laporan keterangan pertanggungjawaban (lkpj)...
Post on 01-Jun-2019
260 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KETERANGAN
PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ)
TAHUN 2016
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT
JL. SURAPATI NO. 67
BANDUNG
i
KATA PENGANTAR
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Dinas Perkebunan Tahun
2016 ini disusun sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban Pemerintah
Daerah sebagaimana ketentuan dari Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007
tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah kepada Masyarakat.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD
yang selanjutnya disebut LKPJ, adalah laporan yang berupa informasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir
masa jabatan yang disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD. Dalam kaitan
dengan hal ini, bahwa Dinas Perkebunan sebagai bagian dari Organisasi Perangkat
Daerah Provinsi Jawa Barat, memiliki kewajiban untuk memberikan kontribusi
keterangan pertanggungjawaban, khususnya menyangkut lingkup pelaksanaan
pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat selama Tahun Anggaran 2016.
Dalam LKPJ ini disampaikan berbagai aspek laporan pertanggungjawaban,
mencakup: penjelasan tugas pokok dan fungsi organisasi, pelaksanaan
program/kegiatan, pendapatan, keberhasilan yang telah dicapai, serta hambatan-
hambatan yang dijumpai dan upaya pemecahan masalahnya.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan pertanggungjawaban sebagaimana mestinya.
Bandung, Januari 2017
KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,
ARIEF SANTOSA, SE., M.Sc. Pembina Utama Muda
NIP. 19580516 198603 1 003
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................. ii DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A Dasar Hukum .................................................................... 1 B Gambaran Umum .............................................................. 4
1. Kondisi Geografis Sumber Daya Perkebunan ………………… 4 2. Perkembangan Pembangunan Perkebunan .................... 6
3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembangunan ……………. 10 a. Organisasi Dinas Perkebunan ................................. 11
b. Kondisi SDM ......................................................... 12 c. Kondisi Sarana dan Prasarana ................................ 13 d. Teknologi ............................................................. 13
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH .................................... 15
A Visi dan Misi ..................................................................... 15 B Strategi dan Arah Kebijakan Daerah ................................... 17
C Prioritas Daerah ................................................................ 22 1. Program dan Kegiatan yang Didanai APBD .................... 22 2. Program dan Kegiatan yang Didanai APBN .................... 25
3. Fokus Pembangunan Perkebunan Tahun 2016 .............. 26
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ........ 27 A Pengelolaan Pendapatan Daerah ........................................ 27 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah …….. 27
2. Target dan Realisasi Pendapatan .................................. 27 3. Permasalahan dan Solusi ............................................. 28
B Pengelolaan Belanja Daerah ............................................... 29 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah ............................. 29
2. Target dan Realisasi Belanja ........................................ 31 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ……… 39
A Urusan Wajib Yang Dilaksanakan ....................................... 40 1. Program dan Kegiatan ................................................. 40
2. Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan 42 3. Permasalahan dan Solusi ............................................. 67
B Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan ...................................... 69 1. Program dan Kegiatan ................................................. 69
2. Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan 70 3. Permasalahan dan Solusi ............................................. 106
iii
BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN ............................ 110 A Tugas Pembantuan Yang Diterima ..................................... 110
1. Dasar Hukum .............................................................. 110 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan ............................ 110 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan ……. 111
4. Program dan Kegiatan yang diterima dan pelaksanaannya 111 5. Sumber dan Jumlah Anggaran ..................................... 117
6. Permasalahan dan Solusi ............................................. 118 B Tugas Pembantuan Yang Diberikan .................................... 119
BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN ................. 120 A Kerjasama Antar Daerah .................................................... 120
B Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga ............................. 120 C Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah .................... 120
D Pembinaan Batas Wilayah .................................................. 122 E Pencegahan dan Penanggulangan Bencana ......................... 122 F Pengelolaan Kawasan Khusus ............................................ 122
G Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum ………. 122
BAB VII Penghargaan-Penghargaan Yang Diterima ................................ 123
BAB VIII PENUTUP ............................................................................... 124 LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1
Sebaran Luas Perkebunan Per Kab/Kota Se Jawa Barat Tahun
2015 ..................................................................................
6
Tabel 1.2
Perkembangan Luas, Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Jawa Barat tahun 2011-2015 .............................
8
Tabel 1.3
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 – 2015 ...................................................................................
9
Tabel 1.4
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 –
2015 ...................................................................................
9
Tabel 1.5 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar dan
Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Sub Sektor Di Jawa Barat
Tahun 2012 – 2016 ..............................................................
10
Tabel 2.1 Skema Indikator Kinerja Renstra Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 ……………………………………………
19
Tabel 3.1
Target dan Realisasi Penerimaan Asli Daerah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 ............................................
28
Tabel 3.2
Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik APBD Tahun 2016 ...... 32
Tabel 3.3 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Tugas Pembantuan
(APBN) Tahun 2016 .............................................................
36
Tabel 3.4
Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Dekonsentrasi (APBN)
Tahun 2016 .........................................................................
37
Tabel 4.1 Rekapitulasi APBD Dinas Perkebunan TA. 2016 ....................... 40 Tabel 4.2 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Urusan Wajib pada
APBD Dinas Perkebunan Tahun 2016 .....................................
42
Tabel 4.3 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Urusan Pilihan pada
APBD Dinas Perkebunan Tahun 2016 .....................................
70
Tabel 5.1 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Tugas Pembantuan (APBN) Tahun 2016 ………………………………………………………….
116
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kurva “ S “ Program/Kegiatan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2016
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2004, tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 27 ayat (2) bahwa Kepala Daerah
berkewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, dan memberikan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada DPRD, serta menginformasikan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, bahwa Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang selanjutnya disebut
LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang
disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD. Adapun ruang lingkup LKPJ
adalah mencakup penyelenggaraan: urusan desentralisasi, tugas
pembantuan, dan tugas umum pemerintahan. LKPJ itu sendiri terdiri atas
LKPJ Akhir Tahun Anggaran dan LKPJ Akhir Masa Jabatan.
LKPJ Dinas perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2016 merupakan
LKPJ Akhir Tahun Anggaran, yang disusun sebagai wujud
pertanggungjawaban Dinas Perkebunan sebagai bagian dari OPD Pemerintah
Provinsi Jawa Barat terhadap pelaksanaan pembangunan sub sektor
perkebunan Jawa Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas
Perkebunan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Dinas Perkebunan
ini dimaksudkan sebagai salah satu bahan penyusunan LKPJ Gubernur pada
akhir Tahun Anggaran 2016, untuk disampaikan kepada Dewan Perwakilan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 2
Rakyat Daerah, dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran
menyeluruh secara kualitatif dan kuantitatif terhadap pelaksanaan
pembangunan sub sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat pada TA. 2016,
baik yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN Tahun
2016.
Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban (LKPJ) Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, didasari oleh beberapa
peraturan perundang-undangan, sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi
Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pembentukan Provinsi Banten
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4010);
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembar Negara tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3851);
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4286);
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355);
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);
6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;
7. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 3
8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada masyarakat;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816);
11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.;
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat.
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat
(lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 47);
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang
perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor
8 Seri E);
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013 – 2018;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 4
17. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tugas
Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 111 Seri D);
18. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tugas
Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas Di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
(Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 53 Seri D)
B. Gambaran Umum
1. Kondisi Geografis Sumber Daya Perkebunan
Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah 3.710.061,32 hektar
dengan garis pantai sepanjang 755,829 km. Secara geografis terletak pada
posisi 5o50’ - 7o50’ Lintang Selatan dan 104o48’ - 108o48’ Bujur Timur,
dengan batas wilayah: sebelah Utara (Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta);
sebelah Timur (Provinsi Jawa Tengah); sebelah Selatan (Samudra
Indonesia); dan sebelah Barat (Provinsi Banten).
Kondisi topografi wilayah Provinsi Jawa Barat berupa pegunungan
curam (9,5%) dengan ketinggian lebih dari 1.500 m DPL terletak di bagian
Selatan; lereng perbukitan yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah
dengan ketinggian 100-1.500 m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%)
terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0 – 100 m dpl.
Provinsi Jawa Barat beriklim tropis dengan curah hujan cenderung
merata sepanjang tahun, suhu rata-rata berkisar antara 17,4–30,7°C dan
kelembaban udara antara 73–84%.
Provinsi Jawa Barat memiliki lahan yang subur, yang berasal dari
endapan vulkanis serta banyaknya aliran sungai yang merata diberbagai
sudut wilayah, yang kesemuanya itu menyebabkan sebagian besar lahan di
wilayah Jawa Barat banyak digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian,
perikanan, perkebunan dan peternakan sepanjang tahun.
Penggunaan lahan di wilayah Provinsi Jawa Barat berupa lahan
sawah, tegalan, ladang, hutan, perkebunan, kolam, pertambakan serta
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 5
kawasan permukiman/perkotaan. Dari luas Provinsi Jawa Barat sebesar
3.710.061,32 Ha, terdapat Luas lahan Perkebunan (tahun 2015) sebesar
488.167 Ha (atau 13,16 % dari luas Jawa Barat). Areal perkebunan Jawa
Barat tersebar di 21 Kabupaten/Kota, yaitu di: Bogor, Sukabumi, Kota
Sukabumi, Cianjur, Subang, Bandung Barat, Bandung, Purwakarta, Garut,
Tasikmalaya, Kota Tasik, Ciamis, Kota Banjar, Sumedang, Majalengka,
Kuningan, Cirebon, Indramayu, Karawang, Bekasi dan Pangandaran. Setiap
wilayah tersebut memiliki keragaman luas dan jenis komoditas perkebunan,
yang disebabkan perbedaaan potensi wilayah dan budaya masyarakatnya di
setiap Kabupaten/Kota.
Berdasarkan jenis pengelolaannya, dari total luas perkebunan di
Jawa Barat seluas 488.167 Ha, terdiri dari Perkebunan Rakyat (PR) seluas
364.685 Ha (74,70%), Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas 54.633 Ha
(11,19%) terbagi menjadi 156 kebun, serta Perkebunan Besar Negara (PBN)
seluas 68.850 Ha (14,10%) terdiri dari 37 kebun PTPN VIII dan 2 kebun
PTRNI. Seluruh kawasan perkebunan tersebut melibatkan 1.381.775 KK
pelaku usaha perkebunan rakyat.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
3599/Kpts/PD.310/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 bahwa komoditi binaan
Direktorat Jenderal Perkebunan berjumlah 127 jenis tanaman perkebunan.
Adapun jenis komoditas yang dapat dikembangkan dan tumbuh dengan baik,
dan menjadi komoditas binaan Dinas Perkebunan Jawa Barat adalah
sebanyak 33 jenis, yaitu: Aren, Cengkeh, Guttapercha, Jambu Mete, Jarak,
Kakao, Kapok, Karet, Kayu Manis, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Kelapa
Sawit, Kemiri, Kemiri Sunan, Kenanga, Kina, Kopi Robusta, Kopi Arabika,
Kumis Kucing, Lada, Pala, Pandan, Panili, Pinang, Teh, Akarwangi, Mendong,
Nilam, Serehwangi, Tebu, dan Tembakau.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 6
Tabel: 1.1 Sebaran Luas Perkebunan Per Kab/Kota
Se Jawa Barat Tahun 2015
NO KAB/KOTA LUAS PERKEBUNAN (Ha) LUAS
TOTAL (Ha)
JUMLAH
KOMODITAS PR PBS PBN
1 Kab. Bandung 15.592 5.965 11.175 32.732 17
2 Kab. Bandung Barat 7.839 2.037 3.519 13.395 17
3 Kab. Bogor 14.486 3.738 4.407 22.631 16
4 Kab. Bekasi 2.661 0 0 2.661 6
5 Kab. Cianjur 37.222 9.776 4.111 51.109 19
6 Kab. Ciamis 41.837 752 3.545 46.134 16
7 Kab. Cirebon 9.325 0 0 9.325 5
8 Kab. Garut 30.386 7.603 7.733 45.722 24
9 Kab. Indramayu 8.632 0 4.003 12.635 6
10 Kab. Karawang 4.472 0 0 4.472 4
11 Kab. Kuningan 15.182 129 0 15.311 19
12 Kab. Majalengka 9.576 0 2.929 12.506 19
13 Kab. Purwakarta 9.712 695 2.123 12.530 12
14 Kab. Pangandaran 38.607 0 0 38.607 17
15 Kab. Subang 9.013 0 12.029 21.042 21
16 Kab. Sukabumi 34.825 20.187 11.534 66.546 21
17 Kab. Sumedang 17.926 0 0 17.926 20
18 Kab. Tasikmalaya 52.118 3.750 1.741 57.609 21
19 Kota Banjar 3.583 0 0 3.583 11
20 Kota Bandung 0 0 0 0 0
21 Kota Bekasi 0 0 0 0 0
22 Kota Bogor 0 0 0 0 0
23 Kota Cimahi 0 0 0 0 0
24 Kota Cirebon 0 0 0 0 0
25 Kota Depok 0 0 0 0 0
26 Kota Sukabumi 37 0 0 37 2
27 Kota Tasikmalaya 1.653 0 0 1.653 12
TOTAL 364.685 54.633 68.850 488.167 33
Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2015
2. Perkembangan Pembangunan Perkebunan
Sektor perkebunan tidak dapat dipisahkan dari sejarah Indonesia
sejak masa kolonial sampai sekarang, karena sektor ini memiliki arti yang
sangat penting dan menentukan dalam pembentukan berbagai realitas
ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia termasuk di
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 7
Jawa Barat. Dalam konteks masa lalu banyak yang berpendapat bahwa
sejarah kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia merupakan sejarah
perkebunan itu sendiri.
Provinsi Jawa Barat yang dulu dikenal sebagai wilayah priangan,
dikenal sebagai wilayah subur yang cocok untuk pengembangan komoditas
perkebunan. Sehingga pada masa kolonial di wilayah priangan ini telah
banyak dikembangkan areal perkebunan yang bernilai ekonomis, seperti
perkebunan kopi, teh, kina, karet dan tebu. Demikian halnya dengan
pengembangan industri pengolahan dari beberapa komoditas tersebut juga
turut dikembangkan sejalan dengan peningkatan produksi dan permintaan
pasar yang terus meluas. Jaman terus berubah, kemajuan ilmu pengetahuan
terus berkembang, masyarakat priangan terus berinovasi untuk
mengembangkan berbagai komoditas perkebunan yang bernilai ekonomis
dan laku dipasaran. Sehingga usaha perkebunan aneka macam komoditas
terus berkembang di bumi parahiyangan hingga saat ini.
Sampai sejauh ini, pengembangan ke-30 komoditas perkebunan
binaan Jawa Barat ada yang masih dalam tahap perintisan (seperti: Kemiri
Sunan, Guttapercha, Jarak, Kapok, Pinang, Kumis Kucing, Kenanga), tahap
pengembangan skala kecil (seperti: Pala, Nilam, Akar Wangi, Kemiri, Pandan,
Mendong, Panili, Aren, Sereh Wangi, Panili, Lada, Kayu Manis), serta tahap
pengembangan industrialisasi (seperti: Teh, Kopi, Karet, Kakao, Tebu,
Kelapa Sawit, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Tembakau, Kina, Cengkeh).
Dalam proses pengembangan pembangunan perkebunan di Jawa
Barat hingga saat ini tentu saja masih menemui berbagai kendala, antara
lain: permasalahan degradasi lahan, alih fungsi lahan, alih komoditas ke non
perkebunan, stagnasi produksi dan produktivitas (karena permasalahan
teknik budidaya, penggunaan bibit unggul, sarana-prasarana pendukung,
perubahan cuaca serta gangguan usaha perkebunan baik gangguan OPT
maupun non OPT).
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 8
Tabel: 1.2
Perkembangan Luas, Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Jawa Barat tahun 2011 dan 2015
NO KOMODITAS
TAHUN 2011 TAHUN 2015
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Prositas
(Ton/Ha)
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Prositas
(Ton/Ha)
1 Akarwangi 2.327 75 0,032 2.355 71 0,030
2 Aren 14.394 10.893 0,756 14.204 22.489 1,583
3 Cengkeh 31.324 5.198 0,166 33.769 6.898 0,204
4 Guttapercha 417 1 0,002 417 0 0
5 Jambu Mete 240 47 0,196 201 23 0,114
6 Jarak 2.866 465 0,162 1.542 321 0,208
7 Kakao 10.828 2.220 0,205 9.251 2.701 0,292
8 Kapok 3.360 702 0,209 2.767 392 0,142
9 Karet 52.815 36.486 0,691 63.312 36.565 0,578
10 Kayu manis 131 57 0,435 124 9 0,073
11 Kelapa dalam 173.563 102.524 0,591 170.255 101.444 0,596
12 Kelapa hibrida 9.846 3.616 0,367 7.772 3.618 0,466
13 Kelapa sawit 12.485 145.090 11,621 14.083 174.926 12,421
14 Kemiri 1.782 267 0,149 1.897 233 0,123
15 Kemiri Sunan 944 0 0 1.082 3 0,003
16 Kenanga 129 34 0,264 47 10 0,213
17 Kina 2.373 707 0,298 1.136 400 0,352
18 Kopi Arabika 15.553 8.072 0,519 16.808 9.395 0,559
19 Kopi Robusta 14.216 6.226 0,438 15.750 8.066 0,512
20 Kumis kucing 310 99 0,319 217 54 0,249
21 Lada 2.557 895 0,350 2.433 815 0,335
22 Mendong 515 2.499 4,852 308 1.300 4,221
23 Nilam 1.161 175 0,151 909 219 0,241
24 Pala 4.989 775 0,155 6.323 1.056 0,167
25 Pandan 674 321 0,476 556 203 0,365
26 Panili 1.217 165 0,136 972 152 0,156
27 Pinang 714 227 0,318 645 153 0,237
28 Sereh wangi 1.023 3.482 3,404 1.107 484 0,437
29 T e h 94.988 110.929 1,168 87.608 90.594 1,034
30 Tebu 21.176 85.907 4,057 20.608 85.919 4,169
31 Tembakau 9.187 8.086 0,880 9.711 8.471 0,872
TOTAL 488.104 536.165 488.167 556.986
Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2015
Pelaksanaan pembangunan di bidang perkebunan di Jawa Barat
pada Tahun 2016 telah menunjukan kontribusi yang cukup baik dalam hal
pertumbuhan ekonomi regional, sumber penghasilan masyarakat
perkebunan, penghasil devisa negara, penyedia bahan baku industri,
penyerapan tenaga kerja, serta melestarikan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Dalam perekonomian di Jawa Barat, sub sektor perkebunan
mempunyai peranan cukup besar baik secara langsung maupun tidak
langsung, secara langsung sub sektor perkebunan memiliki peranan dalam
meningkatkan indeks pembangunan manusia, yaitu dalam aspek daya beli
masyarakat. Perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 9
pada sektor perkebunan dan Nilai Tukar Petani (NTP) pada sub sektor
Perkebunan Tahun 2009 sd 2013, adalah sebagaimana ditunjukan pada
tabel-tabel berikut ini:
Tabel 1.3 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 – 2015
NO LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
A Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
114.042.321,7 121.165.396,1 132.875.442,3
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan, dan Jasa Pertanian
101.806.816,4 107.239.691,2 117.214.395,0
Tanaman Pangan 56.493.689,8 58.049.336,7 64.258.961,8
Tanaman Hortikultura 20.115.838,6 22.401.812,6 23.951.773,2
Tanaman Perkebunan 10.107.649,1 10.176.206,7 10.247.337,0
Peternakan 13.344.393,6 14.774.347,9 16.747.378,7
Jasa Pertanian dan Perburuan 1.745.245,3 1.837.987,3 2.008.944,3
2 Kehutanan 1.112.775,7 1.165.100,6 1.242.600,2
3 Perikanan 11.122.729,6 12.760.604,2 14.415.447,1
Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2016
Tabel 1.4
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar
Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2015
NO LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
92.390.134,9 92.926.201,1 93.036.099,4
1 Pertanian, Peternakan,
Perburuan, dan Jasa Pertanian
82.302.849,4 82.113.896,3 81.556.446,3
Tanaman Pangan 43.550.065,2 42.858.282,3 41.223.075,7
Tanaman Hortikultura 17.106.094,9 17.425.274,9 18.097.944,6
Tanaman Perkebunan 8.844.809,9 8.541.102,1 8.487.990,5
Peternakan 11.327.951,5 11.801.298,8 12.269.598,5
Jasa Pertanian dan Perburuan 1.473.927,9 1.487.938,2 1.477.837,0
2 Kehutanan 907.565,1 889.757,7 877.661,4
3 Perikanan 9.179.720,4 9.922.547,1 10.601.991,7
Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2016
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 10
Tabel 1.5 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar dan Nilai
Tukar Petani (NTP) Menurut Sub Sektor Di Jawa Barat Tahun 2012 - 2016
No Tahun/ Kelompok
Sub Sektor
Ta
na
ma
n
Pa
ng
an
Ta
na
ma
n
Ho
rtik
ult
ura
Ta
na
ma
n
Pe
rke
bu
na
n
Ra
kya
t
Pe
tern
ak
an
Pe
rik
an
an
RA
TA
-RA
TA
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Indeks Harga yang diterima Petani (IT)
Tahun 2012, rata-rata 154.72 166.96 169.55 138.50 153.71 156.01
Tahun 2013, rata-rata 167.41 180.86 174.24 147.32 161.49 167.02
Tahun 2014, rata-rata 117.33 121.73 111.98 115.72 112.99 117.74
Tahun 2015, rata-rata 131.33 128.39 115.27 126.54 117.77 123.86
Tahun 2016, rata-rata 131.67 140.79 121.24 134.23 123.03 130.19
Rata-rata (2012-2016) 140.49 147.75 114.21 132.46 133.80 138.96
2 Indeks Harga yang dibayar Petani (IB)
Tahun 2012, rata-rata 145.41 142.50 144.50 140.95 136.63 143.20
Tahun 2013, rata-rata 155.76 152.15 154.86 149.72 144.46 152.53
Tahun 2014, rata-rata 113.44 119.40 111.91 109.10 111.47 112.74
Tahun 2015, rata-rata 123.05 122.65 119.84 115.35 119.15 120.01
Tahun 2016, rata-rata 129.08 128.14 124.72 119.34 124.11 125.08
Rata-rata (2012-2016) 133.35 132.97 131.17 126.89 127.16 130.71
3 Nilai Tukar Petani
Tahun 2012, rata-rata 106.38 117.15 117.33 98.26 112.50 108.93
Tahun 2013, rata-rata 107.48 118.86 112.60 98.38 111.80 109.51
Tahun 2014, rata-rata 103.44 112.42 100.06 106.05 101.37 104.43
Tahun 2015, rata-rata 106.73 104.67 96.19 109.67 98.84 103.22
Tahun 2016, rata-rata 102.05 109.85 97.21 112.48 99.13 104.14
Rata-rata (2012-2016) 105.22 112.59 104.68 104.97 104.73 106.05
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016.
