legalitas uang elektronik sebagai alat bayar di...
Post on 29-Oct-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI
INDONESIA
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya
Oleh:
BIMO LAKSONO
020113814194391
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2019
2
3
4
Motto:
“Barangsiapa yang menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia,
wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barangsiapa yang ingin (selamat dan
berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa
yang menginginkan kedua-duanya wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula.
(HR Bukhori dan Muslim)
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Ayahanda tercinta Alm H. Hartono, S.Sos dan Ibunda tercinta Hj. Umi
Fadilah, S.E.
Keluarga besar dan kekasih ku tercinta
Sahabat-sahabat terbaik ku
Almamater kebanggaanku
5
UCAPAN TERIMA KASIH
Bismillahhirrahmaanirrahiim
Setelah melalui proses yang sangat panjang penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini atas dukungan dan bantuan dari yang terhormat Ibu Arfianna
Novera, S.H., M.Hum. selaku Pembimbing Utama dan Ibu Dian Afrilia, S.H., M.H.
selaku Pembimbing Pembantu atas saran, masukan dan kritik bagi penulis dalam
melakukan penulisan skripsi. Tentunya tidak luput dari doa dan bantuan dari pihak
lainnya, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, karena berkat ridho dan karunia Nya lah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kepada Ayahanda Alm H. Hartono, S.Sos. dan Ibu Hj. Umi Fadillah, S.E.
yang tercinta dan tersayang terima kasih atas doa, dukungan dan cinta
yang sangat berarti dalam segala aspek kehidupanku. Terima kasih atas
kerja kerasmu selama ini demi cita-cita anak-anakmu.
3. Kepada yang tercinta dan tersayang Kakak-kakak ku M Asrian Tono, Suci
Hardianti, Adikku Zakaria, Amiziah dan yang terkasih Rachmah Lestari,
terima kasih atas dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan selama
ini.
4. Kepada keluarga besarku yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu.
5. Bapak Dr. Febrian, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Sriwijaya.
6
6. Bapak Dr. Firman Muntaqo, S.H., M. Hum., selaku Wakil Dekan I
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.
7. Bapak Dr. Ridwan, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas
Hukum Universitas Sriwijaya.
8. Bapak Prof. Dr. H. Abdullah Gofar, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan III
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.
9. Ibu Arfianna Novera, S.H., M.Hum. selaku Pembimbing Utama, Ibu Dian
Afrilia, S.H., M.H.
10. Kepada seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang telah
memberikan ilmu.
11. Kepada seluruh Staff dan Karyawan di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya.
12. Kepada sahabatku Ahmad Ridho Ramadhan, Dewi Suptriana, Raga
Siregar, Ahmad Irfandi yang paling memahami dan mengerti, terima kasih
untuk nasehat dan masukannya.
13. Kepada sahabatku Dinding Harapan, terima kasih untuk dukungan dan
selalu menjadi pendengar terbaikku.
14. Kepada sahabatku Jeng Sri, terima kasih untuk dukungan dan selalu solid
dalam semua hal.
15. Kepada sahabat-sahabatku ROMLI (Titi, Sellvi, Gilang, Muthia, Malik
dan Candra), terima kasih atas bantuan, dukungan dan tawa canda selama
ini.
7
16. Kepada sahabat-sahabatku kelas E2 PLKH semester genap 2018/2019
Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.
17. Kepada teman-teman Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Kampus
Palembang Angkatan 2014.
18. Kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata terhadap semua doa, dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada
penulis. Semoga Allah SWT dapat menerima kebaikan dan amal saleh dan
memberikan pahala yang berlipat ganda. Semoga ilmu yang penulis dapatkan menjadi
ilmu yang berkah dan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Palembang, 08 Januari 2019
Bimo Laksono
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho Nya lah
penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “LEGALITAS UANG
ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI INDONESIA” yang merupakan
syarat yang harus dipernuhi untuk mengikuti ujian komprehensif Sarjana Hukum
Universitas Sriwijaya.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidaklah terlepas dari kesulitan-kesulitan
dan masalah-masalah yang dihadapi. Namun, penulis tetap mengusahakan
penyelesaian penulisan skripsi ini dengan kemampuan-kemampuan penulis serta
bimbingan dari para pembimbing skripsi. Penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
masukan yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi
ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Palembang, 08 Januari 2019
Bimo Laksono
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
ABSTRAK .................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................. 10
C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................. 10
D. MANFAAT PENELITIAN ............................................................. 10
E. RUANG LINGKUP ......................................................................... 11
F. KERANGKA TEORI ...................................................................... 12
G. METODE PENELITIAN ................................................................ 15
H. SISTEMATIKA PENULISAN ....................................................... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 21
A. TINJAUAN UMUM TENTANG UANG ....................................... 21
B. TINJAUN UMUM TENTANG UANG ELEKTRONIK ............. 28
10
C. KEPASTIAN HUKUM .................................................................... 40
BAB III PEMBHASAN ............................................................................... 49
A. LEGALITAS UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR 49
B. PERLINDUNGAN TERHADAP PENGGUNA JASA UANG ELEKTRONIK
............................................................................................................. 60
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 72
A. KESIMPULAN ................................................................................. 72
B. SARAN .............................................................................................. 73
LAMPIRAN
11
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman dahulu, manusia belum mengenal yang namanya barter atau
membeli barang. Manusia memproduksi sendiri apa yang mereka butuhkan. Untuk
makan, mereka harus berburu atau menanam pohon sendiri. Namun ada banyak
ternyata mereka tidak bisa memproduksi semua yang mereka butuhkan untuk
memenuhi kebutuhan lalu mulai lah akhirnya manusia saling bantu untuk
menukarkan barang yang mereka saling butuhkan, inilah awal mulanya ada istilah
barter.1 Tapi kesulitan untuk mencari orang yang mau membarter barang, membuat
ada ide lain untuk melakukan transaksi. Orang-orang pada zaman dahulu sepakat
menggunakan barang yang berharga tinggi untuk menukarnya dengan pangan atau
sandang yang dibutuhkan sebagai alat tukar (barter).
Pada saat zaman Romawi munculah garam sebagai alat tukar yang mudah di
temui. Akan tetapi kelemahan dari garam tersebut mudah mencair dan mudah
menguap oleh sebab itu bangsa Romawi pada zaman itu mengubah alat bayar
menjadi logam emas dan perak yang lebih tahan lama juga bernilai lebih tinggi, tetapi
logam yang berat tidak dapat digunakan dalam jumlah yang besar. Seiring
1 Solikin dan Suseno, Uang: Pengertian,Penciptaa, dan Peranannya Dalam Perekonomian,
2002, hlm 4.
13
berkembangnya waktu masyarakat mulai memikirkan cara yang lebih praktis dalam
melakukan transaksi pertukaran barang yang diterima secara umum, lebih mudah
dibawa, dan tahan lama yaitu uang logam.2
Sejarah mencatat bahwa penjaminan uang kertas beredar oleh simpanan
logam berharga, seperti emas di bank negara, mengalami pasang surut, sejalan
dengan situasi dan kondisi yang berlangsung. Uang kertas yang sudah beredar bahkan
sempat tidak dijamin sama sekali dengan simpanan emas sesaat setelah Perang Dunia
I. Baru kemudian sesaat setelah Perang Dunia II, 44 negara mayoritas yang dipelopori
oleh Amerika Serikat sepakat untuk mengaitkan kembali mata uang di dunia (dollar
Amerika) dengan emas. Kesepakatan tersebut dikenal dengan Kesepakatan Bretton
Woods. Dalam perkembagannya, kesepakatan tersebut hanya bertahan selama
seperempat abad. Sebagai akibat semakin besarnya kegiatan transaksi pasar uang dan
barang yang tidak mungkin memadai lagi apabila di biayai dengan emas, kesepakatan
Bretton Woods akhirnya dibatalkan pada tahun 1971.3
Di Indonesia sendiri pada zaman kolonial Belanda Indonesia mualai mengenal
mata uang tidak lepas dari pemerintahan Vereenigde Oostindische Compagnie
(VOC). Dalam masa kolonial ini Indonesia memakai jenis mata uang Gulden Hindia-
Belanda yang diperkenalkan oleh VOC dalam kegiatan perekonomian di nusantara
2 Ibid hlm 5
3 Ibid hlm 7
14
selain gulden mata uang yang digunakan khususnya wilayah sumatra dan jawa adalah
dolar (hanya bertahan sampai tahun 1824 masehi).4
Uang merupakan alat pembayaran yang harus dimiliki oleh manusia dalam
melakukan pembayaran guna mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari seperti uang kertas maupun uang logam. Perngertian uang
menurut pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 Tentang Mata Uang
adalah alat pembayaran yang sah. Sedangkan yang dimaksud dengan mata uang
adalah uang yang dikeluarkanoleh Negara KesatuanRepublik Indonesia (Rupiah).
Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, di Indonesia
lembaga perbankan mulai mengembangkan berbagai inovasi yang kemudian
mengeluarkan transaksi pembayaran secara elektronik. Pembayaran secara elektronik
dikeluarkan guna memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran,
seperti pembayaran transportasi umum, pembayaran minimarket, pembayaran parkir,
pembayaran tol, dan masih banyak lainnya.
Uang elektronik merupakan alat pembayaran yang sah dan diakui oleh
Negara. Transaksi Elektronik adalah sebuah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik
lainnya.5Perkembangan sertai novasi yang telah dikeluarkan oleh lembaga perbankan
4http://infopromodiskon.com/news/detail/206/nederlands-indische-gulden-mata-uang-di-
zaman-penjajahan-belanda.html. Di akses pada tanggal 10 oktober 2018 pukul 09.53 WIB 5Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik.
15
itu, memberikan manfaat tersendiri bagi penggunanya sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dalam system pembayaran dan juga secara tidak langsung telah mengurangi
waktu, aman, nyaman juga memberikan kepraktisan, dan kepastian dalam
bertransaksi dengan menggunakan transaksi elektronik.
Perkembangan system pembayaran yang mengarah pada uang elektronik ini,
sudah memberikan dampak timbulnya berbagai inovasi baru dalam system
pembayaran yang diharapkan akan memberikan kemudahan bagi pengguna dalam
melakukan transaksi pembayaran. Bank Indonesia selanjutnya mengadaptasi suatu
alat pembayaran yang bias mengakomodasi berbagai aspek itu, yang biasa kita kenal
dengan sebutan uang elektronik (e-money).6 Alat pembayaran non tunai ini khususnya
jenis-jenis pembayaran menggunakan kartu atau alat pembayaran elektronik pada
awalnya di kenal dalam bentuk kartu kredit (credict card) yang kemudian dari kertu
kredit, berkembang pula alat-alat pembayaran menggunakan kartu lainnya yaitu kartu
Debet (Debit card) dan kartu penyimpanan dana (stored value card).
Kehadiran dan kemunculan kartu-kartu ini telah memberikan pilihan bagi para
pengguna untuk memilih cara pembayaran sesuai dengan keperluan masing-masing.
Uang elektronik juga memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan
instrument alat pembayaran lainnya seperti kartu debit, kartu kredit, dan kartu ATM
lainnya, dimana nilai uangnya tersimpan dalam buku rekening bersangkutan
6Mintarsih, “Perlindungan Konsumen Pemegang Uang Elektronik (E-Money) Dihubungkan
Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen” (2013) 29 Jurnal
Wawasan Hukum, hlm.896.
16
(nasabah) di Bank, sedangkan uang elektronik, nilai uangnya tersimpan dalam
perangkat system kartu chip, kartu prabayar, ponsel, maupun system komputer.7
Dalam system pembayaran non tunai, yang berkepentingan untuk memastikan
system pembayaran non tunai yang ada dalam dalam masyarakat dapat berjalan
secara aman, nyaman, dan memberikan kepastian, baik dari sisi transaksi maupun
kepastian hukum yaitu Otoritas Jasa Keuangan sebagai Lembaga pengawas di sector
jasa keungan. Salah satu hambatan perkembangan uang non tunai atau uang
elektronik adalah soal kepercayaan masyarakat, karena masyarakat masih banyak
mempercayai uang tunai memberikan kepastian dalam bertransaksi. Berbeda dengan
kartu kredit dan kartu debit, kartu e-money tidak memerlukan konfirmasi data atau
otorisasi Personal Identification Number (PIN) ketika akan digunakan sebagai alat
pembayaran dan tidak terkait langsung dengan rekening nasabah di bank. Hal ini
karena e-money merupakan produk stored value dimana sejumlah nilai monetary
value telah terekam dalam alat pembayaran yang digunakan.8
Penggunaan uang elektronik di bidang pembayaran mikro dianggap sangat
cocok dengan kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi, sehingga diharapkan akan
mampu melakukan proses pembayaran dengan lebih cepat tanpa harus melakukan
pembayaran dengan jumlah nominal yang sedikit (retail). E-money telah diatur dalam
7Rachmadi Usman, “Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem Pembayaran”, Yuridika:
Volume 32 No. 1, Januari 2017, hlm.140 8Yasser Arafat, e-money dalam Kacamata Plus-Minus, 2011.
