokumen SPP.
▪ Pembayaran PSDH sesuai dengan persyaratan
ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim kayu
bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier ini telah dilakukan verifikasi tetapi tidak dapat
diterapkan (Not Applicable), karena Auditee tidak
menjual kayu antar pulau/hanya menjual kayu di TPK
dan Ketetapan tentang Perdagangan Kayu Antar
Pulau Terdaftar telah dicabut dan tidak berlaku lagi.
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier ini telah dilakukan verifikasi tetapi tidak dapat
diterapkan (Not Applicable), karena Auditee
melaksanakan pengangkutan kayu bulatnya tidak
menggunakan kapal dan hanya melakukan
pengangkutan kayu lewat jalur darat dengan alat
angkut Truck.
3.4.1 Tanda V-legal yang
dibubuhkan sesuai ketentuan
MEMENUHI ▪ Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu Tanda
V-Legal diterapkan pada dokumen SKSHHK, Daftar
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 28 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Kayu Hasil Pemanenan dan pada bontos Kayu
Sortimen AIII.
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan kewajiban
yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI ▪ Tersedia dokumen DPPL yang lengkap (dengan
matrik RKL / RPL) untuk seluruh areal kerja Auditee
seluas 29.119,40 Hektar yang sudah mendapat
persetujuan kelayakan lingkung an sesuai surat
keputusan pengesahan DPPL Nomor :
660.1/17/2011, tanggal 21 Juni 2011.
▪ Proses penyusunan dokumen lingkungan telah
sesuai ketentuan yang berlaku.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI ▪ Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
(RKL/RPL) terdapat dalam dokumen DPPL yang telah
disahkan dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen tersebut.
▪ Pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan dampak
penting yang terjadi di lapangan.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan Implemen-
tasi K3
MEMENUHI ▪ Auditee telah memiliki pedoman K3, personel akhli
K3 Umum (LUKAR WINARNO) dan susunan P2K3
yang ditetapkan sesuai SK Penunjukkan dari Kepala
Divisi Regional Jawa Tengah, Nomor :
017/Kpts/DivreJateng/Perhutani /2019 untuk
bertanggung jawab dalam implementasi pedoman K3
di KPH Semarang.
▪ Tersedia peralatan K3 sesuai ketentuan dan
berfungsi baik.
▪ Terdapat catatan setiap kejadian kecelakaan kerja
secara lengkap dan upaya menekan tingkat
kecelakaan kerja dalam bentuk program K3.
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI ▪ Terdapat 2 Serikat Pekerja, yaitu SEKAR PERHUTANI
dipimpin WEDA PANJI HUDAYA dan SP2P dipimpin
PAIDJO.
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI ▪ Tersedia dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan
Perhutani, Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani
Periode 2018 – 2020, yang telah disahkan oleh
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi cq.
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja melalui SK No :
KEP.165/PHIJSK-PK/PKB/ VIII/2018, tanggal 29
Agustus 2018. Dengan masa berlaku mulai tanggal
29 Agustus 2018 s/d 28 Agustus 2020.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI ▪ Berdasarkan hasil telaah Daftar Kepegawaian,
Auditee memiliki jumlah pekerja sebanyak 199
orang, diketahui pekerja termuda telah berumur 23
tahun dan tidak ada pekerja yang masih dibawah
umur.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 29 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Semarang sebesar 98,48%, masuk dalam kelas
nilai >80% dengan predikat kinerja “BAIK”.
3. KPH KEBONHARJO
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK ▪ Ketersediaan dokumen legal dan administrasi tata
batas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi
pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan.
▪ Hasil pemeriksaan terhadap dokumen tata batas,
realisasi tata batas areal kerja KPH Kebonharjo telah
mencapai 100% atau temu gelang luas areal
keseluruhan berdasarkan RPKH Jangka Perusahaan
1 Januari 2017 S.D 31 Desember panjang batas luar
2026 17.734,60 Ha, dengan panjang batas luar
3.905 Hm serta panjang batas dalam 227 Hm.
Terdapat triwulan laporan pemeliharaan Pal Batas.
▪ Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen
konflik tinurial di KPH Kebonharjo tidak terdapat
konflik lahan, KPH Kebonharjo terus berupaya
dengan sosialisasi agar tetap tidak terjadi konflik,
diperoleh informasi bahwa masyarakat mengakui
keberadaan batas areal kerja dengan bukti masih
tetap terpeliharanya patok-patok pal batas di desa,
hal ini merupakan bentuk lain dari pengakuan para
pihak atas eksistensi areal kerja KPH Kebonharjo
dibuktikan dengan BAP sosialisasi dan persetujuan.
▪ Berdasarkan overlay peta Kawasan Hutan KPH
Kebonharjo dengan Peta Kawasan Hutan dan
Konservasi Perairan Propinsi Jawa Tengah Nomor :
No.SK.359/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004,
serta Peta Peta Perusahaan yang merupakan
lampiran SK 624/KPTS/DIR/2013, tanggal 25 April
2013 , dengan luas 17.739,10 Ha, tidak ada
perubahan fungsi Kawasan. Dengan demikian verifier
ini masuk kategori NOT APLICABLE (Diverifikasi tetapi
tidak dapat diterapkan).
▪ Dalam kawasan hutan KPH Kebonharjo terdapat
pinjam pakai kawasan hutan di 2 (empat) lokasi yang
berbeda yang dipergunakan untuk keperluan
penambangan pasir kwarsa dengan perizinan dari
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, dengan
pola pinjam pakai dengan kompensasi. KPH
Kebonharjo telah mendata dan meelaporakan
seluruh proses pinjam pakai kawasan KPH
Kebonharjo.
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK ▪ Hasil Pemeriksaan terhadap dokumen Visi Misi Di
KPH Kebonharjo telah tersedia dokumen visi dan misi
yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direksi
Perum Perhutani No. 1432/kpts/DIR/2017 tanggal
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 30 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
16 Juni 2017 dan isinya telah sesuai dengan
kerangka PHL.
▪ Hasil pemeriksaan dokumen berita acara/notulen
kegiatan sosialisasi Visi Misi. KPH Kebonharjo telah
melaksanakan kegiatan sosialisasi visi misi mulai dari
level pemegang izin (karyawan) serta masyarakat
terdampak diwakili oleh LMDH, seluruh kegiatan
dibuktikan dengan adanya notulen daftar hadir dan
foto kegiatan.
▪ Hasil observasi dilapangan dan konfirmasi ke setiap
Aspek bahwa Implementasi pengelolaan hutan
lestari (PHL) tahun 2018 oleh KPH Kebonharjo
sebagian kecil belum sesuai dengan visi dan misi
Perum Perhutani.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK ▪ Realisasi pemenuhan kebutuhan Tenaga profesional
bidang kehutanan (Ganis PHPL) di KPH Kebonharjo
tersedia pada setiap bidang kegiatan pengelolaan
hutan, sesuai syarat kecukupan sebagaimana diatur
dalam standar dan ketentuan Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.16/PHPL-IPHH/2015 Tanggal 24 November 2015,
dengan perhitungan persentase tingkat pemenuhan
sebesar 31/14 x 100% = 221 %. Tetapi KPH
Kebonharjo melakukan peminjaman beberapa
Tenaga Ganis PHPL dari KPH yang lain dalam lingkup
Divisi Regional Jawa Tengah.
▪ Realisasi peningkatan kompetensi SDM Perum
Perhutani KPH Kebonharjo untuk tahun 2018 adalah
25 kegiatan dengan persentase = 1.022/1.022 x
100 % = 100 %. Atau > 70 %. Peningkatan
kompetensi SDM tahun 2018 dalam rangka
peningkatan sumber daya manusia di KPH
Kebonharjo yang telah dilakukan dengan
memperhatikan kondisi dan kebutuhan.
▪ Hasil pemeriksaan terhadap keberadaan dan
kelengkapan dokumen ketenagakerjaan dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun terakhir (2018), dan KPH
Kebonharjo selaku manajemen pengelolaan, telah
memiliki kelengkapan dokumen terkait
ketenagakerjaan secara lengkap sesuai peraturan.
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan, pelaksa-
naan, pemantauan periodik,
evaluasi, dan penyajian umpan
balik mengenai kemajuan
pencapaian (Kegiatan) Peme-
gang Hak Pengelolaan.
BAIK ▪ Hasil pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen
keputusan pengelolaan, telah tersedia struktur
organisasi Pusat dan KPH Kebonharjo yang disertai
dengan Job description yang sesuai dengan kerangka
PHL dan telah disahkan oleh Direksi Perum Perhutani
Nomor : No. 700/KPTS/DIR/2018, tanggal 12 April
2018. Struktur yang baru ini merupakan perubahan
dari Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor: No.
007/KPTS/DIR/2018 tanggal 2 Januari 2018.
▪ Keberadaan perangkat SIM dan tenaga
pelaksananya di KPH Kebonharjo berdasarkan
Keputusan ADM Kebonharjo nomor :
27/KPTS/KBH/DIVRE JATENG/2019 tanggal 2
Januari 2019, pembentukan pengelolaan Sistem
Informasi Manajemen KPH Kebonharjo didasari oleh
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 31 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Keputusan Direksi Nomor : 700/KPTS/DIR/2018,
tanggal 12 April 2018.
