liberalisasi pemikiran final (ust mujahid)

Post on 28-Nov-2014

289 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Program Kaderisasi Ulama (PKU VI) ISID Gontor

Click icon to add picture

aMoh. Khuza’ipresentationLiberalisasi

Pemikiran Islam dan DampaknyaTerhadap Kehidupan Sosial

P r e s e n t e d b y : M u j a h i d I m a d u d d i n

INTERNAL

INTERNAL

KEJUMUDAN DALAM BERFIKIR

EKSTERNAL

BID’AH DAN KHUROFATTAQLID A’MA

LIBERALISME

SEKULARISMEPLURALISME

TANTANGAN PEMIKIRAN ISLAM

Liberalisme Pemikiran Islam

Program-program Dampak sosial

MAKNALiberalisme Pemikiran

LiberLiberteBEBASMERDEKA

LiberalismeLiberty

Orang yang murah hati, orang yang menyukai kebebasan yang lebih besar dalam urusan politik

atau agama.

Liberal menunjukkan satu pemikiran yang bebas dari

prasangka atau pikiran yang sempit

Dari BaraTBerasal

Modern & Postmodern

Ekonomi dan Politik

Pemikiran Keagamaan

Liberalisasi Pemikiran Keagamaan

Liberalisasi agama merupakan upaya menempatkan agama dalam proses dinamika sejarah. Agama diletakkan sebagai

sesuatu yang berkembang progressif dan disesuaikan dengan ilmu pengetahuan dan kultur manusia modern. Agama berubah

menjadi pengalaman keagamaan. The New Encyclopedia of Britanica, University of Chocago, 1991,

vol. 11, hal. 693

Program Liberalisasi Pemikiran Islam

1 Relativisme Kebenaran

-Doktrin relativisme mulanya berasal dari Protagoras, seorang Sofis yang berprinsip bahwa manusia adalah ukuran segala sesuatu. (man is the measur of all things). -Tidak ada universalitas prinsip-prinsip moral (baik-buruk) yang Absolut serta berlaku disetiap tempat dan waktu. -Doktrin ini berpegang pada prinsip bahwa kebenaran itu sendiri adalah relatif .Robert Audi (general ed), The Cambridge Dictionary of Philosophy, Second Edition, Cambridge University Press, 1999, relativism

Pluralisme Agama2Tidak ada ajaran agama yang absolut

kebenarannya atau semua agama adalah sama benarnya

( no view is true, or that all view are equally true) Simon Blackburn, Oxford Dictionary of Philosophy, Oxford University Press, Oxford, lihat “Pluralism .”

Charles Kimball, When Religion Becomes Evil, (New Tork: HarperSanFrancisco, 2002)

Salah satu ciri agama jahat (evil) adalah agama yang memiliki klaim kebenaran mutlak (absolute truth claim) atas

agamanya sendiri

Prof. Dr. Abdur Munir Mulkan, dosen UIN Yogyakarta, menulis dalam buku ajaran dan Jalan Kematian Syekh Siti Jenar, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2002), hal. 44.

"Jika semua agama memang benar sendiri, penting diyakini bahwa surga Tuhan yang satu itu sendiri terdiri banyak pintu dan kamar. Tiap pintu adalah jalan pemeluk tiap agama

memasuki kamar surganya. Syarat memasuki surga ialah keikhlasan pembebasan manusia dari kelaparan, penderitaan, kekerasan dan ketakutan, tanpa melihat agamanya. Dari sini

kerjasama dan dialog pemeluk berbeda agama jadi mungkin".

Ulil Abshar Abdalla mengatakan:“Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar."

(Majalah GATRA, edisi 21 Desember 2002.”

Kritik otentisitas al-Qur’an3Pendeta Alphonse mingana (m. 1937) : “Sudah tiba masanya untuk melakukan kritik teks terhadap al-Qur'an sebagaimana telah kita lakukan terhadap Bibel Yahudi yang berbahasa Ibrani-Aramaik dan kitab suci Kristen yang berbahasa Yunani.”(Alphonse Mingana, “Syiriac Influence on the Style of the Kur’an,” Bulletin of the John Rylands Library 11: 1927.)

Arthur Jeffery (m.1959)“Apa yang kita butuhkan, bagaimanapun, adalah tafsir kritis yang mencontohi karya

yang telah dilakukan oleh orientalis modern sekaligus menggunakan metode-metode penelitian kritis modern untuk tafsir al-Qur'an”.

Arthur Jeffery, Progress in the Study of the Qur’an Text ,(The Maslem World 25, 1935 ,)p. 4.

Aksin Wijaya, Menggugat Otentisitas Wahyu Tuhan, 2004, h.123: Mushaf itu tidak sakral dan absolute, melainkan profan dan fleksibel.

Yang sakral dan absolut hanyalah pesan Tuhan yg terdapat di dalamnya, yg masih dalam proses

pencarian. Karena itu, kini kita diperkenankan bermain-main dengan mushaf tersebut, tanpa

ada beban sedikitpun, beban sakralitas yg melingkupi perasaan dan pikiran kita.

