legal standing komisi pemberantasan tindak … halaman...sengketa kewenangan lembaga negara di...
Post on 07-Apr-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TESIS
LEGAL STANDING KOMISI PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI (KPK) DALAM
SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA DI
MAHKAMAH KONSTITUSI
I GUSTI AYU EVIANI YULIANTARI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
i
TESIS
LEGAL STANDING KOMISI PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI (KPK) DALAM
SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA DI
MAHKAMAH KONSTITUSI
I GUSTI AYU EVIANI YULIANTARI
NIM : 1190561009
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
2
LEGAL STANDING KOMISI PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI (KPK) DALAM
SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA DI
MAHKAMAH KONSTITUSI
Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Studi Magister Studi Ilmu Hukum
Program Pascasarjana Universitas Udayana
I GUSTI AYU EVIANI YULIANTARI
NIM : 1190561009
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
4
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 21 April 2015
Panitia Penguji Tesis
Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana
No.: 1224/UN14.4/HK/2015
Ketua : Prof. Dr. I Made Subawa, SH.MS
Sekretaris : Dr. I Dewa Gede Palguna, SH.M.Hum
Anggota : 1. Prof. Dr. I Wayan Parsa, SH.,M.Hum
2. Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH
3. Dr. I Gede Yusa., SH., MH
6
UCAPAN TERIMA KASIH
Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkar Rahmat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan Tesis yang berjudul: “Legal Standing Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (KPK) dalam Sengketa Kewenangan Lembaga
Negara di Mahkamah Konstitusi”, tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyusunan Tesis ini, penulis tidak lepas dari bimbingan, arahan
serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik dan
terhormat ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD selaku Rektor
Universitas Udayana, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh program Pascasarjana di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih
ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S.(K)., yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menempuh program Pascasarjana di Universitas Udayana.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Hukum
Universitas Udayana, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, SH.MH. Pada
kesempatan ini penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH., M. Hum. LLM.,
yang juga telah berkenan memberikan masukan dalam penyusunan tesis ini serta
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis selama mengemban
pendidikan di Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana
7
Universitas Udayana. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Sekretaris
Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Dr. Putu Tuni Cakabawa, SH., MH, atas masukan dan saran selama penulis
mengikuti perkuliahan. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Dr. Putu
Gede Arya Sumertha Yasa, SH., MH selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan mendukung penulis sepanjang mengemban pendidikan di
Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada Prof. Dr. I Made Subawa, SH.MS., selaku Pembimbing I
dan Dr. I Dewa Gede Palguna, SH.M.Hum.,selaku Pembimbing II yang senantiasa
memberikan masukan, saran, motivasi dan bimbingan dengan ketulusan hati dan
kecermatan serta kesabaran dalam membimbing penyusunan tesis penulis,
sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Para
penilai usulan penelitian dan penguji Tesis ini, Prof. Dr. I Made Subawa,
SH.,MS., Dr. I Dewa Gede Palguna, SH. M.Hum., Prof. Dr. I Wayan Parsa,
SH.,M.Hum., Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH., dan Dr. I Gede Yusa., MH., yang
telah berkenan memberikan penilaian, masukan, dan saran demi kesempurnaan
tesis ini, serta Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH., M. Hum. LLM., dan Dr.
Putu Tuni Cakabawa, SH., MH yang telah berkenan menjadi penguji pengganti
dan memberikan masukan serta saran kepada penulis pada saat pembimbing
ataupun penguji tesis penulis berhalangan hadir. Pada kesempatan ini penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada guru besar/doktor dan desen-dosen pengajar di
8
Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana
khususnya pada progam Hukum Pemerintahan yang telah mencurahkan
keilmuannya kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para
karyawan/karyawati pengelola administrasi akademik Program Studi Magister
Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Udayanayang telah banyak
membantu proses administrasi selama dan setiap berurusan administrasi.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
tua tercinta penulis I Gusti Ngurah Suparta, SH, Ibunda I Gusti Ayu Raka Parwati,
SE dan adik semata wayang I Gusti Ngurah Adhi Pramudia, SH serta semua
saudara dan orang-orang terdekat yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang senantiasa tanpa letih dan jemu memberikan kasih saying dan bimbingan
serta dukungan baik secara materiil maupun imateriil kepada penulis sehingga
tesis ini bisa terselesaikan. Kepada rekan-rekan Program Magister Ilmu Hukum
Universitas Udayana yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
atas semangat, dukungan, kebersamaan dan pengalaman yang telah diberikan
selama ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada orang terkasih, sahabat, dan
teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan spirit untuk menyelesaikan
Program Magister Ilmu Hukum serta dukungan moril sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tesis ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, yang telah memberikan bantuan
moril dan materiil sehingga penyusunan tesis ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan
dan keterbatasan, tentulah penulisan Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,
9
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca sekalian. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semoga segala bantuan , dukungan, pengorbanan dan petunjuk mendapatkan
pahala dari Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Apabila ada
kesalahan dalam penulisan tesis ini, mohon dimaklumi. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terima kasih.
