laporan praktik pengalaman lapangan jurusan...
Post on 12-Oct-2020
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN PERBNKAN SYARIAH
ANALISIS KONSTRIBUSI PERBANKAN SYARIAH TERHADAP
PENGEMBNGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
PADA BUDIDAYA IKAN LELE BAPAK WIYANTO DI DESA
KESEMEN KECAMATAN NGORO KABUPATEN
MOJOKERTO
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh
KHOFIFAH NUR ROCHMAH
NIM. 12401173237
Dosen Pembimbing Lapangan
SRI DWI ESTININGRUM, SE.Ak.,M.M.,C.A.
NIP. 197209082007102001
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan Akhir Praktik Pengalaman Lapangan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui dan disahkan
pada:
Hari : Senin
Tanggal : 17 September 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : Analisis Konstribusi Perbankan Syariah Terhadap
Pengembngan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pada
Budidaya Ikan Lele Bapak Wiyanto diDesa Kesemen
Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto
MENYETUJUI
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
(Sri Dwi Estiningrum, SE.Ak.,M.M.,C.A.)
NIP. 19770423200912001
MENGESAHKAN
a.n DEKAN
KEPALA LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
ii
Siswahyudianto, M.M.
NIDN. 2015068402
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan Syariah yang
dilaksanakan di UMKM Buidaya Ikan Lele Bapak Wiyanto desa Kesemen
dengan judul “Analisis Konstribusi Perbankan Syariah Terhadap
Pengembngan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pada Budidaya Ikan Lele
Bapak Wiyanto diDesa Kesemen Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto”.
Sholawat serta salam semoga selalu teriring untuk baginda Rasul
Muhammad SAW, dengan selalu mengikuti dan menjalankan ajaran beliau,
semoga kita termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’atul ‘udzma fi
yaum al makhsyar.
Penyusunan laporan akhir ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1) Bapak Prof. Dr. Maftuhin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2) Bapak Dr. Dede Nurrohman, M.Ag., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Tulungagung.
3) Siswahyudianto, M.M., selaku Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam.
4) Ibu Sri Dwi Estiningrum, SE.Ak.,M.M.,C.A. selaku Dosen Pembimbing
Lapangan (PPL) IAIN Tulungagung yang telah memberikan pengarahan
dan koreksi sehingga penulisan laporan ini dapat selesai.
5) Bapak Wiyanto, selaku pemilik UMKM budidaya Ikan lele di desa
Kesemen.
iii
6) Seluruh pihak yang terkait dalam proses pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan Baik pihak Lembaga kampus maupun lembaga UMKM
tersebut.
7) Teman-teman yang ikut serta dalam menyumbangkan pemikiran dan
penyemangat akan terselesaikannya laporan ini.
Penulis berharap semoga Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini dapat
berguna dan bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang
membutuhkannya untuk pengembangan di masa-masa yang akan datang. Penulis
menyadari bahwa Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh Karena itu kritik dan saran diharapkan demi sempurnanya
Laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Mojokerto, 22 Agustus 2020
Penulis
KHOFIFAH NUR ROCHMAH
NIM. 12401173237
iv
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL ..............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN/PENGESAHAN ................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran........................................................................................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan .................................................................................. 2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................. 4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga ............................................................................................ 5
B. Pelaksanaan Praktik ..................................................................................... 6
C. Permasalahan di Lapangan .......................................................................... 7
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik......................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Kajian Teori ................................................................................................. 9
B. Analisa Temuan Studi................................................................................ 18
C. Solusi ......................................................................................................... 19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 20
v
B. Saran .......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Berita Acara Harian Individual
Berita Acara Konsultasi
Foto-foto Kegiatan PPL
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Kekurangan modal selalu menjadi masalah klasik bagi sebagian besar
pelaku usaha, termasuk pembudidya ikan lele. Sementara itu, masih banyak
potensi dana di perbankan yang belum banyak dimanfaatkan untuk sektor
UMKM. Karakteristik sektor usaha pembudidayaan seperti ini yang kiranya
berisiko tinggi dan dipandang rendah diduga kuat menjadi penyebab rendahnya
minat lembaga pembiayaan untuk mendanai sektor ini. pngusaha umumnya
tidak dapat mengakses lembaga pembiayaan komersial yang menyediakan
bunga rendah, seperti BRI Unit Desa, Bank Perkreditan Rakyat, dan koperasi.
Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki agunan sertifikat tanah dan
pengembalian kredit bulanan sehingga tidak sesuai dengan pola penerimaan
usaha mereka dan prosedur pengajuan kredit yang rumit. Pengusaha juga sulit
mengakses Koperasi Unit Desa karena kinerjanya lemah, putaran uang lambat,
dan modal sulit berkembang.1 Sektor usaha seperti ini menurut saya yang
merupakan basis pertumbuhan ekonomi pedesaan, sangat strategis dalam
meningkatkan pendapatan masyrkat pedesaan dan mengurangi kemiskinan.
Akan tetapi, sampai saat ini para pelaku usaha masih dihadapkan pada
kesulitan pembiayaan untuk pengembangan usahanya.
Modal merupakan salah satu kunci penting dalam melakukan kegiatan
bisnis, tanpa adanya modal yang cukup, maka bisnis tidak dapat berjalan
dengan baik. Bahkan terkadang kecukupan modal merupakan syarat mutlak
bagi sebuah bisnis, baik bisnis besar maupun kecil agar dapat memperoleh
hasil seperti yang diinginkan. Demikian halnya dengan usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) untuk dapat membangun, menjalankan, dan
mengembangkan usahanya, UMKM memerlukan modal tertentu. Masalah
1 Ade Supriatna, “Pola Pelayanan Pembiayaan Sistem Kredit Mikro Usaha Tani di Tingkat
Pedesaan”, dalam Jurnal Litbang Pertanian (28 Februari 2009), hlm.111.
2
permodalan memang merupakan masalah klasik bagi UMKM, tetapi
masalah ini kerapkali muncul bahkan menjadi salah satu penyebab kegagalan
usaha yang dilakukan. pada kenyatannya permasalahan utama yang dihadapi
oleh sektor UMKM adalah masalah permodalan. Sektor UMKM mengalami
kesulitan dalam memperoleh modal dari pemerintah mapun dari bank. Salah
satu penyebabnya adalah tingkat suku bunga kredit yang tinggi dan diharuskan
adanya jaminan kebendaan (collateral minded) dalam memperoleh kredit yang
sulit dipenuhi. melihat ruang lingkup kegiatan usahanya dapat dinyatakan
bahwa produk perbankan syariah lebih variatif dibandingkan dengan produk
bank konvensional. Hal ini memungkinkan produk bank syariah memberi
peluang yang lebih luas dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah deposan
maupun debitur sesuai dengan kebutuhan nyata mereka. Oleh karena itu peneliti
ingin melakukan penelitian dengan judul “Analisis Konstribusi Perbankan Syariah
Terhadap Pengembngan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pada Budidaya
Ikan Lele Bapak Wiyanto diDesa Kesemen Kecamatan Ngoro Kabupaten
Mojokerto.” Untuk sementara ini data diambil melalui wawancara dengan
bapak Wiyanto selaku pemilik UMKM di desa Kesemen.
B. Tujuan dan Kegunaan
1.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penyusunan laporan penelitian ini yang berjudul
“Analisis Konstribusi Perbankan Syariah Terhadap Pengembangan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah desa Kesemen” yaitu, untuk mengetahui
bagaimana peran pembiyaan dari desa serta konstribusi prbankan syariah
terhadap pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengaah di desa
Kesemen.
