laporan akuntabilitas instansi pemerintah...
Post on 08-Jul-2019
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI PEMERINTAH
(LAKIP) TAHUN 2013
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PERKEBUNAN Jalan Surapati No. 67 (022) 2506156 - 2504422
Fax.(022) – 2509066 Website : www.disbun.jabarprov.go.id e-mail sekretariat_disbun@jabarprov.go.id Bandung – 40133
IKHTISAR EKSEKUTIF
Sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu
2008-2013, yaitu “Terwujudnya Masyarakat Jawa Barat Yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”, maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Visi yang dituangkan dalam Renstra Penyelarasan Tahun 2008 –
2013 yaitu “Terwujudnya Masyarakat Agribisnis Perkebunan Jawa Barat Yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”.
Dalam rangka pencapaian Visi Dinas Perkebunan tersebut, telah ditetapkan 3 (tiga) Misi dengan 7 (tujuh) tujuan, sebagai berikut: Misi I: Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan, dengan tujuan: 1. Meningkatkan Produksi dan Produktivitas Usaha Tani Perkebunan;
2. Meningkatkan Pengendalian Usaha Perkebunan dan Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan.
Misi II: Meningkatkan Mutu hasil, Nilai Tambah dan Pemasaran Produk Usaha Perkebunan, dengan tujuan: 3. Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Tani Perkebunan;
4. Meningkatkan Pangsa Pasar serta Berkembangnya Promosi Produk dan Investasi Bidang Perkebunan.
Misi III: Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan, dengan tujuan:
5. Meningkatkan Kemampuan, Produktivitas, Profesionalisme SDM Perkebunan yang meliputi SDM Perkebunan Rakyat, SDM Pelaku Usaha Agribisnis Perkebunan lainnya dan SDM Aparatur Perkebunan;
6. Meningkatkan Peran Kelembagaan, Pola Kemitraan dan Sumber Permodalan Pelaku Usaha Agribisnis Perkebunan;
7. Meningkatkan Tata Guna Lahan Perkebunan dan Berkembangnya Lahan Usaha Perkebunan.
Ke-tujuh tujuan misi tersebut, didalam Renstra Dinas Perkebunan Tahun
2008-2013 telah dijabarkan kedalam 11 (sebelas) sasaran dengan 17 (tujuh belas) indikator sasaran. Namun pada pada Tapkin 2012 hanya ditetapkan sebanyak 9
(sembilan) sasaran dengan 11 (sebelas) indikator sasaran kinerja. Perwujudan indikator sasaran kinerja tersebut dalam pelaksanaannya
difasilitasi melalui 2 (dua) sumber anggaran, terdiri dari dana APBD Provinsi sebesar Rp. 55.673.310.394,- yang dijabarkan kedalam 11 (sebelas) Program dengan 36 (tiga puluh enam) kegiatan, serta dari dana APBN (dekonsentrasi dan
tugas pembantuan) sebesar Rp. 17.695.295.000,-. yang dijabarkan kedalam 3 (tiga) Program dan 24 (dua puluh empat) kegiatan. Adapun realisasi untuk dana
APBD adalah sebesar Rp 50.272.494.377 atau sekitar 90,30% dan fisiknya sekitar 99,53%. sedangkan realisasi dana APBN adalah sebesar
16.566.940.900,- atau sekitar 93,62% dan fisiknya sekitar 100 %. Berdasarkan hasil analisis capaian kinerja, maka diperoleh nilai rata-rata
capaian Indikator Kinerja Tahun 2013 adalah sebesar 108,73%, serta capaian
Indikator Sasaran Stratejik sebesar 146,51%. atau secara kualitatif memiliki
klasifikasi predikat capaian kinerja “Sangat baik”.
Beberapa kontribusi positif terhadap pembangunan Jawa Barat tahun 2013
dari sub sektor perkebunan, antara lain dalam hal mendukung pertumbuhan ekonomi regional, peningkatan penghasilan masyarakat perkebunan, peningkatan
devisa negara, penyediaan bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja, pencegahan urbanisasi, serta berperan dalam melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Kendala dan permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan selama tahun 2013 umumnya bersifat teknis dan non teknis, antara
lain berupa: - Masih terbatasnya kebun sumber benih bina dan nonbina untuk para
pengembangan benih berkualitas bagi pelaku usaha perkebunan di Jawa
Barat. - Masih terbatasnya jumlah petugas fungsional Pengawas Benih Tanaman
masih, sehingga kinerja operasional pemeriksaan di lapangan menjadi tidak optimal.
- Terbatasnya sarana laboratorium pengujian mutu benih yang memadai serta kurangnya tenaga penguji laboratorium benih.