http://resay.wordpress.com/2011/11/28/e-money-dalam-kacamata-plus-minus/. Di akses pada tanggal
1 September 2018 pukul 11:53 WIB
17
Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik, menurut
ketentuan Pasal 1 angka 3 PBI No. 20/6/PBI/2018 yang menyebutkanbahwa:
“Uang elektronik ialah instrument pembayaran yang memenuhi beberapa
unsur, diantaranya:
a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetorter lebih dahulu kepada
penerbit;
b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau
chip;
c. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukanlah berupa
simpanan sebagaimana yang dimaksudkan dalam ketentuan yang
diatur dalam Undang-Undang perbankan.”
Secara umum, uang elektronik merupakan uang yang digunakan dalam
bertransaksi melalui internet dengan cara elektronik yaitu penggunaan jaringan
komputer. Adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh pengguna uang elektronik ini
sendiri, diantaranya:
1. Lebih cepat dan nyaman dibandingkan dengan menggunakan uang
tunai, khususnya untuk transaksi yang bernilai kecil (micro payment);
2. Waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan transaksi dengan
menggunakan e-money lebih singkat dibandingkan menggunakan
18
kartu debit atau kartu kredit, karena tidak memerlukan tanda tangan
ataupun memasukkan PIN;
3. Electronic value juga dapat di isi ulang kedalam kartu e-money
melalui berbagai macam cara yang telah disediakan oleh issuer.
Dewasa ini perkembangan uang elektronik ialah sebagai alternative alat
pembayaran non tunai tidak hanya dalam bentuk kartu, tapi juga dapat dalam bentuk
lainnya seperti tersimpan dalam smartphone. Adapun jenis uang elektronik menurut
Bank Indonesia :9
1. Uang Elektronik registered, merupakan Uang Elektronik yang data
identitas pemegangnya tercatat/terdaftar pada penerbit uang Elektronik.
Dalam kaitan ini, penerbit harus menerapkan prinsip mengenal nasabah
dalam menerbitkan Uang Elektronik Registered. Batas maksimum nilai
Uang Elektronik yang tersimpan pada media chip atau server untuk jenis
registered adalah Rp 5.000.000,00 (lima Juta Rupiah).
2. Uang Elektronik unregistered, merupakan Uang Elektronik yang data
identitas pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit Uang
Elektronik. Batas maksimum nilai Ulang Elektronik yang tersimpan pada
media chip atau server untuk jenis unregistered adalah Rp 1.000.000,00
(SatuJuta Rupiah).
9http://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/produksi-dan-jasa-
sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx. di akses pada tangal 1 september 2018 pukul 13.02 WIB
19
Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik
Indonesia, baik sendiri maupun bersama sama melalui perjanjian penyelenggaraan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.10
Penerbitan uang elektronik bukan
hanya diterbitkan oleh bank saja, tetapi juga dapat diterbitkan oleh Lembaga Selain
Bank (LSB), seperti perusahaan telekomunikasi, perusahaan keuangan, ataupun
perusahaan transportasi publik.
Uang elektronik dapat bersifat “single purpose” yaitu digunakan untuk
menyelesaikan satu jeni stransaksi pembayaran, selain itu dapat juga bersifat “multi
purpose” yang digunakan untuk berbagai jenis transaksi pembayaran, tetapi
pengguna jasa uang elektronik harus pandai memilih untuk menggunakan kartu
sesuai kebutuhan yang di perlukan karna masih belum banyak pedagang yang
menyediakan fasilitas pembayaran menggunkan kartu e-money, dengan begitu belum
bisa dikatakan bahwa e-money belum dapat menjawab semua kebutuhan.
