laporan pengenalan alat,,,
Post on 19-Jan-2016
479 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Raga Fajar K ( 0700362 )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ukur tanah ialah ilmu, seni, dan teknologi untuk menyajikan informasi
bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang
yang dianggap datar yang dibatasi pada cakupan relatif sempit berkisar antara 0,5o ×
0,5o atau 55 km × 55 km. Ilmu Ukur Tanah termasuk dalam kegiatan survei dan studi
kelayakan .
Ilmu ukur tanah pada dasarnya terdiri dari :
1. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV)
2. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH)
3. Pengukuran Titik-Titik Detail.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah memberikan informasi kepada para
pembaca tentang alat-alat yang digunakan dalam praktek Ilmu Ukur Tanah.
1Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
BAB IIPENGENALAN ALAT
2.1. Pengenalan Alat Sipat Datar
Peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam pengukuran dengan menggunakan
alat sipat datar.
2.1.1 Meteran
Dilihat dari jenis pita yang digunakan meteran ada 2 jenis, yaitu meteran pita
kain dan meteran pita baja.
Meteran digunakan untuk mengukur jarak dari alat teodolit berdiri sampai
tempat berdirinya rambu ukur atau bak ukur.
Meteran digunakan dalam : pekerjaan dalam bangunan, pengukuran panjang benda-
benda kerja, pengukuran panjang barang-barang atau benda.
Meteran
2.1.2Waterpass
Waterpass ini digunakan untuk memcari letak kedataran atau keseimbangan
pada alat penyipat datar dan teodolit.
2Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Waterpass terbuat dari sebatang kayu atau baja yang di dalamnya di pasang
nivo. Nivo adalah tabung/ kaca yang sedikit lentur sebagian kecil yang di peruntukan
bagi penguapaan. Nivo di isi dengan zat cair ( eter ) kedua ujung tabungnya tertutuup,
gelembung yang ada di dalam nivo akan selalu bergerak ke arah yang selalu tinggi,
waterpass dalam keadaan seimbang horizontal jika gelembung yang ada dalam nivo
berada dalam titik yang paling tinggi.Untuk mengetahui peka tidaknya gelembung
uap, pada tabung di goreskan beberapa buah garis. Jika gelembung berada tepat di
tengah garis ini maka waterpass dapat di katakan seimbang. Garis singgung yang ada
di dalam tabung di tengah garis-garis pembagi garis bidik.
Untuk mengetahui peka tidaknya gelembung uap, pada tabung di goreskan
beberapa buah garis. Jika gelembung berada tepat di tengah garis ini maka waterpass
dapat di katakan seimbang. Garis singgung yang ada di dalam tabung di tengah garis-
garis pembagi garis bidik
Pada dasarnya alat sifat datar terdiri dari bagian utama sebagai berikut:
a) Teropong: untuk membidik rambu (menggunakan garis bidik) dan
memperbesar bayangan rambu.
b) Nivo tabung: diletakan pada teropong untuk mengatur agar garis bidik
mendatar.
c) Kiap (leveling head/base plate): padanya terdapat skrup-skrup kiap (umumnya
tiga buah) dan nivo kotak (nivo tabung) yang semuanya digunakan untuk
menegakan sumbu kesatu (sumbu tegak) teropong.
d) Statip (tripod): untuk menyangga ketiga bagian tersebut di atas.
a. Penyetelan Alat Sipat Datar
Sebelum melakukan pengukuran, hendaknya melakukan penyetelan terlebih
dahulu, yaitu sebagai berikut :
1) Letakkan statip diatas titik atau diantara 2 titik, dan pastikan statip
berdiri tegak (tidak miring).
2) Tempatkan pesawat diatas statip tersebut.
3) Tentukan 2 sekrup kiap yang terdekat dengan gelembung niva (tatakan
sejajar dengan teropong). Sekrup 1 dan 2 diputar kearah luar/dalam.
4) Gerakan gelembung ketengah-tengah antara 2 sekrup tersebut.
3Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
5) Gerakan 1 sekrup yang lain (3) kearah kanan/kiri.
6) Setelah gelembung nivo kotak berada ditengah-tengah, baru
dilanjutkan dengan pembacaan Ba, Bt, dan Bb.
b. Bagian-bagian Alat Sipat Datar
Dalam alat sipat datar (waterpass) kurang lebih terdiri dari :
1. Sekrup pengunci (untuk mengunci gerakan teropong kekanan/kiri)
2. Lensa okuler (untuk memperjelas benang)
3. Lensa objektif/diafragma (untuk memperjelas benda/objek)
4. Sekrup penggerak halus (untuk membidik sasaran)
5. Sekrup penyetel nivo “U”
6. Vizir (untuk mencari/membidik kasar objek).
7. Teropong: untuk membidik rambu (menggunakan garis bidik) dan
memperbesar bayangan rambu.
8. Nivo tabung: diletakan pada teropong untuk mengatur agar garis bidik
mendatar.
9. Kiap (leveling head/base plate): padanya terdapat skrup-skrup kiap
(umumnya tiga buah) dan nivo kotak (nivo tabung) yang semuanya
digunakan untuk menegakan sumbu kesatu (sumbu tegak) teropong.
10. Statip (tripod): untuk menyangga ketiga bagian tersebut di atas.
Seperti halnya teropong pada theodolit, teropong sifat datar ada yang terdiri dari 3
tabung ada pula yang terdiri 2 tabung. Di dalamnya terdapat lensa objektip, lensa
penolong ( untuk teropong dengan 2 tabung) dan benang silang diafragma yang
terletak pada diafragma ( lihat kembali teropong pada theodolit ). Bidang diafragma
umumnya berbentuk layar tembus pandang ( lempeng kaca) dan benang-benang
silang diafragma digoreskan pada lempeng kaca tersebut.
c. Penggunaan Alat Sipat Datar (Waterpass)
Alat ini biasanya digunakan untuk :
1. Pengukuran profil memanjang
2. Pengukuran profil melintang
3. Pengukuran, perhitungan dan penggambaran kontur
4. Mengukur jarak optis.
4Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Berdasarkan konstruksinya alat sipat datar atau waterpass dapat dibedakan
kedalam tipe-tipe berikut :
1. Type Kekar (dumpy level)Pada tipe ini sumbu tegak menjadi satu dengan teropong. Semua bagian pada
alat sipat datar tipe kekar adalah tetap. Nivo tabung berada di atas teropong, teropong
hanya dapat digeser dengan sumbu kesatu sebagai sumbu putar.