- Masih terdapatnya permasalahan manajamen pengelolaan kegiatan yang
kurang sesuai dengan SOP, sehingga upaya pencapaian target kinerja menjadi kuarang optimal.
- Belum mempunyai sistem informasi serangan OPT online dari Petugas Pengamat OPT yang ada di lapangan ke Instalasi Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat untuk percepatan penanggulangan serangan OPT apabila ada eksplosi.
- Adanya keterbatasan petugas pengamat OPT di lapangan, dimana hampir
seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat belum mempunyai tenaga pengamat OPT, sehingga upaya pengamatan OPT tidak mungkin dapat menjangkau
seluruh wilayah kabupaten Berbagai kendala/permasalahan tersebut solusinya terus diupayakan
melalui peningkatan koordinasi dan konsultasi antar unit kerja terkait, serta
peningkatan kualitas pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan ketersediaan dan sumber daya yang dimiliki.
Bandung, Januari 2014
KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,
H. ARIEF SANTOSA, SE., M.Sc.
Pembina Tingkat I NIP. 19580516 198603 1 003
i
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 ini
disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah berasal dari Formulir Pengukuran
Kinerja Kegiatan (PKK) dan Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dengan
indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra 2008-2013.
LAKIP ini pada hakekatnya merupakan dokumen pertanggungjawaban
kepala OPD kepada Gubernur Jawa Barat terkait dengan pelaksanaan tugas
pokok, fungsi dan kewenangan, berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah
disepakati bersama dalam dokumen TAPKIN (Penetapan Kinerja) Tahun 2013.
Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan pembangunan sub
sektor perkebunan Jawa Barat selama tahun 2013 dapat dilihat dari hasil
pengukuran kinerja dalam LAKIP ini.
Pembangunan Sub Sektor Perkebunan di Jawa Barat pada tahun 2013
diselenggarakan melalui 11 program dengan 36 kegiatan yang difasilitasi dana
APBD, serta 3 program dengan 24 kegiatan yang difasilitasi dana APBN. Adapun
dalam pelaksanaannya seluruh Program/Kegiatan tersebut masih terdapat
beberapa kendala yang menghambat pencapaian indikator kinerja secara optimal,
namun demikian upaya perbaikan kinerja terus dilakukan melalui berbagai
pendekatan koordinasi dan konsultasi.
Semoga dokumen ini menjadi acuan perbaikan dalam upaya pencapaian
target indikator kinerja secara optimal pada tahun mendatang.
Bandung, Januari 2014, KEPALA DINAS PERKEBUNAN
PROVINSI JAWA BARAT,
H. ARIEF SANTOSA, SE., M.Sc. Pembina Tingkat I
NIP. 19580516 198603 1 003
ii
DAFTAR ISI Hal
IKHTISAR EKSEKUTIF
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................... 1
1.2. Dasar Hukum ................................................................. 2
1.3. Tugas Pokok dan Fungsi ................................................. 7
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................... 9
2.1. Perencanaan ................................................................ 9
2.1.1. Rencana Stratejik Tahun 2008-2013 .................... 9
1. Visi, Misi dan Tujuan .................................... 10
2. Sasaran dan Indikator Sasaran ...................... 11
3. Kebijakan dan Program ................................ 12
2.1.2. Rencana Kinerja Tahun 2013 ............................... 23
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2013 ........................................ 25
2.3 Program/Kegiatan dan Anggaran ..................................... 28
2.3.1. Program/Kegiatan APBD ...................................... 28
2.3.2. Program/Kegiatan APBN ...................................... 31
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................... 35
3.1. Kerangka Pengukuran Kinerja .......................................... 35
3.2. Pagu dan Realisasi Program/Kegiatan APBD ..................... 36
3.3. Pagu dan Realisasi Program/Kegiatan APBN ..................... 40
3.4. Kinerja Sasaran Stratejik ................................................ 43
3.5. Evaluasi dan Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran
Stratejik .......................................................................
48
3.6. Informasi Pendukung Pencapaian Target Kinerja .............. 58
3.7. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2012 dan 2013 ........ 72
BAB IV PENUTUP ................................................................................. 74
4.1. Keberhasilan Capaian Kinerja Sasaran Stratejik ................. 74
4.2. Kendala/Hambatan Pencapaian Kinerja Sasaran Stratejik
dan Langkah Antisipatif ................................................
78
iii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 : Rencana Stratejik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2008-
2013 ...................................................................................
18
Tabel 2 : Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat Tahun 2013 ................................................................
23
Tabel 3 : Penetapan Kinerja Pembangunan Sub Sektor Perkebunan
Tahun 2013 .........................................................................