2.Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Laporan hasil Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini diharapkan dapat
dijadikan salah satu sumber pengetahuan bagi para pelajar maupun
3
mahasiswa dalam memahami bagaimana peran perbankan syariah
terhaap pengembangan UMKM. Dan dapat menambah literatur atau
referensi dan menambah wawasan bagi para pembaca.
b. Kegunaan Praktis
1) UntukAlmamater
Sebagai bahan referensi mahasiswa IAIN Tulungagung untuk
penelitian di bidang perbankan di masa yang akan datang dan sebagai
referensi perbendaharaan perpustakaan IAIN Tulungagung. Selain itu,
sebagai salah satu media penyerapan informasi yang bermanfaat
untuk penyelarasan kurikulum dengan perkembangan kebutuhan di
lapangan dan sebagai media sosialisasi untuk penyebarluasan
informasi kepada masyarakat.
2) Untuk Perbankan
Sebagai masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki dan
meningkatkan pemasaran produk simpanan arisan guna mencapai
target perusahaan.
3) Untuk Penelitian Selanjutnya
Dengan adanya laporan hasil Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
ini diharapkan dapat menjadi bahan literatur atau referensi para
peneliti baru yang akan membahas atau mengkaji lebih dalam lagi dan
menguak fenomena baru yang mungkin terjadi di masa depan
mengenai
4) Untuk Mahasiswa
Menambah wawasan keilmuan dan tidak hanya memahmi secara
teori saja, namun juga mengetahui secara langsung bagaimana
praktek yang diterapkan lembaga keuangan terutama perbankan
syariah dalam membantu mbangan Usaha Mikro Kecil dan
4
Menengaah, serta mengetahui cara kerja professional untuk bekal
ketika terjun langsung ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan IAIN Tulungagung gelombang
II ini di dilaksanakan pada hari Sabtu, 01 Agustus 2020 sampai dengan
Senin, 31 Agustus 2020. Kegiatan PPL berlangsung setiap hari Senin s/d
Minggu.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat atau lokasi pelasanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
ini di UMKM Budidaya ikan lele bapak Wiyanto di desa Kesemen,
Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
5
BAB II
PELAKSNAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
Usaha Miko Kecil dan Menengh milik bapak Wiyanto ini merupakan
salah satu usaha yang cukup berkermbang di desa saya. Banyak warga yang
mendirikan usaha serupa tetapi selang beberapa waktu gulung tikar.
Berbeda dengan usaha bapak Wiyanto yang mulai merintis usahanya sejak
tahun 2016 sampai dengan sekarang ini masih berkembang dengan modal
awal meminjam dana dari bank dan dana pribadi bapak Wiyanto mulai
merintis usahanya. Budidaya ikan lele yang dibilang mudah tampaknya
tidak semudah kelihatannya. Anggapan awal saya yang hanya meleakkan
lele dikolam akan besar dengan sendirinya ternyata tidak sepenuhnya benar.
Lele sebagai komoditas perikanan juga membutuhkan perwatan dan pakan
yang benar untuk mencapai besaran tertentu.
Dalam usahanya bapak wiyanto memiliki 6 kolam dengan luas kolam
4 meter dan kedalaman kolam kurang lebih 1 meter, dalam pembudidayaan
miliknya ini bapak Wiyanto hanya menggunakan 2 kolam permanen dan 4
kolam tabung karena kurangnya lahan yang dimilikinya. Cara
pembudidayaannya beliau membeli bibit ikan lele yang sudah berusia 3-4
minggu karena dari usia 1 minggu hingga 3-4 minggu ikan lele tidak diberi
pakan baru hingga berusia 1 bulan maka bibit ikan lele diberi pakan yang
halus baru pada usi 1 hingga 2 bulan ikan lele diberi pakan ukuran 1. Umur
lele 2 bulan hingga panen diberi pakan ukuran besar yaitu ukuran 4. 1 sak
setara dengan 10 kg pkan lele bertaan dalam 1 minggu. Dalam usahanya
bapak Wiyanto hanya memfokuskan usahanya untuk ikan lele yang siap
masak jadi untuk bibit ikan lele beliau membelinya dari tempat lain.
Tenaga kerja yang digunakan dalam usahanya ini kurang lebih 10
orang. Namun perhitugan ini hanya untuk sekli tebar dan sekali panen ntuk
6
kesehariannya memberi makan dan lain lain beliau melakuknnya sendiri
dan dibantu anaknya. Namun terkadang juga dalam satu minggu sekali
pengusaha juga memerlukan tenaga kerja tambahan untuk melakukan
pembersihan kolam maupun renovasi jika ada kerusakan.
B. Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan di UMKM budidaya
ikan lele milik bapak Wiyanto
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Gelombang II yang
diselenggarakan IAIN Tulungagung untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam berlangsung mulai hari sabtu, tanggal 01 Agustus 2020 sampai
tanggal 31 Agustus 2020. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan
seluruh kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa Institut Agama
Islam Negeri Tulungagung. Dengan sebuah Institusi atau lembaga sebagai
sarana pembelajaran bagi mahasiswa dimana mahasiswa dituntut
mempunyai kemampuan dasar yaitu empat kemampuan dasar yang harus
dimiliki adalah pengetahuan, ketrampilan, kreatifitas, dan sikap.
Namun pada masa pandemic seperti ini kegiatan PPL kali ini
berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, PPL dilaksanakan di desa
masing-masing jadi sangat jauh berbeda dengan apa yang diangan
angankan sebelumnya untuk itu saya memutuskan untuk menjalankan PPL
ini disalah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah di desa kesemen yaitu
budidaya ikan lele.
Usaha Miko Kecil dan Menengh milik bapak Wiyanto ini
merupakan salah satu usaha yang cukup berkermbang di desa saya. Banyak
warga yag mendirikan usaha serupa tetapi selang beberapa waktu ulung
tikar. Berbeda dengan usaha bapak Wiyanto yang mulai merintis usahanya
sejak tahun 2016 sampai dengan searag ini masih berkembang dengan
modal awal meminjam dana dari bank dan dana pribadi bapak Wiyanto
mulai merintis usahanya.
Kegiatan yang kami kerjakan selama PPL di UMKM budidaya
ikan lele ini kami lakukan dengan obervasi dan wawancara. Untuk PPL era
pandemic ini berbeda dengan PPL tahu tahun seelumnya yang setiap hari
7
mengabdi pada lembaga diPPL kali ini kami diberi kesempatan minimal
melakukan empat kali observasi ke lembaga. Data data lainnya bisa
dilakukan melalui wawancara online via watshapp ataupun telefon.
C. Permasalahan di Lapangan
Permasalah yang ditemukan dan dihadapi selama kegiatan Praktik
Pekerjaan Lapangan (PPL) berlangsung, khususnya dalam kegiatan di
lapangan untuk mencari modal bagi UMKM guna mengembangkan
usahanya. Pihak lembaga sangat mempunyai niat besar untuk
mengembangkan usahanya apalagi usha milik bapak Wiyanto ini, beliau
tidak hanya mempunyai usaha budidaya ikan lele saja melainkan istrinya
juga pelaku usaha budidaya jamur tiram.selain itu usaha lain yang mulai di
rintis beliau yakni budidaya bebek petelur.
Potensi untuk berkembangnya UMKM milik bapak Wiyanto ini
sebenarnya sangat besar unntk membantu memajukan perekonomian daerah
setempat. Namun dari pihak lembaga mengalami kesulitan dalam perolehan
modal untuk mengembangkan usahanya tersebut. permasalahan utama yang
dihadapi oleh sektor UMKM milik bapak Wiyanto ini masalah permodalan.
