laporan praktikum batuan sediment

Post on 03-Jul-2015

1.170 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

1.1 JUDUL

IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum identifikasi batuan sedimen

adalah sebagai berikut :

1. Praktikan mampu mengidentifikasi batuan metamorf

2. Praktikan mampu menjelaskan jenis-jenis batuan metamorf

1.3 ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan pada acara identifikasi batuan beku dapat dilihat

pada Tabel berikut :

No Nama Alat dan Bahan Kegunaan

1. Lubang preparat Alat plot area pengamatan

2. Rock & minerals Sebagai referensi dalam mengidentifikasi batuan

metamorf.

3. Sampel batuan Bahan yang akan diteliti

1.4 TEORI

Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang

suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas

member nama batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam

mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu :

1. Warna

2. Tekstur

3. Struktur

4. Komposisi mineral pembentuk batuan

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari proses

metamorfisme pada batuan yang telah ada sebelumnya. Proses metamorfisme

adalah proses perubahan mineral dan tekstur atau struktur batuan dalam

keadaan padat akibat perubahan tekanan dan temperature yang tinggi dalam

kerak bumi tanpa mengubah komposisi kimia.

A. Warna

Warna merupakan hal yang mudah untuk dilihat dalam upaya

mengidentifikasi suatu batuan. Warna pada batuan biasanya

merupakan representasi dari mineral-mineral yang membentuk batuan

tersebut. Oleh karena itu, warna batuan merupakan salah satu

komponen penting dalam mendeskripsi batuan dikaitkan dengan

mineral pembentuknya. Yang perlu diingat adalah bahwa satu mineral

dapat memiliki lebih dari satu warna. Tetapi, untuk beberapa mineral

tertentu memiliki warna yang khas. Warna batuan biasanya memiliki

warna-warna khusus, seperti putih, hitam, abu-abu, coklat, merah

daging, dan sebagainya. Beberapa ciri warna pada mineral yang

penting :

Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak

memiliki belahan

Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila

berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya

belahan seperti lembaran-lembaran.

Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan

dolomit, ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan

HCl.

Feldspar : Apabila berwarna merah daging diberi nama

ortoklas (bidang belahan tegaklurus 90o) , bila berwarna putih

abu-abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).

B. Tekstur

Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan

susunan butiran mineral dalam batuan.

(Firdaus, 2011 : 9)

a) Klasifikasi Batuan Sedimen

Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan

sedimen dapat digolongkan atas 3 bagain :

Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.

contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.

Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga

angin. contohnya : tanah loss, sand dunes.

Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. contohnya

morena, drimlin Materi partikel ada yang kasar dua ada yang halus cara

pengangkutanbermacam-macam, ada yang terdorong (trection), terbawa

secara melompat-lompat (saltion, terbawa dalam duspensi, ada pula yang

(solution).

Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi

menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,

dolomit, napal, dan sebagainya.

b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya

endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun

(aeolis), dan sebagainya.

c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,

misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).

Berdasarkan kedalamnya, laut dibagi menjadi beberapa zona (bathymetric

zone), zona litoral, yaitu Zona Transisi yang terletak pada daerah pasang

surut,

Zona Epineritik, yaitu, dari batas daerah surut sampai kedalaman 50m, Zona

Neritik (50-200m), Zona Bathial (200-2000m), dan Zona Abysal (>2000m).

(Skinner. 1979:174)

Endapan diangkut melalui banyak cara. Mungkin meluncur pada suatu

lereng bukit atau mungkin dibawa melalui angin, glacier atau oleh aliran air.Pada

saat ini endapan dapat diangkut melalui peluncuran atau penggelindingan

menuruni bukit, yang hasilnya berupa sebuah campuran partikel dengan berbagai

ukuran.

Dalam proses pengangkutan partikel-partikel endapan melalui angin atau

air, terjadi pengendapan ketika air mengalir atau pergerakan angin secara perlahan

lahan menurun pada suatu kecepatan dimana partikel partikel tidak dapat bergerak

lagi. Endapan kasar menunjukan endapan yang berasal dari angin atau air,

endapan halus menunjukan bahwa endapan disebabkan oleh air dan angin yang

bergerak secara perlahan ,atau hanya endapan halus yang tersedia untuk diangkut.

(Plummer Charles C, Diane H. Carlson, Diane Carlson, 2006 : 227)

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil

rombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas maupun organism

yang diendapkan pada cekungan sedimentasi yang kemudian mengalami pembatuan.

Komposisi mineral – mineral yang umum dijumpai pada batuan sedimen antara lain :

kuarsa, feldspar, kalsit, dolomite, mika dan mineral lempung. Batuan sedimen terjadi

dari proses pembatuan atau litifikasi hancuran batuan lain atau litifikasi hasil reaksi

kimia atau biokimia.