Pada pelaksanaan uang elektronik yang bersifat “multi purpose”, pembatasan
uang elektroniknya ada pada nilai elektronik yang terdapat di dalamnya serta jangka
waktu penggunaan instrument uang elektronik yang diberikan oleh bank penerbit
10
Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
20
kepada nasabah yang bersangkutan.11
Pada umumnya uang elektronik memiliki dua
jenis produk, yaitu digital cash dan prepaid cash, diantara kedua instrument tersebut
memiliki beberapa perbedaan, yaitu:
1. Berdasarkan system penyimpanan nilai, digital cash menggunakan
disk yang terdapat dalam personal computer nasabah dan frame bank,
sedangkan prepaid card menggunakan chip-intergrated circuit,
dimana nilainya tertanam dalam kartu tersebut;
2. Berdasarkan mekanisme pemindahan nilai, digital cash memanfaatkan
jaringan komunikasi sebagai sarana pemindahan nilai uang elektronik;
3. Pelayanan transaksi pembayaran digital cash secara virtual namun
pelayanan transaksi pembayaran prepaid card secara langsung (face to
face) antara penerima dengan pembayar.
Dari uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian berdasarkan
permasalahan tersebut dengan skripsi yang berjudul “LEGALITAS UANG
ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BAYAR DI INDONESIA”.
11
Mulyana Soekarni, Studi Empiris: Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Pada
Kegiatan Bank Sentral (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebank sentralan Bank Indonesia, 2001),
hlm.15.
21
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini, yaitu:
1. Apakah uang elektronik sah sebagai alat bayar ?
2. Bagaimana perlindungan pemegang bila uang elektronik tak dapat dikonversi
menjadi uang rupiah ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mencapai hal sebagai berikut yaitu:
1. Untuk mengetahui uang elektronik sah sebagai alat bayar.
2. Untuk mengetahui perlindungan pemegang bila uang elektronik tak dapat
dikonversi menjadi uang rupiah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian pada penulisan skripsi ini yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan
serta memberikan manfaat dalam ilmuan pengetaahuan untuk pengembangan
hukum berkaitan dengan alat bayar.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran
yang berguna baik bagi penulis, masyarakat umum maupun praktisi hukum
mengenai acuan dalam hal terjadi kasus.
22
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian adalah bingkai dari sebuah penelitian yang
menggambarkan batas-batas penelitian, mempersempit permasalahan, dan
membatasi area penelitian.12
Adapun ruang lingkup skripsi ini meliputi:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor
182.Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor
3790;
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata
Uang.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 64. Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia
Nomor 5223;
d. Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang
Uang Elektronik. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor;
12
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada), 2011, hlm. 111.
23
F. KERANGKA TEORI
Teori / kerangka teori / kerangka pikir, dalam penelitian hukum merupakan
jawaban konseptual dari rumusan masalah yang diperoleh melalui penelitian,
persisnya dari bahan hukum dan analisis bahan hukum.13
Adapun teori yang digunakan dalam penulisan ini diantaranya sebagai
berikut:
1. Teori Uang dan Fungsinya
Menurut Yuliadi Uang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan
dari denyut kehidupan ekonomi masyarakat. Stabilitas ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh sejauh mana peranan
uang dalam perekonomian oleh masyarakat dan otoritas moneter. Definisi
uang bisa dibagi dalam dua pengertian, yaitu definisi uang menurut hukum
(law) dan definisi uang menurut fungsi. Definisi uang menurut hukum yaitu
sesuatu yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai uang dan sah untuk
alat transaksi perdagangan. Sedangkan definisi uang menurut fungsi, yaitu
sesuatu yang secara umum dapat diterima dalam transaksi perdagangan serta
untuk pembayaran hutang-piutang.14
13
M. Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum,( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007), hlm. 61. 14
Yuliadi, Ekonomi Moneter,(PT. Ideks, Jakarta,2004). hlm.4
24
Uang dikenal mempunyai empat fungsi, dua diantaranya merupakan
fungsi yang sngat mendasar sedangkan dua lainnya adalah fungsi tambahan.
Dua fungsi dasar tersebt adalah peranan uang sebagai:15
a. Alat tukar (means of exchange).
Peranan uang sebagai alat ukar mensyaratkan bahwa uang tersebut
harus diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran. Artinya, si
penjual barang mau menerima uang sebagai pembayaran untuk
barangnya karena ia percaya bahwa uang tersebut juga diterima oleh
orang lain (masyarakat umum) sebagai alat pembayaran apabila ia
nanti memerlukan untuk membeli suatu barang.
b. Alat penyimpan nilai/daya beli (store of value).