Sektor UMKM mengalami kesulitan dalam memperoleh modal dari
pemerintah mapun dari bank. Salah satu penyebabnya adalah tingkat suku
bunga kredit yang tinggi oleh bank dan diharuskan adanya jaminan
kebendaan (collateral minded) dalam memperoleh kredit yang sulit
dipenuhi sehingga beliau tidak berani mengabil keputusan untuk meminjam
dana lagi di bank guna mengembangkan usahanya walaupn unuk pinjaman
di awal modal berdirinya UMKM selain dari dana pribadi beliau juga
meminjam dana dari bank.
D. Tanggapan Dari Pihak Lembaga di Lembaga Tempat Praktik
Tanggapan dari tempat praktik pengalaman lapangan sangat terbuka
dengan kami yang ingin mengetahui mengenai bagaiana cara menjalankan
usahanya apasaja kesulitan yang dialami dalam menjalankan usahanya dan
banyak sekali ilmu yang saya dapat dari pemilik lembaga walaupun
pelaksanaan PPL masa pandemic ini sangat jauh dari ekspektasi atau angan
8
angan saya di semester semester sebelumnya. dari awal melakukan kegiatan
pemilik lembaga menyambut dengan baik meskipun beliau tidak punya
banyak waktu untuk diwawancarai nmun sealu menyemptkan karena
memang bnyak pekerjaan yang harus dlakukan beliau. Mengenai
permasalahan yang ada pihak UMKM memang menyadari permasalahan
tersebut memang benar adanya. Dan mahasiswapun juga diberi penjelasan
sedetail mungkin mengenai permasalahan tersebut.
9
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Kajian Teori
1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Di Indonesia, definisi dari Usaha Mmikro Kecil dan Menengah
(UMKM) diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun
2008 tentang UMKM.5 Dalam Pasal 1 dari UU terebut, dinyatakan bahwa
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana
diatur dalam UU tersebut.6 Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang buka merupakan anak perusahan atau bukan anak cabang yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak
langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.2
Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung, dari
usaha mikro, usah kecil atau usaha besar yangmemenuhi kriteria usaha
mikro sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.3
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor
ekonomi. Usaha ini merupakan sebuah istilah yang mengacu ke jenis
usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta tidak
2 Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009), hlm.16 3 Ibid, hlm.17
10
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan usaha yang berdiri sendiri.
b. Peran UMKM dalam perekonomian
Banyak diakui bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
mempunyai peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di
negara-negara maju. Di negara maju, UMKM sangat penting, tidak hanya
kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja
dibandingkan usaha besar, seperti halnya di negara sedang berkembang,
tetapi juga kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk
domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha
besar
Peranan pemerintah sangat penting untuk mengeluarkan kebijakan
mendorong pengembangan UMKM di Indonesia.. Tujuan Usaha Mikro
Kecil dan Menegah (UMKM), yaitu :
a. memberdayakan masyarakat tingkat menengah kebawah supaya
kehidupan perekonomian mereka meningkat.
b. untuk menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam membangun
perekonomian nasional yang berdasarkan demokrasi ekonomi
berkeadilan.
c. Menciptakan struktur ekonomi nasional yang seimbang, berkeadilan
dan berkembang.
d. Mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan UMKM menjadi
suatu usaha yang kuat dan mandiri
e. Meningkatkan peranan UMKM untuk pembangunan daerah,
pertumbuhan perekonomian dan penuntasan rakyat dari kemiskinan.4
c. Masalah Pendanaan Sektor Perekonomian UMKM
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan kuatnya perekonomian
di Indonesia, bukan hanya ditentukan karena strategi pembangunan
4 Marsuki, Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM di Indonesia, (Jakarta:
Edisi Asli, 2006), hlm. 118
11
perekonomian yang dianut dan dilaksanakan oleh pemerintah, dan juga
ditentukan karena berperannya pelaku usaha atau pengusaha yang
tangguh, ulet, kreatif dan dinamis. Supaya perekonomian UMKM tetap
berjalan dan berkembang tentunya harus didukung terutama dengan
tersedianya sistem keuangan dan perbankan yang dapat memenuhi
kepentingan para pelaku usaha. Oleh karena itu, perlu mengulas
masalah mendasar dari sistem perekonomian rakyat UMKM yaitu yang
paling utama pendanaan atau dalam hal permodalan. Dalam hal
pendanaan atau permodalan ada kaitanyya dengan peranan lembaga
keuangan atau perbankan.5
1. Perbankan Syari’ah
a. Pengetian Perbankan Syariah
Bank Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang
berlandaskan sistem perekonomian Islam. Sedangkan yang dimaksud
dengan prinsip syariah dijelaskan pada pasal 1 butir 12 Undang-Undang
No 21 Tahun 2008, yaitu Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam
dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan lembaga
yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah.6
Perkembangan bank syariah sebagai sub sistem perbankan nasional
mempunyai potensi untuk meningkatkan fungsi Intermediasi dana
masyarakat dan investasi yang ada pada masyarakat muslim Indonesia,
untuk disalurkan kedalam kegiatan-kegiatan produktif seperti pembiayaan
UMKM dan investasi lainnya.
Dalam pokok-pokok hasil penelitian Bank Indonesia menyatakan
bahwa nasabah yang menggunakan jasa syariah, sebagian memiliki
kecenderungan untuk berhenti menjadi nasabah antara lain karena
keraguan akan konsistensi penerapan prinsip syariah. Kepatuhan dan
kesesuain bank syariah terhadap prinsip syariah sering dipertanyakan
nasabah. Secara implisit hal tersebut menunjukkan bahwa praktik
5 Marsuki,Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM di Indonesia,…hlm.120 6 Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
12
perbankan syariah selama ini kurang memperhatikan prinsip-prinsip
syariah, salah satu penyebab reputasi dan kepercayaan masyarakat pada
bank syariah akan berdampak pada loyalitas masyarakat pengguna jasa
bank syariah. Peningkatan reputasi dan kepercayaan nasabah dapat
digunakan sebagai indikator keberhasilan perkembangan bank syariah dan
sekaligus sebagai prediksi keberhasilan bank syariah di masa yang akan
datang dalam rangka meningkatkan market share-nya.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Bank Syariah
Indikasi 2008 2015 2016 2017 2018 2019
BUS 5 12 13 13 14 14
UUS 27 22 21 21 20 20
BPRS 131 163 166 167 167 165
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, SPI Desember 2019
Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa Perbankan syariah
mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Pada lima tahun terakhir,
pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai 65% per tahun. selain
adanya peningkatan total aset, perbankan syariah juga mengalami
pertumbuhan dalam jumlah bank. Statistik perbankan syariah yang
diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan tahun 2019, menunjukkan bahwa pada
tahun 2015 Bank Umum Syariah mengalami pertumbuhan pesat. Pada
awalnya Bank Umum Syariah hanya berjumlah 5 bank, kemudian
bertambah menjadi 12 bank pada tahun 2015. Jumlah kantor Bank Umum
Syariah meningkat dari 711 kantor menjadi 1.215 kantor. 7 Peningkatan
7Diolah dari Data Statistik Perbankan Syariah Indonesia Edisi Desember 2018 diakses
melalui www.bi.go.idpada 21Agustus 2020.
13
ini membuktikan bahwa masih banyak peluang dalam perbankan syariah.
