laporan diagnosis dan intervensi komunitas dr dini
Post on 04-Jun-2018
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
1/90
LAPORAN DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS
KURANGNYA PERILAKU KELUARGA BINAAN TERHADAP
PEMANFAATAN SINAR MATAHARI, KAMPUNG GAGA,
TANJUNG PASIR, PROVINSI BANTEN
Disusun oleh Kelompok I:
Eni Sofyanti 110.2008.318
Gulan Fitrianti 110.2007. 131
Mira Muftiarini 110.2006.155
Yuliyana 110.2006.279
Pembimbing oleh :
dr. Dini Widianti, MKK
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS BAGIAN ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
YARSI PERIODE 23 SEPTEMBER 26 OKTOBER 2013
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
2/90
1 | P a g e
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis1.1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Tanjung Pasir merupakan suatu desa di daerah pesisir pantai yang terletak
di utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang
mempunyai luas wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah
dengan ketinggian satu meter dari permukaan dengan suhu udara 300-370C (Harti,
2010). Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108,185
hektar dan empang seluas 377,065 hektar. Pada daratan terdiri dari dua hektar terdiri
dari dua pemakaman umum.
Desa Tanjung Pasir berbatasan dengan sekitarnya seperti yang terlihat pada
gambar 1.1 adalah sebagai berikut (Harti, 2010) :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawab. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burungc. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muarad. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan
Gambar 1.1 Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir
Sumber : dr Dwi Harti. Profil Puskesmas Tegal Angus.2010
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
3/90
2 | P a g e
Puskesmas Tegal Angus adalah suatu puskesmas yang terletak di wilayah
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas
wilayah 4.763.198 hektar (47,631 km2). Terdiri dari luas daratan 2.170.120 hektar
dan sawah 2.593.078 hektar dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter
dengan curah hujan rata-rata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten
Tangerang sekitar 47 km.
Batasbatas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawab. Sebelah Selatan berbatasan dengan kota Tangerang/ Kecamatan Neglasari.c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan/Pakuhaji
Wilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk
Naga bagian utara yang terdiri dari enam deesa binaan yaitu desa Pangkalan,
Tanjung Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.
Puskesmas Tegal Angus terdapat di:
a) Desa Tegal Angusb) Jl Raya Tanjung Pasirc) Kode pos 15510d) Status kepemilikan tanah : Tanah Pemkabe) Batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawaf) Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambig) Batas wilayah sebelah Selatan berbatasn dengan desa Kampung Melayuh) Batas wilayah sebelah Barat dengan desa Pakuhaji.
Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh :
A. JalanPanjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108
km, dengan klasifikasi sebagai berikut:
1. Berdasarkan statusa. Jalan propinsi : 9,5 km
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
4/90
3 | P a g e
b. Jalan Kabupaten : 5 kmc. Jalan Desa : 93,5 km
2. Berdasarkan kondisi fisika. Jalan hotmik : 17,5 km
b. Jalan aspal : 67 kmc. Jalan tanah : 14,5 km
B. Jembatan1. Jembatan besi : 1 km2. Jembatan beton : 7 km
C. Sungai/kaliSungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah
sebagai berikut:
1. Irigasi /pegairanPengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.
2. Bendungan air /DamBendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
yang menjadi salah satu sumber air bersih yang dimanfaatkan masyarakat.
Transportasi untuk mencapai wilayah Desa Tanjung Pasir sebagian besar dapat
ditempuh dengan angkutan umum baik sepeda motor maupun mobil. Akan tetapi
sebagian kecil hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Suasana sebelum
memasuki Desa Tanjung Pasir melewati daerah Kampung Melayu Teluk Naga,
selepas pasar maju sekitar 200 meter mengambil arah kanan. Kondisi fisik jalan
menuju Desa Tanjung pasir dari arah Bandara Soekarno Hatta cukup baik
menggunakan aspal meskipun ada beberapa jalan yang berlubang namun tidak begitumengganggu perjalanan. Sedangkan kondisi fisik jalan menuju Desa Tanjung Pasir
dari arah Tanjung Burung berupa bebatuan (Harti, 2010).
Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 14 Rukun Warga (RW) dan 34
Rukun Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir
dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya
secara berjenjang sebagai berikut (Harti, 2010):
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
5/90
4 | P a g e
a. Dengan kantor kecamatan berjarak : 12 Kmb. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 Kmc. Dengan ibukota provinsi berjarak : 72 Km
Gambar 1.2 Peta Wilayah Desa Tanjung Pasir
Sumber : dr Dwi Harti. Profil Puskesmas Tegal Angus.2010
Desa Tanjung Pasir memiliki tiga musim yaitu musim penghujan, kemarau dan
angin. Musim yang mempengaruhi Desa Tanjung Pasir pada kurun waktu satu tahun
ini adalah musim angin. Angin bertiup dari arah barat atau barat daya dengankecepatan 15 km/jam dengan curah hujan rata-rata 26,4 mm/tahun (Harti, 2010).
1.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi1.2.1 Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah Desa Tanjung Pasir sampai dengan akhir tahun
2011 adalah 8.849 jiwa terdiri dari 4.436 jiwa laki-laki, dan 4.413 jiwa perempuan.
Terdapat 1.936 kepala keluarga di Desa Tanjung Pasir. Kepadatan penduduk rata-
rata 1.569 jiwa/km2 dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 4,6 jiwa,
dengan jumlah 1736 rumah (Kantor Statistik Kecamatan Teluk Naga, 2011).
Dilihat dari berbagai aspek, maka Desa Tanjung Pasir berbatasan langsung
dengan kota Jakarta atau administratif Kepulauan Seribu yang mempunyai fungsi
sebagai penyangga dari berbagai aspek kehidupan, yang tentunya sangat
mempengaruhi berbagai pembangunan dan sebagai alat dari perkembangan
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
6/90
5 | P a g e
teknologi, transformasi dan telekomunikasi yang semakin luas serta didukung dari
sarana dan prasarana pendidikan dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai
dengan tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau Madrasah
Tsanawiyah (MTs) (Harti, 2010).
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan berdasarkan data yang tercatat di Desa
Tanjung Pasir adalah sebagai berikut (Harti, 2010):
a. Tamat akademi/sederajat : 45 orangb. Tamat Perguruan Tinggi/sederajat : 521 orangc. Buta huruf : 498 orang
1.2.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan
perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat
berperan dalam pembangunan kesehatan (Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus,
2011).
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan berdasarkan data yang tercatat di Desa
Tanjung Pasir adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012):
a) Tidak/belum pernah bersekolah : 894 orangb) Tidak/belum tamat SD : 1231 orangc) SD/MI : 3590 orangd) SLTP/MTs : 785 orange) SLTA/MA : 863 orangf) AK/Diploma : 18 orangg) Universitas : 24 orang
Prasarana pendidikan di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut(Kartikawatie, 2012):
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
7/90
6 | P a g e
Tabel 1.1 Jumlah Prasarana Pendidikan di Desa Tanjung Pasir
(puskesmas Tegal Angus)
1.2.3 Keadaan Sosial Ekonomi
Ekonomi yang rendah, dimana data ini masih belum jauh berubah seperti tahun
Keadaan ekonomi erat kaitannya dengan sumber mata pencaharian penduduk.
Sebagian besar wilayah kerja di Desa Tanjung Pasir belum berkembang secara
ekonomi. Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir terdiri dari 8.849 jiwa yang usia
produktif dan pencari kerja diperkirakan sebanyak 2.039 jiwa. Secara umum dapat
dijelaskan bahwa masyarakat Desa Tanjung Pasir bermata pencaharian sebagai
nelayan, petani, pedagang, dan buruh dengan pendapatan yang tidak tetap. Dari data
No. Prasarana Pendidikan Jumlah
Sekolah(unit)
Jumlah
Murid(orang)
Jumlah
Guru(orang)
1. TK (Taman Kanak-Kanak) 5 153 5
2. SD (Sekolah Dasar)
Negeri
2 1.269 28
3. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2 876 16
4. SMP (Sekolah Menengah
Pertama) Negeri
- - -
5. Madrasah Tsanawiyah
(MTs)
1 413 16
6. SMP (Sekolah Menengah
Pertama) Swasta Islam
- - -
7. SMA (Sekolah Menengah
Atas) Negeri
- - -
8. SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan) Negeri
- - -
9 Lembaga Pendidikan:
Pendidikan Usia dini(PAUD)
Kursus bahasa
Kursus menjahit
--
-
--
-
--
-
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
8/90
7 | P a g e
yang didapat pada tahun 2011 menunjukkan hampir separuh dari jumlah penduduk di
Desa Tanjung Pasir mempunyai tingkat-tahun sebelumnya (Kartikawatie, 2012).