3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembangunan
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 tentunya tidak terlepas dari kondisi SDM
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 11
dan Sarana Prasarana Aparatur yang dimiliki, sebagaimana diuraikan berikut
ini:
a. Organisasi Dinas Perkebunan
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun
2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat,
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok merumuskan
kebijakan operasional dibidang perkebunan yang merupakan sebagian
kewenangan desentralisasi Provinsi, serta kewenangan yang dilimpahkan
kepada Gubernur berdasarkan azas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun
2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dinas mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang perkebunan,
berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun
2008, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan tugas
pokoknya mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Merumuskan kebijakan operasional di bidang perkebunan;
2) Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang perkebunan;
3) Fasilitasi di bidang perkebunan;
4) Penyelenggaraan ketatausahaan.
Sedangkan dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Dinas
Perkebunan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan
perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM
kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian
perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan.
2) Penyelenggaraan urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan,
pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 12
dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha
perkebunan.
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas perkebunan meliputi produksi
perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan,
pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan
pemasaran dan usaha perkebunan.
Pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat
tentunya tidak hanya dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat saja, tetapi melibatkan berbagai organisasi terkait baik kelembagaan
tingkat pusat maupun OPD di Kabupaten/Kota.
b. Kondisi SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) perkebunan yang menjalankan
pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat terdiri dari: Petani
Pekebun, Pengusaha Perkebunan, Tenaga Penyuluh, Aparatur Pemerintah,
Peneliti serta berbagai pihak yang berstatus sebagai pemerhati dunia
perkebunan. Semua komponen SDM pembangunan perkebunan Jawa Barat
tersebut sejauh ini selalu menjalin kerjasama secara terpadu dalam
mewujudkan keberhasilan pembangunan perkebunan di Jawa Barat
sebagaimana diharapkan bersama.
Sebagai gambaran keberadaan potensi SDM perkebunan Jawa Barat
berdasarkan data 2015 di Jawa Barat terdapat 1.381.775 orang pemilik
lahan usaha perkebunan rakyat, sejumlah pemilik, pengelola serta karyawan
PBS dan PTPN, yang keberadaannya terwujud dalam bentuk Kelompok Tani
(Poktan) /Gapoktan/asosiasi/persatuan/ikatan, seperti: Asosiasi Petani Kopi
Indonesia (APKI), Asosiasi Petani Kelapa, Asosiasi Petani Cengkeh, Asosiasi
Petani Tembakau, Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Asosiasi Teh
Indonesia (ATI), Gabungan Perusahaan Karet Indonesi (GAPKINDO), dlsb.
Disamping itu terdapat sekitar 500 orang Aparatur Pemerintah yang tersebar
pada OPD/SKPD Provinsi dan Kabupaten Kota, 1 orang penyuluh, 11 org
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 13
tenaga pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT) dan 6 orang
tenaga pengawas benih tanaman (PBT).
c. Kondisi Sarana dan Prasarana
Pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat sejauh ini juga
telah ditunjang oleh keberadaan sarana prasarana usaha perkebunan yang
tersebar di seluruh bagian wilayah Jawa Barat, antara lain berupa: benih
unggul, pupuk, berbagai alat pengolahan (traktor, Alat Pembuatan Pupuk
Organik (APPO), alat/mesin pengolah hasil perkebunan), prasarana budidaya
(saluran irigasi, embung, pompa air, jalan produksi).
Upaya penyediaan sarana prasarana perkebunan tersebut telah
dilakukan melalui dukungan anggaran APBD maupun APBN yang bersifat
stimulan untuk mendorong masyarakat/petani dalam memfasilitasi
kebutuhannya secara swadaya. Disamping itu dalam rangka menunjang
pencapaian target kinerja secara optimal, maka Dinas Perkebunan juga
dilengkapi dengan sarana-prasarana aparatur, seperti unit pembenihan, unit
laboratorium, peralatan pengendalian hama penyakit, termasuk keberadaan
UPTD dan instalasinya sebagai unit kerja yang menangani hal-hal yang
bersifat teknis.
d. Teknologi
Disamping teknologi budidaya aneka jenis tanaman perkebunan
yang sejauh ini terus dikembangkan, juga dikembangkan teknologi
pengolahan hasil perkebunan.
Karakter produk perkebunan pada umumnya memerlukan
pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan untuk menujang
kebutuhan manusia, dengan demikian pengolahan produk perkebunan baik
melalui pengolahan sederhana maupun usaha industri pengolahan mutlak
diperlukan. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dilakukan untuk
memperoleh nilai tambah melalui penerapan sistem dan usaha agribisnis
perkebunan. Pemerintah, provinsi, kabupaten/kota melakukan pembinaan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 14
dalam rangka pengembangan usaha industri pengolahan hasil perkebunan
untuk memberikan nilai tambah yang maksimal.
Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dapat dilakukan di
dalam atau di luar kawasan pengembangan perkebunan, dan dilakukan
secara terpadu dengan usaha budi daya tanaman perkebunan. Untuk
mencapai hasil usaha industri pengolahan perkebunan yang berdaya saing,
Pemerintah menetapkan sistem mutu produk olahan hasil perkebunan dan
pedoman industri pengolahan hasil perkebunan yang baik dan benar sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketentuan tentang
penerapan, pembinaan, dan pengawasan sistem mutu produk olahan hasil
perkebunan serta pedoman industri pengolahan hasil perkebunan ditetapkan
oleh Pemerintah.
Pelaku usaha perkebunan, asosiasi pemasaran, asosiasi komoditas,
kelembagaan lainnya, dan/atau masyarakat bekerja sama menyelenggarakan
informasi pasar, promosi dan menumbuhkembangkan pusat pemasaran baik
di dalam maupun di luar negeri. Pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota
memfasilitasi kerja sama antara pelaku usaha perkebunan, asosiasi
pemasaran, asosiasi komoditas, kelembagaan lainnya, dan/atau masyarakat.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 15
BAB II
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
A. Visi dan Misi
Sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam
RPJMD Tahun 2013-2018, yaitu “Jawa Barat Maju Untuk Semua”, dan
kemudian dijabarkan kedalam Misi-2 RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018, yaitu: “Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan
Berkeadilan”, yang memiliki Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah, dengan Sasaran:
(1) Memperkuat pembangunan ekonomi perdesaan dan regional; (2)
Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi; (3) Memperkuat UMKM dan
meningkatkan daya saing usaha; maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
telah menetapkan Visi yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 yaitu “Akselerator
Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, Sejahtera
dan Berdaya Saing”.
Dalam rangka pencapaian Visi Dinas Perkebunan tersebut, telah
ditetapkan 3 (tiga) Misi, sebagai berikut:
Misi I : Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha
Perkebunan
Misi II : Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan Secara
Berkelanjutan
Misi III : Meningkatkan Mutu hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha
Perkebunan
Dari ke-tiga Misi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sebagaimana
tersebut diatas, maka tujuan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat
tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 16
1) Meningkatnya ketersediaan produk perkebunan secara optimal dan
berkualitas;
2) Meningkatnya kinerja sumber daya perkebunan secara berkelanjutan;
3) Meningkatnya Daya Saing Produk Perkebunan
Adapun dari ke-tiga tujuan pembangunan Sub Sektor Perkebunan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013-2018 tersebut memiliki sasaran dan indikator sasaran
strategis sebagai berikut:
1) Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan, dengan
indikator sasaran strategis :
1. Prosentase Peningkatan Produksi rata-rata komoditas strategis perkebunan
(2,1-2,5% selama 5 tahun)
2. Prosentase Peningkatan Produktivitas rata-rata komoditas strategis
perkebunan (2,1-2,5% selama 5 tahun)
2) Meningkatnya ketersediaan benih unggul bersertifikat, dengan indikator
sasaran strategis :
3. Prosentase peningkatan jumlah ketersediaan benih unggul komoditas
strategis (2,1-2,5% selama 5 tahun)
4. Prosentase peningkatan benih tanaman perkebunan yang tersertifikasi
(2,1-2,5% selama 5 tahun),
3) Terkendalinya sumber daya lahan perkebunan, dengan indikator sasaran
strategis :
5. Prosentase Luas minimum eksisting lahan perkebunan terhadap luas Jawa
Barat (13% selama 5 tahun)
4) Meningkatnya kesejahteraan petani perkebunan, dengan indikator sasaran
strategis :
6. Prosentasi Peningkatan Indeks Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTP-
R) (1% selama 5 tahun),
5) Menurunnya intensitas serangan OPT perkebunan, dengan indikator sasaran
strategis :
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 17
7. Prosentase Penurunan Intensitas Serangan OPT Perkebunan (-1% selama
5 tahun),
6) Meningkatnya penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai
SNI, dengan indikator sasaran strategis :
8. Prosentase Peningkatan jumlah penerapan sistem jaminan mutu sesuai SNI
(2,1-2,5% selama 5 tahun)
7) Meningkatnya volume ekspor produk perkebunan, dengan indikator sasaran
strategis :
9. Prosentase Peningkatan Volume Ekspor Produk Perkebunan (2,1-2,5%
selama 5 tahun)
B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah
Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sebagaimana
tersebut diatas, maka diperlukan suatu strategi pembangunan serta arah
kebijakan pembangunan yang akan menjadi acuan pelaksanaan program dan
kegiatan selama kurun waktu tahun 2013-2018.
Berdasarkan pertimbangan perkembangan lingkungan strategis, maka
telah dirumuskan 9 (sembilan) strategi pelaksanaan pembangunan perkebunan
Provinsi Jawa Barat selama tahun 2013-2018 sebagai berikut :
1. Optimalisasi pemanfaatan faktor-faktor produksi dan fokus pengembangan
komoditas perkebunan
2. Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah lingkungan
3. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan
tanaman perkebunan
4. Optimalisasi pelayanan sertifikasi benih dan pengawasan peredaran benih
tanaman perkebunan
5. Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta
pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara berkelanjutan
6. Meningkatkan indeks NTP perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan
kinerja pelaku dan kelembagaan usaha perkebunan
7. Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 18
8. Meningkatkan jumlah pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk
perkebunan sesuai SNI
9. Meningkatkan penguasaan pasar ekspor dan pembinaan kemitraan usaha
perkebunan
Adapun kebijakan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun
2013-2018, dengan memperhatikan aspek urusan dan kewenangan Bidang
Perkebunan, dirumuskan dalam 9 (sembilan) kebijakan berikut ini:
1. Peningkatan pemanfaatan faktor-faktor produksi melalui intensifikasi,
rehabilitasi dan peremajaan komoditas strategis
2. Pengembangan kaji terap teknologi budidaya dan peningkatan dukungan
sarana produksi secara berkelanjutan
3. Peningkatan produktivitas balai benih dan pemberdayaan penangkar benih
tanaman perkebunan
4. Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi yang efektif dan peningkatan
pengawasan jaringan peredaran benih
5. Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan lahan perkebunan dan
pengembangan teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan
gangguan usaha perkebunan secara berkelanjutan
6. Peningkatan kompetensi pekebun, kelembagaan dan akses permodalan usaha
perkebunan
7. Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian hama terpadu yang efektif,
efisien serta ramah lingkungan
8. Peningkatan kemampuan dalam penerapan sistem jaminan mutu produk
perkebunan sesuai SNI
9. Peningkatan promosi dan pemasaran serta pembinaan kemitraan usaha
perkebunan
Secara terstruktur, untuk mewujudkan Visi Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat, yang dijabarkan kedalam 3 (tiga) Misi, 3 (tiga) Tujuan, 7 (tujuh)
Sasaran, 9 (sembilan) indikator, 9 (sembilan) Strategi dan 9 (sembilan) arah
kebijakan pembangunan daerah di bidang pembangunan Sub Sektor Perkebunan,
adalah sebagaimana digambarkan dalam skema berikut ini:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 19
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 20
Tabel 2.1. Skema Indikator Kinerja Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018
Visi Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, sejahtera dan Berdaya Saing
Misi 1 Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan
Misi 2 Meningkatkan Pemberdayaan Sumberdaya Perkebunan secara
Berkelanjutan
Misi 3 Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah
Produk Usaha Perkebunan
Tujuan 1 Meningkatnya Ketersediaan Produk Perkebunan secara optimal dan berkualitas
Tujuan 2 Meningkatnya Kinerja Sumber Daya Perkebunan secara
berkelanjutan
Tujuan 3 Meningkatnya Daya Saing Produk Perkebunan
Sasaran 1
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan
Sasaran 2
Meningkatnya Ketersediaan Benih Unggul Bersertifikat
Sasaran 3
Terkendalinya Sumber Daya Lahan
Perkebunan
Sasaran 4
Meningkatnya Kesejahteraan
Petani Perkebunan
Sasaran 5
Menurunnya intensitas serangan OPT Perkebunan
Sasaran 6
Meningkatnya Penerapan Sistem
Jaminan Mutu produk perkebunan sesuai SNI
Sasaran 7
Meningkatnya Volume Ekspor Produk Perkebunan
Indikator 1 Prosentase
Peningkatan Produksi rata-rata
komoditas strategis
perkebunan (2,1-2,5%)
Indikator 2 Prosentase
Peningkatan Produktivitas rata-
rata komoditas
strategis perkebunan (2,1-2,5%)
Indikator 3 Prosentase
peningkatan jumlah ketersediaan benih unggul komoditas
strategis (2,1-2,5%)
Indikator 4
Prosentase
Peningkatan Benih
tanaman
perkebunan yang
Tersertifikasi
(2,1-2,5%)
Indikator 5 Prosentase Luas
minimum eksisting lahan perkebunan terhadap luas Jawa
Barat (13%)
Indikator 6 Prosentasi
Peningkatan Indeks Nilai Tukar Petani
Perkebunan Rakyat
(NTP-R) (1%)
Indikator 7 Prosentase
Penurunan Intensitas Serangan
OPT Perkebunan
(-1%)
Indikator 8 Prosentase
Peningkatan jumlah penerapan sistem
jaminan mutu sesuai
SNI (2,1-2,5%)
Indikator 9 Prosentase
Peningkatan Volume Ekspor Produk Perkebunan
(2,1-2,5%)
Strategi 1
Optimalisasi pemanfaatan faktor-faktor produksi dan
fokus pengembangan
komoditas perkebunan
Strategi 2
Optimalisasi
pemanfaatan
teknologi budidaya
adaptif yang ramah
lingkungan
Strategi 3
Optimalisasi pemanfaatan
sumber daya dan
kelembagaan perbenihan tanaman
Perkebunan
Strategi 4
Optimalisasi
Pelayanan Sertifikasi
Benih dan
Pengawasan
Peredaran Benih
Tanaman
Perkebunan
Strategi 5
Meningkatkan pengawasan alih
fungsi lahan dan alih
komoditas serta pengendalian
degradasi sumber daya lahan
perkebunan secara berkelanjutan
Strategi 6
Meningkatkan indeks NTP Perkebunan
sebagai refleksi dari
peningkatan Kinerja pelaku dan
kelembagaan usaha Perkebunan
Strategi 7
Menurunkan luas wilayah perkebunan
yang terindikasi
serangan OPT
Strategi 8
Meningkatkan Jumlah Pelaku penerapan
sistem jaminan mutu
produk perkebunan sesuai SNI
Strategi 9
Meningkatkan penguasaan pasar
Ekspor dan pembinaan
kemitraan usaha Perkebunan
Kebijakan 1 Peningkatan
pemanfaatan faktor-
faktor produksi melalui intensifikasi,
rehabilitasi dan peremajaan
komoditas strategis
Kebijakan 2 Pengembangan kaji
terap teknologi
budidaya dan peningkatan
dukungan sarana produksi secara
berkelanjutan
Kebijakan 3 Peningkatan
produktivitas balai
benih dan pemberdayaan
penangkar benih tanaman
perkebunan
Kebijakan 4 Pengembangan
sistem pelayanan
sertifikasi yang efektif dan
Peningkatan Pengawasan
Jaringan Peredaran Benih
Kebijakan 5 Peningkatan koordinasi
penanganan penyusutan lahan perkebunan dan Pengembangan
teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan
Kebijakan 6 Peningkatan Kompetensi
Pekebun, Kelembagaan dan akses Permodalan Usaha Perkebunan
Kebijakan 7 Peningkatan
teknologi dan sistem
pengendalian hama terpadu yang efektif, efisien serta ramah
lingkungan
Kebijakan 8 Peningkatan
kemampuan dalam
Penerapan Sistem Jaminan Mutu produk perkebunan sesuai SNI
Kebijakan 7 Peningkatan promosi dan pemasaran serta
pembinaan kemitraan usaha perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 21
gangguan usaha perkebunan secara
berkelanjutan
Program Program Program Program Program Program Program Program Program
1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD)
2. Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN)
1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD)
2. Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN)
1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD)
2. Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN)
1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD)
2. Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN)
1. Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian (APBD)
2. Program
Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan
Sarana Pertanian (PSP)
3. Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan (APBN)
1. Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian (APBD)
2. Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN)
1. Pencegahan dan Penanggulangan Hama Penyakit Tanaman, Hewan
dan Ikan (APBD) 2. Program
Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan (APBN)
1. Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan dan Perikanan (APBD)
2. Program
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir Pemasaran dan
Ekspor Hasil Pertanian (APBN)
3. Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan (APBN)
1. Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan dan Perikanan (APBD
2. Program
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir Pemasaran dan
Ekspor Hasil Pertanian (APBN)
3. Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan (APBN)
Program Penunjang
1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah; 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Sumber Daya Aparatur;
3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 5. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; dan
7. Program Pengembangan Data / Informasi / Statistik Daerah.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 22
Beberapa kebijakan teknis yang merupakan penjabarkan kebijakan umum
pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat yang selama ini dijalankan,
meliputi :
1. Kebijakan Pengembangan Komoditi Perkebunan
Kebijakan yang ditempuh adalah penerapan paket teknologi budidaya, melalui
intensifikasi, eksentifikasi, rehabilitasi, diversifikasi, optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya lahan, pengendalian gangguan usaha, serta penyediaan sarana
dan prasarana pendukung pengembangan usaha perkebunan.
2. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya manusia
Kebijakan yang diarahkan adalah untuk pengembangan SDM perkebunan
sebagai pelaku usaha, bukan hanya sebagai faktor produksi, agar tejadi
pertumbuhan dan perkembangan proses perubahan guna mewujudkan sistem
dan usaha agribisnis perkebunan yang bertumpu pada kemampuan dan
kemandirian pelaku usaha perkebunan.
3. Kebijakan Investasi Usaha Perkebunan
Kebijakan yang mendorong iklim investasi yang kondusif dalam
pengembangan agribisnis perkebunan pada sentra-sentra perkebunan dengan
mengutamakan peran serta petani, UKM, dan masyarakat secara luas,
sehingga SDM perkebunan yang tersedia bermanfaat secara optimal.
4. Kebijakan Peningkatan Dukungan terhadap Pembangunan Sistem Ketahanan
Pangan
Pengembangan sistem ketahanan pangan di wilayah perkebunan
dimaksudkan untuk mendukung ketersediaan, distribusi dan keamanan
pangan sebagai bagian dari sistem ketahanan pangan nasional.
5. Kebijakan Pengembangan Dukungan terhadap Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup.
Kebijakan pengembangan perkebunan yang dilaksanakan secara harmonis,
ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, dan ekologi yang memanfaatkan
sumberdaya perkebunan secara optimal sesuai dengan daya dukung sehingga
kelestarian lingkungan tetap terjaga.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 23
6. Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Usaha
Kebijakan pengembangan kelembagaan untuk meningkatkan kemampuan dan
kemandirian kelembagaan agribisnis perkebunan dalam memanfaatkan
peluang. Kebijakan pengembangan kemitraan untuk memperoleh manfaat
maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan.
C. Prioritas Daerah
Kebijakan umum dan kebijakan teknis pembangunan sub sektor
perkebunan Tahun 2013-2018 tersebut dalam tahun 2016 memiliki prioritas
pembangunan daerah yang dijabarkan ke dalam program dan kegiatan sebagai
berikut:
1. Program dan Kegiatan yang didanai APBD:
a. Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan
Daerah
1) Kegiatan Perencanaan di Dinas Perkebunan
b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya
Aparatur
c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Sertifikasi
dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB)
d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor
8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 24
9) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
10) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB)
11) Kegiatan DAK Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
12) Kegiatan DAK Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
13) Kegiatan DAK Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB)
e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB)
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan
19) Kegiatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan di Dinas Perkebunan
g. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
20) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan
h. Program Peningkatan Produksi Pertanian
21) Kegiatan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan
22) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih
Tanaman Perkebunan
23) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih
Tanaman Perkebunan
24) Kegiatan Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 25
25) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim
26) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan
27) Kegiatan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan
28) Kegiatan DBHCHT - Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau
29) Kegiatan DBHCHT – Pembinaan Penangkar Benih Tanaman Tembakau
30) Kegiatan DBHCHT - Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih
Tanaman Tembakau
i. Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian
31) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan
32) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan
33) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya dan Gangguan Usaha
Perkebunan
34) Kegiatan DBHCHT - Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau
35) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan
36) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan
37) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan
38) Kegiatan DBHCHT – Pemberdayaan SDM dan Penguatan Kelembagaan
Petani Tembakau
39) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan
40) Kegiatan CLTH – Pengembangan Tanaman Kelapa
j. Progam Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan
Ikan
41) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu
42) Kegiatan DBHCHT - Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Tembakau
43) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi PHT
k. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan , Perikanan dan Kehutanan
44) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan
45) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan
46) Kegiatan Pembinaan Usaha Perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 26
47) Kegiatan CLTH – Demplot Pengolahan Gula Merah
2. Program dan Kegiatan yang didanai APBN
TUGAS PEMBANTUAN
a. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan
1) Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar (TP)
2) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP)
3) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan (TP)
4) Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah (TP)
5) Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
(TP)
6) Kegiatan Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan (TP)
b. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
1) Kegiatan Perluasa Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (TP)
2) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
PSP (TP)
DANA DEKONSENTRASI
a. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan
1) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK)
2) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan (DK)
3) Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
(DK)
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 27
b. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
1) Kegiatan Pengelolaan Air irigasi untuk Pertanian (DK)
2) Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK)
3) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian (DK)
4) Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida (DK)
3. Fokus Pembangunan Perkebunan Tahun 2016 ;
a. Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN) yang dilakukan
melalui upaya intensifikasi, peremajaan, recovery, dan rehabilitasi
tanaman. Sumber pendanaan berasal dari APBN dan APBD.
b. Lanjutan Akselerasi Peningkatan Produktivitas Tebu dalam rangka
memenuhi kebutuhan swasembada gula, khususnya untuk kebutuhan
gula rumah tangga.
c. Pengembangan Komoditi Ekspor Unggulan Nasional di luar Revitalisasi
Perkebunan, dalam rangka mempertahankan pasar yang sudah ada
seperti Kopi dan Kakao.
d. Pengembangan Komoditas unggulan Spesifik lokal yang sudah dikenal di
pasar internasional, dikembangkan untuk mempertahankan pangsa
pasar yang sudah ada, seperti Akar Wangi dan Nilam.
e. Revitalisasi Perbenihan, ditempuh melalui pembangunan, penetapan,
pemeliharaan, dan pemurnian kebun entres, kebun induk, pohon terpilih,
penguatan kelembagaan perbenihan, laboratorium dan sarananya serta
pengawasan terhadap mutu dan peredarannya.
f. Revitalisasi Perlindungan Perkebunan, ditempuh melalui penguatan
kelembagaan perlindungan perkebunan, laboratorium dan sarananya
termasuk SDM-nya; membangun sistem peringatan dini untuk
pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun dan lahan, anomali
iklim dan gangguan usaha perkebunan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 28
g. Penyediaan 2 (dua) juta benih kopi arabika Java Preanger sebagai
bagian dari janji Gubernur yaitu pemberian bantuan benih kopi sebanyak
5 (lima) juta pohon yang dilaksanakan secara bertahap sampai dengan
tahun 2018.
