laporan kkl 2012
Post on 31-Jul-2015
618 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah dan Pengembangan Pabrik
1.1.1 PT. Semen Baturaja (Persero)
Untuk memenuhi semen dalam negeri yang setiap tahun meningkat, maka
tahun 1973 di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Proponsi Sumatera Selatan
diadakan survey bahan galian berupa batu kapur dan tanah liat oleh Direktorat
Jendral Pertambangan Umum Departemen Pertambangan, dan hasil survey
menunjukkan bahwa daerah tersebut layak didirikan pabrik semen.
Pada tahun 1974, diadakan studi kelayakan untuk pendirian pabrik semen
Baturaja oleh PT.Semen Padang (Persero), di Kabupaten OKU, Sumatera Selatan
yang berkapasitas produksi 500.000 ton per tahun dengan proses kering. Survei
kelayakan ini diadakan berdasarkan survey bahan baku semen yang telah
dilakukan oleh Direktorat Geologi bekerjasama dengan Biro Industrialisasi pada
tahun 1964, yang kemudian dilanjutkan kembali tahun 1973.
Tanggal 14 November 1974 berdirilah PT. Semen Baturaja oleh PT.Semen
Padang (Persero) bersama–sama dengan PT. Semen Gresik (Persero) berdasarkan
akte notaries John Fredrik Berthold Tumbelaka Sinyal No.34 tahun 1974.
Pembangunan pabrik dimulai pada tahun 1978 oleh Ishikawajima Harima
Heavy Industries Company limited (IHI) dari Jepang. Sebagai General
Contraktor, IHI bertanggung jawab menyelesaikan seluruh manajemen proyek,
perencanaaan, penyediaan dan pembelian bahan konstruksi, pelatihan dan
segalanya yang diperlukan untuk beroperasinya sebuah pabrik semen berkapasitas
500.000 ton semen per tahun dengan mutu yang sesuai dengan NI-8/1972.
Kontrak antara PT.Semen Baturaja (Persero) dengan IHI ditandatangani pada
tanggal 13 September 1977.
2
Kemudian tanggal 9 November 1979, PT.Semen Baturaja sebagai usaha
penanaman modal dalam negeri berubah bentuk menjadi Persero berdasarkan akte
notaries Hadi Muntoro,SH No.33, dengan pemegang sahamnya adalah :
1. Pemerintah Republik Indonesia : 88 %
2. PT. Semen Gresik (Persero) : 7 %
3. PT. Semen Padang (Persero) : 5 %
Proyek PT. Semen Baturaja (Persero) selesai dikerjakan selama lebih
kurang 29,5 bulan. Produksi percobaan dilakukan pada bulan September 1980
sampai April 1981.
PT. Semen Baturaja (Persero) diresmikan oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 29 april 1981, sedangkan pembangunan pabrik PT. Semen Baturaja
(Persero) baru selesai pada tanggal 30 Mei 1981 dan operasi komersinalnya
dimulai pada tanggal 1 Juni 1981, sebagaimana yang ditetapkan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) modal saham PT.Semen Baturaja (Persero)
diresmikan seluruhnya menjadi milik Negara RI terhitung dari tanggal 4 Januari
1991 berdasarkan PP No.3 tahun 1991.
Mulai tanggal 11 juni 1992 sampai dengan akhir Maret 1994, PT.Semen
Baturaja mengadakan proyek optimalisasi untuk meningkatkan kapasitas produksi
semen dari 450.000 ton menjadi 550.000 per tahun. Saat ini sejak 1 Oktober 1996
sampai dengan 2010 dilaksanakan proyek optimalisasi untuk meningkatkan
kapasitas produksi semen menjadi 1.250.000 ton pertahun.
PT.Semen Baturaja (Persero) memakai lambang tiga gajah dalam satu
lingkaran dengan gajah berwarna putih, dasar lambang berwarna hijau dan tulisan
Portland Cement berwarna merah.arti lambang tersebut adalah :
1. Tiga Gajah
Gajah merupakan hewan yang besar dan kuat yang banyak terdapat disumatra
selatan. Disamping itu, gajah adalah maskot Sumatera Selatan. Tiga gajah
3
berarti bahwah PT Semen Baturaja mempunyai tiga lokasi pabrik yaitu
Baturaja (OKU),Kertapati (Palembang), dan Panjang (lampung).
2. Warna Dasar Hijau
menunjukkan pemetaraan pembangunan untuk mencapai kemakmuran.
3. Warna Tulisan Merah
Menunjukkan kesiapan karyawan untuk bekerja keras dalam menghadapi
setiap tantangan dan hambatan.
4. Warna Putih pada Gajah
Menunjukkan kesucian hati dari keseluruhan para karyawan PT. Semen
Baturaja
1.1.2 Indonesia Power
Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan merupakan
bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali dengan
dikeluarkannya Kepres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana
swasta melalui pembangkit– pembangkit listrik swasta, serta disusunnya kerangka
dasar dan pedoman jangka panjang bagi restrukturisasi sector ketenagalistrikan
oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1993. Sebagai tindak
lanjutnya, tahun 1994 PLN dirubah statusnya dari Perum menjadi Persero.
Tanggal 3 Oktober 1995 PT. PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan
untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang salah satunya adalah PT.
Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN PJB I) menjalankan usaha
komersial bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha lainnya. Setelah lima
tahun beroperasi PLN PJB I berganti nama menjadi PT.Indonesia Power pada
tanggal 3 Oktober 2000. Saat ini, PT. Indonesia Power merupakan pembangkit
listrik terbesar di Indonesia dengan delapan unit bisnis pembangkitan yaitu UBP
Suralaya, UBP Priok, UBP Saguling, UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP
Semarang, UBP Perak–Grati dan UBP Bali serta satu Unit Bisnis Jasa
Pemeliharaan terbesar di pulau Jawa dan Bali dengan total kapasitas terpasang
8.978 MW. Pada tahun 2002, keseluruhan unit–unit pembangkitan tersebut
4
menghasilkan tenaga listrik hampir 41.000 GWh yang memasok lebih dari 50 %
kebutuhan listrik Jawa Bali. Secara keseluruhan di Indonesia total kapasitas
terpasang sebesar 9.039 MW tahun 2002 dan 9.047 untuk tahun 2003 serta
menghasilkan tenaga listrik sebesar 41.253GWh. PT. Indonesia Power sendiri
mempunyai kapasitas yang terpasang per-unit bisnis pembangkit yang dapat
dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. Kapasitas Terpasang Per–unit Bisnis Pembangkit
Unit bisnis pembangkitan Kapasitas (MW)
SuralayaPriokSagulingKamojangMricaSemarangPerak-GratiBaliJawa-Bali
3.400,001.444,08797,36360,00306,441.414,16864,08335,076.756
TOTAL 15.677,19
Sumber : Anonim, 2008
Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan
bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada tahun
2004, PT Indonesia Power telah memasok sebesar 44.417 GWh atau sekitar
46,51% dari produksi sistem Jawa dan Bali.
Untuk produksi listrik pada unit–unit bisnis pembangkitan dari tahun 1999
sampai dengan Triwulan pertama tahun 2005 dapat di lihat pada Tabel 1.2.
Sedangkan dalam menyuplai kebutuhan akan tenaga listrik dari Jawa Bali dari
tahun 1998 sampai 2004 tidak hanya PT. Indonesia Power yang menyuplai, tapi
juga pembangkit yang lain yaitu IPP dan PJB, seperti diperlihatkan pada Tabel
1.3.
Tabel 1.2.Daya Mampu per-Unit Bisnis Pembangkit
5
Pembangkitan Tahun 2004 (MW) Tahun 2005 (MW) April 2005 (MW)
SuralayaPriokSagulingKamojangMricaSemarangPerak-GratiBali
285210566973332981098673244
281011287703322911055685280
278910617913302911002732275
TOTAL 7221 7351 7270
Sumber :Anonim, 2008
Tabel 1.3. Produksi Listrik (GWh) per–Unit Bisnis Pembangkit
Unit BisnisPembangkitan
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004TW 1 2005
6
SuralayaPriokSagulingKamojangMricaSemarang Perak-Grati Bali
15.0417.4951.6452.6057085.158349626
15.9796.1263.5892.5931.1433.871119393
18.5137.0732.7202.7281.2303.902166722
21.2127.4572.6562.6491.1214.79967526
21.0636.9143.3922.9081.1734.558476503
21.4496.7872.6833.0568265.0969311.022
23.4627.2482.0982.8048695.1461.5341.214
22.7116.7972.3662.9888925.5241.7451.394
5.8011.5529337432931.237561337
Jumlah 33.627 33.812 37.054 40.487 40.987 41.849 44.374 44.417 11.457
Sumber : Anonim, 2008
Tabel 1.4. Daya Terpasang (MW) Sistem Jawa Bali
Perusahaan 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003Smt I 2004
PT.Indonesia PowerPT. PJB
IPP
33.62725.7661.585
33.81225.6721.431
37.05427.0953.752
40.48726.1158.225
40.98727.82812.409
41.84926.90217.738
44.37426.41719.151
22.087
Jumlah 60.978 60.915 67.901 74.826 81.224 86.489 89.941
Sumber : Anonim, 2008
1.1.3 Puslitbang tekMIRA
tekMIRA adalah suatu Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan
Batubara yang berada dibawah Kementrian ESDM yang bergerak dibidang
Penelitian dang Pengembangan Mineral dan Batubara.Dahulunya Puslitbang ini
merupakan penggabungan 2 Institusi yang bergerak dibidang pertambangan dan
Geologi,yaitu Balai Penelitian Tambang dan Pengolahan Bahan Galian dengan
Akademi Geologi dan Pertambangan pada tanggal 11 November 1976. Awalnya
Puslitbang ini dikenal dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Mineral (P3TM) yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pertambangan Umum
(DJPU) dan Departemen Pertambangan dan Energi (DPE). Sampai saat ini telah
banyak hasil peneletian serta pengembangan di bidang Mineral dan Batubara yang
digunakan untuk mendukung kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
melalui Kementrian ESDM.
7
Pada tahun 2000 terjadi perubahan tatanan pada kehidupan berbangsa dan
bernegara menyusuk Reformasi yang dilakukan yang diikuti dengan demokratisasi
di berbagai bidang serta pemberlakuan UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah. Selanjutnya Presiden memberikan instruksi kepada semua Departemen
yang ada melalui Keputusan Presiden No 44 Tahun 1999 dan Keputusan Presiden
No 165 Tahun 2000 Departemen Pertambangan dan Energi resmi berganti nama
menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM). Atas dasar
Kepres tersebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan
Kebijakan melalui Keputusan Menteri No 150 Tahun 2000 dan No 1915 Tahun
2000, kedua keputusan ini mengatur mengenai struktur organisasi yang ada di
lingkungan litbang ESDM. Rekstruktulisasi dibadan litbang ini terus berlanjut
dengan menghasilkan reaktualisasi visi dan misi DESDM, pembentukan badan
litbang beserta visi dan misinya dan pergantian nama dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral (P3TM) menjadi Pusat Penelitian dan
Pengembangan Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA) yang kini berada
dibawah badan litbang ESDM
Dewasa ini perubahan lingkungan strategis berlangsung cepat sehingga
sebagai pusat unggulan penelitian dan pengembangan dibidang mineral dan
batubara harus bisa menjawab tantangan nasional diberbagai bidang
(sosial,ekonomi,budaya dan politik) baik dilingkungan regional maupun
dilingkungan internasional.Untuk menjawab tantangan perubahan lingkungan
strategis yang begitu cepat maka Puslitbang tekMIRA mengaktualisasi Visi dan
Misi yang telah ada untuk mempercepat laju pertumbuhan Indonesia diberbagai
bidang melalui kebijakan-kebijakan stategis yang dikeluarkan oleh Kementrian
Energi dan Sumber Daya Mineral. Dengan mengacu pada Rencana Strategis
(Rensra) badan litbang ESDM 2002-2006, visi puslitbang yang tertuang dalam
Rensra badan litbang ESDM 2002-2006 yaitu : Menjadikan Puslitbang tekMIRA
sebagai pusat penelitian dan pengembangan yang mandiri, profesional dan unggul
dalam pengembangan dan pemanfaatan mineral dan batubara.Untuk
mengaktualisasi visi tersebut puslitbang tekMIRA memiliki beberapa misi yaitu :
8
1. Menyelenggarakan litbang terapan untuk pengembangan mineral dan batubara
2. Menyediakan layanan jasa teknologi dalam pengembangan mineral dan
batubara
3. Membantu merumuskan kebijakan pemanfaatan mineral dan batubara
Secara umum Puslitbang tekMIRA terbagi menjadi 2 yaitu, bidang
Pelaksana dan bidang Fungsional sehingga visi dan misi difokuskan kepada
beberapa aspek teknologi penambangan, proses pengolahan, lingkungan
pertambangan, keekonomian dan pemanfaatan teknologi informasi. Sedangkan
pelaksaan terhadap beberapa kegiatan diserahkan kepada kelompok-kelompok
keahlian yang bersifat fungsional, yaitu :
1. Kelompok GeoTeknologi Tambang
2. Kelompok Teknologi Penambangan
3. Kelompok Lingkungan Pertambangan
4. Kelompok Teknologi Pengolahan Mineral
5. Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubatra
6. Kelompok Tekno-ekonomi Mineral dan Batubara
7. Kelompok Teknologi Informasi Pertambangan
Dari beberapa visi dan misi yang ada Puslitbang tekMIRA juga memiliki
fokus-fokus untuk kegiatan yang berbasis fungsional,hal ini dimaksudkan untuk
bisa mensinergikan antara visi dan misi Kementrian Energi dan Sumber Daya
mineral yang merupakan muara dari semua kegiatan Puslitbang tekMIRA
dibidang kebijakan mineral dan energi nasional, serta hasil kegiatan dari litbang
ini juga digunakan untuk kesinambungan kegiatan penyediaan energi untuk
sektoral industri dan juga sektoral lainnya untuk Security Energy Nasional. Fokus
yang ada di Puslitbang tekMIRA dibidang fungsional yaitu :
1. Optimalisasi pemanfaatan mineral, berupa peningkatan nilai tambah, teknologi
proses dan peningkatan mutu mineral
2. Optimalisasi pemanfaatan batubara, baik sebagai bahan bakar langsung atau
melalui konversi dan peningkatan mutu batubara
9
Sesuai dengan Rencana Strategis (Rensra) Puslitbang tekMIRA 2002-
2006, kebijakan pertama pada tahun 2002 difokuskan untuk konsolidasi internal,
hal ini keterkaitan dengan kemandirian Badan Litbang ESDM yang berarti juga
kemandirian Puslitbang tekMIRA yang harus terealisasi pada tahun 2006 karena
tugas berat untuk masa depan mengenai mineral dan batubara merupakan
tanggung jawab utama dari Puslitbang tekMIRA. Kebijakan pertama pada tahun
2002 yaitu mencakup renovasi yang terus berlanjut hingga tahun 2004,
peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), inovasi IPTEK dan peralatan
yang berlanjut hingga 2005, dan juga penambahan laboratorium terakreditasi yang
terus dilaksanakan secara berkesinambungan.