Oleh karena itu perbankan syariah seharusnya mendapat perhatian lebih
agar dapat membantu perekonomian Islam di Indonesia serta dapat
berkonstribusi untuk membantu menembangkan UMKM yang ada di
Indonesia.
b. Landasan Hukum Bank Syariah
Sistem Perbankan Syariah mulai dilaksanakan di Indonesia pada tahun
1992, dengan digulirkannya UU Nomor 7/1992 yang memungkinkan bank
menjalankan operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil. Pada tahun
yang sama, lahir bank syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Syariah
Muamalat Indonesia (BMI). Pada tahun 1998 lahir pula UU Nomor 10
tahun 1998 tentang perubahan UU Nomor 7 tahun 1992, tentang
Perbankan. Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 disebutkan bahwa Bank
Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Dalam menjalankan aktivitasnya Bank Syariah menganut prinsip-prinsip
sebagai berikut yaitu (1) Keadilan, (2) Kesederajatan dan (3)
Ketenteraman.8
Asas dari kegiatan usaha perbankan syariah adalah prinsip syariah,
demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian. Maksud berasaskan prinsip
syariah adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung riba, maisir,
gharar, objek haram dan menimbulkan kezaliman. Sedangkan yang
dimaksud dengan berasaskan demokrasi ekonomi adalah kegiatan usaha
yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan dan
kemanfaatan.
c. Prinsip dan Produk Pembiayaan Syariah
Manusia bisa melakukan aktivitas produksi seperti pertanian,
perkebunan, peternakan, pengolahan makanan dan minuman. Ia juga dapat
8 Muhammad, Bank Syari’ah Problema dan Prospek Perkembangan di Indonesia
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hlm. 78-80.
14
melakukan aktivitas distribusi seperti perdagangan atau dalam bidang jasa
seperti transportasi dan kesehatan.911 Peran institusi keuangan dalam hal
ini menjadi sangat penting, karena dapat menyediakan modal bagi orang
yang ingin berusaha. Dalam Islam, hubungan pinjam meminjam tidak
dilarang, bahkan dianjurkan agar terjadi hubungan saling menguntungkan,
yang pada gilirannya berakibat kepada hubungan persaudaraan. Hal yang
perlu diperhatikan adalah apabila hubungan itu tidak mengikuti aturan
yang diajarkan oleh Islam. Karena itu, pihak-pihak yang berhubungan
harus mengikuti etika yang digariskan oleh Islam.
Prinsip pembiayaan syariah yang mendasar adalah keadilan,
pembiayaan saling menguntungkan baik pihak yang menggunakan dana
maupun pihak yang menyediakan dana, dan kepercayaan. Hal ini merupakan
landasan dalam menentukan persetujuan pembiayaan maupun dalam
menghitung margin keuntungan maupun bagi hasil yang menyertai
pembiayaan tersebut. Perbankan Syariah atau Perbankan Islam adalah suatu
sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah Islam. Usaha
pembentukan sistem ini didasarkan pada larangan dalam Islam untuk
memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba.
Serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram seperti
usaha yang berkaitan dengan produksi makanan dan minuman haram, serta
usaha media yang tidak Islami, di mana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem
perbankan konvensional.
Usaha pembudidayaan yang penuh resiko membutuhkan
pembiayaan yang lebih fleksibel terutama dalam pembagian keuntungan
atau kerugian dalam berusaha. Selain sistem bagi hasil, lembaga keuangan
syariah juga menawarkan produk dengan sistem jual beli, sewa maupun
gadai. Produk pembiayaan syariah yang dapat diterapkan pada usaha ini
antara lain mudharabah, musyârakah, muzâra’ah, musaqoh, bai’
murâbahah, bai’ istishna, bai’ al-salâm, dan gadai (rahn).10 Berdasarkan
9 Ibid,.Antonio, Bank Syariah, hlm. 169. 10Ashari dan Saptana, “Prospek Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Pertanian,” dalam
Forum Penelitian Agro Ekonomi, vol. XXIII, No. 2 (Desember 2005), hlm. 138.
15
pembiayaan usaha pertanian yang sesuai dengan prinsip dasar pembiayaan
syariah antara lain bagi hasil (profit sharing), dan jual beli (sale and
payment sale).
d. Kekuatan dan Kelemahan Bank Syariah Untuk Usaha Mikro Kecil
dan Menengah
Adanya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan peraturan
pendukungnya, yang memberi peluang sangat besar bagi perkembangan
Perbankan Syariah di Indonesia, kuatnya dukungan pemerintah dalam hal
ini Bank Indonesia, bagi pendirian bank-bank syariah, dan proses
penyehatan industri perbankan nasional merupakan momentum yang lebih
baik bagi lahirnya generasi kedua Perbankan Syariah di Indonesia. Agar
lebih berhasil menjadi pendorong terwujudnya perekonomian Indonesia
yang kokoh, bank syariah harus menjadi perekat nasionalisme baru,
berpihak pada ekonomi kerakyatan, beroperasi secara transparan,
berfungsi sebagai pendorong peningkatan efisiensi mobilisasi dana
masyarakat, dan menjadi contoh teladan bagi praktik usaha berlandaskan
moral dan etika Islam.11 Kehadiran lembaga perbankan syariah sangat
tepat untuk mengembangkan sektor bisnis atau usaha, baik bank umum
syari’ah maupun Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah. Hal ini dikarenakan,
bank syariah menggunakan skema bagi hasil (mudharabah, muzâra’ah,
dan musyârakah), di samping skema lainnya seperti jual beli salam dan
murâbahah. Konsep bagi hasil sebenarnya bukan transaksi baru dalam
masyarakat Indonesia. Tradisi ini telah lama dikenal dalam berbagai
kegiatan ekonomi. Jika diidentifikasi ada beberapa permasalahan yang
masih dihadapi dalam proses pengembangan bank syariah saat ini, yakni:12
1. Pemahaman masyarakat yang belum tepat terhadap kegiatan operasional
bank syariah.
11Neuneung Ratna Hayati,“Perbankan Syariah Nasional: Peranan, Peluang,
Permasalahan, Prospek serta Strategi Pengembangannya”, dalam Jurnal Bisnis, Manajemen
dan Ekonomi, vol. VII, No. 3 (Februari 2006), hlm. 871. 12 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani,2001), hlm. 224-226.
16
2. Peraturan Perbankan yang berlaku belum sepenuhnya mengakomodasi
operasional bank syariah.
3. Jaringan kantor bank syariah yang belum luas.
4. Sumber daya manusia yang memiliki keahlian bank syariah masih
sedikit.
Pembiayaan perbankan syariah telah tampak dalam sistem keuangan
syariah di Indonesia yang masih dalam tahap pertumbuhan (infant
industry) yang masih banyak memiliki kelemahan di berbagai hal antara
lain: kelemahan-kelemahan operasional, seperti masih rendahnya
pembiayaan berbasis bagi hasil (equity based), seperti mudharabah dan
musyârakah (bagi hasil), dan masih mendominasinya pembiayaan berbasis
hutang (debt based), seperti murâbahah (jual-beli), yang membuat
perbankan syariah mirip sifatnya dengan perbankan konvensional13.
e. Peluang dan Tantangan Perbankan Syariah untuk Pembiayaan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah
Tidak dipungkiri bahwa peranan bank syariah untuk pembiayaan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah akan menghadapi beberapa tantangan
dalam implementasinya. Tantangan tersebut dapat bersifat internal
maupun eksternal.. Tantangan eksternalnya lebih banyak terkait dengan
keberadaan lembaga pembiayaan syariah, sumber daya manusia (SDM),
serta sosialisasinya. Sebagai lembaga yang relatif baru, pangsa dan volume
lembaga pembiayaan syariah belum begitu besar sehingga akan
mempengaruhi kemampuan serta skala prioritas dalam pembiayaan yang
dilakukan.