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian pokok adalah sebagai berikut
(Kartikawatie, 2012):
a) Nelayan :2.331orangb) Buruh/swasta :65orangc) Pegawai Negeri Sipil (PNS) :15orangd) Pedagang :1.213orange) Penjahit :24orangf) Tukang batu :62orangg) Tukang kayu :42orangh) Peternak :6orangi) Pengrajin :5orang
j) Montir :25orangk) Dokter/bidan :6orangl) Supir :30orangm) Pengemudi becak :43orangn) TNI/POLRI :6orango) Pengusaha :8orang
p) Petani :176orang
Sarana perekonomian dan perdagangan di Desa Tanjung Pasirantara lain
(Kartikawatie, 2012):
a)
Koperasi :1 unitb) Pasar :- unitc) Warung/kedai :100 unitd) Kios kelontong :5 unite) Bengkel :8 unitf) Toko :20 unitg) Percetakan/sablon :- unit
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
9/90
8 | P a g e
h) Material/toko bangunan :- uniti) Swalayan :- unit
j) Supermall :- unitk) Pegadaian : - unitl) Bank BRI : - unitm) Bank Swasta : - unitn) Pos Giro : - unit
Berdasarkan topografi, Desa Tanjung Pasir merupakan kawasan pantai yang
landai sehingga di Desa Tanjung Pasir terdapat tambak yang luasnya mencapai 570
hektar. Walaupun demikian, pada awalnya lahan di Tanjung Pasir tidak cocok untuk
kegiatan budidaya karena kurang baiknya sistem irigasi yang ada. Baru setelah
adanya perbaikan irigasi oleh pemerintah, kegiatan budidaya dapat berkembang lebih
baik. Sedangkan berdasarkan kepemilikan tambak, dari total luas tambak yang ada
di Desa Tanjung Pasir hanya sekitar 20% saja yang dimiliki oleh penduduk desa
setempat, selebihnya merupakan milik orang Jakarta dan sekitarnya. Komoditas
budidaya tambak utama yang ada di Desa Tanjung Pasir adalah ikan bandeng, mujair
dan kakap (Kartikawatie, 2012).
Desa Tanjung Pasir juga merupakan daerah pariwisata yang biasanya di akhir
minggu atau hari libur banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Tempat pariwisata
yang terdapat di desa Tanjung Pasir adalah tempat penangkaran buaya, resort, serta
wisata pantai Tanjung Pasir. Tempat yang paling banyak dikunjungi biasanya adalah
kawasan pantai. Namun keadaan pantai di Tanjung Pasir tidak terawat dengan baik.
Banyak sampah yang tidak terurus dan air pantai yang terlihat berwarna kecoklatan.
Hal ini mungkin dapat juga disebabkan karena masih banyaknya warga setempatyang membuang sampah rumah tangganya ke pantai. Desa Tanjung Pasir juga
merupakan salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan untuk para wisatawan
menyeberang ke kawasan Pulau Seribu. (Kartikawatie, 2012).
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
10/90
9 | P a g e
1.2.4 Keadaan Sosial Budaya
Desa Tanjung Pasir memiliki beberapa suku di dalam masyarakatnya antara
lain betawi, melayu dan sisanya adalah pendatang. Berdasarkan pencatatan yang
dilakukan oleh kantor kepala desa setempat, mayoritas warga desa Tanjung Pasir
beragama Islam yaitu 97% dan ada pula yang beragama Hindu, sisanya menganut
agama Kristen Katolik, Protestan, dan agama Budha. Suasana beragama warga Desa
Tanjung Pasir cukup baik, rukun, aman, dan tentram, saling menghormati dan tolong
menolong (Harti, 2010).
Jumlah penduduk berdasarkan agama adalah sebagai berikut (Harti, 2010):
a. Islam : 9.594 orangb. Katolik : 12 orangc. Protestan : 2 orangd. Hindu : 56 orange. Budha : 51 orang
Sarana peribadatan yang tersedia di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut
(Harti, 2010):
a. Mesjid : 6 unitb. Mushola : 30 unitc. Majelis Taklim : 12 unitd. Gereja : -e. Pura : -
1.2.5 Transportasi
Sarana transportasi masyarakat Desa Tanjung Pasir dengan menggunakanangkutan umum, ojek motor, becak serta sepeda (Kartikawatie, 2012).
1.2.6KesehatanUpaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini
Puskesmas untuk pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain (Kartikawatie, 2012):
a) Peningkatan gizi keluarga
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
11/90
10 | P a g e
b) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiapPosyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.
c) Pencegahan penyakit, vaksinasi filariasis (kaki gajah), imunisasi polio bagibalita, pemberian vitamin A.
d) Penyuluhan kesehatan dan penyakit antara lain demam berdarah dengue, fluburung, chikungunya, dan sejenisnya.
e) Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu danmakanan yang bernutrisi.
f) Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungandengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.
g) Pemanfaatan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga(TOGA), tabulapot, dan tabulakar.
Sebagai penunjang kegiatan tersebut, dibutuhkan sarana kesehatan yang
tersedia di Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012):
a. Poskesdes : 1 unitb. Pos KB keluarga : - unitc. Posyandu : 6 unitd. Pos mandiri : - unite. Klinik bersalin/BKIA : - unitf. Praktek dokter/bidan : 4 unitg. Praktek bidan : 4 unith. Paraji : 4 orangi. Keluarga Berencana : - orang
j.
Jumlah pos/klinik KB : - unitk. Jumlah Pasangan Usia Subur : 334 pasang
Jumlah Akseptor KB
1. Pil :127 orang2. IUD :14 orang3. Kondom : - orang
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
12/90
11 | P a g e
4. Suntik :190 orang5. Implant :13 orangBerdasarkan data puskesmas Tegal Angus yang kami dapat, salah satu penyakit
tersering yang terjadi di Desa Tanjung Pasir adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas
(ISPA) seperti panas badan yang disertai batuk dan pilek.
1.2.7Kesehatan Gigi dan Mulut BalitaBerdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas tahun 2010, untuk pelayanan
kesehatan gigi dan mulut murid SD/MI di Puskesmas Tegal Angus berjumlah 5.573
orang, yang mendapat pemeriksaan berjumlah 4.481 orang. Dari jumlah tersebut
didapatkan 2.921 siswa perlu mendapat perawatan, sementara yang berhasil
mendapat perawatan hanya berkisar 163 orang (5,58%).(Harti, 2010).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas tahun 2011, untuk program
upaya pengobatan kunjungan rawat jalan gigi sebsar 63,18%. Dari data pencegahan
dan penanggulangan penyakit gigi didapatkan data pencapaian pembinaan kesehatan
gigi di posyandu sebesar 121,4%, pembinaan kesehatan gigi pada TK 100%,
pembinaan dan bimbingan sikat gigi masal pada SD/MI 69,52%, perawatan
kesehatan gigi pada SD/MI 242,5%, murid SD/MI yang mendapatkan perawatan gigi
12,49%, gigi tetap yang dicabut 81,11%, gigi tetap yang ditambal permanen 0,38%
(Kartikawati,2011).
Dari data tersebut didapatkan bahwa kunjungan rawat jalan gigi masih kurang
(90%) ini
disebabkan adanya program UKGMD yang dilaksanakan setiap bulan di posyandu.
Murid SD/MI yang mendapatkan perawatan gigi masih kurang (12,49%) karena
kurangnya tenaga kesehatan gigi untuk melakukan tindakan gigi di murid sekolah
dasar dan MI walaupun sudah dilakukan tapi masih kurang mencakup semua murid.
(Kartikawati,2011)
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
13/90
12 | P a g e
S
B
U
T
1.3 Denah Lokasi Keluarga Binaan
Keluarga binaan berada di RT 01/RW 03 Kampung Gaga Sukamana, Kelurahan
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
terdiri dari keluarga Tn. H. Iming, Tn. Madi, Tn. Somad, dan Tn. Nurdin.
Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan adalah sebagai berikut:
Gambar 1.3 Denah Lokasi Rumah Keluarga Binaan RT 01/RW 03
1.4 Profil Keluarga Binaan
1.4.1 Profil Keluarga Binaan Tn. H ImingKeluarga binaan terdiri dari lima anggota keluarga, yaitu Tn. H.Iming, Ny. Icih
Sukaisih, Tn Lukman, Tn Jaya Atmaja, dan Nn Siti Dipamazrin.
1
2 3
4
Keterangan :
1. Tn. H.Iming
2. Tn. Madi
3. Tn. Somad4. Tn. Nurdin
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
14/90
13 | P a g e
Tabel 1.2 Profil Keluarga Tn. H. Iming Kampung Gaga Sukamana
RT 01/RW 03 Bulan Oktober 2013
Keluarga Tn. H. Iming bertempat tinggal di Kampung Gaga Sukamana RT
01/RW 03 Kelurahan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten. Keluarga terdiri
dari Tn. H. Iming sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny.
Icih Sukaisih dan tiga orang anak.
Tn. H. Iming, berusia 75 tahun, bekerja sebagai penjaga gerbang taman buaya
yang berada di dekat rumahnya dengan penghasilan Rp 175.00,00 per minggu.
Pendapatan Tn. H. Iming digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari
seperti membeli air PAM, makanan, untuk sekolah anak, pengobatan dan lain- lain.
Tn. H. Iming mampu membaca dan menulis dikarenakan dia sempat
mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD) namun tidak tamat. Pasangan ini
menikah saat Tn. H. Iming berumur 40 tahun dan Ny. Icih Sukaisih berumur 25
tahun. Ny. Icih Sukaisih merupakan istri kedua dari Tn. H Iming. Saat hamil, Ny.
Icih Sukaisih jarang memeriksakan kandungannya di puskesmas dan saat melahirkan
dibantu oleh dukun desa.
Anak pertama pasangan Tn. H. Iming dan Ny. Icih Sukaisih adalah seorang
anak perempuan dan sudah menikah. Saat ini sudah tinggal bersama suaminya. Anak
kedua adalah seorang anak laki-laki yang bernama Tn. Lukman, berusia 20 tahun.
Nama Status
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Tn. H. Iming Suami Lakilaki 75 th SD tdk lulus Penjaga gerbang
taman buaya
Rp 175.000
/minggu
Ny. Icih
Sukaisih
Istri perempuan 45 th SD Tamat Ibu Rumah
Tangga
-
Tn. Lukman Anak ke-2 Lakilaki 20 th SLTP Buruh Rp 200.000,-
/minggu
Tn. JayaAtmaja
Anak ke-3 Lakilaki 16 th SLTP Buruh Rp 250.000,-/minggu
Nn. Siti
Dipamazrina
Anak ke-4 Perempuan 8 th SD kelas 2 Pelajar -
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
15/90
14 | P a g e
Tn. Lukman mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP), bekerja sebagai buruh dengan pendapatan Rp 200.00,00 per minggu.