1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik
1.2.1 PT. Semen Baturaja (Persero)
1.2.1.1 Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik di Baturaja terletak di daerah Sukajadi, Kecamatan Baturaja
Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Jarak antara
pabrik Panjang ke pabrik Baturaja dapat ditempuh melalui jarak sepanjang lebih
kurang 270 Km, sedangkan dari pabrik Baturaja ke pabrik Palembang sepanjang
lebih kurang 198 Km. Untuk mempermudah komunikasi antara pemerintah pusat
dan pihak perusahaan, maka PT. Semen Baturaja (Persero) membuka kantor
perwakilan Jakarta.
Secara umum, wilayah Kabupaten Komering Ulu memiliki daerah yang
berbukit–bukit dengan ketinggian yang berbeda, umumnya berbukit rendah
dengan ketinggian yang bervariasi antara 40 m sampai 60 m di atas permukaan air
laut. Wilayah kuasa penambangan batu kapur yang dikelola oleh PT. Semen
Baturaja (Persero), merupakan bekas lading pertanian yang ditumbuhi semak
belukar, Terletak di Desa Pusar.
Bagian Selatan mengalir Sungai Ogan yang memiliki ketinggian 30 m
diatas permukaan air laut. Lokasi penambangan batu kapur dan tanah liat untuk
kebutuhan pabrik terletak lebih kurang 1500 meter dari lokasi pabrik PT. Semen
10
Baturaja (Persero). Sedangkan lokasi pabrik Baturaja terletak sekitar 2,5 Km dari
pusat kota Baturaja dan berjarak 198 Km dari ibukota propinsi Sumatera Selatan
(Palembang).
Pemilihan tempat tersebut berdasarkan pertimbangan – pertimbangan sebagai
berikut :
A. Pertimbangan Ekonomi
Lokasi pembuatan klinker di pabrik Baturaja yang dekat dengan lokasi
penambangan bahan mentah, sedangkan Cement Mill Plant sekarang digunakan
untuk pemerataan produksi dan pemasaran. Lokasi Grinding Plant dipilih di
Panjang dan Palembang dengan pertimbangan sebagai berikut :
- Dekat dengan daerah pemasaran
- Memudahlan pemantauan konsumsi semen dipasaran sehingga produksi dapat
dikontrol
- Dekat dengan sarana transportasi, baik transportasi hasil produksi maupun
untuk bahan baku.
B. Pertimbangan Sosial
- Meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitarnya
- Memperluas lapangan kerja disekitarnya dan mengembangkan industry
lapangan kerja disekitarnya dan mengembangkan industry angkutan dan
perdagangan bahan bangunan.
PT. Semen Baturaja terletak di kabupaten OKU dan berjarak ± 90 Km dai
kota Tanjung Enim, tempat terdapatnya tambang batubara, Bukit Asam (PTBA).
Bahan baku berupa batu kapur banyak tersedia dan terdapat cadangan batukapur
sebanyak ± 38.250.000 ton dan tanah liat ± 2.650.000 ton dilokasi Desa Pusar,
yang terletak lebih kurang 3 km dari pusat kota Baturaja, sehingga diperkirakan
dengan kapasitas produksi 550.000 ton semen per tahun bisa beroperasi selama 50
tahun.
11
Lokasi unit – unit pabrik semen untuk pembuatan terak di Baturaja dengan
kapasitas produksi 1.250.000 ton per tahun, penggilingan dan pengantongan
semen di Baturaja dengan kapasitas produksi 550.000 ton per tahun, penggilingan
dan pengantongan semen di Kertapati, Palembang dengan kapasitas produksi
350.000 ton semen per tahun. Selain di Baturaja dan Kertapati, penggilingan dan
pengantongan juga dilakukan di Panjang, Bandar Lampung dengan kapasitas
produksi 350.000 ton per tahun. Untuk lebih jelas, peta lokasi PT. Semen Baturaja
(Persero) dapat dilihat pada gambir 1.
12
Gambar 1. Peta Lokasi Pabrik PT. Semen Baturaja
13
1.2.1.2 Tata Letak Pabrik
PT. Semen Baturaja (Persero) pabrik Baturaja terletak di Desa Sukajadi,
OKU. Sebelum memasuki kawasan PT. Semen Baturaja (Persero) pabrik Baturaja,
maka akan menemui pos satpam. Kawasan terletak disebelah kiri dan sebelah
kanan terdapat Diklat dan wisma yang dikelilingi oleh hutan kota yang sengaja
dipelihara oleh PT. Semen Baturaja (Persero) sebagai bentuk penghijauan.
Kawasan pabrik dimulai dari kantor satpam yang bersebelahan dengan kantin
karyawan, diseberangnya terdapat Kantor Bagian Umum dan Laboratorium Beton.
Didepan Laboratorium Beton terdapat kantor bagian K3LH, CCR, dan
Laboratorium proses, dimana Kantor Bagina ini menghadap kebarat. Sedangkan
packer menghadap keutara. Di arah barat terdapat storage, kilen, raw mill, quarry,
dll.
Untuk lebih jelas, peta layout pabrik PT. Semen Batujara (Persero) dapat
dilihat pada gambar 2.
14
15
Gambar 2. Peta layout PT. Semen Baturaja
1.2.2 Indonesia Power
PLTU Suralaya terletak di desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Serang,
Banten. 120 km ke arah barat dari Jakarta menuju pelabuhan Ferry Merak, dan 7
km ke arah utara dari Pelabuhan Merak tersebut.
Gambar 3. Indonesia Power
Di bawah ini adalah denah lokasi dari PLTU Suralaya
16
Gambar 4. Denah PLTU Suralaya
Luas area PLTU Suralaya adalah ± 254 ha, Terdiri dari :
Tabel 1.5 Luas Area PLTU Suralaya
Area Nama Lokasi Luas (Ha)
A Gedung Sentral 30
B Ash Valley 8
C Kompleks Perumahan 30
D Cool Yard 20
E Tempat Penyimpanan Alat – alat Berat 2
F Switch Yard 6.3
G Gedung Kantor 6.3
H Sisanya berupa tanah dan perbukitan 157.4
Jumlah 254
1.2.3 PusLitbang tekMIRA
Pusat Penelitian dan Pengembangan teknologi Mineral dan Batubara
berada di Kota Bandung dengan jarak sekitar dari pusat kota.Puslitbang tekMIRA
ini secara geografis terletak di jalan raya Bandung. Lokasi dan tata letak bisa
dilihat di gambar 5.
17
18
1.3 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
1.3.1 PT. Semen Baturaja (Persero)
1.3.1.1 Struktur Organisasi
Salah satu tujuan utama didirikannya sebuah pabrik adalah untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut harus
ada sistem yang mengatur dan mengarahkan kerja dan operasional seluruh pihak
yang berkompeten dalam segala hal yang berkenaan dengan proses dan operasi
pabrik. Oleh karena itu, harus ada wadah dan tempat yang jelas bagi pihak–pihak
tersebut untuk melakukan aktivitas yang sesuai dengan kapabilitas dan tingkat
intelejensinya. Wadah yang dimaksud diatas adalah sebuah organisasi atau
lembaga proses perorganisasian dalam upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan
pabrik akan staiblitas dan perusahaan.
Sebagai suatu Badan Umum Milik Negara, PT.Semen Baturaja (Persero)
memiliki suatu struktur organisai yang merupakan bagian yang sangat penting
untuk perusahaan, sehingga nantinya masing–masing mempunyai peran dan
tanggung jawab yang jelas. PT. Semen Baturaja (Persero) memiliki bentuk
organisasi line dan staff, dimana pimpinan tertinggi adalah Dewan Direksi yang
terdiri dari Direksi Utama.
Direksi Utama membawahi Direktur Teknik, Direktur Produksi, Direktur
Umum/SDM dan Direktur komersial. Tugas dan tanggung jawab direktur PT.
Semen Baturaja (Persero) terdiri atas :
1. Direktur Utama, bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan.
2. Direktur Teknik, bertangung jawab atas kegiatan perencanaan penelitian dan
pengembangan bidang engineering, pengembangan usaha dan manajemen dari
logitik.
3. Direktur Produksi,Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan perencanaan
dan pengendalian seluruh operasional produksi semen diketiga site, yaitu
Palembang, Baturaja, panjang.
19
4. Direktur Umum/SDM, bertanggung jawab atas kegiatan perencnaan
pengembangan Sumber Daya Manusia dan Umum.
5. Direktur Komersial, bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan dan
juga pengendalian bidang keuangan, pemasaran.
Pembagian manajemen organisasi antara lain :
1. Direktur utama membawahi, antara lain :
a. Direktur teknik
b. Direktur produksi
c. Direktur Umum/SDM
d. Direktur Komersil
e. Satuan Pengawas Intern
2. Direktur teknik membawahi, antara lain :
Departemen Penelitian dan Pengembangan, yaitu meliputi :
a. Penelitian BBPPO dan Jaminan Mutu (QA)
b. Pengembangan Usaha daan Sistem Manajemen
c. K – 3
d. Rancang Bangun dan Perekayasaan
e. Perencanaan dan Penyedian Material
3. Direktur Produksi membahahi, antara lain :
Departemen operasi, meliputi :
a. Produksi PBR
b. PBM PBR
c. Pemeliharaan PBR
d. Pabrik Palembang
e. Pabrik Panjang
f. Umum dan Personalia PPJ
4. Direktur Umum/SDM mebawahi, antara lain :
a. Umum dan Personalia
b. Perencanaan dan Pengenbangan Personil (P-3)
c. Keamanan
20
d. Perwakilan Jakarta
5. Direktur Komersial membawahi, antara lain :
a. Departemen Keuangan, meliputi :
- Akuntansi
- Pembendaharaan, Pajak dan Asuransi
- Anggaran dan Analisa Keuangan
- Pengembangan Sistem Komputerisasi
- Keuangan PBR
- Keuangan PPJ
b. Departemen Niaga, Meliputi :
- Pengadaan
- Pemasaran
c. KBL (Kemitraan Bina Lingkungan)
Kelompok jabatan dalam struktur PT.Semen Baturaja (Persero) dibagi dalam
enam tingkatan, yaitu :
1. Departemen
2. Biro
3. Bagian
4. Seksi
5. Regu
6. Pelaksana
Tingkatan Seksi sampai dengan tingkat Departemen dinamakan Karyawan
Staff, sedangkan untuk tingkat regu, dan pelaksana dinamakan Karyawan non
Staff. Setiap tingkatan dipimpin oleh seorang kepala, dimana masing – masing
kepala dalam setiap tingkatan mempunyai tugas dan mempunyai wewenang
masing – masing, atau yang disebut dengan uraian tugas jabatan (Job Discription)
Untuk lebih jelasnya, struktur Organisasi PT.Semen Baturaja (Persero)
dapat dilihat pada gambar 3.
21
22
1.3.1.2 Manajemen Perusahaan
Jumlah pegawai PT. Semen Baturaja (Persero) ini berjumlah sebanyak 750
orang yang terdiri 394 orang di Pabrik Baturaja, 155 orang di Pabrik Panjang, 201
orang di Pabrik Palembang.
Peraturan kerja yang berlaku di PT.Semen Baturaja (Persero) berdasarkan
kesepakatan kerja bersama antara serikat karyawan semen Baturaja dengan semen
baturaja dengan pihak manajemen PT. Semen Baturaja (Persero) yang disahkan
oleh Menteri Tenaga Kerja dengan surat keputusan No.Kep.357/BW/PKPP/2002.
Adapun Peraturan kerja yang berlaku PT. Semen Baturaja (Persero) antara lain :
1. Untuk Kerja non Shift
- menggunakan system kerja yaitu dari senin sampai jumat
- jam kerja :07.30 – 16.30 WIB
- jam istirahat hari senin sampai kamis :12.00 – 12.45 WIB
- jam istirahat hari jumat :11.30 – 13.30 WIB
2. Untuk jam kerja shift
- hari minggu dan hari besar lainya adalah hari kerja.
- Shift 1 :07.30 – 15.30 WIB
- Shift 11 :15.30 – 23.30 WIB
- Shift 111 :23.30 – 07.30 WIB
Sistem kerja yang digunakan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) adala
system kerja non sift dan shift. Pekerja non shift meliputi para karyawan
administrasi perusahaan kepala bagian, kepala seksi serta para manajer,
sedangkan karyawan shift meliputi operator, satpam dan karyawan pembantu.
System penggajian karyawan meliputi dua jenis yaitu fix salary atau gaji
tetap dan variable salary meliputi lembur, shift, dan pegawai call out.
23
Selain gaji yang diberikan perusahaan ,karyawan juga diberikab tunjangan
berupa tunjangan berupa shift, proporsional, cuti, tahunan, dan pengobatan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi sistem penggajian antara lain:
1. Indeks yaitu ketetapan berdasarkan golongan karyawan
2. Gradasi atau grade yaitu tingkatan golongan
3. Senioritas yaitu lamanya kerja
4. Performance meliputi kepatuhan, kefektifitasan dan kreativitas.
Adapun fasilitas yang disediakan untuk para karyawan PT. Semen
Baturaja (Persero) antara lain:
1. Rumah Dinas
2. Rumah Sakit
3. Tempat Peribadatan
4. Sarana Olahraga (tennis dan kolam renang)
5. Transportasi
6. Rekreasi
1.3.1.3 Peraturan Perusahaan
Peraturan perusahaan adalah sesuatu yang memuat berbagai
kebijaksanaan, prosedur, serta pelaksanaan yang ditertikan oleh perusahaan yang
kemudian disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja yang berlaku di RI.
Beberapa peraturan umum yang ditetapkan oleh PT. Semen Batubara (Persero)
adalah:
1. Dalam memasuki area pabrik, karyawan harus menunjukkan tanda pengenal
dan menggunakan helm.
2. Memakai seragam yang disediakan oleh PT. Semen Baturaja
3. Jumlah cuti tahunan adalah 12 hari bagi setiap karyawan.
4. Setiap orang berkewajiban melaksanakan tugas dengan baik dan
membersihkan tempat pekerjaan.
24
5. Dilarang membawa obat–obatan terlarang ke dalam wilayah perusahaan dan
dilarang meminum–minuman yang mengandung alcohol selama jam kerja.
6. Setiap karyawan wajib masuk dan pulang tepat pada waktunya.
1.3.1.4 Pelayanan dan Kesejahteraan Sosial
Manajemen berkeyakinan bahwa untuk mendapatkan kerja yang bermutu
dan mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi, maka jaminan kesejahteraan
dan kebutuhan social mereka perlu diperhatikan. Disamping memberikan
imbalankerja yang memadai kebutuhan–kebutuhan social dan aspirasi lainnya
juga mendapatkan perhatian dengan disediakannya fasilitas sarana penunjang
berupa :
1. Balai pengobatan untuk karyawan dan fasilitas dan rawat inap dirumah sakit
yang ditunjuk perusahaan.
2. Perpustakaan yang dapat digunakan waktu istirahat/waktu senggang oleh
karyawan untuk membaca.
