laporan squash
Post on 03-Feb-2016
95 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
MIKROTEKNIK
METODE SQUASH
Disusun oleh:
Nama : SHINTA MAHARANI
NIM : K4313065
Kelompok : 5
Kelas : A
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2015
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KEGIATAN 4
I. JudulMetode squash
II. TujuanMembuat preparat pembelahan mitosis sel-sel akar bawang dengan metode squash
III. Prinsip KerjaPada proses penyiapan ini bawang merah yang digunakan merupakan bawang
merah yang sudah mengalami dormansi, sehingga secara fisiologis ia sudah siap untuk mulai bertunas jika ditumbuhkan pada media tertentu. Media tumbuhnya adalah dengan kapas yang dibasahi dengan air. Bawang merah diletakkan berjajar dengan diberi jarah supaya akar yang tumbuh nantinya tidak bertumpuk. Setelah 5-7 hari penanaman bawang merah, akar yang telah tumbuh dipotong dengan menggunakan cutter kemudian di fiksasi.
Fiksasi dilakukan terlebih dahulu untuk mempertahankan sel supaya tidak rusak dengan menggunakan larutan asam asetat 45% yang terdiri dari; a) asam asetat glasial 55 ml, dan b) aquades 45 ml didalam botol flakon. Fiksasi dilakukan selama 15 menit pada suhu 5oC. Setelah itu, sel-sel akar bawang dalam botol flakon yang telah difiksasi dikeluarkan dari dalam kulkas dan melakukan pencucian yaitu dengan cara mengeluarkan AAG dengan menggunakan pipet tetes dan menggantinya dengan aquades kemudian botol flakon ditutup dan sedikit digoyang-goyang. Langkah tersebut dilakukan sebanyak 2-3 kali. Setelah melakukan pencucian, Melakukan hidrolisa dengan menggunakan HCL I N dengan cara mengeluarkan aquadesn dengan pipet tetes dan menggantinya dengan HCL 1 N kemudian dipanaskan dalam air yang ditampung dalam gelas bekker. Memanaskan diatas api bunsen pada temperature 60oC selama 2 menit, suhu konstan diatur menggunakan termometer . Melkukan pencucian kembali dengan mengeluarkan HCL 1 N dan mengganti dengan aquades sebanyak 2-3 kali.
Pewarnaan dilakukan dengan cara mengeluarkan aquades dengan pipet tetes dari dalam tabung flakon. Setelah itu, tabung flakon yang berisi sel-sel akar bawang merah ditetesi secukupnya dengan menggunakan pewarna kristal violet, tabung flakon lainnya menggunakan pewarna acetoorcein. Sel-sel akar bawang merah yang telah diberi warna, ditunggu selama 5 menit. Setelah itu, mengambil sel-sel akar bawang merah dari dalam tabung flakon dengan menggunakan kuas dan memindahkannya diatas kaca objek, sel-sel akar bawang merah ditetesi secukupnya dengan menggunakan gliserin kemudian ditutp menggunakan deg glass. Menekan gelas penutup dengan menggunakan penghapus hingga akar bawang merah hancur. Preparat squash yang telah siap diamati dibawah mikroskop dan hasil pengamatan didokumentasikan.