1. Teropong2. Nivo Tabung3. Pengatur nivo4. Pengatur diafragma5. Kunci horizontal6. Skrup kiap7. Tribrach8. Trivet9. Kiap (leveling head)10. Sumbu ke-111. Tombol fokus
2 Tipe reversi (reversible level)
Pada tipe ini teropongnya dapat diputar pada sumbu mekanis dan disangga
oleh bagian tengah yang mempunyai sumbu tegak. Di samping itu teropong dapat
diungkit dengan skrup (no 13) sehingga garis bidik dapat mengarah ke atas, ke bawah,
maupun mendatar. Sumbu mekanis, disamping sebagai sumbu puitar teropong
merupakan garis penolong untuk membuat garis bidik sejajar denagn dua garis
jurusan nivo reversi.
5Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
1. Teropong 9. Kiap2. Nivo reversi 10. Sumbu kesatu (sumbu tegak)3. pengatur nivo 11. Tombol Fokus4. pengatur diafragma 12. Pegas5. Skrup pengunci horizontal 13. Skrup pengungkit teropong6. Skrup kiap 14. Skrup pemutar teropong7. tribrach 15. Sumbu mekanis8. Trivet
2. Tipe jungkit (tilting level)
Pada tipe ini sumbu tegak dan teropong dihubungkan dengan engsel dan skrup pengungkit atau dapat diungkit dengan skrup pengungkit
1. Teropong2. Nivo tabung3. Pengatur nivo4. Pengatur
diafragma5. Pengunci
horizontal6. Skrup kiap7. Tribrach8. Trivet9. Kiap10. Sumbu ke-111. Tombol fokus12. Pegas13. Pengungkit
teropong
Pengukuran untuk memperoleh perbedaan tinggi 2 buah titik dengan cara observasi sudut elevasi dan biasanya menggunakan theodolit
1. Skrup setel2. Nivo pesawat3. Jepitan lingkaran mendatar4. Skrup mikrometer mendatar5. Jepitan lingkaran tegak6. Skrup mikrometer tegak7. Tombol permukaan8. Pinggiran tegak9. Okuler10. Cincin diafragma
6Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
11. Mikroskop12. Okuler pinggiran busole13. Tombol arah sinar-sinar cahaya14. Jendela penerangan15. Tombol mikrometer16. tuas
4. tipe otomatik (automatic level)
Tipe ini sama dengan tipe kekar hanya didalam teropongnya terdapat alat yang
disebut komposator untik membuat agar garis bidik mendata. Berbeda dengan 3 tipe
sebelumnya, pada type otomatik ini tidak terdapat nivo tabung untuk mendatarkan
garis bidik sebagai penggantinya di dalam teropong dipasang alat yang dinamakan
kompensator.
Bila benang silang diafragma telah diatur dengan baik, sinar mendatar dan
masuk melalui pusat objektip akan selalu jatuh depat di titik potong benang silang
diafragma, walaupun teropong miring (sedikit).Type otomatik mempunyai
kekurangan yaitu mudah dipengaruhi getaran, karena sebagai kompensatornya
dipergunakan sistim pendulum.
Tipe Otomatik terdriri dari :
7Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
1. Teropong 6. Tribrach2. Kompensator 7. Trivet3. Pengatur diafragma 8. Kiap4. Pengunci horizontal 9. Tombol focus5. Skrup kiap
Instrumen-instrumen pokok sipat datar, di antaranya :
a) Instrumen sipat datar wye
b) Instrumen sipat datar tabung
Instrumen Sipat Datar Tabung
c) Instrumen sipat datar ungkit
Instrumen Sipat Datar Ungkit
d) Instrumen sipat datar otomatis
8Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Penyetelan Instrumen Sifat -Datar
Dalam penyetelan instrumen ini, hal-hal yang perlu dapat perhatian adalah:
1) Penempatan agar sumbu nivo tabung tegak lurus sumbu vertikal. Pada
instrumen sifat-datar ungkit hal ini tidak begitu penting.
2) Penempatan agar sumbu nivo tabung agar sejajar garis kolimasi.hal ini
tidak diperlukan pada instrumen sifat-datar otomatis.
3) Penyetelan garis horizontal benang silang instrumen sifat-datar.
Hal-hal tersebut diatas adalah merupakan dasar dari penyetelan instrumen
sipat-datar, sedang untuk penyetelan masing-masing tipe instrumen sipat-datar
adalah :
(1) Penyetelan instrumen sipat-datar Wye :
(a) Penyetelan agar baris kolimasi sejajar dengan garis-garis rangka teleskop :
Membidikkan pada kertas putih yang dipasang sejauh 50 m dengan teleskop di
atas penyangga berbentuk Y dan di pusat benang silang pada kertas putih
sebagai titik a. Kemudian memutar teleskop 180° mengitari sumbu teleskop
dan membidik lagi kertas putih tersebut. Apabila pusat benang silang tidak
berhimpit dengan titik a di atas, titik tersebut ditandai sebagai b dan disetel
agar titik pusat benang silang jatuh tepat pada c titik tengah antara a dan b.
(b) Penyetelan agar garis kolimasi sejajar dengan sumbu niveau tabung dari
teleskop:
1) Menempatkan gelembung pada niveau tabung di tengah-tengah dengan
sekrup sekrup penyetel.
2) Apabila gelembung bergerak ketika teleskop diputar kira-kira 30° pada
sumbunya, maka dibuat dalam keadaan tidak bergerak dengan sekrup
penyetel gelembung lateral.
3) Mengangkat teleskop dari penyangga berbentuk Y dan menempatkan
kembali dalam arah lainnya untuk memastikan apakah gelembung
bergeser. Apabila masih juga bergeser, geserkan setengah penggeserannya
ke belakang dengan sekruip penyetel gelembung vertikal dan setengah
pergeseran ke belakang lainnya dengan sekrup-sekrup penyetel yang
tersedia.
9Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
(c) Penyetelan agar garis kolimasi tegak lurus sumbu vertikal :
Setelah melakukan penyetelan-penyetelan pada (a) dan (b) di atas, maka
diperlukan pengaturan selanjutnya, yaitu :
1) Menempatkan gelembung di tengah-tengah dengan
sekrup penyetel.
2) Memutar teleskop 180° mengelilingi sumbu vertikal
untuk mengecek pergeseran gelembung.
(2) Penyetelan instrumen sipat-datar tabung :
(a) Penyetelan agar sumbu niveau tegak lurus sumbu vertikal.
1) Menempatkan gelembung ditengah-tengah dengan sekrup-sekrup penyetel
dan putar teleskop 180° mengelilingi sumbu vertikal untuk mengecek
apakah gelembung bergeser atau tidak.
2) Apabila gelembung bergeser, maka dengan sekrup penyetel, gelembung
ditempatkan pada setengah pergeseran ke belakang dan setengah
pergeseran ke belakang lainnya dengan sekrup-sekrup penyetel lainnya.
(b) Penyetelan agar garis kolimasi sejajar dengan sumbu-niveau (pengatur patok)
1) Menempatkan patok pada titiki A dan B satu dengan yang lainnya sejauh
beberapa puluh sampai 100 meter, kemudian mengukur jarak
Horizontalnya secara tepat dan akhirnya memasang lagi patok di C.