3. Perumahan karyawan yang disediakan bagii karyawan tingkat staff dan non
staff.
4. Mess/wisma untuk karyawan yang sedang berdinas dimasing – masing lokasi
pabrik untuk tamu perusahaan yang berkunjung ke pabrik.
5. Sarana olahraga seperti lapangan tenis,sepakbola, bulutangkis, basket, kolam
renang, meja billiard, sarana kesenian dan alat musik
1.3.1.5 Kepersonaliaan
Biro Personalia PT.Semen Baturaja (Persero) mempunyai tanggung jawab
yang besar terhadap kelancaran, kelangsungan serta maju mundurnya perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab Biro Personalia mengenai :
a. Penerimaan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik juga
berkualitas.
b. Penempatan tenaga kerja sesuai skill dan keahlian.
25
c. Melakukan pemutusan hubungan kerja.
d. Memberikan nilai terhadap prestasi karyawan.
e. Mengeluarkan peraturan kepegawaian bagi karyawan
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan berkualitas, maka dalam
melakukan penerimaan tenaga kerja harus sesuai dengan spesifikan jabatan (latar
belakang pendidikan dan usia) serta melalui serangkaian tes.
1.3.1.6 Sistem Penggajian
Sistem penggajian yang diberikan oleh perusahaan terhadap seluruh
karyawan terdiri dari:
1. Gaji Tetap
Gaji tetap tergantung pada standar golongan dan merupakan fungsi daripada
jabatan, yang termasuk gaji tetap adalah gaji pokok dan gaji pengabdian
2. Gaji Variable
Gaji variable ditentukan kepada prestasi kerja karyawan dan prestasi dari
perusahaan.
Berdasarkan pembagian karyawan staff dan non staff maka system
penggajian dapat dilihat pada table 1.6
26
Tabel 1.6 Sistem Penggajian Karyawan
Karyawan Karyawan non staff
a. Gaji tetap
1. Gaji Pokok
2. Tunjangan – tunjangan\
a. Pengabdian
b. Jabatan
c. Keluarga
d. Lokasi
e. Sewa Rumah
f. Pengobatan
b. Gaji variable
1. –
2. Call Out
3. Bonus
4. –
5. -
a. Gaji Tetap
1.Gaji Pokok
2. Tunjangan – tunjangan
a. Pengabdian
b. Jabatan
c. Keluarga
d. Lokasi
e. Sewa Rumah
b. Gaji Variable
1. Tunjangan shiff
2. Call out
3. Bonus
4. Tunjangan kehadiran
5. Lembur
Sumber : Bagian Personalia PT.Semen baturaja (Persero) (2010)
1.3.2 Indonesia Power
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara
umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara
skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja. Pembagian kerja, serta
tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan semula.
PT. Indonesia Power Unit bisnis pembangkitan Suralaya, secara struktural
puncak pimpinananya dipegang oleh seorang General Manajer yang dibantu oleh
Deputi General Manajer dan Manajer bidang
27
Deputi General Manajer Operasi dan Pemeliharaan
1. Deputi General Manajer Operasi dan Pemeliharaan
2. Deputi General Manajer Bidang Umum
3. Deputi General Manajer Pengolahan Batubara
Deputi General Manajer ini dibantu oleh Management Representative dan
Document Control. Masing–masing Deputi membawahi setiap bagian.
1. Deputi General Manajer Operasi dan Pemeliharaan membawahi 5 manajer,
yaitu :
a. Manajer Logistik
b. Manajer Pengembangan Usaha
c. Manajer Sumber Daya Manusia
d. Manajer Keuangan
e. Manajer Humas
2. Deputi General Manajer Bidang Umum membawahi 5 manajer, yaitu :
a. Manajer Perencanaan Evaluasi dan Engineering
b. Manajer Pemeliharaan 1-4
c. Manajer Pemeliharaan 5-7
d. Manajer Operasi 1-4
e. Manajer Operasi 5-7
3. Deputi General Manajer Pengelolahan Batubara membawahi 3 manajer, yaitu :
a. Manajeer Ash Handling
b. Manajer Coal Handling
c. Manajer Pelabuhan
28
1.3.3 Puslitbang tekMIRA
Sistem organisasi yang ada di Puslitbang tekMIRA adalah sistem
organisasi garis dan fungsional (Line and Funcional Organization) dimana setiap
atasan mempunyai sejumlah bawahan yang masing-masing memberikan
pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya dan ada sebagian bawahan dapat
29
berhubungan langsung dengan atasannya sehingga mereka mempunyai lebih dari
satu atasan. Struktur organisasi Puslitbang tekMIRA bisa dilihat digambar 8.
30
1.4 Pemasaran
1.4.1 PT. Semen Baturaja (Persero)
31
Pemasaran semen tidak secara langsung dilakukan oleh PT.Semen
Baturaja (Persero), melainkan melalui distributor – distributor atau penyalur –
penyalur yang tersebar diwilayah pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero).
PT.Semen Baturaja (Persero) Mempunyai wilayah pemasaran antara lain :
1. Banten
2. Bengkulu
3. Jawa Barat/DKI Jakarta
4. Jambi
5. Lampung
6. Sumatera Selatan
Untuk meningkatkan kegiatan usaha dan niaga PT. Semen Baturaja
(Persero) membentuk distribusi dan transportasi yang bertujuan diantaranya untuk
memperluas daerah pemasaran, dalam hal ini diatur oleh Asosiasi Semen
Indonesia sesuai pembagian daerah masing – masing, yaitu :
A. Berdasarkan Distributor
1. Untuk daerah banten – Jabar/DKI Jakarta terdiri dari 6 distributor
2. Untuk wilayah Sumatera Selatan
- Daerah Palembang terdiri dari 8 distributor
- Daerah Tanjung Enim dan Lahat terdiri dari 1 distributor
- Daerah Baturaja terdiri dari 2 distributor
- Daerah Lubuk Linggau terdiri dari 2 distributor
3. Untuk daerah Jambi terdiri dari 2 distributor
4. Untuk daerah Bengkulu terdiri dari 1 distributor
5. Untuk daerah Bandar Lampung terdiri dari 5 distributor
B. Berdasarkan Transportasi
32
Penunjuk distributor ditentukan oleh kebutuhan daerah dan kapasitas
pabrik. Distributor – distributor membeli semen pada PT. Semen Baturaja
(Persero), kemudian semen dijual kepada konsumen. Untuk lebih jelasnya
pembagian lokasi pemasaran dapat dilihat pada gambar 9.
33
34
1.4.2 Indonesia Power
PT. Indonesia power adalah sebuah anak perusahaan PLN yang menjalankan
usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik. Saat ini Indonesia
Power merupakan perusahaan yang merupakan perusahaan pembangkit listrik
dengan daya mampu terbesar di Indonesia. PT Indonesian Power mengelola 8 unit
bisnis pembangkitan yaitu Priok, Suralaya, Saguling, Kamojang, Mrica,
Semarang, Perak-Grati dan Bali.
Bisnis utama PT. Indonesia Power adalah pengoprasian pembangkit listrik di
Jawa dan Bali yang tersebar di 8 lokasi. Unit usaha pembangkitan PT.Indonesia
Power diberi nama Unit Bisnis Pembangkitan (UBP). Ke-delapan UBP berikut
DMN (Daya Mampu Netto) per 8 November 2007 adalah:
a. UBP Suralaya, mengoprasikan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Suralaya Unit 1-4 (4x371 MW) Dan Unit 5-7 (3x575 MW)
b. UBP Priok, mengoprasikan PLTU Priok Unit 3&4 (2x45 MW), PLTGU
(Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap) Priok Blok I Dan II Masing-
Masing (3x120 MW dan 1x171 MW), PLTG Priok Unit 1&3 (2X17 MW)
c. UBP Saguling, mengoprasikan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Saguling (4x175 MW)
d. UBP Kamojang, mengoprasikan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi) Gunung Salak (3x57 MW) dan PLTP Kamojang, Garut Unit 1 (27
MW) dan Unit 2-3 (2x57 MW)
e. UBP Mrica, mengoprasikan PLTA PB Soedirman (3x60 MW)
f. UBP Semarang, mengoprasikan PLTU Tambak Lorok, Semarang Unit 1-2
(2x42 MW) dan Unit 3 (105 MW), PLTGU Tambak Lorok Blok I dan II
masing-masing (3x100 MW dan 1x152 MW), PLTG Cilacap (2x20 MW)
g. UBP Perak-Grati, mengoprasikan PLTU Perak, Surabaya Unit 3-4 (2x28
MW), PLTGU Grati, Lekok, Pasuruan Blok I (3x99 MW dan 1x153 MW),
PLTG Grati Blok II (3x100 MW)
35
h. UBP Bali, mengoprasikan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
Pesanggaran, Denpasar (total 55 MW), PLTG Pesanggaran (106 MW),
PLTG Gilimanuk (130 MW) dan PLTG Pemaron (2x40 MW).
Selain UBP, IP juga mempunyai bisnis jasa pemeliharaan pembangkit
listrik yang diberi nama Unit Bisnis Pemeliharaan (UBHar) yang berkantor di
jalan KS Tubun, Jakarta. IP juga mempunyai anak perusahaan yang bergerak di
bidang Trading batubara yaitu PT. Artha Daya Coalindo. Sedangkan PT.Cogindo
Daya Bersama adalah anak perusahan IP bergerak di bidang Co-generation dan
Energy Outsourcing.
Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik
khususnya pulau jawa, untuk meningkatkan pemanfaaatna sumber energi primer,
maka PLTU Suralaya dibangun dengan menggunakan batubara sebagai bahan
bakar utama yang merupakan sumber energi primer kelima disamping energi air,
minyak bumi dan panas bumi. Pembangunan PLTU Suralaya dilakukan dalam 3
(tiga) tahap yang seluruhnya berjumlah 7 unit:
a. Tahap I = 2x400 MW beroprasi tahun 1984
b. Tahap II = 2x400 MW beroprasi tahun 1989
c. Tahap III = 3x600 MW beroprasi tahun 1997
Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek
Induk Pembangkit Therma Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing
dari Montreal Engineering Company (Monenco) Canada dan Black & Veatch
International (BVI) Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan, proyek
PLTU Suralaya dibantu oleh beberapa kontraktor local dan kontraktor asing.
1.4.3 Puslitbang tekMIRA
1.4.3.1 Pengalaman Kerjasama Riset dan Pelayanan Jasa Teknologi
Puslitbang tekMIRA telah banyak melakukan kerjasama riset dan
Pelayanan jasa teknologi baik dengan pemerintah maupun dengan swasta nasional
baik didalam maupun diluar negeri.Puslitbang ini juga memberikan jasa teknologi
36
sesuai keahlian atau profesi yang dimilikinya serta disesuaikan dengan stake
holders.Berikut ini adalah daftar nama perusahaan dan instansi yang telah
melakukan kerjasama dengan litbang tekMIRA serat pelayanan jasa dari tahun
2004-2012 :
Kerjasama Riset
- Aneka Tambang Pongkor- BANPU (Thailand)- BPPT- Fajar Bumi Sakti- Fakultas Teknik UI- JCOAL (Jepang)- Kobe Steel Co.Ltd (Jepang)- NEDO (Jepang)- Indonesia Pratama- Indocement Palimanan- Ishikawajima-Harima Heavy Industries Co.Ltd- ITB- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)- LIPI- Mitsubishi Corp- Pemda Jatim,Jateng,Jabar dan Bali- Tambang Batubara Bukit Asam- Sojitz Corporation Indonesia- Rekayasa Industri- Semen Cibinong- Semen Gresik- Semen Tonasa- Smelting Gresik- Surveyor Indonesia- JGC Corp- Tin Tecnology Limited- Universitas Trisakti- Trubaindo Coal- UNHAS- UNISBA- United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)
37
Pelayanan Jasa Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara
- Bumi Makmur Selaras- Fakultas Teknik UI- Freeport Indonesia- Jayadi- Pratama- Surveyor Indonesia- TIMAH- Krakatau Steel- Pupuk Kujang- Balitbangda Sumut- Badan Operasi Bersama- Kitadin- AIC- FBS- Sumber Kurnia Buana
Pelayanan Jasa Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara
- Advance Technology Indonesia- BANPU Group- Berau Coal- Ener Corp- Fakultas Teknik UI- Freeport Indonesia- Ishikawajima-Harima Heavy Industries Co.Ltd- Konservasi Energi Abadi- Lautan Warna Berlian- Mitsubishi Corp- Nusa Galih Nusantara- Paragonesiatama- Pendopo Energi Batubara- PLN- Puslit Teh dan Kina (Bandung)- Surveyor Indonesia
Pelayanan Jasa Teknologi Aplikasi Penambangan Mineral dan Batubara
- Allied Indo Coal- Aneka Tambang- Banpu Group (Indominco,Kitadin,Trubaindo,Jorong Barutama Greston)
38
- Berau Coal- Bukit Asam- Bukit Panglong (Riau)- Bumi Parijata Pratama- Cimco Chemical- Dahana- Elputcika Persada- Fajar Bumi Sakti- KPC- Indocement Tunggal Prakarsa- Intan Mulia- Intimulya Multikencana- Karbindo- Kencono Wungu- Kobatin- Konservasi Energi Abadi- Pemda Jawa Tengah,Jawa Timur dan Jawa Barat- KPRI Pusdiktek PU Bandung- Micromine Indonesia Perdana- Nusa Indah- Obsidian Muara mandiri- PLTU Paiton- Puri Dimensi- Radiant Ramok Senabing- Resca Log Geoprima- Semen Baturaja- Semen Gresik- Semen Padang- Semen Tonasa- Sumber niaga- Surveyor Indonesia- Tanito Harum- Telkom- Timah- Velseis Indonesia
Pelayanan Jasa Tekno-Ekonomi dan Infromasi
- Advance Technology Indonesia- Aneka Tambang- Bukit Asam
39
- Fakultas Teknik UI- Freeport Indonesia- Micromine Indonesia Perdana- Pemkab Bangka dan Ponorogo
40
BAB II
URAIAN PROSES
2.1 Bahan Baku
2.1.1 PT. Semen Baturaja (Persero)
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam
yang mengandung oksida–oksida kalsium, alumina, silica dan besi. Bahan baku
tersebut terdiri dari tiga kelompok yaitu bahan baku utama, bahan baku penunjang
(korektif) dan baku tambahan.
2.1.1.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung komposisi
kimia oksida –oksida kalsium, silica dan alumina. Bahanbaku utama yang
digunakan yaitu batu kapur (Lime Stone) dan tanah liay (Clay).
a. Batu Kapur ( Lime Stone )
Calsium carbonat ( CaCO3) berasal dari pembentukan geologis yang pada
umumnya dapat dipakai untuk pembuatan semen Portland sebagai sumber
senyawa kapur ( CaO ).
b. Tanah Liat ( Clay )
Tanah liat ( 3AI2O3.K2O.6SiO2.2H2O ) merupakan bahan baku semen yang
mempunyai sumber utama senyawa silica, senyawa alumunia, dan senyawa besi.