▪ Hasil pemeriksaan terdapat Organisasi SPI
berkedudukan di Kantor Pusat Perum Perhutani
berdasarkan wawancara dengan KSS Kesisteman
terkait fungsi dan keberadaanya SPI, dijelaskan hasil
dari pembenahan organisasi SPI, seluruh
pengawasan telah berjalan dengan baik dan
dirasakan efektifitasnya, baik dalam operasional
kegiatan pengelolaan hutan, penempatan sumber
daya Manusia serta penekanan biaya operasioanl hal
ini mendapat respon yang sangat positif dari seluruh
pegawai Perhutani.
▪ Berdasarkan hasil penilaian oleh Tim SPI, maka dapat
disimpulkan bahwa di Perum Perhutani dalam ini KPH
Kebonharjo telah melaksanakan tindakan koreksi dan
pencegahan berbasis monitoring, Hasil Monitoring
dan evaluasi, walaupun Pemantauan Tindak Lanjut
(PTL) belum dilakukan oleh SPI.
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK ▪ Kegiatan pekerjaan dalam RTT (tebangan, persiapan
tanaman dan pelaksanaan tanaman, pemeliharaan)
pada tahun 2017-2018 di KPH Kebonharjo telah
disosialisasikan kepada masyarakat setempat dan
telah mendapatkan persetujuan atas dasar informasi
awal yang memadai. Dengan demikian seluruh
Desa/LMDH yang terkena dampak RTT telah
mendapatkan informasi terakit dengan RTT melalui
kegiatan sosialisasi Nomor pekerjaan.
▪ Seluruh berita acara tata batas KPH Kebonharjo,
merupakan hasil terjemahan bahwa seluruh berita
acara tata batas dan peta lampiran telah
ditandatangani oleh berbagai unsur baik wedana dan
camat, sehingga dapat diterima sebagai persetujuan
semua pihak. Dan telah dilakukan sosialisasi tata
batas kepada masyarakat melalui LMDH, sekaligus
menyatakan persetujuannya, dengan demikian
proses tata batas telah mendapat persetujuan dari
semua pihak.
▪ KPH Kebonharjo mendukung pengembangan
perekonomian masyarakat desa hutan melalui
pengembangan usaha produktif, bantuan sosial dan
pemberian akses pemanfaatan lahan dan SDH serta
peningkatan kapasitas SDM, untuk persetujuan
dalam proses dan pelaksanaan PHBM di KPH
Kebonharjo telah melibatkan seluruh atau 58 LMDH
yang ada dalam wilayah KPH Kebonharjo, program
kegiatan tersebut diimplementasikan melalui
dokumen Perjanjian Kerja sama (PKS) yang sekaligus
merupakan persetujuan PHBM CSR/CD yang terkena
dampak RTT 2018 KPH Kebonharjo.
▪ Penetapan kawasan lindung di Perum Perhutani KPH
Kebonharjo, KPH Kebonharjo pada tahun 2018, telah
dilakukan sosialisasi terkait keberadaan dan fungsi
kawasan lindung, HAS kepada 58 (lima puluh
delapan) LMDH - 100 %. Merupakan LMDH
terdampak dengan kawasan perlindungan di Desa
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 32 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Desa dalam wilayah kerja KPH Kebonharjo, hal ini
sekaligus merupakan persetujuan penetapan
kawasan lindung dari semua pihak.
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK ▪ Auditee memiliki dokumen RPKH yang sudah
disetujui oleh pejabat yang berwenang dan disusun
berdasarkan hasil risalah areal produksi efektif yang
realistis/benar.
▪ Luasan tebangan A2 dan tanaman rutin pada RTT
2018 telah mengacu kepada RPKH (100%),
sedangkan pada kegiatan tebangan B1 RTT 2018
terjadi pengurangan luasan.
▪ Hasil uji petik pemeriksaan pal di lapangan
menunjukkan bahwa tanda pal batas petak di
lapangan berada pada posisi sebenarnya dan
informasi tanda batas petak dapat dikenali.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki data potensi tegakan dalam
kelas hutan yang menggambarkan kondisi lapangan
berdasarkan hasil risalah hutan.
▪ Dalam melaksanakan perhitungan etat dengan
menggunakan SISDH-PDE sedangkan untuk
penghitungan volume tebangan dengan
menggunakan tabel WVW namun agar mendekati
kondisi riil ditetapkanlah angka faktor koreksi.
Perhitungan dan penetapan angka faktor koreksi
dilaksanakan dengan cara membandingkan volume
tabel dengan realisasi tebangan 5 tahun terakhir
pada setiap bentuk tebangan.
▪ Terdapat rencana pengaturan tebangan
sebagaimana yang tergambar dalam PDE 6, 7 dan 8
berdasarkan hasil perhitungan etat yang digunakan
dalam penyusunan RTT Tahun 2018.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK ▪ SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur
tersedia dengan lengkap, dan isinya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
▪ Secara keseluruhan, implementasi tahapan THPB
untuk RTT 2018 sudah dilakukan oleh KPH Pemalang
(100%) sesuai dengan tata waktunya.
▪ Berdasarkan hasil telaah dokumen RPKH 2017-2026
diperoleh informasi bahwa rata-rata potensi tegakan
untuk tebangan A adalah sebesar 124,94 M3/Ha.
▪ Tingkat permudaan tanaman dalam jumlah yang
mampu menjamin kelestarian hasil hutan
(keberhasilan tanaman = 75% pada tahun ke 3).
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur kerja mengenai
tebangan ramah lingkungan untuk seluruh tahapan
pengelolaan hutan sesuai dengan kondisi setempat
sebagaimana yang diatur dalam PK-SMPHT.05-007-
Tebang-Habis-Jati, tanggal diberlakukan tanggal 13
April 2015 revisi tanggal 05 April 2017 dan PK-
SMPHT.05-008 Pemanenan Tebang Habis Jenis
Rimba.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 33 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan
pada 3 atau lebih tahapan kegiatan pemanenan
hasil.
▪ Hasil perhitungan faktor eksploitasi dari hasil uji
sampel data cutting test diperoleh nilai FE sebesar
1,02. Dengan demikian maka limbah bekas tebangan
sangat kecil.
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
SEDANG ▪ Auditee telah memiliki dokumen RPKH 2017-2026
dan RTT 2018 yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang. Hasil telaah dokumen menunjukkan
bahwa sebagian rencana tebangan B dan E terdapat
perbedaan antara dokumen RPKH 2017-2026 dan
RTT 2018.
▪ Auditee telah memiliki peta kerja lampiran RPKH
2011-2020 dan RTT 2018 yang menggambarkan
lokasi kegiatan pengelolaan hutan namun tanggal
pengesahan naskah RTT dengan peta lampiran RTT
tidak sama.
▪ Auditee telah melakukan penandan batas blok dan
petak tebangan sesuai dengan peta kerja RTT 2018
atau lampiran SPK tebangan yang telah disahkan
pejabat yang berwenang.
▪ Realisasi persentase volume tebangan A, B dan E
tahun 2018 adalah 99,3 %, 51,2%, dan 88,7% dan
lokasi panen sesuai dengan RTT yang disahkan serta
tidak melebihi luas yang direncanakan.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan, administrasi,
penelitian dan pengembangan,
serta peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
BAIK ▪ Likuiditas dan Solvabilitas >150%, Rentabilitas :
positif, serta Catatan Kantor Akuntan Publik : Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP), namun bukan bersumber
pada laporan keuangan yang terkini.
▪ Auditee telah melakukan realisasi alokasi dana
Tahun 2018 untuk seluruh tahapan kegiatan
pengelolaan hutan sesuai dengan system sivikultur
THPB dengan presentase sebesar 96,31%.
▪ Proporsi alokasi dana untuk seluruh pos kegiatan
mencapai presentase sebesar 44,48%. Dengan
demikian maka alokasi dana untuk seluruh bidang
kegiatan kurang proprosional karena perbedaan
mencapai >20-50%.
▪ Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis
kehutanan berjalan lancar sesuai dengan tata waktu.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pembinaan hutan
(penanaman, perlindungan hutan dan pemeliharaan)
dan merealisasikan alokasi dananya dengan
presentase sebesar 88,2%.
▪ Realisasi pelaksanaan kegiatan fisik
penanaman/pembinaan hutan yaitu penanaman
tanaman pokok dan tanaman pembangunan pada
tahun 2018 yaitu sebesar 100 % dari target yang
direncanakan.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
BAIK ▪ Luas kawasan lindung Auditee yang terimplementasi
dilapangan mengalami penambahan dari dokumen
perencanaan DPPL dan RPKH yaitu seluas 3.846,92
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 34 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
Ha atau sebesar 21,69% (dokumen EVAPOT tahun
2017). Pengalokasian kawasan lindung tersebut
telah mempertimbangkan tipe ekosistem hutan,
kondisi biofisik, serta kondisi spesifik yang ada sesuai
ketentuan yang berlaku.
▪ Penandaan batas kawasan lindung yang terdapat
dilapangan (dapat dikenali dilapangan) jumlah PAL
(tanda luar kawasan) yang terdapat dilapangan
sebesar 100%. Sedangkan untuk penandaan
menggunakan markir (tanda dalam kawasan), sesuai
jangka benah telah 100% dilakukan penandaan dan
terdapat realisasi pemeliharaan markir sebesar
90,32% dari rencana.