Pendapatan digunakan untuk membatu memenuhi kebutuhan keluarga dan untuk
dirinya sendiri.
Anak ketiga adalah seorang anak laki laki yang bernama Tn. Jaya Atmaja,
berusia 16 tahun, bekerja sebagai buruh dengan pendapatan Rp 250.000,00 per
minggu. Pendapatan Tn. Jaya Atmaja digunakan selain utntuk keperluan pribadi juga
digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
Anak keempat adalah seorang anak perempuan yang bernama An. Siti
Dipamazrina, berusia 8 tahun.yang sekarang duduk di bangku sekolah dasar kelas 2.
Semasa kecilnya An. Siti Dipamazrina jarang dibawa ke posyandu dan namun tetap
mendapatkan imunisasi meski tidak lengkap.
Keluarga Tn. H Iming memiliki kebiasaan makan dua kali sehari (siang dan
malam).Ny. Icih Sukaisih memasak makanan sendiri dengan menu seadanya, contoh
menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, ikan, tahu, dan tempe. Peralatan yg
digunakan untuk memasak berupa kompor gas. Asap yang dihasilkan saat memasak
keluar lewat sela-sela atap rumah yang terbuka sedikit.
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat
warung terlebih dahulu seperti obat Panadol. Namun, jika dengan obat warung
keadaan anggota keluarga yang sakit tidak membaik, Tn. H Iming dan Ny. Icih
Sukaisih langsung membawanya ke Dokter yang mereka kenal dengan dengan dr.
goceng (dr Cecep) yang berada tidak jauh dari rumah Tn H Iming. Keluarga Tn. H
Iming jarang sekali berobat ke Puskesmas karena jaraknya yang jauh dari rumah.
Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Tn H Iming adalah pusing dan
rematik. Tn H Iming mengaku tidak memiliki jaminan kesehatan. Tn H Imingmengaku biasa merokok 1 bungkus/hari didalam rumah.
Keluarga Tn. H Iming tinggal di rumah miliknya, dengan luas tanah sekitar
25 m2 dan luas bangunan berukuran 12 m x 8 m. Bangunan tempat tinggal tidak
bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran 3 m x 2 m, dua kamar tidur
yang masing-masing berukuran 3 x 2 m, dapur yang berukuran 2 x 1 m, satu kamar
mandi dengan ukuran 1 m x 2 m dan 1 gudang berukuran 2 x 3 m .Rumah ini tidak
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
16/90
15 | P a g e
jauh dari jauh raya.Sebagian besar ruangan di dalam rumah ini berlantaikan keramik
(kecuali dapur dan gudang) dan beratapkan genteng.Sebagian besar dinding rumah
terbuat dari batu bata.Untuk ventilasi, rumah ini memiliki satu jendela yang terbuat
dari kaca berwarna putih dan tidak dapat di buka. di ruang tamu yang masing-masing
berukuran 100 x 60 cm. Jendela tersebut berfungsi sebagai ventilasi untuk aliran
keluar masuk udara dan sinar matahari ke dalam rumah dan dibuka tiap pagi. Rumah
tersebut tidak pernah kebanjiran. Aliran air dari limbah keluarga ( air bekas cucian
dan mandi) mengalir ke area tanah kosong disamping gudang. Oleh karena itu
terdapat genangan air yg menurut Tn. H.Iming akan terserap ke dalam tanah
beberapa saat kemudian.
Keluarga ini memiliki kamar mandi dengan jamban jongkok.Kamar mandi
dan dapur rumah Tn. H Iming tersebut memiliki sumber air sumur, tetapi sumur ini
hanya berisi air asin dan hanya digunakan untuk beberapa keperluan saja, seperti
mandi dan memcuci. Sumurini tidak pernah ditutup. Keluarga Tn H.Iming mengaku
mandi 2 kali sehari memakai sabun dan sikat gigi. Untuk memasak air minum,
keluarga Tn. H.Iming menggunakan air PAM. Air PAM yang didapat diperoleh dari
penjual sekitar. Dalam sehari, keluarga tersebut menggunakan enam jerigen air
PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15-20 liter. Satu jerigen air
PAM ini seharga Rp.500,00. Tn. H.Iming mengaku hal tersebut tidak memberatkan
ekonomi keluarga.
Keluarga Tn. H Iming tidak memiliki tempat sampah di dapur. Sampah
tersebut biasa ditumpuk lalu di bakar
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
17/90
16 | P a g e
Kamar
1
Kamar
2
Ruang Tamu
Teras
12 M
Sumur
a
b
a = kamar mandi
b = dapur
KELUARGA BINAAN
TN. H.IMING
Gambar 1.4 Denah Keluarga Tn. H Iming
1.4.2 Profil Keluarga BinaanTn. Madi
Keluarga binaan terdiri dari enam anggota keluarga, yaitu Tn. Madi, Ny. Ami, Tn.
Imam, Tn. Lukman, Nn. Sukma, An. Mia.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
18/90
17 | P a g e
Tabel 1.3 Profil Keluarga Tn. Madi Kampung Gaga Sukamana
RT 01/RW 03 Bulan Oktober 2013
Keluarga Tn. Madi bertempat tinggal di Kampung Gaga Sukamana RT
01/RW 03 Kelurahan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten. Keluarga terdiri
dari Tn. Madi sebagai kepala keluarga yang belum menikah dan lima saudara
kandungnya Tn. Agus, Tn. Jumad, Nn. Nita dan Ny. Ami yang sudah bercerai,
mempunyai satu anak perempuan An. Wulan.
Tn. Madi, berusia 30 tahun, merupakan anak kedua dari enam bersaudara
sementara kakak dia sudah menikah dan sudah memiliki rumah pribadi, bekerja
sebagai buruh di Batu Apung dengan penghasilan berkisar antara Rp 1.400.000,00
per bulan. Pendapatan Tn. Madi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari, seperti membeli air PAM, makanan, tabungan untuk kebutuhan tidak terduga,
pengobatan dan lainlain.Tn. Madi mampu membaca dan menulis dikarenakan dia sempat mengenyam
pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Saudara yang pertama adalah Ny. Ami
berusia 24 tahun sudah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan bernama
An. Wulan yang berusia 4 tahun, Ny. Ami sudah bercerai dengan suaminya sejak
tiga tahun yang lalu.Ny. Ami sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah
Dasar (SD). Saat kehamilan anaknya Ny. Ami jarang memeriksaan anaknya ke bidan
Nama StatusKeluarga
JenisKelamin
Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Tn. Madi Kepala
keluarga
Laki-laki 30 th SD Buruh di
Batu Apung
Rp
1.400.000/bulan
Ny. Ami Adik ke-1 Perempuan 23 th SD Ibu rumah
tangga
-
An.
Wulan
Keponakan
(Anak dari
Ny. Ami )
Perempuan 4 th - - -
Tn. Agus Adik ke-2 Lakilaki 20 th SD Nelayan Rp.
400.000/bulan
Tn. Jumad Adik ke-3 Lakilaki 18 th SD - -
Nn. Nita Adik ke-4 Perempuan 15 th SD Buruh di
pabrik plastik
Rp
300.000/minggu
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
19/90
18 | P a g e
ataupun puskesmas.Ny. Ami melahirkan di rumah dengan dibantu oleh dukun desa di
sekitar rumah.An. Wulan tidak pernah mendapatkan imunisasi sejak lahir.An. Wulan
jarang dibawa ke posyandu, dibawa ke posyandu apabila diajak oleh tetangga. An.
Wulan tidak diberikan ASI eksklusif dan diberikan makanan pendamping ASI sejak
usia 4 bulan.
Adik pertama adalah Tn. Agus, berusia 20 tahun, dan belum menikah.Tn.
Agus sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Bekerja
sebagai nelayan dengan penghasilan yang tidak menentu, jika dirata-ratakan sekitar
Rp 400.000,00 per bulan Penghasilan Tn. Agus digunakan untuk membantu
memenuhi kebutuhan dalam rumah dan sebagian untuk diri dia sendiri.
Adik kedua adalah Tn. Jumad, berusia 18 tahun, belum menikah dan tidak
bekerja. Sempat mengenyam pendidikan hingga lulus sekolah Dasar (SD). Saat ini
yang dia lakukan di rumah adalah membantu Ny. Ami dalam mengurus rumah.
Adik terakhir adalah Nn. Nita, berusia 15 tahun, belum menikah. Saat ini
sedang bekerja sebagai buruh di suatu pabrik plastik, dengan pendapatan Rp
300.000,00 per minggu. Pendapatan tersebut digunakan untuk membantu keperluan
seharihari.
Keluarga Tn. Madi memiliki kebiasaan makan dua kali sehari (siang dan
malam).Ny. Ami memasak makanan sendiri dengan menu seadanya, contoh menu
yang disajikan sehari-hari ialah nasi, ikan, tahu, dan tempe. Peralatan yg digunakan
untuk memasak berupa kompor gas. Asap yang dihasilkan saat memasak keluar pintu
dapur yang dibuka jika akan memasak dan lewat sela-sela atap rumah yang terbuka
sedikit.
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat
warung terlebih dahulu seperti obat Panadol, bodrek dan lain lain. Namun, jikadengan obat warung keadaan anggota keluarga yang sakit tidak membaik, Tn. Madi
dan anggota keluarga yang lain langsung membawanya ke Dokter yang mereka kenal
dengan dengan dr. goceng (dr Cecep) yang berada tidak jauh dari rumah Tn. Madi.