26
Tabel 4 : Pagu Program/Kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat TA. 2013 ..... 29
Tabel 5 : Pagu Program/Kegiatan APBN Sub Sektor Perkebunan Jawa
Barat TA. 2013 .....................................................................
33
Tabel 6 : Pagu dan Realisasi Program/Kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat
TA. 2013 .............................................................................
37
Tabel 7 : Pagu dan Realisasi Program/Kegiatan APBN Sub Sektor
Perkebunan Jawa Barat TA. 2013 ...........................................
41
Tabel 8 : Analisis Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Tahun 2013 ........... 43
Tabel 9 : Analisis Pencapaian Sasaran Stratejik Pembangunan Sub
Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 ........
45
Tabel 10 : Sebaran Luas Perkebunan Per Kab/Kota Se Jawa Barat Tahun
2012 ...................................................................................
60
Tabel 11
: Perkembangan Luas, Produksi dan Produktivitas Komoditas
Perkebunan Jawa Barat tahun 2007-2012 ...............................
62
Tabel 12
: Perkembangan Areal 10 Komoditas Unggulan Perkebunan dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 ...................................
63
Tabel 13 : Perkembangan Produksi dan Produktivitas 10 Komoditas
Unggulan Dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2013 ...........
64
Tabel 14 : Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2012 ...
67
Tabel 15
: Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar
Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012 ...
67
Tabel 16
: Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar dan
Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Sub Sektor Di Jawa Barat
Tahun 2008 – 2012 ..............................................................
68
Tabel 17 : Nilai Capaian Realisasi Anggaran Tahun 2012 dan 2013 ............ 72
Tabel 18 : Nilai Capaian Indikator dalam dokumen TAPKIN & RENSTRA .... 73
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Formulir Rencana Stratejik
Lampiran 2 : Formulir Rencana Kinerja Tahunan
Lampiran 3 : Formulir Penetapan Kinerja
Lampiran 4 : Formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) Tahun 2013
Lampiran 5 : Formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) Tahun 2008-
2013
Lampiran 6 : Pencapaian Indikator Kinerja Utama dan Target RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terselenggaranya good governance (kepemerintahan yang baik)
merupakan persyaratan bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik sebagaimana yang tertuang didalam
Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 adalah: profesionalitas,
akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektifitas,
supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Salah satu
upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan Akuntabilitas untuk menuju
“good governance” adalah menjalankan pengawasan, supervisi, monitoring dan
evaluasi yang efektif dan efisien terhadap pelaksanaan kebijakan program yang
telah ditetapkan, serta menyampaikan laporan tepat waktu dan akurat yang
disusun dengan mengikuti petunjuk yang berlaku sebagaimana yang tertuang
dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Surat Keputusan Kepala
Lembaga Administrasi Negara No. 239/IX/6/ 2/2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Berdasarkan Inpres tersebut setiap instansi pemerintah sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan negara diwajibkan untuk memberikan Laporan
sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
kewenangan pengelolaan sumberdaya. Dalam kaitannya dengan hal tersebut,
maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat ini merupakan salah satu dari wujud
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 2
akuntabilitas instansi pemerintah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
serta kewenangannya.
Agar suatu laporan pertanggungjawaban tersebut dapat diukur
kinerjanya (performance-nya) secara lebih objektif baik dari aspek keluaran,
hasil, manfaat maupun dampaknya, maka sejak awal pelaksanaan
program/kegiatan tersebut perlu ditetapkan suatu instrumen tolok ukurnya,
yakni dengan diterbitkannya dokumen Rencana Stratejik (Renstra), Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) serta Penetapan Kinerja (Tapkin), yang didalamnya
terdapat rincian indikator kinerja untuk diwujudkan selama tahun anggaran
berjalan.
Terkait dengan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Tahun 2013 ini, maka instrumen dokumen yang digunakan adalah:
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Tahun 2008-2013,
Renstra Dinas Perkebunan Tahun 2008-2013, Peraturan Gubernur No. 27
Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013, RKT Tahun 2013 serta TAPKIN Tahun 2013.
Pembangunan Sub Sektor Perkebunan di Jawa Barat pada tahun 2013
diselenggarakan melalui 11 (sebelas) program dengan 36 (tiga puluh enam)
kegiatan yang difasilitasi dana APBD, serta 3 (tiga) program dengan 24 (dua
puluh empat) kegiatan yang difasilitasi dana APBN.
LAKIP ini pada hakekatnya merupakan dokumen pertanggungjawaban
kepala OPD kepada Gubernur Jawa Barat dalam hal pelaksanaan tugas pokok,
fungsi dan kewenangan. Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan
program/kegiatan pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat selama
tahun 2013 dapat dilihat dari hasil pengukuran kinerja dalam LAKIP ini.