▪ Luas kawasan lindung Auditee yang berhutan sebesar
81,35% yang didominasi tegakan jati dan rimba serta
jenis-jenis tanaman lokal setempat, hasil observasi
lapang kenampakan berhutan telah sesuai dengan
sumber data yang ada serta terdapat realiasi
pengayaan kawasan perlindungan 100% dari yang
direncanakan.
▪ Auditee telah melaksanakan kegiatan sosialisasi
tentang keberadaan kawasan lindung kepada
sebagian besar (86,21%) LMDH sekitar kawasan
hutan yang memiliki petak pangkuan kawasan
perlindungan.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan
kawasan lindung dan terdapat laporan pengelolaan
yang sesuai dengan ketentuan terhadap seluruh
kawasan lindung sesuai dengan dokumen RTT
lingkungan tahun 2018.
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK ▪ Ketersediaan prosedur yang dimiliki oleh Auditee
telah mencakup seluruh jenis gangguan yang ada.
▪ Jenis, jumlah sarana prasarana yang terdapat di KPH
Kebonharjo sebagian sesuai dengan ketentuan dan
fungsinya sesuai serta berfungsi dengan baik.
▪ Auditee telah memiliki SDM perlindungan hutan
dengan jumlah dan kualifikasi personil sesuai dengan
ketentuan.
▪ Auditee telah mengimplementasikan kegiatan
perlindungan sesuai dengan dokumen prosedur kerja
(PK) yang ada dan telah melakukan tindakan tertentu
(preemptif/preventif/ represif) dengan
mempertimbangakan jenis gangguan yang ada.
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air yang
mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan hutan.
▪ Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air sesuai
dengan dokumen perencanaan lingkungan (UKL-UPL)
serta masih berfungsi dengan baik.
▪ Auditee telah memiliki SDM pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air dengan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 35 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
jumlah dan kualifikasi personil yang memadai sesuai
dengan ketentuan.
▪ Auditee telah memiliki dokumen perencanaan
pengelolaan dampak terhadap tanah dan air (UKL-
UPL) dan telah diimplementasikan sebagian besar
sesuai ketentuan RTT lingkungan, dan masih ada
pengelolaan yang belum maksimal seperti
pengelolaan Limbah B3.
▪ Auditee telah memiliki dokumen perencanaan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air (UKL-
UPL) dan sebagian telah diimplementasikan sesuai
ketentuan.
▪ Masih terdapat indikasi terjadinya dampak yang
besar dan penting terhadap tanah dan air, namun
Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan
terhadap dampak yang besar dan penting terhadap
tanah dan air sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dijelaskan pada verifier 3.3.4.
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur identifikasi yang
mencakup jenis yang dilindungi dan/atau RTE dan
endemic, namun masih ada prosedur identifikasi
yang belum mengacu kepada peraturan terbaru
terkait jenis-jenis tumbuhan dan satwa dilindungi.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan identifikasi flora
dan fauna yang mencakup seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau RTE dan endemik yang terdapat
diareal pengelolaan Auditee.
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan flora
yang mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau RTE dan endemik berdasarkan jenis-jenis
yang terdapat diareal pengelolaan Auditee hasil
identifikasi.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan flora
sesuai dokumen perencanaan (UKL-UPL) yang
mencakup jenis yang dilindungi dan/atau RTE dan
endemik yang terdapat diareal pengelolaan Auditee
berdasarkan hasil identifikasi.
▪ Trend kecendurungan dari tahun 2017 dan 2018
pada tingkat tiang dan pohon untuk jenis Mahoni
mengalami penurunan namun tidak terlalu signifikan,
meskipun demikian pada tingkat semai, pancang,
tiang mengalami peningkatan. Sedangkan untuk
jenis Sonokeling untuk semua tingkatan mengalami
peningkatan.
Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur pengelolaan fauna
yang mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau RTE dan endemik berdasarkan jenis-jenis
yang terdapat diareal pengelolaan Auditee hasil
identifikasi.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan fauna
sesuai dokumen perencanaan (UKL-UPL) yang
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
RTE dan endemik yang terdapat diareal pengelolaan
Auditee berdasarkan hasil identifikasi.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 36 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Trend kecenderungan Nilai Indeks Keanekaragaman
(H’) sebagian spesies mengalami penurunan, namun
Auditee telah melakukan kegiatan pengelolaan fauna
dilindungi dan/atau RTE dan endemik sesuai dengan
ketentuan sebagaimana verifier 3.6.2.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi kawasan
operasional perusahaan/unit
manajemen dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat
BAIK ▪ Terdapat dokumen/ laporan yang lengkap mengenai
pola penguasaan dan pemanfaatan SDA/SDH
setempat, identifikasi hak-hak dasar masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat setempat, dan
rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang hak
pengelolaan.
▪ Terdapat mekanisme penataan batas/ rekonstruksi
batas kawasan secara partisipatif dan konflik batas
kawasan yang disepakati para pihak.
▪ Terdapat mekanisme mengenai pengakuan hak-hak
dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat
setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH,
yang legal, lengkap dan jelas.
▪ Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas kawasan
pemegang hak pengelolaan dengan batas kawasan
yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat/ setempat.
▪ Terdapat persetujuan oleh sebagian para pihak dan
masih ada konflik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK ▪ Tersedia dokumen yang lengkap menyangkut
tanggung jawab sosial Pemegang hak pengelolaan
sesuai dengan peraturan perundangan yang
relevan/berlaku.
▪ Tersedia mekanisme yang lengkap & legal tentang
pemenuhan kewajiban sosial pemegang hak
pengelolaan terhadap masyarakat.
▪ Terdapat bukti lengkap pelaksanaan kegiatan
sosialisasi kepada seluruh masyarakat mengenai hak
dan kewajiban pemegang hak pengelolaan terhadap
masyarakat dalam mengelola SDH.
▪ Terdapat sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
▪ Tersedia laporan/dokumen yang lengkap terkait
pelaksanaan tanggung jawab sosial pemegang hak
pengelolaan termasuk ganti rugi.
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK ▪ Tersedia data dan informasi yang lengkap & jelas
tentang masyarakat hukum adat dan/ atau
masyarakat setempat yang terlibat, tergantung,
terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH.
▪ Terdapat mekanisme yang legal, lengkap dan jelas
mengenai peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat.
▪ Terdapat dokumen rencana pemegang hak
pengelolaan mengenai kegiatan peningkatan peran
serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang
lengkap dan jelas.
▪ Terdapat bukti implementasi sebagian besar (≥ 50%)
kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 37 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat oleh pemegang hak pengelolaan.
▪ Terdapat bukti dokumen/Laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak
yang lengkap dan terdokumentasi dengan baik.
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK ▪ Terdapat mekanisme resolusi konflik yang lengkap
dan jelas.
▪ Terdapat konflik dan tersedia peta konflik yang
lengkap dan jelas.
▪ Tersedia organisasi, sumberdaya manusia, dan
pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik .
▪ Terdapat dokumen/laporan penanganan konflik yang
lengkap dan jelas.
4.5. Perlindungan, pengem-
bangan dan peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja
BAIK ▪ Pemegang hak pengelolaan telah merealisasikan
seluruh hubungan industrial dengan seluruh
karyawan.
▪ Pemegang hak pengelolaan telah merealisasikan
seluruh rencana pengembangan kompetensi.
▪ Terdapat dokumen standar jenjang karir dan telah
dimplementasikan seluruhnya.
▪ Terdapat dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) dan izin lain yang
berada dalam kawasan hutan
yang dikelola IUPHHK.
MEMENUHI ▪ Kelengkapan dan keabsahan SK Hak Pengelolaan
dipenuhi seluruhnya.
▪ Verifier 1.1.1.b. masuk dalam kategori tidak dapat
diterapkan (Not Applicabel) karena Auditee adalah
merupakan pemegang hak pengelolaan dan bukan
pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK) sehingga tidak dibebani dengan
pembayaran iuran IUPHHK.
▪ KPH Kebonharjo telah membuat laporan hasil
identifikasi penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan yang dibuat oleh bagian Hugra. Kegiatan
diluar sektor kehutanan adalah berupa
Penambangan Bahan Semen dan Penambangan
Pasir Kuarsa.
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI ▪ Kelengkapan dan keabsahan dokumen RPKH dan
RTT beserta lampirannya dipenuhi seluruhnya.
▪ Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh
ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH yaitu
peta kelas hutan, dan pada lampiran dokumen RTT
2018 serta RTT 2019 yaitu peta RTT dan peta micro
planning bidang tebangan.
▪ Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran SPK
tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang. Posisi
blok/petak tebangan posisinya benar dan terbukti di
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 38 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
lapangan. Penandaan patok batas petak mengacu
pada SOP yang dikembangkan oleh Auditee.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI ▪ Auditee telah memiliki dokumen 1 (Satu) Dokumen
RPKH untuk Kelas Perusahaan (KP), yaitu RPKH KP
Jati seluas 17.734,60 Ha, Dokumen RPKH KP Jati
KPH Kebonharjo Jangka Perusahaan 01 Januari
2017 s/d 31 Desember 2026 mendapatkan
persetujuan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
SK.6780/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/12/2016/
BUHT/2014 Tanggal 29 Desember 2016 Keputusan
ini berlaku sejak Tanggal 1 Januari 2017 sampai
dengan 31 Desember 2026.