2.1.1.2 Bahan Baku Penunjang (Korektif)
Bahan baku korektif adalah bahan tambahan ada bahan baku utama
apabila pada pencampuran bahan baku utama komposisi oksida–oksidanya belum
memenuhi persyaratan secara kualitatif dan kuantitatif.
Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida
silica, oksida alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silica ( silica
sand) dan pasir besi ( iron sand).
41
a. Pasir silica ( Silica sand )
Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar SiO2 dalam tanah liat
yang rendah.
b. Pasir Besi (Iron Sand)
Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar Fe2O3 yang biasanya
dalam bahan baku utama masih kurang.
Bahan Baku penunjang memiliki sifat fisik dan kimia seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.3 Sifat – sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku Penunjang
No Sifat – Sifat BahanKomponen Bahan Baku
Pasir Silika Pasir Besi
1
2
3
4
5
6
7
Rumus Kimia
Berat Molekul
Densitas
Titik Leleh
Titik Didih
Warna
Kelarutan
SiO2
60,06 g/gmol
2,32 g/ml
1710 ºC
2230 ºC
Coklat Keputihan
Tidak larut dalam air,
dan alkali tetapi larut
dala HF
Fe2O3
159,70 g/gmol
5,12 g/ml
Terurai pada 1560 ºC
-
Hitam
Tidak Larut dalam air,
tetapi larut dalam HCL
Sumber : Perry, R.H, Tahun 1989
2.1.1.3 Bahan Baku Tambahan
Bahan baku tambahan adalah bahan baku yang ditambahkan pada tera atau
klinker untuk memperbaiki sifat – sifat tertentu dari semen yang dihasilkan. Bahan
baku tambahan yang biasa digunakan untuk mengatur waktu pengikat semen
adalah Gypsum, dengan kadar semen yang ditambahkan berkisar 4%. Tabel 2.4
berikut adalah sifat – sifat fisik dan kimia dari Gypsum.
42
Tabel 2.4 Sifat – Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku Tambahan
No Sifat – Sifat Bahan Gypsum
1
2
3
4
5
6
7
Rumus Kimia
Berat Molekul
Densitas
Titik Leleh
Titik Didih
Warna
Kelarutan
CaSO4.2 H2O
172,17 g/gmol
2,32 g/ml
128 ºC
163 ºC
Putih
Larut dalam air, gliseril, Na2S2O3 dan
garam NH4
Sumber : Perry, R.H, tahun 1989
2.1.2 Indonesia Power
PLTU Suralaya telah direncanakan dan dibangun untuk menggunakan
batubara sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan sebagai bahan bakar
cadangan menggunakan bahan bakar residu, Main Fuel Oil (MFO) dan juga
menggunakan solar, High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor atau
pemantik pada penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan. Batubara
diperoleh dari tambang Bukit Asam, Sumatera Selatan dari jenis subbituminous
dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg.
2.2 Proses Produksi
2.2.1 PT. Semen Baturaja (Persero)
Proses pembuatan semen yang dihasilkan pada PT. Semen Baturaja ini
menggunakan proses kering (dry procces). Proses produksi ini dimulai dari
penyediaan bahan mentah, penggilingan bahan mentah, pembakaran, pendinginan
klinker, dan pengatongan semen.
43
2.1.1.2 Uraian Proses
1. Penyediaan Bahan Mentah
Bahan mentah yang dibutuhkan dalam pembuatan semen antara lain batu
kapur, tanah liat, pasir silica dan pasir besi.
a. Penambangan Batu Kapur (Lime Stone)
Batu kapur dapat diperoleh dengan cara penambangan. Metode
penambangan yang dilakukan di PT. Semen Baturaja (Persero) bersifat tambang
terbuka. Metode ini dipakai karena deposit batu kapur di PT. Semen Baturaja
(Persero) terletak pada daerah yang mendatar, sehingga tempat kerjanya (front)
digali kearah bawah sehingga membuat cekungan (pit). Metode penambangan
seperti ini disebut “Pit Type Quarry”.Penambangan batu kapur berlokasi di daerah
Pusar yang terletak lebih kurang 1200 m kearah barat daya dari arah pabrik. Area
penambangan dengan luas lebih kurang 51,5 ha ini memiliki ketebalan tanah
penutup (Over Burden) rata–rata 4 meter.
Aktivasi penambangan batu kapur meliputi clearing, stripping, drilling,
blasting, loading, hauling dan crushing.
Alat-alat perlengkapan penambangan batu kapur adalah sebagai berikut :
- Bor tipe Rotary Drill dengan diameter 4 in
- Mobil kompresor
- Hydraulic Exavator
- Rear Dump Truck HD 200 dan HD 300
Alat-alat bantu antara lain:
- Buldozer
- Pompa listrik
- Greader
- Wheel loader
Kegiatan penambangan batu kapur meliputi :
1. Clearing
44
Clearing adalah kegiatan pembersihan semak belukar maupun bongkahan
–bongkahan batu yang berada di atas lokasi dan menghalangi penambangan.
Tanah humus di bagian atas lokasi dan menghalangi penambangan. Tanah humus
di bagian atas harus ditimbun pada tempat tertentu dan ditanami rumput agar tidak
terjadi erosi, sehingga kelak dapat dipakai sebagai reklamasi bekas–bekas
penambangan.
2. Stripping of Over Burden (Pengupasan Tanah Penutup).
Stripping of Over Burden adalah kegiatan pengupas tanah penutup yang
mempunyai ketebalan lebih kurang 4 meter dengan menggunakan alat gali Back
Hoe UH 20. Lapisan tanah selanjutnya digali dan dimuat ke dalam Dump Truck
HD 200 kemudian dibuang ke tempat pembuangan di sebelah tenggara front.
3. Drilling (Pengeboran)
Untuk penambangan batu kapur terlebih dahulu dilakukan pengeboran
guna pembuatan lubang ledak (Blast Hole). Jenis alat yang digunakan pada front
penambangan batu kapur ada tiga jenis yaitu:
- Jack Hammer
Digunakan untuk bongkahan-bongkahan (Boulder) yang terdapat pada bagian
atas dari batu kapur untuk memudahkan operasi.
- Wagon Drill dan Rotary Drill
Wagon Drill dan Rotary Drill digunakan bila permukaan batu kapur sudah
cukup rata dan dioperasikan untuk pembuatan lubang ledak. Geometri lubang
ledak produksi PT. Semen Baturaja (Persero) terdiri dari burden 2,5 meter,
kedalaman lubang ledak bor rata-rata 7 meter, posisi kemiringan lubang 80o
dan spacing 3 meter. Jika pengeboran telah selesai, dilanjutkan dengan
pengisian lubang ledak dengan bahan peledak.
4. Blasting (Peledakan)
Perlengkapan peledakan secara umum terbagi antara lain :
- Penggalak awal (Detonator listrik, sumbu ledak)
- Penggalak utama (primer, Booster)
- Penggalak nyala panas atau arus listrik (kabel listrik, sumbu bakar).
- Sumber nyala atau arus listrik (Blasting Machine).
45
Bahan peledak yang dipakai :
- Damotion 805
Bahan peledak dengan bentuk seperti dodol yang pekat dengan melarutkan
Nitro Catton dalam Nitro.
- ANFO
Campuran Ammonium Nitrat dengan bahan bakar solar dengan
perbandingan berat 94 %-96 %.
Standar penggunaan bahan peledak adalah 130 gram/ton. Sedangkan
urutan pekerjaan yang dilakukan selama pengisian bahan peledak adalah sebagai
berikut:
- Mempersiapkan bahan peledak, detonator, listrik dan peralatan lain.
- Pengecekan kedalaman lubang.
- Mengontrol detonator dengan Ohm Meter.
- Memasukkan detonator ke dalam Damotin.
- Memasukkan primer bahan peledak ke dalam lubang.
- Memasukkan pekerjaan stemming (pemadatan lubang tambang).
- Menghubungkan detonator listrik sehingga menjadi rangkaian yang tersusun
baik.
- Menguji rangkaian dengan alat Blasting Ohm Meter untuk mengetahui apakah
sudah sempurna.
- Memberikan tanda sirine sebagai awal dimulainya peledakan.
5. Loading (Pemuatan)
Merupakan rangakaian kegiatan yang dilakukan untuk mengambil dan
memuat material ke dalam alat angkut. Alat muat yang dipakai antara lain:
Hydraullic Shovel, Back Hoe, Whell Loader. Setelah batu kapur digali dengan alat
muat lalu dimasukkan ke Dump Truck.
6. Hauling (Pengangkutan)
46
Merupakan serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengangkut batu
kapur ke peralatan pemecah batu kapur. Alat angkut yang digunakan adalah
DumpTruck
7. Crushing (Pemecahan)
Batu kapur yang diangkut dari tambang dengan Dump Truck dituangkan
ke dalam limestone hopper. Selanjutnya batu kapur dimasukkan ke dalam alat
pemecah (single shaft hammer crusher) oleh appron feeder. Prinsip kerja dari alat
pemecah yaitu berdasarkan putaran (rotation) dan pukulan (impact) dari hammer
yang membentuk impact wall lining. Produk yang lolos dari saringan (grate
basket) masuk discharge steel conveyor, sedangkan material jatuhan dari appron
feeder ditampung oleh drag chain dan masuk discharge steel conveyor.
Selanjutnya batu kapur tersebut diangkut dengan melalui rangkaian seri belt
conveyor dicurahkan dengan membentuk layer–layer ke tempat penumpukan yang
dibagi dua bagian yaitu stock pile I dan II.
b. Penambangan Tanah Liat (Clay)
Penambangan tanah liat yang berlokasi di Air Gading terletak lebih kurang
400 meter arah barat daya dari pabrik. Lapisan over burden berkisar antara 0,2–
0,5 meter, Luas lokasi penambangan lebih kurang 27,4 Ha dengan system
penggalian dari atas bench.
Alat – alat yang digunakan:
a. Hydraullic Exavator / Back Hoe Hitachi dengan kapasitas 2,4 m3
b. Rear Dump Truck
Alat bantu yang digunakan:
Buldozer untuk pengupasan tanah penutup
Kegiatan penambangan tanah liat meliputi clearing, stripping, loading,
hauling dan crushing.
1. Clearing / Stripping
Untuk pembersihan/pengupasan over burden tersebut cukup dengan
menggunakan bulldozer.
2. Loading / Hauling
47
Alat yang dipakai adalah back hoe dengan kapasitas 2,4 m3, sedangkan alat
angkutnya adalah Rear Dump Truck dengan kapasitas 20 ton.
3. Crushing
Dengan alat angkut Dump Truck, tanah liat dari tambang diangkut dan
dituangkan ke dalam clay hopper.Appron feeder yang dilengkapi dengan I speed
mentransfer tanah liat ke Double Roller Crusher. Prinsip kerja Double Roller
Crusher adalah dengan cara ditekan oleh dua buah roller yang putarannya
berlawanan arah. Pada roller tersebut dilengkapi dengan kuku baja (teeth) untuk
membantu memecah tanah liat yang keras. Untuk menampung jatuhan material
dari appron feeder dipasang drag chain. Material yang telah dihancurkan
selanjutnya dimasukkan ke dalam stock pile tanah liat dengan alat transport belt
conveyor.
a. Penyediaan Pasir Silika
Pasir silika digunakan sebagai bahan koreksi pada bahan mentah utama
yang kekurangan SiO2. Jumlah yang dibutuhkan didasarkan pada perhitungan
otomatis oleh program QCX di bagian pengendalian mutu. Pasir silika tersebut
diperoleh dengan cara membeli dari tambang rakyat. Sifat fisik pasir silika antara
lain ada yang berwarna kuning putih, hingga coklat kemerah-merahan tergantung
dari lokasi tambang rakyat tersebut. Bentuknya seperti pasir biasa, namun yang
membedakan adalah warnanya yang khas dan berkilat, serta ada juga yang masih
dalam bentuk bongkahan atau gumpalan-gumpalan sebesar kepalan tangan.
b. Penyediaan Pasir Besi / Bijih Besi
Berfungsi sebagai bahan koreksi adanya kekurangan komposisi Fe2O3. Di
dapat dengan cara membeli dari Lampung dan rekanan-rekanan yang di tunjuk.
Warnanya kebanyakan hitam, warna gelap, kemerahan dan kecoklatan. Kekerasan
5,5 – 6,5 skala Mohs. Bentuk butiran halus seperti pasir.
1. Penggilingan Bahan Mentah
48
Penggilingan bahan mentah adalah cara untuk memperkecil ukuran bahan
mentah menjadi lebih kecil atau membuat luas permukaan material menjadi lebih
besar. Tujuan dari penggilingan bahan mentah ini adalah untuk mendapatkan
campuran bahan mentah yang homogenik dan untuk mempermudah terjadinya
reaksi kimia pada saat klinkerisasi. Selain penggilingan, material juga mengalami
pengeringan dengan media pengeringanya berupa gas panas yang dapat berasal
dari hot gas generator ataupun dari kiln exchaust gas.
Bahan mentah utama yang terdiri dari batu kapur dan tanah liat di garuk
dengan menggunakan reclaimer dari stock pile masing–masing, kemudian bahan
koreksi yang berupa pasir silika dan pasir besi di campur dengan bahan mentah
utama dalam sebuah belt conveyor untuk di umpankan ke dalam vertical mill. Di
dalam vertical mill keempat bahan mentah yang telah bercampur dengan proporsi
tertentu itu mengalami proses penggilingan dan pengeringan. Selanjutnya,
material yang telah halus di hisap dengan sebuah fan. Untuk mendapatkan produk
vertical mill tepung baku atau raw meal yang memiliki kehalusan sesuai dengan
standard , maka material yang terhisap harus melewati separator terlebih dahulu
dan selanjutnya di pisahkan dari gas panas dengan menggunakan 4 buah cyclone.
Tepung baku yang telah terpisah dari gas panas selanjutnya di masukkan
ke CF Silo (Continous Flow Silo) dengan menggunakan alat transport berupa
fluxoslide dan belt bucket elevator. Di dalam CF Silo raw meal akan
dihomogenisasi dan di simpan serta siap di umpan ke kiln. Produk atas dari
Cyclone Separator adalah uap air, gas panas dan sebagian debu yang terikat pada
waktu pemisahan ini di transportasikan ke Electric Precipitator. Didalam
Electric Precipitator ini debu ditangkap oleh elektroda–elektroda yang
bertegangan tinggi. Debu yang terkumpul ini di kembalikan lagi ke CF Silo.
Sedangkan gas panas dari kiln, uap air dan sebagian debu yang tidak tertangkap
oleh elektrode–elektroda Electric Precipitator di transportastikan ke cerobong
(stack) dengan bantuan sebuah fan adalah IDF fan.
a. Penggilingan Batubara
49
Raw coal yang diperoleh dari PT. Bukit Asam (Persero) ditumpuk dalam
domestorage, selanjutnya reclaimer akan menggaruk batubara untuk dijatuhkan
dalam belt conveyor. Kemudian oleh bucket elevator material dibawa ke raw coal
silo.
b. Penggilingan Raw Coal
Proses diawali dengan pemanasan sistem (heating up), yang bertujuan
untuk mempersiapkan kondisi operasi coal mill dengan cara memasukkan gas
panas dari kiln hingga mencapai temperatur tertentu dan harus dilakukan dengan
benar hingga tidak membahayakan sistem sebelum dimasuki batubara.