Pembatuan atau litifikasi adalah proses terubahnya materi pembentuk batuan

yang lepas – lepas menjadi batuan yang kompak(padat) dan keras.

(Tucker . 2003)

1. Ripple Mark

Salah satu struktur sedimen yang terbentuk akibat aktivitas erosi. Untuk

pengertian ripple adalah suatu bentuk struktur yang menunjukkan undulasi berjarak

teratur pada permukaan pasir. Pembentukan struktur ini berasal dari adanya suatu

arus ,misalnya arus angin membawa material pasir sebagai material transport

kemudian dengan mekanisme pergerakan arus mengendapkan material pasir tadi pada

bagian depan suatu ripple. Ripple mark dapat digunakan untuk menentukan arah arus

dan menentukan top dan bottom.

2. Cross Bedding

Struktur sedimen yang dihasilkan oleh kegiatan arus air atau arus angin dengan arah

yang bervariasi. Cross bedding terbentuk dalam struktur bedforms oleh gerakan

sedimen akibat fluida yang mengalir. Fungsinya yaitu untuk menunjukkan pola

terjadinya arah arus media  sedimentasi (air, angin, gletser, dll) pada dimana media

cross bedded (batuan, tanah) pada masa lampau.

3. Graded Bedding

Struktur sedimen dimana terdapat gradasi ukuran butir dari kasar ke halus (dicirikan

oleh perubahan sistematis butir clast atau ukuran butir dari dasar ke atas,dimana

sedimen berstruktur kasar ada di dasar, semakin ke atas, semakin halus

butirannya).Dan biasanya terjadi karena longsoran batuan di bawah permukaan air di

daerah berlereng terjal. Fungsinya untuk menentukan ukuran butir dan untuk

menentukan letak bedded top dan bottom.

(Stow Dorrik A. V. 2000)

1.5 PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum acara identifikasi batuan

sedimen adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2) Melakukan identifikasi batuan sedimen secara megaskopik / secara kasat

mata berdasarkan sifat-sifat fisisnya :

Warnanya

Teksturnya

Strukturnya

Komposisi mineral pembentuk batuan

3) Menentukan nama batuan yang di identufikasi.

4) Mengisi lembar data pengamatan perdasarkan hasil pengamatan yang

dilakukan pada masing batuan.

1.6 DATA HASIL PENGAMATAN

a. Sampel 1

No. Peraga : 1

Nama Batuan : Batu Pasir

Warna : Putih dan Coklat

Tekstur : Klastik

Struktur : Silang Siur

Ukuran Butir : 1/16 – 2 mm

Sortir : Baik

Komposisi Mineral : Feldspar dan Quartz

b. Sampel 2

No. Peraga : 2

Nama Batuan :

Warna : Putih dan Coklat

Tekstur : Klastik

Struktur : Laminasi

Ukuran Butir : 1/256 – 1/16 mm

Sortir : Baik

Komposisi Mineral : Muskovit (Mika)

c. Sampel 3

No. Peraga : 3

Nama Batuan : Batu Gamping

Warna : Putih, Kuning dan Coklat

Tekstur : Klastik

Struktur : Untuk Batu berwarna putih

Berdegradasi dan untuk Batu berwarna

coklat silangsiur.

Ukuran Butir : 1/256 – 1/16 mm

Sortir : Baik

Komposisi Mineral : Muskovit (Mika)

d. Sampel 4

No. Peraga : 4

Nama Batuan : Batu Bara

Warna : Hitam

Tekstur : Non Klastik

Struktur : Berlapis

Ukuran Butir : Sedang

Sortir : Baik

Komposisi Mineral : Mika

1.7 PEMBAHASAN

Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari pelapukan baik

secara kimiawi dan secara mekanik. Umumnya batuan sedimen tersusun dari

mineral-mineral, batuan beku, batuan metamorf, ataupun bahan-bahan organic

yang mana mengalami proses transportasi dengan bantuan baik angin, gletser,

ataupun air. Sebagai salah satu jenis batuan, batuan sedimen memiliki kekerasan

akibat adanya proses dimana bahan-bahan dari proses pelapukan mengalami

proses litifikasi, ataupun proses sementasi, sehingga mengakibatkan batuan ini

cukup keras untuk dipecahkan dengan tangan.

Dalam material penyusun batuan sedimen, yang mana terdiri dari

berbagai macam unsur yang ada, memungkinkan batuan ini menjadikan bahan

penelitian arkeolog, karena terkadang memiliki data-data mengenai organism

yang perna hidup dan terendapkan di dalam batuan sedimen. Sehingga terdapat

beberapa teori tentang lapisan batuan yang menjadi dasar pemikiran terbentuknya

batuan dan menjadi tolak ukur dalam menentukan umur batuan tersebut. Salah

asatu teori lapisan sedimen yang dikenal yaitu, dimana lapisan yang berada

paling bawah memiliki umur yang lebih tua dari lapisan yang paling bawah.