▪ Verifier 2.2.1.b telah dilakukan verifikasi tetapi tidak
dapat diterapkan (Not Applicable), karena Auditee
tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk
pembangunan hutan tanaman.
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar mempunyai
identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI ▪ Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku ukur
yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK 316.
▪ LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang
berwenang.
▪ Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara LHP,
buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI ▪ Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan (TPn)
untuk tujuan TPK dengan menggunakan dokumen
DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh mandor tebang.
Selanjutnya dari TPK untuk tujuan industri kayu
disertai dengan dokumen SKSHHK. Hasil
pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB
dengan SKSHHK menunjukkan kesesuaian.
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee adalah
pemegang hak pengelolaan dan bukan Pemegang
IUPHHK-HA. Namun demikian Auditee telah
menerapkan penandaan pada bontos ujung dan
tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi Perum
Perhutani Nomor : 366/KPTS/DIR/2016 Tanggal 30
Maret 2016 yang direvisi sesuai dengan SK Nomor :
114/KPTS/DIR/2018 Tanggal 08 Februari 2018,
sehingga kayu dapat dilacak balak sampai ke petak
tebangan. Namun demikian Auditee tetap
menerapkan kegiatan sistem penandaan pada
bontos dan tunggak kayu, sehingga dengan sistem
tersebut kayu dapat dilacak balak sampai ke petak
tebangan.
▪ Seperti Verifier 3.1.3.a, dilakukan verifikasi tetapi
tidak dapat diterapkan atau Not Applicable, karena
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan
bukan Pemegang IUPHHK-HA. Namun demikian
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 39 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tanda-tanda PUHH telah dilaksanakan secara
konsisten oleh Auditee dan telah diatur dalam SK
Direksi Perum Perhutani Nomor : 366/KPTS/
DIR/2016 Tanggal 30 Maret 2016 yang direvisi
sesuai dengan SK Nomor : 114/ KPTS/DIR/2018
Tanggal 08 Februari 2018
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu membuk-
tikan adanya catatan angkutan
kayu ke luar TPK
MEMENUHI ▪ Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang
berkualifikasi sebagai Ganis PKB). Dalam penerbitan
SKSHHK juga dilengkapi dengan BAP penerbitan
SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB tidak tersedia
karena auditee tidak melakukan pemakaian
dokumen SKSKB.
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI ▪ Auditee telah terkoneksi dengan Sistem informasi
PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan
Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal berlaku
secara otomatis akan muncul apabila Auditee telah
meng approve LHP.
Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah
sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu pada
tarif yang berlaku.
Selama periode Maret 2018 sampai dengan Februari
2019 Auditee telah menerbitkan dokumen LHP untuk
Kayu Jati sebanyak 10.974,418 M3, dengan Nilai
PSDH sebesar Rp 1.644.729.332,00 dan untuk Kayu
Rimba sebanyak 170,12 M3, dengan Nilai PSDH
sebesar Rp 3.475.234,00.
▪ Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH
dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah
divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti
pembayaran PSDH secara lunas.
▪ Auditee telah melakukan pembayaran PSDH secara
lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar
sesuai dengan tarif.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim kayu
bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee tidak menjual
kayu antar pulau.
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena pengangkutan kayu bulat
tidak menggunakan kapal dan hanya melakukan
pengangkutan lewat jalur darat dengan
menggunakan alat angkut Truk.
3.4.1 Tanda V-legal yang
dibubuhkan sesuai ketentuan
MEMENUHI ▪ Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal
sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal
dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan
lampirannya pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 40 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Auditee juga menggunakan tanda V-Legal pada
dokumen Kwitansi, Bon Penjualan (BP) dan kontrak
(318).
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan kewajiban
yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI ▪ Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah
mendapatkan persetujuan melalui Surat Kepala
Dinas Pertambangan Nomor : 660.1/286/2005
Tanggal 03 September 2005 Perihal Persetujuan
Dokumen UKL/UPL Perum Perhutani KPH
Kebonharjo yang ditandatangani oleh Kepala Dinas
Pertambangan Energi dan LH Kabupaten Rembang
(Drs. Sodiq/Pembina/NIP. 500 050 135).
▪ Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI ▪ Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu
kesatuan dengan dokumen UKL/UPL telah disetujui
berdasarkan Surat Kepala Dinas Pertambangan
Nomor : 660.1/ 286/2005 Tanggal 03 September
2005 Perihal Persetujuan Dokumen UKL/UPL Perum
Perhutani KPH Kebonharjo yang ditandatangani oleh
Kepala Dinas Pertambangan Energi dan LH
Kabupaten Rembang (Drs. Sodiq/Pembina/NIP. 500
050 135).
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen
UKL/UPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan kepada
Instansi terkait di Wilayah Kerja KPH Kebonharjo.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan Implemen-
tasi K3
MEMENUHI ▪ Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau
pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja
(PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus P2K3
serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam
implemntasi K3 di KPH Kebonharjo.
▪ Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret
2019. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan
bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan
dapat berfungsi dengan baik.
▪ Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang
dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari
P2K3. Auditee juga telah menunjukkan upaya untuk
menekan angka kecelakaan kerja.
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI ▪ Di Wilayah Kerja Auditee terdapat 2 Serikat Pekerja,
yaitu Serikat Karyawan (SEKAR) Perhutani dan
Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani (SP2P).
Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat
Pekerja (SP2P) Jawa Timur Nomor : 19/Kpts/DPD
SP2P/Jateng/2016 Tentang Penetapan Dewan
Pengurus Cabang SP2P KPH Kebonharjo Periode
2016 - 2018. Ditetapkan di Semarang pada Tanggal
16 Maret 2016. Ditandatangani oleh Ketua DPD
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 41 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
SP2P Jawa Tengah (Gatot Farid Prabowo, S.Hut).
Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat
Pekerja (SP2P) Jawa Timur Nomor : 03/Kpts/DPD
SP2P/Jateng/2019 Tentang Penetapan Dewan
Pengurus Cabang SP2P KPH Kebonharjo Periode
2019 - 2022. Ditetapkan di Semarang pada Tanggal
23 Februari 2019. Ditandatangani oleh Ketua DPD
SP2P Jawa Tengah (Heri Nur Affandi).
Surat Keputusan Dewan Pengurus Wilayah Serikat
Karyawan Perum Perhutani Jawa Tengah Nomor : 15/
KPTS/DPW/JTG/2015 Tentang Susunan Dewan
Pengurus Daerah Serikat Karyawan Perum Perhutani
KPH Kebonharjo Periode 2015 – 2018, Ditetapkan di
Semarang pada Tanggal 12 Juni 2015,
ditandatangani oleh Ketua DPW SEKAR Peum
Perhutani Jawa Tengah (Tedy Sumarto, S.Hut) dan
Sekretaris DPW SEKAR Peum Perhutani Jawa Tengah
(Dwi Purwanto, A.Md).
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI ▪ Dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara
Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan Perhutani
dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani Periode
2015 - 2017. Dokumen PKB tersebut telah
didaftarkan kepada KementerianTenaga Kerja
danTransmigrasi RI sesuai surat Nomor : 43 7/011.7/
SDM/Dir Tanggal 09 Juli 2015 dan telah
mendapatkan pengesahan berdasarkan Surat
Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :
KEP.138/PHIJSK-PKKAD/PKB/IX/ 2015 Tanggal 04
September 2015. Masa berlaku sejak Tanggal 3 Juni
2015 s/d 2 Juni 2017.
▪ Dokumen Perpanjangan Perjanjian Kerja Bersama
(PKB) Antara Perusahaan Umum Kehutanan Negara
Dengan Dewan Pengurus Pusat Serikat Karyawan
Perhutani Serikat Pekerja Dan Pegawai Perhutani
berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja-Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor : KEP.84/ PHIJSK-
PKKAD/PKB/VI/2017 Tanggal 9 Juni 2017. Masa
berlaku sejak Tanggal 03 Juli 2017 s.d 02 Juli 2018.
▪ Dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Antara
Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum
Perhutani) Dengan Serikat Karyawan Perhutani dan
Serikat Pekerja Dan Pegawai Perhutani (SP2P) yang
telah mendapatkan pengesahan berdasarkan
Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
– Kementerian Ketenagakerjaan RI Nomor : KEP.
165/ PHIJSK-PK/PKB/VIII/2018 Ditetapkan di
Jakarta pada Tanggal 29 Agustus 2018 yang
ditandatangani oleh An. Direktur Persyaratan Kerja,
(Dra. S. Junaedah AR, MM/ NIP. 19610610 198203
2 001). Perjanjian Kerja Bersama mulai berlaku pada
Tanggal 03 Juli 2018 s.d 02 Juli 2020.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 42 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI ▪ Berdasarkan data dan daftar karyawan yang dibuat
oleh Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum KPH
Kebonharjo periode Maret 2018 sampai dengan
Februari 2019 dan hasil wawancara denagan tenaga
kerja di lokasi tebangan, tidak terdapat pekerja yang
usianya di bawah umur (di bawah 18 tahun) di
lingkup KPH Kebonharjo.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Kebonharjo sebesar 98,48%, masuk dalam
kelas nilai >80% dengan predikat kinerja “BAIK”.