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah
1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dari Sub Sektor Perkebunan
Provinsi Jawa Barat berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah Nomor 14
Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, dan Peraturan Gubernur Jawa Barat
Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah,
adalah berupa:
- Retribusi Penjualan Produk Usaha Kebun Dinas, yang dikelola oleh Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan, yaitu berupa hasil
penjualan produk perkebunan dari 13 kebun dinas yang tersebar di Jawa
Barat (berupa produk: Teh, Kopi, Kelapa, dan Cengkeh);
- Retribusi Penjualan Produk Dinas, yang dikelola oleh Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan, yaitu berupa Penjualan Bibit Tanaman Pestisida
Nabati (Nimba);
- Retribusi Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan, yang dikelola oleh Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan, yaitu
berupa jasa Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan.
2. Target dan Realisasi Pendapatan
Pada tahun 2016, realisasi pencapaian PAD Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat dari Retribusi Penjualan Hasil Kebun Dinas adalah
sebesar Rp. 224.665.440,-, melampaui target (104,01%) yang telah
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 29
direncanakan yaitu sebesar Rp. 216.000.000,-. Adapun rincian target dan
realisasi PAD tersebut adalah sebagaimana diuraikan berikut ini :
Tabel 3.1
Target dan Realisasi Penerimaan Asli Daerah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
No Jenis Penerimaan Komoditas
Jumlah penerimaan
Target Realisasi
(Rp) (Rp) %
Retribusi Penjualan Produk Usaha Kebun Dinas
1 Kebun Dinas Gekbrong
(Cianjur)
Teh 7.200.900 6.600.900 91,67
2 Kebun Dinas Citiis (Cianjur) Teh 3.150.000 3.750.000 119,05
3 Kebun Dinas Pangkalan (Karawang)
Kelapa 2.501.100 2.101.100 84,01
4 Kebun Dinas Cipeo (Subang)
Tebu 45.298.000 45.278.000 99,96
5 Kebun Dinas Sukajadi
(Sumedang)
Teh 5.891.200 14.765.575 250,64
Kopi Produksi 1.000.000 1.000.000 100,00
Kopi Benih 22.437.000 13.562.625 60,45
6 Kebun Dinas Cimungkal (Sumedang)
Teh 4.879.700 4.879.700 100,00
Kopi 1.680.000 1.700.000 101,19
7 Kebun Dinas Cisarungga (Garut)
Teh 12.952.100 12.952.100 100,00
8 Kebun Dinas Ciheulang (Garut)
Kelapa 6.992.300 7.392.300 105,72
9 Kebun Dinas Sukahurip (Ciamis)
Kelapa 4.277.700 4.277.700 100,00
10 Kebun Dinas Sindanglaya (Kota Bandung)
Kopi 850.000 850.000 100,00
Cengkeh 2.590.000 2.590.000 100,00
11 Kebun Dinas Lengkong
(Sukabumi)
Teh 3.374.000 3.966.200 117,55
Kelapa 2.100.000 1.507.800 71,80
J u m l a h A 128.000.000 128.000.000 100,00
Retribusi Penjualan Produk Dinas
14 Retribusi Penjualan Bibit Tanaman Pestisida Nabati
Nimba 18.000.000
18.000.000 100,00
J u m l a h B 18.000.000 18.000.000 100,00 Retribusi Jasa Pelayanan
Dinas
15 Retribusi Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan
SMB/SKMB 70.000.000 78.655.440 112,36
J u m l a h C --- 70.000.000 78.655.440 112,36
J u m l a h A + B+C --- 216.000.000 224.655.440 104,01
3. Permasalahan dan Solusi
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 30
Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut
diatas kenyataannya masih memiliki beberapa permasalahan sebagai
berikut:
a. Komoditas Teh kondisinya relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun
2015, sehingga berpengaruh terhadap perolehan pendapatan yang
relatif meningkat.
b. Hampir seluruh tanaman mengalami masa penurunan produksi terutama
pada saat musim kemarau.
c. Pada beberapa komoditi di beberapa kebun dinas sudah berumur tua
dan produksinya sudah menurun.
d. Pada kondisi Tahun 2016 harga jual produksi rata-rata mengalami
penurunan yang cukup tajam tidak sebanding dengan kenaikan biaya
produksi pada masing-masing komoditi yang bersangkutan.
Beberapa solusi yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang
ada, antara lain adalah:
a. Diupayakan dilakukan peremajaan pada beberapa komoditas yang
sudah berumur tua dengan komoditas yang sesuai agroklimat dan
bernilai ekonomi tinggi.
b. Pada komoditi kelapa yang harga jual butirannya mengalami penurunan
dilakukan diversifikasi produk menjadi kopra yang harga jualnya relatif
lebih tinggi.
B. Pengelolaan Belanja Daerah
1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Kebijakan umum keuangan daerah tentang belanja daerah antara lain
untuk memfasilitasi setiap program/kegiatan yang sudah direncanakan
berdasarkan mekanisme perencanaan yang terstruktur sebagaimana yang
sudah dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah, yaitu
mulai dari RPJMD, RKPD, RENSTRA OPD dan Renja OPD.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 31
Didalam dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut sudah
mencakup kebijakan belanja untuk memfasilitasi: Janji Gubernur, Program
Prioritas dan Unggulan Daerah, Tematik Kewilayahan serta Rencana Aksi
Multi Pihak Implementasi Pekerjaan (RAM-IP).
Untuk mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pembangunan sub
sektor perkebunan tahun 2016, maka kebijakan umum keuangan daerah
diarahkan untuk mendukung:
- Pengembangan Fokus Komoditas yang sudah diklasifikasikan menjadi:
Komoditas Strategis, Komoditas Prospektif dan Komoditas Unggulan
Spesifik Lokal;
- Pengembangan Fokus Budidaya, mencakup: Peningkatan produksi dan
produktivitas melalui: intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan, dan
diversifikasi; Peningkatan Teknologi Tepat Guna Budidaya Tanaman
Perkebunan yang Efektif, Efisien dan Ramah Lingkungan; serta
Pengendalian pemanfaatan sumber daya perkebunan (Lahan & Plasma
Nutfah) yang berkesinambungan.
- Pengembangan Fokus Perbenihan, mencakup: Pengembangan UPTD
Perbenihan Di Tingkat Provinsi Dan Kab/Kota; Peningkatan Koordinasi
Peran Dan Fungsi Penangkar-penangkar Benih Berkualitas;
Pengembangan Teknologi Perbenihan Yang Modern Dan Berdaya Saing;
Peningkatan Pengawasan Mutu Dan Peredaran Benih; serta Peningkatan
Pelayanan Sertifikasi Benih
- Pengembangan Fokus Sarana & Prasarana, mencakup: Fasilitasi
Pendukungan Pembangunan Dan Rehabilitasi Sarana-prasarana
Budidaya Tanaman Perkebunan; serta Mendorong Tumbuhnya Peran
Dunia Usaha Dalam Mendukung Penyediaan Sarana Prasarana
Perkebunan
- Pengembangan Fokus Pengendalian GUP, mencakup: Pengembangan
Pestisida & Agens Hayati Alami; Pengembangan Teknologi PHT Yang
Efektif, Efisien Dan Berwawasan Lingkungan; serta Mendorong
Tumbuhnya Kelompok atau Petandu PHT Yang Profesional dan Mandiri.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 32
- Pengembangan Fokus SDM, Kelembagaan dan Permodalan, mencakup:
Peningkatan Kompetensi Pelaku Usaha Perkebunan Rakyat, Baik Pada
Aspek Pembenihan, Teknis Budidaya, Pengendalian Hama Penyakit,
Maupun Pengolahan Produk; Peningkatan Pemantapan Kelembagaan
Pelaku Usaha Yang Profesional dan Mandiri; serta Peningkatan Akses
Permodalan Yang Memiliki Keberpihakan Terhadap Pelaku Usaha
Perkebunan Rakyat
- Pengembangan Fokus Pasca Panen & Pemasaran, mencakup: Perlu
Upaya Terobosan Dalam Pengembangan Mutu Produk Yang Berdaya
Saing Dan Bernilai Tambah, Dengan Prioritas Keberpihakan Pada Produk
Usaha Perkebunan Rakyat; serta Peningkatan Akses Pasar Yang Lebih
Luas, Yang Manfaatnya Dirasakan Oleh Pelaku Usaha Perkebunan di
Tingkat On Farm.
2. Target dan Realisasi Belanja
APBD Dinas Perkebunan Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp.
61.675.096.223,- (Enam Puluh Satu Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Lima
Juta Sembilan Puluh Enam Ribu Dua Ratus Dua Puluh Tiga Rupiah), yaitu
terdiri dari Anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan) sebesar
Rp. 17.179.484.381,- (Tujuh Belas Milyar Seratus Tujuh Puluh Sembilan
Juta Empat Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Tiga Ratus Delapan Puluh Satu
Rupiah) dan Belanja Langsung sebesar Rp. 44.495.611.842,- (Empat
Puluh Empat Milyar Empat Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Enam Ratus
Sebelas Ribu Delapan Ratus Empat Puluh Dua Rupiah).
a. Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 17.179.484.381,- ((Tujuh
Belas Milyar Seratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Delapan Puluh
Empat Ribu Tiga Ratus Delapan Puluh Satu Rupiah), merupakan Belanja
Pegawai yang terdiri dari Gaji dan Tunjangan (Tunjangan Keluarga,
Tunjangan Jabatan, Tunjangan Fungsional, Tunjangan Umum, Tunjangan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 33
Beras, Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus, Pembulatan Gaji, dan Tambahan
Penghasilan PNS, Tambahan Penghasilan berdasarkan pertimbangan, serta
Insentif Pemungutan Retribusi).
Realisasi dari Belanja Tidak Langsung tersebut adalah sebesar Rp.
16.972.908.277,- (Terbilang : enam belas milyar sembilan ratus tujuh
puluh dua juta sembilan ratus delapan ribu dua ratus tujuh puluh tujuh
rupiah ) atau sekitar 98,80 %.
b. Belanja Langsung
Belanja Langsung sebesar Rp. 44.495.611.842,- (Terbilang : Empat
Puluh Empat Milyar Empat Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Enam Ratus
Sebelas Ribu Delapan Ratus Empat Puluh Dua Rupiah), terdiri dari Belanja
Pegawai sebesar Rp 5.954.310.000,-, Belanja Barang Jasa sebesar Rp.
30.042.032.592,-, dan Belanja Modal sebesar Rp. 8.499.269.250,-.
Realisasi dari Belanja Langsung tersebut adalah sebasar Rp.
43.433.436.071,- (Terbilang : Empat Puluh Tiga Milyar Empat Ratus Tiga
Puluh Tiga Juta Empat Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Tujuh Puluh Satu
Rupiah) atau sebesar 97,61%. Terdiri dari: Belanja Pegawai sebesar Rp
5.853.292.000,- (98,30%), Belanja Barang/Jasa sebesar Rp
29.296.197.410,- (97,52%), dan Belanja Modal sebesar Rp 8.283.946.661,-
(97,47%).
Adapun rincian target dan realisasi belanja daerah berdasarkan
program/kegiatan, adalah sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3.2 berikut
ini:
Tabel 3.2 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik APBD
Tahun 2016
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi
Keuangan
Realisasi
Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
TOTAL APBD 2016 61.675.096.223 60.406.344.348 97,94 99,97
BELANJA TIDAK 17.179.484.381 16.972.908.277 98,80 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 34
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
LANGSUNG (Gaji + Tunj) TOTAL ANGGARAN
(WAJIB + PILIHAN) 44.495.611.842 43.433.436.071 97,61 99,96
TOTAL URUSAN WAJIB 19.061.928.000 18.331.068.711 96,17 99,90
a. Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan
Pembangunan Daerah
465.000.000 461.178.100 99,18 100,00
1) Kegiatan Perencanaan di
Dinas Perkebunan
465.000.000 461.178.100 99,18 100,00
b. Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur
968.500.000 861.036.000 88,90 99,03
2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur
968.500.000 861.036.000 88,90 99,03
c. Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
3.087.038.000 2.870.944.572 93,00 100,00
3) Kegiatan Penyelenggaraan
Administrasi Perkantoran
1.464.200.000 1.398.883.955 95,54 100,00
4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP)
473.800.000 424.418.216 89,58 100,00
5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan
Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
689.038.000 681.013.772 98,84 100,00
6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Sertifikasi dan
Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB)
460.000.000 366.628.629 79,70 100,00
d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
9.608.525.000 9.264.745.334 96,42 99,90
7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor
1.001.343.750 983.838.100 98,25 100,00
8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan
1.283.643.750 1.174.564.000 91,50 100,00
9) Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan
1.069.343.750 1.048.975.675 98,10 99,29
10) Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman
Perkebunan
854.193.750 828.310.900 96,97 100,00
11) Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman
2.025.000.000 1.900.916.500 93,87 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 35
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
Perkebunan (BPTP) DAK
12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) DAK
2.250.000.000 2.232.205.659 99,21 99,90
13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) DAK
1.125.000.000 1.095.934.500 97,42 100,00
e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Aparatur
3.846.500.000 3.800.240.325 98,80 100,00
14) Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor
1.350.000.000 1.343.805.950 99,54 100,00
15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP)
900.000.000 880.004.500 97,78 100,00
16) Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan
(BPBTP)
891.000.000 886.386.775 99,48 100,00
17) Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih
Tanaman Perkebunan (BSPMB)
500.000.000 472.416.583 94,48 100,00
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
376.550.000 372.654.180 98,97 100,00
18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan
278.550.000 275.184.180 98,79 100,00
19) Kegiatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan di
Dinas Perkebunan
98.000.000 97.470.000 99,46 100,00
g. Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah
709.815.000 700.270.200 98,66 100,00
20) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi
Perkebunan
709.815.000 700.270.200 98,66 100,00
TOTAL URUSAN PILIHAN 25.433.683.842 25.102.367.360 98,70 100,00
a. Program Peningkatan
Produksi Pertanian
14.080.739.792 13.939.184.754 98,99 100,00
1) Kegiatan Pengembangan Teknologi Perbenihan
Tanaman Perkebunan
7.929.687.016 7.896.123.830 99,58 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 36
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
2) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran
Benih Tanaman Perkebunan
469.577.776 461.845.144 98,35 100,00
3) Kegiatan Pengawasan Mutu
dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan
875.500.000 853.096.500 97,44 100,00
4) Kegiatan Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan
995.000.000 989.133.000 99,41 100,00
5) Kegiatan Pengembangan
Produksi Tanaman Semusim
899.200.000 864.469.000 96,14 100,00
6) Kegiatan Pengembangan
Produksi Tanaman Tahunan
993.175.000 981.088.000 98,78 100,00
7) Kegiatan Pengembangan
Sarana Produksi Tanaman Perkebunan
473.000.000 467.133.000 98,76 100,00
8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau
498.000.000 494.104.100 99,22 100,00
9) Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau
460.600.000 459.100.180 99,67 100,00
10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran
Benih Tanaman Tembakau
487.000.000 473.092.000 97,14 100,00
b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian
6.005.710.000 5.947.596.631 99,03 100,00
11) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan
998.100.000 995.431.613 99,73 100,00
12) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana
Perkebunan
473.300.000 470.453.000 99,40 100,00
13) Kegiatan Pengendalian
Degradasi Sumber Daya dan Gangguan Usaha Perkebunan
999.000.000 985.209.000 98,62 100,00
14) Kegiatan Pengendalian
Sumber Daya Tanaman Tembakau (DBHCHT)
499.360.000 498.855.000 99,90 100,00
15) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan
493.200.000 492.663.600 99,89 100,00
16) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang
Perkebunan (RAM IP)
988.720.000 988.322.000 99,96 100,00
17) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan
460.970.000 460.150.000 99,82 100,00
18) Kegiatan Pemberdayaan SDM dan Penguatan
Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT)
452.940.000 448.290.000 98,97 100,00
19) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan
440.650.000 414.055.918 93,96 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 37
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
20) Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (CLTH)
199.470.000 194.166.500 97,34 100,00
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan
1.459.276.050 1.424.715.565 97,63 100,00
21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu
491.629.000 482.608.600 98,17 100,00
22) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau (DBHCHT)
472.470.000 458.725.875 97,09 100,00
23) Kegiatan Pengujian dan
Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu
495.177.050 483.381.090 97,62 100,00
d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan
3.887.958.000 3.790.870.410 97,50 100,00
24) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman
Perkebunan
450.000.000 442.955.000 98,43 100,00
25) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan
2.875.958.000 2.787.440.410 96,92 100,00
26) Kegiatan Pembinaan Usaha Perkebunan
462.000.000 461.180.000 99,82 100,00
27) Kegiatan Demplot Pengolahan Gula Merah (CLTH)
100.000.000 99.295.000 99,30 100,00
Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat Tahun 2016 juga
ditunjang dengan dana APBN, yaitu berupa Dana Tugas Pembantuan dan
Dana Dekonsentrasi, dengan perincian sebagaimana diuraikan dalam tabel
berikut
APBN TUGAS PEMBANTUAN (TP)
Tabel 3.3
Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Tugas Pembantuan (APBN) Tahun 2016
PROGRAM/ KEGIATAN/
URAIAN
Jumlah
Anggaran
Realisasi Keuangan Realisasi
(Rp) (%) (Fisik)
1 2 3 4 5
TOTAL 22.061.479.000 15.332.496.000 69,50 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 38
PROGRAM/ KEGIATAN/
URAIAN
Jumlah
Anggaran
Realisasi Keuangan Realisasi
(Rp) (%) (Fisik)
1 2 3 4 5
Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Perkebunan
21.244.979.000 14.526.566.000 68,42 100,00
Program Peningkatan Produksi Dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
21.244.979.000 14.526.566.000 68,42 100,00
1 Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar (TP)
10.927.469.000 8.142.416.000 74,51 100,00
2 Kegiatan Dukungan
Perlindungan Perkebunan (TP)
3.415.750.000 3.196.065.000 93,57 100,00
3 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP)
737.920.000 736.980.000 99,87 100,00
4 Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah (TP)
5.194.000.000 1.582.829.000 30,47 100,00
5 Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan
601.900.000 510.272.000 84,78 100,00
6 Kegiatan Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan (TP)
367.940.000 169.790.000 47,43 100,00
Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (08) Ditjen PSP
816.500.000 805.930.000 98,73 100,00
Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
816.500.000 805.930.000 98,73 100,00
1 Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (TP)
400.000.000 400.000.000 100,00 100,00
2 Kegiatan Dukungan
Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PSP
416.500.000 405.930.000 97,46 100,00
APBN DEKONSENTRASI (DK)
Tabel 3.4
Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Dekonsentrasi (APBN) Tahun 2016
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN
Jumlah Anggaran
Realisasi Keuangan Realisasi
(Rp) (%) (Fisik)
1 2 3 4 5
TOTAL 4.540.705.000 4.067.114.760 89,57 100,00
Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Perkebunan
4.095.005.000 3.627.414.760 88,58 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 39
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN
Jumlah Anggaran
Realisasi Keuangan Realisasi
(Rp) (%) (Fisik)
1 2 3 4 5
Program Peningkatan
Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
4.095.005.000 3.627.414.760 88,58 100,00
1 Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan
(DK)
742.995.000 669.732.000 89,48 100,00
2 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK)
2.771.960.000 2.480.230.000 98,06 100,00
3 Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (DK)
580.050.000 477.452.960 82,31 100,00
Satker Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat (08) Ditjen PSP
445.700.000 439.700.000 99,37 100,00
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
445.700.000 439.700.000 99,37 100,00
1 Kegiatan Pengelolaan Air irigasi untuk Pertanian DK)
30.000.000 30.000.000 100,00 100,00
2 Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK)
35.600.000 35.290.000 99,13 100,00
3. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (DK)
344.500.000 338.810.000 98,35 100,00
4. Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida
35.600.000 35.600.000 100,00 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 40
BAB IV
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas
Perkebunan selama TA. 2016, merupakan penjabaran dari Misi-2 RPJMD Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013-2018, yaitu: “Membangun Perekonomian Yang
Kokoh dan Berkeadilan”, yang memiliki Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah,
dengan Sasaran: (1) Memperkuat pembangunan ekonomi perdesaan dan
regional; (2) Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi; (3) Memperkuat
UMKM dan meningkatkan daya saing usaha.
Misi-2 RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 tersebut selanjutnya
dijabarkan kedalam Visi dan Misi Dinas Perkebunan yang tercantum dalam
RENSTRA Dinas Perkebunan Tahun 2013-2018 sebagai berikut:
VISI : ”Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang
Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing ”
MISI : 1. Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha
Perkebunan,
2. Meningkatkan Pemberdayaan Sumberdaya Perkebunan secara
Berkelanjutan,
3. Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha
Perkebunan.
