laporan mpn
Post on 05-Aug-2015
743 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Mikrobiologi
UJI KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR BERDASARKAN NILAI MOST
PROBABLE NUMBER (MPN) COLIFORM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi
yang dibina oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd.
Oleh : Kelompok 2 Offering A
Dyah Afiat Madikaningtyas 100341400675
Lina Arfiani 100341400692
Lindawati Prasetyaningtyas 100341400683
Putri Ayu Anjulla 100341400705
Din Hadi Shofyan 100341400681
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2012
A. Topik
Uji Kualitas Mikrobiologi Air Berdasarkan Nilai Most Probable Number
(MPN) Coliform
B. Hari, Tanggal Praktikum
Hari : Rabu
Tanggal : 12 September 2012
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui nilai MPN Coliform sampel air minum
2. Untuk menentukan kualitas mikrobiologi air minum berdasarkan nilai
Mst Probable Number (MPN) Coliform.
D. Dasar Teori
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan
tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena
air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat
racun. (linda, 2011)
Sejumlah bakteri dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karena
menimbulkan rasa bau, warna, dan rasa, di samping juga membentuk endapan
persenyawaan tak dapat larut di dalam pipa-pipa sehingga mengurangi atau
menyumbat aliran air. Aksi merusak pada beberapa mikroorganisme adalah
sebagai berikut :
Bakteri pembuat lendir : menghasilkan keadaan berlendir
Bakteri besi : Mengubah persenyawaan besi yang dapat
larut menjadi bentuk yang tak dapat larut
yang akan menghambat aliran air dalam
pipa.
Bakteri sulfur : Membentuk asam sulfat dengan hidrogen
sulfide, yang dapat membuat air menjadi
sangat asam dan berbau tidak enak.
Algae : Menyebabkan kekruhan,perubahan warna,
serta bau dan rasa tidak enak (Pelczar.et
al.,1988).
Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri
berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik
fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam
waktu 48 jam pada suhu 35° C (Pelczar.et al.,1988).
Bakteri yang termasuk kelompok coliform merupakan salah satu flora
normal usus manusia. Bakteri ini seringkali terdapat dalam faeces. Keberadaan
bakteri coliform di dalam air minum dijadikan sebagai indicator terjadinya
pencemaranpada air minum tersebut. Kualitas mikrobiologi air minum dapat
ditentukan berdasarkan Nilai MPN Coliform. (Utami, 2012)
Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan coliform yang terdapat
dalam sampel air, dilakukan Metode Jumlah Perkiraan terdekat atau Most
Probable Number. Penggunaan media selektif dan diferensial sangat membantu
mempercepat usaha pemeriksaan air guna mendeteksi organism coliform.
Pemeriksaan tersebut terdiri dari 3 langkah berurutan:
1) Uji Pendugaan (Presumptive Test)
2) Uji Lanjutan (Confirmed Test)
3) Uji Pelengkap (Complete Test)
Kualitas mikrobiologi air minum dapat ditentukan berdasarkan
Nilai MPN Coliform. Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk
menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun
dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu
membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. (Andri, 2012)
Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana
perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang
ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.
Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. (Andri,
2012)
Uji dinyatakan positif bila terlihat gas dalam tabung Durham. Tabung yang
memperlihatkan gas diuji lebih lanjut dengan uji peneguhan. Untuk uji
peneguhan dilakukan untuk meneguhkan bahwa gas yang terbentuk disebabkan
oleh kuman koliform dan bukan disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies
sehingga menghasilkan gas. Uji peneguhan menggunakan BGLB (Briliant Green
Bile Lactose Broth) yang diinokulasikan dengan satu mata ose media yang
memperlihatkan hasil positif pada uji duga. (Andri, 2012)
E. Alat dan Bahan
Alat:
1. Botol dengan volume 100 ml 2. LAF (Laminar Air Flow) 3. Tabung reaksi kecil 4. Tabung Durham 5. Vortex 6. Gelas ukur 10 ml 7. Pipet ukur 8. Lampu spiritus9. Inkubator 10. Rak tabung reaksi
Bahan:
1. Sampel air minum 2. Aquades steril 3. Medium KL (Kaldu Laktose)4. Medium BGLB (Briliant Green Lactose Bile Broth)5. Medium MCA (Mac Conkey Agar) 6. Alkohol 70% 7. Lisol 8. Sabun cuci 9. Koro api 10. 10.Lap
F. Prosedur Kerja
1. Tes Pendugaan
Menyediaan 100 ml sampel air sumur yang akan diperiksa. Menyiapkan juga 3 buah tabung reaksi berisi 9 ml aquades steril dan 9 buah tabung reaksi
berisi tabung Durham yang telah diisi 3 ml medium kalsu laktose
Secara aseptik menginokulasikan 1 ml sampel air sumur ke dalam tabung reaksi berisi 9ml aquades steril dan 9 lalu mengocok tabung tersebut
sehingga diperoleh pengenceran sebesae 10-1
Melakukan pengenceran dengan cara yang sama sehingga diperoleh pengenceran 10-2 dan 10-3
Menyiapkan 9 tabung reaksi berisi medium kaldu laktose, memberi kode A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, dan C3. Memasukkan 1ml sampel dengan pengenceran 10-1 ke dalam tabung A1, A2, A3. Memasukkan 1ml sampel dengan pengenceran 10-2 ke dalam tabung B1, B2, B3. Memasukkan 1 ml
sampel dengan pengenceran 10-3 ke dalam tabung C1, C2, dan C3.