Demikian juga dari sisi SDM, masih harus disiapkan SDM yang
mumpuni dalam bidang pembiayaan syariah sehingga tidak kesulitan pada
taraf implementasinya. Selain itu kurang gencarnya sosialisasi tentang
lembaga pembiayaan syariah terutama mengenai visi, misi, maupun
produk yang ditawarkan juga menjadi kendala yang dapat menghambat
13 Ascarya, “Peranan Perbankan Syariah dalam Transmisi Kebijakan Moneter
Ganda,” dalam Jurnal Ekonomi Islam Republika (26 Agustus 2010), hlm. 5.
17
perkembangan model pembiayaan ini. Salah satu tantangan yang cukup
serius dan mempengaruhi operasional perbankan syariah dalam
pembiayaan usaha adalah ketidaksesuaian antara aturan syariah dengan
aturan yang berlaku dengan hukum positif menimbulkan kesan yang
negatif dari kalangan masyarakat luas. Anggapan masyarakat bahwa label-
label Islam yang melekat dalam nama bank dan produk-produknya
dianggap sebagai suatu strategi untuk membangkitkan emosi keagamaan
umat Islam yang dalam realitas praktisnya tidak berbeda dari bank
konvensional.14
Pada sisi lain, isu sentral yang sering didengar adalah bahwa
pemahaman masyarakat mengenai sistem, prinsip pelayanan dan produk
perbankan yang berdasarkan syariah Islam sebagian besar masih kurang
tepat. Hal demikian bukan hanya terdapat pada masyarakat awam, tetapi
juga terjadi pada ulama, kiai dan tokoh masyarakat lainnya.Meskipun
sistem ekonomi Islam telah jelas dan mudah dipahami, yaitu melarang
menggandakan uang secara tidak produktif dan konsentrasi kekayaan pada
satu pihak dan secara tidak adil. Namun secara praktis bentuk produk dan
pelayanan jasa, prinsipprinsip dasar hubungan antara bank dengan
nasabah, serta cara-cara berusaha yang halal dalam bank syariah masih
terasa awam dan belum dipahami secara benar.
Sebagai sebuah bank yang didasarkan kepada syariah Islam,
perbankan syariah dalam opersionalnya harus tunduk kepada hukum yang
berlaku. Bank Islam sebagai bank komersial yang merupakan bagian
integral dari sistem perbankan di Indonesia harus tunduk pada hukum atau
aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia15.
Pengetahuan dan persepsi yang positif dari pihak perbankan syariah
terhadap sektor UMKM akan mendorong perbankan untuk memberikan
alokasi kredit yang memadai atau sebaliknya. Di sisi lain pengetahuan dan
14 Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm. 31. 15 Akhmad Mujahidin, “Penguatan Usaha Ekonomi Umat Melalui Perbankan
Syariah”, Makalah disampaikan pada Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) Ke-10,
Banjarmasin, 1-4 November 2010
18
persepsi pelaku usaha pertanian terhadap perbankan syariah akan
menentukan perilaku para pelaku usaha. Ada beberapa dugaan sebab
kelambanan pertumbuhan bank syariah saat ini, di antaranya adalah
penerapan aturan kehati-hatian (prudential) pada bank syariah yang sama
dengan yang diterapkan pada perbankan konvensional. Padahal, bank
syariah pada prinsipnya harus bersedia menanggung resiko pembiayaan
yang tinggi karena mengandalkan akad bagi hasil. Dipaksa oleh aturan
kehati-hatian yang ketat, bank syariah pada praktiknya lebih banyak
menggunakan akad jual beli yang mirip dengan kredit konvensional.
Kemiripan ini menimbulkan masalah kedua di atas, di mana masyarakat
yang peduli syariah menjadi tidak peduli terhadap bank syariah.16
B. Analisis Temuan Studi
Usaha budidaya ikan lele bapak wiyanto dimulai sejak tahun 2016, usaha
ini dimulai bapak wiyanto dengan memijam modal di bank sebesar
Rp.10.000.000. Dengan meminjam modal dari bank dan modal pribadi bapak
wiyanto memulai usahanya. Pinjman bapak wiyanto kepada bank dilunasi
dalam tempo 1 tahun setelah itu beliau sudah tidak meminjm dana dari bank
lagi karena menurutnya tingkat suku bunga kredit yang tinggi dan diharuskan
adanya jaminan kebendaan (collateral minded) dalam memperoleh kredit
bank sulit dipenuhi. Maka dari itu meskipun beliau memliki niat dan tekad
untuk mengembangkan usahanya namun beliau tidak berminat atau tidak
berinisiatif meminjam dana dari bank. Meskipun beliau sebenrnya
membuthkan modal untuk mengembangkan usahanya.
Selain hal itu faktor eksternal lain yang menyebabkan usahanya tidak
kunjung berkembang yaitu dukungan dari lingkungan sekitar misalnya dari
desa tidak ada pembiayaan sepeserpun yang beliau dapatkan dari desa,
padahal dalam peraturan dijelaskan Untuk mencukupi modal yang di
butuhkan, pemerintah melalui program kerjanya berupaya membantu dengan
16 Muhamad Said Fathurrohman. “Memacu Pertumbuhan Bank Syariah”, dalam http://
ekisopini. blogspot.com/2009/12/memacu-pertumbuhan-bank-syariah.html diunduh
padatanggal 26 Desember 2010.
19
menetapkan berbagai kebijakan yang berpihak pada UMKM. Kebijakan
tersebut dibuat dengan tujuan memberi kesempatan kepada UMKM untuk
dapat bertahan dan mengembangkan usahanya. Pemberian modal melalui
pemerintah diberikan dalam bentuk pinjaman lunak bagi UMKM. Pemerintah
bekerja sama dengan seluruh instansi keuangan seperti lembaga keuangan
bank, lembaga keuangan non bank, perusahaan BUMN, lembaga swadaya
masyarakat, dan koperasi membuka kesempatan bagi UMKM untuk
meminjam dengan bunga yang rendah. Program untuk membantu UMKM
dalam hal permodalan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga oleh
lembaga swadaya masyarakat seperti koperasi simpan pinjam, LSM
microfinance, dan sebagainya.
C. Solusi
Banyaknya lembaga yang memberikan pembiayaan kepada UMKM
seharusnya dapat menyelesaikan atau meminimalisir permasalahan UMKM
seputar permodalan atau pembiayaan. Tetapi, pembiayaan yang diperoleh dari
lembaga pembiayaan tersebut, belum tentu dapat dipergunakan secara
optimal oleh UMKM untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.
Untuk itu tetap diperlukan peranan lembaga pembiayaan selain sebagai sarana
penyedia dana, juga sebagai fasilitator usaha misalnya dalam bank
manajemen, pasar, pemasaran, dan keuangan. Peranan sebagai sarana
penyedia dana, akan lebih mudah dijalankan bila dibandingkan dengan peran
sebagai fasilitator bagi UMKM. Untuk itu dapat kita lihat bagaimana peran
lembaga pembiayaan dalam mengembangkan UMKM.