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah pada Dinas Perkebunan Tahun
2016 yang merupakan penjabaran dari visi-misi tersebut, didanai melalui APBD
Tahun Anggaran 2016, baik APBD Murni maupun APBD Perubahan, dengan
rincian sebagai berikut:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 41
Tabel 4.1
REKAPITULASI APBD DINAS PERKEBUNAN TA. 2016
No RINCIAN
APBD TAHUN 2016 REALISASI
APBD MURNI APBD
PERUBAHAN KEUANGAN FISIK
TOTAL 66.394.217.950 61.675.096.223 60.406.344.348 97,94 99,79
1 Belanja Tidak Langsung (Gaji)
21.268.084.108 17.179.484.381 16.972.908.277 98,80 100,00
2 Belanja Langsung 45.126.133.842 44.495.611.842 43.433.436.071 97,61 99,25
a. Urusan Wajib 19.661.928.000 19.061.928.000 18.331.068.711 96,17 99,90
b. Urusan Pilihan 25.464.205.842 25.433.683.842 25.102.367.360 98,70 100,00
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas
Perkebunan selama TA. 2016 ini dilakukan melalui pelaksanaan Program/Kegiatan
Pembangunan Sub Sektor Perkebunan, berdasarkan Urusan Wajib dan Pilihan,
sebagaimana diuraikan berikut ini:
A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan
1. Program dan Kegiatan
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh
Dinas Perkebunan selama TA. 2016 berdasarkan Urusan Wajib, terdiri dari
7 Program dan 20 Kegiatan, sebagai berikut:
a. Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan
Daerah, terdiri dari kegiatan:
1) Kegiatan Perencanaan di Dinas Perkebunan
b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, sebanyak 1
Kegiatan, terdiri dari kegiatan:
2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya
Aparatur
c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari kegiatan:
3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Dinas
Perkebunan
4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPTP.
5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD
BPBTP.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 42
6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD
BSPMB.
d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari
kegiatan:
7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas
Perkebunan.
8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan
9) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan
10) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai
Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan
11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas
Perkebunan UPTD BPTP (DAK).
12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas
Perkebunan UPTD BPBTP (DAK).
13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas
Perkebunan UPTD BSPMB (DAK).
e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari
kegiatan:
14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas
Perkebunan.
15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas
Perkebunan UPTD BPTP.
16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas
Perkebunan UPTD BPBTP.
17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas
Perkebunan UPTD BSPMB.
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja Keuangan, terdiri dari kegiatan:
18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 43
19) Kegiatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan di Dinas Perkebunan
g. Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah, terdiri dari
kegiatan:
20) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan.
2. Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Rekapitulasi alokasi dan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan
urusan wajib pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2016, adalah
sebagaimana disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2. Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik
Urusan Wajib pada APBD Dinas Perkebunan Tahun 2016
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi
Keuangan
Realisasi
Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
TOTAL URUSAN WAJIB 19.061.928.000 18.331.068.711 96,17 99,90
a. Program Perencanaan Pengendalian dan
Pengawasan Pembangunan Daerah
465.000.000 461.178.100 99,18 100,00
1) Kegiatan Perencanaan di Dinas Perkebunan
465.000.000 461.178.100 99,18 100,00
b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
968.500.000 861.036.000 88,90 99,03
2) Kegiatan Peningkatan
Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur
968.500.000 861.036.000 88,90 99,03
c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3.087.038.000 2.870.944.572 93,00 100,00
3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
1.464.200.000 1.398.883.955 95,54 100,00
4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
473.800.000 424.418.216 89,58 100,00
5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
689.038.000 681.013.772 98,84 100,00
6) Kegiatan Penyelenggaraan
Administrasi Perkantoran Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih
Tanaman Perkebunan (BSPMB)
460.000.000 366.628.629 79,70 100,00
d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
9.608.525.000 9.264.745.334 96,42 99,90
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 44
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
Aparatur
7) Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Kantor
1.001.343.750 983.838.100 98,25 100,00
8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
1.283.643.750 1.174.564.000 91,50 100,00
9) Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan
1.069.343.750 1.048.975.675 98,10 99,29
10) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan
854.193.750 828.310.900 96,97 100,00
11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) DAK
2.025.000.000 1.900.916.500 93,87 100,00
12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) DAK
2.250.000.000 2.232.205.659 99,21 99,90
13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) DAK
1.125.000.000 1.095.934.500 97,42 100,00
e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Aparatur
3.846.500.000 3.800.240.325 98,80 100,00
14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
1.350.000.000 1.343.805.950 99,54 100,00
15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP)
900.000.000 880.004.500 97,78 100,00
16) Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan
(BPBTP)
891.000.000 886.386.775 99,48 100,00
17) Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih
Tanaman Perkebunan (BSPMB)
500.000.000 472.416.583 94,48 100,00
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
376.550.000 372.654.180 98,97 100,00
18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan
278.550.000 275.184.180 98,79 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 45
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
19) Kegiatan Kapasitas
Pengelolaan Keuangan di Dinas Perkebunan
98.000.000 97.470.000 99,46 100,00
g. Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah
709.815.000 700.270.200 98,66 100,00
20) Kegiatan Pengembangan
Data dan Informasi Perkebunan
709.815.000 700.270.200 98,66 100,00
Secara terperinci alokasi dan realisasi pelaksanaan seluruh kegiatan
urusan wajib pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2016, adalah
sebagaimana diuraikan berikut ini:
1) Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan
Pembangunan Daerah
a. Kegiatan Perencanaan di Dinas Perkebunan, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 465.000.000,- dan realisasi anggaran Rp. 461.178.100
(99,18 %). Output kegiatan adalah 3 dokumen Perencanaan
(Dokumen Rakor 2016, Renja 2017, dan RKA Perubahan 2016).
Outcome kegiatan adalah tersedianya dokumen arah kebijakan
pembangunan perkebunan Jawa Barat untuk tahun 2017.
Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak atau belum ada
masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan.
Solusi yang diambil adalah melaksanakan kegiatan sebagaimana
rencana dan target yang telah dibuat dan diupayakan melaksanakan
percepatan pelaksanaan kegiatan untuk antisipasi ke depannya ada
hal yang menghambat pelaksanaan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 46
Rapat Koordinasi Perencanaan
Perkebunan Jawa Barat Tahun 2016
FGD Penyusunan Renja 2017 Dinas Perkebunan Prov Jawa Barat
DPA 2016 dan RKA 2017 Renja Tahun 2017
2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
a. Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber
Daya Aparatur, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 968.500.000,- dan realisasi
anggaran Rp. 861.036.000 (88,90 %). Output kegiatan adalah
pembinaan kerohanian 1 tahun; ihsan tahsin Al Qur’an, instruktur
senam dan kesenian 1 tahun; sewa lapangan bulutangkis dan futsal
1 tahun; belanja pakaian LINMAS 145 orang; belanja pakaian dinas
harian (PDH) 145 orang; belanja jasa penyelenggaraan acara/event
organizer 1 paket; belanja pakaian KORPRI 145 orang; belanja
pakaian olahraga 145 orang, bantuan diklat PIM, belanja bimbingan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 47
teknis 1 tahun. Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya
kemampuan/kualitas sumber daya aparatur Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak
atau belum ada masalah yang berarti yang menghambat
pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan
kegiatan sebagaimana rencana dan target yang telah dibuat dan
diupayakan melaksanakan percepatan pelaksanaan kegiatan untuk
antisipasi ke depannya ada hal yang menghambat pelaksanaan.
3) P
r
o
g
r
a
m
P
e
l
a
y
a
nan Administrasi Perkantoran
a. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 1.464.200.000,- dan realisasi anggaran Rp.
1.398.883.955 (95,54 %). Output kegiatan adalah
honorarium/Upah tenaga teknis jasa profesi 10 kali, Alat tulis kantor
4 kali, Cetakan 2 Kali, alat listrik 4 paket, perangko, materai dan
Pengajian Rutin Pelaksanaan Jiwa Korsa di Pangandaran
Pengadaan Seragam Korpri sewa lapangan olahraga
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 48
benda pos lainnya 12 paket, jasa kebersihan 1 tahun, spanduk
baliner/baligo 9 Paket, fotocopy 1 tahun, penjilidan 1 tahun,
perjalanan dinas PNS 765 Hok, telepon 1 tahun, air ledeng 1 tahun,
listrik 1 tahun, serta kawat/internet 1 tahun. Outcome kegiatan
adalah tercapainya pelayanan administrasi perkantoran Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
Pengadaan ATK Pengadaan Cetakan
Fasilitasi Mamin R apat/Pertemuan Halal Bihalal
b. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP), yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 473.800.000,- dan realisasi anggaran Rp. 424.418.216
(89,58 %). Output kegiatan adalah ATK keperluan Kantor UPTD
BPTP 1 paket; alat listrik dan elektronik UPTD BPTP selama 1 tahun;
tersedianya Materai 3000 dan Materai 6000 selama 1 tahun,
pengisian tabung gas sebanyak 26 tabung, surat kabar dan majalah
pertanian selama 1 tahun, Belanja Cetak Map, Kartu Disposisi, cetak
amplop kabinet, cetak amplop semi kabinet dan cetak BKU sebanyak
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 49
4 kali, Fotocopy naskah dinas 10.000 lembar, Penjilidan Dokumen
BPTP 90 buah, pengisian air galon selama 1 tahun, Perjalanan Dinas
PNS dalam dan Luar daerah selama 1 tahun, langganan Telepon,
Listrik BPTP dan Sub Unit, Langganan Air Bersih dan Langganan
Internet selama 1 tahun, honorarium tenaga administrasi non PNS
selama 1 tahun. Outcome dari seluruh kegiatan ini adalah
terselenggaranya administrasi perkantoran UPTD Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP).
Pengadaan ATK Belanja Alat Listrik
Air Galon dan Pengisian Tabung Gas Pembelian Materai
c. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD
Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP),
yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan anggaran Rp. 689.038.000,- dan realisasi anggaran Rp.
681.013.772 (98,84%). Output kegiatan adalah pembelian ATK
untuk 4 triwulan, fasilitasi materai dan perangko untuk 4 triwulan,
fasilitasi pengisian tabung gas sebanyak 18 tabung, fasilitasi
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 50
langganan surat kabar/majalah sebanyak 2 jenis selama 1 tahun,
fasilitasi cetak amplop dinas, form sppd, map balai untuk 4 triwulan,
fasilitasi fotocopy surat dan dokumen selama 1 tahun, fasilitasi
penjilidan ROK/laporan balai selama 1 tahun, fasilitasi pembelian
makan dan minum rapat rutin selama 1 tahun, fasilitasi pengisian air
mineral/galon sebanyak 108 galon, fasilitasi monitoring dan evaluasi
asset pemerintah daerah lingkup BPBTP, fasilitasi konsultasi
penataan aset ke pusat, fasilitasi belanja telepon, listrik dan internet
selama 1 tahun. Outcome dari Kegiatan ini adalah terselenggaranya
administrasi perkantoran UPTD BPBTP. Permasalahan yang terjadi
adalah kecilnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini jika
dibandingkan dengan banyaknya bangunan kantor dan rumah dinas
yang tersebar di 13 kebun dinas serta kualitas pelayanan yang
dituntut untuk maksimal walaupun dengan sarana dan prasarana
yang masih dalam tahap membangun. Solusi yang diambil adalah
memaksimalkan seluruh potensi dari aparatur yang ada serta sarana
dan prasarana yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat.
Pengadaan ATK Pembelian Majalah
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 51
Pengadaan Cetakan Pengadaan Materai dan Prangko
d. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD
Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB), yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 460.000.000,- dan realisasi anggaran Rp. 366.628.629
(79,70 %). Output kegiatan adalah ATK, Penyediaan alat listrik dan
penerangan, Fasilitasi Langganan Telepon, Fasilitasi Langganan
Listrik, Fasilitasi Langganan Ledeng/Air, Fasilitasi langganan internet,
Fasilitasi langganan surat kabar/majalah, Penyediaan benda pos,
Fasilitasi cetak dan penggandaan, Penyediaan Makan dan minum,
dan Fasilitasi Perjalananan Dinas. Outcome kegiatan ini adalah
tercapainya pelayanan administrasi perkantoran BSPMBTP Provinsi
Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah Realisasi keuangan
tidak mencapai target karena beberapa pengeluaran yang sifatnya
rutin (fixed cost) dibawah pagu anggaran seperti langganan telepon,
air, listrik, internet, dan langganan TV berbayar, Pengisian tabung
gas dan air mineral untuk 3 (tiga) Sub Unit Pelayanan tidak
memenuhi target anggaran karena pengiriman barang baru
dilaksanakan bulan Juli 2016. Solusi yang diambil adalah
penyetoran anggaran kepada Kas Daerah.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 52
Pembelian ATK Pembelian Materai
Penyediaan Makan Minum Rapat Air Minum Galon dan Pengisian
Tabung Gas
4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 1.001.343.750,- dan realisasi anggaran Rp.
983.838.100 (98,25 %). Output kegiatan adalah tersedianya PC
Desktop All in One 15 unit, Tangga lipat double ladder 2 buah,
Laptop/Notebook 2 unit, Printer 16 unit, Meja Kerja Staff 35 set,
kursi kerja putar 35 set, Meja rapat 1 unit, Camera & Drone 2 unit,
Camera handycam 1 unit. Outcome kegiatan adalah meningkatnya
kelancaran dan kualitas pelayanan umum pada Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah
terhambatnya pencairan pengajuan. Solusi yang diambil adalah
percepatan pelaksanaan kegiatan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 53
Pengadaan Drone Pengadaan Komputer PC
Pengadaan Meja dan Kursi Rapat Pengadaan Printer
b. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp.
1.283.643.750,- dan realisasi anggaran Rp. 1.174.564.000 (91,50
%). Output kegiatan adalah AC 1 PK sebanyak 5 set; tempat tidur
sebanyak 10 set; rehab mess, partisi ruangan mess, partisi ruang
makan, partisi ruang lobby, penggantian keramik kantor BPTP
bagian luar, pemasangan pintu kaca, dan perbaikan kirmir saluran
air. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kelancaran dan
kualitas pelayanan UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
(BPTP).
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 54
Pengadaan Tempat Tidur Partisi ruang mess
Perbaikan Kirmir Saluran Air Pemasangan Pintu Kaca
c. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 1.069.343.750,- dan realisasi anggaran Rp.
1.048.975.675 (98,10 %). Output kegiatan adalah renovasi rumah
penjaga kebun dinas Cisarungga; buffet sebanyak 1 unit; brankas
sebanyak 1 unit; televisi sebanyak 10 unit; printer sebanyak 6 unit;
kursi tunggu untuk ruang pelayanan publik sebanyak 4 set; lemari
sebanyak 1 unit; dispenser sebanyak 5 unit; lemari es sebanyak 3
unit; alat-alat dapur sebanyak 1 paket; gordyn sebanyak 1 unit;
karpet mushola sebanyak 1 unit; peningkatan jalan produksi kebun
dinas Sukajadi; peningkatan jalan masuk kebun dinas Lengkong;
penataan dan penyediaan saluran air di kebun dinas Cipeo,
Lengkong, Gekbrong, dan Sukahurip. Outcome kegiatan adalah
meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan UPTD BPBTP.
Permasalahan yang terjadi adalah terbatasnya anggaran yang
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 55
tersedia untuk kegiatan ini jika dibandingkan dengan kebutuhan
sebagaimana usulan di awal tahun mengingat banyaknya bangunan
kantor dan rumah dinas serta sarana lainnya yang tersebar di 13
kebun dinas serta kualitas pelayanan yang dituntut untuk maksimal
walaupun dengan sarana dan prasarana yang masih dalam tahap
pengembangan. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh
potensi dari aparatur yang ada serta sarana dan prasarana yang
tersedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
masyarakat.
Pengadaan Printer Pengadaan Kulkas
Pengadaan Televisi Pengadaan Brankas
d. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 854.193.750,- dan realisasi anggaran Rp. 828.310.900
(96,97%). Output kegiatan adalah ya honor pengadaan barang dan
jasa 4 Paket; Penyediaan Barang Habis Pakai (ATK) 1 Paket;
Pengadaan Peralatan Kantor (White board) 3 unit; Penyediaan /
Pengadaan Perlengkapan Kantor (Almari, Filling Kabinet, AC, Plang
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 56
Nama, Televisi ) 30 Unit (5 Jenis); Penyediaan / Pengadaan
Computer (PC, Printer, UPS dan Scanner) 28 Unit (4 Jenis);
Penyediaan / Pengadaan Meubelair (Meja Kerja, Kursi Kerja) 24 Unit
(2 Jenis); Penyediaan / Pengadaan Peralatan Dapur ( Tabung gas,
kompor, Dispenser, Alat dapur 12 Unit (4 Jenis); Penyediaan /
Pengadaan Karpet 1 Paket; Penambahan Jaringan Internet 1 Unit;
Pembuatan Pagar Tiang Tangga 1 Paket; Pembuatan dan
Pemasangan Billboard 2 Unit. Outcome kegiatan ini meningkatnya
kelancaraan pelayanan pada UPTD BSPMB dan Sub Unit Pelayanan
di Cianjur, Majalengka serta Tasikmalaya. Permasalahan yang
terjadi karena jadwal pelaksaaan kontrak tidak sesuai jadwal
dikarenakan harus menyesuaikan dengan daftar harga E-Catalog dari
LPSE. Solusi yang diambil adalah dilaksanakan sesuai dengan
jadwal E-Catalog
Pengadaan Plang Nama Pengadaan perlengkapan kantor
Pengadaan Komputer, Printer, Scanner, dan UPS
Pengadaan Televisi
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 57
e. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
BPTP (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 2.025.000.000,- dan realisasi
anggaran Rp. 1.900.916.500 (93,87 %). Output kegiatan adalah
sepeda motor sebanyak 2 unit; mesin potong rumput sebanyak 2
unit; mesin tik sebanyak 2 unit; meja ½ biro sebanyak 21 unit; meja
makan sebanyak 10 set; kursi kerja sebanyak 4 unit; kursi rapat
sebanyak 50 unit; kursi makan sebanyak 40 unit; kursi sice sebanyak
14 unit; lemari arsip sebanyak 2 unit; pengaspalan jalan kantor BPTP
tahap 2; penambahan daya listrik; perbaikan jaringan listrik untuk
mess; perbaikan jaringan internet; rehab kantor sub unit perlintan
Kab. Majalengka; perbaikan kantor BPT dan selasar kantor;
pembuatan dapur dan partisi mushola; pemasangan paving block
kantor sub unit perlintan Kab. Majalengka. Outcome kegiatan
adalah bertambahnya sarana dan prasarana UPTD untuk
meningkatkan kelancaran pelayanan Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan (BPTP).
pengadaan sepeda motor pengadaan meja kerja ½ biro
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 58
Kursi kerja, kursi makan, kursi rapat dan kursi sice
pengaspalan jalan tahap II
f. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
BPBTP (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 2.250.000.000,- dan realisasi
anggaran Rp. 2.232.205.659 (99,21 %). Output kegiatan adalah
Honorarium Pengadaan Barang dan Jasa; renovasi gudang kebun
dinas Cipeo; renovasi pagar pembatas kebun dinas Sindanglaya;
teralis di ruang pelayanan publik; sarana kultur jaringan;
peningkatan jalan dalam kebun dinas Sindanglaya; pembuatan jalan
masuk kebun dinas Tegalharendong; pembuatan sumur artesis dan
penataan saluran air di kebun dinas Sindanglaya dan kebun dinas
Citiis; penataan dan penyediaan saluran air di kebun dinas Sukajadi,
Cisarungga, dan Citiis; pemagaran kebun dinas Ciheulang;
permbuatan kirmir di kebun cinas Ciheulang, Cisarungga,
Tegalharendong, Cipeo, dan Sindanglaya; lanjutan pembuatan
benteng pembatas di kebun dinas Cisarungga; pembuatan naungan
jalan kebun dinas Sindanglaya; pembuatan dan pemasangan kanopi
untuk tempat parkir kendaraan dan halaman di kantor BPBTP.
Outcome kegiatan adalah bertambahnya sarana dan prasarana
UPTD untuk meningkatkan kelancaran pelayanan Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP).
Permasalahan yang terjadi adalah terbatasnya anggaran yang
tersedia untuk kegiatan ini jika dibandingkan dengan kebutuhan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 59
sebagaimana usulan di awal tahun mengingat banyaknya bangunan
kantor dan rumah dinas serta sarana lainnya yang tersebar di 13
kebun dinas serta kualitas pelayanan yang dituntut untuk maksimal
walaupun dengan sarana dan prasarana yang masih dalam tahap
pengembangan. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh
potensi dari aparatur yang ada serta sarana dan prasarana yang
tersedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
masyarakat.
Renovasi Gudang Kebun Dinas Cipeo Peningkatan Jalan di Kebun Dinas
Sindanglaya dan Tegalharendong
Penataan Saluran Air di Kebun Dinas
Citiis, Sukajadi, Cisarungga, Ciheulang Pembuatan Kirmir di Kebun Dinas
Cisarungga, Tegalharendong, Sindanglaya
g. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
BSPMB (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 1.125.000.000,- dan realisasi
anggaran Rp. 1.095.934.500,- (97,42 %). Output kegiatan adalah
honor panitia pengadaan barang dan jasa 8 Paket, Pemasangan
Paving Blok 3 SUP, Pelaksanaan Pemagaran, Pembuatan Aula Rapat
dan Musholla di SUP Cianjur 1 Paket, Pemagaran, Pembuatan Kanopi
dan Pembuatan Tangki Air (Toren) di SUP Majalengka 1 Paket,
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 60
Pemagaran dan Pembuatan Pos jaga di SUP Tasikmalaya 1 Paket,
Pembangunan Rumah Dinas SUP Majalengka & Tasikmalaya 2 Paket.
Outcome kegiatan ini meningkatnya kelancaran pelayanan pada
UPTD BSPMB dan Kantor SUP di Cianjur, Majalengka serta
Tasikmalaya. Permasalahan yang terjadi ada beberapa kontrak
tidak sesuai jadwal dikarenakan ada perubahan dalam perencanan
dan RAB. Solusi yang diambil adalah mengikuti perubahan jadwal
sesuai dengan perencanaan di lapangan.
Pemasangan Paving Block di Kantor SUP Majalengka
Renovasi Mess SUP Majalengka
Pemasangan Paving Block SUP Cianjur
5) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 61
a. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 1.350.000.000,- dan realisasi anggaran Rp.