Terkait dengan sifat manusia sebagai pengumpul kekayaan.
Pemegangan uang merupakan salah satu cara untuk menyimpan
kekayaan. Kekayaan tersebut bisa dipegang dalam bentuk-bentuk lain,
seperti tanah, kerbau, berlian, emas, saham, mobil dan sebagainya.
Syarat utama untuk ini adalah bahwa uang harus bisa menyimpan daya
beli atau nilai.
c. Satuan hitung (unit of account).
Sebagai satuan hitung, uang juga mempermudah tukar-menukar. Dua
barang yang secara fisik sangat berbeda, seperti misalnya kereta api
15
Boediono, Ekonomi Moneter Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi Moneter. (Yogyakarta:
LPBFE. 1994).
25
dan apel, bisa menjadi seragam apabila masing-masing dinyatakan
dalam bentuk uang.
d. Ukuran untuk pembayaran masa depan (standard for deferred
payments).
Sebagai ukuran bagi pembayaran masa depan, uang terkait dengan
transaksi pinjam-meminjam atau transaksi kredit, artinya barang
sekarang dibayar nanti atau uang sekarang dibayar dengan uang nanti.
Dalam hubungan ini, uang merupakan salah satu cara menghitung
pembayaran masa depan tersebut.
2. Teori Kepastian Hukum
Kepastian hukum adalah “Scherkeit des Rechts selbst” (kepastian
tentang hukum itu sendiri). Dalam hidup bermasyarakat di negara hukum
pasti kaya akan aturan-aturan yang ada agar terjalinnya hubungan yang baik
antara individu dengan individu maupun individu dengan masyarakat,
sehingga pelaksanaan dari aturan-aturan yang ada akan menimbulkan
kepastian hukum. Apabila terdapat peraturan yang kabur atau tidak jelas
maka akan menjadi celah bahwa hukum tidak berfungsi untuk mengatur
sebagaimana mestinya.16
Menurut Utrecht, kepastian hukum mengandung dua pengertian,
pertama, adanya aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui
16
Titik Tejaningsih, Perlindungan Hukum terhadap Kreditor Separatis dalam Pengurusan
dan Pemberesan Harta Pailit, (Yogyakarta : FH UII Press, 2016), hlm.27
26
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa
keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena
dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa
saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap individu.17
G. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah salah satu cara yang ditempuh oleh peneliti
dalam memecahkan suatu masalah yang menjadi objek penelitian18
.Untuk
memperoleh bahan hukum yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan
penelitian, maka penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu
pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan, oleh karena penelitian
bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis,
dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan
konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.19
Jenis Penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum
normatif atau penelitian yuridis normatif. Penelitian hukum normatif disebut
juga dengan penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum jenis ini, acapkali
17
Riduan Syahrani, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1999),
hlm.23 18
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia: Jakarta, 2006,
Hlm. 42. 19
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta : Rajawali Pers, 2014), hlm.1
27
hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-
undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma
yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.20
Maka dari itu penelitian ini menggunakan penelitian normatif karena
belum jelasnya legalitas atau dasar hukum terhadap adanya uang elektronik
yang beredar dalam masyarakat luas.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan masalah dalam penulisan skripsi ini menggunakan
pendekatan perundang-undangan (Satute Approach). Pendekatan perundang-
undangan atau Satute Approach dilakukan dengan menelaah semua undang-
undang dan regulasi yang bersangkutan dengan isu hukum yang sedang
ditangani.21
Suatu penelitian hukum normatif harus menggunakan pendekatan
perundang-undangan karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum
yang menjadi pembahasan pokok suatu penelitian.
Adapun pendekatan perundang-undangan (Statute Approach) yang
akan dikaji yaitu :
Pasal 23 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
“macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang”.
20
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Rajawali
Pers, 2014), hlm.118 21
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta : Kencana, 2011), hlm.93
28
Pasal 23 D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945“negara memiliki suatu bank sentral yang susunan , kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya di atur dengan undang-
undang”.
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan“Fungsi
utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat”.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektronik.