Keluarga Tn.Madi jarang sekali berobat ke Puskesmas karena jaraknya yang jauh
dari rumah. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Madi adalah pusing,
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
20/90
19 | P a g e
batuk dan flu. Tn. Madi mengaku tidak memiliki jaminan kesehatan. Tn. Madi
mengaku biasa merokok satu sampai dua bungkus/hari di dalam rumah.
Keluarga Tn. Madi tinggal di rumah miliknya, dengan luas tanah sekitar 20
m2 dan luas bangunan berukuran 7 m x 3 m. Bangunan tempat tinggal tidak
bertingkat dan terdiri daridua kamar tidur yang masing-masing berukuran 3 x 2 m,
ruang tv yang berukuran 4 m x 2 m, dapur yang berukuran 2 x 1 m, dan satu kamar
mandi dengan ukuran 1 m x 1 m.Rumah ini tidak jauh dari jauh raya.Sebagian besar
ruangan di dalam rumah ini berlantaikan tanah dan beratapkan genteng.Sebagian
besar dinding rumah terbuat dari bilik bambu.Untuk ventilasi, rumah ini memiliki
satu jendela yang tanpa kaca dan hanya tertutup oleh gorden yang berada di kamar
pertama.Jendela tersebut tidak berfungsi sebagai ventilasi. Rumah tersebut tidak
pernah kebanjiran. Aliran air dari limbah keluarga ( air bekas cucian dan mandi)
mengalir ke kali sebelah rumah.
Keluarga ini memiliki kamar mandi tanpa disertai jamban jongkok. Kamar
mandi dan dapur rumah Tn. Madi tersebut memiliki sumber air sumur, tetapi sumur
ini sudah tidak dipergunakan karena berisi air asin. Keluarga Tn. Madi mengaku
mandi dua kali sehari memakai sabun dan sikat gigi. Untuk memasak air minum,
keluarga Tn. Madi menggunakan air PAM. Air PAM yang didapat diperoleh dari
penjual sekitar. Dalam sehari, keluarga tersebut menggunakan enam jerigen air
PAM, masing-masing jerigen memiliki kapasitas sekitar 15-20 liter. Satu jerigen air
PAM ini seharga Rp.500,00. Tn. Madi mengaku hal tersebut tidak memberatkan
ekonomi keluarga. Keluarga Tn. Madi tidak memiliki tempat sampah di
dapur.Sampah tersebut biasa ditumpuk lalu di bakar.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
21/90
20 | P a g e
S
T
KELUARGA BINAAN
TN. MADI
7 meter
3 meter
Gambar 1.5 Denah Keluarga Tn. Madi
1.4.3 Profil Keluarga Binaan Tn. Somad
Keluarga binaan terdiri dari tujuh anggota keluarga, yaitu Tn. Somad, Ny.
Salmah, Ny.Suhayah, Tn. Surdi, Tn. Debi Saripudin, Ny. Haryati, dan Tn. Robi.
Teras
Kamar 2RuangT
Vd
an
kelua
rga
DapurKamar
mandi
Kamar 1
Sumur
(tidak
di akai
Tampak depan
Tampak belakang
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
22/90
21 | P a g e
Tabel 1.4 Profil Keluarga Tn. Somad Kampung Gaga Sukamana
RT 01/RW 03 Bulan Oktober 2013
Keluarga Tn. Somad bertempattinggal di RT 01/RW 03 Desa Teluk gaga,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn.
Somad sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Salmah dansatu orang anak: anak pertama bernama Ny. Suhayah dan suaminya yang bernama
Tn. Surdi dan anak dari Tn. Surdi dan Ny. Suhayah yang bernama Tn. Debi Sarifudin
dan istrinya yang bernama Ny. Haryati dan adik kandungnya yang bernama Tn.
Robi.
Tn.Somad berusia 60 tahun bekerja sebagai seorang petani dengan
penghasilan Rp. 1.000.000, per bulan. Pendapatan Tn. Somad inidalam sebulan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membayar air PAM,
makanan, listrik, membayar cicilan motor dan membeli kebutuhan rumah tangganya.
Keluarga Tn. Somad tidak dapat menyisihkan uang pendapatannya karena langsung
habis untuk membeli keperluan sehari-hari..Tn. Somad pernah mengenyam
pendidikan hingga bangku Sekolah dasar (SD) sampai tamat.Istrinya, Ny.Salmah
berusia 50 tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga.Ny. Salmah pernah mengenyam
pendidikan di bangku Sekolah Dasar namun tidak sampai tamat yaitu hanya sampai
Nama Status
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Tn. Somad Suami Laki-laki 60 th SD Petani Rp 1.000.000/bulan
Ny.Salmah Istri Perempuan 50 th SD Ibu rumah
tangga
-
Ny.Suhayah Anak ke-1 Perempuan 37 th SD Ibu rumah
tangga
-
Tn. Surdi Menantu Lakilaki 45 th SD Wiraswasta Rp. 2.000.000/bulan
Tn. Debi
Saripudin
Cucu 1 Lakilaki 35th SMP Wiraswasta Rp 2.0000.000/bulan
Ny. Haryati Cucu
Menantu
Perempuan 22 th SD Ibu Rumah
Tangga
-
Tn. Robi Cucu ke-2 Laki-laki 25 th SMP Buruh Rp 1.200.000/bulan
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
23/90
22 | P a g e
kelas 4 SD. Anak pertama adalah seorang perempuan yang bernama Ny. Suhayah,
berusia 37 tahun, Ny. Suhayah pernah mengenyam pendidikan hingga bangku
sekolah dasar dan suaminya yang bernama Tn. Surdi, Tn. Surdi pernah mengenyam
pendidikan hingga bangku SD, Tn. Surdi bekerja sebagai pedagang dengan
penghasilan Rp. 2.000.000 per bulan. Keluarga Tn. Somad tinggal di rumah milik dia
sendiri, dengan luas bangunan berukuran7 m x 6 m dan tidak bertingkat. Rumah
terdiri dari dua kamar tidur yang masingmasing berukuran 3 m x 4 m; ruang tamu,
berukuran 4 m x 3 m; dapur berukuran 1 m x 2 m dan kamar mandi berukuran 2 m x
1 m.
Rumah Tn. Somad ini terletak di daerah pemukiman yang tidak jauh dari
jalan raya.Rumah ini berlantaikan keramik.Atap rumah terbuat dari genteng tanpa
plafon.Sedangkan seluruh dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah di cat.
Menurut Ny. Salmah bila hujan besar rumah tidak bocor.Jalan umum menuju rumah
Tn. Somad bisa diakses dengan kendaraan beroda dua (motor dan sepeda). Rumah
ini memiliki dua jendela yang dapat dibuka di bagian dinding kamar 100 cm x 60 cm
sedangkan ruang lain tidak terdapat jendela. Jendela tersebut seharusnya berfungsi
sebagai ventilasi untuk aliran keluar masuk udara atau masuknya cahaya sinar
matahari kedalam rumah.Akan tetapi keluarganya Tn. Somad tidak memanfaatkan
fungsi dari jendela tersebut dan gorden jendela tidak pernah dibuka sehingga sinar
matahari tidak dapat masuk. Jumlah total ventilasi dibandingkan dengan total luas
lantai yaitu 8,1% sehingga tidak memenuhi kriteria pencahayaanrumah sehat yaitu
30%. Rumah ini sudah difasilitasi listrik berdaya 450 watt, dengan fasilitas enam
buah lampu, satu magic com, satu buah televisi dan dvd player.
Keluarga ini memiliki kamar mandi dengan jamban jongkok didalamnya dan
beralaskan keramik. Untuk aktivitas buang air besar keluarga Tn. Somad biasamelakukannya di jamban rumahnya sendiri.Di dalam kamar mandinya tidak
ditemukan hewan yang berkeliaran disekitar kamar mandi.Keluarga Tn. Somad
mempunyai saluran pembuangan air limbah yaitu septic tank di belakang
rumahnya.Apabila melakukan kegiatan mandi dan mencuci, air limbah dibuang
melalui saluran tesebut dan tidak ada air yang menggenang di sekitarnya. Didalam
kamar mandi Tn. Somad terdapat bak mandi berwarna biru yang berukuran 1m x 1m,
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
24/90
23 | P a g e
Biasanya keluarga Tn. Somad menggunakan air PAM untuk mandi, mencuci dan
memasak. Sedangkan untuk minum, keluarga Tn. Somad menggunakan air galon isi
ulang yang dibeli seharga Rp. 12.000,- per gallon.
Keluarga Tn. Somad biasa meletakkan sampah didalam kantong plastik di
dapur.Sampah diletakkan menjadi satu didalam plastik dan tidak dipisahkan mana
sampah organik dan non-organik.Keluarga Tn. Somad biasanya membuang dan
membakar sampah dibelakang rumahnya.
Keluarga Tn.Somad memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Salmah
memasak makanan dengan menu bervariasi. Contoh menu yang disajikan sehari-hari
ialah nasi, ikan, ayam, tahu, tempe, dan sayur. Semua makanan dimasak sampai
matang dengan menggunakan kompor gas 3 kg. Peralatan makan yang digunakan
sebagian terbuat dari kaca dan sebagian lagi terbuat dari plastik.Keluarga Tn. Somad
terbiasa mencuci tangan sebelum makan, baik dengan sabun ataupun hanya dengan
menggunakan air saja. Karena tidak memiliki ruang makan, keluarga ini biasanya
makan di ruang keluarga.
Tn. Somad, menantu dan cucunya memiliki kebiasaan merokok . Dalam satu
hari mereka menghabiskan 1 bungkus rokok yang dibelinya seharga Rp. 12.000,-.