2) Menempatkan instrumen sifat-datar di titik C dan membaca graduasi a1
dan d1 pada rambu yang dipegang pada titik a dan B , maka ( a1 – b1 )
adalah Perbedaan tinggi titik A dan B tersebut.
3) Kemudian memindah –tempatkan instrumen sifat-datar
tersebut pada titik D sejauh 5 m dibelakang titik A atau titik B da
selanjutnya membaca graduasi a2 dan b2 pada rambu yang dipegang pada
titik A dan titik B.
4) Apabila ( a1 – b1 ) = ( a2 - b2 ) maka penyetelan tidak
diperlukan lagi. Akan tetapi apabila ( a1 – b1 ) = ( a2 - b2 ), maka diperlukan
penyetelan benang silang sedemikin rupa sehingga dapat dilihat graduasi (
a2 + X ) pada garis kolimasi instrumen sifat-datar yang telah ditempatkan
pada titik d tersebut. Adapun X = ((D + d)/d)e, di mana e = ( b2 - b1 ) - ( a2 –
a1 )
10Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
(3) Penyetelan instrumen sifat-datar ungkit:
a) penyetelan hubungan antara niveau bundar dengan sumbu vertikal.
1) Memasang skrup pengungkit pada posisi sentral dari perpindahan menyeluruh.
2) Menempatkan gelembung pada posisi ditengah-tengah dengan skrup-skrup penyipat-datar.
3) Memutar teleskop 180o mengelilingi sumbu vertikal untuk mengecek masalah.
4) Memutar teleskop 90o mengelilingi sumbu vertikal untuk mengecek
apakah gelembung masih bergeser.
b) penyetelan agar garis kolimasi sejajar sumbu niveau
1) Metode patok dapat digunakan sebagai halnya pada penyetelan instrumen sifat-datar tabung.
2) Meskipun benang silang digeser untuk menyetel instrumen sifat-datar tabung, akan tetapi sekrup pengungkit harus disetel sedemikin rupa agar graduasi ( a + x ) pada rambu A dapat dibaca.
(4) Penyetelan instrumen sifat-datar otomatis
Apabila sumbu vertikalnya dalam posisi dengan kemiringan yang terlalu
besar, instrumen sifat-datar seperti ini tidak dapat berfungsi dengan baik dan
ketelitiannya pun akan menurun, karenanya penyetelan niveau bundarnya
harus;ah sesempurna mungkin.
Adapun caranya adalah:
a) Mengadakan penyetelan-penyetelan yang seperti sudah diuraikan pada
penyetelan sifat-datar ungkit, point a.
b) Menyetel garis kolimasi seperti yang sudah diuraikan pada metode
patok.
2.1.3 Pensil
1. Menentukan tanda kedudukan benang pada patol-patol
2. Memberi tanda ukuran/tebal pasangan pada profil
3. Membeti tanda pada pekerjaan kayu
4. Membuat sketsa pada pekerjaan tertentu
5. Pekerjaan-pekerjaan lain yang membutuhkan
11Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
2.1.4 Benang
1. menentukan garis lurus
2. menentukan garis datar menentukan pasangan yang kurus
3. mekuruskan plesteran
4. menggantungkan unting-unting.
BENANG
2.1.5 Rambu ukur (Bak Ukur)
Rambu ukur ini berfungsi untuk membaca tinggi rendahnya tanah yang akan
diukur. Dalam rambu ukur ini terdapat 3 bacaan benang, yaitu bacaan benang
bawah,bacaan benang tengah dan bacaan benang atas.
Rambu ukur salah satu alat yang digunakan dalam praktek ilmu ukur tanah.
Bahannya ada yang terbuat dari kayu dan ada juga yang terbuat dari alumunium.
Panjang/ tingginya rata rata dua meter, untuk memudahkan membawanya alat ini bisa
dipendekkan dengan cara dilipat.
12Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Rambu Ukur
Umumnya alat ukur ini berbentuk sebuah mistar ukur yang besar dengan
satuan panjang terkecilnya adalah sentimeter, namun untuk pengukuran sipat datar
teliti juga digunakan rambu ukur yang satuan skalanya 0,5 centimeter.
Rambu untuk pengukuran sipat datar (leveling) diklasifikasikan ke dalam 2 tipe,
yaitu :
1. Rambu sipat datar dengan pembacaan sendiri
a) Jalon
b) Rambu sipat datar sopwith
c) Rambu sipat datar bersendi
d) Rambu sipat datar invar
2. Rambu sipat datar sasaran
Untuk mendapatkan beda tinggi dengan cara sipat datar diperlakukan mistar
ukur yang disebut rambu ukur (disingkat : rambu). Rambu ini terbuat dari kayu atau
logm dengan ukuran a.1 : 2x10x300 cm di mana pada salah satu permukaannya dibuat
garis-garis skala dengan interval 0,5 cm atau 1 cm
13Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Terdapat bermacam-macam rambu, baik ditinjau dari cara membuat skala
maupun ditinjau dari konstruksinya. Yang panjangnya 4 m biasanya dibagi menjadi 2
bagian. Masing-masing bagian panjangnya 2 m dan dihubungkan dengan engsel
sehingga dpat diliat. Ada pula yang masing-masing bagiannya disusun sedemikian
sehingga satu sama lain dapat digeser. Rambu demikian biasanya terbuat dari logam
tipis dan ringan.
2.1.6 Pita ukur
Pita ukur ini berukuran sangat panjang dan berfungsi untuk mengukur jarak
antara rambu ukur yang akan ditembak dan alat teodolit yang berfungsi sebagai
penembak.
Ada terdapat beberapa macam pita ukur, diantaranya adalah :
a. Pita ukur dari kain linen (linen tape)
Pita ukur dari kain jarang digunakan karena kurang kuat dan cepat rusak.
Pita ukur linen bisa berlapis plastik atau tudak, dan kadang-kadang diperkuat
dengan benang serat. Pita ini tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15
meter, 20 meter, 25 atau 30 meter.
Kelebihannya alat ini bisa ditarik dan digulung kembali, dan
kekurangannya adalah kalau ditarik akan memanjang, lekas rusak dan mudah
putus, tidak tahan air. Jadi untuk kegiatan pengukuran tanah kurang memadai.
b. Pita ukur dari baja
Pita ukur baja terbuat dari baja karbon atau baja anti karat yang
dibungkus cat putih/metalik. Cat ini berfungsi meningkatkan ketahanan
terhadap asam dan karat, gradasinya 1 mm. Pemuaian dan penyusutan
disebabkan oleh temperatur dan tegangan, sedangkan kelembaban udara tidak
berpengaruh. Alat ukur ini disebut juga pita ukur kadaster, terbuat dari baja
berkualitas tinggi yang tebalnya kira-kira 0,4 mm. pita ukur baja mempunyai
ketelitian yang tinggi dan ketahanan cukup lama, lebih tahan air dan
pemuaiannya kecil, sehingga pita ukur baja ini banyak digunakan untuk
pengukuran teliti yaitu pada pelaksanaan konstruksi dan penempatan titik-titik
kontrol.
14Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Pita ukur baja lebarnya kira-kira 12 mm-20 mm dan 28 mm, tebal 0,3
mm-0,4 mm panjangnya 20 m, 30 mdan 50 m. bagian ujung baja diberi
pegangan dan garis nol ditempatkan ± 10 cm dari pegangan. Tingkat
ketelitiannya tinggi, sampai milimeter. Ujung-ujung pita baja ditumpu oleh
tripod (tumpuan tiga kaki) yang salah satunya dipasangi mikroskop untuk
membaca pita ukur.
c. Pita ukur serat – serat gelas ( fiber glass tape )
Pita ukur ini terbuat dari serat rami yang diperkuat dengan anyaman
kawat halus campuran serat gelas (fiber glass) dan serat kimia. Biasanya pita
ukur ini dilapis dengan lapisan cat, berangka tanda graduasi. Kelebihan pita
ukur fiber glass ini adalah sifatnya aman dipakai dekat dengan alat listrik,
ringan, tidak mudah bengkok serta mudah pemakaiannya. Kelemahannya
adalah sangat mudah memuai dan menyusut akibat pengaruh kelembaban
udara. Jadi ketelitiannya agak rendah.
Panjang pita fiber glass adalah 10, 20, 30 dan 50 meter, dengan graduasi 5 mm
serta lebar pita 16 mm
2.1.7 Unting-unting
Berfungsi untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur di permukaan
tanah atau sebaliknya.unting-unting cukup di gantungkan pada instrument yang akan
ditentukan kedatataran atau vertikalnya dan untuk memudahkan suatu titik tegak lurus
dari atas kebawah atau sebaliknya.
Unting-unting terbuat dari besi atau kuningan berbentuk kerucut dengan ujung
bawah lancip dan di ujung atas di gantungkan pada seutas tali dengan ukuran besar
yang berbeda beda, tapi perbedaan ukuran tidak akan mempengaruhi kepada hasil
pengukuran dan sebenarnya untuk unting untuing sendiri bisa digantikan oleh yang
batu.
Unting-unting digunakan :
1. Menentukan garis vertikal atau bidang tegak
lurus terhadap bidang datar
2. Untuk menentukan letak titik tegak lurus
dibawah suatu titik diatasnya
Unting - unting
15Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
2.1.8 Payung
Digunakan untuk melindungi alat atau pesawat
ukur dari sinar matahari atau hujan yang dapat merusak
alat ataupun mengurangi keakuratan dari alat tersebut.
2.1.9 Koas dan cat minyak
Alat ini murah dan sederhana akan tetapi
peranannya sangat penting sekali ketika di lapangan,
yaitu digunakan untuk menandai dimana kita mengukur
dan dimana pula kita meletakan rambu ukur. Tanda ini
tidak boleh hilang sebelum perhitungan selesai karena
akan mempengaruhi perhitungan dalam pengukuran.
CAT dan KUAS
2.1.10 Formulir ukur, alat tulis dan meja lapangan (meja dada)
Alat ini terbuat dari papan dan besi,
bentuknya persegi panjang. Papan dada dalam
pengukuran berfungsi sebagai alat pembantu dalam
penulisan Formulir berfungsi untuk mencatan data
yang didapat di lapangan
Gbr. Formulir Pengukuran dan Meja Dada
2.1.11Statif
Statip merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat seperti
Waterpass dan Theodolit. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa
dirubah ukuran ketinggiannya. Statip saat didirikan harus rata karena jika tidak rata
dapat mengakibatkan kesalahan saat pengukuran
16Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Statif
2.2. Pengenalan Alat Theodolite Untuk Polygon KDH
Theodolit digunakan untuk mengukur besaran sudut datar, sudut miring/zenit,
dan jarak optik pada pengukuran survei dan pemetaan. Alat pengukur sudut theodolit
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Bagian bawah, terdiri dari atas tiga sekrup penyetel Sk yang menyangga
suatu tabung dan pelat yang berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini
dibuat skala lms yang dinamakn limbus.
2. Bagian tengah, terdiri dari atas suatu sumbu yang dimasukan ke dalam
tabung bagian bawah. Sumbu ii adalah sumbu tegak atau sumbu kesatu S1.
Di atas sumbu S1 diletakkn lagi suatu pelat yang berbentuk lingkaran dan
mempunyai jari-jari kurang dari jari-jari pelat bagian bawah. Pada dua
tempat di tepi lingkaran dibuat pembaca no yang berbentuk alat pembaca
nonius. Di atas nonius ini dileakkan di atas pelat nunius untuk membuat
sumbu ke satu tegak lurus.
3. Bagian atas, terdiri dai sumbu mandatar atau sumbu kedua yang diltakkan
di atas kaki penyangga sumbu kedua S2. Pada sumbu kedua ditempatkan
suatu teropong tp yang mempunyai diafragma dan dengan demikian
mempunyai garis bidik gb. Pada sumbu kedua diletakkan pelat yang
berbentuk lingkaran dilengkapi dengan skala Its. Untuk mendapatkan
bacaan pada skala lingkaran tegak iniditempatkan dua nonius pada kaki
penyangga sumbu kedua.
Theodolite mempunyai dua macam gerakan :
1. Putaran horisontal dengan sumbu putar sumbu I (sumbu tegak)
2. Putaran vertikal dengan sumbu II (sumbu mendatar)
Setiap alat terdiri dari tiga bagian :
Bagian Bawah :
a. tiga skrup kiap
b. pembidik centring optis (eye piece)
c. skrup kunci gerakan horisontal
d. skrup penggerak halus horisontal
e. skrupkunci lingkaran skala skala horisontal
f. skrup penggerak halus skala horisontal
g. skrup perubah skala horisontal
17Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
h. lingkaran skala horisontal
i. nivo kotak
j. pengunci bousole
Bagian tengah :
a. skrup pengunci gerakan vertikal
b. skrup penggerak halus vertikal
c. nivo tabung
d. skrup pengungkit
e. nivo tabung untuk pembacaan skala vertikal
f. nonius, tempat pembacaan skala vertikal dan horisontal
g. skrup mikrometer pembacaan skala.
Bagian teropong :
a. bagian bagian optis
b. lingkaran skala vertikal
c. garis bidik
d. pembidik kasar
e. tempat pembacaan (nonius) skala horisontal dan vertikal
f. skrup pengatur fokus.