Menginkubasikan semua taung reaksi pada suhu 370 C selama 1x24 jam. Jika timbul gas dalam tabung Durham pad abagian dasar, maka melakukan tes penegasan. Jika tidak ada gas, menunggu hingga 1x24 jam berikutnya.
Jika tetap tidak ada gas, maka sampel air minum tersebut tidak perlu diperiksa lebih lanjut.
2. Tes Penegasan
3. Tes Kepastian
Melakukan inokulasi air minum yang menghasilkan gasa pada tes pendugaan. Memperlakukan seperti pada tes pendugaan, tetapi medium yang
digunakan ialah BGLB (Briliant Green Lactose Bile Broth) sebanyak 9 tabung reaksi @3ml
Memasukkan semua tabung reaksi tersebut ke dalam inkubator pada suhu 440C selama 1x24 jam. Jika terdapat gas pada bagian dasar tabung Durham, berarti dalam sampel air minum terdapat bakteri Coliform fekal. Jika tidak ada gas, maka menunggu sampai 2x24 jam. Jika ada gas, berarti sampel air tersebut mengandung bakteri Coliform fekal. Untuk mengetahui nilai MPN
bakeri coliform yang tergantung dalam sampel air minum ini, kita dapat melihat dalam tabel MPN.Menghitung nilai MPN Coliform berdasarkan
rumus.
Menginokulasikan 0,1 ml sampel air minum padamasing-masing tingkat pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 pada medium Mac Conkey Agar (MCA), kemudian inkubasikan pada suhu 370C selam 1x24 jam atau 2x24 jam.
Lalu mengamati koloni bakteri yang tumbuh pada permukaan medium. Koloni yang berwarna merah merupakan koloni bakteri yang
memfermentasikan laktose, sedang koloni yang tidak berwarna merah merupakan koloni bakteri yang tidak memfermentasikan laktose.
Menghitung jumlah koloni bakteri kedua kelompok bakteri ini, berdasarkan tingkat pengenceran, lalu hitung reratanya.
G. Data Pengamatan
Medium KL
Medium BGLB
Medium
BGLBAda/tidaknya gelembung
A1 -
A2 -
A3 -
B1 -
B2 √
B3 -
C1 √
C2 -
C3 √
Medium KL Ada/tidaknya gelembung
A1 √
A2 -
A3 -
B1 -
B2 √
B3 -
C1 -
C2 -
C3 -
Medium MCA
Medium MCAAda/tidaknya koloni
berwarna merah
1 -
2 -
3 -
H. Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan nilai MPN pada tiap-tiap
uji dengan medium tertentu.
Pada medium KL, didapatkan nilai MPN dari perhitungan sebagai
berikut:
Sedangkan pada medium BGLB, didapatkan nilai MPN dari
perhitungan sebagai berikut:
Dan pada medium MCA, didapatkan nilai sebagai berikut
I. Pembahasan
Dalam pengujian mengenai kualitas air, dilakukan tiga tahap
pengujian. Tahap pertama yaitu Uji Pendugaan dengan menggunakan
medium KL (Kaldu Laktose). Uji pendugaan ini dilakukan untuk mengetahui
ada atau tidaknya mikroorganisme pada air dengan indicator ada atau
tidaknya gelembung pada medium dalam waktu 1x24 jam. Berdasarkan data
yang diperoleh dalam uji ini, diketahui terdapat dua seri tabung yang tampak
adanya gelembung. Yaitu pada seri tabung A1 dan B2 dari 3 seri tabung (A,
B, dan C). Dimana A merupakan tingkat pengenceran pertama, B merupakan
tingkat pengenceran kedua, dan C merupakan tingkat pengenceran ketiga).