Tn. Somad, menantu dan cucunya biasa merokok didalam juga diluar rumah. Ketika
ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya membeli obat warung terlebih
dahulu. Namun, jika dengan obat warung keadaannya tidak juga membaik barulah
dibawa ke dokter terdekat dari kampungnya kadang kadang keluarga Tn. Somad
juga membawa anggota keluarganya ke puskesmas.Penyakit yang paling sering
diderita oleh keluarga ini adalah batuk dan pilek yang sering terjadi pada anaknya.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
25/90
24 | P a g e
KELUARGA BINAAN
TN. SOMAD
Halaman
7 meter
6 meter
Gambar 1.7 Denah Keluarga Tn. Somad
Teras
Ruang tamu
Dapur
Ruang TV
Kamar 2
Kamar 1
Kamar
mandi
Air PAM
Tampak depan
Tampak belakang
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
26/90
25 | P a g e
.4.4 Profil Keluarga Binaan Tn. Nurdin
Keluarga binaan terdiri dari tiga anggota keluarga, yaitu Tn. Nurdin, Ny. Idah, dan
An. Ulul Azmi.
Tabel 1.5 Profil Keluarga Tn. Nurdin Kampung Gaga Sukamana
RT 01/RW 03 Bulan Oktober 2013
Keluarga Tn. Nurdin bertempat tinggal di RT 01/RW 03 Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn.
Nurdin sebagai kepala keluarga selama 3 tahun. Tn. Nurdin memiliki istri bernama
Ny.Idah dan satu orang anak: anak pertama bernama Ulul Azmi.
Tn. Nurdin berusia 26 tahun bekerja sebagai penjaga toko di paasar kampung
melayu setiap hari dengan penghasilan Rp. 1.000.000 per bulan. Pendapatan ini habis
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membeli air PAM, makanan,
membayar listrik, dan lain-lain. Tn. Nurdin pernah mengenyam bangku pendidikan
sampai selesai bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Istri Tn. Nurdin bernama Ny. Idah yang berumur 25 tahun dan bekerja
sebagai Ibu rumah tangga.Ny. Idah pernah mengenyam bangku pendidikan sampai
selesai bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Nama Status
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Tn. Nurdin Suami Lakilaki 26 th SMA Tamat PenjagaToko
Rp 1.000.000 /bln
Ny. Idah Istri Perempuan 25 th SMA Tamat Ibu
Rumah
Tangga
-
An. Ulul
Azmi
Anak ke-1 Lakilaki 1 tahun,
7 bulan
- - -
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
27/90
26 | P a g e
Anak pertama Tn. Nurdin bernama Ulul Azmi berumur 1 tahun 7 bulan di
desa.Persalinan Ulul dibantu oleh bidan desa setempat.Ulul masih mendapatkan ASI
soleh ibunya.Ulul mendapatkan imunisasi dan menurut ibunya sudah lengkap di
posyandu.Sehari-hari Ulul bermain dengan ibu dan teman sebayanya.
Keluarga Tn. Nurdin tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan
berukuran 10 m x 10 m dan tidak bertingkat, terdiri dari dua kamar tidur yang
masing-masing berukuran 2 m x 3 m; satu ruang tamu berukuran 3 m x 3 m; kamar
mandi yang berukuran 3 m x 2 m dan satu dapur berukuran 2 m x 2 m. Rumah ini
terletak di daerah pemukiman padat di pinggir jalan. Rumah ini berlantaikan
tanah.Atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon.Sedangkan seluruh dinding
rumah terbuat dari batu bata.Rumah Tn. Nurdin tidak pernah mengalami banjir.
Untuk ventilasi, rumah ini memiliki tiga dimana satu di salah satu kamar tidur bagian
depan, satu di atas pintu dan satu di atas jendela di ruang tamu. Ukuran ventilasi di
ruang tamu 30 cm x 30 cm, ventilasi di atas pintu 30cm x 30cm, sedangkan di kamar
tidur depan berukuran 30cm x 30cm. Ventilasi pada rumah ini kurang baik dan
kurang memenuhi standar 10% dari luas bangunan. Ventilasi ini terbuka sehingga
memungkinkan terjadinya pertukaran udara. Rumah ini memiliki enam jendela,
empat dibagian ruang tamu dan dua di kamar bagian depan. Jendela rumah ini tidak
pernah dibuka karena banyak debu dari polusi jalan yang tepat berada di depan
rumah dan kaca jendela berwarna gelap. Rumah ini sudah difasilitasi listrik berdaya
450 watt, dengan fasilitas lima buah lampu dan satu buah televisi, lemari es dan
DVD player.
Keluarga ini memiliki kamar mandi yang terpisah dengan jamban yang
dibatasi semen setinggi 2 m. Keluarga ini biasa mengunakan jamban untuk
BAB.Ruang kamar mandi rumah Tn.Nurdin tersebut memiliki sumber air sumur.Akan tetapi, Keluarga tidak memakai air tersebut untuk keperluan sehari-hari, seperti
mandi serta mencuci baju dan alat masak.Septice tank keluarga ini berada di
belakang kamar mandi. Keluarga Tn.Nurdin menggunakan Air PAM yang didapat
diperoleh dengan cara membeli air PAM yang dijual oleh warga sekitar. Dalam
sehari keluarga tersebut membutuhkan enam jerigen air PAM (satu jerigen = 20
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
28/90
27 | P a g e
liter). Air tersebut digunakan untuk minum dan memasak. Satu jerigen air PAM
seharga Rp. 500,00,- sampai 1.000,-.
Keluarga Tn.Nurdin tidak memiliki tong sampah di dalam rumah. Tn.Nurdin
biasa membuang sampah di dalam plastik kemudian membakarnya di belakang
rumah.
Keluarga Tn.Nurdin memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny.Idah
memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari
ialah nasi, tahu, tempe, ikan dan indomie. Ny.Idah sangat jarang memasak sayur dan
memakan buah karena sulit untuk mendapatkannya.Untuk makanan sehari-hari
Ny.Idah biasa memasak sendiri dan semua makanan dimasak sampai
matang.Peralatan makan yang digunakan sebagian terbuat dari kaca dan sebagian
lagi terbuat dari plastik.Karena tidak memiliki ruang makan, keluarga ini biasanya
makan di ruang tamu.
Keluarga Tn.Nurdin tidak memiliki kebiasaan untuk berolahraga.Sehari-hari
Tn.Nurdin sibuk dengan bekerja dan tidak ada waktu untuk olahraga.Sedangkan
Ny.Idah tidak sempat berolahraga karena mengurus rumah dan anak pertamanya.
Keluarga Tn.Nurdin biasa menderita ISPA terutama anaknya yang masih
berumur 1 tahun 7 bulan.. Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini
biasanya berobat ke dokter klinik dekat rumahnya dan diberi nama dokter goceng.
Keluarga Tn.Nurdin tidak memiliki kartu jamkesmas.
Dalam keluarga Tn.Nurdin, Hanya Tn.Nurdin yang merokok.Dimana dapat
menghabiskan 1 bungkus perhari.Ny.Idah selalu memarahinya jika merokok di
dalam rumah sehingga suaminya kadang-kadang merokok di luar rumah.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
29/90
28 | P a g e
Ruang
tamu
Kamar
dapur
Sumur
Kamar 1
Ruang
baran
g
Kamar
mandi
Ruang
keluarga
Halaman belakang
10 M
10 M S
B
U
T
KELUARGA BINAAN
Tn. Nurdin
Gambar 1.4.4 Denah Rumah Tn. Nurdin
1.5 Penentuan Area Masalah Kesehatan
1.5.1 Rumusan Area Masalah Keluarga Binaan
1.5.1.1 Keluarga Tn. H. Iming
a. Masalah non-medisLingkungan
a) Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten
b) Perilaku membersihkan dapur yang kurang pada keluarga binaanc) Ventilasi yang kurang dalam rumah keluarga binaan.d) Terdapatnya kandang ternak di depan dan di samping rumah.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
30/90
29 | P a g e
Perilaku kesehatan
Tn. H.Imang merokok di dalam rumah, meskipun di dekat anggotakeluarga lainnya yang tidak merokok.
Kurangnya kesadaran untuk berobat ke tenaga kesehatanb. Masalah medis
a) Anggota keluarga sering menderita pusing dan rematik.Usulan Area Masalah
Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten.
Perilaku membersihkan rumah yang kurang pada keluarga binaan.
1.5.1.2 Keluarga Tn. Madi
a. Masalah non- medisLingkungan
a) Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinar mataharidesa Tanjung Pasir, Banten
b) Tidak tersedianya tempat sampah di dalam rumahc) Perilaku buang sampah yang burukd) Kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat.e) Perilaku menempatkan kandang hewan ternak yang dekat dengan rumah.f) Kurangnya ventilasi udara yang ada di rumah keluarga binaang) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan
Kehidupan sosial
Tingkat pendidikan dan sosiol ekonomi yang rendah.Perilaku kesehatan
Merokok di dalam rumah.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
31/90
30 | P a g e
Kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya mencuci tangan sebelummakan.
b. Masalah medisa) Penyakit diare dalam keluarga binaan.
b) Persalinan yang dibantu oleh dukun.Usulan Area Masalah
Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten.
Perilaku membersihkan rumah yang kurang pada keluarga binaan. Kurannya ventilasi dan jendela didalam rumah.
1.5.1.3 Kelurga Tn. Somad
a. Masalah Non MedisLingkungan
a) Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten .
b) Kurangnya pengetahuan akan pentingnya Ventilasi dan sirkulasi udaradirumah keluarga binaan.
c) Kurangnya kebersihan lingkungan rumah.d) Kurangnya sarana pembuangan sampah dan limbah pada rumah
keluarga binaan.
e) Tidak tersedianya tempat sampah dirumah.Perilaku kesehatan
a) merokok di dalam rumah, meskipun di dekat anggota keluarga lainnyayang tidak merokok sehingga menimbulkan polusi dan gangguan
kesehatan.
b) Kurangnya ketersediaan air bersih pada keluarga binaan.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
32/90
31 | P a g e
b. Masalah Medisa) Anggota keluarga sering menderita ISPA.