4. KPH BALAPULANG
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK ▪ Tersedia dokumen legal dan administrasi tata batas
lengkap sesuai dengan tingkat realisasi pelaksanaan
tata batas yang telah dilakukan. Dokumen legal
pendirian Perhutani berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor: 15 Tahun 1972, kemudian
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 2
Tahun 1978, Peraturan Pemerintah Nomor: 36 Tahun
1986, Peraturan Pemerintah Nomor: 30 Tahun 2003,
Peraturan Pemerintah Nomor: 72 Tahun 2010 dan
Peraturan Pemerintah Nomor: 73 Tahun 2014 dan
dokumen administrasi tata batas untuk Bagian Hutan
Banjarharjo, Larangan, Linggapada dan Margasari
sesuai Keputusan Kepala Perum Perhutani Unit I
Jawa Tengah No. 2889/Kpts/I/2013 tanggal 21
Oktober 2013.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah melakukan
penataan batas pada seluruh Bagian Hutan di KPH
Balapulang, sehingga sudah temu gelang. Kegiatan
penataan ulang KPH Balapulang telah dilaksanakan
pada tahun 2012-2013 dalam rangka penyusunan
RPKH Jangka 2014-2023. Perum Perhutani KPH
Balapulang tidak melakukan pemeliharaan Pal Batas
dalam arti mengganti, mengecat ulang, dan
menegakkan pal kembali selama periode 10 tahun
diantara kegiatan rekonstruksi batas.
▪ Terdapat dokumen Berita Acara Tata Batas Partisipatif
dengan lahan masyarakat desa dan berdasarkan
Realisasi Kegiatan Tenurial s/d Triwulan IV Tahun
2018 Perum Perhutani KPH Balapulang telah
menyelesaikan masalah tenurial strata C seluas
225,100 Ha sehingga terdapat sisa konflik strata C
masih dalam proses penyelesaian seluas 43,700 Ha
atau ada upaya penyelesaian dan atau ada
penurunan tingkat konflik dari waktu ke waktu.
▪ Hasil overlay Peta Lampiran SK Direksi Perum
Perhutani Nomor: 338/KPTS/Dir/2019 tanggal 26
Maret 2019 dengan Peta Lampiran SK Menteri
Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
SK.359/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004
menunjukan tidak terdapat perubahan fungsi
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 43 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kawasan. Dengan demikian verifier ini masuk
kategori diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
(Not Applicable).
▪ Terdapat penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan pada kawasan dan ada upaya untuk
mendata penggunaan tersebut dan melaporkan pada
instansi lain kepada Kepala Perum Perhutani Divre
Jateng melalui surat Administratur No.
0013/044.3/BPL/Divre-Jateng tanggal 5 Januari
2019.
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah memiliki
dokumen visi dan misi yang ditetapkan Direksi Perum
Perhutani No. 1432/KPTS/DIR/2017 tanggal 16 Juni
2017 dan telah sesuai dengan kerangka PHL.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah
melaksanakan sosialisasi Visi Misi pada tingkat KPH,
BKPH, RPH dan masyarakat yang dibuktikan dengan
adanya : Berita Acara, Notulen, Foto dokumentasi
kegiatan, dan daftar hadir pelaksanaan sosialisasi.
▪ Implementasi pengelolaan hutan produksi lestari
baru sebagian yang telah sesuai dengan Visi dan Misi
perusahaan.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah memiliki
tenaga profesional dibidang kehutanan dilapangan
pada setiap bidang kegiatan pengelolaan hutan dan
sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan
No. P.54/Menhut-II/2014, dan Dirjen PHPL No
P.16/PHPL-IPHH/2015.
▪ Realisasi peningkatan kompetensi SDM di KPH
Balapulang tahun 2018 diatas 100% atau realisasi
peningkatan kompetensi SDM > 70% dari rencana
sesuai kebutuhan.
▪ Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki dan
dijadikan acuan oleh KPH Balapulang tersedia
lengkap, meliputi dokumen Tenaga kerja,
Kesempatan kerja, Pelatihan kerja termasuk
kompetensi kerja, Produktivitas tenaga kerja,
Hubungan industrial, Kondisi lingkungan kerja,
Pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja serta
BPJS Tenaga kerja dan kesehatan.
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan, pelaksa-
naan, pemantauan periodik,
evaluasi, dan penyajian umpan
balik mengenai kemajuan
pencapaian (Kegiatan) Peme-
gang Hak Pengelolaan.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah memiliki
struktur organisasi dan job description yang sesuai
dengan kerangka PHPL yang berorientasi pada 3
(tiga) aspek kelestarian, yaitu aspek produksi, ekologi
dan social.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah memiliki
perangkat SIM berupa Software, Hardware, PK SIM,
dan tenaga pelaksana untuk mengoperasikan SIM
yang ditetapkan melalui SK Administratur No:
11/Kpts/BPL/Divre-Jateng/2018 tanggal 2 Januari
2018.
▪ Terdapat Organisasi SPI/Internal Auditor dan telah
melaksanakan pemeriksaan rutin di KPH Balapulang
pada tanggal 03-13 Juli 2018 dan telah dilaksanakan
Pemantauan Tindak lanjut Pemeriksaan SPI tanggal
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 44 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
26-29 September 2017, telah efektif untuk
mengontrol seluruh tahapan kegiatan.
▪ Penilaian Hasil Pemantauan Tindak Lanjut dengan
memperhitungkan aspek penilaian berupa Respon
atau kecepatan menindaklanjuti temuan, cegah
tangkal dan penuntasan temuan diperoleh nilai
tertimbang sebesar 90,7% atau termasuk dalam
kriteria Baik Sekali atau terdapat keterlaksanaan
seluruh tindak koreksi dan pencegahan manajemen
berbasis hasil monitoring dan evaluasi.
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK ▪ Kegiatan Penebangan tahun 2018 yang telah
direncanakan dalam dokumen RTT Tahun 2016
sudah di ketahui dan disetujui oleh masyarakat
sekitar/LMDH di lokasi petak yang akan ditebang
yaitu di BKPH Banjarharjo Timur, BKPH Larangan,
BKPH Linggapada dan BKPH Margasari.
▪ Kegiatan Penataan Batas telah dilaksanakan sejak
jaman pendudukan Belanda dan telah mendapat
persetujuan dari para pihak pemerintah daerah
sampai pemerintah desa, termasuk masyarkat yang
berbatasan dengan areal kerja, bukti dokumen
berupa Berita Acara Tata Batas Partisipatif Kawasan
Hutan dengan lahan masyarakat yang berbatasan
langsung.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah membentuk
LMDH dengan masyarakat disekitar hutan dan
lembaga tersebut telah dibuat akta pendirian dari
notaris, semua LMDH telah membuat Perjanjian
Kerjasam (PKS) dengan pihak Perhutani untuk
mengelola hutan dengan system PHBM.
▪ Persetujuan dalam proses penetapan kawasan
lindung KPH Balapulang dari para pihak desa/LMDH
yang terkena dampak dalam proses penetapan
kawasan untuk perlindungan sebesar 100 %.
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa auditee
telah memiliki dokumen RPKH kelas perusahaan jati
yang disahkan oleh Menteri LHK dan disusun
berdasarkan hasil risalah hutan sebagai berikut:
▪ Dokumen RPKH Kelas Perusahaan (KP) Jati jangka
perusahaan 2014-2023 yang disahkan oleh
menteri kehutanan Nomor: SK.6946/Menhut-
VI/BUHT/2013 tanggal 27 Desember 2013 tentang
persetujuan RPKH jangka waktu 10 tahun periode
2014-2023.
▪ Dokumen revisi kelas perusahaan jati untuk jangka
perusahaan 2018-2023 yang disahkan oleh
Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor:
SK.7343/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/10/2018
tanggal 18 Oktober 2018 tentang persetujuan revisi
RPKH tahun 2014-2023 untuk periode 2018-2023
an KPH Balapulang.
▪ Berdasarkan hasil telaah dokumen menunjukkan
bahwa lokasi PAK pada kegiatan tebangan A dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 45 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tanaman rutin pada dokumen RPKH 2018-2023
dengan RTT menunjukkan kesesuaian.
▪ Hasil uji petik pemeriksaan pal di lapangan
menunjukkan bahwa tanda pal batas petak di
lapangan berada pada posisi sebenarnya dan
informasi tanda batas petak dapat dikenali.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki data potensi tegakan dalam
kelas hutan yang menggambarkan kondisi lapangan
berdasarkan hasil risalah hutan dan evaluasi potensi
2018.
▪ Auditee telah memiliki perhitungan etat berdasarkan
hasil risalah hutan yang diolah melalui system SISDH-
PDE sebagaimana yang tercantum dalam PDE 6 dan
PDE 7. Namun demikian auditee belum memiliki data
pertumbuhan riap tegakan pada plot PUP sehingga
belum sesuai dengan PK.SMPHT 01-003.