Setelah kondisi panas memenuhi persyaratan segera raw coal dimasukkan
ke dalam coal mill melalui twin paddle. Di dalam coal mill, raw coal masuk di
antara table dan roller membentuk ketebalan tertentu bed contact dengan gas
panas mengalami proses pengeringan. Selain hasil penggilingan dihisap oleh jet
pulse filter untuk dipisahkan antara coal halus dari gas panas. Coal halus
ditangkap oleh filter kemudian disimpan dalam bin sebagai produk coal mill yang
siap untuk digunakan pada proses pembakaran, sedangkan gas panasnya dibuang
melalui stack (prinsip kerjanya sama dengan raw material semen pada vertical
mill).
Keberhasilan proses penggilingan batubara selain dari segi kuantitas juga
ditinjau dari kualitasnya, yaitu kadar air dan kehalusan fine coal produk coal mill
standar air maksimal 9 %, agar tidak merugikan proses pembakaran, sedangkan
kehalusan batubara dibatasi maksimum 20% yang lolos ayakan 90 µ. Tingkat
kehalusan yang berlebihan akan merugikan dalam proses pembakaran.
Agar sistem tetap bertekanan negatif dan tidak adanya batubara yang
berhamburan, maka digunakan jet pulse dengan ukuran kecil.
c. Pengumpanan coal ke kiln dan calsiner
Kebutuhan batubara yang dialirkan ke kiln maupun calsiner diatur dengan
control system. Fine coal dari bin akan turun ke pfister dengan bantuan udara dari
aerasi untuk ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya keluar melalui
pipa`kemudian dihembuskan oleh udara bertekanan tinggi dari blower menuju kiln
burner atau calsiner burner untuk proses pembakaran. Prinsip utama yang paling
50
penting adalah stabilitas supply batubara dari pfitser ke burner sangat berpengaruh
terhadap proses pembakaran di kiln dan calsiner.
2. Proses Pemanasan Awal dan Proses Klinkerisasi
a. Proses pemanasan awal
Proses pemanasan awal adalah proses penguapan air dan proses calsinasi
pada umpan kiln raw meal pada temperatur 600–800 0C.
Proses ini terjadi pada Preheater, yang terdiri dari 2 unit (2 string),
masing-masing string terdiri dari 4 cyclone, salah satu string dilengkapi dengan
burner precalsiner (Secondary Burner). Dengan adanya Preheater 2 string dan
dilengkapi dengan Burner Precalsiner, maka akan terjadi peningkatan /
percepatan proses kalsinasi (sebagian besar proses kalsinasi sudah terjadi di
preheater) dan beban kalsinasi didalam kiln menjadi lebih ringan atau
berkurang.
Untuk lebih jelas reaksi yang terjadi pada proses pembuatan semen dapat
dilihat pada tabel 2.5 berikut ini
51
Tabel 2.5 Reaksi Pada Proses Pembuatan Semen
Temperatur
(0C)Reaksi yang terjadi (perubahan) Reaksi
0-100
100-600
600-800
700-900
1100-1200
1200-1450
Penguapan air dalam Roller
Mill
Penguapan air hidrat dari tanah
Liat
Penguraian senyawa karbonat
(proses Calsinasi) terutama jenis
magnesium karbonat sedangkan
karbonat dari senyawa kalsium
akan terurai pada suhu 900 0C.
Mulai terbentuknya senyawa
C3A, C2S, C2AF
Pembentukan senyawa C2S,
C4AF, C3A maksimum
Pembentukan C3S dan
pengurangan CaO bebas pada
temperatur 1260 0C, terbentuk
fase cair (Liquid Phase) yang
apabila didinginkan menjadi
terak (klinker)
CaCO3 → CaO(s) +
CO2
Al2O3 + 3CaO →
3CaO.Al2O3
Al2O3 + 4CaO + Fe2O3
→ 4CaO.Al2O3.Fe2O3
SiO2 + 2CaO →
2CaO.SiO2
3CaO + SiO2 →
3CaO.SiO2
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)
Menurut teori atau neraca panas pada pembakaran, bahwa panas yang
dibangkitkan dari bahan bakar sebagian besar dipakai untuk proses calsinasi di
preheater dan sebagian kecil dipakai dalam proses klinkerisasi di kiln.
3. Pembakaran
52
Tepung baku (raw meal) yang telah dihomogenisasi di dalam CF Silo
dikeluarkan dan dengan menggunakan serangkaian peralatan transport, tepung
baku di umpankan ke kiln. Tepung baku yang di umpankan ke Kiln disebut umpan
baku atau umpan kiln (kiln feed). Proses pembakaran yang terjadi meliputi
pemanasan awal umpan baku di preheater (pengeringan, dehidrasi dan
dekomposisi), pembakaran di kiln (klinkerisasi) dan pendinginan di Grate cooler
(quenching).
a. Pengeringan
Pengeringan di sini adalah proses penguapan air yang masih terkandung
dalam umpan baku. Terjadi pada saat umpan baku kontak dengan gas panas pada
temperature sampai 200 ºC.
b. Dehidrasi
Dehidrasi adalah proses terjadinya pelepasan air kristal (combined water)
yang terikat secara molekuler di dalam mineral–mineral umpan baku. Proses ini
terjadi temperatur 100–400 ºC. Kondisi ini menyebabkan struktur mineral menjadi
tidak stabil dan akan terurai menjadi pada temperatur 400–900 ºC.
c. Dekomposisi dan kalsinasi
Dekomposisi adalah proses penguraian atau pemecahan mineral– mineral
umpan baku menjadi oksida–oksida yang relatif terjadi pada temperatur 400–
900 ºC .
d. Klinkerisasi
Klinkerisasi adalah proses pembentukan senyawa–senyawa penyusun
semen Portland baik dalam fasa padat maupun dalam fasa cair. Pada temperatur
1260-1310 ºC mulai terjadi lelehan terutama terdiri dari komponen Al203 dan
Fe2O3. Pada temperatur 1450 ºC, jumlah fasa cair dapat mencapai 20-30 %. Dalam
fasa cair terjadi pembentukan ( C3S ) 3CaO. SiO2 dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
2CaO.SiO2 + CaO 3CaO.SiO2
Apabila dalam proses klinkerisasi masih terdapat CaO yang belum
bereaksi dengan oksida lainnya, maka akan terbentuk CaO bebas (free lime) yang
bersifat merugikan terhadap, mutu semen. Banyaknya CaO bebas pada klinker
53
dapat dijadikan salah satu indikator apakah proses pembakaran klinker berjalan
dengan baik atau tidak. Semakin banyak CaO berarti proses pembakaran tidak
berjalan dengan baik.
Peralatan utama untuk pembakaran P.T Semen Baturaja (Persero) adalah
Rotary kiln yang dilengkapi dengan Suspension Preheater.
Kecepatan pembakaran bahan baku dalam rotary kiln (tanur putar)
bergantung pada :
- Kecepatan putar kiln = 3 rpm
- Panjang kiln = 75 m
- Diameter kiln = 4,5 m
- Kemiringan kiln = 150
e. Quenching
Quenching adalah proses pendinginan klinker scara mendadak setelah
reaksi klinkerisasi selesai. Quenching dilakukan di dalam Grate Cooler dengan
media pendingnnya berupa udara luar yang dihembuskan ke dalam Grate Cooler
dengan menggunakan fan.
Tujuan quenching adalah untuk mendapatkan klinker dengan mutu yang
baik, diantaranya :
- Mencegahnya terjadinya reaksi inversi terjadi pada pendinginan lambat pada
temperatur ± 1200 ºC.
- Mencegahnya terjadinya pembentukan struktur Kristal beta 2CaO.SiO2 yang
bersifat hidraulis menjadi Kristal alfa 2CaO.SiO2 yang bersifat kurang atau
tidak hidraulis. Klinker yang dihasilkan kemudian disimpan di dalam klinker
silo.
- Dengan adanya pendinginan yang mendadak dari temperatur tinggi (1000°C)
menjadi temperatur yang rendah (100°C) akan dihasilkan terak yang rapuh
(berpori-pori tinggi) sehingga memudahkan dalam proses penggilingan terak.
- Untuk melindungi peralatan transportasi terak dari temperatur tinggi.
- Panas terak dikembalikan ke dalam kiln sebagai udara sekunder pada
pembakaran.
4. Penggilingan Semen
54
Klinker yang disimpan dalam klinker silo dikeluarkan dan diangkut
dengan chain conveyor masuk ke dalam bin klinker. Sementara gypsum dari
gerbong dibongkar dan disimpan dalam bin gypsum. Dengan perbandingan
tertentu, klinker dan gypsum dikeluarkan dari bin masing–masing dan akan
bercampur di belt conveyor. Dari belt conveyor campuran ini kemudian
dihancurkan dengan roller press sehingga memiliki ukuran tertentu yang
selanjutnya digiling dengan menggunakan alat penggiling berupa tube mill yang
berisi bola – bola besi sehingga media penghancurnya.
Dengan menggunakan sebuah fan, material yang telah halus dihisap dan
dipisahkan dari udara pembawanya dengan menggunakan beberapa perangkat
pemisah debu. Hasil penggilingan ini disimpan dalan semen silo yang kedap
udara. Semen yang dihasilkan harus memenuhi syarat mutu fisik semen dengan
kehalusan minimal 3000 cm2/g (SNI mempersyaratkan min. 2800 cm2/g).
5. Pengantongan Semen
Semen dikeluarkan dari semen silo dan diangkut dengan menggunakan
belt conveyor masuk ke steel silo. Dengan alat pengantongan berupa Rotary
Packer, semen dikantongi dengan setiap 1 sak berisi 50 kg semen, kemudian di
bawa ke truk untuk dipasarkan.
Untuk lebih jelasnya, proses pembuatan semen Baturaja dapat dilihat
diagram alirnya pada gambar 10.
55
Diajukan, Diperiksa, Disetujui,
PT. SEMEN BATURAJ ABATURAJ A CLINKER PLANT
FLOW SHEET & SAMPLING MAP Lampiran :
FROM ( A )
HOT GAS FURNACE
DILUTEAIR
C L A Y
LIMESTONECRUSER
SILICA SAND
IRON SANDFROM STORAGE
RAW MILL
TO RAW MILLPLANT IRON SAND
STORAGE
COALBIN
16COAL
STORAGE
RAW COALFROM TRAIN
IRON SANDFROM TRAIN
GYPSUMFROM TRAIN
TO CEMENTPLANT
GYPSUMSTORAGE BIN
1
LIMESTONE4
LS SS IS
5 6
3
2
C L A YCRUSER
RECYCLE TO RAW MILL
TO LAB.
7
E P
Dust to CF Silo orto Kiln Feed
COALMILL
FROM ( B )
DILUTE AIR
D C
17
CT
TO RAW MILL ( A )
TO COAL MILL ( B )
8
X SAMPLING POINT
COAL CRUSHER
COAL SCREEN
CF SILO
TO KILN
TO CALCINER
FINE COAL BIN
TO BATURAJ A CEMENT PLANT ( C )
CLINKER'S TRAIN TOPALEMBANG & PANJ ANG PLANT
14 15
SLC COAL BURNERSLC
SLC OIL BURNER
GRATE COOLER
KILN SYSTEM
9
CLINKERCOVER
STORAGE
12
CLINKERSTORAGE
10
13
CLINKERSILO-I
CLINKERSILO-II
11
E P
Dust to Clinker
Baturaja Cement Plant
XSAMPLING POINT
SEPAXSEPT.
D C
D C
20
CEMENTSILOEX
RAW MEALSILO
CEMENTSILOEX
LIMESTONESILO
GYPSUMSTORAGE BIN
ROLLERPRESS
GRITSEPT.
GYPSUMEX
IRONSANDBIN
1918
CLINKEREX
LIMESTONEBIN
GYPSUMFROM UNLOADING
CLINKER FROMCLINKER PLANT ( C )
STEELSILO
CEMENTPACKER
CEMENTPACKER
CEMENT MILL
Ex CoalWeigherØ 4"
AIR COMPRESSOR750 CFM
Fly AshEx
Intermediate
Bin
56
2.2.2 Indonesia Power
57
Transportasi batubara dari mulut tambang Tanjung Enim ke pelabuhan
Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya dibawa dengan kapal laut ke
Jetty Suralaya. Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan
menggunakan Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu
sendiri, dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan conveyor menuju
penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui Telescopic Chute atau
dengan menggunakan Stacker/Reclaimer atau langsung batubara tersebut
ditransfer malalui Junction House ke Scrapper Conveyor lalu ke Coal Bunker,
seterusnya ke Coal Feeder yang berfungsi mengatur jumlah aliran ke Pulverizer
dimana batubara digiling dengan ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk
yang halus. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari Primary Air
Fan dan dibawa ke Coal Burner yang menyemburkan batubara tersebut ke dalam
ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk mengubah
air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruangan bakar dipasok
dari Forced Draft Fan (FDF) yang mengalirkan udara pembakaran melalui Air
Heater. Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah berupa abu
dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler secara periodik
dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembakaran dihisap keluar dari
boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) dan dilewatkan melalui Electric Precipitator
yang menyerap 99,5% abu terbang dan debu dengan sistem elektroda, lalu
dihembuskan ke udara melalui cerobong/Stak. Abu dan debu kemudian
dikumpulkan dan diambil dengan alat pneumatic gravity conveyor yang
digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan bangunan (conblok).
Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, diserap oleh pipa
pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian
dipanaskan di Super Heater (SH) yang menghasilkan uap kering. Kemudian uap
tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure Turbine, dimana uap
tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu turbin. Tenaga dari uap
mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah melalui HP
Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di Reheater
58
guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut digunakan kembali di
Intermediate Pressure (IP) Turbine dan Low Pressure (LP) Turbine. Sementara
itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser dengan pendinginan air laut
yang dipasok oleh Circulating Water Pump. Air kondensasi akan digunakan
kembali sebagai air pengisi Boiler. Air dipompakan dari kondenser dengan
menggunakan Condensate Extraction Pump, pada awalnya dipanaskan melalui
Low Pressure Heater, dinaikkan ke Deaerator untuk menghilangkan gas-gas yang
terkandung didalam air. Air tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed
Pump melalui High Pressure Heater, dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut
sebelum masuk kedalam Boiler pada Economizer, kemudian air masuk ke Steam
Drum. Siklus air dan uap ini berulang secara terus menerus selama unit
beroperasi. Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator, maka kedua poros
memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal 3000
rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation System
dengan demikian Stator Generator (21) akan membangkitkan tenaga listrik dengan
tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator
Transformer (22) untuk dinaikan tegangannya menjadi 500 kV. Sebagian besar
listrik tersebut disalurkan kesistem jaringan terpadu (Interkoneksi) se-Jawa-Bali
melalui saluran udara tegangan extra tinggi 500 kV dan sebagian lainnya
disalurkan ke gardu induk Cilegon dan daerah Industri Bojonegara melalui saluran
udara tegangan tinggi 150 kV.