Tesis Master UIN Yogyakarta yang dibimbing Murid Nasr Hamid Abu Zaid. Kini sudah dipublikasikan

untuk dikonsumsi publik .

Kontekstualisasi ijtihad yang dilakukan dengan mengubah metodelogi penafsiran teks keagamaan, untuk merombak

hukum Islam dan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman yang sesuai dengan prinsip humanisme dan HAM.

Greg Barton, Gagasan Islam Liberal, Jakarta: Paramadina, 1999), p. xxi.

4 Dekonstruksi Syari’ah

Maqasid syari'ah lebih utama daripada Syari'ah

Zainul Kamal, Fiqh Lintas Agama, (Paramadina: 2004), p.164.

“Soal pernikahan laki-laki non-Muslim dengan wanita Muslim merupakan wilayah ijtihadi dan terikat dengan konteks tertentu, diantaranya konteks dakwah Islam pada saat itu. Yang mana jumlah umat Islam tidak sebesar saat ini, sehingga pernikahan antar agama merupakan sesuatu yang terlarang. Karena kedudukannya sebagai hukum yang lahir atas proses ijtihad, maka amat dimungkinkan bila dicetuskan pendapat baru, bahwa wanita Muslim boleh menikah dengan laki-laki non-Muslim, atau pernikahan beda agama secara lebih luas amat

diperbolehkan, apapun agama dan alirannya.

Menghalalkan Homoseksual

Homoseksualitas & Pernikahan Gay: Suara dari IAIN!

“ Hanya orang primitif saja yang melihat perkawinan sejenis sebagai sesuatu yangabnormal dan berbahaya Bagi kami, tiada .

alasan kuat bagi siapapun dengan dalih apapun, untuk melarang perkawinan ,sejenis. Sebab ,Tuhan pun sudah maklum

bahwa proyeknya menciptakan manusiasudah berhasil bahkan kebablasan

“Hanya orang primitif saja yang melihat perkawinan sejenis sebagai sesuatu yang abnormal dan berbahaya. Bagi kami, tiada alasan kuat bagi siapapun dengan dalih apapun, untuk melarang perkawinan sejenis. Sebab, Tuhan pun sudah maklum, bahwa proyeknya menciptakan manusia

sudah berhasil bahkan kebablasan

DAMPAK SOSIAL

PEMIKIRAN ISLAM

Pluralisme Agama

Relativisme Kebenaran

DekonstruksiSyari’ah

Kritik Otentisitas Al-Qur’an

Kerancuan Pemahaman Islam

Aqidah Syari’ah Akhlak

Kehidupan Sosial

Liberalisasi Pemikiran

*

Misi utama kita sebagai seorang Kristen bukan menghancurkan kaum Muslimin, namun memisahkan mereka dari Islam,

agar jadi orang Muslim yang tidak berakhlak. Dengan begitu akan membuka pintu bagi

kemenangan imperialis di negeri Islam.

*

Tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang sesuai dengan kehendak

kaum penjajah.

Samuel Zwemer, pada Konferensi Missionaris 1935.

Misionaris Legendaris Henry Martyn (1781-1812)

“ Saya datang menemui umat Islam, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan pasukan tapi dengan

akal sehat, tidak dengan kebencian tapi dengan cinta”

Prof. Dr. Zainun Kamal saat menikahkan

muslimah dengan laki-laki non Muslim

Nikah Lintas Agama

Aminah Wadud menjadi imam sholat berjama’ah di Amerika

Penolakan Poligami

Pernikahan Sesama Jenis

6 September 2003: Bertempat di Planet Pyramid, Parangtritis, Yogyakarta, berlangsung perkawinan

homo William Johanes (Belanda) dan Philip Iswardono (Indonesia)

2006 :Pemilihan Putri Waria 2006. Kali ini Merlyn Sopjan yang bernama asli Aryo Pamungkas terpilih menjadi pemenangnya.

15 Januari 2006: Terbentuk Arus Pelangi di Jakarta, yakni LSM tempat mangkalnya kaum lesbian dan, gay, bisexual dan transgender (LGBT).

Perpanjangan tangan Gay Pride yg berpusat di Belanda

Gerakan Waria Indobesia

KESIMPULANLiberalisme Pemikiran Keagamaan berasal dari peradaban Barat modern dan postmodern yang

menghendaki kebebasan tanpa batas.

Program yang diusung bersifat dekonstruktif terhadap nilai-nilai keislaman (anti aqidah, anti syari’ah dan anti konsepsi ttg akhlak), sehingga berdampak negatif pada kehidupan sosial masyarakat.

Liberalisme Pemikiran Keagamaan merupakan perang pemikiran, perang konsep, dan perang ide.

Menghadapinya bukan melalui perang fisik.

Menghadapinya melalui aqidah, pendidikan, akhlak, ibadah Islam serta ketundukan terhadap

kekuasaan Allah.

top related