Sebagai mana pada sampel yang di teliti oleh para praktikan, di peroleh data-

data, bahwa batuan sedimen yang di teliti merupakan batuan yang sudah sangat

tidak asing lagi di Indonesia, yang mana keberaddaannya cukup banyak di

jumpai di daerah-daerah di Indonesia.

Batuan sedimen pada sampel pertama, dengan menganalisa struktur,

tekstur serta komposisi penyusun mineral tersebut, dapat kita yakini bahwa

batuan pada sampel pertama merupaka batu pasir, yang mana dengan melihat

butiran-butiran pasir yang memiliki ukuran butiran 1/16 hingga 2 mm tiap

butirnya yang mana bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya

unsure pasir yang menyusun batuan sedimen tersebut, serta di perkuat dengan

adanya struktur yang silang siur sebagai akibat dari proses transportasi yang

terjadi sebelum sedimen mengalami proses sementasi ataupun proses litifikasi.

Sebagai mana penganalisaan yang dilakukan pada sampel yang

pertama, pengamatan yang dilakukan pada percobaan ke dua, para praktikan

menitik beratkan pada warna, tekstur, struktur dan komposisi mineral penyusun

batuan sedimen tersebut. Oleh karenanya, dari data hasil pengamatan yang

didapat, batuan sedimen yang pertama merupakan batu gamping, dimana terdapat

ciri-ciri dari sampel yang sangat cocok dengan cirri-ciri yang dimiliki oleh batu

gamping. Berbeda dengan batu yang lainnya, batu gamping memiliki jenis-jenis

yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Adapun ciri yang dimiliki batu

gamping pada umumnya biasanya membentuk lapisan dengan komposisi yang

unik dimana tersiri dari fosil-fosil. Sehingga dari pengamatan yang dilakukan

saat percobaan para praktikan hanya tertuju pada pecahan-pecahan kecil dari

batuan tersebut, yang mana bukan merupakan bagian dari butiran batuan

tersebut.

Untuk Pengamatan pada sampel selanjutnya, di dapati terdapat dua

buah sampel yang memiliki latar belakang warna yang berbeda, dimana pada

sampel yang pertama berwarna putih kekuningan, sedangakan pada sampel yang

kedua berwarna coklat. Dari hasil pengamatan yang didapat, diketahui bahwa

sampel pertama memiliki struktur berdegradasi, sedangkan pada sampel yang

kedia berstruktur silang siur, dengan keduanya memiliki sortir yang kurang baik.

Dengan data yang di dapat, diketahui juga bahwa sampel ini memiliki tekstur

nonklastik, akan tetapi ternyata batuan ini belakangan diketahui memiliki tekstur

klastik, sehingga memiliki ukuran butiran, yang tergolong kasar. Sehingga

dengan menggunakan tabel penggolongan batuan sedimen, batuan ini tergolong

batu gamping. Sementara itu untuk sampel kedua dapat pula di ketahui dengan

melihat strutur yang hampir sama pada sampel yang kedua, sehingga juga

digolongkan kedalam batu gamping.

Pada percobaan pengamatan pada sampel yang terakhir, dimana pada

sampel yang keempat ini memiliki tekstur yang berlapis-lapis, seperti arang dan

sifat permukaannya yang mana jika di sentuh akan meninggalkan beserbuk

seperti layaknya sebongkah arang. Dengan warna yang dimiliki yaitu warna

hitam pekat, dan tak memantulkan sinar, kita sudah pastikan patuan sedimen

berikut tidak terkandung didalamnua unsure-unsur mineral kwarsal. Olehnya itu,

salah satu kunci dalam mengetahui jenis batuan ini yaitu, bahwa batuan ini

berbentuk seperti arang, yang mana arang yang umumnyaa kita kenal berasal dari

tumbuhan. Sehingga dapat di simpulkan bahwa pada sampel yang terakhir batuan

tersebut adalah batu bara.

1.8 PENUTUP

a. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari acara identifikasi batuan beku,

diantaranya yaitu :

Batuan sedimen memiliki warna, tekstur, struktur, dan komponenn

penyusun mineral yang berbeda-beda, dan menjadi cirri dari masing-

masing jenis batuan sedimen.

Pengidentifikasian yang dilakukan pada batuan sedimen, dimana

dengan menganalisa perbedaan-perbedaan yang di tulis dalam sebuah

tabel pengamatan, lalu dengan bantuan tabel identifikasi yang telah di

ketahui jenis dan perbedaanya, kita dapat mengkalsifikasikan beberapa

sampel tersebut.

b. Saran

Adapun saran saya pada acara praktikum ini adalah agar para praktikan dapat

dipacu tingkat pengetahuannya dengan mengadakan pertanyaan kuis, yang

mana sekaligus meningkatkan pola pikir yang kritis praktikan terhadap acara

yang akan dilaksanakan.

top related