2.3 Produk
2.3.1 PT. Semen Baturaja (Persero)
Produk yang dihasilkan dari proses pembuatan semen di PT. Semen
Baturaja (Persero) adalah Semen Portland Type I menurut Standar Nasional
Indonesia. Semen Portland Type I adalah semen Portland untuk penggunaan
umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada
jenis-jenis lain. Penggunaan semen Portland type I dapat dipakai untuk seluruh
bangunan seperti untuk jalan, jembatan, bangunan gedung dan lain-lain jenis
59
konstruksi, terutama yang tidak ada kemungkinan mendapat serangan sulfat dari
tanah dan timbulnya panas hidrasi yang tinggi.
2.3.1.1 Sifat – Sifat Fisik Produk PT. Semen Baturaja (Persero)
Sifat – sifat fisik dari produk semen Portland type I yang dihasilkan oleh
PT. Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini.
Tabel 2.6 Sifat – Sifat Fisik Semen Portland Type I
No Uraian SatuanSyarat SNI Semen Portland Tipe I
Standar PT. Semen Baturaja (Persero)
1
2
3
4
5
Kahalusan : uji permeabilitas udara dengan alat blaineWaktu pengikatan dengan alat vicat : AwalAkhirKekekalan : pemuaian dengan AutoclaveKuat tekan :3 hari7 hari28 hariPengikatan semu penetrasi akhir
m2/kg
menit
%
kg/cm2
%
min 280
min 45maks 375
maks 0,8
min 125min 200min 280maks 50
maks 320
min 110maks 320
maks 0,1
min 180min 260min 350maks 70
Sumber : PT. Semen Baturaja (2010)
2.3.1.2 Sifat – Sifat Kimia Produk Semen PT. Semen Baturaja (Persero)
Sifat – sifat kimia dari produk semen Portland type I yang dihasilkan oleh
PT. Semen Baturaja (Persero) dapat dilihat pada tabel 2.7
60
Tabel 2.7 Sifat – Sifat Kimia Semen Portland Type I
Uraian Semen Portland Tipe I
SiO2, % minimum
Al2O3, % maksimum
Fe2O3, % maksimum
MgO, % maksimum
SO3, % maksimum jika
Jika C3Ao ≤ 8,0 %
Jika C3Ao> 8,0 %
Bagian tak larut,
% maksimum
Hilang pijar, % maksimum
Tidak ada syarat
Tidak ada syarat
Tidak ada syarat
6,0 %, maksimum
3,0 % maksimum
3,5 % maksimum
3,0 % maksimum
5,0 % maksimum
Sumber : PT. Semen Baturaja (2010)
2.3.2 Indonesia Power
PT. UBP PLTU SURALAYA saat ini dapat memproduksi energi listrik
dengan Daya Terpasang (MW) pada Sistem Jawa Bali. Berikut rincian daya
pemasangan yang dihasilkan oleh PT. Indonesian power:
Tahun Produksi Daya Terpasang (MW)
1997 33.627
1998 33.812
1999 37.054
2000 40.487
2001 40.987
2002 41.849
2003 44.374
Smt I 2004 22.087
Sumber :anonim, 2008
61
2.3.3 Puslitbang TekMIRA
2.3.3.1 Jasa Pengujian
a. Jasa Pengujian Kimia Mineral dan Lingkungan
Sejak 1999 Laboratorium Pengujian Kimia Mineral dan Lingkungan telah
memperoleh sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai
laboratorium penguji berdasarkan ISO/IEC 17025 dengan sertifikat No.LP-051-
IDN
1. Jasa Pengujian Kimia Mineral
Pengujian atau analisis komposisi kimia bahan galian/mineral dapat
dilakukan dengan menggunakan metode instrumen atau konvensional. Pengujian
yang telah terakreditasi meliputi : lempung, kaolin, bentonit, zeolit, ball clay,
felspar, tufa, tras, perlit, mika, diatom, batu apung, tanah, toseki, dan obsidian.
Disamping itu juga dapat dilakukan:
- pengujian/analisis emas dan perak menggunakan fire assay dan
AAS,
- pengujian/analisis bahan galian logam dan logam dengan metode
SNI dan metode standar lainnya.
2. Jasa Pengujian Kimia Lingkungan
Jasa yang dapat dilakukan terdiri atas pengujian kualitas air permukaan, air
limbah, dan tanah. Gambar laboratorium pengujian kimia dapat dilihat pada
gambar 12.
62
Gambar 12. Laboratorium Pengujian Kimia
Di samping pengujian kimia lingkungan, dilakukan pula pengujian/analisis
toksisitas limbah pertambangan seperti :
- TCLP (Toxicity Characteristic
Leaching Procedure) metode EPA
- Prediksi pembentukan air asam
tambang dengan metode perhitungan asam basa (acid base accounting)
berdasarkan metode Sobek
b. Pengujian Fisika Mineral
1. Pengujian Sinar X
63
Gambar 13. Laboratorium Pengujian Fisika
- Pengujian/analisis komposisi kimia dengan metode XRF
- Pengujian komposisi mineral dengan XRD.
2. Pengujian Mineralogi
Pengujian/analisis komposisi mineral dengan metode mikroskop optik
dan scanning electron microscope untuk mendapatkan informasi mineralogis dari
batuan/mineral seperti jenis, komposisi dan ikatan antar mineral, ukuran
butir/partikel, warna, visualisasi obyek secara fotomikrograf, dan lain-lain.
a. Pengujian Fisika Mineral
Pengujian sifat fisik batuan meliputi : berat jenis, viscositas, luas
permukaan, brightness/whiteness, kapasitas tukar kation, bleaching power, dan
lain-lain.
Peralatan yang tesedia :
- Atomic absorption spectrophotometer
- UV-Vis spectrophotometer
- Inductively couple plasma atomic emission
- Microwave digester
- Analitical balance
- Fire assay
- Drying oven
- X-ray difraction
- Mercury survey meter
- Viscometer
- Particle distribution analyzer
- Lovibond
- Monosorb
- Ph meter
- Bulk density tester
64
- Mikroskop polarisasi
- Scanning electron microsope
Gambar 14. Laboratorium Pengujian Fisika Mineral
c. Kimia Fisika Batubara
Laboratorium pengujian kimia dan fisika batubara, Puslitbang tekMIRA
telah memperoleh sertifikat akreditasi ISO 17025:2005 dari Komite Akreditasi
Nasional (KAN) sebagai laboratorium penguji sejak tahun 1999 dengan nomor
sertifikat : 51/ALP/KAN/04/99 untuk analisis proksimat, ultimat, bentuk belerang,
nilai kalor TSG, HGI, FSI, dan titik leleh abu. Pengujian-pengujian ini didukung
oleh perangkat sebagai berikut :
- Free space oven
- Ashing furnace
- VM furnace
- Adiabatic bomb calorimeter
- Isoperibol calorimeter
- Infrared sulphur determinator
- Tube furnace for sulphur high temperature method
65
- Micro elementary analyzer
- LABCONCO nitrogen determinator
- HGI machine
- Ash fusibility furnace
- Gray king furnace
- Crucible swelling number furnace
- Programmable dilatometer
- Photometer for coal petrography
- Image analyzer
- Atomic absorption spectrophotometer (AAS)
- UV-Vis spectrophotometer
- Gas chromatography (GC)
- Gas chromatography mass spectrophotometer(GCMS)
- Peralatan untuk sink and float test
- Peralatan penunjang lainnya
66
Gambar 15. Alat Penunjang Penelitian
\
d. Pegujian Mekanika Batuan dan Tanah
1. Pengujian Mekanika Tanah
Pada puslitbang tekMIRA ini pengujian mekanika tanah meliputi beberapa
bagian,secara garis besar dibagi menjadi :
- Pengujian sifat fisik
- Pengujian sifat mekanik
2. Pengujian mekanika Batuan
Pada puslitbang tekMIRA ini pengujian mekanika batuan meliputi
beberapa bagian,secara garis besar dibagi menjadi :
- Pengujian sifat fisik
- Pengujian sifat mekanik
- Pengujian Agregat
2.3.3.2 Jasa Penelitian
a. Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral dan Batubara
1. Pengujian Ekstraktif Metarulgi
Laboratorium ini bergerak di berbagai bidang pengujian yang bisa
dilakukan untuk penelitian yaitu Ekstraksi pirometarulgi yang meliputi pengujian
67
reduksi mineral logam dan proses peleburannnya untuk menghasilkan logam-
logam dasar,baik besi (ferrous) maupun bukan besi (non ferrous)
Peralatan pengujian reduksi mineral logam meliputi:
- Pelletizer skala laboratorium dan pilot
- Pot furnace alat untuk menghasilkan pellet kering (dry pellet)
- Dapur reduksi skala laboratorium (tube furnace), dapur simulasi reduksi
proses HYL dan rotary kiln sertafluidized bed roaster
- Satmagan, alat uji kualitas pellet reduksi yang dihasilkan.
Peralatan pengujian proses peleburan meliputi:
- Resistance furnace
- Pot furnace berbahan bakar LPG dan kokas
- Vacuum furnace.
Ekstraksi hidrometalurgi, yang meliputi pelarutan emas (sianidasi). Serta
pengujian pelarutan yang membutuhkan kondisi temperatur dan tekanan tinggi.
Peralatan pengujian proses pelarutan meliputi:
- Bottle roller cyanidation
- Percolation leaching
- Autoclave.
Ekstraksi elektrometalurgi, yang meliputi pengujian plating emas dan hard
chrom serta platinglogam-logam lainnya.
Peralatan yang digunakan pembuatan master alloy dan benda cor adalah:
- Resistance furnace
- Dapur induksi
- Dapur tukik kapasitas 500 kg logam cair.
2. Pengolahan Mineral Logam
68
Peralatan yang digunakan seperti alat pemecah primer dan alat pemecah
sekunder (crusher), alat penggerus (ring rolls pulverizer, ball mill), alat
konsentrasi mineral (seperti shaking table, jig, sel flotasi, hydrocyclone, magnetic
separator, high tension separator, dan lain-lain), dan alat pengering (rotary dryer,
spray dryer)
3. Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara
Jasa Teknologi Pengolahan Dan Pemanfaatan Batubara meliputi:
- Pemanfaatan batubara skala pilot plant
- Pembuatan gasifier batubara
- Pembuatan tungku batubara untuk industri kecil
- Penggantian burner BBM menjadi burner batubara pada industri teksil,
logam dan lainnya
- Penurunan pengotor batubara (abu, sulfur dan natrium)
- Pembuatan coal water fuel (CWF)
b. Aplikasi Teknologi Penambangan Mineral dan Batubara
Berupa studi-studi kelayakan penambangan, meliputi penelitian :
- Geologi tambang, meliputi pemetaan geologi, pengeboran inti dan
geoteknik, eksplorasi tambang dan evaluasi cadangan.
- Geofisika tambang, meliputi penyelidikan seismik refleksi dan refraksi,
logging geofisika, dan geolistrik.
- Geoteknik/geomekanika tambang, meliputi penyelidikan-pengujian-
pemetaan geoteknik, ujilaboratorium untuk sifat fisik mekanik batuan,
simulasi dan analisis geoteknik.
69
- Geohidrologi tambang, meliputi penyelidikan/ penelitian air tanah pada
penambangan, evaluasi geohidrologi, pemboran air tanah, pemodelan dan
simulasi pengendalian air tanah.
- Pemecahan masalah lingkungan : air asam tambang, kebakaran lapisan
batubara, kerusakan lingkungan pasca tambang, penanganan padatan
tersuspensi dari tambang batubara pengendalian erosi dan sedimentasi dan
lain-lain.
- Pengelolaan dan pemantauan lingkungan : aspek biokimia fisik, aspek
sosial budaya.
- Jasa konsultasi teknik (AMDAL, UKL, UPL, studi pasca tambang, audit
lingkungan).
- Desain dan perencanaan tambang.
- Studi kelayakan tambang.
- Studi dan analisis kinerja peralatan dan sistem penambangan.
- Penelitian gas berbahaya dalam tambang (K3 tambang).
- Ventilasi tambang.
- Manajemen operasional tambang.
Kegiatan penelitian tersebut didukung oleh perangkat keras (hardware)
antara lain :
- Crawler Rock Drill (CRD), Furukawa PCR-200 Rod T38
- Pemboran Inti; WL-250 m (Long Year-44), WL-200 m (LY-38), WL-150
m (LY-34, Koken RK-3, DB-450), WL < 150m (TOHO, Koken DE2L, YBM-
05 BELL)
- Bor Air; 250 m (Koken EP-1), 200 m (YBM-6), 175 m (Tone TBM-72),
150 m (Koken RK-3), 100 m (YHR-3), 80 m (YBM-3)
70
- Bulldozer; Hitachi DX 175 th 1995 (1 unit), Komatsu D 65 A-B th 1993 (2
unit), Komatsu D 53 th 1983 (1 unit)
- Excavator, Hitachi EX 200-3 th 1995, bucket : 0,8 m³.
- Loader; Wheel loader Komatsu W 60-2 (0,8 m³), Track shovel D 75 S (1,5
m³)
- Grader; Komatsu GD 500 R-2 th 1995
- Kompressor; Kompressor Atlas Copco, XRH 350 BAR, Kompressor Atlas
Copco, ST 95 Dd 7-8 BAR, AIRMAN PDR 250, 7-8 BAR, IRMAN PDR 175,
7-8 BAR, AIRMAN PDS 175, 7-8 BAR, AIRMAN PDS 750 untuk CRD
- Peralatan Survey Topography; GPS (Global Position System); TOPCON
GTS 711, EDM, Theodolit - T0
- Peralatan Geofisik ; Borehole Geologging Systems (AUSLOG DLS-2 &
ROBERTSON RG-2000), GEOLISTRIK (ABEM type SAS-300C, SAS 300
dan Naniura), Gravitimeter (LaCoste Romberg type G dng Ketelitian 0.05
miliGal), Vibration Monitor (Blast Mate III dan Mini Mate Plus), Borehole
Image Processing System (BIPS) RaaX Co. Ltd. Jepang
Sedangkan perangkat lunak (software) penunjang, terdiri atas :
- DATAMINE ( perencanaan tambang sampai dengan rehabilitasi tambang )
- GALENA
- FPC ( Fleet Production Cost)
- V-NET PC ( ventilasi )
- KAZEMARU ( ventilasi )
- VISUAL MODFLOW 3.1 (simulasi dan permodelan airtanah)
- SMS (Surface Water Modelling System)
71
- Penginderaan jauh (ERMAPPER, PCI)
c. Aplikasi Teknologi Informasi
Jasa teknologi informasi meliputi :
- Aplikasi pemanfaatan teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan
sistem informasi geografi untuk eksplorasi dan eksploitasi,
- Pembangunan/pengembangan sistem database mineral dan batubara,
- Pembangunan/pengembangan sistem monitoring produksi dan lingkungan
tambang,
- Pembangunan/pengembangan sistem informasi manajemen,
- Pembangunan/pengembangan sistem jaringan (intranet/internet).
d. Jasa Tenaga Ahli dan Bimbingan Teknis
1. Jasa Tenaga Ahli dan Bimbingan Teknis
Selain pengujian, Puslitbang tekMIRA juga mampu memberikan jasa
konsultasi dan bimbingan teknis dalam berbagai keahlian.