Denpasar, 21 April 2015
Penulis
10
ABSTRAK
Tesis ini mengambil judul: “Legal Standing Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (KPK) dalam Perkara Sengketa Kewenangan Lembaga
Negara di Mahkamah Konstitusi”. Penelitian dalam Tesis ini membahas dua
permasalahan yaitu yang berkaitan dengan legal standing Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (KPK) yang bisa menjadi Pihak dalam Sengketa
Kewenangan Lembaga Negara di Mahkamah Konstitusi menurut UUD 1945 dan
tentang Penyatuan Kewenangan Penyidikan dan Penuntutan di tangan KPK tidak
bertentangan dengan prinsip pemisahan kekuasaan yang memuat gagasan
Perlindungan Hak-Hak Konstitusional Warga Negara. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, karena
penelitian ini berusaha untuk membahas atau mengkaji norma hukum dalam hal
ini norma perundang-undangan untuk mengetahui sinkronisasi baik secara vertikal
maupun horizontal. Tesis ini menjelaskan bahwa KPK tidak memiliki legal
standing sebagai pihak pemohon maupun termohon dalam mengajukan gugatan di
Mahkamah Konstitusi terkait dengan sengketa kewenangan lembaga negara
karena kewenangan yang dimiliki KPK tidak diatur secara jelas dalam UUD 1945.
Dan dalam tesis ini juga dijelaskan bahwa kewenangan penyidikan dan
penuntutan oleh KPK sesuai dengan prinsip pemisahan kekuasaan, karena KPK
masih berada dalam satu kekuasaan negara yaitu kekuasaan eksekutif sebagai
kekuasaan yang menjalankan undang-undang. Selanjutnya juga dibahas
mengenai checks and balances dan koordinasi antara lembaga negara agar tidak
terjadi tumpang tindih kewenangan.
Kata kunci: Legal Standing, Lembaga Negara, dan Sengketa Kewenangan
Lembaga Negara
11
ABSTRACT
This thesis takes the title: "Legal Standing of the Corruption Eradication
Commission (KPK) in Case Dispute Authority of State Institutions in the
Constitutional Court". The research in this thesis discusses two issues that are
related to the legal standing of the Corruption Eradication Commission (KPK),
which can be a Party to the Dispute Authority of State Institutions in the
Constitutional Court in 1945 and about the unification of Investigation and
Prosecution Authority in the hands of the Commission is not contrary to the
principles which contains the idea of separation of powers Protection of the
Rights of Citizens Constitutional. The method used in this research is normative
legal research, because this research seeks to discuss or review the legal norm in
this case the norms of legislation to determine the synchronization either
vertically or horizontally. This thesis explains that the Commission has no legal
standing as an applicant or respondent in a lawsuit filed in the Constitutional
Court relating to dispute the authority of state institutions because of the
competencies of the Commission is not expressly provided in the 1945
Constitution and in this thesis also explained that the powers of investigation and
prosecution by the Commission in accordance with the principle of separation of
powers, because the Commission is still in the power of the state, namely the
executive power as the power that runs the legislation. Furthermore, also
discussed about the checks and balances and coordination among state agencies
in order to avoid overlapping of authority.
Keywords : Legal Standing, State Institutions, State Agency Dispute Authority
12
RINGKASAN
Pembahasan Tesis tentang “Legal Standing Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (KPK) dalam Sengketa Kewenangan Lembaga Negara di Mahkamah
Konstitusi” ini dibagi dalam 5 (lima) Bab Pembahasan yaitu:
BAB I, merupakan bagian awal Tesis ini menguraikan tentang latar
belakang masalah melakukan penelitian yang berjudul “Legal Standing Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) dalam Sengketa Kewenangan
Lembaga Negara di Mahkamah Konstitusi”, dimana terdapat kekosongan
kekaburan norma yang mengatur tentang lembaga Negara yang diatur secara tegas
dalam UUD 1945 dalam hal sengketa kewenangan lembaga Negara di Mahkamah
Konstitusi.