Dapat diambil kesimpulan untuk uji pendugaan pada sampel air A1 dan B2
ditemukan mikroba yang mampu memfermentasiakan laktosa dimana bearti
mikroba tersebut menghasilkan gas pada tabung Durham. Terbentuknya
gelembung gas dalam tabung Durham disebabkan karena adanya mikroba
pembentuk gas (Fardiaz S., 1992). Didukung oleh sumber lain bahwa timbulnya gas
disebabkan karena kemampuan bakteri coliform yang terdapat pada sampel air
dalam memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu
48 jam dan pada suhu 350 C (Pelczar dan Chan., 2006). Dengan demikian
didapatkan nilai MPN tabel sebesar 0,073. Sedangkan nilai MPN Colliform
sebesar 7,3 sel/ 100 ml.
Tahap kedua adalah uji kepastian. Dalam uji ini digunakan medium
BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth). Menurut Dwijoseputro, hijau
berlian yang terdapat pada uji kepastian berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri
golongan kolon dengan melihat ada atau tidaknya gas sebelum 48 jam
berakhir. Dengan demikian hanya bakteri golongan kolon saja yang dapat
tumbuh di medium ini (Dwijoseputro, 2005). Setelah 2x24 jam didapatkan
data yang diperoleh , diketahui bahwa dari ketiga seri tabung, hanya tabung B
dan C yang menunjukkan hasil positif sedangkan A tidak. Padahal pada uji
pendugaan, hasil positif ditunjukkan oleh tabung A dan B sedangkan C tidak.
Ini berarti pada sampel air di tabung A terdapat mikroorgaisme gram positif
dan bukanlah bakteri golongan kolon. Pada tabung seri B terdapat
mikroorganisme golongan kolon. Sedangkan pada tabung seri C pada uji
pendugaan tidak terdapat gelembung namun pada uji kepastian pada tabung C
terdapat gelembung yang menunjukkan bahwa pada tabung C terdapat bakteri
golongan kolon. Ketidak sesuaian hasil pada uji pendugaan dengan uji
kepastian pada tabung C mungkin disebabkan oleh kurang telitinya pengamat
sehingga pengamat tidak melihat adanya gelembung pada uji pendugaan
untuk tabung seri C. Faktor lain yang mungkin menjadi penyebab ketidak
sesuaian ini adalah pada pengamatan 1x24 jam pada medium KL gelembung
belum tampak/muncul sehingga seolah-olah uji pendugaan pada tabung C
menunjukkan hasil negatif.
Tahap pengujian yang ketiga yakni pengujian dengan medium MCA
(Mac Conkey Agar). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
bakteri E.coli pada sampel air yang diuji dengan melihat ada tidaknya koloni
E.coli berwarna merah. Dari data yang kami peroleh mengenai uji ini
diketahui bahwa pada sampel air yang di uji tidak ditemukan adanya E.coli.
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting
kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli,
Enterobacter aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun
jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung,
keberadaannya di dalam air menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh
karena itu, air yang akan dikonsumsi harus bebas dari semua jenis coliform.
Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula
risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran
manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen-yang kemungkinan
terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah
panas-adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram
perut, dan muntah-muntah (Fardiaz,1989).
Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E. coli O:157:H7, bersifat
patogen dan juga dapat menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut,
mual, dan rasa tidak enak badan (Dad,2000).
Pengamatan uji kualitas air kali ini, digunakan metode MPN (Most
Probable Number ). Di mana metode ini terdiri atas tiga tahap, yaitu uji
pendugaan, uji penegasan, dan uji penguatan.
Uji tahap pertama (pendugaan), menggambarka keberadaan coliform
masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini
mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis
bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji
konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan
bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan
hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan
mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, gram negatif, tidak-
berspora (Fardiaz,1989).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-
forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga
diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan,
umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g
dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan
setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai
MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum.
Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95% sehingga pada setiap nilai
MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi
(Fardiaz,1989).
Metode MPN ini menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi,
yang perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif
setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif
dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas
pada tabung Durham untuk mikroba pembentuk gas, seperti E. coli. Metode
MPN ini biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
sampel cair, dapat pula dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba untuk
sampel yang bentuknya padat, dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10
dari sampel tersebut.