2.2.1 Jenis – Jenis Theodolite
1 Theodolit Top Con
18Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Bagian-Bagian Dari Theodolit Top Con : 1. Lensa Obyektif2. Visir3. Cermin Sudut4. Nivo Tabung5. Pengunci Mendatar Bagian Atas6. Piringan Derajat Horizontal7. Pengarah Halus Mendatar Bagian Bawah8. Penyetel Nivo9. Tribrach10. Penyetel Nivo11. Nivo Kotak12. Pengunci Menadatar13. Penggerak Halus Mendatar Bagian Atas14. Pengunci Vertikal15. Penggerak Halus16. Knob Mikrometer17. Visir
2. Theodolit Wild –T0
19Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
2.1.3 Jenis jenis Theodolite
Jenis dari theodolite dapat dilihat dari dua segi pandangan :
a. segi lingkaran skala horisontal
b. segi konstruksi alat, terutama bagian bawah yang berkenaan dengan lingkaran skala
horisontal.
Dilihat dari segi lingkaran skala horisontal.
1. Theodolite biasa
Piringan skala horisontal pada jenis alat ini bukan merupakan benda yang
mengandung magnet, sehingga tidak ada pengaruh magnet bumi pada piringan
skalanya. Theodolite jenis ini tidak dapat menunjukkan utara magnet bumi, dan
pengukuran hanya pada saat sudut yang dibentuk oleh dua sisi saja.
2. Theodolite kompas
Merupakan theodolite yang piringan skalanya bermuatan magnet, atau tempat
pembacaannya ditunjukkan oleh garis yang bermuatan magnet.
20Laporan Pengenalan Alat
A. Sumbu Dalam
B. Plat sejajar atas
C. Sumbu Luar (Lingkaran Graduasi Horisontal)
Theodolite (Tipe Sumbu Ganda)
A. Sumbu Dalam
B. Sumbu Luar
Theodolite (Tipe Sumbu Tunggal)
Raga Fajar K ( 0700362 )
Dilihat dari segi konstruksi alat, terutama bagian bawah yang berkenaan
dengan lingkaran skala horisontal.
1 Theodolite reiterasi adalah alat pengukur sudut datar/lereng, jarak optik, beda
tinggi, yang mana lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga
lingkaran skala mendatar tidak dapat diputar-putar.
2 Theodolite repetisi adalah alat untuk mengukur sudut datar, sudut lereng, jarak
optik serta beda tinggi, yang mana lingkaran skala mendatar dapat diatur juga
mengelilingi sumbu tegak.
Dilihat dari segi konstruksi alat, terutama yang berkenaan dengan sumbu.
1 Theodolite Tipe Sumbu Ganda, theodolite ini digunakan untuk pengukuran
dengan ketelitian yang rendah. Theodolite ini mempunyai dua buah sumbu pada
bagian dalam dan bagian luar, sehingga memungkinkan pengukuran sudut dengan
penulangan (repetition) tertentu, yang akan diuraikan kemudian.
2 Theodolite Tipe Sumbu Tunggal, theodolite ini tidak mempunyai klem bawah dan
hanya mempunyai sumbu dalam, karena bagian yang berputar dengan tabung
sumbu luar dan pelat atas sejajar disatukan.
Bagian-bagian utama Theodolite terdiri dari :
Teleskop, terdiri dari bagian-bagiannya yaitu: benang-benag silang, sistem pembidik
dan tabung.
21Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Fungsi teleskop adalah untuk mengetahui arah sasaran (garis kolimasi). Karena itu
disyaratkan agar bidang pandangan harus terang, pembesaran harus cukup memadai
dan bayangan harus nyata. Bagian ini direncana sesuai dengan daya penglihatan mata
(kira-kira 60 detik), graduasi dengan pembacaan yang teliti, dan sebagainya.
Benang Silang, titik perpotongan benang silang (cross-hair) adalah untuk
menempatkan sasaran pada titik tertentu dalam teleskop.
Sistem Pembidik, pada dasarnya adalah kombinasi dari sebuah lensa pandang
(field view lens) dan lensa bidik (eye piece).
Nivo
Nivo adalah benda yang terdiri dari suatu tabung kaca lengkung, dimana didalamnya
terdapat uap cairan (eter) jenuh.
Jenis Nivo ada dua macam :
1. Nivo Tabung
2. Nivo Kotak
Perbedaan jenis Nivo tabung dan Nivo kotak.
Nivo Kotak Nivo Tabung
1. Ketelitian rendah / kasar
2. Lingkaran
3. Radius Pendek
4. Biasanya tidak terdapat garis pars
1. Teliti
2. Tabung
3. Radius Panjang
4. Terdapat garis pars.
Garis jurusan nivo adalah garis yang menyinggung titik tengah skala nivo.
Garis acuan nivo adalah garis yang menyinggung titik tengah gelembung nivo.
Fungsi Nivo :
1. Membuat garis mendatar, bila gelembung nivo berada atau berimpit dengan titik
tengah nivo.
22Laporan Pengenalan Alat
Penyimpangan Kromatik Penyimpangan Speris
Raga Fajar K ( 0700362 )
2. Membuat suatu bidang mendatar, bila setiap arah nivo tersebut, gelembung nivo
tetap berada ditengah.
3. Membuat suatu garis tegak atau vertikal, bila garis tersebut tegak lurus suatu
bidang, dan bila nivo telah mendatarkan bidang tersebut.
4. Dapat mengukur sudut vertikal yang kecil, bila satuan dari skala nivo diketahui.
Sudut vertikal = sudut yang terbentuk oleh 2 garis pada bidang vertikal.
Pada suatu alat ukur cara mengatur alat bidang mendatar
1. Mendatarkan secara kasar (mengetengahkan kotak dengan ketiga skrup kiap)
2. Mengetengahkan Nivo Tabung :
a. membuat tabung nivo kira kira sejajar dua skrup kiap
b. gelembung nivo diketengahkan dengan memutar skrup satu dan skrup dua
dengan arah berlawanan.
c. cek dengan cara memutar alat ±180°.
d. gerakan alat ±90° sehingga tegak lurus kedua skrup tadi.
e. putar skrup tiga untuk mengetengahkan gelembung nivo.
f. cek setiap arah nivo, gelembung harus tetap ditengah.
Koreksi Nivo
Membuat suatu bidang mendatar dengan bantuan nivo, tidak dapat terlaksana
apabila kedudukan tidak sejajar bidang tersebut. Untuk ini diperlukan koreksi nivo
agar kedudukan nivo sejajar bidang tempat nivo tersebut.
Pada nivo tabung, bidang tersebut ditunjang oleh tiga buah skrup (skrup kiap),
aturlah seperti biasa untuk pendataran bidang, pada saat melakukan cek alat diputar
±180°.
Gelembung nivo bergeser, koreksi dilakukan dengan pin koreksi, besar geseran
dikoreksi ½ geseran sisanya dengan skrup kiap kembali. Putar alat ±180°, bila masih
bergeser lakukan hal diatas. Koreksi baru selesai dilakukan bila gelembung nivo
sudah tetap di tengah.