Beberapa contoh bimbingan teknis adalah sebagai berikut :
- Pemboran
- Pengoperasian unit pengolahan semen pozolan
- Pemuatan material di penambangan pasir
- Bimbingan teknis pembuatan sumur bor
2. Peralatan Pertambangan
Selain pengujian, Puslitbang tekMIRA juga mampu memberikan jasa
konsultasi dan bimbingan teknis dalam berbagai keahlian. Beberapa contoh
bimbingan teknis adalah sebagai berikut :
72
- Pemboran eksplorasi dan eksploitasi mineral, batubara dan air tanah
- Pengoperasian unit pengolahan semen pozolan
- Pemuatan material di penambangan pasir
- Bimbingan teknis pembuatan sumur bor
Di samping peralatan laboratorium, Puslitbang tekMIRA juga mempunyai
aset peralatan pertambangan seperti alat bor, buldoser, stone crusher,
kompresor dan lain-lain. Peralatan tersebut bisa digunakan oleh masyarakat
dengan mengganti biaya sewa.
2.4 Utilitas
2.4.1 PT. Semen Baturaja (Persero)
Sarana-sarana air bersih dan tenaga listrik sangat diperlukan sebagai
pendukung berlangsungnya operasi pabrik. Sarana ini disediakan oleh bagian
utilitas yang ada dalam naungan biro pemeliharaan.
1. Pembangkit Tenaga Listrik
Sejak tahun 2006 PT. Semen Baturaja (Persero) menggunakan pembangkit
tenaga listrik sepenuhnya dari PLN dengan kapasitas 18,5 MW. PT. Semen
Baturaja (Persero) juga mempunyai empat buah generator yang digerakkan oleh
Diesel Engine dengan kapasitas 550 H P dan menghasilkan tenaga 4500 KVA
(3600 KW), 6300 Volt dari frekuensi 5 Hz. Jika keadaan darurat digunakan dua
unit generator dengan kapasitas masing – masing 250 KVA.
2. Penyediaan Air Bersih
Tugas bagian ini adalah untuk mengolah dan menyediakan kebutuhan air
yang memenuhi standar industri air minum yang sumbernya berasal dari sungai
Ogan di daerah pusar yang terletak 1 km dari pabrik.
Berdasarkan tempatnya, pengolahan air dibagi dua bagian, yaitu :
A. Pengolahan Air di Pusar
73
1. Air dari sungai Ogan dihisap dengan pompa sentrifugal. Pompa yang
disediakan ada 2, tapi satu untuk cadangan.
2. Air akan dialirkan ke Rotostainer yang berguna untuk menyaring kotoran-
kotoran kasar seperti ranting kayu dan kerikil.
3. Proses aerasi setelah adanya injeksi udara dari aerator. Sebelum masuk ke
bak pengadukan, air ditambah bahan–bahan kimia, yaitu :
- Alumunium sulfat ( Al2(SO4)3), berguna sebagai koagulan, pengumpul
lumpur, dan mengendapkannya sehingga air menjadi bersih
- Caustic soda (NaOH), sebagai pengatur pH, pH yang dibutuhkan
sekitar 7–9
- Sodium hipoklorit (NaClO), untuk membunuh bakteri yang terkandung
dalam air
4. Dalam bak pengaduk, lumpur dan kotoran dari proses di atas dialirkan
kembali ke sungai Ogan melalui bak slurry. Air yang jernih akan masuk ke
settling basin melalui lubang overflow.
5. Pada settling basin inti terdapat drag chain yang berfungsi untuk
mengumpulkan debu yang ada. Lumpur yang kemudian dimasukkan
kedalam pocket settling basin, yaitu penampungan lumpur dibuang ke
sungai.
B. Pengelolaan Air di Pabrik
1. Pada plant site ditampung dalam precleaning water basin yang dilengkapi
dengan lima pompa. Dua pompa akan dialirkan ke iron dan manganese
remolvale filter yang didalamnya terdapat lapisan pasir untuk menyaring
kotoran yag masih terdapat dalam air, air kemudian dipakai untuk
keperluan :
- Pendingin system bearing (HE)
- Laboratorium
- Conditioning tower, dan lain-lain
- Tiga pompa yang lain digunakan untuk memompa air ke greevel bed
filter.
74
2. Air dipompakan ke wash basin yaitu sebagai tempat pencucian filter
3. Air dipompakan ke cold water basin power station dan cold water bearing
cooling
4. Air dari cold water bearing diinjeksikan tri sodium fosfat sebagai anti
korosi. Lalu air ini dipompakan dengan dua pompa ke high level tank
kemudian secara gravitasi menuju ke mill dan kiln untuk pendinginan
bearing-bearing. Setelah dipakai untuk pendingin bearing, air ditampung
dalam warm water basin.
2.4.2 Indonesia Power
1. Pulverizer (Penggiling Batubara)
Pabrik Pembuat : Babcock & Wilcox, Canada
Tipe : MPS-89
Kapasitas : 63.000 kg/jm, kelembapan batubara 23,6 %
Kelembutan hasil penggilingan : 200 Mesh
Kecepatan putaran : 23,5 rpm
Motor penggerak : 522 kW/6 kV/706 A/50 Hz
2. Pompa Pengisi Ketel (Boiler Feed Water Pump)
Pabrik Pembuat : Ingersoilrand, Canada
Tipe : 65 CHTA – 5 stage
Kapasitas : 725 ton/jam
N.P.S.H : 22,2 m
Tekanan : 216 kg/cm2
Motor penggerak : 6338,5 kW/6 kV/50 Hz/ 3 fasa
3. Pompa Air Pendingin
Pabrik Pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Japan
Tipe : Vertical Mixed Flow
Kapasitas : 31.500 m3/jam
Discharge Head : 12,5 m
Gangguan netral : 125 kV
Motor penggerak : 1300 kW/6 kV/50 Hz/ 3 fasa
4. Penagkap Abu (Electrostatic Precipitator)
75
Pabrik Pembuat : Wheelabrator, Canada
Jumlah aliran gas : 1.347.823 Nm3/jam
Temperatur gas : 195oC
Kecepatan Aliran Gas : 1,47 m/detik
Tipe elektroda : Isodyne & Star Type Unit 1&2, Coil Unit
3&4
Tegangan elektroda : 55 Kv DC
Arus elektroda : 1250-1700 mA
Efisiensi : 99,5 %
Jumlah abu hasil penangkapan : 11,2 ton/jam
5. Cerobong(Stack)
Jumlah : 2 buah (4 unit)
Tinggi : 200 m
Diameter luar bagian bawah : 22,3 m
Diameter luar bagian atas : 14 m
Diameter pipa saluran gas buang : 5,5 m
Suhu gas masuk cerobong : ± 140oC
Kecepatan aliran gas : ± 2 m/detik
Material cerobong : Beton dan di bagian dalmanya terdapat 2
pipa saluran gas berdiameter 5,5 m
Adapun peralatan yang digunakan pada PT. Indonesian Power UBP
Suralaya adalah :
1. C E P (Condensate Extract Pump) merupakan pompa air betekanan rendah (30
kg/cm2), pemompaan dan air kondensasi/hot well ke deaerator. Kita sebut saja
pemompaan tahap 1 menuju main drum yang bertekanan rendah (LP),
pemompaan sampai deaerator dan melewati 4 pemanas bertekanan rendah/
LP-Heater dalam menuju deaerator (heater + deaerator)
2. Heater Deaerator, pemanas yang berfungsi membuang gas-gas yang terdapat
dalam air dan deaerator ini sebagai tanki penampung antara pada sistim
76
pengisian air boiler dari dua tahap pemompaan, tekanan rendah ke tekanan
tinggi.
3. Heater/Pemanas. Pemanas-pemanas berbentuk pipa U yang melewati air
menuju ketel uap (main drum), pemanas air ini memanfaatkan sebagian uap
bekas yang telah di pakai di turbin untuk memanaskan air pada pemanas
tersebut 4 heater pada air bertekanan rendah dan 3 heater pada tekanan tinggi
+ economizer (memakai gas buang).
4. B F P (Boiler Feed Pump), pompa untuk pengisian ketel uapmbertekanan
tinggi 190 kg/cm2. Pemompaan air dari deaerator menuju main drum dalam
bertekanan tinggi, diwaktu menuju main drum air bertekanan tinggi tersebut
melewati 3 pemanas bertekanan tinggi dan Economizer.
5. Economizer, pemanas air dengan gas buang. Dengan memanfaatkan gas
buang, gas buang panas yang masih tinggi diposisikan untuk pemanas air
pengisi ketel, posisi pemanas economizer sebelum masuk ke main drum
(bagian dari dapur uap).
6. Steam generator/boilers/ketel uap seperangkat alat yang berfungsi mengubah
air menjadi uap basah dan dilanjut pemanasannya sampai ke uap kering yang
bertekanan 190 kg/cm2 di boiler uap di main drum.
7. Reheater, pemanas ulang uapbagian dari steam generator, uap yang sudah di
pakai turbin (uap setelah bekerja memutar turbin tekanan dan suhunya
turun/terkuras) untuk dimanfaatkan lagi untuk memutar turbin,uap bekas
turbin tersebut suhunya dinaikan 335oC ke 538oC di reheater yang terdapat di
dalm steam generator.
8. Turbin uap, mesin penggerak diamana tenaga yang digunakan tenaga uap
untuk memutarnya. Turbin yang terpasang terdiri dari tiga tingkat, penamaan
turbin uap ini berdasarkan tekanan uap yang berkerja dan bentuknya
menyesuaikan tigkat tekanan uap kerjanya Hp–Turbin (170kg/cm2), Ip–
Turbin (41kg/cm2), Lp–Turbin (11kg/cm2). Di dalam turbin tekanan uap dan
temperature uap turun, setelah melakukan kerja mekanik dan uap
meninggalkan turbin Lp dan terus masuk ke kondensor.
77
9. Kondensor adalah alat untuk pengembunan uap jadi air dengan dibagi dua sisi
pengembunan berupa ruang hampa untuk mempercepat aliran pengembunan,
yaitu:
10. Sisi pendingin, pengaliran air untuk mengambil panas uap dan mendinginkan
air kondensasi.
11. Sisi uap dan kondensat dengan jalan di dinginkan uap dalam kondensor, akan
segera menjadi air lagi, hasilnya dinamakan air kondensat dan ditampung di
Hot Well.
12. Hot well (Bak Penampungan Air Hangat) uap hasil mengembun menjadi air
kondensat ditampung bak penampung air hangat, air kondensat disirkullasikan
lagi ke ketel uap oleh pompa CEP & BFP begitu seterusnya yang merupakan
siklus pembagkit tenaga uap yang memakai siklus rankine.
2.4.3 Puslitbang TekMIRA
2.4.3.1 Laboratorium Pengujian
1. Laboratorium Pengujian Kimia Mineral
Laboratorium pengujian kimia mineral melakukan analisis komposisi kimia
bahan baku maupun hasil produk/pengolahan berbagai mineral atau bahan galian.
Hasil analisis berguna untuk menunjang kegiatan penelitian,kegiatan ekplorasi
dan kegiatan ekploitasi bahan tambang bahkan sampai ke kegiatan pemasaran
a. Laboratorium Pengujian Kimia Mineral memiliki kemampuan melakukan
analisis :
- Mineral Lempung (Kaolin, Bentonit, Zeolit, Ball Clay, Felspar, Tufa, Trass,
Perlit, Mika, Diatome, Batu apung, Toseki, Obsidian, dan sebagainya)
- Batuan/Bijih Sulfida (Emas, Perak, Galena, Pirit, Kalkopirit, Spalerit,
Antimon , dan lain-lain)
- Kapur (Batu Gamping, Kalsit, Dolomit, Kapur Tohor, Marmer, Kalk, dan
sebagainya)
78
- Batuan Fosfat, Pasir Kuarsa, Pasir Zirkon, Bijih Bauksit, Bijih Besi (Pasir
Besi, Laterit, dan Pelet Besi)
- Bijih Mangan, Barit, Barium Karbonat, Batuan/Bijih Timah, Antimon,
Bismuth, dan lain-lain.
b. Fasilitas Peralatan
- AAS SpectrAA 220FS lengkap dengan VGA dan GTA
- UV-Vis spectrophotometer
- Auto Titrator
- Microwave Digester
- Peralatan Fire Assay
- Muffle Furnace
- Drying Oven dan sebagainya.
Gambar 16. AAS SpectrAA 220FS
2. Laboratorium Pengujian Geomekanika
Laboratorium ini merupakan tempat pengujian sifat-sifat fisik dan mekanik
dari material, berikut ini merupakan beberapa contoh pengujian :
79
- Contoh tanah meliputi: kadar air, bobot isi, berat jenis, atterberg limits dan
distribusi butir, kut tekan bebas, kuat geser, triaxial dan konsolidasi.
- Contoh bahan jalan : pengujian pemadatan dan CBR (California Bearing
Ratio).
- Contoh batuan meliputi : kadar air, berat jenis, daya serap air, kekerasan dan
slake durability, kuat tekan, kuat tarik, triaxial, kuat geser residu,
ultrasonic/dinamic dan poisson’s ratio.
- Contoh agregat meliputi : daya aus gesek, daya aus tekan dan soundness.
Gambar 17. alat konsolidasi
80
Gambar 18. Alat Triaxial
A. Laboratorium Mekanika Batuan
a. Laboratorium Pengujian Mekanika Batuan melayani pengujian batuan
diantaranya pengujian :
- Sifat-sifat fisik (kadar air, berat isi, berat jenis, daya serap air, kekerasan, slake
durability)
- Sifat-sifat mekanik (kuat tekan, kuat tarik, triaxial, kuat geser residu, point
load, ultrasionic/dynamic poisson's ratio), dan agregat (daya aus gesek
dengan bejana Los Angeles, daya aus tekan dengan bejana Rudeloff,
soundness dengan larutan natrium sulfat)
b. Fasilitas Peralatan :
- Peralatan uji sifat mekanik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, triaxial)
- Peralatan uji agregat (bejana Los Angeles, bejana Rudeloff).
81
Gambar 19. Universal VH-1000KN Direct Indirect
c. Laboratorium Mekanika Tanah
1. Laboratorium Pengujian Mekanika Tanah melayani pengujian tanah,
diantaranya pengujian :
- sifat-sifat fisik (kadar air, berat isi, berat jenis, analisis ayak,
hidrometer, Atterberg limits),
- sifat-sifat mekanik (kuat tekan, kuat geser, konsolidasi, permeabilitas,
Triaxial/ Unconsolidated Undrained/UU, Consolidated Undrained/CU,
Saturated Consolidated Undrained/SCU, Consolidated Drained/CD)
dan bahan jalan (Compaction, dan California Bearing Ratio/CBR).