Usulan Area Masalah
Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten.
Kurangnya ventilasi dan jendela di rumah. Tingkat kejadian ISPA yang berulang pada anggota keluarga. Kebiasaan merokok yang dapat mengganggu kesehatan.
1.5.1.4Keluarga Tn. Nurdina. Masalah Non Medis
Lingkungan
a) Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten.
b) Lantai beralas tanah.c) Perilaku menggunakan kaca gelap dijendela rumah.d) Ventilasi rumah yang kurang.e) Tidak tersedianya tempat sampah dirumah.
Perilaku kesehatan
a) merokok di dalam rumah, meskipun di dekat anggota keluarga lainnyayang tidak merokok sehingga menimbulkan polusi dan gangguankesehatan.
b. Masalah Medisa) Penyakit ISPA pada keluarga binaan.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
33/90
32 | P a g e
Usulan Area Masalah
Kurangnya perilaku keluarga binaan terhadap pemanfaatan sinarmatahari desa Tanjung Pasir, Banten Perilaku menggunaka kaca gelap
dijendela rumah.
Pengetahuan tentang penyakit ISPA.
1.5.2 Alasan Pemilihan Area Masalah
Sebagai pendekatan awal untuk mengetahui area masalah yaitu dengan
menganalisis laporan tahunan Puskesmas mengenai data-data perilaku hidup bersih
dan sehat dan beberapa penyakit penting yang ada di wilayah Puskesmas Tegal
Angus didapatkan data :
1. Kepemilikan jamban
Berdasarkan data Puskesmas mengenai kepemilikan jamban
Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut Kecamatan danPuskesmas
Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640 Jumlah keluarga yang memiliki jamban : 99 Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat : 39
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012
2. Tempat Sampah
Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut Kecamatandan Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.421
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
34/90
33 | P a g e
Keluarga yang diperiksa : 640 Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah : 31 Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 7
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012
3. Air Bersih
Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurutKecamatan dan Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640
Jenis sarana air bersih:
Kemasan : 10 keluarga Ledeng : 36 keluarga SPT : 21 keluarga SGL : 82 keluarga Mata air : 2 keluarga PAH : 16 keluarga Lainnya : 17 keluarga
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Presentasi rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat menurut Kecamatandan Puskesmas
Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 1.260
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
35/90
34 | P a g e
Jumlah yang sesuai kriteria PHBS : 183
Sumber: Program Promosi Kesehatan Puskesmas Tegal Angus 2012
5. Rumah Sehat
Presentasi rumah sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas Jumlah keluarga : 12.421 Keluarga yang diperiksa : 640 Jumlah rumah yang sehat : 73
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan, P2PL Puskesmas Tegal Angus 2012
6. Indikator PHBS
Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatandisini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan
masih ada beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis
untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan
penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi inipun
dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASIEksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan.
3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulandimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan.
Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia
1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
36/90
35 | P a g e
KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari
Balita tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hariseperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak
bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit.
5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakaisabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang
menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan
setiap kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan,
seperti memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang
makanan maupun sebelum menyusui bayi.
6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyaifasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang
dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak
mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga
dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi
udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan JentikBerkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat
perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC,
vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yangdilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkankarena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang
bermanfaat bagi tubuh.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
37/90
36 | P a g e
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahragamaupun kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar
tetap sehat dan bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian,
dan lain-lainnya.
10.Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akandikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin,
tar, dan karbon monoksida (CO).
Kemudian informasi yang didapat dicocokan dengan survei ke keluarga binaan diDesa Tanjung Pasir. Setelah mengamati, mewawancarai, dan melakukan observasi
masing-masing keluarga binaan di Desa Tanjung Pasir terdapat berbagai area
permasalahan pada keluarga binaan tersebut, yaitu:
Tidak tersedianya tempat sampah di dalam rumah Perilaku buang sampah yang buruk Kurangnya pengetahuan tentang rumah sehat Perilaku menempatkan kandang hewan ternak yang dekat dengan rumah Tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah Merokok di dalam rumah Anggota keluarga sering menderita ISPA dan diare Ketidaksediaan air bersih Kurangnya ventilasi dan jendela di rumahDalam pengambilan sebuah masalah, kelompok kami menggunakan metode
Delphi. Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat
oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang
akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi
masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975 : 40-55).
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
38/90
37 | P a g e
Gambar 1.9 Teknik membuat keputusan Metode Delphi
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan tersebut, melalui proses
musyawarah antara kelompok kami dengan para tenaga kesehatan di PUSKESMAS
Tegal Angus kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan Perilaku
pencahayaan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah keluarga binaan RT/RW
01/03 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Pemilihan area masalah ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu:
a. Kurangnya perilaku terhadap penyakit yang ditimbul akibat pencahayaan sinarmatahari yang masuk ke dalam rumah
b. Kurangnya perilaku terhadap manfaat sinar matahari bagi kesehatan padakeluarga binaan
c. Kurangnnya perilaku membuka jendela setiap keluarga binaan terhadappentingnya pencahayaan sinar matahari yang masuk kedalam rumah
d. Kuranngya perilaku membuka gorden pada keluarga binaane.
Kurangnya perilaku dalam pembuatan rumah, standar dengan kriteria rumahsehat
Dengan adanya pembahasan permasalahan ini, diharapkan masyarakat dapat
merubah perilakunya untuk memanfaatkan pencahayaan sinar matahari yang masuk
ke dalam rumah, sehingga dapat mencegah terjadinya masalah-masalah kesehatan
seperti kelembapan rumah yang dapat memudahkan perkembangbiakan bakteri
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
39/90
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
40/90
39 | P a g e
BAB II
KEPUSTAKAAN
2.1 Teori Perilaku2.1.1Definisi Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai cakupan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak
luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons,
maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R atau Stimulus OrganismeRespon.
2.1.2 Jenis Perilaku
Ada beberapa jenis perilaku yang ditinjau dari sudut pandangan yang
berbeda, antara lain:
a) Perilaku tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup artinya perilaku itutidak dapat ditangkap melalui indera, melainkan harus menggunakan alat
pengukuran tertentu, seperti psikotes. Contohnya: berpikir; berfantasi,
kreatifitas, dll. Sedangkan perilaku terbuka yaitu perilaku yang bisa
langsung dapat diobservasi melalui alat indera manusia, seperti tertawa,
berjalan, berbaring, dan lain-lain.
b) Perilaku reflektif dan perilaku non reflektif. Perilaku reflektif merupakanperilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
41/90
40 | P a g e
mengenai organisme. Misal reaksi kedip mata bila kena sinar, menarik jari
bila kena panas, dan sebagainya. Perilaku reflektif ini terjadi dengan
sendirinya secara otomatis tanpa perintah atau kehendak orang yang
bersangkutan, sehingga di luar kendali manusia. Lain halnya dengan
perilaku non reflektif. Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat
kesadaran atau otak. Proses perilaku ini disebut proses psikologis.
c) Perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perilaku kognitif atau perilakuyang melibatkan proses pengenalan yang dilakukan oleh otak, yang
terarah kepada obyektif, faktual, dan logis, seperti berpikir dan mengingat.
Perilaku afektif adalah perilaku yang berkaitan dengan perasaan atau emosi
manusia yang biasanya bersifat subyektif. Perilaku motorik yaitu perilaku
yang melibatkan gerak fisik seperti memukul, menulis, lari, dan lain
sebagainya.
2.1.3 Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman,
serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok :
a) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance), adalah perilaku atauusaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak
sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
b)
Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atausering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan.
c) Perilaku kesehatan lingkungan
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
42/90
41 | P a g e
adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial budaya, dan sebagainya. (teori Lawrence Green)
2.1.4 Pembentukan Perilaku
Ada beberapa cara pembentukan perilaku, antara lain sebagai berikut.
a) Melalui conditioning atau pembiasaan, yaitu dengan cara membiasakan diriuntuk berperilaku seperti yang diharapkan, yang akhirnya terbentuklah
perilaku tersebut. Misalnya membuang sampah pada tempatnya, anak
dibiasakan bangun pagi, atau menggosok gigi sebelum tidur, mengucapkan
terima kasih bila diberi sesuatu oleh orang lain, membiasakan diri untuk
tidak terlambat datang ke sekolah, dan sebagainya. Cara ini didasarkan pada
teori behaviorism, terutama teori pembiasaan Pavlov, Thorndike, dan
Skinner.
b) Melalui pengertian (insight), yaitu memberikan dasar pemahaman atas alasantentang perilaku yang akan dibentuk, misalnya datang kuliah jangan
terlambat, karena hal tersebut dapat mengganggu teman-teman yang lain. Bila
naik sepeda motor pakai helm, karena helm tersebut untuk keamanan diri.
Salah seorang tokoh yang menganut teori ini adalah Kohler, yang juga
merupakan tokoh psikologi Gestalt. Dia menemukan dalam eksperimennya
bahwa dalam belajar yang penting adalah pengertian atau insight.
c) Melalui penggunaan model, yaitu pembentukan perilaku melaui model ataucontoh teladan.Orang mengatakan bahwa orang tua sebagai contoh anak-
anaknya, pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut
menunjukkan pembentukan perilaku dengan menggunakan model. Cara inidisarakan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau observational
learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (Teori Lawrence Green).
2.1.5 Pengukuran Perilaku
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam,
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
43/90
42 | P a g e
hari atau bulan yang lalu (recall).Pengukuran juga dapat dilakukan secara
tidak langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan
responden.