23Laporan Pengenalan Alat
Nivo TabungNivo Tabung Bundar
Raga Fajar K ( 0700362 )
2.1.5 Benang Diafragma
Definisi : Benang yang terdapat pada bidang diafragma, yaitu bidang tempat
bayangan lensa objektif jatuh.
Pada alat ukur, sipat datar dan theodolite terdapat beberapa benang.
1. Benang diafragma vertikal
2. Benang diafragma horisontal tengah
3. Benang diafragma horisontal atas
4. Benang diafragma horisontal bawah
Benang vertikal dan horisontal membentuk silang diafragma, sebutan lain
1. Horisontal tengah disebut benang tengah (BT)
2. Horisontal atas disebut benang atas (BA)
3. Horisontal bawah disebut benang bawah (BB)
Fungsi benang atas dan benang bawah
1. Untuk mengontrol benang tengah
2. Untuk pengukuran jarak optis.
2.3 Alat Ukur Jarak (Pita Ukur / EDM)
Dewasa ini pita ukur (tapes) digunakan dalam pekerjaan pengukuran jarak
biasa.
Pita Ukur Fiber (Fiber Tape)
Yang termasuk tipe ini adalah pita ukur yang terbuat dari serat rami dan
diperkuat dengan anyaman kawat halus, pita ukur yang terbuat dari campuran serat
rami dan serat katun, dan pita ukur yang terbuat dari campuran serat gelas.
Kelebihan dari tipe pita ukur ini adalah sifatnya yang ringan, tidak mudah
bengkok serta mudah pemakaiannya. Akan tetapi, kelemahannya yang paling
menyolok adalah sangat mudah memuai dan menyusut, akibat pengaruh kelembaban
udara.
Pita Ukur Baja (Steel Tape)
24Laporan Pengenalan Alat
Pita Ukur KainPita Ukur Dengan CampuranSerat Gelas Dan Serat Kimia
Raga Fajar K ( 0700362 )
Pita ukur baja pada umumnya mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dari pita ukur
fiber dan ketahanannya pun lebih lama. Pita tipe ini biasanya digunakan untuk
pengukuran teliti, misalnya pengukuran untuk pelaksanaan konstruksi dan
penempatan titik-titik kontrol.
Pita ini terbuat dari baja karbon atau baja anti karat yang dibungkus dengan cat putih,
cat metalik atau cat-cat berwarna lainnya. Selain untuk meningkatkan ketahanan
terhadap asam dan karat, cat pembungkus tersebut digunakan dalam menempatkan
graduasi serta tanda-tanda lainnya.
Pita Ukur Invar
Pita ukur invar biasanya dipakai untuk mengukur garis basis (basic line), di mana
kesalahan relatif yang diizinkan hanya sebesar 1/500.000 ÷ 1/1.000.000.
2.4 Instrumen Pengukuran Jarak Yang Didasarkan Pada Metode Optik
Metode di mana suatu jarak anata dua buah titik diukur secara tidak langsung,
disebut takimetri (tacheomtry). Metode ini dilakukan dengan penempatan sebuah
instrumen ukur jarak pada ujung titik permulaan dan intrumen tersebut diarahkan pada
titik sasaran yang ditempatkan pada ujung lainnya.
Pengukuran Dengan Batang Bentangan
Instrumen Yang Menggunakan Gelombang-Gelombang Elektomagnet
Instrumen pengukuran jarak elektronik saat ini telah digunakan untuk mengukur jarak
langsung dengan tepat.
25Laporan Pengenalan Alat
Pita Ukur Baja
Pengukuran Dengan Pita Ukur Invar
Raga Fajar K ( 0700362 )
2.5 Instrumen Lain pada Pengukuran Ilmu Ukur Tanah
1. Digitizer
Arti istilah digitizer erat kaitannya dengan pengertian
berikut, piranti masukan yang menggunakan media magentis,
alat ini sangat tepat dan memudahkan dalam pemindahan
gambar, misalnya peta, dari gambar kertas ke layar komputer.
Digitazing Tablet (atau digitizer), juga sering disebut dengan
graphics tablet, merupakan peranti pengambil data dalam bentuk sederetan koordinat
(x,y) yang menetukan gerakan pena atau puck pada meja digitasi. Peranti ini
mempunyai ketelitian yang cukup tinggi. Peranti ini banyak digunakan untuk terapan-
terapan dalam bidang computer-aided design (CAD), atau untuk menyalin gambar
yang tersedia ke dalam yang tersedia ke dalam bentuk digital untuk diolah lebih
lanjut. Resolusi dari peranti ini bisanya lebih tinggi dibandingkan dengan mouse atau
trackball.
26Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Ada beberapa mekanisme kerja dari digitizer. Digitizer resistif bekerja atas
prinsip pendeteksian titik kontak antara dua bidang resitif. Keuntungan yangdiperoleh
dengan mekanime seperti ini adalah bahwa digitizer ini tidak diperlukan peranti
khusus, yang biasanya dusebut stylus, tetapi cukup dioperasikan dengan menggunakan
pena biasa, atau bahkan dengan menggunakan jari tangan. Contoh digitizer yang
bekerja atas dasar mekanisme ini adalah Micropad.
2. Echosounder
Echosounder, atau perum-gema adalah alat untuk
mengukur kedalaman air. Alat ini mampu mengukur kedalaman
mulai dari 1m hingga lebih dari 11.000m. Kemampuan
mengukur kedalaman utamannya ditentukan oleh frekwensi
yang digunakan. Agar alat ini mampu mengukur kedalaman lebih besar, maka harus
dipilih frekwensi yang lebih rendah, namun frekuensi rendah menghasilkan tingkat
resolusi dan akurasi yang lebih rendah pula. Itulah sebabnya mengapa perlu memilih
frekwensi yang sesuai dengan cakupan kedalaman area yang akan disurvei. Frekuensi
rendah juga harus menggunakan transduser dengan ukuran yang lebih besar sehingga
tidak memungkinkan dipasang di perahu. Frekwensi tinggi (misal 200kHz)
memerlukan transducer dengan diameter hanya 10cm saja, sehingga sangat mudah
dibawa dan dapat dioperasikan menggunakan perahu sampang sekalipun.
3. Scanner
Di dalam sebuah sistem komputer, scanner adalah sebuah alat input yang
berfungsi sebagai penghasil gambar digital(image digitizer). Cara kerja scanner
dalam membaca gambar ada kemiripan dengan mesin foto kopi, namun tidak
seperti fotokopi dimana hasil pembacaan tersebut berupa hasil cetakan dalam
lembar kertas dari citra yang dibaca, scanner akan menampilkan hasilnya di layar
monitor untuk dapat di simpan sebagai sebuah file digital.
27Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Scanner sendiri dalam bidang keteknikan adalah istilah untuk alat yang mampu
membaca bentuk atau sifat fisika suatu benda, misalnya bentuk dua dimensi benda,
bentuk tiga dimensi benda, suhu suatu wilayah daratan, kondisi otak manusia, suhu
tubuh manusia, dan lain sebagainya. Misalnya di bidang kedokteran dikenal alat CT
Scan(Computed tomography-Scan) yaitu alat yang dapat menghasilkan gambar dua
atau tiga dimensi dari keadaan bagian dalam tubuh pasien.
Scanner dalam bahasa Inggris berasal dari kata dasar scan yang dalam Bahasa
Indonesia sering dipadankan dengan istilah pindai, sehingga dalam Bahasa Indonesia
scanner adalah mesin pemindai atau cukup disebut pemindai saja. Istilah pindai
sendiri memang bukan istilah yang umum diucapkan atau didengar. Arti dari pindai
sendiri adalah melihat dengan teliti dan seksama, sehingga kurang lebih maksud dari
pemindai adalah alat yang dapat membaca data dengan teliti dan seksama.
Dibandingkan dengan kamera foto yang mengambil secara keseluruhan pada satu
saat, proses yang dilakukan pemindai memang lebih teliti. Setiap bagian gambar yang
akan dipindai datanya baris per baris untuk diproses menjadi data dijital. Scanner
yang kita bahas adalah image scaner atau alat yang akan membaca gambar dalam
bentuk lembaran kertas untuk diubah menjadi data citra digital.
Untuk keperluan pribadi, penggunaan yang umum dari scanner adalah sebagai
penyimpan gambar, baik itu foto, surat-surat penting seperti ijazah, atau berita dari
Koran dalam bentuk file dijital. Jika diperlukan file dijital itu sewaktu-waktu dapat
dicetak. Jadi jika anda memiliki foto, surat-surat berharga atau sekedar artikel dari
majalah yang anda anggap penting, dan anda tidak menginginkankehilangan data
tersebut, ada baiknya anda menyimpannya dalam bentuk file digital.
Di dalam bidang seni multimedia, seperti bidang animasi, para animator
menggunakan scanner untuk memindahkan rancangan bentuk-bentuk dasar dari
gambar yang akan diolahnya. Misalnya tokoh di dalam film kartun akan digambar
dengan tangan menggunakan pensil, kemudian hasilnya akan di-scan. Selanjutnya
dengan perangkat lunak animasi, rancangan tersebut akan diberi pewarnaan dan efek-
efek tertentuk untuk menghasilkan sebuah karya animasi.
Jenis-jenis Scanner
28Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Berdasar manfaat dan cara penggunaannya, scanner dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
a. Flatbed
Jenis ini adalah jenis yang paling banyak
dijumpai, karena harganya relatif paling
murah, cocok untuk penggunaan pribadi.
Jenis ini dapat dicirikan dari bentuknya
yang persegi panjang. Memiliki sebuah papan penutup, dan lapisan kaca tempat
meletakkan gambar. Untuk menggunakannya anda harus meletakkan gambar satu
persatu untuk setiap pengambilan gambar.
b. Automatic Document Feeder
Jenis ini memiliki kelebihan kemudahan
dalam penggunaan. Anda dapat
meletakkan gambar-gambar yang akan
dibaca, selanjutnya alat ini secara
otomatis akan mengambil sendiri
gambar-gambar tersebut dan membacanya, untuk selanjutnya disimpan sebagai file
dijital. Harganya sudah tentu lebih mahal dibanding jenis flat bed. Jenis ini memang
cocok untuk perkantoran yang memiliki banyak gambar yang akan di-scan.
c. Andheld
Jenis ini membutuhkan keterampilan yang lebih dari penggunanya. Pengguna dengan
tangannya akan menggerakan scanner ini di atas gambar yang akan dibacanya. Karena
proses pembacaan data oleh scanner sangat sensitif, maka gambar yang dihasilkan
kualitasnya kurang baik, akibat kecepatan gerakan yang tidak rata. Umumnya scanner
jenis ini bersifat monochrome, atau tepatnya hanya dapat menghasilkan warna hitam
putih saja.
29Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
d. Drum
Jenis ini adalah jenis-jenis yang awal dikembangkan. Jenis ini menggunakan
photomultiplier tubes (PMT) untuk membaca data gambar. Jenis ini menghasilkan
kualitas yang lebih baik di banding jenis lainnya. Namun karena harganya relatif
mahal, maka jenis ini sudah tidak banyak digunakan. Banyak orang beralih
menggunakan jenis flatbed berkualitas tinggi. Tetapi jenis ini masih tetap digunakan
oleh pihak-pihak yang membutuhkan kualitas yang baik, seperti museum atau
seniman yang akan menyimpan hasil kerja seninya.
Atribut Scanner
Dalam menggunakan scanner perlu diperhatikan beberapa sebuah scanner, atribut-
atribut yang dimaksud adalah :
1. Jenis Pewarnaan Jika anda sedang men-scan lembar tulisan, ada baiknya anda
mengatur warna hitam putih saja, tetapi jika anda ingin men-scan sebuah foto
30Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
berwsarna atau sebuah lukisan, maka gunakanlah jenis pewarnaan true color yang
membutuhkan resolusi tinggi.
2. Resolusi Resolusi menentukan seberapa detil sebuah gambar dapat diambil. Jika
gambar tersusun atas titik-titik, maka resolusi gambar menentukan seberapa banyak
titik penyusun gambar per wilayah. Dalam konsep gambar dijital, wilayah gambar
tersusun atas satuan yag disebut pixel(picture element). Titik-titik tersebut adalah data
yang dibaca oleh CCD. Semakin banyak CCD yang digunakan berarti resolusi yang
dihasilkan dapat semakin tinggi. Namun perlu diketahui bahwa terdapat dua jenis
resolusi, pertama adalah resolusi optis, yaitu resolusi yang dihasilkan CCD. Kedua
adalah resolusi interpolasi, yaitu resolusi yang dihasilkan dari interpolasi perangkat
lunak. Semakin besar resolusi sebuah gambar, maka pada saat dicetak gambarnya
akan semakin besar.
Komponen-komponen Scanner
Komponen-komponen yang dimaksud adalah komponen-komponen pada scanner
flatbed. Komponen tersebut adalah :
1. Alas kaca
Alas kaca digunakan sebagai wadah dari gambar yang akan dibaca.
2. Sumber Cahaya
Sumber cahaya berupa lampu dengan intensitas cahaya cukup tinggi akan
menghasilkan cahaya yang diarahkan ke gambar.
3. Sensor sinal pantulan
Jenis yang umum digunakan untuk jenis scanner flat bed adalah sensor
CCD(charge-coupled devices). Alat ini berfungsi seperti mata yang akan membaca
sinar pantulan dari gambar Untuk mengarahkan sampai ke CCD, cahaya pantulan
dari gambar diarahkan dengan menggunakan sejumlah cermin dan lensa scanner.