2. Fasilitas Peralatan
- Peralatan-peralatan uji sifat fisik (kadar air, berat isi, berat jenis,
analisis ayak, hidrometer, alat Atterberg)
- Peralatan-peralatan uji sifat mekanik (kuat tekan, kuat geser,
konsolidasi, permeabilitas, Triaxial UU, CU, SCU, CD, Compaction,
dan CBR).
2.4.3.2 Laboratorium Pengujian Fisika Mineral
1. Laboratorium X-Ray
Melakukan identifikasi mineral dengan XRD untuk mengetahui jenis-
jenis mineral yang terkandung dalam contoh batuan,meliputi :
- Uji mikroskopi, difraksi sinar-X
- Sifat - sifat fisika mineral,seperti distribusi ukuran butir, daya serap
air/minyak, kapasitas tukar kation dan lain sebagainya.\
a. Fasilitas Peralatan
- X-Ray Difraction
82
Gambar 20. X-Ray Difraction
2.Laboratorium Mineralogi/Petrografi
a. Laboratorium Mineralogi/Petrografi melakukan pengujian komposisi mineral
dengan metode mikroskopi seperti :
- Komposisi mineral
- Ikatan antar mineral
- Ukuran butir
- Visualisasi obyek secara photomicrographic, dan lain-lain
Fasilitas Peralatan
- Scanning Electron Microscope (SEM)
- Mikroskop Transmisi Polarisasi
- Mikroskop Refleksi Polarisasi
83
Gambar 21. Scanning Electron Microscope
3. Laboratorium Fisika
a. Laboratorium Fisika melakukan pengujian sifat-sifat fisika bahan baku
maupun produk industri mineral seperti :
- Berat jenis (true density, bulk density, packing density)
- Porositas
- Viskositas,
- Brightness/whiteness,
- Distribusi ukuran partikel,
- Kapasitas tukar kation,
- Daya serap terhadap minyak,
- Bleaching power, dan sebagainya.
4. Fasilitas Peralatan
- Peralatan-peralatan untuk pengukuran/pengujian berat jenis
- KTK zeolit
- KTK lempung
- Lovibond Tintometer
- Particle Size Analyzer
- Brightness/Whiteness
84
- Viscometer, dan sebagainya.
Gambar 22. Alat Penguji KTK Zeolit
5. Laboratorium Pengujian Batubara
Melakukan layanan teknologi karakterisasi batubara melalui analisis
proksimat (air lembab, zat terbang dan kadar abu), analisis ultimat (C, H, S, N, Cl
dan O), pengujian nilai kalor, ketergerusan (HGI), titik leleh abu dan analisis
komposisi abu batubara (SiO2,Al2O3,Fe2O3,CaO,MgO,K2O,Na2O,TiO2,MnO2
dan LOI).
a. Laboratorium Pengujian Batubara memiliki kemampuan untuk melakukan :
- Analisis proksimat (air lembab/inherent moisture, zat terbang/volatile
matter, abu/ash dan karbon padat/fixed carbon)
- Analisis Ultimat (karbon, hidrogen, nitrogen, belerang, oksigen)
- Khlor
- Bentuk belerang
- Nilai kalor
- True specific gravity/TSG
- Hardgrove grindability index/HGI
- Free swelling index/FSI
- Titik leleh abu
- Komposisi kimia abu batubara
- Petrografi batubara
85
- Tipe Kokas
- Drop Shutter
- Analisis Ayak
- Sifat Ketercucian Batubara
b. Fasilitas Peralatan
- Minimum Free Space Oven
- Ashing Furnace
- VM Furnace
- Adiabatic Bomb Calorimeter
- Isoperibol Calorimeter
- Infrared Sulphur Determinator
- Tube Furnace for Sulphur High Temperature
- Micro Elementary Analyzer
- CHN Determinator
- Proximate Determinator (TGA)
- Nitrogen Determinator
- HGI Machine
- Ash Fusibility Furnace
- Gray King Furnace
- Crucible Swelling Number Furnace
- Drop Shutter Test
- Tumbler Machine
- Photometer Microscope for Coal Petrography
- Image Analyzer Coal Petrography
- Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)
- UV-Vis Spectrophotometer
- Gas Chromatography (GC)
- Gas Chromatography Mass Spectrophotometer (GCMS)
- peralatan untuk sink and float test, dan peralatan penunjang lainnya.
86
Gambar 23. Gas Chromatography Mass Spectrophotometer (GCMS)
Gambar 24. Thermogravimetry Analysis (TGA)
6. Laboratorium Pengujian Kimia Lingkungan
Menangani pengujian komponen-komponen lingkungan yang meliputi :
- Udara : udara ambient, emisi, lingkungan kerja
- Air : air limbah, air permukaan, air tanah, air penirisan, limbah tambang
dan sebagainya
- Tanah dan limbah padat dengan menggunakan metoda analisis yang
standar
87
Untuk analisis air limbah dan air permukaan yang telah terakreditasi adalah
parameter : Fe, Mn, Cu, Zn, Pb, Cr, COD, pH, Dhl dan TSS serta pengujian
kesuburan tanah dengan parameter : pH (H2O dan KCl), C organik, PO (HCl 25%
dan asam sitrat 2%), kation yang dapat dipertukarkan (Na, K, Ca, Mg) dan
Kapasitas Tukar Kation (KTK).
a. Laboratorium ini memiliki kemampuan untuk pengujian :
- Kualitas air/air limbah
- Kesuburan tanah, dan udara
- Pengujian/analisis toksisitas limbah pertambangan seperti TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Procedure) dengan metode EPA
- Prediksi pembentukan air asam tambang baik dengan metode statik
(perhitungan asam basa/acid base accounting) maupun metode kinetik
b. Fasilitas Peralatan
- AAS
- UV-Vis spectrophotometer
- Mercury analyzer
- Mercury survey meter
- COD meter
- BOD/DO meter
- Conductivitymeter
- Sound level meter
- pH meter, dan sebagainya.
88
Gambar 25. UV-Vis spectrophotometer
2.5 Pengolahan Lingkungan
2.5.1 PT. Semen Baturaja (Persero)
PT. Semen Baturaja (Persero) sedang menyusun Sistem Manajemen
Lingkungan karena Sistem Manjemen Lingkungan merupakan suatu indicator
bahwa perusahaan mematuhi peraturan lingkungan. Untuk itu perusahaan
melalukan beberapa upaya untuk meminimalkan dampak negatif khususnya
terhadap pencemaran lingkungan sekitar pabrik diantaranya mengganti electro
filter lain yang mempunyai daya kapasitas yang lebih dan lebih modern sesuai
dengan kapasitas produksi yang baru dan memenuhi persyaratan lingkungan.
Dalam memroduksi semen, PT Semen Baturaja telah menerapkan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2000 dan telah mendapatkan sertifikat dari lembaga
sertifikasi mutu PT. TUV internasional Indonesia. disamping itu untuk
menjamin mutu produk yang dihasilkan, PT. Semen Baturaja telah mendapatkan
pengakuan sertifikasi produk untuk Portland Cement Type I yaitu SNI 15-2049-
2004 dari Lembaga Sertifikasi Produk BIP. ISO-9001 adalah standar yang
paling komprehensif dan digunakan untuk menjamin kualitas pada tahap
perancangan dan pengembangan, produksi, instansi, dan pelayanan jasa. Sistem
manajemen mengacu pada apa yang organisasi lakukan untuk mengelola proses,
atau aktivitas, sehingga produk atau jasa memenuhi tujuan yang telah
ditetapkannya sendiri, seperti memenuhi semua persyaratan kualitas pelanggan,
sesuai dengan peraturan,atau tujuan lingkungan
Selain itu juga, PT. Semen Baturaja telah mendapatkan sertifikat ISO
14001 untuk kebutuhan dalam pelestarian lingkungan, ruang lingkup ISO 14001
89
merupakan standar internasional yang merincikan persyaratan bagi sebuah
system manajemen lingkungan (SML) untuk memungkinkan perusahaan
merumuskan kebijakan dan sasaran dengan mengindahkan persyaratan legislatif
dan informasi tentang dampak lingkungan yang penting (significant
environmental impacts). Semua persyaratan ISO 14001 dimaksudkan untuk
dipadukan dalam SML manapun, jangkauan penerapannya akan bergantung
pada factor-faktor seperti kebijakan lingkungan perusahaan, sifat kegiatannya
dan kondisi pengoperasiannya. Pengolahan lingkungan ini dilakukan dengan
cara :
1. Pembangunan Fisik
a. Pemasangan alat-alat pengukur debu seperti electrostatic presipitator
(EP), dust collector, cyclone sehingga debu dapat ditekan sampai
dibawah ambang batas.
b. Memanfaatkan air bersih yang ada pada kolam – kolam bekas galian
tanah liat untuk masyarakat disekitar pabrik bekerja sama dengan PDAM
setempat untuk pengolahan.
c. Melaksanakan renovasi fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan masyarakat
sekitar pabrik seperti rumah – rumah ibadah.
2. Bidang Sumber Daya Manusia
Dengan memberikan beasiswa kepada siswa yang berprestasi dari
kalangan orang tuanya yang tidak mampu.
3. Peningkatan Kesehatan dan Lingkungan
a. Memberikan pelayanan berobat cuma – cuma kepada masyarakat di
daerah – daerah sekitar pabrik secara periodik.
b. Melaksanakan sunatan massal untuk anak-anak yang tidak mampu
disekitar lingkungan pabrik.
4. Peningkatan Ekonomi Masyarakat.
90
Memberikan bantuan kepada usaha–usaha masyarakat dan koperasi yang
ada di sekitar lingkungan pabrik melalui Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
(PUKK).
2.5.2 Indonesia Power
Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dilakukan
pengendalian dan pemantauan secara terus menerus agar memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup no. 02/MENLH/1988 tanggal 19-01-1988 tentang Nilai
Ambang Batas dan no. 13/MENLH/3/1995 tanggal 07-03-1995 tentang Baku
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
Untuk itu PLTU Suralaya dilengkapi peralatan antara lain :
1. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran
dengan efisiensi 99,5%.
2. Cerobong asap setinggi 218 m dan 275 m, agar kandungan debu dan gas sisa
pembakaran sampai ground level masih dibawah ambang batas.
3. Sewage Treatment dan Neutralizing Basin yaitu pengolahan limbah cair agar
air buangan tidak mencemari lingkungan.
4. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan oleh suara mesin produksi. Di
unit 5-7 kebisingan suara mencapai 85-90 dB.
5. Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar PLTU
Suralaya.
6. CW Discharge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem saluran terbuka.
7. Pemasangan Stack Emmision.
8. Penggunaan Low NOx Burners.
BAB III
91
TUGAS KHUSUS
3.1 PT. Semen Baturaja ( Persero )
3.1. 1 Menghitung Neraca Massa
Basis perhitungan 1 jam operasi
1. Menghitung komposisi Raw Meal dan Batubara
Komposisi Raw Meal
Kapasitas : 300 ton/jam = 300.000 kg
Komponen Komposisi ( % )
CaCO3 70,2
Al2O3 10,8
SiO2 4,4
Fe2O3 1,76
H2O 12,84
Total 100
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero
2. Komposisi Batubara
Kapasitas batubara = 21166,67 kg/jam
Basis pelaporan adb (air dry base)
a. Analisis proksimat :
Komposisi Persentase (%)
Fixed carbon 34,9
Volatile matter 42,1
Abu 4,3
Moisture 18,7
HHV 4860 Kkal/kg
Total 100
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero)
b. Analisis ultimate
92
Komposisi Persentase (%)
C 51,7
H2 3,09
O2 21,19
N2 0,57
S 0,45
H2O 18,7
Abu 4,3
Total 100
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero)
TABEL NERACA MASSA :
Komposisi Input (kg) Output (kg)
Raw meal 300000 -
Batubara 21166,667 -
Udara 132835,2173 -
Klinker - 160750
Flue gas dari batubara - 284275,7196
Debu - 8976,1647
Total 454001,8843 454001,8843
TABEL NERACA ENERGI :
93
Komponen Masuk (kcal) Keluar (kcal)
Panas sensible raw meal 313350 -
Panas sensible batubara 28966,58 -
Panas pembakaran batubara 102870001,6 -
Panas sensible udara 161622,198 -
Panas sensible keluar cerobong - 22668810,32
Panas sensible klinker - 3738980,7
Panas penguapan air - 23534564,4
Panas pada kalsinasi - 311318,212
Panas Radiasi dan konveksi - 25843485,1
Panas pembentukan klinker - 27276781,67
Total 103373940,4 103373940,4
BAB IV
94
KESIMPULAN
PT.Semen Baturaja Persero
PT. Semen Baturaja (Persero) adalah industri semen yang merupakan salah satu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana pada tahun 1996 sampai Desember
2011 memproduksi 1.250.00 ton terak/tahun. PT. Semen Baturaja (Persero)
terletak di Kabupaten OKU, dan lokasi pabrik di tempat yang berbeda, yaitu
pabrik Baturaja, pabrik Palembang, dan pabrik Panjang Bandar Lampung.Proses
pembuatan semen ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu penyediaan bahan
baku, penggilingan dan pengeringan bahan mentah, pembakaran di Rotary kiln,
penggilingan klinker, dan pengantongan. Bahan baku yang digunakan adalah batu
kapur (lime stone), tanah liat (clay), pasir besi (iron sand), pasir silica (silica
sand), dan gypsum.Didalam pengelolaan lingkungan, limbah yang keluar dari
pabrik yung berupa debu akan mendapatkan perlakuan khusus yaitu dengan
menggunakan peralatan Electrostatic precipitator (EP), cyclone, dan Dust
collector, sehingga limbah yang dihasilkan tidak akan menggangu lingkungan
disekitar pabrik tersebut.
Indonesia Power
Keberadaan Indonesia Power sebagai perusahaan pembangkitan merupakan
bagian dari deregulasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia. Diawali dengan
dikeluarkannya Keppres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana
swasta melalui pembangkit – pembangkit listrik swasta, serta disusunnya
kerangka dasar dan pedoman jangka panjang bagi restrukturisasi sector
ketenagalistrikan oleh Departemen Pertambangan dan Energi pada tahun 1993.
PT. Indonesia Power merupakan pembangkit listrik terbesar di Indonesia dengan
delapan unit bisnis pembangkitan yaitu UBP Suralaya, UBP Priok, UBP Saguling,
UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak – Grati dan UBP Bali
serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan terbesar di pulau Jawa dan Bali dengan
total kapasitas terpasang 8.978 MW.
Puslitbang TekMIRA
95
TekMIRA adalah suatu Pusat Penelitian dan Pengembangan Mineral dan Batubara
yang berada dibawah Kementrian ESDM yang bergerak dibidang Penelitian dang
Pengembangan Mineral dan Batubara.Awalnya Puslitbang ini dikenal dengan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral (P3TM) yang berada di
bawah Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (DJPU) dan Departemen
Pertambangan dan Energi (DPE).Secara umum Puslitbang tekMIRA terbagi
menjadi 2 yaitu,bidang Pelaksana dan bidang Fungsional.
top related