1.343.805.950 (99,54 %). Output kegiatan adalah honorarium
panitia/pejabat/pemeriksa pengadaan barang dan jasa 6 ok, BBM
operasional Dinas 9 Bulan, isi Tabung pemadam dan box 1 paket,
barang pecah belah 1 paket, belanja jasa kebersihan 9 bulan,
belanja jasa keamanan kantor 9 bulan, perpanjangan STNK
kendaraan dinas roda 4 (empat) 9 bulan, service kendaraan dinas
roda 4 (empat) 9 Bulan, pelumas/oli kendaraan dinas roda 4
(empat) 9 Bulan, belanja jasa konsultansi 2 kegiatan, belanja
pemeliharaan / perlengkapan kantor 9 bulan, belanja pemeliharaan
gedung dan bangunan 2 paket. Outcome kegiatan adalah
terpeliharanya sarana dan prasarana pada Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah adanya
keterlambatan pencairan pada triwulan pertama. Solusi yang
diambil adalah diadakan upaya percepatan penyerapan kegiatan.
Pemeliharaan Kendaraan Pemeliharaan Gedung Kantor
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 62
Penataan Taman Perbaikan Lantai Basement
b. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP), yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 900.000.000,- dan realisasi anggaran Rp. 880.004.500
(97,78 %). Output kegiatan adalah jasa dan peralatan kebersihan
kantor BPTP selama 12 bulan; jasa keamanan kantor selama 12
bulan; perpanjangan STNK kendaraan roda 4 selama 12 bulan;
honor pengemudi sebanyak 12 OB; jasa service kendaraan bermotor
selama 12 bulan; penggantian suku cadang selama 12 bulan;
penggantian pelumas kendaraan operasional roda 2 selama 12
bulan; pemeliharaan komputer, laptop dan printer selama 12 bulan;
pemeliharaan AC selama 12 bulan; pemeliharaan alat laboratorium
selama 12 bulan; instalasi jaringan telepon, internet, air dan listrik
selama 2 kali. Outcome kegiatan adalah terpeliharanya sarana dan
prasarana pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
dan kantor Sub Unit Perlintanbun.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 63
Alat Kebersihan
Kamdal dan Alat Keamanan
service kendaraan bermotor pengadaan pakaian olahraga
c. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP),
yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan anggaran Rp. 891.000.000,- dan realisasi anggaran Rp.
886.386.775 (99,48 %). Output kegiatan adalah honorarium
pengadaan barang dan jasa; Alat Listrik; Pembelian Alat Kebersihan;
jasa kebersihan kantor BPBTP; Jasa Keamanan Kantor BPBTP;
Perpanjangan STNK dan KIR Kendaraan Operasional BPBTP;
Kendaraan Operasional BPBTP; Penggantian Suku Cadang;
penggantian pelumas; Pemeliharaan Komputer; Peralatan dan
Perlengkapan Kantor BPBTP dan mebeulair; peralatan Studio dan
Alat Komunikasi BPBTP; gedung kantor BPBTP. Outcome kegiatan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 64
adalah terpeliharanya sarana dan prasarana pada UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP).
Pengadaan Alat Listrik Pembelian Alat Kebersihan
Pembelian Pelumas Perawatan Kendaraan Bermotor
d. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB), yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 705.500.000,- dan realisasi anggaran Rp. 690.043.100
(97,81 %). Output kegiatan adalah Pembelian Alat Listrik,
Elektronika & Penerangan selama 12 bulan; Bahan-bahan dan Alat
Kebersihan selama 12 bulan; pengisian tabung pemadam kebakaran
sebanyak 6 tabung; Jasa Kebersihan (Cleaning Service) selama 12
bulan; Jasa Pengamanan Kantor (KAMDAL) selama 12 bulan; STNK
Roda 4 (3 Unit) Sebanyak 1 Paket; perpanjangan STNK Roda 2 dan
4 selama 12 bulan; Servis Kendaraan Operasional BSPMB selama 12
bulan; Penggantian Suku Cadang Roda 4 dan 2 selama 12 bulan;
Penggantian Oli / Pelumasan Kendaraan Roda 4 dan 2 selama 12
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 65
bulan; Biaya Pemeliharaan Komputer / Laptop, Printer, Mesin Tik
Sebanyak 7 Kali; Biaya Pemeliharaan Meubelair, Lemari Besi /
Kardek / Filling Kabinet, AC Mounting, AC Split selama 12 bulan;
Biaya Pemeliharaan (Camera / Handycamera, PABX / Faximile /
Telepon, Sound System) selama 12 bulan; Perawatan Gedung
Kantor Sebanyak 5 Kali; pemeliharaan jaringan WAN/LAN selama 12
bulan; pemeliharaan taman dan halaman selama 12 bulan.
Outcome kegiatan adalah Tercapainya Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Operasional pada Kantor UPTD BSPMB.
Kantor SUP Tasikmalaya (sebelum) Renovasi Kantor SUP Tasikmalaya
(sesudah)
Renovasi garasi dan tiang bendera yg rusak akibat hujan angin
Pemeliharaan perlengkapan kantor
6) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
a. Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas
Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 278.550.000,- dan realisasi
anggaran Rp. 275.184.180 (98,79 %). Output kegiatan adalah 6
dokumen pelaporan dan evaluasi (LKPJ, LPPD, LKIP, Laporan
Tahunan, Laporan Sismontep, Laporan Bulanan, Laporan
Triwulanan), perjalanan dinas dalam rangka monitoring dan evaluasi
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 66
kegiatan selama tahun 2016. Outcome kegiatan ini adalah
tersedianya pelaporan kegiatan sebagai bahan evaluasi perumusan
perbaikan kinerja program/kegiatan pada tahun selanjutnya.
Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak atau belum ada
masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan.
Solusi yang diambil adalah melaksanakan kegiatan sebagaimana
rencana dan target yang telah dibuat dan diupayakan melaksanakan
percepatan pelaksanaan kegiatan untuk antisipasi ke depannya ada
hal yang menghambat pelaksanaan.
LKIP, LKPJ, LPPD dan Laptah 2015 Laporan Bulanan
Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan
b. Kegiatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan di Dinas
Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 98.000.000,- dan realisasi
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 67
anggaran Rp. 97.470.000 (99,46 %). Output kegiatan adalah
pembinaan terhadap para pengelola keuangan di lingkungan Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat 1 kali; pemutakhiran laporan
keuangan 1 kali; laporan keuangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat sebanyak 12 dokumen. Outcome kegiatan ini adalah
tersedianya dokumen laporan keuangan pada Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak
atau belum ada masalah yang berarti yang menghambat
pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan
kegiatan sebagaimana rencana dan target yang telah dibuat dan
diupayakan melaksanakan percepatan pelaksanaan kegiatan untuk
antisipasi ke depannya ada hal yang menghambat pelaksanaan.
7) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
a. Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan,
yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan anggaran Rp. 709.815.000,- dan realisasi anggaran Rp.
700.270.200 (98,66 %). Output kegiatan adalah Honorarium
petugas pengumpul dan pengolah data selama 4 triwulan, 1 paket
bahan data/informasi statistik Tahun 2015, Validasi Data/Statistik
Angka Tetap Tahun 2015 dan Angka Sementara Tahun 2016 2
kegiatan, Workshop Data/Statistik 1 kegiatan, 1 paket Buku Statistik
Angka Tetap Tahun 2015, 1 paket Buku Statistik Angka Sementara
Tahun 2016, 1 paket Buku Informasi Perkebunan, maintenance
website selama 1 tahun. Outcome dari Kegiatan ini adalah
Tersedianya Data/Statistik Spatial dan A Spatial untuk bahan
perumusan kebijakan pembangunan perkebunan Jawa Barat.
Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak atau belum ada
masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan.
Solusi yang diambil adalah melaksanakan kegiatan sebagaimana
rencana dan target yang telah dibuat dan diupayakan melaksanakan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 68
percepatan pelaksanaan kegiatan untuk antisipasi ke depannya ada
hal yang menghambat pelaksanaan.
Kegiatan Workshop Statistik Perkebunan
Tahun 2016
Validasi ATAP 2015
Maintenance Website
Buku Statistik dan Informasi Perkebunan
3. Permasalahan dan Solusi
a. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan
urusan wajib ini, adalah:
- Kendala yang bersifat koordinatif antar pihak terkait, baik dengan
instansi pusat maupun kabupaten kota, khususnya dalam hal
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 69
sinkronisasi rencana program/kegiatan berdasarkan kewenangan
masing-masing pihak terkait.
- Kendala administratif, seperti perubahan pengelola kegiatan,
kendala waktu pelaksanaan, keterbatasan sarana serta
ketersediaan SDM pendukung yang memadai.
- Terlambatnya penyelesaian proses pengadaan barang jasa
(Lelang) karena kendala mekanisme, prosedur serta padatnya
jadwal lelang di ULP, sehingga menyebabkan terlambatnya
pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan
- Keterbatasan anggaran untuk menyelesaikan beberapa kendala
kekurangan jumlah dan kualitas sarana-prasarana yang masih ada
- Keterlambatan penyampaian laporan dari sub unit kerja, yang
menyebabkan sering terlambatnya penyampaian laporan ke
beberapa instansi terkait.
- Sering terlambatnya penyampaian bahan data/statistik dari
kab/kota sebagai bahan penyusunan angka sementara maupun
angka tetap data statistik.
- Sering bergantinya petugas data/statistik pada OPD Kab/Kota
sehingga mengganggu kontinuitas penyampaian laporan
data/statistik dari kab/kota yang bersangkutan.
b. Solusi
Solusi atas berbagai permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
urusan wajib ini, adalah:
- Meningkatkan koordinasi dan konsultasi antar pihak;
- Peningkatan kualitas ketertiban administrasi kegiatan;
- Peningkatan akselerasi kegiatan yang mengacu kepada ketentuan
yang berlaku;
- Optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki;
- Memaksimalkan sarana prasarana yang ada;
- Meningkatkan koordinasi antar unit kerja terkait;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 70
- Peningkatan koordinasi dan konsolidasi dengan para petugas
data/statistik kab/kota, melakukan jemput bola, serta melanjutkan
insentif bagi petugas kab/kota terkait pada tahun anggaran
mendatang.
B. Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan
1. Program dan Kegiatan
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh
Dinas Perkebunan berdasarkan Urusan Pilihan pada APBD TA 2016, terdiri
dari 4 Program dan 27 Kegiatan, sebagai berikut :
a. Program Peningkatan Produksi Pertanian, terdiri dari kegiatan:
1) Kegiatan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman
Perkebunan.
2) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih
Tanaman Perkebunan
3) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih
Tanaman Perkebunan.
4) Kegiatan Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan
5) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim
6) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan
7) Kegiatan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan
8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau (DBHCHT).
9) Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tanaman Tembakau
(DBHCHT)
10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tembakau
(DBHCHT).
b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian, terdiri dari kegiatan:
11) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan
Perkebunan
12) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 71
13) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan
Gangguan Usaha Perkebunan
14) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau
(DBHCHT)
15) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan
16) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan
17) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan
18) Kegiatan Pemberdayaan SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani
Tembakau (DBHCHT)
19) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan
20) Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (CLTH)
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak
dan Ikan, terdiri dari kegiatan:
21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu
22) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau
(DBHCHT)
23) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi
Pengendalian Hama Terpadu
d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, terdiri dari kegiatan:
24) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan
25) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan
26) Kegiatan Pembinaan Usaha Perkebunan
27) Kegiatan Demplot Pengolahan Gula Merah (CLTH)
2. Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Rekapitulasi alokasi dan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan
urusan pilihan pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2016, adalah
sebagaimana disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3. Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik
Urusan Pilihan pada APBD Dinas Perkebunan Tahun 2016
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 72
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
TOTAL URUSAN PILIHAN 25.433.683.842 25.102.367.360 98,70 100,00
a. Program Peningkatan
Produksi Pertanian
14.080.739.792 13.939.184.754 98,99 100,00
1) Kegiatan Pengembangan Teknologi Perbenihan
Tanaman Perkebunan
7.929.687.016 7.896.123.830 99,58 100,00
2) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan
469.577.776 461.845.144 98,35 100,00
3) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran
Benih Tanaman Perkebunan
875.500.000 853.096.500 97,44 100,00
4) Kegiatan Pelayanan
Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan
995.000.000 989.133.000 99,41 100,00
5) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim
899.200.000 864.469.000 96,14 100,00
6) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan
993.175.000 981.088.000 98,78 100,00
7) Kegiatan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman
Perkebunan
473.000.000 467.133.000 98,76 100,00
8) Kegiatan Pengembangan
Budidaya Tanaman Tembakau
498.000.000 494.104.100 99,22 100,00
9) Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau
460.600.000 459.100.180 99,67 100,00
10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Tembakau
487.000.000 473.092.000 97,14 100,00
b. Program Pemberdayaan
Sumber Daya Pertanian
6.005.710.000 5.947.596.631 99,03 100,00
11) Kegiatan Penataan Lahan
dan Pengembangan Kawasan Perkebunan
998.100.000 995.431.613 99,73 100,00
12) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan
473.300.000 470.453.000 99,40 100,00
13) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya dan
Gangguan Usaha Perkebunan
999.000.000 985.209.000 98,62 100,00
14) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman
Tembakau (DBHCHT)
499.360.000 498.855.000 99,90 100,00
15) Kegiatan Pemberdayaan
SDM Pelaku Usaha Perkebunan
493.200.000 492.663.600 99,89 100,00
16) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP)
988.720.000 988.322.000 99,96 100,00
17) Kegiatan Pendukungan
Permodalan Usaha Perkebunan
460.970.000 460.150.000 99,82 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 73
No. Kegiatan Anggaran
Realisasi Keuangan
Realisasi Fisk
(Rp) (%) (%)
1 2 3 4 5 6
18) Kegiatan Pemberdayaan
SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT)
452.940.000 448.290.000 98,97 100,00
19) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha
Perkebunan
440.650.000 414.055.918 93,96 100,00
20) Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (CLTH)
199.470.000 194.166.500 97,34 100,00
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman,
Ternak dan Ikan
1.459.276.050 1.424.715.565 97,63 100,00
21) Kegiatan Aplikasi Teknologi
Pengendalian Hama Terpadu
491.629.000 482.608.600 98,17 100,00
22) Kegiatan Pengendalian Hama
dan Penyakit Tanaman Tembakau (DBHCHT)
472.470.000 458.725.875 97,09 100,00
23) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana
Teknologi Pengendalian Hama Terpadu
495.177.050 483.381.090 97,62 100,00
d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan, Perikanan dan Kehutanan
3.887.958.000 3.790.870.410 97,50 100,00
24) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan
450.000.000 442.955.000 98,43 100,00
25) Kegiatan Pengembangan
Pemasaran Hasil Perkebunan
2.875.958.000 2.787.440.410 96,92 100,00
26) Kegiatan Pembinaan Usaha
Perkebunan
462.000.000 461.180.000 99,82 100,00
27) Kegiatan Demplot
Pengolahan Gula Merah (CLTH)
100.000.000 99.295.000 99,30 100,00
Secara terperinci alokasi dan realisasi pelaksanaan seluruh kegiatan
urusan pilihan pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2016, adalah
sebagaimana diuraikan berikut ini:
1) Program Peningkatan Produksi Pertanian
a. Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman
Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 7.929.687.016,- dan realisasi
anggaran Rp. 7.896.123.830 (99,58 %). Output kegiatan adalah
pemeliharaan 13 kebun dinas, pemeliharaan kebun sumber benih
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 74
dan calon kebun sumber benih tanaman perkebunan, pembangunan
kebun koleksi teh di Kebun Dinas Sindanglaya, penanaman kopi
buhun hasil identifikasi di Sindanglaya, rehabilitasi tanaman teh di
kebun Dinas Cisarungga dan Gekbrong, penanaman kakao di Kebun
Dinas Pangkalan, pembenihan tanaman perkebunan di kebun Dinas
Sindanglaya, pembenihan tanaman perkebunan di kabupaten,
penanaman aren di Kebun Dinas Pangkalan, pembuatan miniatur
kebun tebu serta Pembenihan Kopi Arabika Java Preanger.
Outcome kegiatan adalah terlaksananya pengembangan teknologi
perbenihan tanaman perkebunan di 13 kebun dinas, tersedianya
benih unggul tanaman perkebunan, terwujudnya kebun koleksi teh,
tebu dan kopi buhun serta terlaksananya pembenihan kopi arabika
java preanger. Permasalahan yang terjadi pada kegiatan ini
adalah:
Terbatasnya SDM yang mempunyai kualifikasi di bidang teknis
pembenihan dan budidaya tanaman perkebunan;
Belum optimalnya sarana produksi (pupuk) sehingga produksi
tanaman perkebunan di kebun dinas tidak maksimal;
Masih banyaknya tanaman belum menghasilkan;
Masih banyaknya tanaman yang sudah tua dan rusak yang
memerlukan rehabilitasi (peremajaan);
Keterlambatan pengambilan benih oleh kelompok tani
sehubungan adanya keterbatasan biaya yang dimiliki oleh
Kelompok Tani menyangkut biaya bongkar muat dan ongkos
angkut, serta tidak dialokasikannya anggaran biaya tersebut
pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Kegiatan.
Solusi yang diambil adalah :
Alokasi sarana produksi terutama pupuk disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman;
Penambahan pegawai yang mempunyai kompetensi di bidang
teknis pembenihan dan budidaya tanaman perkebunan;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 75
Peningkatan SDM pegawai melalui pelatihan dan magang;
Peremajaan tanaman yang tua dan rusak dengan tanaman baru
menggunakan benih yang unggul, bermutu dan bersertifikat;
Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan secara optimal.
Pengalokasian anggaran untuk bongkar muat dan ongkos angkut
benih pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Kegiatan.
Pembenihan Kopi Java Preanger Pembenihan Kopi Java Preanger
Pembenihan Kopi Java Preanger
Pembinaan Teknis Petugas Dan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan
Di Puslitkoka Jember
b. Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran
Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 469.577.776,-
dan realisasi anggaran Rp. 461.845.144 (98,35 %). Output kegiatan
adalah Pembinaan Teknis Penangkar Benih Tanaman Perkebunan di
4 WKPP. Outcome kegiatan adalah Meningkatnya kemampuan
teknis penangkar benih tanaman perkebunan. Permasalahan yang
terjadi pada kegiatan ini adalah masih belum terwujudnya sistem
informasi pemasaran benih tanaman perkebunan di Jawa Barat
sehingga benih-benih yang dikembangkan oleh para penangkar
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 76
benih di Jawa Barat belum bisa dipasarkan secara lebih luas. Solusi
yang diambil adalah pada tahun anggaran 2016 telah diusulkan
alokasi anggaran untuk pembuatan sistem informasi pemasaran
benih tanaman perkebunan.
Pembinaan Teknis Penangkar Benih di
WKPP I
Pembinaan Teknis Penangkar Benih di
WKPP II
Pembinaan Teknis Penangkar Benih di
WKPP III Pembinaan Teknis Penangkar Benih di
WKPP IV
c. Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih
Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 875.500.000,- dan
realisasi anggaran Rp. 853.096.500 (97,44%). Output kegiatan
adalah Pelaksanaan Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih
Tanaman Perkebunan 1 Tahun, Pelaksanaan Rapat Teknis
Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan di Jawa Barat
21 Kabupaten/ Kota ( 2 kali Pertemuan ), Peningkatan Wawasan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 77
dalam Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan di Aceh
30 Org. Outcome kegiatan ini adalah meningkatnya penggunaan
benih bermutu dan berkurangnya pemalsuan benih bersertifikat.
Permasalahan yang terjadi adalah belum optimalnya dalam
pengawasan peredaran benih di Kabuaten /Kota dan antar Luar
Provinsi dikarenakan belum memadainya jumlah Fungsional PBT.
Solusi yang diambil adalah Mengoptimalkan Pengawasan Peredaran
Benih Tanaman Perkebunan di wilayah Jawa Barat dengan
bekerjasama petugas Kabupaten/Kota dan UPTD Perbenihan di luar
Provinsi Jawa Barat.
Rapat Teknis Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan di Jawa Barat
Pengawasan Peredaran Benih Teh di Puslit Teh dan Kina Gambung
Pengawasan Peredaran Benih Tebu di PUSLITAGRO PT.PG.Rajawali II
d. Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 995.000.000,- dan realisasi anggaran Rp. 989.133.000
(99,41 %). Output kegiatan adalah Pertemuan Teknis Standar Mutu
Benih Tanaman Perkebunan 50 Org, Pelayanan Sertifikasi Benih
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 78
Tanaman Perkebunan 21 Kabupaten/ Kota. Outcome kegiatan ini
meningkatnya penggunaan benih perkebunan bersertifikat.
Permasalahan yang terjadi adalah Bahan tanaman untuk
pembenihan Tanaman Perkebunan masih terbatas terutama benih
Unggul dan Unggul Lokal. Solusi yang diambil adalah secara
bertahap akan di tetapkan Kebun Sumber Benih di Jawa Barat dalam
mendukung proses Sertifikasi.
Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Perkebunan
Sertifikasi Benih Teh Sertifikasi Benih Tebu
e. Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM
IP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan anggaran Rp. 899.200.000,- dan realisasi anggaran Rp.
864.469.000 (96,14 %). Output kegiatan adalah pembinaan teknis
budidaya tanaman tebu di Kab. Cirebon dan Subang, pembinaan
teknis budidaya tanaman akar wangi di Kab. Garut, pembinaan
teknis budidaya tanaman mendong di Kab. Tasikmalaya dan Kota
Tasikmalaya; Demplot warung tebu di Kab. Cirebon dan Subang
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 79
masing-masing seluas 2 ha, demplot pengembangan akar wangi di
Kab. Garut seluas 2 ha dan demplot pengembangan mendong di
Kab. Tasik dan Kota Tasikmalaya masing-masing 1 ha; Pengawalan
pelaksanaan kegiatan swasembada gula di Jawa Barat (4 wilayah
PG). Outcome kegiatan ini adalah diterapkannya teknis budidaya
tanaman, khususnya pemeliharaan tanaman, pemakaian pupuk dan
pestisida sesuai anjuran serta pemahaman petani dalam upaya
pengembangan komoditas perkebunan tanaman semusim kedepan.
Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan tidak terdapat
permasalahan yang berarti baik dari aspek proses realisasi keuangan
maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang
diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang berarti,
antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan terus
dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi
fisik di lapangan.