4. Motor Stepper dan pita bergerigi
Karena data dibaca baris perbaris, maka dibutuhkan motor stepper dan pita
bergerigi untuk menggerakan lampu dan CCD.
5. Penutup
Penutup digunakan untuk menghindari sinar luar yang masuk, sehingga data yang
dibaca oleh CCD benar-benar data pantulan dari gambar yang sedang dibaca.
31Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Selain komponen-komponen tersebut tentu masih ada banyak komponen lain,
tetapi fungsi dan bentuknya dapat berbeda antara jenis scanner satu dan lainnnya.
Cara Kerja Scanner
1. Gambar yang akan dipindai diletakan di atas permukaan kaca pemindai
2. Sebelum gambar dipindai, komputer akan menentukan seberapa jauh motor stepper
yang membawa lampu akan maju, jaraknya ditentukan oleh panjang gambar dan
posisi gambar di kaca pemindai.
3. Lampu mulai menyala dan motor stepper akan mulai berputar untuk menggerakkan
lampu hingga posisi akhir gambar.
4. Cahaya yang dipancarkan lampu ke gambar akan segera dipantulkan,kemudian
pantulan yang dihasilkan akan dibaca oleh sejumlah cermin menuju lensa scanner.
5. Cahaya pantulan tersebut akhirnya akan sampai ke sensor CCD
6. Sensor CCD akan mengukur intensitas cahaya dn panjang gelombang yang
dipantulkan dan merubahnya menjadi tegangan listrik analog.
7. Tegangan analog tersebut akan diubah menjadi nilai dijital oleh alat pengubah
ADC(analog to Digital)
8. Sinyal dijital dari sensor CCD akan dikirim ke papan lojik dan dikirimkan kembali
ke computer dalam bentuk data dijital yang menunjukan warna pada titik-titik
gambar yang dipantulkan
32Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
Fitur-fitur tambahan dan fitur kombinasi
1. OCR (Optical character Recognirion)
Dalam bidang perangat lunak penganalisa bahasa, scanner adalah tahapan awalnya.
Data teks yang dapat diambil oleh scanner dapat dianalisa untuk disimpan sebagai
sebuah file teks. Selanjutnya data teks tersebut dapat diubah sesuai dengan
penggunaanya.
Jika anda ingin mengutip sebuah tulisan dari buku, dan mengatur tampilannya dengan
baik, maka anda dapat memanfaatkan fasilitas ini.
2. Mesin fotocopy.
Sebuah computer yang dilengkapi
dengan scanner dan printer dapat
berfungsi sebagai mesin foto kopi.
Bahkan beberapa scanner telah
dilengkapi dengan tombol khusus
fotocopy, sehingga anda dengan mudah
memanfaatkannnya.
3. Mesin pengirim Faksimili.
Sebuah komputer yang dilengkapi dengan scanner, saluran telepon dan perangkat
lunak faksimili, dapat benar-benar berfungsi sebagai mesin pengirim faksimili. Jika
dilengkapi dengan printer, maka dapat difungsikan sebagai mesin penerima faksimili.
Beberapa scanner bahkan telah menyediakan tombol khusus sehingga anda tidak perlu
memanggil program pengirim faksimili dan menggunakan sejumlah tombol keyboard
untuk mengaktifkan fasilitas ini.
4.GPS
GPS atau Global Positioning System adalah alat yang digunakan untuk perekaman objek atau situs yang disurvei. Selain itu juga titik control GPS sangat bermanfaat untuk pengikatan pemetaan sektoral kepada kerangka spasial nasional. Di pasaran ada berbagai macam jenis dan merk GPS tentunya dengan spesifikasi yang berbeda-beda.
33Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
5. Kompas
Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan lingkaran berskala. Salah satu ujung jarumnya dibuat dari besi berani ataumagnit yang ditengahnya terpasang pada suatu sumbu, sehinngga dalam keadaan mendatar jarum magnit dapat bergerak bebas ke arah horizontal atau mendatar menuju arah utara atau selatan.Kompas yang lebih baik dilengkapi dengan nivo, cairan untuk menstabilkan gerakan jarum dan alat pembidik atau visir.Kegunaan utama atau yang umum dari kompas adalah untuk
menentukan arah mata angin terutama arah utara atau selatan sesuai dengan magnit
yang digunakan.
Kegunaan lain yang juga didasarkan pada penunjukkan arah utara atau
selatan adalah :
(1) Penentuan arah dari satu titik/tempat ke titik/tempat lain, yang ditunjukkan oleh
besarnya sudut azimut, yaitubesarnya sudut yang dimulai dari arah utara atau
selatan, bergerak searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud,
(2) Mengukur sudut horizontal
(3) Membuat sudut siku-siku.
Alat ini mempunyai spesifikasi, antara lain:
(1). Jarum magnit yang digunakan sebagai patokan mengarah ke utara atau selatan
(2). Satuan skala ukuran sudut yang digunakan derajat atau grid
34Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kerangka dasar vertikal merupakan salah satu metode pengukuran yang
bertujuan untuk mencari beda tinggi. Kemudian Kerangka dasar Hirizontal
merupakan salah satu metode pengukuran yang menggunakan alat Theodolit yang
bertujuan untuk mencari titik koordinat. Tachymetri merupakan salah satu metode
pengukuran titi-titik detail yang menggunakan peralatan dengan teknologi lensa optis
dan elekrtronis digital. Pada pengukuran tachymetri meliputi azhimut magnetis, sudut
inklinasi atau zenith dan tinggi alat. Jadi, Pengukuran kerangka dasar
vertikal,kerangka dasar horizontal dan titik detail saling berhubungan.
3.2 Saran
Dalam suatu pengukuran yang harus diperhatikan adalah pada saat
mengoprasikan alat atau pesawat. Dan yang harus diperhatikan dari alat ini adalah
penerangan, karena alat ini sangat membutuhkan pencahayaan yang terang untuk
dapat membaca BA.BT,BB, sudut horizontal dan sudut vertikalnya. Pada perhitungan
jarak pesawat ke patok di sejajarkan dengan bidang nivo, bukan mengikuti turun
naiknya jalan.
35Laporan Pengenalan Alat
Raga Fajar K ( 0700362 )
DAFTAR PUSTAKA
Purwaamijaya, Iskandar Muda . 2000. Diktat Pengukuran Dan Pemetaan I.
Bandung.
Sosrodarsono, Suyono. 1997. Pengukuran Topografi Dan Teknik Pemetaan.
Jakarta : Pradnya Paramita.
Suhardi, Edi. 1983. Diktat Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah Jurusan Geodesi
Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Sutomo. Pengenalan Ilmu Ukur Tanah. Bandung : ITB.
36Laporan Pengenalan Alat
top related