Perbankan syariah perlu untuk meningkatkan strategi yang dijalankan
Bank syariah seharusnya dapat memberi manfaat yang optimal bagi
masyarakat dan tanggung jawab bank syariah selaku lembaga keuangan Islam
tidak hanya terbatas pada kebutuhan keuangan dari berbagai pihak, tetapi
yang paling penting adalah kepastian seluruh kegiatan yang dijalankan oleh
bank syariah sesuai dengan prinsip syariah, dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa aspek yang membantu bank untuk berkembang dan mampu untuk
menjadi penggerak ekonomi nasional.
20
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha dalam
bidang ekonomi yang memiliki peran penting sebagai dasar perekonomian
nasional. Dengan adanya UMKM ini menghasilkan beragam produksi hasil
dari potensi berbagai wilayah yang berbeda. Sumber Selain itu dengan
adanya usaha ini, pemerintah dan lembaga keuangan khususnya bank mapun
non bank dapat berperan dalam kelangsungan usaha. Yang paling terpenting
adalah pemberian modal kerja ini sehingga pelaku usaha dapat memperluas
dan mengembangkan usaha yang didirikan. Dengan berkembangnya Usaha
Mikro Kecil dan Menengah ini akan berkembang pula perekonomian yang
ada di desa dan juga akan berdampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi
di Indonesia.P ada operasionalnya, masalah yang ditemukan adalah
permodalan, penurunan minat, dan pengelolaan keuangan. Sedangkan hal
yang sangat berpengaruh dalam suatu usaha yaitu kelangsung permodalan
harus tetap stabil. Atau bisa dikatakan modal adalah salah satu kunci
berdirinya suatu usaha. Maka dari itu, pelaku usaha mikro kecil menengah
dapat memanfaatkan pembiayaan dari bank syariah. Kerjasama ini akan
saling menguntungkan kedua pihak baik penyedia pembiayaan mupun
pelaku usaha, sehingga akan dapat mengembangkan usahanya.
Sebenarnya prinsip dan jenis pembiayaan bank syariah banyak yang
sesuai untuk mengatasi masalah pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah. Bank syariah mempunyai peranan yang sangat penting untuk
mendukung pembangunan nasional, khususnya pada sektor UMKM. Saat
ini akses pembiayaan UMKM yang lebih banyak diperoleh dari bank umum
dibandingkan dengan lembaga pembiayaan seperti koperasi dan lembaga
pembiayaan non bank. Persaingan antar lembaga pembiayaan menjadikan
lembaga pembiayaan non bank yang kurang populer mengalami penurunan
jumlah debitur. Meskipun demikian pangsa UMKM bagi lembaga
21
pembiayaan masih besar. Dalam hal ini sudah saatnya bank syariah
menunjukkan atau memperkenalkan pembiayaan pembiayaannya terhadap
sektor UMKM karena tidak dapat dipunkiri lagi mengingat banyaknya
pendduk Indonesia yang kurang tau ataupun kurang memahami mengenai
bank syariah. Makadari itu peran bank syariah sangat diharpkan agar bisa
memajukan pereknomian di Indonesia melalui sektor UMKM
B. SARAN
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
a. Sebagai pengelola PPL, hendaknya praktik pengalaman lapangan
dipersiapkan dengan matang, baik perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi
b. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa sebelum terjun ke
lapangan tidak hanya satu kali.
2. Untuk Instansi/Lembaga
a. Terus meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada konsumen
b. Terus berusaha untuk mengembangkan usahanya
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih mempersiapkan diri untuk melakukan praktik
pengalaman lapangan
b. Peserta praktik lebih aktif lagi di tempat PPLagar proses praktik
berjalan dengan baik.
22
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani.
Ascarya. “Peranan Perbankan Syariah dalam Transmisi Kebijakan Moneter
Ganda, ” dalam Jurnal Ekonomi Islam Republika, 26 Agustus 2010
Ashari dan Saptana, “Prospek Pembiayaan Syariah Untuk Sektor Pertanian,”
dalam Forum Penelitian Agro Ekonomi, vol. XXIII, No. 2 (Desember
2005).
Data Statistik Perbankan Syariah Indonesia Edisi Desember 2018 diakses
melaluiwww.bi.go.id pada 3 Oktober 2019
Hayati, Neuneung Ratna. “Perbankan Syariah Nasional: Peranan, Peluang
Permasalahan, Prospek Serta Strategi Pengembangannya,” dalam Jurnal
Bisnis, Manajemen dan Ekonomi, vol. VII, No. 3, Februari 2006.
Marsuki. 2006. Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM diIndonesia.
Jakarta: Edisi Asli.
Muhammad. 2005. Bank Syari’ah Problema dan Prospek Perkembangan di
Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muhammad. 2007. Lembaga Ekonomi Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mujahidin, Akhmad. “Penguatan Usaha Ekonomi Umat Melalui Perbankan Syaria
”Makalah disampaikan pada Annual Conference on Islamic Studies
(ACIS) Ke10,Banjarmasin, 1-4 November 2010.
Supriatna, Ade. 2009. Pola Pelayanan Pembiayaan Sistem Kredit Mikro Usaha
Tani di Tingkat Pedesaan”, dalam Jurnal Litbang Pertanian (28Februari
2009).
Tulus T.H. Tambunan. 2009. UMKM di Indonesia, Bogor : Ghalia Indonesia.
Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
24
BERITA ACARA HARIAN
PPL JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
GELOMBANG II TAHUN 2020
Pada tanggal 01 sampai tanggal 31 Agustus Tahun 2020, Bertempat di
Lembaga Budidaya Ikan Lele Bpk Wiyanto, telah dilaksanakan PPL Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
gelombang II tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Khofifah Nur Rochmah
NIM : 12401173237
Jurusan : Perbankan Syariah
Hari /Tgl Pukul Kegiatan
1. Sabtu, 1 Agustus
2020
17:29
WIB
-Menelfon Lembaga UMKM untuk izin
menanyakan waktu luang beliau bisa
diwawancarai. Sambil menunggu arahan
dari DPL karena pada hari itu juga sudah
mencoba lansung mengunjungi UMKM
hanya untuk melakukan survei lapangan
ternyata pemilik UMKM beserta
keluarga masih berada di luar kota
padahal pada tanggal 29 Juni sudah izin
untuk datang kelokasi UMKM maka dari
itu dari pihak UMKM menghubungi
kalau beliau sedang tidak ada di rumah.
2. Minggu, 2
Agustus 2020
- -Menunggu kabar dari lembaga UMKM
sekaigus menunggu pengarahan dari
DPL.
3. Senin, 3 Agustus
2020
10:30
WIB
19:00
WIB
-Mendatangi lokasi UMKM untuk
melakukan survei tempat . pada hari ini
saya memutuskan untuk mengunjungi
lembaga UMKM untuk sekedar melihat
lihat lokasi budidaya ikan lele, jumlah
kolam ikan lele, cara merawat dalam
25
artiaan mengasih makan ikan dll. Dan
pada malam hari saya -Menyimak dan
meresume pendalaman materi PPL di
youtube karena saya tidak ikut zoom
hanya dipilih perwakilan saja sementara
itu tugas resume dikumpulkan ke DPL
pada hari itu juga dalam hal ini saya
sangat kesulitan karena vidio baru di
upload di youtube kira2 pukul 19:00
WIB sementara saya tidak mengikuti
kegiatan zoom dan banyak sekali materi
yang disampaikan yang harus benar-bena
di pahami.karena
4. Selasa, 4 Agustus
2020
13:42
WIB
-Melakukan wawancaa dengan pemilik
UMKM sebelumnya sudah janjian untuk
melakukan wawancara dan beliau baru
ada waktu hari ini setelah dhuhur jadi
pagi hari saya menyusun pertayaan apa
saja yang ingin saya tayakan dan pada
siang hari saya melakukan wawancara
dengan pertanyaan mendasar seputar
kapan beliau mulai mendirian usahanya,
berapa luas tanah yang dibututuhkan
untuk awal usahanya.