Bimtek Budidaya Tebu (Februari 2016) Bimtek Budidaya Akar Wangi (Februari 2016)
Bimtek Budidaya Mendong
(Februari 2016) Demplot Mendong, Akarwangi, dan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 80
Tebu
f. Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 993.175.000,- dan realisasi anggaran Rp. 981.088.000
(98,78 %). Output kegiatan adalah Pembinaan teknis budidaya
tanaman kopi di Kab. Bandung, Bandung Barat, Cianjur dan Garut;
Pembinaan teknis intensifikasi teh pola recovery di Kab. Bandung,
Bandung Barat, Cianjur, Tasikmalaya dan Majalengka; Pembinaan
teknis budidaya tanaman cengkeh di Kab. Tasikmalaya, Subang,
Kuningan, Ciamis dan Pangandaran; Demplot intensifikasi teh pola
recovery di di Kab. Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Tasikmalaya
dan Majalengka masing-masing seluas 1 ha; Demplot intensifikasi
kopi di Kab. Bandung, Bandung Barat, Cianjur dan Garut masing-
masing seluas 2,5 ha; Demplot intensifikasi cengkeh di Kab.
Tasikmalaya, Subang, Kuningan, Ciamis dan Pangandaran masing-
masing seluas 2 ha; Outcome kegiatan ini adalah diterapkannya
teknis budidaya tanaman, khususnya pemeliharaan tanaman,
pemakaian pupuk dan pestisida sesuai anjuran serta pemahaman
petani dalam upaya pengembangan komoditas perkebunan tanaman
tahunan kedepan. Permasalahan yang terjadi adalah dapat
dikatakan tidak terdapat permasalahan yang berarti baik dari aspek
proses realisasi keuangan maupun dari aspek pelaksanaan fisik di
lapangan. Solusi yang diambil adalah walau tidak terdapat
permasalahan yang berarti, antisipasi dan perbaikan proses
perencanaan dan pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi
penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 81
Bimtek Budidaya Kopi, T e h, dan
Cengkeh
Demplot Intensifikasi Kopi
Demplot Intensifikasi Teh Demplot Intensifikasi Cengkeh
g. Kegiatan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman
Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 473.000.000,- dan realisasi
anggaran Rp. 467.133.000 (98,76%). Output kegiatan adalah
Pertemuan Koordinasi Sarana Produksi Tingkat Provinsi sebanyak 2
kali dan Tingkat Kabupaten sebanyak 10 Kabupaten (Bandung,
Subang, Cianjur, Bandung Barat, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya,
Sumedang, Majalengka dan Purwakarta), Pertemuan Diseminasi
Teknologi Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan dan Alsinbun
Tingkat Provinsi sebanyak 2 kali dan Tingkat Kabupaten sebanyak 10
Kabupaten (Ciamis, Kota Banjar, Bogor, Bandung, Bandung Barat,
Tasikmalaya, Cianjur, Majalengka, Bandung Barat dan Subang).
Dilaksanakannya koordinasi/konsultasi ke Pusat (Ditjenbun).
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 82
Outcome kegiatan adalah Terwujudnya Pertemuan Koordinasi
Sarana Produksi Tingkat Provinsi sebanyak 2 kali dan Tingkat
Kabupaten sebanyak 10 Kabupaten (Bandung, Subang, Cianjur,
Bandung Barat, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Sumedang,
Majalengka dan Purwakarta), Pertemuan Desimenasi Teknologi
Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan dan Alsinbun Tingkat
Provinsi sebanyak 2 kali dan Tingkat Kabupaten sebanyak 10
Kabupaten (Ciamis, Kota Banjar, Bogor, Bandung, Bandung Barat,
Tasikmalaya, Cianjur, Majalengka, Bandung Barat dan Subang).
Dilaksanakannya koordinasi/konsultasi ke Pusat (Ditjenbun).
Permasalahan karena anggaran yang terbatas pada Kegiatan
Diseminasi Teknologi Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan hanya
dapat dilaksanakan di satu kelompok tani. Padahal kegiatan ini
cukup bermanfaat karena menambah wawasan petani dalam
menyerap inovasi teknologi yang baru untuk diterapkan dalam
pengolahan usahataninya. Solusi diharapkan untuk kegiatan di
tahun yang akan datang dilaksanakan di kelompok tani lain di
beberapa kabupaten.
Pertemuan Sarana Produksi Perkebunan Pertemuan Sarana Produksi Perkebunan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 83
Diseminasi Teknologi Tanaman Perkebunan
Diseminasi Teknologi Tanaman Perkebunan
h. Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau,
yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan anggaran Rp. 498.000.000,- dan realisasi anggaran Rp.
494.104.100 (99,22 %). Output kegiatan adalah 2 kali rapat
koordinasi di Tingkat Provinsi; Pembinaan Teknis Budidaya
Tembakau di 5 kabupaten (Garut, Sumedang, Majalengka, Bandung
dan Bandung Barat) dan Demplot Tanaman Tembakau di 5
kabupaten (Sumedang, Majalengka, Garut, Bandung dan Bandung
Barat); koordinasi/konsultasi ke Pusat. Outcome dari kegiatan ini
adalah Terwujudnya 2 kali rapat koordinasi di Tingkat Provinsi
masing-masing kegiatan diikuti 30 orang petugas kabupaten;
terwujudnya Pembinaan Teknis Budidaya Tanaman Tembakau di 5
kabupaten (Garut, Sumedang, Majalengka, Bandung dan Bandung
Barat) masing-masing 40 orang peserta dan Demplot Tanaman
Tembakau di 5 kabupaten (Sumedang, Majalengka, Garut, Bandung
dan Bandung Barat). Dilaksanakannya koordinasi/konsultasi ke Pusat
(Ditjenbun). Permasalahan dalam kegiatan Demplot Tanaman
Tembakau ketersediaan air sangat kurang dikarenakan musim
kemarau yang panjang, pupuk yang tidak dapat larut ke dalam
tanah berakibat langsung kepada pertumbuhan tanaman sehingga
produksi kurang optimal. Selain itu pada saat panen memasuki
musim hujan sehingga tanaman tembakau sedikit yang dipanen
karena kurangnya sinar matahari dalam proses penjemuran
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 84
tembakau. Solusi diharapkan untuk tahun yang akan datang
demplot tanaman tembakau dapat dilaksanakan lebih awal
dibandingkan tahun ini.
Rapat koordinasi kegiatan DBHCHT TK. Provinsi
Pertemuan Teknis Budidaya Tanaman Tembakau
Pertemuan Teknis Budidaya Tanaman
Tembakau Demplot Tanaman Tembakau
i. Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 460.600.000,- dan realisasi anggaran Rp. 459.100.180
(99,67 %). Output kegiatan adalah pembinaan teknis penangkar
benih tembakau di Jawa Barat, Uji Multi Lokasi Varietas Tembakau
Lokal di 2 Kabupaten (3 lokasi). Outcome kegiatan adalah
terbinanya para penangkar benih tanaman tembakau di Jawa Barat,
Terlaksananya Uji Multi Lokasi Varietas Tembakau Lokal di 2
Kabupaten (3 lokasi). Permasalahan yang terjadi pada kegiatan ini
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 85
adalah terbatasnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini jika
dibandingkan dengan kebutuhan sebagaimana usulan di awal tahun
mengingat banyaknya dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan ini. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh
anggaran yang terdapat dalam DPA untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan.
Pembinaan Penangkar Benih Tembakau
Pembinaan Penangkar Benih Tembakau
Pembinaan Penangkar Benih Tembakau
Pembinaan Penangkar Benih Tembakau
j. Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih
Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 487.000.000,- dan
realisasi anggaran Rp. 473.092.000 (97,14 %). Output kegiatan
adalah Pertemuan Teknis Mutu Benih Tembakau 40 Peserta,
Pertemuan Pengawasan Peredaran Benih Tembakau 50 Peserta,
Sertifikasi Benih Tembakau 18 Kabupaten/ Kota, Pengawasan Benih
Tembakau 18 Kabupaten/ Kota, Pengujian Mutu dan Pengawasan
Benih Tembakau ke NTB sebanyak 40 Orang. Outcome kegiatan
ini tercapainya pengawasaan dan pelaksanaan sertifikasi benih
tembakau kepada petani tembakau di Jawa Barat. Permasalahan
yang terjadi adalah Penggunaan Benih Unggul Lokal masih belum
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 86
tersedia sebagai bahan tanaman pembenihan di penangkar. Solusi
yang diambil adalah sedang dilakukan Pengujian dan Pemurnian
Benih Unggul Lokal untuk di tetapkan sebagai Kebun Benih Sumber.
Sertifikasi Benih Tembakau
2) Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian
a.Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan
Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 998.100.000,- dan realisasi
anggaran Rp. 995.431.613 (99,73%). Output kegiatan adalah
Jumlah dokumen pengembangan perkebunan melalui penataan
lahan berbasis neraca kebun sebanyak 1 dokumen; Jumlah dokumen
analisis kemampuan daya dukung lahan (Carriying Capacity
Ratio/CCR) sebanyak 1 dokumen; Jumlah pelaksanaan demplot
penataan dan penerapan teknologi pelestarian lahan kopi, pala, lada
dan kakao sebanyak 5 lokasi (demplot kopi di Kabupaten Bandung
Barat dan Kuningan, demplot pala dan lada di Kabupaten Kuningan,
demplot kakao di Kabupaten Karawang); Jumlah pelaksanaan
demplot optimasi lahan kopi, teh, cengkeh dan kelapa sebanyak 8 ha
(2 ha lahan kopi di Kabupaten Garut, 2 ha lahan teh di Kabupaten
Garut, 2 ha lahan cengkeh di Kabupaten Ciamis dan 2 ha lahan
kelapa di Kabupaten Tasikmalaya). Outcome kegiatan adalah
tersedianya dokumen acuan pengelolaan dan pengendalian
pemanfaatan lahan perkebunan sebanyak 2 dokumen,
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 87
terdemonstrasikan penataan dan penerapan teknologi pelestarian
lahan di 5 lokasi demplot serta terdemonstrasikan optimasi lahan
sebanyak 8 ha oplan percontohan. Permasalahan yang terjadi
adalah dapat dikatakan tidak terdapat permasalahan yang berarti
baik dari aspek proses realisasi keuangan maupun dari aspek
pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang diambil adalah walau
tidak terdapat permasalahan yang berarti, antisipasi dan perbaikan
proses perencanaan dan pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi
penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan.
Pembahasan Laporan Akhir Pengembangan Perkebunan Melalui Penataan Lahan Berbasis
Neraca Kebun (27 September 2016)
Praktek Demplot Penataan dan Penerapan teknologi Pelestarian Lahan
Kopi di Kabupaten Bandung Barat (25 Mei 2016)
Demplot Penataan dan Penerapan Teknologi Pelestarian Lahan Pala di Kabupaten
Kuningan (21 Juni 2016)
Pembahasan Laporan Akhir Analisis Kemampuan Daya Dukung Lahan
(Carriying Capacity Ratio/CCR)
(24 Agustus 2016)
b. Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana
Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 473.300.000,- dan realisasi
anggaran Rp. 470.453.000 (99,40 %). Output kegiatan adalah
Dokumen Rekayasa Pengembangan Sumberdaya Air di lahan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 88
perkebunan sebanyak 19 dokumen. Outcome kegiatan adalah
tersedianya desain teknis perencanaan awal dan Rencana Alokasi
Biaya pengembangan prasarana perkebunan. Permasalahan yang
dihadapi adalah kesulitan dalam menganalisis kebutuhan air dan
ketersediaan sumberdaya air di lahan perkebunan. Solusi yang
diambil bekerja sama dengan tim survey, petugas pembina
kabupaten maupun stake holders perkebunan.
Pertemuan Sosialisasi Pengembangan Sumber Daya Air di Kawasan Perkebunan
(26 Februari 2016)
Pembahasan Laporan Draft Awal dan Pembahasan Hasil Penyusunan Rekayasa Pengembangan Prasarana Perkebunan
(25 Okt dan 16 Nov 2016)
Lokasi Pengembangan Sumber Daya Air di
Kab. Sukabumi, Cianjur, dan Subang
Lokasi Pengembangan Sumber Daya Air di
Kab. Bandung, Garut, Majalengka, dan Kuningan
c. Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan
dan Gangguan Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp.
999.000.000,- dan realisasi anggaran Rp. 985.209.000 (98,62 %).
Output kegiatan adalah Penanganan Pelestarian DAS Cimanuk dan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 89
Cipunagara di 3 Kabupaten dengan penanaman komoditas
perkebunan masing – masing 10 Ha yaitu penanaman bibit cengkeh
yakni Kabupaten Sumedang, Garut dan Subang dan kegiatan
Antisipasi Perubahan Iklim berupa penanaman komoditas
perkebunan yaitu penanaman Bibit Cengkeh masing – masing 25 Ha
di 5 Kabupaten yakni Kabupaten Purwakarta, Tasikmalaya,
Majalengka, Sukabumi dan Cianjur, Pelestarian DAS Citarum Hulu
(GCB) seluas 25 Ha yaitu penanaman bibit cengkeh di Kabupaten
Bandung. Outcome kegiatan adalah terfasilitasinya penanganan
gangguan usaha perkebunan di Jawa Barat melalui Pertemuan GUP
dalam rangka bedah kasus di 3 Perusahaan Besar Swasta di 4
Kabupaten yakni Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Garut dan
Bandung. Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan tidak
terdapat permasalahan yang berarti baik dari aspek proses realisasi
keuangan maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi
yang diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang berarti,
antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan terus
dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi
fisik di lapangan.
Rapat Fasilitasi Gangguan Usaha
Perkebunan pada Tingkat Provinsi Sosialisasi Pelaksanaan Kegiatan Antisipasi
Perubahan Iklim
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 90
Pelaksanaan Penanaman Bibit Cengkeh
dalam rangka Kegiatan Penaganan Antisipasi Perubahan Iklim di Kabupaten
Tasikmalaya
Pelaksanaan Penanaman Bibit Cengkeh
dalam rangka Kegiatan Penaganan Pelestarian Das Cimanuk dan Cipunagara di
kabupaten Subang
d. Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau,
yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan anggaran Rp. 499.360.000,- dan realisasi anggaran Rp.
498.855.000 (99,90%). Output kegiatan adalah Jumlah persediaan
buku dan peta optimasi lahan sebanyak 1 (satu) dokumen; Jumlah
pelaksanaan bimbingan dan pengawasan konservasi lahan sebanyak
13 (tiga belas) lokasi ; Jumlah pelaksanaan demplot konservasi
lahan sebanyak 3 (tiga) lokasi (Kabupaten Bandung, Kabupaten
Garut dan Kabupaten Tasikmalaya). Outcome kegiatan adalah
tersedianya dokumen acuan pengelolaan dan pengendalian
pemanfaatan lahan tembakau sebanyak 1 (satu) dokumen,
terbimbing dan terawasi konservasi lahan tembakau di 13 (tiga
belas) lokasi dan terdemonstrasikan konservasi lahan tembakau
berlereng curam sebanyak 3 (tiga) lokasi percontohan.
Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan tidak terdapat
permasalahan yang berarti baik dari aspek proses realisasi keuangan
maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang
diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang berarti,
antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan terus
dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi
fisik di lapangan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 91
Bimbingan Dan Pengawasan Konservasi Lahan Tembakau di
Kabupaten Garut
(27 Juli 2016)
Konsolidasi Identifikasi Optimasi Lahan Kawasan Konservasi (24 Februari 2016)
Demplot Konservasi Lahan Tembakau Berlereng Curam di Kabupaten
Bandung (3 Juni 2016)
Demplot Konservasi Lahan Tembakau
Berlereng Curam di Kabupaten Garut (27 Juli 2016)
e. Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan,
yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan anggaran Rp. 493.200.000,- dan realisasi anggaran Rp.
492.663.600 (99,89 %). Output kegiatan adalah pelatihan SDM
Pelaku Usaha Perkebunan sebanyak 400 orang. Outcome kegiatan
adalah Tercapainya Kemantapan Kompetensi SDM Perkebunan
sebesar 30%. Permasalahan yang terjadi adalah perubahan calon
peserta dikarenakan calon perserta berhalangan hadir. Solusi yang
diambil adalah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait dengan
perubahan calon peserta.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 92
Kegiatan Pendampingan Dalam Rangka Pelatihan Penumbuhan
Kebersamaan di Kelompok Abadi Jaya
Kab. Sumedang
Kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Kelompok Tani Kabupaten Bandung Barat
Kegiatan Pelatihan Penumbuhan
Kebersamaan Kelompok Tani Kabupaten Ciamis
Kegiatan Pelatihan Penumbuhan
Kebersamaan Kelompok Tani Kab.Kuningan
f. Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan
(RAM IP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat dengan anggaran Rp. 988.720.000,- dan realisasi anggaran
Rp. 988.322.000 (99,96 %). Output kegiatan adalah pelatihan
Wirausaha Baru Bidang Perkebunan sebanyak 350 orang. Outcome
kegiatan adalah Terwujudnya Wirausaha Baru Bidang Perkebunan.
Permasalahan yang terjadi adalah adanya perubahan calon
peserta dikarenakan calon perserta berhalangan hadir Solusi yang
diambil adalah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait dengan
perubahan calon peserta.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 93
Pembukaan Wirausaha Baru Angkatan Kedua, Tgl 14 April 2016
Pengantar Motivasi dan Kewirausahaan serta penyusunan rencana usaha oleh Tim
Pengajar pada Peserta WUB Angkatan Empat, Tgl 11-13 Mei 2016
Peserta WUB Angkatan Lima Melakukan
Simulasi Bisnis dan Benchmarking ke PT. Nyalindung, Tgl 24-25 Juni 2016
Peserta WUB Angkatan Enam Menerima Bingkisan Sebagai Penghargaan Peserta Terbaik
Dikelasnya, Tgl 22 Juli 2016
g. Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan, yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 460.970.000,- dan realisasi anggaran Rp. 460.150.000
(99,82 %). Output kegiatan adalah Pertemuan Akses Permodalan di
18 Kabupaten / kota. Outcome kegiatan adalah Peningkatan
wawasan, pengetahuan dan keterampilan untuk mengakses modal
baik ke perbankan atau kelembagaan keuangan. Permasalahan
yang terjadi adalah kelayakan usaha, bunga bank dan agunan
merupakan kendala untuk dapat mengakses modal / kredit ke
perbankan, Petani masih bersifat subsisten, Petani kebanyakan
masih merupakan penggarap / tidak punya lahan sehingga tidak bisa
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 94
disertifikatkan tanahnya untuk dijadikan agunan. Solusi yang
diambil adalah perlu adanya skim kredit yang bunga pinjaman
disubsidi oleh pemerintah dan petani yang mempunyai tanah girik
(tidak bersertifikat) perlu difasilitasi untuk membuat sertifikat hak
atas tanah (SHAT) yang dapat dijadikan jaminan/agunan, kemudian
perlu ditumbuhkan kepada petani jiwa wirausaha dalam melakukan
agribisnisnya.
Kegiatan Pertemuan Akses Permodalan di Kabupaten Ciamis
Kegiatan Pertemuan Akses Permodalan di Kab. Cianjur
Kegiatan Pertemuan Akses Permodalan di Kab. Cirebon
Kegiatan Pertemuan Akses Permodalan di Kabupaten Kuningan
h. Kegiatan Pemberdayaan SDM dan Penguatan Kelembagaan
Petani Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 452.940.000,- dan
realisasi anggaran Rp. 448.290.000 (98,97 %). Output kegiatan
adalah Pelatihan Penguatan Kelembagaan petani sebanyak 8 kelas;
Desiminasi Teknologi Pengolahan Tanaman Tembakau sebanyak 4
kelompok tani; peningkatan kualitas petani tembakau sebanyak 10
orang; rapat Koordinasi Daerah sebanyak 60 orang. Outcome
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 95
kegiatan adalah menguatnya kelembagaan pelaku usaha perkebunan
dan meningkatnya koordinasi pengembangan SDM kelembagaan.
Permasalahan yang terjadi adalah perjalanan dinas dalam dan luar
provinsi dengan undangan belum terrealisasikan sesuai target
dikarenakan menunggu undangan. Solusi yang diambil adalah
perjalanan dinas dalam dan luar provinsi akan direalisasikan sesuai
dengan undangan.
Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani di Kelompoktani Jaya Makmur Desa Genteng Kecamatan Suaksari Kabupaten Sumedang
Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani di Kelompoktani Sinar Cibadak Berkah Desa Sindanggalih Kecamatan Karangtengah
Kabupaten Garut
Diseminasi Teknologi Pengolahan Tanaman Tembakau di Kelompoktani Sari Utama
Desa Babakan Sari Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka
Evaluasi Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani di Kelompoktani Tali Wargi Desa
Ancol Mekar Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung
i. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha
Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 440.650.000,- dan realisasi
anggaran Rp. 414.055.918 (93,96 %). Output kegiatan adalah
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 96
rapat kerja dan musyawarah daerah asosiasi sebanyak 5 asosiasi;
sosialisasi dan validasi data kelompok tani di 18 kab/kota; pelatihan
penguatan kelembagaan petani sebanyak 5 kelompok; dukungan
agenda provinsi / nasional sebanyak 2 kali. Outcome kegiatan
adalah menguatnya kelembagaan usaha tani tembakau sebanyak 10
kelompok/asosiasi. Permasalahan yang terjadi adalah terjadi
kesulitan untuk berkoordinasi dengan narasumber dalam
menentukan waktu pelaksanaan raker/musda asosiasi; kesulitan
dalam pelaksanaan pendataan sehingga adanya terlambatnya
dikarenakan petugas pendata kab/kota jumlahnya sedikit
dibandingankan dengan jumlah kelompoktani diwilayahnya; 2 kali
lagi belum dapat terealisasikan perjalanan luar provinsi dikarenakan
menunggu undangan / agenda rutin nasional pada bulan; dukungan
agenda provinsi/nasional berupa pemberian penghargaan rencana
akan direalisasikan pada Hari Bakti Perkebunan dalam 2 katagori
yaitu kelembagan dan pengolahan hasil (masing-masing juara 1,2
dan 3). Solusi yang diambil adalah melakukan koordinasi dengan
narasumber raker/musda secara berulang-ulang sampai mendapat
waktu yang kosong; petugas pendata bekerja menggunakan waktu
diluar jam kantor seperti hari sabtu dan minggu; perjalanan dinas
luar provinsi akan direalisasikan menunggu undangan / agenda rutin
nasional pada November (undangan) dan Desember (Hari
Perkebunan Tingkat Nasional).