IV. Data Pengamatan
Gambar preparat squash sel akar bawang merah pewarna acetoorcein
(tanpa dicacah)
Gambar preparat squash sel akar bawang merah pewarna acetoorcein
(dicacah)
Gambar preparat squash sel akar bawang merah pewarna Kristal violet
(tanpa dicacah)
Gambar preparat squash sel akar bawang merah pewarna Kristal violet
(dicacah)
V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Hasil Pengamatan kelompok 5 Hasil pengamatan Asisten (Reference)Gambar 1. preparat squash sel akar bawang merah pewarna acetoorcein
(tanpa dicacah)
Gambar 1a. preparat squash sel akar bawang merah pewarna acetoorcein
(perbesaran 40x)
Keterangan:a. Dinding selb. Inti selc. sitoplasma
Keterangan:a. profase awalb. profase akhirc. metafased. anafase
Gambar 2. preparat squash sel akar bawang merah pewarna acetoorcein
(dicacah)
Gambar 2a. preparat squash sel akar bawang merah pewarna acetoorcein
(perbesaran 40x)
Keterangan:a. Dinding selb. Inti selc. sitoplasma
Keterangan:a. telofaseb. anafasec. metafase
Gambar 3. preparat squash sel akar bawang merah pewarna Kristal violet
(tanpa dicacah)
Gambar 3a. preparat squash sel akar bawang dengan pewarna kristal violet
Keterangan:a. Dinding selb. Inti selc. sitoplasma
Keterangan:a. Profaseb. Metafasec. Anafased. telofase
Gambar 4. preparat squash sel akar bawang merah pewarna Kristal violet
(dicacah)
Keterangan
Pembahasan
Pada metode squash menggunakan pewarna aceto orcein dan kristal violet. Aceto orcein merupakan pewarna yang dibuat dengan menggunakan bubuk orcein dan asam asetat 99% (Ningsih, 2011). Aceto orcein berfungsi untuk mewarnai kromosom agar tampak jelas ketika pengamatan fase-fase mitosis di bawah mikroskop. Pada pengamatan pembelahan mitosis pada sel akar bawang menunjukkan warna merah muda hingga merah. Crystal violet adalah senyawa pewarna untuk kromosom yang akan menghasilkan warna violet atau ungu. Selain itu, HCL yang digunakan saat hidrolisa digunakan sebagai katalisator yang dapat menghilangkan lignin dan hemiselulosa (Sari,2013). Perendaman dalam air yang dipanaskan bertujuan untuk melunakkan sel akar bawang supaya lebih mudah saat menekan sel akar bawang sehingga mudah hancur. Sedangkan, gliserin yang digunakan berfungsi untuk melembabkan. Pengambilan sampel akar bawang dilakukan di pagi hari dikarenakan mitosis akar bawang merah terjadi di pagi hari. Akar bawang merah digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena akar bawang memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga lebih
memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik akan lebih mudah didapatkan.
Penggunaan akar dalam praktikum akar merupakan salah satu jaringan tumbuhan yang sel-sel penyusunnya berupa sel-sel somatik, dan khusus pada ujung akar bersifat meristematik. Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh, dan dan sel-sel ini umumnya terdapat pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Mitosis merupakan pembelahan nukleus dan merupakan salah satu bagian dari siklus sel. Sedangkan sitokinesis adalah pembelahan sitoplasma. Pada proses pembelahan ini, dari satu sel diperoleh dua sel anak yang memiliki informasi genetik yang ekuivalen dengan sel induknya (Campbell et al., 2002). Menurut Welsh (1991) mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel mereproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sama sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk. Crowder (2006) menyatakan bahwa mitosis pada tanaman terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam. Campbell (2002) menyatakan terdapat 5 fase pembelahan mitosis, yaitu:
a. InterphasePada tahap ini sel siap untuk membelah namun belum memperlihatkan kegiatan membelah. Inti sel nampak keruh kemudian lambat laun akan nampak benang-benang kromatin yang halus.
b. Prophase
Gambar 1. Prophase (www.praktikumbiologi.blogspot.com)Pada tahap ini benang-benang kromatin di dalam nukleus makin pendek dan
menebal. Kemudian terbentuklah kromosom yang akan membelah memanjang. Anakan kromosom ini dinamakan kromatid. Pada tahap ini dinding inti mulai menghilang dan sentriol mulai membelah. Pada proses awal, kromosom mulai tampak lebih pendek serta menebal. c. Metaphase
Gambar 2. Metaphase (www.praktikumbiologi.blogspot.com)Metaphase merupakan tahap yang singkat dalam mitosis. Pada tahap ini,
kromosom bergerak ke bidang ekuator benang spindel (bidang pembelahan).