5. Rabu, 5 Agustus
2020
09:45
WIB
-Menganalisis hasil wawancara. Dari
pertanyaan yang saya ajukan pada hari
Selasa 4 Agustus 2020 saya mulai
menganalisis jawaban jawaban dari
narasmber mengenai pertanyaan”
mendasar yag saya tanyakan mulai dari
sejak kapan beliau memulai usahnya
ternyata bapak Wiyanto memulai
usahanya ini mulai tahun 2016 dan terus
berkembang sampai sekarg ini. Mulai
hanya 1 kolam lele ssampai sekarang
menjadi 6 kolam lele.
6. Kamis, 6 Agustus
2020
08:30
WIB
-Meriview hasil wawancara untuk
menentukan judul laporan. Karena
wawancra masih 1 kali mungkin hanya
sedikit informasi yang saya peroleh
tetapi dari analisis yang saya lakukan
26
kemarin saya bisa menentukan judul
laporan karena besok sudah harus
menyetorkan judul laoran ke DPL.
7. Jum’at, 7 Agustus
2020
09:00
WIB
-Menentukan judul laporan untuk
disetorkan pada DPL. Dari analisis dari
hasil wawancara bersama narasumber
yang saya lakukan dengan
mempertimbangkan jawaban dari
pertanyaan pertanyaan saya dan sedikit
permasalahan yang narasumber
sampaikan kepada saya untuk itu saya
mengambil judul “Analisis fasilitas
pembiayaan desa dn Konstribusi
Perbankan terhadap pengembngan Usaha
Mikro Kecil dan Menngh di desa
Kesemen.
8. Sabtu, 8 Agustus
2020
09:00
WIB
-Membuat latar belakang draf laporan
mengenai judul yang akan
dikonsultasikan. Jadi pada hari ini saya
menganalisis dan lebih mencoba
memahami terkait judul saya. Dan
mengerjakan tugas dari DPL untuk
membuat latar belakang dari judul yang
kami buat.
9. Minggu, 9
Agustus 2020
17:00
WIB
-Menyusun latar blakang draf laporan
sesuai tugas DPL. Jadi pada hari ini saya
menyusun draf laporan sesuai dengan
tugas yang diberikan oleh DPL. Latar
belakang dari judul saya mengenai modal
yang merupakan salah satu kunci penting
dalam melakukan kegiatan bisnis, tanpa
adanya modal yang cukup, maka bisnis
tidak dapat berjalan dengan baik. Bahkan
terkadang kecukupan modal merupakan
syarat mutlak bagi sebuah bisnis, baik
bisnis besar maupun kecil agar dapat
memperoleh hasil seperti yang
diinginkan.
10. Senin, 10 Agustus
2020
16:00
WIB
-Menyelesaikan tugas penyusunan latar
belakang mengenai judul yang akan
27
dibuat yang hari ini harus dikumpulkan.
Latar belakang pada judul saya berfokus
pada modal karena Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) untuk dapat
membangun, menjalankan, dan
mengembangkan usahanya, UMKM
memerlukan modal tertentu. Masalah
permodalan memang merupakan masalah
klasik bagi UMKM, tetapi masalah ini
kerapkali muncul bahkan menjadi salah
satu penyebab kegagalan usaha yang
dilakukan
11. Selasa, 11
Agustus 2020
09:30
WIB
-Melakukan wawancara dengan ibu
Sunarsih pemilik UMKM buidaya jamur
tiram di desa Kesmen selain budidaya
ikan lele budidaya jamur tiram ini juga
mulai berkembang pesat di desa
Kesemen dalam wawancra kali ini saya
menanyakan mengenai cara pemasaran
dan awal mula memulai usaha
pembudidayaaan jamur tiram tersebut,
beliau pemilik usaha budidaya jamur
tiram ini adalah istri bapak Wiyanto
pemilik budidaya ikan lele didesa
Kesemen.
12. Rabu, 12 Agustus
2020
11:00
WIB
-Melakukan survei tempat UMKM
budidaya jamur tiram untuk melihat
bagaimana proses perawatan atau
pembudidayaan jamur tiram milik ibu
Sunarsih ini dalam 1 ruangan terdapat
500 buah balok jamur tiram.
13. Kamis, 13
Agustus 2020
10:45
WIB
-Menganalsis dan mengembangkan hasil
dari wawancara. Ibu sunarsih ini
memulai usahanya sejak tahun 2017.
Awal mula usahanya beliau membeli 30
balok jamur untuk awal percobaan
karena pada pembudidayaan jamur tiram
jamur hanya dapat hidup dan
berkembang di tempat yang sejuk dan
pada suhu” tertentu saja tidak di semua
28
tempat.
14. Jum’at, 14
Agustus 2020
12:30
WIB
-Mengikuti webinar mengenai “peran
generasi milenial bagi UMKM pada fase
adaptasi kebiasaan baru” untuk
menambah wawasan dan referensi dalam
menjalankan PPL era pandemic ini.
banyak ilmu yang saya dapat dari kegitan
webinar tesebut.
15. Sabtu, 15 Agustus
2020
09:40
WIB
-Mencari referensi referensi dari jurnal
yang berkaitan dengan topik yang akan
dibaahas pada laporan saya mencri jurnal
jurnal melalui googl schoaler yang
berkaitan dengan judul saya dan contoh
contoh laporan tahun lalu untuk
dijadikan referensi.
16. Minggu, 16
Agustus 2020
08:00
WIB
-Melakukan kunjungan ke UMKM
budidaya ikan lele serta membantu
proses pemanenan 1 kolam ikan lele.
Pada hari ini saya berniat melakukan
wawancara dengan pemilik UMKM
namun disana ternyata ada kegiatan
memanen 1 kolam ikan lele.
17. Senin, 17 Agustus
2020
09:00
WIB
-Membaca referensi” dari jurnal yang
berkaitan dengan topik yang akan
dibahas pada laporan. Saya membaca
laporan laporan jurnal yang saya
download yang berkaitan dengan judul
saya.
18. Selasa, 18
Agustus 2020
10:40
WIB
-Melakukan wawancara dengan bapak
Wiyanto pemilik UMKM budidaya ikan
lele mengenai hasil panen 1 kolam
ikannya pada hari minggu lalu serta
mendengarkan keluh kesah beliau
terhadap pandemic covid-19 ini yang
menurutnya juga berpengaruh terhadap
usaha beliau. Dan melakukan
pembenahan pada data laporan harian
PPL ini.
29
19. Rabu, 19 Agustus
2020
09:00
WIB
-Menganalisa hasil wawancara dan
mencari permasalahan yang timbul
ketika menjalankan usaha yang ada pada
usahanya. Menurut bapak Wiyanto
selaku pemilik UMKM permasalahan
yang sangat utama dalam usahanya yaitu
pada pemasaran sekaligus
pengembangan usahanya beliau memiliki
banyak angan angan untuk melakukan
pengembangan pada usahanya agar juga
bisa membantu perekonomian warga
sekitar.
20. Kamis, 20
Agustus 2020
10:00
WIB
-Mempelajari materi presentasi laporan
penelitian secara daring melalui youtube
yang diupload bapak Siswahyudianto.