Musyawarah Daerah (Musda) Asosiasi
Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat di BKPP-Cirebon
Rapat Kerja (Raker) Asosiasi Petani Teh
Indonesia (APEHINDO) Jawa Barat di Aula Disbun Jabar
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 97
Pertemuan Sosialisasi Validasi Data Kelompoktani
Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani di Kelompoktani Rahayu Desa Sukarame Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung
j. Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (CLTH), yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 199.470.000,- dan realisasi anggaran Rp. 194.166.500
(97,34 %). Output kegiatan adalah Profil Pengembangan
Perkebunan di Kawasan Ciletuh Kabupaten Sukabumi, Bimbingan
Teknis Budisaya Tanaman Kelapa pada 2 Kelompok Tani Desa
Mekarlaksana Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi serta
Budidaya Tanaman Kelapa di Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciemas
kabupaten Sukabumi. Outcome kegiatan adalah Tersusunnya
dokumen acuan pengendalian pemanfaatan sumber daya
perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan
tidak terdapat permasalahan yang berarti baik dari aspek proses
realisasi keuangan maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan.
Solusi yang diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang
berarti, antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan
pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas
maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 98
Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Kelapa di Desa Mekarlaksana
Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi
Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Tanaman Kelapa di Desa Mekarlaksana
Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi
Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Tanaman Kelapa di Desa Mekarlaksana
Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi
Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Tanaman Kelapa di Desa Mekarlaksana
Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi
3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman,
Ternak dan Ikan
a. Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu,
yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan anggaran Rp. 491.629.000,- dan realisasi anggaran Rp.
482.608.600 (98,17%). Output kegiatan adalah pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman kopi,
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada
tanaman teh, kegiatan penerapan PHT pada tanaman kopi, kegiatan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 99
pembinaan dan pelaporan data SIMAKIT 14 kab/kota. Outcome
kegiatan adalah serangan OPT komoditi perkebunan terkendali, serta
diperolehnya data hama dan penyakit pada tanaman perkebunan.
Permasalahan yang terjadi adalah karena adanya pergantian PPTK
sehingga ada keterlambatan dalam satu kali pencairan anggaran,
anggaran tidak mencukupi. Solusi yang diambil adalah efisiensi
anggaran yang tersedia.
Aplikasi dan Pengamatan Kegiatan Pengendalian OPT Kopi di Kabupaten
Bandung Barat
Sosialisasi dan Pengamatan Kegiatan Pengendalian OPT Kopi di Kabupaten
Tasikmalaya
Perbanyakan dan Aplikasi APH pada
Kegiatan Pengendalian OPT Tanaman Teh di Kabupaten Cianjur
Validasi Data Simakit
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 100
b. Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat dengan anggaran Rp. 472.470.000,- dan realisasi
anggaran Rp. 458.725.875 (97,09%). Output kegiatan adalah
penyerapan informasi teknologi pengendalian OPT tembakau oleh
petani yang tersebar di 4 kabupaten; pengendalian OPT tembakau di
4 kabupaten. Outcome kegiatan adalah petani mampu dan mau
menerapkan teknologi pengendalian OPT tembakau yang ramah
lingkungan; menurunnya intensitas serangan OPT tembaku sampai
di bawah ambang toleransi (intensitas serangan < 5%) sehingga
secara ekonomis tidak merugikan petani. Permasalahan yang
terjadi adalah dapat dikatakan tidak terdapat permasalahan yang
berarti baik dari aspek proses realisasi keuangan maupun dari aspek
pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang diambil adalah walau
tidak terdapat permasalahan yang berarti, antisipasi dan perbaikan
proses perencanaan dan pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi
penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan.
Kunjungan ke BPTP dan PT. Djarum di Provinsi NTB
Pengendalian OPT Tembakau di Kab. Bandung
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 101
Pengendalian OPT Tembakau di Kab. Garut
Pengendalian OPT Tembakau di Kota Banjar
c. Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi
PHT, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan anggaran Rp. 495.177.050,- dan realisasi anggaran Rp.
483.381.090 (97,62%). Output kegiatan adalah Pertemuan teknis
BPTP/Pertemuan Nasional, Eksplorasi musuh alami dan identifikasi
OPT, Pengembangan agens hayati di BPTP, Pengembangan bahan
pestisida nabati/nimba, Klinik hama dan oenyakit perkebunan,
Monitoring,evaluasi dan pelaporan kegiatan. Outcome kegiatan
adalah meningkatnya pengetahuan pelaku usaha perkebunan dalam
perlindungan tanaman serta meningkatnya produksi hasil
perkebunan di 14 Kabupaten/ Kota.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 102
Pertemuan Teknis BPTP Eksplorasi musuh alami dan identifikasi OPT pada tanaman lada di Kab.
Sumedang
Pengembangan Agens Hayati Penerapan Metode PHT Tepat Guna di Kab. Subang
4) Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian,
Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan
a. Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil
Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp. 450.000.000,- dan
realisasi anggaran Rp. 442.955.000 (98,43 %). Output kegiatan
adalah dokumen laporan pertemuan sistem jaminan mutu sesuai SNI
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 103
(2 dokumen), dokumen laporan pertemuan penerapan teknologi
pengolahan hasil perkebunan (1 dokumen) dan hasil pengujian mutu
produk perkebunan (4 komoditi). Outcome kegiatan ini adalah
terwujudnya peningkatan mutu dan nilai tambah komoditas strategis
perkebunan. Permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan
pengujian adalah terbatasnya ketersediaan sample uji mutu yang
ada di kabupaten /kota. Solusi yang diambil adalah dengan cara
mencari alternatif daerah lain yang siap untuk menyediakan sample
uji mutu produk perkebunan.
Pertemuan Sistem Jaminan Mutu sesuai
SNI
Pertemuan penerapan teknologi pengolahan hasil perkebunan
Sample uji mutu produk perkebunan Sample uji mutu produk perkebunan
b. Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan, yang dilaksanakan oleh
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp.
2.875.958.000,- dan realisasi anggaran Rp. 2.787.440.410 (96,92
%). Output kegiatan adalah dokumen laporan pertemuan
pengembangan pelayanan informasi pasar (2 dokumen), dokumen
laporan pertemuan pengembangan agrowisata perkebunan (2
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 104
dokumen), dokumen pelaksanaan Bandung Tea Festival 2016 (1
dokumen), dokumen pelaksanaan pameran dalam negeri (4
dokumen) dan dokumen pelaksanaan pameran luar negeri (2
dokumen). Outcome kegiatan adalah terlaksananya pertemuan
pengembangan pelayanan informasi pasar (2 kali),
terlaksananyapertemuan pengembangan agrowisata perkebunan (2
kali), terlaksananya Bandung Tea Festival 2016 (1 kegiatan),
terlaksananya pameran dalam negeri (HKP, Agrinex, Agro&Food dan
de Syukron BKPP) dan dokumen pelaksanaan pameran luar negeri
(Hamburg dan Kenya). Permasalahan yang terjadi adalah pada
saat pelaksanaan kegiatan adalah jadwal pelaksanaan kegiatan
promosi mengikuti jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak lain
sehingga ada ketidaksesuaian dengan alur kas kegiatan bulanan.
Solusi yang diambil adalah akan dilaksanaan kegiatan lain sesuai
dengan kebutuhan dilapangan.
Bandung Tea Festival HKP dan de syukron
Agrinex dan Agro n Food
IGG On Tea dan Coteca
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 105
c. Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan,
yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
dengan anggaran Rp. 462.000.000,- dan realisasi anggaran Rp.
461.180.000 (99,82%). Output kegiatan adalah dokumen laporan
rapat koordinasi perkebunan besar tingkat Provinsi Jawa Barat (2
dokumen), dokumen laporan rapat kemitraan usaha perkebunan (2
dokumen), dokumen laporan sosialisasi perijinan usaha
perkebunan(1 dokumen) dan dokumen laporan pertemuan
penyampaian hasil penilaian kelas kebun dan klasterisasi
permasalahan lahan HGU di tingkat provinsi (1 dokumen). Outcome
kegiatan adalah terkumpul dan tersampaikannya data hasil penilaian
kinerja usaha perkebunan tahun 2015 tingkat provinsi dan
meningkatnya kepatuhan usaha perkebunan terhadap peraturan dan
ketentuan yang berlaku dalam rangka mendorong usaha
perkebunan untuk memenuhi baku teknis usaha perkebunan guna
memaksimalkan kinerja dan mendorong usaha perkebunan untuk
memenuhi kewajibannya sesuai peraturan dan ketentuan yang
berlaku. Permasalahan yang terjadi data mengenai hasil penilaian
usaha Perkebunan Besar dari dinas yang membidangi perkebunan di
kabupaten belum semua kabupaten menyampaikan kembali ke
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Solusi yang diambil adalah
melakukan pengambilan data langsung melalui kunjungan ke dinas
kabupaten dan pelaku usaha perkebunan besar beserta evaluasi
saran tindak lanjut dari hasil penilaian usaha perkebunan tersebut.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 106
Pertemuan Penyampaian Hasil Penilaian Usaha Perkebunan Besar Lintas Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2015,Tanggal 28 Juli 2016 di Hotel mitra
Tinjauan Lapangan Ke Perkebunan Bukit Unggul PTPN VIII untuk bahan rekomendasi izin usaha perkebunan
d. Kegiatan Demplot Pengolahan Gula Merah (CLTH), yang
dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan
anggaran Rp. 100.000.000,- dan realisasi anggaran Rp. 99.295.000
(99,30 %). Output kegiatan adalah dokumen laporan bimbingan
teknis pengolahan gula aren dan kelapa (1 dokumen), dokumen
laporan bimbingan teknis pengemasan gula aren dan kelapa (1
dokumen) dan dokumen laporan sosialisasi pendampingan demplot
gula kelapa dan aren (1dokumen). Outcome kegiatan adalah
terlaksananya bimbingan teknis pengolahan gula aren dan kelapa
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 107
(1kali), terlaksananya bimbingan teknis pengemasan gula aren dan
kelapa (1 kali) dan terlaksananya sosialisasi pendampingan demplot
gula kelapa dan aren (1kali). Permasalahan yang terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan adalah jadwal pelaksanaan kegiatan mengikuti
jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak lain sehingga ada
ketidaksesuaian dengan alur kas kegiatan bulanan. Solusi yang
diambil adalah akan dilaksanakan kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan dilapangan.
Bimbingan Teknis Pengolahan dan Pengemasan Gula Aren dan Kelapa
3. Permasalahan dan Solusi
a. Permasalahan
- Jumlah petugas fungsional Pengawas Benih Tanaman masih
kurang dari kebutuhan, khususnya dalam hal operasional
pemeriksaan di lapangan, minimal 10 orang;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 108
- Ketersedian kebun sumber benih bina dan non bina bina untuk
para pengguna benih masih terbatas di Jawa Barat;
- Sarana laboratorium pengujian mutu benih masih kurang
memadai dan tenaga penguji laboratorium masih kurang;
- Kultur pola tanam budidaya tembakau di sebagian daerah
Kab/Kota di Jawa Barat berbeda dengan pola tanam pada
umumnya sehingga mempengaruhi pengawasan peredaran benih
- Sebagian besar kelembagaan petani belum tertata dengan baik
dalam melaksanakan fungsi dan perannya sebagai kelembagaan
asosiasi petani ataupun kelembagaan usaha tani (kelompoktani)
- Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki
BPTP dalam rangka pelaksanaan pengendalian OPT, antara lain
alat-alat pengendalian OPT untuk mengendalikan OPT pada
tanaman produktif dengan ketinggian pohon di atas 5 meter, alat
untuk pemangkasan cabang/ranting dan lain-lain sehingga dalam
proses pengendalian OPT pada hamparan kebun memerlukan
waktu yang cukup lama.
- Keterbatasan SDM berdampak terhadap terhambatnya proses
pelaksanaan kegiatan karena OPT yang berkembang lebih spesifik
lokasi dan endemik lokasi, sehingga diperlukan ketelitian
pengamatan awal untuk menentukan jenis, bahan dan dosis
pengendalian.
- Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan (GUP) belum
sepenuhnya dapat diselesaikan secara menyeluruh, hal ini karena
penyelesaiannya melibatkan beberapa Instansi terkait lainnya atau
tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Dinas Perkebunan.
- Pada lahan perkebunan rakyat masih banyak dijumpai
pengelolaan komoditi perkebunan yang belum sepenuhnya
memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 109
- Pengusahaan komoditi perkebunan di lahan rakyat pada bagian
wilayah tertentu di Jawa Barat masih dijumpai penanaman yang
belum sepenuhnya sesuai dengan Agroklimat setempat.
- Kemampuan pelaku usaha perkebunan sangat beragam, hal ini
disebabkan belum optimalnya pembinaan, dan penyampaian
informasi teknologi PHT sehingga berdampak terhadap lemahnya
penerapan PHT dalam mengendalikan OPT pada tanaman
perkebunan.
- Penerapan aspek teknologi budidaya secara baik dan benar belum
optimal.
- Pemanfaatan lahan HGU di Jawa Barat belum teratasi secara
optimal disebabkan adanya regulasi pada pertanahan yang kurang
mendukung untuk melaksanakan optimalisasi lahan HGU dengan
komoditi yang prospektif selain tanaman yang disesuaikan dengan
peruntukan haknya.
b. Solusi
- Mengoptimalkan petugas PBT dan fungsional umum untuk aplikasi
dilapangan dan mengusulkan penambahan calon fungsional PBT;
- Melakukan kerjasama dengan Puslit/Balit dalam penyediaan kebun
sumber benih untuk kebutuhan para penangkar benih;
- Mengoptimalkan para petugas teknis fungsional PBT dan
fungsional umum untuk operasional dilapangan dan mengajukan
penambahan baru petugas PBT.
- Memanfaatkan laboratorium yang sudah ada dan mengusulkan
sarana bangunan laboratorium sesuai standar teknis dan
mengusulkan SDM tenaga laboratorium
- Melaksanakan penjadwalan ulang pola pengawasan (sertifikasi
benih tembakau dan peredaran benih tembakau).
- Pembinaan berjenjang dan berkala dari seluruh instansi terkait di
tingkat Provinsi maupun kabupaten secara berkesinambungan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 110
- Penguatan modal kelembagaan petani (asosiasi maupun
kelompok) dalam rangka menunjang aktivitas kelembagaan yang
dikelolanya
- Penataan kesekretariatan/kepengurusan kelembagaan petani baik
secara fisik maupun administrasi
- Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan SDM Perkebunan
melalui program pelatihan, magang atau peningkatan wawasan.
- Perlu dilakukan adanya koordinasi dengan instansi terkait dalam
pengelolaan dan penanganan Gangguan Usaha perkebunan di
Jawa Barat.
- Dalam pengembangan komoditi perkebunan maupun perluasan
areal serta pengembangan perkebunan berwawasan lingkungan
perlu adanya pembinaan teknis secara berkelanjutan dan intensif
terhadap para pelaku perkebunan di Jawa Barat.
- Mengupayakan pengusulan anggaran untuk penyediaan sarana
dan prasarana sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan untuk
terlaksananya pengendalian OPT pada tanaman perkebunan
secara maksimal.
- Meningkatkan pengamatan dini agar diperoleh data dan informasi
yang lebih akurat untuk penyiapan bahan pengendalian, sarana
dan prasarana pengendalian lebih tepat guna dan benar belum
optimal.
- Melaksanakan pembinaan dengan pola interaktif disertai demplot,
uji coba atau penerapan teknologi supaya pelaku usaha
perkebunan lebih mudah memahami, menguasai teknologi PHT
dan lebih terinspirasi untuk menerapkan teknologi PHT secara
baik dan benar.
- Melakukan rasionalisasi antara tenaga ahli calon narasumber
dengan lembaga tempat bernaung narasumber.
- Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam DPA agar
alokasi anggaran yang sudah disediakan dapat dimanfaatkan
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 111
- Untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan lahan HGU perlu adanya
regulasi untuk memayungi kegiatan masyarakat yang dapat
diintegrasikan pada lahan HGU
BAB V
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
A. Tugas Pembantuan Yang Diterima
Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan cermin dari
sistem dan prosedur penugasan: (i) Pemerintah kepada daerah dan atau
desa, (ii) dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa,
serta (iii) pemerintah kabupaten/kota kepada desa, untuk menyelenggarakan
urusan pemerintah dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban
melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang
memberi penugasan.
1. Dasar Hukum
Dasar hukum dari pelaksanaan tugas pembantuan ini adalah mengacu
kepada beberapa ketentuan hukum sebagai berikut:
- Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
- Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
- Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan;
- PMK Nomor 171/PMK.02/2013 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Penyusunan
dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 112
- PMK Nomor 136/PMK.02/2014 Tahun 2014 Tentang Petunjuk
Penyusunan Dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
Pada Tahun Anggaran 2016, dana Tugas Pembantuan yang diterima
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal dari Kementerian Pertanian
Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan
Pada Tahun Anggaran 2016, Satuan Kerja yang melaksanakan Tugas
Pembantuan tersebut adalah:
- Satker 05 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal dari Direktorat
Jenderal Perkebunan (Satker 05); dan
- Satker 08 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal dari Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Satker 08).
4. Program dan Kegiatan yang diterima dan pelaksanaannya
Pada Tahun Anggaran 2016, alokasi Dana Tugas Pembantuan yang
diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 22.061.479.000 dengan
realisasi keuangan sebesar Rp 15.332.496.000,- atau sekitar 83,58%, dan
realisasi fisik sebesar 100%, yang terdiri dari:
- Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-05: Direktorat
Jenderal Perkebunan), pagu sebesar Rp 21.244.979.000,-, Realisasi
sebesar Rp 14.526.566.000,- atau sekitar 68,42% dengan realisasi fisik
100%.
- Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
(Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-08: Direktorat Jenderal Prasarana
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 113
dan Sarana Pertanian), pagu sebesar Rp 816.500.000,-, Realisasi sebesar
Rp 805.930.000,- atau sekitar 98,73% dengan realisasi fisik 100%.
Adapun rincian realisasi dari masing-masing Program dan Kegiatan
tersebut, adalah sebagaimana diuraikan berikut ini:
1. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan
a. Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar dengan
anggaran sebesar Rp. 10.927.469.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.
8.142.416.000,- (74,51%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari
kegiatan ini adalah Fasilitasi Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan dan
Penyegar selama 12 bulan; Pengembangan Tanaman Penyegar seluas 1.010
Ha. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terkawalnya kegiatan
peremajaan karet selama 12 bulan; terfasilitasinya insentif tenaga kontrak
pendamping (TKP) revitalisasi perkebunan selama 11 bulan; rehabilitasi
kebun tanaman teh di kabupaten Majalengka seluas 100 Ha, kabupaten
Purwakarta seluas 100 Ha dan kabupaten Bandung Barat seluas 50 Ha;
intensifikasi kebun tanaman teh di kabupaten Bandung seluas 250 Ha,
kabupaten Sukabumi seluas 100 Ha, kabupaten Purwakarta seluas 100 Ha,
kabupaten Bandung Barat seluas 60 Ha, dan kabupaten Majalengka seluas
200 Ha; intensifikasi kebun tanaman kopi seluas 50 Ha di kabupaten Bandung
Barat. Permasalahan yang terjadi: terdapat komponen bantuan saprodi
yang terkena penghematan dari pusat sehingga paket bantuan tidak utuh.
Solusi yang diambil: untuk pengadaan saprodi yang terkena penghematan
petani disarankan dengan cara swadaya.
Verifikasi calon lahan kegiatan
rehabilitasi tanaman teh di Kabupaten
Bandung Barat
Penerimaan bantuan benih teh oleh
kelompok tani kabupaten Bandung Barat
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 114
Penerimaan bantuan benih teh oleh
kelompok tani kabupaten Majalengka
Penerimaan bantuan pupuk oleh kelompok
tani kabupaten Majalengka
b. Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 3.415.750.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
3.196.065.000,- (93,57%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari
kegiatan ini adalah: penanganan OPT tanaman perkebunan seluas 150 Ha;
Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran
Lahan/Kebun sebanyak 2 Poktan; Pengembangan Desa Pertanian Organik
Berbasis Komoditas Perkebunan sebanyak 8 desa. Adapun Outcome dari
kegiatan ini adalah terkendalinya OPT Tebu (Tikus) pada lahan tebu seluas
150 Ha di kabupaten Indramayu; terbangunnya desa pertanian organik
berbasis komoditas perkebunan di Jawa Barat sebanyak 8 desa.
Permasalahan yang terjadi: terdapat kegiatan Penanganan Dampak
Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran Lahan/Kebun yang terkena
penghematan dari pusat, sehingga kegiatan tersebut tidak dapat
dilaksanakan. Solusi yang diambil: realokasi kegiatan yang sama pada tahun
berikutnya.
c. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan (TP) dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 737.920.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp. 736.980.000,- (99,87%) dan realisasi fisik
sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah Pelayanan dan Pembinaan
Manajemen dan Teknis Lainnya sebanyak 2 Dokumen. Adapun Outcome dari
kegiatan ini adalah tertibnya administrasi kegiatan Dana Tugas Pembantuan
selama 12 bulan; tertibnya pengelolaan dan penataan BMN selama 12 bulan;
terfasilitasinya operasional tim teknis sebanyak 36 orang. Permasalahan
yang terjadi masih terdapat aset peralatan dan mesin yang belum dihapuskan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 115
Solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan KPKNL setempat terkait
proses penetapan status penggunaan (PSP) dan penghapusan.
d. Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 5.194.000.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
1.582.829.000,- (30,47%),- dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari
kegiatan ini adalah pengembangan tanaman semusim seluas 710 Ha. Adapun
Outcome terbangunnya kebun nilam seluas 10 Ha di Kabupaten Kuningan;
fasilitasi operasional TKP dan PLP-TKP Tebu sebanyak 19 orang; tersajinya
data taksasi dan rendemen tebu di Jawa Barat sebanyak 1 dokumen.
Permasalahan yang terjadi: kegiatan bongkar ratoon dan rawat ratoon Tebu
mengalami penghematan anggaran sehingga kegiatan tidak dapat
dilaksanakan. Solusi yang diambil realokasi kegiatan yang sama pada tahun
berikutnya.
Calon lahan kegiatan penanaman Nilam
di Kabupaten Kuningan
Pengiriman benih Nilam siap tanam di
Desa Margabakti Kuningan
Pengiriman benih Nilam siap tanam di
kabupaten Kuningan
Pembuatan lubang tanam untuk tanaman
Nilam
e. Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Usaha Perkebunan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 601.900.000,- realisasi anggaran
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 116
sebesar Rp. 510.272.000,- (84,78%) dan realisasi fisik sebesar 100%.