Kromosom terikat pada benang spindel melalui sentromer. Kromosom terletak di bidang ekuator dengan tujuan agar pembagian jumlah informasi DNA yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru benar-benar rata dan sama jumlahnya.
d. Anaphase
Gambar 3. anaphase (www.praktikumbiologi.blogspot.com)Pada fase ini sentromer membelah dan benang spindel memendek. Kedua buah kromatid memisahkan diri kemudian bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu memilki sifat dan keturunan yang sama.. Mulai saat ini kromatid-kromatid ini berlaku sebagai kromosom baru. Tahap naphase menghasilkan salinan kromosom berpasangan.
e. Telophase
Gambar 4.. telophase (www.praktikumbiologi.blogspot.com)Tahap terakhir dari mitosis. Pada fase ini tiap kutub sel telah terbentuk stel
kromosom yang identik. Serabut gelendong inti lenyap dan dinding inti sel mulai terbentuk lagi. Plasma sel terbagi menjadi dua bagian (sitokinesis). Pada sel hewan sitokinesis ditandai dengan melengkungnya sel ke dalam, sedang pada sel tumbuhan karena selnya berdinding, maka sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding sel di tengah-tengah sel.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembuatan preparat squash yang telah dilakukan, terdapat beberapa perbandingan hasil dengan gambar pengamatan preparat asisten maupun gambar referensi asisten. Pada gambar 1. Diatas dapat dilihat bahwa hasil pengamatan yang nampak hanya terlihat bagian dari sel yaitu dinding sel, inti sel, dan sitoplasma. Tidak ada pembelahan mitosis yang terlihat, beberapa sel menunjukkan tahap awal pembelahan profase namun juga tidak jelas nampak. Pada preparat gambar 1a. Yaitu gambar hasil pengamatan asisten dengan perlakun sama yaitu diberi warna acetoorocin dapat terlihat pembelahan mitosis yang terjadi antara lain yaitu profase awal,
profase akhir, metafase, dan anafase. kromosom menyusun diri secara acak pada suatu bidang ekuator atau di tengah-tengah sel. Pada awal fase ini membran nukleus dan nucleolus lenyap. Sentromer melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pergerakan kromosom selama pembelahan (Welsh, 1991). Serabut gelendong ini terdiri dari serabut protein halus yang terbuat dari microtubule yang sangat kecil. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer. Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal (Crowder, 2006).
Gambar metafase preparat asisten perbesaran 40 x.
Pada gambar tersebut metafase akar bawang merah ditandai dengan gelendong telah lengkap dan kromosom yang ditarik sama kuat oleh mikrotubula kinetokor yang datang dari kutub sel yang berlawanan, berbaris pada pelat metafase. Pada tahap metafase ini terjadi proses-proses berikut: 1) Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan metafase dan teratur seperti
kumparan. Benang-benang ini terdiri atas serabut protein 2) halus yang terbuat dari mikrotubule yang sangat kecil. 3) Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang ekuator. Sentromer melekat
pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer.
4) Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal.
Selanjutnya, telofase yang terlihat pada gambar preparat asisten ditandai dengan nukleus anak yang sudah terbentuk dan sitokinesis mulai terjadi: pelat sel yang akan membagi sitoplasma menjadi dua, sedang tumbuh ke arah keliling sel induknya. Pada tahap telofase ini nantinya akan terbentuk pelat sitokinesis yang merupakan awal untuk memisahnya dua buah sel anakan.
Gambar b. Anafase dan telofase hasil pengamatan asisten perbesaran 100x
Pada tahap telofase terjadi proses-proses antara lain:
1) Benang-benang gelendong itu hilang2) Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali3) Struktur kromosom istirahat dan dianggap proses selesai4) Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak, terjadi sitokinesis
(pembelahan sitoplasma), semua benda-benda dalam sitoplasma 5) Membelah dan pindah ke dalam sel anak, sel batu itu mempunyai sifat kenampakan
seperti interfase
Pada gambar b juga terlihat anafase, Anafase akar bawang merah ditandai dengan kromatid pada setiap kromosom telah terpisah dan kromosom kromosom anak berpindah ke kutub sel begitu mikrotubula kinetokornya memendek.
Tahap anafase pada pembelahan mitosis terjadi proses-proses berikut.
1) Dua sister kromatid (kromosom) bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong, selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan sentromer itu.
2) Terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di dalam sel.3) Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator. Tahap anafase ini
merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotik.
Gambar 2. Menggunakan metode cacah dahulu kemudian squash menunjukkan hasil yang lebih buruk dibandingkan gambar 1. Pada pengamatan yang nampak dibawah mikroskop tidak terlihat adanya pembelahan mitosis dan sel-sel akar bawang dan sel-sel akar bawang tidak beraturan. Pada gambar 3 dan 4 menggunakan pewarna yang berbeda yaitu pewarna kristal violet yang menunjukkan warna ungu pada sel-sel akar bawang. Pada pengmatan juga tidak ditemukan adanya pembelahan mitosis. Pada gambar pengamatan hasil asisten mulai nampak adanya fase pembelahan telofase.