Pengukuran dan indikator perilaku kesehatan :
1) Health Knowledges: pengetahuan tentang cara-cara memelihara kesehatan.2) Health Attitude: pendapat atau penilaian terhadap hal-hal yang berkaitan
pemeliharaan kesehatan.
3) Health Practice: kegiatan atau aktivitas dlm rangka memeliharakesehatannya.
2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut L. Green dalam Notoatmodjo (2003 : 164) perilaku dipengaruhi 3
faktor yaitu faktor pendahulu, pemungkin dan penguat. Lebih jelasnya adalah
sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi (predisposing factors)Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
sosial ekonomi dan sebagainya.
b. Faktor pendukung (enabling factors)Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat seperti, puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta.Fasilitas
ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku
kesehatan.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
44/90
43 | P a g e
c. Faktor pendorong (reinforcing factors)Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
agama dan para petugas kesehatan.Termasuk juga disini undang-undang,
peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait
dengan kesehatan.Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan
hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja,
melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat,
tokoh agama dan para petugas terlebih lagi petugas kesehatan. Model ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas, sikap, dan
perilaku petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.
Menurut Teori Snehandu B.Kar
Mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku, yaitu :
1. Adanya niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek ataustimulus di luar dirinya.
2. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support).3. Terjangkaunya informasi (accessibility of information).
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
45/90
44 | P a g e
4. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan.5. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan (action situation).Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa
perilaku merupakan fungsi dari:
a) Niat sesorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatankesehatannya (behaviour intention).
b) Dukungan sosial dari masyrakat sekitarnya (social-support).c) Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accessebility of information).
d)
Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan ataukeputusan (personal autonomy).
e) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak(actionsituation).
Uraian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
B=f(BI, SS, AL, PA, AS)
Keterangan :
B=Behaviour
F= Fungsi
BI=Behaviour Intention
SS= Social Support
AI=Accessebility of Information
PA=Personal Autonomy
AS=Action Situation
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/http://kesmas-unsoed.blogspot.com/ -
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
46/90
45 | P a g e
Menurut Teori WHO (World Health Organization) (1986)
Tim kerja dari WHO mengenalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu
berperilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok.yaitu :
1. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu.2. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada
pengalaman orang lain.
3. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyakatau sedikitnya pengalaman seseorang.
4. Nilai (value).Pemikiran dan perasaan (thoughts and felling), yakni dalambentuk pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang
terhadap objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan).
1. Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh
pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh pengalaman, tangan atau
kakinya kena api. Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya setelah melihat
anak tetangganya kena penyakit polio sehingga cacat, karena anak tetangganya
tersebut belum pernah memperoleh imunisasi polio.
2. Kepercayaan
Kepercayaan sering di peroleh dari orang tua, kakek, atau nenek.Seseorang
menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu.Misalnya wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak
kesulitan waktu melahirkan.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
47/90
46 | P a g e
3. Sikap
Sikap mengambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap
membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap
positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan
yang nyata.Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yang telah disebutkan diatas.
Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu.Misalnya, seorang ibu yang anaknya sakit, segera ingin membewanya ke
puskesmas, tetapi pada saat itu tidak mempunyai uang sepeserpun sehingga ia
gagal membawa anaknya ke puskesmas.
Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepadapengalaman orang lain. Seorang ibu tidak mau membawa anaknya yang sakit
keras kerumah sakit, meskipun ia mempunyai sikap yang positif terhadap RS,
sebab ia teringat akan anak tetangganya yang meninggal setelah beberapa
hari di RS.
Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyakatau sedikitnya pengalaman seseorang. Seorang akseptor KB dengan alat
kontrasepsi IUD mengalami perdarahan. Meskipun sikapnya sudah positif
terhadap KB, tetapi ia kemudian tetap tidak mau ikut KB dengan alat
kontrasepsi apapun.
Nilai (value). Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilaiyang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat. Misalnya, gotong royong adalah suatu nilai yang selalu hidup
di masyarakat.
4. Orang penting sebagai referensi
Perilaku orang lebih-lebih prilaku anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh
orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya,
maka apa yang ia katakan atau perbuatan cenderung untuk dicontoh. Untuk anak-
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
48/90
47 | P a g e
anak sekolah misalnya, maka gurulah yang menjadi panutan perilaku mereka.
Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi
(reference group), antara lain guru, para ulama, kepala adapt (suku), kepala desa,
dan sebagainya.
Sumber-sumber daya (resource)Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan
sebagainya.Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau sekelompok
masyarakat.Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif
maupun negative.Misalnya pelayanan puskesmas, dapat berpengaruh positif
terhadap perilaku penggunaan puskesmas tetapi juga dapat berpengaruhsebaliknya.
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber didalamsuatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada
umumnya disebut kebudayaan.
Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari
kehidupan suatu masyarakat bersama.Kebudayaan selalu berubah, baik lambat
ataupun cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia.Kebudayaan atau pola hidup
masyarakatdi sini merupakan kombinasi dari semua yang telah disebutkan diatas.
Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan, dan
selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku ini.
Perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat disebabkan oleh sebab
atau latarbelakang yang berbeda-beda. Misalnya, alasan masyarakat tidak mau
berobat kepuskesmas.Mungkin karena tidak percaya terhadap puskesmas, mungkin
takut pada dokternya, mungkin tidak tahu fungsinya puskesmas, dan lain sebagainya.
Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut :
B = f (TF, PR, R, C)
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
49/90
48 | P a g e
Di mana :
B = behaviour
f = fungsi
TF = thoughts and feeling
PR =personal reference
R = resources
C = culture
2.2 Teori Pencahayaan
2.2.1 Definisi Pencahayaan
Cahaya sangat berpotensi besar dalam menyehatkan manusia.Contoh kegunaan
cahaya dari segi kesehatan fisik adalah cahaya matahari yang mampu membunuh
kuman penyakit, selain itu pada malam hari cahaya berguna sebagai penerang,
intensistas cahaya yang kurang dapat menyebabkan kecelakaan.
Gambar 2.1 Masuknya cahaya matahari ke dalam rumah
Cahaya juga berpengaruh pada kesehatan mental karena cahaya bukan hanya suatu
yang membantu kita untuk melihat tetapi juga sesuatu yang membantu kita
merasakan ruangan.Kualitas cahaya baik alami maupun buatan memiliki pengaruh
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
50/90
49 | P a g e
besar pada suasana dan perasaan.Cahaya dapat membuat kita bersemangat, depresi,
membangkitkan gairah, menyejukan, mengintimidasi, memperingati bahkan
membantu kita merasa aman dan terlindung.
Gambar 2.2 Cahaya dalam ruangan
Rumah yang dibangun harus dirancang agar cahaya masuk ke dalam rumah dalam
jumlah yang cukup.Artinya, cahaya yang masuk tidak kurang dan tidak lebih ke
dalam rumah. Jika ruangan dalam rumah kurang cahaya, maka udara dalam ruangan
akan menjadi media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit
bibit penyakit. Dengan cahaya yang lebih atau kurang tentunya juga akan
mengurangi kenyamanan.
2.2.2 Pembagian Pencahayaan
a. Pencahayaan alamiCahaya yang paling baik adalah sinar matahari pagi, khusus untuk daerah
tropis, cahaya tersebut bsa didapatkan pada pukul 7 hingga 10 pagi. Oleh
karena itu, manfaatkan waktu 3 jam tersebut untuk membiarkan cahaya
matahari masuk ke dalam rumah dengan cara membuka jendela/menyingkap
tirai.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
51/90
50 | P a g e
Pada pagi hari dan siang hari, usahakan tiap ruang dalam rumah tidak
memakai lampu, hal ini termasuk dalam penghematan biaya listrik untuk
mendukung kondisi tersebut, posisikanlah ruang yang membutuhkan sinar
matahari yang sesuai dengan arah datang matahari.
Sebagai contoh, kamar tidur sebaiknya diletakkan disebelah timur untuk
memberikan kesempatan masuk sinar ultraviolet yang ada pada matahari
pagi, sehingga mematikan kuman-kuman yang berada di tempat tidur.
Jendela dibuat dengan luas minimal dengan luas 15 20% dari luas
lantai.Posisi jendela berada di tengahtengah tinggi dinding dan tidak boleh
terhalang oleh bangunan.
Gambar 2.3 Letak rumah terhadap sinar matahari yang paling
menguntungkan bila memilih arah dari timur ke barat
b.
Pencahayaan buatanPada sore dan malam hari atau kondisi tertentu yang membutuhkan cahaya
seperti cuaca mendung yang menghalangi cahaya matahari yang masuk ke
dalam rumah, mengharuskan kita menggunakan pencahayaan buatan.
Untuk melakukan kegiatan yang tidak perlu konsentrasi seperti memasak dan
makan kita butuuh cahaya 300500 lux. Untuk membaca dan menulis butuh
500 700 lux, sedangkan untuk kegiatan yang perlu detail dalam melihat
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
52/90
51 | P a g e
butuh cahaya 1000lux atau lebih. Untuk itu jenis dan letak lampu di rumah
harus diperhatikan agar kita bisa tetap sehat dan hemat biaya.
Gambar 2.4 Cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar tidur
Terdapat tiga jenis lampu yang penggunaannya dapat memberi pengaruh yang
berbeda pada suasana ruang, kesehatan manusia, dan tentu saja biaya. Lamppu
lampu tersebut terbagi atas lampu incandescent,fluorescent,danhalogen
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
53/90
52 | P a g e
Gambar 2.5 Jenis lampu dan terang cahaya yang dihasilkan
Lampu incandescent, mudah dipasang, murah, dan menghasilkan cahaya dengan
efek hangat sehingga sangat cocok digunakan pada ruang yang membutuhkan
suasana tenang seperti ruang keluarga dan kamar tidur. Lampufluorescentmemiliki
terang cahaya yang mendekati terang matahari,, harga terjangkau dan awet. Lampi
ini biaasa digunakan sebagai lampu utama di tengah ruang.