BAB II, merupakan tinjauan umum yang merupakan landasan operasional
dalam penelitian. Uraian dalam bab ini menguraikan tentang tindak pidana
korupsi sebagai kejahatan luar biasa, pemberantasan tindak pidana korupsi di
berbagai negara, selanjutnya menguraikan tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi dalam Instrumen Hukum Internasional, dan juga membahas mengenai
pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.
BAB III merupakan hasil penelitian dari permasalahan pertama yakni
tentang Legal Standing Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK)
dalam Sengketa Kewenangan Lembaga Negara di Mahkamah Konstitusi. Dalam
Bab ini dijelaskan bahwa KPK tidak memiliki legal standing sebagai pihak
termohon dan pihak termohon dalam mengajukan gugatan di Mahkamah
Konstitusi karena KPK tidak diatur secara tegas dalam UUD 1945.
BAB IV merupakan hasil penelitian dari permasalahan kedua, yaitu
tentang Penyatuan Kewenangan Penyidikan dan Penuntutan di tangan KPK tidak
bertentangan dengan prinsip pemisahan kekuasaan yang memuat gagasan
Perlindungan Hak-Hak Konstitusional Warga Negara. Penyatuan Kewenangan
Penyidikan dan Penuntutan di tangan KPK tidak bertentangan dengan prinsip
pemisahan kekuasaan yang memuat gagasan Perlindungan Hak-Hak
Konstitusional Warga Negara. Hal tersebut dikarenakan KPK masih beraada
dalam satu kekuasaan negara yaitu kekuasaan eksekutif. Selain itu, segala
13
tindakan yang dilakukan KPK sudah diatur dalam , Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi yang didalamnya dinyatakan
bahwa KPK memiliki kewenangan Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan
yang juga dimiliki oleh lembaga Negara yang lain yaitu Kepolisian dan
Kejaksaan. Namun kewenangan KPK tersebut dilakukan apapiba kasus korupsi
yang ditangani KPK lebih dari 1 milyar rupiah sebagaimana yang tercantum
dalam Pasal 11 huruf c undang-undang KPK.
BAB V, merupakan bagian penutup yang berisikan simpulan dan saran
dari penulis berdasarkan penelitian dari permasalahan yang diperoleh. Dari dua
permasalahan yang dibahas diperoleh simpulan yaitu perlu adanya
penyempurnanya dalam UU MK dalam menetapkan lembga Negara yang menjadi
pihak dalam sengketa kewenangan lembaga Negara secara tegas dan jelas, serta
perlu juga dilakukaan koordinasi antar lembaga Negara agar tersipta system
checks and balancese.
14
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
HALAMAN DEPAN
HALAMAN PERSYARATAN GELAR MAGISTER ........................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS......................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT...................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
RINGKASAN ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 10
1.3 Orisinalitas Penelitian ................................................................................... 11
1.4 Landasan Teoritis .......................................................................................... 13
1.4.1 Landasan Teori ......................................................................... 14
a. Teori Negara Hukum ............................................................ 14
b. Teori Hans Kelsen tentang Organ Negara (General Theory
of Law & State) ................................................................... 17
c. Teori Pemisahan Kekuasaan ................................................ 19
d. Teori Kewenangan ............................................................... 22
1.4.2 Konseptual ............................................................................... 27
a. Konsep Legal Standing ........................................................ 27
b. Konsep Lembaga Negara ..................................................... 30
c. Konsep Sengketa Kewenangan Lembaga Negara ................ 32
1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 34
1.5.1. Tujuan Umum ......................................................................... 34
1.5.2. Tujuan Khusus ........................................................................ 34
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 35
1.6.1. Manfaat Teoritis ...................................................................... 35
1.6.2. Manfaat Praktis ....................................................................... 35
1.7 Metode Penelitian.......................................................................................... 36
1.7.1. Jenis Penelitian ........................................................................ 36
1.7.2. Sumber Bahan Hukum ............................................................ 37
1.7.3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ...................................... 40
1.7.4. Jenis Pendekatan ..................................................................... 41
1.7.5. Teknik Analisis ....................................................................... 42
BAB II TINJAUAN UMUM PEMBERANTASAN TINDAK
PIDANA KORUPSI
2.1. Tindak Pidana Korupsi sebagai Kejahatan Luar Biasa ................................ 44
2.1.1. Pengertian Tindak Pidana Korupsi ....................................... 45
2.1.2. Pendapat Beberapa Ahli tentang Tindak Pidana Korupsi .... 50
15