▪ Auditee telah memiliki rencana pengaturan tebangan
sebagaimana yang tergambar dalam PDE 6, 7 dan 8
berdasarkan hasil perhitungan etat yang digunakan
dalam penyusunan RTT Tahun 2018.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK ▪ SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur
tersedia dengan lengkap, dan isinya sesuai dengan
pedoman pelaksanaan atau ketentuan teknis.
▪ Berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan
diketahui bahwa auditee telah melakukan pada
sebagian tahapan system silvikultur THPB dimana
ditemukan bahwa kegiatan pemeliharaan dan
penebangan masih sebagian yang sesuai dengan
prosedur kerja.
▪ Auditee memiliki potensi masak tebang pada
dokumen RPKH 2018-2023 KP Jati Tahun 2018
sebesar 256 M3/Ha. Dengan besarnya potensi
tegakan maka dapat diartikan bahwa auditee telah
memiliki data potensi tegakan yang dapat menjamin
kelestarian hasil hutan.
▪ Auditee telah memiliki tingkat keberhasilan
permudaan hasil evaluasi tanaman pada tanaman
tahun ke-3 tahun 2018 untuk tanaman jati mencapai
keberhasilan sebesar 94,93%.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur kerja mengenai
tebangan ramah lingkungan untuk seluruh tahapan
pengelolaan hutan sesuai dengan kondisi setempat
sebagaimana yang diatur dalam PK-SMPHT.05-007-
Tebang-Habis-Jati, tanggal diberlakukan tanggal 13
April 2015 revisi tanggal 05 April 2017.
▪ Auditee telah melakukan penerapan teknologi ramah
lingkungan pada 3 tahapan kegiatan pemanenan
hasil yang meliputi persiapan pra tebangan, proses
tebangan dan monitoring & evaluasi pasca
penebangan. Namun demikian pada tahapan proses
tebangan masih ditemukan crew tebangan yang tidak
menggunakan APD secara lengkap.
▪ Hasil perhitungan faktor eksploitasi dari hasil uji
sampel data cutting test diperoleh nilai FE sebesar
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 46 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
0,95 dan hasil dari simulasi tebangan nilai Fe adalah
1,19. Dengan demikian maka limbah bekas tebangan
sangat kecil.
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen RPKH 2018-2023
dan RTT 2018 yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang. Hasil telaah dokumen menunjukkan
bahwa sebagian rencana tebangan B terdapat
perbedaan antara dokumen RPKH 2018-2023 dan
RTT 2018. Perbedaan disebabkan karena adanya
penundaan pada lokasi usaha penanaman tebu oleh
PTPN IX.
▪ Auditee telah memiliki peta kerja lampiran RPKH
2018-2023 dan RTT 2018 yang menggambarkan
lokasi kegiatan pengelolaan hutan. Hasil overlay
antara peta RTT dengan RPKH menunjukkan
kesesuaian.
▪ Auditee telah melakukan penandan batas blok dan
petak tebangan sesuai dengan peta kerja RTT 2018
atau lampiran SPK tebangan yang telah disahkan
pejabat yang berwenang.
▪ Auditee telah merealisasikan tebangan untuk semua
jenis tebangan dengan presentase volume tebangan
mencapai 99,94% dari rencana dengan rincian per
jenis tebangan adalah100,2% hasil tebangan A, 0%
untuk jenis tebangan B, 86,18% untuk jenis tebangan
D dan 104,66% untuk jenis tebangan E. hasil uji petik
menunjukkan bahwa luas dan lokasi tebangan sesuai
dengan yang diijinkan.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan, administrasi,
penelitian dan pengembangan,
serta peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
BAIK ▪ Likuiditas dan Solvabilitas >150%, Rentabilitas :
positif, serta Catatan Kantor Akuntan Publik : Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP), namun bukan
bersumber pada laporan keuangan yang terkini
(2018).
▪ Realisasi alokasi dana > 80% dari kebutuhan kelola
hutan yang seharusnya.
▪ Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan
diberikan secara proporsional (perbedaan 20-50%).
▪ Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis
kehutanan berjalan lancar namun tidak sesuai
dengan tata waktu.
▪ Realisasi modal kegiatan pembinaan hutan,
perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong
di areal pemegang hak pengelolaan mencapai
>80% dari rencana.
▪ Realisasi kegiatan penanaman >70 % dari yang
direncanakan dalam RTT.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Bala-pulang mengalokasikan
Kawa-san Per-lindungan dengan luasan sesuai
dengan dokumen perencanaan dan SK direksi No.
806/KPTS/ DIR/2013 tanggal 16 Juli 2013. Alokasi
Kawasan Perlindungan seluas 35.082,80 Ha atau
sebesar 17,06 % dari total areal kerja Perum
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 47 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Perhutani KPH Balapulang dan terdapat kesesuaian
kondisi biofisik kawasan dilindungi.
▪ Penataan Kawasan Perlindungan Perum Perhutani
KPH Balapulang telah mencapai 100 % dengan total
batas sepanjang 1.087,81 km. Tanda batas markir
berupa gelangan cat berwarna hitam pada pohon
setiap ± 25 meter. Tinggi Gelang 180 cm dengan
lebar gelang 20 cm; pal batas dan pemasangan
papan nama.
▪ Kondisi Kawasan Perlindungan di Perum Perhutani
KPH Balapulang yang berhutan atau bertegakan
mencakup seluas 5.143,30 Ha atau sebesar 99,78%
dari total Kawasan Perlindungan. Upaya kegiatan
Penanaman pengka-yaan pada sebagian Kawasan
Perlindungan yang tidak berhutan.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah berupaya
melakukan kegiatan sosialisasi tentang Kawasan
Lindung kepada kepada 46 LMDH dan atau telah
mencapai 75,41 %. (LMDH yang bersinggungan
dengan Kawasan Perlindungan.
▪ Terdapat laporan pengelolaan yang sesuai dengan
ketentuan terhadap seluruh kawasan lindung sesuai
RKL.
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah
mengembangkan prosedur perlindungan dan
pengamanan hutan, mencakup seluruh jenis
gangguan yang ada (pencurian kayu, perambahan
hutan, peng-gembalaan, kebakaran hutan & lahan,
bencana alam, pengen-dalian hama dan penyakit
serta perburuan dan perdagangan satwa liar).
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang memiliki sarana
prasarana perlindungan dan pengamanan hutan,
tetapi jenis dan jumlahnya belum seluruhnya sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang memiliki personil
perlindungan hutan dengan jumlah dan kualifikasi
yang memadai sesuai dengan ketentuan.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah melakukan
upaya kegiatan perlindungan. Kegiatan perlin-
dungan hutan diimplementasi-kan melalui tindakan
tertentu (preemptif / preventif / represif) dengan
mempertimbangkan se-luruh jenis gangguan hutan
yang ada.
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Balapulang memilki prosedur
dan atau PK pengelolaan dan pemantauan
mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan hutan.
▪ Jumlah sarana pengelolaan dan pemantauan yang
dimiliki oleh Perum Perhutani KPH Balapulang sesuai
dengan ketentuan (DPPL, 2011) sesuai dengan
ketentuan dan/atau dokumen perencanaan
lingkungan serta berfungsi dengan baik.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang memiliki personil
pelaksana pengelolaan dan pemantauan dampak
terhadap tanah dan air, dengan jumlah yang
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 48 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
memadai. Personil yang memiliki kualifikasi Ganis
Binhut berjumlah 4 orang, sudah sesuai dengan
ketentuan.
▪ Perum Perhutani KPH Bala-pulang memiliki
dokumen perencanaan pengelolaan dam-pak
terhadap tanah dan air (DPPL tahun 2011), tetapi
terdapat sebagian yang belum diimplementasikan
sesuai de-ngan ketentuan. Hasil kegiatan
pengelolaan dampak telah disampaikan dalam
Laporan Pelaksanaan RKL-RPL per semester.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang memiliki dokumen
perencanaan pemantauan dampak terhadap tanah
dan air (DPPL tahun 2011). Perum Perhutani KPH
Balapulang melakukan pemantauan sesuai dengan
ketentuan. Hasil ke-giatan pengelolaan dampak
telah disampaikan dalam Laporan Pelaksanaan RKL-
RPL per semester.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang. Telah melakukan
pengelolaan dampak sesuai sesuai dengan
ketentuan.Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak
besar dan penting terhadap tanah dan air.
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Balapulang memilki prosedur
identifikasi tetapi belum mengadopsi peraturan
terbaru. Maka prosedur ini belum mencakup seluruh
jenis yang dilindungi dan atau langka, jarang,
terancam punah dan endemik di areal hak
pengelolaan.
▪ Perum Perhutani KPH Balapulang telah
mengimplementasikan kegiatan identifikasi flora
dan fauna untuk seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan
endemik yang terdapat di areal hak pengelolaan.
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Balapulang mempunyai
prosedur pengelo-laan flora untuk seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal hak pengelolaan.
▪ Perum Perhutani KPH Bala-pulang
mengimplementasikan pengelolaan terhadap
seluruh jenis flora dilindungi (langka, jarang, teranc-
am punah dan endemik) yang terdapat di areal
kerjanya.
▪ Hasil analisis data nideks sensitivitas jenis flora
dilindungi yang terdapat di areal Perum Perhutani
KPH Balapulang menunjukkan bahwa tidak ada
gangguan terhadap kondisi spesies flora dilindungi.