Pad hari ini saya mempelajari apa saja
ketentun serta hal hal yang harus
diperhatikan saat melakukan presentasi
melaui vidio yang sebelumnya belum
pernah saya lakukan.
21. Jum’at, 21
Agustus 2020
09:00
WIB
-Mulai membuat ketentuan ketentuan
laporan meliputi sampul, halaman
pengesahan. Saya mulai mengerjakan
secara bertahap laporan akhir yang harus
dikumpulkan pada akhir PPL.
22. Sabtu, 22 Agustus
2020
10:00
WIB
-Mulai mengerjakan laporan akhir
dengan data seadaya terlebih dahulu.
Pada hari ini saya melanjutkan untuk
mengerjakan laporan akhir lanjuan yang
saya kerjakan kemarin.
23. Minggu, 23
Agustus 2020
09:00
WIB
-Mulai mengerjakan laporan akhir BAB I
meliputi : dasar pemikiran, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, waktu
dan tempat pelaksanaan. Dengan dasar
pemikiran mengenai pentingnya modal
dan tujuan penelitian untuk mengetahui
bagaimana peran pembiyaan dari desa
serta konstribusi prbankan terhadap
pengembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengaah di desa Kesemen
30
24. Senin, 24 Agustus
2020
09:30
WIB
-Mengerjakan laporan akhir BAB II
meliputi : Profil lembaga, pelaksanaan
prktik dan permasalahan di lapangan.
Permasalah yang ditemukan dan dihadapi
selama kegiatan Praktik Pekerjaan
Lapangan (PPL) berlangsung, khususnya
dalam kegiatan di lapangan untuk
mencari modal bagi UMKM guna
mengembangkan usahanya.
25. Selasa, 25
Agustus 2020
10:00
WIB
-Melanjutkan mengerjakan laporan akhir
dan membenahi laporan akhir. Pada hari
ini saya hanya berfokus untuk
mengerjakan dan membenahi laporan
akhir.
26. Rabu, 26 Agustus
2020
14:00
WIB
-Mengunjugi lembaga untuk membantu
proses pemanenan ikan lele 35kg. Pada
hari ini saya dapat pemberitahuan dari
pemilik UMKM bawasannya pada hari
ini ada seorang kosumen membeli 35kg
ikan lele jadi saya mengujungi lokasi
UMKM untuk melihat proses pemanenan
ikan lele.
27. Kamis, 27
Agustus 2020
11:00
WIB
-Melanjutkan mengerjakan laporan dan
mengidentifiksi permasalahn apa saja
yang ada dalam lembaga UMKM, pada
hari ini saya masih berfokus utuk
melanjutkan laporan akhir dan
memikirkan mengenai permasalahan
yang ada pada usaha budidaya ikan lele
milik bapa Wiyanto ini.
28. Jum’at, 28
Agustus 2020
14:00
WIB
-Meeting bersama DPL via zoom untuk
sharing serta membahas permaslahan
apa saja atau kendala apa saja yang
dialami selma PPL ini. Kita melakukan
bebrapa tanya jawab masalah atau
kendala apa saja yang kita alami selama
PPL untuk diberi solusi dan diberi
pengarahan oleh DPL. Saya juga sempat
konsultasi bersama DPL mengenai
permaslahan yang saya alami saat PPL
31
beberapa hari ini.
29. Sabtu, 29 Agustus
2020
14:00
WIB
-Mengkuti webinar online program grow
with google #womenwill dengan materi:
tips sukses mengelola bisnis melalui
youtube streaming untuk mendapatkan
ilmu, menambah wawasan mengenai
bagimana cara agar bisnis tetap
berkembang di masa sekarang ini
sekaligus sebagai referensi dalam
mengerjakan laporan akhir PPL.
30. Minggu, 30
Agustus 2020
13:30
WIB
-Melakukan wawancara dengan bapak
Riyadin selaku pmasok bibit ikan lele
dari usaha budidaya ikan lele bapak
Wiyanto. Jadi untuk bibit ikan lele yang
dibudidayakan bapak wiyanto ini beliau
membelinya dari bapak Riyadin.
Kebetulan bapak riyadin juga
membudidayakan ikan lele namun beliau
hanya memiliki 2 kolam saja untuk
bdidaya ikan lele yang siap konsumsi
selebihnya beliau memfokuskan
usahanya unuk pembibitan atau
pembenihan ikan lele krena menurutnya
resiko kerugian dalam usahanya lebih
sedikit dibandingkan dengan
pemeliharaan budidaya ikan lele yang
siap masak karena biasannya ikan lele
yang baru berukuran 5cm-10m sudah
siap dipasarkan. Selain menyediakan
bibit atau benih ikan lele dalam usahanya
beliau juga menyediakan benih ikan
mujair. Sayangnya saya tidak dapat
mengunjungi tempat usaha beliau karena
tempatnya cukup jauh kalau dari desa
saya.
31. Senin, 31
Agustus 2020
19:00
WIB
-Melkukan sowan / kunjungan
kerumah bapak Wiyanto selaku pemilik
UMKM karena beliau baru ada waktu
malam hari untuk membahas
permasalahan yang ada sekaligus
berterimakasih atas ilmunya serta
32
bantuannya selama ini dalam
pelaksanaan Praktik Penglaman
Lapangan yang saya kerjakan.
Mojokerto, 31 Agustus 2020
Khofifah Nur Rochmah
12401173237
33
BERITA ACARA KONSULTASI
Nama : Khofifah Nur Rochmah
NIM : 12401173237
Jurusan : Perbankan Syariah
DPL : Sri Dwi Estiningrum,SE.Ak.,M.M.
Tempat PPL : UMKM Budidaya Ikan Lele Bapak Wiyanto
Judul Laporan : Analisis Konstribusi Perbankan Syariah Terhadap
Pengembngan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pada Budidaya Ikan Lele
Bapak Wiyanto diDesa Kesemen Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto
No. Tanggal Hal Yang dikonsultasikan Catatan DPL Paraf
1.
30-7-2020
Pengarahan pelaksanaan PPL
Tatacara PPL virtual
dengan menjaga etika
dan citra almamater
2.
4-8-2020
Konsultasi Judul
Judul lebih
mendekatkan dengan
permasalahan di
lapangan dan sesuai
Jurusan
3. 12-8-2020 Judul Judul disetujui
4.
19-8-2020
Laporan harian
- Kerjakan setiap tugas
segera.
- Tugas harian
berdasarkan aktivitas
yang dilakukan.
- Tidak diperkenankan
tidak memiliki
kegiatan dalam satu
Hari
5.
27-8-2020
Pelaporan tugas harian
Laporan harus disertai
dengan bukti
pendukung berupa
foto, video dan/atau
rekaman suara
selama kegiatan
34
6. 28-8-2020 Pengarahan penyusunan
laporan
akhir PPL
Persamaan persepsi
akan laporan akhir
7.
7-9-2020
Pengumpulan laporan PPL
Penyempurnaan dan
pengecekan
kelengkapan. laporan
Tulungagung, 11,September 2020
Sri Dwi Estiningrum, SE.Ak.,M.M.,C.A.
NIP. 197209082007102001
35
DOKUMENTASI PPL
Foto bersama bapak Wiyanto selaku pemilik UMKM budidaya ikan lele
Wawancara dengan bapak Wiyanto selaku pemilik UMKM budidaya ikan lele
36
Proses pemberian pakan ikan lele. UMKM budidaya Jamur tiram
top related