Untuk ruang yang butuh suasana terang dan jelas seperti dapur dan ruang belajar,
dapat menggunakan lampu halogen karena memiliki tingkat terang mendekati
matahari, namun harganya relatif lebih mahal dari lampu incandescent.
2.2.3 Manfaat Sinar Matahari Bagi Kesehatan
1. Vitamin DSejumlah besar simpanan kolesterol Anda terdapat di bawah kulit. Pada waktu
sinar ultraviolet disaring di kulit, ia mengubah simpanan kolesterol ini menjadi
vitamin D. Menghadapkan sebagian dari tubuh ke sinar matahari selama 5 menit
memberikan 400 IU (international unit) vitamin D. Anda membutuhkan 400 IU
perhari menurut peraturan RDA (Recommended Dietary Allowances) di
Amerika
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
54/90
53 | P a g e
2. SerotoninSinar matahari mampu merangsang tubuh untuk memproduksi hormon serotonin
yakni hormon yang dikenal untuk meningkatkan rasa mood atau perasaan
bahagia. Semakin banyak hormon serotonin dihasilkan oleh tubuh, maka suasana
hati juga akan semakin baik.
3. Sinar Matahari Mengurangi Kolesterol DarahDengan mengubah kolesterol di bawah kulit menjadi vitamin D, tubuh Anda
akan memberikan peringatan kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk
keluar dari darah menuju ke kulit sehingga mengurangi kolesterol dalam darah.
4. Sinar Matahari Mengurangi Gula DarahCahaya matahari mampu berperan sebagai insulin yang memberikan kemudahan
penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh.Ini merangsang tubuh untuk
mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula yang tersimpan (glikogen) yang
tersimpan di hati dan otot, sehingga menurunkan gula darah.
5. Sinar Matahari Adalah Penawar Infeksi dan Pembunuh BakteriMatahari sanggup membunuh bakteri penyakit, virus dan jamur.Itu berguna
untuk perawatan tuberkulosis (TBC), erisipelas, keracunan darah, peritonitis,
pnemonia, mumps, asma saluran pernafasan.Bahkan beberapa dari virus
penyebab kanker dibinasakan oleh sinar ultraviolet.Infeksi jamur, termasuk
candida, bereaksi terhadap sinar matahari.Beberapa jenis bakteri di udara
dibinasakan dalam 10 menit oleh sinar ultraviolet.
Seorang ilmuwan menutup setengah dari piring batu yang dipenuhi dengan
bakterisetengah lainnya disinari matahari secara langsung.Bagian piring yang
tertutup tetap dipenuhi bakteri, tetapi tidak ada yang tumbuh di setengah piring
yang terbakar sinar matahari.Semua bakteri telah terbunuh. Jika Anda membuka
lebar tirai dan jendela rumah agar sinar matahari masuk ke ruangan, maka
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
55/90
54 | P a g e
setelah satu jangka waktu sinar matahari ini akan membunuh bakteri yang
berada di debu jendela dan lantai, sehingga membuat rumah Anda menjadi
tempat yang lebih sehat untuk didiami.
6. Sinar Matahari Meningkatkan Kebugaran dan Kualitas PernafasanSinar matahari bisa meningkatkan kapasitas darah untuk membawa oksigen dan
menyalurkannya ke jaringan-jaringan.Ini berarti banyak oksigen tersedia untuk
dibawa ke otot sewaktu Anda berolahraga. Faktor lain yang bisa membantu
meningkatkan volume nafas ialah bahwa glikogen bertambah di hati dan otot
setelah berjemur matahari.
7. Sinar Matahari Membantu Membentuk dan Memperbaiki TulangDengan bertambahnya tingkat vitamin D dalam tubuh Anda karena paparan
sinar matahari, kemampuan penyerapan kalsium akan meningkat. Ini menolong
pembentukan dan perbaikan tulang dan mencegah penyakit seperti rakitis dan
osteomalacia(pelembutan tulang tidak normal).
8. Sinar Matahari Meningkatkan Beberapa Jenis KekebalanSinar matahari menambah sel darah putih terutama limfosit, yang digunakan
untuk menyerang penyakit. Antibodi (gamma globulins) Anda akan bertambah.
Sepuluh menit di bawah sinar ultraviolet satu atau dua kali setiap minggu
mengurangi potensi terserang flu antara 30 sampai 40 persen.
2.3 Teori Ventilasi
2.3.1 Definisi Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara
kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis.Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
56/90
55 | P a g e
suatu ruangan tidak mempunyai system ventilasi yang baik dan over crowdedmaka
akan menimbulkankeadaan yang dapat merugikan kesehatan.
2.3.2 Fungsi Ventilasi
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain : Sebagai lubang masuk dan keluar
angin sekaligus sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak
tetap (sering berupa jendela atau pintu); Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar
(sinar matahari).
2.3.3 Syarat Ventilasi
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela sebagai
berikut :
1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luaslubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas
lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai danjarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
3. Udara yang masuk harud udara yang bersih, tidak dicemari oleh asappembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.
4. Aliran udara diusahakan cross ventilationdengan menempatkan lubang hawaberhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-
lain.
5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.Prinsip utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah atau di
tempat kerja, kemidian menggantikannya dengan udara bersih.Sistem ventilasi
menjadi fasilitas penting dalam upaya penyehatan udara pada suatu lingkungan kerja.
Menurut ILO (1991), ventilasi digunakan untuk memberikan kondisi dingin atau
http://toko-alkes.com/http://toko-alkes.com/ -
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
57/90
56 | P a g e
panas serta kelembaban di tempat Kerja. Fungsi lain adalah untuk mengurangi
konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat menyebabkan keracunan, kebakaran dan
peledakan.
2.3.4 Bentuk Ventilasi
Secara umum kita mengenal beberapa bentuk ventilasi :
a. Ventilasi alami (Natural Venti lation)
Merupakan suatu bentuk pertukaran udara secara alamiah tanpa bantuan alat-alatmekanik seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat dimungkinkan
membersihkan udara selama pada saat ventilasi terbuka terjadi pergantian
dengan udara yang segar dan bercampur dengan udara yang kotor yang ada
dalam ruangan.
Standar luas ventilasi alami (Sumamur, 1987) lebih dari 20 % luas lantai tempat
kerja. Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika digunakan dengan tujuan
untuk mengurangi emisi gas, debu dan vapours ditempat kerja. Hal ini
disebabkan tingkat kesulitan yang tinggi pada ventilasi alami terkait penentuan
parameter yang harus kita ketahui menyangkut kecepatan angin, tekanan angin
dari luar, arah angin, radiasi panas dan berapa besar pengaruh lubang-lubang
yang ada pada dinding dan atap.Ventilasi alami biasanya digunakan dengan
tujuan untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada tempat Kerja yang
tidak memiliki sumber bahaya yang tinggi.
b. Ventilasi Umum (General Venti lati on)General ventilation atau ventilasi umum biasanya digunakan pada tempat kerja
dengan emisi gas yang sedang dan derajat panas yang tidak begitu tinggi.Jenis
ventilasi ini biasanya dilengkapi dengan alat mekanik berupa kipas
penghisap.Sistem kerja yang dibangun udara luar tempat kerja di hisap dan di
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
58/90
57 | P a g e
hembuskan oleh kipas kedalam rungan bercampur dengan bahan pencemar
sehingga terjadi pengenceran.Kemudian udara kotor yang telah diencerkan
tersebut dihisap dan di buang keluar.
2.4 Kerangka Teori
Teori yang digunakan berdasarkan determinan perilaku, mengenai sikap dan gaya
hidup keluarga binaan. Terutama dalam hal perilaku pencahayaan sinar matahari
yang masuk kedalam rumah. Teori perilaku ini diambil berdasarkan teori dari
Snehedu Kar, perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan
fungsi dari:
a. Behaviour intentionNiat / motif berperilaku yang terwujud dalam keyakinan, sikap, dan
kehendak.
b. Social-supportDorongan dari orang tertentu dalam lingkungan sekitar.
c. Accessebility of informationAda atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan.
d. Personal autonomyOtonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau
keputusan.bentuk kemandirian pribadi. Dimana biasanya seseorang tidak
mempunyai hak yang bebas atas dirinya sendiri.
e. Action situationSituasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak., terwujuud
dalam bentuk sarana prasarana serta akses menjangkau pusat kesehatan.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
59/90
58 | P a g e
Bagan 2.1 Kerangka Teori (Snehendu Kar, 1980)
2.5 Kerangka Konsep
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep
yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga
binaan RT 03/RW 01 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kerangka konsep ini terdiri dari
variabel independen dari kerangka teori yang dihubungkan dengan area
permasalahan.
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
60/90
59 | P a g e
Bagan 2.2 Kerangka Konsep
Variabel independen Variabel dependen
2.6 Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati
atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.Definisi
operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau
pengamanan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan
instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2006). Adapun definisi operasional dalam
penelitian ini sebagai berikut:
KURANGNYA PERILAKU
KELUARGA BINAAN
TERHADAP
PEMANFAATAN SINAR
MATAHARI DESA
TANJUNG PASIR, BANTEN
SIKAP
LINGKUNGAN
KELUARGA
MASYARAKAT
SARANA
PENGETAHUAN
-
8/14/2019 Laporan Diagnosis Dan Intervensi Komunitas Dr Dini
top related