Indikator 3.6 Pengelolaan Fauna
Untuk:
Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak terganggu,
dan bagian yang tidak rusak
Perlindungan terhadap species
flora dilindungi dan/atau jarang,
langka dan terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Perum Perhutani KPH Bala-pulang mempunyai
prosedur pengelo-laan fauna untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal hak
pengelolaan.
▪ Perum Perhutani KPH Bala-pulang
mengimplementasikan pengelolaan fauna tetapi
tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 49 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan
endemik yang terdapat di areal hak pengelolaan.
▪ Tidak ada gangguan terhadap kondisi spesies fauna
dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam
punah dan endemic.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi kawasan
operasional perusahaan/unit
manajemen dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat setempat
BAIK ▪ Auditee memiliki dokumen/ laporan yang lengkap
mengenai pola penguasaan dan pemanfaatan SDA /
SDH setempat , identifikasi hak-hak dasar masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat setempat, dan
rencana pemanfaatan SDH oleh pemegang hak
pengelolaan.
▪ Auditee memiliki mekanisme penataan batas/
rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif dan
konflik batas kawasan yang disepakati para pihak.
▪ Auditee memiliki mekanisme mengenai pengakuan
hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan
masyarakat setempat dalam perencanaan
pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.
▪ Auditee memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang hak pengelolaan dengan batas
kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat/
setempat.
▪ Auditee memiliki dokumen persetujuan para pihak
dan konflik dapat dikelola dengan baik.
4.2. Implementasi
tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap
menyangkut tanggungjawab sosial Pemegang hak
pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan
yang relevan/berlaku.
▪ Auditee memiliki mekanisme yang lengkap & legal
tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang hak
pengelolaan terhadap masyarakat.
▪ Auditee memiliki bukti yang lengkap pelaksanaan
kegiatan sosialisasi kepada seluruh masyarakat
mengenai hak dan kewajiban pemegang hak
pengelolaan terhadap masyarakat dalam mengelola
SDH.
▪ Auditee memiliki sebagian bukti realisasi pemenuhan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
▪ Auditee telah memiliki laporan/dokumen yang
lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial
pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi.
4.3. Ketersediaan mekanisme
dan implementasi distribusi
manfaat yang adil antar para
Pihak
BAIK ▪ Auditee memiliki data dan informasi masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat setempat yang
terlibat, tergantung, terpengaruh oleh aktivitas
pengelolaan SDH yang lengkap.
▪ Auditee memiliki mekanisme yang legal,lengkap dan
jelas mengenai peningkatan peranserta dan aktivitas
ekonomi masyarakat.
▪ Auditee memiliki dokumen rencana pemegang hak
pengelolaan mengenai kegiatan peningkatan
peranserta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang
lengkap dan jelas.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 50 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Auditee memiliki bukti implementasi sebagian ≤ 50 %
kegiatan peningkatan peranserta dan aktivitas
ekonomi masyarakat hokum adat dan/atau
masyarakat setempat oleh pemegang hak
pengelolaan.
▪ Auditee memiliki bukti dokumen/ Laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak
yang lengkap dan terdokumentasi dengan baik.
4.4. Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal
BAIK ▪ Auditee memiliki mekanisme resolusi konflik yang
lengkap dan jelas.
▪ Terdapat konflik dan tersedia peta konflik yang
lengkap dan jelas atau Tidak terdapat konflik.
▪ Auditee memiliki organisasi, sumberdaya manusia,
dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik.
▪ Auditee memiliki dokumen/ laporan penanganan
konflik yang lengkap dan jelas.
4.5. Perlindungan, pengem-
bangan dan peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja
BAIK ▪ Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan.
▪ Auditee telah merealisasikan seluruh rencana
pengembang- an kompetensi.
▪ Terdapat dokumen standar jenjang karir dan telah
diimplementasikan seluruhnya.
▪ Auditee memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) dan izin lain yang
berada dalam kawasan hutan
yang dikelola IUPHHK.
MEMENUHI ▪ Berdasarkan SK Menteri Kehutan an Nomor : SK
359/Kpts-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004 tentang
Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah
Provinsi Jawa Tengah adalah seluas ± 757.250
Hektar dan yang termasuk ke dalam areal
pengelolaan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa
Tengah (berdasarkan SK Direksi Perum Perhutani
nomor : 2889/ Kpts/I/2013, tanggal 21 Oktober
2013) adalah seluas 635.746,79 Hektar, termasuk
di dalamnya wilayah kerja KPH (Kesatuan
Pemangkuan Hutan) Balapulang seluas 29.790,29
hektar.
▪ Hasil overlay Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan
Perairan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah (lampiran
SK Menteri Kehutanan RI No : SK.359/Menhut-
II/2004 tanggal 1 Oktober 2004) dengan Peta
Penetapan Kawasan Hutan Perum Perhutani KPH
Balapulang Jawa Tengah (SK Direksi Perum Perhutani
Nomor : 2889/Kpts/I/ 2013), menunjukan terdapat
kesesuaian kawasan hutan, yaitu untuk fungsi
kawasan hutan di KPH Balapulang terdiri dari Hutan
Produksi seluas 24.252,17 hektar, Hutan Produksi
Terbatas seluas 3.103,14 hektar dan Hutan Lindung
seluas 2.434,98 hektar.
▪ Verifier 1.1.1.b. Diverifikasi tetapi tidak dapat
diterapkan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 51 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Terdapat data dan informasi penggunaan kawasan
yang sah diluar kegiatan Hak Pengelolaan.
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI ▪ Tersedia kelengkapan dokumen RPKH (Rencana
Pengaturan Kelestarian Hutan) untuk wilayah kerja
Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, KPH
Balapulang dengan Kelas Perusahaan Jati untuk
Jangka Perusahaan Periode Tahun 2014-2023 dan
Revisi nya menjadi RPKH Periode Tahun 2018-2023.
Dokumen RPKH tersebut disusun oleh KSPH I
Pekalongan, diajukan oleh Direktur Utama Perum
Perhutani dan disahkan an. Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, cq Direktur Jenderal
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.
▪ Tersedia kelengkapan dokumen RTT (Rencana Teknik
Tahunan) Tebangan dan Suplisinya untuk Periode
Kegiatan Tebangan Tahun 2018 – 2019 yang
disusun berdasarkan RPKH dan disahkan secara self
approval oleh Kepala Divisi Regional Jateng cq Kepala
Departemen Perencanaan dan Pengembangan Bisnis
▪ Tersedia peta lokasi yang tidak boleh ditebang yang
dibuat dengan prosedur yang benar dan terbukti
keberadaannya di lapangan.
▪ Peta petak/blok tebangan disahkan (self approval),
posisi petak/blok tebangan benar dan terbukti di
lapangan.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI ▪ Penyusunan, Pengesahan dan kelengkapan seluruh
dokumen RPKH (Rencana Pengaturan Kelestarian
Hutan) dalam wilayah kerja Perum Perhutani Divisi
Regional Jateng, KPH Balapulang dengan Kelas
Perusahaan Jati untuk Jangka Perusahaan Periode
Tahun 2014-2023 dan Revisinya menjadi RPKH
Periode Tahun 2018-2023 telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan prosesnya telah dipenuhi
seluruhnya.
▪ verifier 2.2.1.b Diverifikasi tetapi tidak dapat
diterapkan karena Auditee tidak melakukan
pemanfaatan kayu hutan alam pada areal penyiapan
lahan yang diizinkan untuk pembangunan hutan
tanaman industri.
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar mempunyai
identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI ▪ Tersedia dokumen LHP realisasi bulan Maret 2018
s/d Februari 2019 sebanyak 264 Set LHP =
16.774,77 M3 yang telah disah kan oleh petugas
PLHP yang berwenang.
▪ Dokumen LHP sesuai dengan buku ukur kayu dan
fisik kayunya serta dapat ditelusuri dilapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
MEMENUHI ▪ Kayu yang diangkut dari TPK Auditee pada periode
bulan Maret 2018 s/d Februari 2019 sebesar
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 52 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
18.718,55 M3 ke tujuan pengiriman, seluruhnya
telah dilindungi oleh Surat Keterangan Sahnya Hasil
Hutan Kayu (SKSHHK) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier ini telah dilakukan verifikasi tetapi tidak dapat
diterapkan (Not Applicable), karena Auditee
pemegang hak pengelolaan yang melakukan sistem
silvikultur THPB dan kayu bukan dari Hutan Alam.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu membuk-
tikan adanya catatan angkutan
kayu ke luar TPK
MEMENUHI ▪ Tersedia dokumen SKSHHK yang lengkap dengan
lampiran nya pada setiap TPK Auditee dan telah
ditandatangani oleh petugas penerbit SKSHHK yang
berwenang.
▪ Tersedia dokumen penetapan pejabat Penerbit
SKSHHK yang berwenang sesuai lokasi TPK Auditee,
yang ditetapkan berdasar SK Kepala Divisi Regional
Jawa Tengah Nomor : 2250/KPTS/Divre-
Jateng/2017, tanggal 07 Desember 2017 dan SK
Nomor : 12/KPTS/ Divre-Jateng/2019, tanggal 04
Januari 2019.