Output dari kegiatan ini adalah pengembangan pengolahan dan pemasaran
usaha perkebunan sebanyak 2 Poktan. Adapun Outcome dari kegiatan ini
adalah tersedianya alat pasca panen kopi di kabupaten Kuningan dan
Bandung sebanyak 2 unit. Permasalahan yang terjadi yaitu adanya
penghematan anggaran dari pusat sehingga beberapa kegiatan pendukung
tidak dapat dilaksanakan. Solusi yang diambil adalah realokasi anggaran
pada tahun anggaran berikutnya.
f. Kegiatan Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 367.940.000 realisasi anggaran sebesar Rp.
169.790.000 (47,43%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari
kegiatan ini adalah: penyediaan benih unggul tanaman perkebunan seluas 3
Ha. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terbangunnya kebun benih
sebar tanaman Nilam di kabupaten Kuningan seluas 3 Ha. Permasalahan
yang terjadi: data calon petani calon lahan (CP/CL) dari kabupaten sering
berubah-ubah sehingga pelaksanaan kegiatan terhambat, Solusi yang
diambil dilakukan validasi data CP/CL serta percepatan penetapan kelompok
tani calon penerima.
Benih Nilam untuk kebun sumber benih
telah sampai di lokasi
Pembuatan lubang dan penanaman
benih Nilam
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 117
Penanaman benih Nilam di kebun
sumber benih nilam di kabupaten
Kuningan
Kondisi Kebun Benih Sebar (KBS) Nilam 7
hari setelah tanam
2. PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN
SARANA PERTANIAN
a. Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian,
dengan anggaran Rp. 400.000.000,- dan realisasi anggaran Rp.
400.000.000,- (100%). Output kegiatan ini adalah Dokumen Data Lahan
Petani bidang Perkebunan sebanyak 2000 Persil yang dibagi menjadi 800
Persil di Kab. Kuningan, 200 Persil di Kab. Bandung, 500 Persil di Kab.
Ciamis dan 500 Persil di Kab. Pangandaran. Outcome kegiatan adalah
terfasilitasinya pengembangan prasarana dan sarana pertanian.
Permasalahan yang dihadapi adalah adanya perbedaan usulan jumlah
persil untuk tahap Sertifikasi Lahan Perkebunan tahun 2017 di Kabupaten
Ciamis dengan jumlah 500 persil dengan yang ditetapkan oleh BPN
sejumlah 150 persil. Solusi yang diambil adalah melakukan koordinasi dan
inisiasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementan RI.
Sosialisasi Pelaksanaan Prasertifikasi
Lahan Perkebunan bersama Tim Pokja
Sosialisasi Pelaksanaan Prasertifikasi
Lahan Perkebunan bersama Tim Pokja di Kecamatan Cimerak Pangandaran
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 118
di Kecamatan Cimerak Pangandaran
Sosialisasi Pelaksanaan Prasertifikasi
Lahan Perkebunan bersama Tim Pokja
di Kecamatan Padaherang Pangandaran
Sosialisasi Pelaksanaan Prasertifikasi Lahan Perkebunan bersama Tim Pokja
di Kecamatan Parigi Pangandaran
b. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan anggaran Rp.
416.500.000,- dan realisasi anggaran sebesar Rp.405.930.000,- (97,46%).
Output Kegiatan ini adalah pertemuan koordinasi meliputi: pertemuan
perencanaan, pertemuan sinkronisasi penertiban asset, pertemuan
penyusunan SAI, pertemuan monitoring dan evaluasi, pertemuan
percepatan pelaksanaan kegiatan. Outcome terwujudnya koordinasi baik
dengan tingkat pusat maupun tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam
rangka mendukung pelaksanaan administrasi, pelaksanaan monitoring dan
evaluasi kegiatan teknis, pengawasan, pendampingan, pembinaan,
perencanaan dan pelaporan kegiatan lingkup Ditjen Prasarana dan Sarana
Pertanian. Permasalahan yang dihadapi adalah para pelaku usaha
perkebunan belum sepenuhnya memahami tentang mekanisme
perencanaan dan pengajuan proposal secara on line. Solusi yang diambil
pertemuan koordinasi, konsultasi dan konsolidasi dengan berbagai pihak
terkait.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 119
Pertemuan Sinkronisasi Penertiban
Aset, Pembahasan Aplikasi SIMAN dan
SIMAK BMN
Pertemuan Pembahasan Aplikasi
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Nara
Sumber dari KPPN Bandung I
Mengikuti Workshop Pengelolaan dan
Pemutakhiran data melalui aplikasi
MPO, tanggal 19-22 September 2016
Rapat Evaluasi Hasil Pembangunan
Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun
Anggaran 2016, tanggal 30 November
– 1 Desember 2016, tempat Hotel
Eastparc Yogyakarta
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
Rincian jumlah anggaran dan sumbernya dari dana Tugas Pembantuan
yang diterima tahun 2016, adalah sebagaimana dijelaskan dalam tabel 5.1
berikut ini:
Tabel 5.1
Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Tugas Pembantuan (APBN) Tahun 2016 PROGRAM/ KEGIATAN/
URAIAN Jumlah
Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi
(Rp) (%) (Fisik)
1 2 3 4 5
TOTAL 22.061.479.000 15.332.496.000 69,50 100,00
Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Perkebunan
21.244.979.000 14.526.566.000 68,42 100,00
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 120
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN
Jumlah Anggaran
Realisasi Keuangan Realisasi
(Rp) (%) (Fisik)
1 2 3 4 5
Program Peningkatan Produksi
Dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
21.244.979.000 14.526.566.000 68,42 100,00
1 Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar (TP)
10.927.469.000 8.142.416.000 74,51 100,00
2 Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan
(TP)
3.415.750.000 3.196.065.000 93,57 100,00
3 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan (TP)
737.920.000 736.980.000 99,87 100,00
4 Kegiatan Pengembangan
Tanaman Semusim dan Rempah (TP)
5.194.000.000 1.582.829.000 30,47 100,00
5 Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
601.900.000 510.272.000 84,78 100,00
6 Kegiatan Dukungan Perbenihan Tanaman
Perkebunan (TP)
367.940.000 169.790.000 47,43 100,00
Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (08) Ditjen PSP
816.500.000 805.930.000 98,73 100,00
Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan
Sarana Pertanian
816.500.000 805.930.000 98,73 100,00
1 Kegiatan Perluasan Areal dan
Pengelolaan Lahan Pertanian (TP)
400.000.000 400.000.000 100,00 100,00
2 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan
Teknis Lainnya Ditjen PSP
416.500.000 405.930.000 97,46 100,00
6. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan umum dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan ini
adalah diantaranya terdapat komponen bantuan saprodi yang terkena
penghematan dari pusat sehingga paket bantuan tidak utuh; terdapat
kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan
Kebakaran Lahan/Kebun yang terkena penghematan dari pusat, sehingga
kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan; masih terdapat aset peralatan
dan mesin yang belum dihapuskan; kegiatan bongkar ratoon dan rawat
ratoon Tebu mengalami penghematan anggaran sehingga kegiatan tidak
dapat dilaksanakan; adanya penghematan anggaran dari pusat sehingga
beberapa kegiatan pendukung tidak dapat dilaksanakan; data calon petani
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 121
calon lahan (CP/CL) dari kabupaten sering berubah-ubah sehingga
pelaksanaan kegiatan terhambat. Adapun solusi atas permasalahan
tersebut adalah melakukan koordinasi dan konsultasi lebih intensif dengan
berbagai pihak terkait, serta alokasi anggaran untuk sub-sub kegiatan
yang tidak dapat dilaksanakan disetor kembali ke KAS Negara dan
dianggarkan kembali di tahun 2017 yang disesuaikan dengan kondisi di
lapangan.
B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan
Urusan Pemerintahan yang ditugaspembantukan kepada
Kabupaten/Kota dan Desa TA 2016, yang merupakan bagian dari sub sektor
perkebunan, sejauh ini tidak ada.
BAB VI
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 122
A. Kerjasama Antar Daerah
Kerjasama antar daerah dilakukan melalui Forum MPU dan
koordinasi program/kegiatan lintas OPD Provinsi. Adapun beberapa kegiatan
kerjasama antar daerah yang dilakukan selama tahun 2016, antara lain
adalah:
- Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan
Bersertifikat;
- Kunjungan kerja dalam rangka adopsi teknologi budidaya tanaman
perkebunan ke beberapa daerah, antara lain: Bangka Belitung, Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan NTB
B. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga
Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga dalam pengertian substansi
teknis perkebunan selama kurun waktu 2016 tidak dilakukan secara khusus,
kecuali terkait dengan urusan administrasi dan pemeliharaan sarana-
prasarana aparatur, khususnya jasa kebersihan dan keamanan.
C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal di Daerah
Pelaksanaan kebijakan program pembangunan sub sektor
perkebunan setiap tahunnya dilakukan secara sistematis melalui tahapan
perencanaan yang melibatkan banyak pihak, baik masyarakat, lembaga
pemerintah sejak pemerintahan desa, kecamatan, kabupaten/kota hingga
pemerintah provinsi, serta lembaga non pemerintah seperti perusahaan,
perguruan tinggi dlsb.
Rumusan kebijakan pembangunan yang dihasilkan dari mekanisme
perencanaan yang sistematis tersebut dalam pelaksanaannya perlu dikawal
melalui koordinasi sistem pelaporan, monitoring dan evaluasi, sehingga
indikator kinerja yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan dapat terus
dikawal tolok ukur pencapaiannya secara optimal, guna mewujudkan proses
pembangunan perkebunan yang berkualitas secara berkesinambungan.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 123
Berbagai upaya pengawalan pelaksanaan pembangunan sub sektor
perkebunan selama tahun 2016 tersebut telah dilakukan antara lain melalui:
Koordinasi monitoring antar lembaga terkait baik pusat maupun daerah
(Provinsi dan Kab/Kota), pelaksanaan evaluasi capaian kinerja secara
bertahap (Bulanan, triwulanan, semester dan tahunan), pemantauan melalu
sistem pelaporan kegiatan, yang diakhiri dengan penyusunan dokumen
pelaporan (LKPJ, LPPD, LKIP, Laporan Tahunan, Laporan Sismontep,
Laporan Bulanan).
D. Pembinaan Batas Wilayah
Pembinaan batas wilayah Jawa Barat, khususnya dengan wilayah
Jawa Tengah, Banten dan DKI Jakarta, memiliki beberapa keterkaitan
dengan kepentingan pembangunan sub sektor perkebunan, antara lain:
- Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan (Penjarahan, Kebakaran,
Kerusakan Lahan, Serangan Hama Penyakit)
- Pengawasan peredaran benih bersertifikat antar wilayah;
- Distribusi dan pemasaran hasil produk perkebunan antar wilayah.
Upaya pembinaan batas wilayah tersebut sejauh ini
dikooordinasikan oleh sekretariat daerah, melalui panduan beberapa fokus
kegiatan yang dilaksanakan lintas OPD terkait.
E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Berbagai kasus bencana yang bersifat gangguan usaha perkebunan
(GUP) sejauh ini adalah berupa (Penjarahan, Kebakaran, Kerusakan Lahan,
longsor, banjir, dan Serangan Hama Penyakit).
Adapun upaya penanganan kasus bencana serupa itu telah dilakukan
melalui pendekatan: sosialisasi penanganan bencana secara swadaya,
penegakan peraturan dan penerapan sanksi bagi yang melakukan
pelanggaran, pemberlakukan peringatan dini untuk beberapa kasus yang
diperkirakan akan terjadinya bencana, serta pencegahan akibat dampak
anomali iklim.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 124
F. Pengelolaan Kawasan Khusus
Beberapa aktivitas pengelolaan kawasan khusus yang melibatkan
Dinas Perkebunan selama tahun 2016, antara lain:
- Partisipasi dalam pengendalian pada DAS Citarum, DAS Cimanuk, dan
DAS Ciliwung, untuk mengurangi banjir dan sedimentasi, yaitu dengan
melakukan penanaman komoditas perkebunan pada beberapa lokasi
yang rawan bencana dan rawan sedimentasi di sepanjang DAS-DAS
tersebut.
- Persiapan pengelolaan kawasan Geopark di daerah Ciletuh Sukabumi,
sebagai kawasan uji coba pengembangan daerah terpencil sekaligus
penanggulangan kemiskinan masyarakat.
G. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum
Beberapa upaya yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan terkait
dengan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, antara lain
adalah dalam hal penanganan perselisihan pengelolaan lahan HGU oleh
masyarakat sekitar perkebunan.
Penanganan ketertiban umum lainnya yang dilakukan adalah berupa
partisipasi dalam berbagai acara penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat, maupun keterlibatan spontanitas dalam aktivitas masyarakat sekitar,
terutama di lokasi UPTD yang tersebar di beberapa wilayah Jawa Barat.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 125
BAB VII
PENGHARGAAN PENGHARGAAN YANG DITERIMA
Selama kurun waktu tahun 2016 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
berikut stakeholder perkebunan di Jawa Barat, telah menerima beberapa
penghargaan sebagai berikut:
No Nama
Penghargaan
Dari Penerima Dalam Rangka
1. Juara I Lomba Web Menteri Pertanian Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Lomba Web Kategori SKPD Provinsi Lingkup
Pertanian
1. Kelompok Tani Berprestasi
Direktur Jenderal Perkebunan
Kel Tani Maju Jaya, Ds. Jatipiring, Kec. Karangwareng, Kab.
Cirebon
Hari Perkebunan Tingkat Nasional
2. Kelompok Tani
Berprestasi
Direktur Jenderal
Perkebunan Kel Tani Mukti, Ds.
Kedawung, Kec. Pabuaran, Kab. Subang
Hari Perkebunan
Tingkat Nasional
3. Kelompok Tani Berprestasi
Direktur Jenderal Perkebunan
Kel Tani Legok, Ds. Legok, Kec. Cidahu, Kab.
Kuningan
Hari Perkebunan Tingkat Nasional
4. Lifetime Achievement Award
Gubernur Jawa Barat
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Lomba Website di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat
5. Kelompok Tani Berprestasi kategori
Kelembagaan
Gubernur Jawa Barat
Kel Tani Giri Senang, Ds. Giri Mukti, Kec.
Cilengkrang, Kab. Bandung
Hari Bakti Perkebunan
Tingkat Provinsi
6. Kelompok Tani Berprestasi kategori Kelembagaan
Gubernur Jawa Barat
Kel Tani Catang Malang Agung Perkasa, Ds. Sukawangi, Kec.
Sukamakmur, Kab. Bogor
Hari Bakti Perkebunan Tingkat Provinsi
7. Kelompok Tani Berprestasi kategori Kelembagaan
Gubernur Jawa Barat
Kel Tani Harapan Mulya, Ds. Hegarmanah, Kec. Cidolog, Kab. Ciamis
Hari Bakti Perkebunan Tingkat Provinsi
8. Kelompok Tani
Berprestasi kategori Pengolahan Hasil
Gubernur Jawa
Barat
Kel Tani Giri Asri, Ds.
Jayagiri, Kec. Sukanagara, Kab. Cianjur
Hari Bakti
Perkebunan Tingkat Provinsi
9. Kelompok Tani Berprestasi kategori Pengolahan Hasil
Gubernur Jawa Barat
Kel Tani Mekar Sari 2, Ds. Raksasari, Kec. Taraju, Kab. Tasikmalaya
Hari Bakti Perkebunan Tingkat Provinsi
10. Kelompok Tani
Berprestasi kategori Pengolahan Hasil
Gubernur Jawa
Barat
Kel Tani Mitra Tani, Ds.
Sukawangun, Kec. Karangnunggal, Kab. Tasikmalaya
Hari Bakti
Perkebunan Tingkat Provinsi
BAB VIII
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 126
P E N U T U P
Pelaksanaan Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat Tahun
2015 telah dilaksanakan dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018, Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan Tahun 2013-2018, Rencana Kerja (Renja)
Dinas Perkebunan Tahun 2016, serta berbagai dokumen perencanaan terkait
lainnya yang berlaku menurut ketentuan yang ada.
Penyelenggaraan Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat
Tahun 2016 dilakukan sesuai dengan tugas pokok Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat, yaitu melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang perkebunan,
berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, dengan fungsi:
1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan
perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM kelembagaan
dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta
pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan.
2. Penyelenggaraan urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan,
pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan
pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha
perkebunan.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas perkebunan meliputi produksi
perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan,
pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran
dan usaha perkebunan.
Dasar kebijakan pembangunan sub sektor perkebunan dilaksanakan
sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam RPJMD
Tahun 2013-2018, yaitu yaitu “Jawa Barat Maju Untuk Semua”, dan
kemudian dijabarkan kedalam Misi-2 RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018, yaitu: “Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan
Berkeadilan”, yang memiliki Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 127
berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah, dengan Sasaran:
(1) Memperkuat pembangunan ekonomi perdesaan dan regional; (2)
Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi; (3) Memperkuat UMKM dan
meningkatkan daya saing usaha; maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
telah menetapkan Visi yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 yaitu “Akselerator
Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, Sejahtera
dan Berdaya Saing”.
Dalam rangka pencapaian Visi Dinas Perkebunan tersebut, telah
ditetapkan 3 (tiga) Misi, sebagai berikut:
Misi I : Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha
Perkebunan
Misi II : Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan Secara
Berkelanjutan
Misi III : Meningkatkan Mutu hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha
Perkebunan
Dari ke-tiga Misi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sebagaimana
tersebut diatas, maka tujuan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat
tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan Ketersediaan Produk Perkebunan Secara Optimal Dan
Berkualitas;
2) Meningkatkan Kinerja Sumber Daya Perkebunan secara Berkelanjutan;
3) Meningkatkan Daya Saing Produk Perkebunan;
Adapun dari ke-tiga tujuan pembangunan Sub Sektor Perkebunan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013-2018 tersebut memiliki sasaran sebagai berikut:
1) Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan;
2) Meningkatnya Ketersediaan Benih Unggul Bersertifikat;
3) Terjaganya Proporsi Luas Minimum Eksisting Lahan Perkebunan;
4) Meningkatnya Kinerja Usaha Tani Perkebunan;
5) Menurunnya Intensitas Serangan OPT Perkebunan;
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 128
6) Meningkatnya Penerapan Sistem Jaminan Mutu Produk Perkebunan sesuai
SNI;
7) Meningkatnya Volume Ekspor Produk Perkebunan.
Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sebagaimana
tersebut diatas, maka diperlukan suatu strategi pembangunan serta arah
kebijakan pembangunan yang akan menjadi acuan pelaksanaan program dan
kegiatan selama kurun waktu tahun 2013-2018.
Berdasarkan pertimbangan perkembangan lingkungan strategis, maka
telah dirumuskan 7 (tujuh) strategi pelaksanaan pembangunan perkebunan
Provinsi Jawa Barat selama tahun 2013-2018 sebagai berikut :
1. Optimalisasi pemanfaatan faktor-faktor produksi dan fokus pengembangan
komoditas perkebunan;
2. Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah lingkungan;
3. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan
tanaman perkebunan;
4. Optimalisasi pelayanan sertifikasi benih dan pengawasan peredaran benih
tanaman perkebunan;
5. Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta
pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara berkelanjutan;
6. Meningkatkan indeks NTP perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan
kinerja pelaku dan kelembagaan usaha perkebunan;
7. Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT;
8. Meningkatkan jumlah pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk
perkebunan sesuai SNI;
9. Meningkatkan penguasaan pasar ekspor dan pembinaan kemitraan usaha
perkebunan
Adapun kebijakan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun
2013-2018, dengan memperhatikan aspek urusan dan kewenangan Bidang
Perkebunan, dirumuskan dalam 11 (sebelas) kebijakan berikut ini:
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 129
1. Peningkatan pemanfaatan faktor-faktor produksi melalui intensifikasi.
Rehabilitasi dan peremajaan komoditas strategis
2. Pengembangan kaji terap teknologi budidaya dan peningkatan dukungan
sarana produksi secara berkelanjutan
3. Peningkatan produktivitas balai benih dan pemberdayaan penangkar benih
tanaman perkebunan
4. Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi yang efektif dan peningkatan
pengawasan jaringan peredaran benih
5. Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan lahan perkebunan dan
pengembangan teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan
gangguan usaha perkebunan secara berkelanjutan
6. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi pengolahan
7. Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian hama terpadu yang efektif,
efisien serta ramah lingkungan
8. Peningkatan kemampuan dalam penerapan sistem jaminan mutu produk
perkebunan sesuai SNI
9. Peningkatan promosi dan pemasaran serta pembinaan kemitraan usaha
perkebunan
Dalam tahun 2016, dasar kebijakan pembangunan perkebunan tersebut
dijabarkan kedalam: 11 program dan 47 kegiatan yang difasilitasi dengan
anggaran APBD 2016, serta 2 program dan 15 kegiatan yang difasilitasi oleh
anggaran APBN tahun 2016.
APBD Tahun Anggaran 2016 untuk pembangunan sub sektor perkebunan
Jawa Barat adalah sebesar Rp. 61.675.096.223,-, yaitu terdiri dari Anggaran
Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan) sebesar Rp. 17.179.484.381,-
dan Belanja Langsung sebesar Rp. 44.495.611.842,. Sedangkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dari Retribusi
Penjualan Hasil Kebun Dinas, yaitu sebesar Rp. 224.655.440,-. Adapun untuk
Belanja Langsung sebesar Rp. 44.495.611.842,- tersebut terbagi atas Belanja
Pegawai sebesar Rp. 5.954.310.000,- ; Belanja Barang/Jasa sebesar Rp
30.042.032.592,-; dan Belanja Modal sebesar Rp. 8.499.269.250,-.
LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 130
Pada Tahun Anggaran 2016, terdapat alokasi Dana Tugas Pembantuan
APBN yang diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 22.061.479.000,-,
dengan realisasi keuangan sebesar Rp 15.332.496.000,- atau sekitar 83,58%, dan
realisasi fisik sebesar 100%. Sedangkan alokasi Dana Dekonsentrasi APBN yang
diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 4.540.705.000,-, dengan realisasi
sebesar Rp 4.067.114.760,- atau sekitar 93,98% dengan realisasi fisik sebesar
100%.
Upaya pencapaian target pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat
tahun 2015 telah dilakukan secara optimal, namun berbagai kendala pelaksanaan
masih ditemukan, baik bersifat teknis maupun administratif. Kondisi-kondisi
serupa itu terus diupayakan perbaikannya secara berkelanjutan.
Bandung, Januari 2017
KEPALA DINAS PERKEBUNAN
PROVINSI JAWA BARAT,
ARIEF SANTOSA, SE., M.Sc.
Pembina Utama Muda NIP. 19580516 198603 1 003
top related