3. Jenis dan Sumber Bahan Hukum
Untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi
mengenai apa yang seyogianya, diperlukan sumber-sumber penelitian.
Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber
penelitian yang berupa bahan hukum primer, sekunder, dan tertier22
bahan-
bahan hukum tersebut dijabarkan sebagai berikut:23
a. Bahan hukum primer
Bahan hukum yang mengikat, terdiri dari peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan objek penelitian, misalnya :
22
Peter Mahmud Marzuki, Op. cit., hlm.141 23
Zainudin Ali, Op. cit., hlm.106
29
a) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
b) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182.
Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 3790;
c) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata
Uang.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 64. Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia
Nomor 5223;
d) Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang
Uang Elektronik. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor;
b. Bahan hukum sekunder, adalah buku-buku, tulisan-tulisan ilmiah
hukum yang terkait dengan objek penelitian.
c. Bahan hukum tertier, adalah petunjuk atau penjelasan mengenai bahan
hukum primer atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus,
ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
4. Teknik Pengumpulan dan Analisis Bahan Hukum
Teknik pengumpulan dan analisis bahan hukum dilakukan dengan
mengelompokkan peraturan perundang-undangan, meneliti bahan pustaka,
membaca buku-buku dan sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan
30
permasalahan dalam penelitian ini.24
Setelah itu dilakukan pengolahan bahan-
bahan hukum dengan cara mengadakan sistematisasi yaitu membuat
klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum untuk memudahkan pekerjaan
analitis dan konstruksi.25
5. Teknik Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam skripsi ini menggunakan cara berfikir
deduktif, yaitu dengan cara pengambilan kesimpulan dari pembahasan yang
bersifat umum menjadi kesimpulan yang bersifat khusus, sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.26
H. Sistematika Penulisan
Bab I : Bab Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang
Lingkup Penelitian, Kerangka Teori, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
Bab II : Bab ini merupakan bab tinjauan pustakan, di mana akan
diuraikan pokok-pokok yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu teori kepastian hukum, keberlakuan hukum dan terori
mengenai kekuasaan kehakiman. Lalu akan dibahas pula
24
Soerjono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997),
hlm.56 25
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op. Cit., hlm. 251 26
Amirudin dan Zainal Asikin, Op. Cit., hlm. 18
31
mengenai konsep perrjanjian, wanprestasi dan perbuatan
melanggar hokum.
Bab III : Bab ini akan menguraikan analisa terhadap pokok permasalahan
yang telah dirumuskan dalam bab I. Analisa akan diuraikan
berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan di dalam bab II.
Bab IV : Bab ini merupakan bab terakhir, yaitu sebagai bab penutup yang
berisi kesimpulan dan saran-saran mengenai permasalahan yang
telah dibahas.
32
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Achmad Ali, 2002. Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan
Sosiologis). Jakarta: Gunung Agung.
Adrian Sutedi, 2008. Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan
Konsumen. Bogor: Ghalia Indoneisa.
Ahmadi Miru, Yodo, 2004. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Raja
Gragindo Persada.
Amiruddin, Asikin, 2014. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta :
Rajawali Pers.
Anthony Giddens, 1998. The Third Way : Jalan Ketiga Pembangunan
Demokrasi Sosial. Jakarta: Gramedia.
Bambang Sunggono, 2011. Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Pt. Raja
Grafindo Persada.
Burhanuddin S, 2011. Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan
Sertifikasi Halal, UIN-Maliki Pers.
Edmon Makarim, 2010. Tanggung Jawab Hukum Penyelenggara Sistem
Elektronik. Jakarta: Raja Grafindo.
Endang Saefullah, 2000. Tanggung Jawab Produsen (Product Liability) di
Era Perdagangan Bebas. Bandung: Mandar Maju.
Ernst Uthrecht, 1962. Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia.
Jakarta: Ichtiar.
33
Hestu Cipto Handoyo,2009. Hukum Tata Negara Indonesia “Menuju
Konsolidasi Sistem Demokrasi”. Jakarta: Universitas Atma Jaya.
Jazim Mustafa, 2009. Hukum Lembaga Kepresidenan Indonesia. Malang,
Alumni.
Jimly Ashiddiqie, 1994. Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan
Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Maria Farida Indrati Soeprapto, 1998. Ilmu Perundang-undangan (Dasar-
Dasar dan Pembentukannya). Jakarta: Kanisius.