2.1.3. Konsepsi Kejahatan Luar Biasa dalam Hubungannya dengan
Tindak Pidana korupsi........................................................... 54
2.2. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Berbagai Negara ....................... 57
2.2.1. Komisi Pemberantasan Korupsi Australia ............................. 58
2.2.2. Komisi Pemberantasan Korupsi Malaysia ............................. 60
2.2.3. Komisi Pemberantasan Korupsi Thailand ............................. 62
2.3. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam Instrumen
Hukum Internasional ...................................................................... 63
2.3.1. Pengaturan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di
Tingkat Internasional ............................................................ 65
2.3.2. Pengaturan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di
Tingkat Regional .................................................................. 67
2.4. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia ................................... 70
2.4.1. Sebelum Terbentuknya KPK ................................................. 71
2.4.2. Setelah Terbentuknya KPK ................................................... 76
a. Latar Belakang Pembentukan KPK ................................... 76
b. Kewenangan KPK ............................................................. 82
c. Hubungan KPK dengan Kepolisian dan Kejaksaan .......... 93
BAB III LEGAL STANDING KOMISI PEMBERANTASAN
KORUPSI DALAM SENGKETA KEWENANGAN
LEMBAGA NEGARA DI MAHKAMAH
KONSTITUSI MENURUT UUD NRI TAHUN 1945
3.1. Lembaga-Lembaga Negara Menurut Undang-Undang
Dasar 1945....................................................................................... 98
3.1.1. Pengertian Lembaga Negara .................................................. 98
3.1.2. Lembaga Negara yang secara Tegas diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945 ............................................... 102
3.1.3. Lembaga Negara yang tidak diatur secara Tegas
dalam Undang-Undang Dasar 1945 ................................... 104
3.1.4. Pendapat Mahkamah Konstitusi tentang Lembaga Negara . 106
3.2. Sengketa Kewenangan Lembaga Negara dalam Hukum
Positif Indonesia ............................................................................. 108
3.2.1. Pengertian Sengketa Kewenangan Lembaga Negara
menurut Undang-Undang Mahkamah Konstitusi ............... 110
3.2.2. Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Memutus
Sengketa Kewenangan Lembaga Negara ........................... 114
3.2.3. Kedudukan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
Konsepsi Kelembagaan Negara menurut UUD 1945 ......... 116
3.3. Legal Standing KPK dalam Sengketa Kewenangan Lembaga
Negara di Mahkamah Konstitusi .................................................... 120
3.3.1. Konsepsi Legal Standing dalam Proses Beracara di
Mahkamah Konstitusi ......................................................... 122
3.3.2. Komisi Pemberantasan Korupsi dalam Hubungannya
dengan Subjectum Litis Perkara Sengketa Kewenangan
Lembaga Negara ................................................................ 124
16
a. Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai Pemohon ......... 124
b. Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai Termohon ....... 126
3.3.3. Persoalan terkait dengan Legal Standing Komisi
Pemberantasan Korupsi dalam Sengketa Kewenangan
Lembaga Negara ................................................................. 128
BAB IV PENYATUAN KEWENANGAN PENYIDIKAN
DAN PENUNTUTAN DI TANGAN KPK TERKAIT
DENGAN LEGAL STANDING KPK SEBAGAI
LEMBAGA NEGARA YANG BERSENGKETA
DI MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM KAITAN
DENGAN GAGASAN PERLINDUNGAN
HAK-HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA
4.1. Hakikat Pemisahan Kekuasaan Negara ...................................................... 139
4.1.1. Pemisahan Kekuasaan Negara dalam Hubungannya
dengan Ajaran Negara Hukum ........................................... 140
4.1.2. Pemisahan Kekuasaan Negara sebagai sarana
Pembatasan Kekuasaan Negara .......................................... 146
4.1.3. Pemisahan Kekuasaan Negara sebagai sarana
Perlindungan Hak-Hak Konstitusional Warga Negara ...... 148
4.2. Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
Kaitannya dengan Prinsip Pemisahan Kekuasaan Negara ........... 151
4.2.1. Tinjauan Umum Kewenangan Komisi Pemberantasan
Korupsi ............................................................................. 153
4.2.2. Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi terkait
dengan Kekhususan Tindak Pidana Korupsi ..................... 161
4.3. Konsekuensi Penyatuan Kewenangan Penyidikan dan
Penuntutan pada Komisi Pemberantasan Korupsi ....................... 165
4.3.1. Terhadap Prinsip Pembatasan Kekuasaan Negara ............. 167
4.3.2. Terhadap Gagasan Perlindungan Hak-Hak Konstitusional 169
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan .................................................................................................... 175
5.2. Saran ........................................................................................................... 176
DAFTAR PUSTAKA
top related