Seharusnya, gambar pengamatan preparat dapat menunjukkan pembelahan mitosis karena jam memotong akar bwang, fiksasi sama dengan sel-sel akar bawang yang digunakan oleh asisten, sehingga tidak adanya pembelahan mitosis yang nampak dapat disebabkan oleh kesalahan-kesalahan praktikan secara teknis antara lain adalah:
a. Kesalahan praktikum saat perendaman yang terlalu lama sehingga akar menjadi hancur sebelum di lakukan squashing
b. Terlalu banyak dalam meneteskan gliserin, sehingga saat pengamatan terlihat adanya cairan yang menutupi sel – sel akar bawang.
c. Kurang cermatnya praktikan dalam mengamati preparat dibawah mikroskop d. Pewarnaan yang terlalu tebal sehingga menutupi seluruh permukaan sel serta
kromosom-kromosom yang terbentuk yang dapat menyerap warna.
VI. Kesimpulan
Metode squash merupakan metode yang dilakukan dengan menekan sel-sel akar bawang hingga hancur. Pewarnn pada preparat squash menggunakan pewarna acetoorcein dan krostal violet. Secara umum, prinsip kerja pada metode squash adalah penanaman akar bawang, fiksasi, pencucian, hidrolisa, pewarnaan, pemberian gliserin, dan squashing.
Pada pembelahan mitosis dapat diketahuo fase-fase pembelahan adalah sebagai berikut :
a. Tahap Interfase Inti sel Nampak keruh dan tampak benang- benang kromatin yang halus
b. Tahap ProfasePermulaan profase dari mitosis ditandai oleh suatu kondensasi benang-benang kromatin yang sangat halus menjadi struktur-struktur berbentuk batang yang merupakan kromosom yang menjadi dua.
c. Tahap Metafase
Pada tahap ini kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuatorial (tengah) dari sel. Ciri tersebut merupakan ciri khas yang menandai tahapan metafase.
d. Tahap Anafase
Pada tahap ini kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuatorial (tengah) dari sel. Ciri tersebut merupakan ciri khas yang menandai tahapan metafase.
e. Tahap Telofase Pada percobaan yang kami lakukan ditemukan tahap akhir telofase ditunjukan dengan ciri-ciri sel-sel membentuk sekat dan hampir membelah menjadi dua. Pada gambar tampak 2 kelompok gumpalan sel yang mulai memisah dari satu kesatuan sel menjadi dua anakan.
Pda pengamatan prepara kelompok tidak ditemukan adanya pembelahan mitosis, hal ini disebabkan oleh kesalahan praktikan antara lain:
a. Kesalahan praktikum saat perendaman yang terlalu lama sehingga akar menjadi hancur sebelum di lakukan squashing
b. Terlalu banyak dalam meneteskan gliserin, sehingga saat pengamatan terlihat adanya cairan yang menutupi sel – sel akar bawang.
c. Kurang cermatnya praktikan dalam mengamati preparat dibawah mikroskop d. Pewarnaan yang terlalu tebal sehingga menutupi seluruh permukaan sel serta
kromosom-kromosom yang terbentuk yang dapat menyerap warna.
VII. Daftar Pustaka
Campbell Neil, et al. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Crowder, L. V. 2006. Genetika Tumbuhan. Yoyakarta: Gajah Mada University Press
Kimball. 1998. Biologi. Jakarta: Erlangga
Rudyatmi E & NR. Utami. 2004. Diktat Mikriteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.
Setjo, Susetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: JICA
Suryo. 1996. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Welsh, J.R 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga
VIII. Lampiran1 lembar dokumentasi
LAMPIRAN PRAKTIKUM
Dokumentasi kelompok 5
Gambar preparat squash sel akar bawang merah pewarna acetoorcein
(tanpa dicacah)
Gambar preparat squash sel akar bawang merah pewarna acetoorcein
(dicacah)
Gambar preparat squash sel akar bawang merah pewarna Kristal violet
(tanpa dicacah)
Gambar preparat squash sel akar bawang merah pewarna Kristal violet
(dicacah)
top related