Mann Ronald J. & Jane K. Winn, 2002. Electronic Commerce. New York:
Aspen Law & Business.
Moh. Kusnardi, Harmaily Ibrahim, 1998. Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia, PS HTN FH UI dan Sinar Bakti.
Mulyana Soekarni 2001. Studi Empiris: Dampak Perkembangan Teknologi
Informasi Pada Kegiatan Bank Sentral (Jakarta: Pusat Pendidikan
dan Studi Kebank sentralan Bank Indonesia.
Munir Fuady, 1994. Hukum Bisinis Dalam Teori Dan Praktik, Buku Kedua.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Peter Mahmud Marzuki, 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana.
____________________, 2008. Penelitian Hukum. Jakarta : Kencana.
Rahmat, Diyah, 2011. Ciri-Ciri Keaslian, Standar Visual Kualitas Rupiah dan
Daftar Rupiah yang Dicabut dan Ditarik Dari Peredaran. Jakarta:
Direktorat Pengedaran Uang Bank Indonesia.
Riduan Syahrani, 1999. Rangkuman Intisari Ilmu Hukum. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
34
Siahaan N.H.T., 2005. Hukum Konsumen: Perlindungan Konsumen dan
Tanggung Jawab Produk. Jakarta: Panta rei..
Soerjono Soekanto, 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas
Indonesia.
________________, Mamudji, 2014. Penelitian Hukum Normatif: Suatu
Tinjuan Singkat. Jakarta : Rajawali Pers.
________________, Abdurrahman, 1997. Metode Penelitian Hukum. Jakarta :
Rineka Cipta.
Solikin, Suseno, 2002. Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya
dalam Perekonomian.
Tantri, Sularsi, 1995. Gerakan organisasi konsumen (Jakarta:YLKI dan The
Asia fondation), hlm. 3-4. Dalam Shidarta, Hukum Perlindungan
Konsumen. Jakarta: Grasindo, 2000, Hlm 29 Dalam Kristiyanti,
Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Theo Huijibers, 1995. Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta:
Kanisius.
Usep Ranawijaya, 1983. Hukum Tata Negara Dasar-Dasarnya. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Usman, 2017. Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem
Pembayaran.Yuridika Volume 32 No.1.
W. Riawan Tjandra, 2014. Hukum Sarana Pemerintahan. Jakarta: Cahaya
Atma Pustaka.
Yuliadi, 2004. Ekonomi Moneter. Jakarta: PT. Ideks.
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
35
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182. Tambahan
Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 3790.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42.
Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 3821.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 64. Tambahan
Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 5223.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peratran
Perundang-Undangan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
251. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5952.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 Tentang Uang Elektronik.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 6203.
C. JURNAL
Agnes M. Toar, ”Tanggung Jawab Produk dan Sejarah Perkembangannya di
Beberapa Negara”, Makalah pada Penataran Hukum Perikatan II,
Ujung Pandang, 17-29 Juli 1989.
Committee on Payment and Settlement Systems, Survey of Developments in
Electronic Money and Internet and Mobile Payments.Hal. 2 (Bank
for International Settlements 2004).
Mitarsih, 2013. Perlindungan Konsumen Pemegang Uang Elektronik (E-
Money) Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Jurnal Wawasan Hukum.
36
Rachmadi Usman, “Karakteristik Uang Elektronik Dalam Sistem
Pembayaran”, Yuridika: Volume 32 No. 1, Januari 2017.
D. INTERNET
Yasser Arafat, e-money dalam Kacamata Plus-Minus,2011.
http://resay.wordpress.com/2011/11/28/e-money-dalam-kacamata-
plus-minus/. Di akses pada 1 September 2018.
http://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan konsumen /edukasi/ produksi -
dan-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx. di akses pada 1
september 2018.
https://www.bi.go.id/id/edukasi-perlindungan-konsumen/edukasi/ produk -dan
-jasa-sp/uang-elektronik/Pages/default.aspx. di akses pada 2 oktober
2018.
http://infopromodiskon.com/news/detail/206/nederlands-indische-gulden-
mata-uang-di-zaman-penjajahan-belanda.html. Di akses pada 10
oktober 2018.
Bank Indonesia (5), “Kajian Operasional E-Money”, www.bi.go.id, diakses
pada 20 November 2018.
top related