Menurut Dwidjoseputro (1989), air tanah mangandung zat-zat
anorganik maupun zat-zat organic yang merupakan tempat yang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme (kehidupan
mikroorganisme). Mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni
pertama dalam air yang mangandung zat-zat anorganik. Sel-sel yang mati
merupakan bahan organic yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme
yang heterotrof. Temperatur juga ikut menentukan populasi mikroorganisme
di dalam air. Pada temperature sekitar 30°C merupakan temperatur yang baik
bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan maupun manusia.
Sinar matahari (terutama sinar ultraviolet) memang dapat mematikan bakteri,
akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet ke dalam air tidak maksimal. Air
yang berarus deras kurang baik bagi kehidupan bakteri. Hal ini berkaitan
dengan tidak maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena kebanyakan
bakteri memerlukan media/ substrat yang tenang untuk
perkembangbiakannya (Dwijoseputro, 1989).
Masalah air bersih yang kurang memenuhi syarat sangat berpengarauh
terhadap kualitas produk. Sebagai contoh di dalam industri minuman, jika air
yang digunakan kurang baik maka produk yang dihasilkan juga kurang baik,
apalagi jika air yang digunakan tidak steril maka produk yang dihasilkan
dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen yang mana dapat
membayakan konsumen (Fardiaz,1989). Berdasarkan hasil nilai MPN yang
kami lakukan, maka nilai tersebut menunjukkan bahwa sampel yang kami uji
kurang layak untuk diminum. Namun, dimungkinkan pula terjadi kesalahan
praktikan saat praktikum, dimana kurangnya praktikan dalam memperhatikan
teknik aseptic. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit
kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik.
J. Diskusi
1. Berdasarkan hasil perbandingan, diketahui bahwa jarak sumber air dengan
septic tank berpengaruh terhadap kualitas air. Selain itu tipe tanah juga dari
sumber air juga berpengaruh terhadap kualitas airnya. Jarak yang tepat untuk
memisahkan sumber air yang akan dibuat dengan toilet yang terdekat adalah
minimal 5 meter (jika tanah disekitar lokasi adalah tanah liat) dan minimal 7,5
meter jika tanahnya berpasir. Semakin dekat keberadaan air dengan septic-
tank maka nilai MPN semakin tinggi. Hal ini dikarenakan bakteri koliform
seperti E. coli merupakan bakteri yang banyak terdapat pada tinja manusia.
Sehingga bakteri ini akan menyebar di air-air yang dekat dengan septic-tank
dan meluas ikut aliran air. Semakin jauh dengan septic-tank maka semakin
rendah pula nilai MPN, hal ini dikarenakan bakteri kolIform yang ada pada air
jumlahnya semakin sedikit apabila semakin jauh dari sumber limbah yang
menyebabkan bakteri ini dapat tumbuh.
2. Karena medium ini bersifat selektif. Medium ini mampu menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif sehingga hanya bakteri yang diharapkan
saja yang dalam hal ini adalah bakteri koliform yang dapat tumbuh pada
medium MCA.
K. Kesimpulan
1. MPN adalah suatu teknik enumerasi pada mikrobia (dalam hal ini coliform fecal),
pada suatu bahan cairan. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan
(presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed
test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas
rendah; masih dalam dugaan. Organisme kelayakan konsumsi air atau bahan pangan
cair adalah kelompok bakteri koliform yaitu: spesies Escherichia coli, Enterobacter
dan Klebsiella.
2. Semakin tinggi nilai MPN suatu air maka semakin banyak bakteri koliform
pada air tersebut.
L. Daftar Rujukan
Andri, 2012. metode MPN. (online) http://scienceandri.blogspot.com/2012/04/metode-mpn.html, diakses tanggal 23 Oktober 2012
Dad.2000.Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons, Inc., New York, p. 426.
Dwijoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit
Jambatan.
Fardiaz, S.,.1989. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, IPB.
Fardiaz, S.,.1992. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, IPB
Hastuti, Utami Sri . 2012. Patunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press
Linda. 2011. Uji Kualitas Air Berdasar Nilai MPN Coliform. (online) http://linda-haffandi.blogspot.com/2011/11/uji-kualitas-air-berdasar-nilai-mpn.html, diakses tanggal 23 Oktober 2012
Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007 dalam Soni, Ahmad. 2010 Elements of
Pelczar, Michael and Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia Press
top related