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI ▪ Selama periode Maret 2018 s/d Februari 2019
Auditee telah menerbitkan dokumen LHP =
16.774,77 M3 dan PSDH yang harus dibayar sesuai
dengan bukti pembuatan tagihan berupa kode billing
yang diterima adalah Rp 2.554.567.896,- (Dua Milyar
Lima Ratus Lima Puluh Empat Juta Lima Ratus Enam
Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Sembilan Puluh
Enam Rupiah)..
▪ PSDH telah dibayarkan lunas dan sesuai dengan
dokumen SPP.
▪ Pembayaran PSDH sesuai dengan persyaratan
ukuran dan dibayar sesuai dengan tarif.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim kayu
bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
NOT
APPLICABLE
▪ Diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan karena
Auditee tidak menjual kayu antar pulau/hanya
menjual kayu di TPK dan Ketetapan tentang
Perdagangan Kayu Antar Pulau Terdaftar telah
dicabut dan tidak berlaku lagi.
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
NOT
APPLICABLE
▪ Diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan karena
Auditee melaksanakan pengangkutan kayu bulatnya
tidak menggunakan kapal dan hanya melakukan
pengangkutan kayu lewat jalur darat dengan alat
angkut Truck.
3.4.1 Tanda V-legal yang
dibubuhkan sesuai ketentuan
MEMENUHI ▪ Auditee telah menggunakan Tanda V-Legal sesuai
ketentuan.
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan kewajiban
yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
MEMENUHI ▪ Tersedia dokumen DPPL yang lengkap (dengan
matrik RKL / RPL) untuk seluruh areal kerja Auditee
seluas 29.790,13 Hektar yang sudah mendapat
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 53 dari 58
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
persetujuan kelayakan lingkung an sesuai surat
keputusan pengesahan DPPL Nomor :
660.1/22/2011, tanggal 21 Juni 2011.
▪ Proses penyusunan dokumen lingkungan telah
sesuai ketentuan yang berlaku.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI ▪ Tersedia dokumen matrik RKL dan RPL yang disusun
mengacu pada dokumen DPPL KPH Balapulang yang
telah disahkan bersatu dengan DPPL (Nomor :
660.1/22/2011, tanggal 21 Juni 2011).
▪ Pengelolaan dan pemantauan lingkungan
dilaksanakan sesuai dengan rencana dan dampak
penting yang terjadi di lapangan.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan Implemen-
tasi K3
MEMENUHI ▪ Auditee telah memiliki pedoman K3, personel akhli
K3 Umum (TARDI YANTO) dan pengurus P2K3 yang
ditetapkan sesuai SK Penunjukkan dari Kepala Divisi
Regional Jawa Tengah, Nomor :
017/Kpts/DivreJateng/Perhutani/2019 untuk
bertanggung jawab dalam implementasi pedoman K3
di KPH Balapulang.
▪ Tersedia peralatan K3 sesuai ketentuan dan
berfungsi baik.
▪ Terdapat catatan setiap kejadian kecelakaan kerja
secara lengkap dan upaya menekan tingkat
kecelakaan kerja dalam bentuk program K3.
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI ▪ Auditee memiliki 2 Serikat Pekerja : SEKAR
PERHUTANI dipimpin WAHYU WIDYARSO dan SP2P
dipimpin DJULI KUSNADI.
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI ▪ Tersedia dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan
Perhutani, Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani
Periode 2018 – 2020, yang telah disahkan oleh
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi cq.
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial
dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja melalui SK No :
KEP.165/PHIJSK-PK/PKB/ VIII/2018, tanggal 29
Agustus 2018. Dengan masa berlaku mulai tanggal
29 Agustus 2018 s/d 28 Agustus 2020.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI ▪ Tidak terdapat pekerja yang masih di bawah umur
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Nilai Kinerja PHPL KPH Balapulang sebesar 100%, masuk dalam kelas
nilai >80% dengan predikat kinerja “BAIK”.
5. Perhitungan Nilai Kematangan/Bobot Indikator KPH Contoh Perum Perhutani Divisi Regional
Jawa Tengah.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 54 dari 58
Kriteria Indikator Unit Contoh
Nilai
Aktual
Indikator
Nilai
Maksimal
Indikator
Nilai
Kemantangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan/
Bobot
Indikator
Pra
sya
rat
1.1 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
1.2 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 2 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 11 12 92% BAIK 3
1.3 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
1.4 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
1.5 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
Pro
du
ksi
2.1 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
2.2 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
2.3 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 55 dari 58
Kriteria Indikator Unit Contoh
Nilai
Aktual
Indikator
Nilai
Maksimal
Indikator
Nilai
Kemantangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan/
Bobot
Indikator
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
2.4 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
2.5 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 2 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 11 12 92% BAIK 3
2.6 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
Ek
olo
gi
3.1 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
3.2 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
3.3 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
3.4 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 56 dari 58
Kriteria Indikator Unit Contoh
Nilai
Aktual
Indikator
Nilai
Maksimal
Indikator
Nilai
Kemantangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan/
Bobot
Indikator
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
3.5 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
3.6 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
So
sia
l
4.1 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
4.2 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
4.3 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
4.4 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
4.5 KPH GUNDIH 3 3
KPH SEMARANG 3 3
KPH KEBONHARJO 3 3
KPH BALAPULANG 3 3
Jumlah 12 12 100% BAIK 3
Proses penentuan nilai akhir kinerja PHPL Divisi Regional dilakukan setelah penghitungan nilai
akhir setiap KPH Contoh. Nilai Kematangan Indikator Divisi Regional merupakan penjumlahan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 57 dari 58
Nilai Kinerja Indikator KPH Contoh dibagi dengan penjumlahan kemungkinan Nilai Maksimal
Indikator KPH Contoh yang secara rinci telah disajikan pada tabel diatas. Berdasarkan data pada
tabel diatas selanjutnya dilakukan perhitungan Nilai Kinerja Indikator PHPL Perum Perhutani Divisi
Regional Jawa Tengah yang disajikan pada tabel di bawah ini:
Indikator Nilai Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan
Indikator
Nilai Kinerja
Maksimal
Indikator
1.1 Kepastian Kawasan Pemegang Izin dan
Pemegang Hak Pengelolaan
BAIK 3 3
1.2 Komitmen Pemegang Hak Pengelolaan BAIK 3 3
1.3 Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional
Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan
Untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi
Penelitian, Pendidikan dan Latihan
BAIK 3 3
1.4 Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan
Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi
dan Penyajian Umpan Balik Mengenai
Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) IUPHHK –
HA/RE/HT/Pemegang Hak Pengelolaan
BAIK 3 3
1.5 Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa
paksaan(PADIATAPA)
BAIK 3 3
2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam
pengelolaanhutan lestari
BAIK 3 3
2.2 Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem*)
BAIK 3 3
2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistem
silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan
BAIK 3 3
2.4 Ketersediaan dan penerapan pemanenan
ramah lingkungan dalam pengelolaan hutan
akan meningkatkan efektifitas, efisiensi dan
ramah
BAIK 3 3
2.5 Realisasi penebangan sesuai dengan rencana
kerja penebangan/pemanenan/pemanfaatan
pada areal kerjanya *)
BAIK 3 3
2.6 Tingkat investasi dan reinvestasi yang
memadai dan memenuhi kebutuhan
dalampengelolaan hutan, administrasi,
penelitian dan pengembangan, serta
peningkatan kemampuan sumber daya
manusia
BAIK 3 3
3.1 Keberadaan, kemantapan dan kondisi
kawasan dilindungi pada setiap tipe hutan
BAIK 3 3
3.2 Perlindungan dan pengamanan hutan BAIK 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 58 dari 58
Indikator Nilai Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan
Indikator
Nilai Kinerja
Maksimal
Indikator
3.3 Pengelolaan dan pemantauan dampak
terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan
hutan
BAIK 3 3
3.4 Identifikasi spesies flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau langka (endangered),
jarang (rare), terancam punah (threatened)
dan endemik.
BAIK 3 3
3.5 Pengelolaan flora untuk : 1. Luasan tertentu
dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan
bagian yang tidak rusak. 2. Perlindungan
terhadap species flora dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan
endemik
BAIK 3 3
3.6 Pengelolaan fauna untuk : 1. Luasan tertentu
dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan
bagian yang tidak rusak. 2. Perlindungan
terhadap species fauna dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan
endemik
BAIK 3 3
4.1 Kejelasan deliniasi kawasan operasional
perusahaan/pemegang izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat
BAIK 3 3
4.2 Implementasi tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
BAIK 3 3
4.3 Ketersediaan mekanisme dan implementasi
distribusi manfaat yang adil antar para pihak
BAIK 3 3
4.4 Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang
handal
BAIK 3 3
4.5 Perlindungan, Pengembangan dan
Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja
BAIK 3 3
Jumlah 66 66
Prosentase 100,00%
BAIK
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan bahwa Nilai Kinerja PHPL Divisi Regional
Jawa Tengah mencapai angka 100% masuk dalam kelas nilai >80% dengan predikat kinerja “BAIK”.
Hal ini menunjukan bahwa dalam pengelolaan hutannya Perum Perhutani Divisi Regional Jawa
Tengah masih konsisten dalam menerapkan prinsip-prinsip Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.
----o0o----
top related