laporan kasus kdk
Post on 08-Feb-2016
65 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Kasus Kejang Demam Kompleks + TFA
Oleh : Indah Lestarini, S.Ked Sylvia Pertiwi, S.Ked Rina Ahlawati, S.Ked
Pembimbing:
Dr. Syarif Darwin, Sp.A (K)
Identifikasi
• Nama : Anak RV • Umur / Tanggal Lahir : 2 tahun / 14 Juni 2010 • Jenis kelamin : Laki-laki • Berat Badan : 10,6 kg • Tinggi Badan : 86 cm • Agama : Islam • Alamat : Jl. Lomba Jaya I no. 642 RT 26
RW 07 Ilir Timur I Palembang, Sumatera Selatan
• Kebangsaan : Indonesia • MRS : 8 Juli 2012
ANAMNESA (Alloanamnesis dengan ibu penderita, 11 Juli 2012)
Keluhan Utama: Kejang
Keluhan Tambahan: Demam
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 12 jam SMRS penderita mulai demam tinggi yang timbul mendadak dan terus menerus. Kejang (-), mual (-), muntah (-), nyeri persendian dan pegal-pegal (-), batuk (-), pilek (-), BAB dan BAK (+) biasa, penderita belum dibawa berobat.
6 jam SMRS tiba-tiba penderita kejang pada seluruh tubuh, ±5’ mata melirik keatas, tangan dan kaki kaku kemudian kejet-kejet, l Kemudian kejang berhenti sendiri dan setelah kejang pasien sadar namun penderita belum dibawa berobat, dan hanya diberi obat penurun panas dan demam berkurang
1 jam SMRS penderita kembali kejangdengan pola yang sama ± 5’, demam (+), post iktal penderita sadar. Penderita
kemudian dibawa ke IRD RSMH.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat kejang sebelumnya (+) pada umur 1 tahun, kejang umum tonik klonik. Lama ± 5 menit, frekuensi 1x, postiktal penderita sadar.
• Riwayat trauma sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
• Riwayat kejang dalam keluarga (+), saudara kandung perempuan penderita pernah mengalami kejang demam.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
• Riwayat Kehamilan Ibu dan kelahiran tidak ada kelainan
• Riwayat Imunisasi Imunisasi dasar kurang
• Riwayat Perkembangan Perkembangan motorik dalam batas normal
• Riwayat Sosial Ekonomi keadaan sosial ekonomi kurang
PEMERIKSAAN FISIK (11 Juli 2012)
• Kesadaran : Kompos mentis • Nadi : 120 x/menit, reguler, isi dan
tegangan cukup • Pernapasan : 32 x/menit • Suhu : 37,1 °c • Berat Badan : 10,6 kg • Tinggi Badan : 86 cm • Lingkar Kepala : 47 cm • Status Gizi : BB/U : 10,6/13 x 100% = 81,5% TB/U : 86/86 x 100% = 100% BB/TB : 10,6/13 x 100% = 81,5% Z scores WHO: antara -2 SD dan -1SD Kesan : Gizi baik
Keadaan Spesifik Kepala
• Bentuk : Normocephali, simetris, UUB menonjol (-)
• Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut.
• Mata : Cekung (-), Pupil bulat isokor ø 3mm, reflek cahaya +/+, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-).
• Hidung : Sekret (-), napas cuping hidung (-).
• Telinga : Sekret (-).
• Mulut : Mukosa mulut dan bibir kering (-), sianosis (-).
• Tenggorokan : Faring hiperemis (+), Tonsil hiperemis T3-T3
• Leher : Pembesaran KGB (-), JVP normal
Keadaan spesifik
Thorak Paru-paru : Simetris, retraksi -/-, Sonor pada kedua
lapangan paru, Vesikuler(+) normal, ronki (-),wheezing (-).
Jantung : Iktus kordis tidak terlihat, Thrill tidak teraba, HR: 120 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal, bising (-)
Abdomen : Datar, Lemas, hepar dan lien tidak teraba, Bising usus normal
Lipat paha dan genitalia : Pembesaran KGB (-) Ekstremitas : Akral dingin (-), sianosis (-), edema (-), • capillary refill < 2 detik.
Pemeriksaan Neurologis
• Fungsi Motorik : dalam batas normal
• Fungsi Sensorik : dalam batas normal
• Nervi Craniales : dalam batas normal
• GRM : (-)
Laboratorium
Darah Hb : 11,4 g/dl Ht : 33 vol% Eritrosit : 4.320.000 Leukosit : 17.300/mm3 LED : 40 mm/jam Trombosit : 371.000/mm3 Hitung jenis : 0/3/1/73/16/9
Kimia Klinik BSS : 104 mg/dl Natrium : 140 mmol/l Kalium : 4,6 mmol/l Kalsium : 10,6 mmol/l Phospor : 3,9 mg/dl Clorid : 106 mg/dl
Diagnosis Banding
• Kejang Demam Kompleks (KDK) + Tonsilo Faringitis Akut (TFA)
• Epilepsi + Tonsilo Faringitis Akut (TFA)
• Meningitis + Tonsilo Faringitis Akut (TFA)
Diagnosis Kerja
Kejang Demam Kompleks (KDK) + Tonsilo Faringitis Akut (TFA)
PENATALAKSANAAN
• IVFD D5 ¼ NS : 15 gtt/I (mikro)
• Paracetamol sirup 125 mg 3 x cthI
• Amoxicillin sirup 3x125 mg (cth I)
• Diazepam 3 x 1,5 mg pulv k/p (jika demam)
• Diazepam iv 5 mg k/p (jika kejang)
• O2 1-2 L/menit k/p (jika kejang)
• Observasi demam dan kejang
Rencana Pemeriksaan
• Lumbal Pungsi
• EEG
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
Follow up
Follow up
Follow up
ANALISIS KASUS
Diagnosis Kejang Demam Kompleks pada kasus ini berdasarkan : Anamnesis • Kejang 2x dalam sehari, setiap kejang +- 5 menit, diantara dua kejang
penderita masih sadar, saat kejang gerakan bola mata mendelik ke atas, posisi tangan agak menekuk, kaki lurus serta kaku, jari-jari tangan dan kaki merapat.
• Panas cenderung sering tinggi • Riwayat kejang dalam keluarga (+), saudara kandung penderita pernah
mengalami kejang demam.
Pemeriksaan fisik S = 38,5oC per axiler, faring hiperemis (+), Tonsil T3-T3 Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis (Leukosit
17.300/mm3) yang berarti adanya infeksi yang dapat menimbulkan demam.
Analisis Kasus
• Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan laboratoris maka pasien ini di diagnosa sebagai kejang demam kompleks (KDK) + tonsilo faringitis akut (TFA) dan ditatalaksana dengan pemberian terapi intermiten yaitu parasetamol sirup 3 x 125 mg, Amoxicillin 3 x 125 mg, dan Diazepam 3 x 1,5 mg.
•
Anamnesis Kejang
• 1. Lama kejang
• 2. Jenis kejang
• 3. Frekuensi kejang
• 4. Tingkat kesadaran saat dan sesudah kejang.
• 5. interval kejang
• 6. Sifat kejang
• 7. Riwayat kejang sebelumnya
Anamnesis Kejang pada Pasien
• 1. Lama kejang : ± 5 menit
• 2. Jenis kejang : kejang umum
• 3. Frekuensi kejang : 2x
• 4. Tingkat kesadaran saat dan sesudah kejang : sadar
• 5. interval kejang : 5 jam
• 6. Sifat kejang : tonik klonik
• 7. Riwayat kejang sebelumnya : ada (usia 1 tahun)
Tinjauan Pustaka
• Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 oc) yang disebabkan oleh kelainan
ekstrakranium.
Consensus Statement on Febrile seizures (1980), kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 3
bulan sampai 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranium atau penyebab tertentu.
Epidemiologi
20%
80%
Asia
KDK
KDS
Menurut IDAI, kejadian kejang demam pada anak
usia 6 bulan sampai 5 tahun hampir 2 - 5%.
Kejang demam lebih sering pada laki-laki daripada
perempuan.
Faktor Risiko
FR utama DEMAM Faktor Lain:
riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara
sekandung, perkembangan terlambat, problem pada
masa neonatus, anak dalam perawatan khusus, dan kadar natrium rendah.
Klasifikasi
lamanya < 15’ umumnya akan berhenti sendiri. Kejang umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. tidak berulang dalam 24 jam
Lamanya > 15’ Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsial Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
KDS KDK
ETIOLOGI
• Belum diketahui
• namun diduga kepekaan terhadap bangkitan kejang demam diturunkan oleh sebuah gen dominan dengan penetrasi yang tidak sempurna.
• Demam sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih.
Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium : Darah perifer, Elektrolit, Glukosa
• Lumbal Pungsi
• EEG
Diagnosis
• Anamnesis Adanya kejang, jenis kejang (klonik, tonik, umum atau
fokal), tingkat kesadaran saat dan sesudah kejang, lama kejang, suhu sebelum/saat/sesudah kejang, frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab demam diluar susunan saraf pusat.
Riwayat timbulnya kejang, riwayat perkembangan anak, kejang demam dalam keluarga, epilepsi dalam keluarga
Singkirkan penyebab kejang lainnya. • Pemeriksaan fisik : kesadaran, tanda vital (suhu tubuh dan nadi), tanda rangsal
meningeal, tanda peningkatan tekanan intrakranial, tanda infeksi di luar SSP.
Penatalaksanaan
Saat Kejang
Setelah Kejang berhenti
Pengobatan Rumatan: Dosis valproate adalah 10-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis sedangkan fenobarbital 3 – 5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Pengobatan rumat cukup diberikan selama satu tahun
Pengobatan Intermitten: -Antipiretik: Parasetamol atau asetaminofen 10 – 15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali.
-Antikonvulsan Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 – 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang. Dapat juga diberikan diazepam rectal dengan dosis 0,5 mg/kgBB/kali, diberikan sebanyak 3 kali per hari.
Edukasi
• Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik
• Memberitahukan cara penanganan
kejang di rumah
• Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
Edukasi
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang : • Tetap tenang dan tidak panik. • Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher. • Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring.
Bersihakan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
• Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang. • Tetap bersama pasien selama kejang. • Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan bila kejang telah
berhenti. • Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit
atau lebih .5
Prognosis
• Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan tidak menyebabkan kematian. Frekuensi berulangnya kejang berkisar antara 25-50%, umumnya terjadi pada 6 bulan pertama. Resiko untuk mendapat epilepsi rendah.
Thank you
Indikasi Pengobatan Rumatan (Anti Konvulsan)
• 1. Kejang Lama > 15 menit
• 2. Ada kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, CP, RM, hidrochepalus,.
• 3. Kejang Fokal.
• 4. Bila ada keluarga sekandung atau orang tua yang mengalami epilepsi.
Pengobatan Rumatan Bisa dipertimbangkan dalam keadaan:
• 1. Kejang berulang 2x aatau lebih dalam 24 jam
• 2. Bila kejang demam terjadi pada bayi usia <12 bulan.
top related