1.2. Dasar Hukum
Penyusunan LAKIP ini didasarkan pada beberapa ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 3
1. Undang-undang Nomor: 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Tahun 1999 No. 75, Tambahan Lembaran Negara No 3851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
6. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4614);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 4
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara,
Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4689);
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
13. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
14. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi;
15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
20/M.PAN/11/2008 tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama;
16. Peraturan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
18. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kriteria dan Ukuran Keberhasilan
Reformasi Birokrasi;
19. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
20. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
NomorKEP/135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 5
21. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 239/IX/6/ 2/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (lembaran
Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 47);
23. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah (Sisrenbangda) Provinsi Jawa Barat;
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2008 – 2013;
25. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tugas
Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 111 Seri D);
26. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Tugas
Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Dinas Di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat;
27. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah Provinsi Jawa Barat;
28. Peraturan Gubernur No. 27 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
29. Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 45 tahun 2001 tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Rincian Tugas Unit Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat;
30. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 900/Kep.1669-Keu/2012, Tanggal
26 Desember 2012 tentang Penunjukkan Pengelola Keuangan Daerah Pada
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2013.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 6
31. Surat Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah Tahun Anggaran 2013 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Nomor : 2.01.02. Tanggal, 26 Desember 2012.
32. Surat Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Pergeseran Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah Tahun Anggaran 2013 Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat Nomor : 2.01.02. Tanggal 27 Maret 2013.
33. Surat Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah Tahun Anggaran 2013 Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat Nomor : 2.01.02. Tanggal 18 Oktober 2013.
34. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Bun Tahun Anggaran
2013, Dana Dekonsentrasi No. DIPA-018.05.3.029101/2013 tanggal 5
Desember 2012.
35. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Bun Tahun Anggaran
2013, Dana Tugas Pembantuan No. DIPA-018.05.4.029101/2013, tanggal 5
Desember 2012.
36. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (07) Ditjen PPHP Tahun Anggaran
2013, Dana Dekonsentrasi No. DIPA-018.07.3.029025/2013 Tanggal 5
Desember 2012.
37. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (07) Ditjen PPHP Tahun Anggaran
2013, Dana Tugas Pembantuan No. DIPA-018.07.4.029025/2013 Tanggal 5
Desember 2012.
38. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (08) Ditjen PSP Tahun Anggaran
2013 Dana Dekonsentrasi No. DIPA-018.08.3.029026/2013 tanggal 5
Desember 2012.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 7
39. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (07) Ditjen PSP Tahun Anggaran
2013, Dana Tugas Pembantuan No. DIPA-018.08.4.029026/2013 tanggal 5
Desember 2012.
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun
2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat,
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok merumuskan
kebijakan operasional dibidang perkebunan yang merupakan sebagian
kewenangan desentralisasi Provinsi, serta kewenangan yang dilimpahkan
kepada Gubernur berdasarkan azas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009
tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan
urusan Pemerintahan Daerah bidang perkebunan, berdasarkan asas otonomi,
dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Menurut Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang
Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat, bahwa Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dalam
menyelenggarakan tugas pokoknya mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Merumuskan kebijakan operasional di bidang perkebunan;
2. Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang perkebunan;
3. Fasilitasi di bidang perkebunan;
4. Penyelenggaraan ketatausahaan.
Sedangkan dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Dinas
Perkebunan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan
perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 8
kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian
perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan.
2. Penyelenggaraan urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan,
pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan
pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha
perkebunan.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas perkebunan meliputi produksi
perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan,
pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran
dan usaha perkebunan.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 9
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan
Perencanaan Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-
tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan
pembangunan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial untuk jangka waktu tertentu.
Dalam mekanisme kepemerintahan, perencanaan pembangunan
tersebut dijalankan melalui suatu sistem perencanaan pembangunan yang
terkoordinasi dan terintegrasi, untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintah dan masyarakat.
Sistem perencanaan pembangunan itu sendiri dimaksudkan untuk
memberikan landasan hukum dalam menyusun, menetapkan, melaksanakan
perencanaan, dan mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan rencana
pembangunan Daerah yang berkelanjutan dan membentuk suatu siklus
perencanaan yang utuh.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada
hakekatnya terkait erat, dan merupakan bagian dari sistem perencanaan
pembangunan tersebut, dimana hasil dari evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) ini akan menjadi acuan bagi tahapan siklus
perencanaan selanjutnya. Oleh karena itu substansi dari LAKIP ini harus
memuat kajian terhadap dokumen perencanaan pembangunannya.
2.1.1 Rencana Stratejik Tahun 2008 – 2013
Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008-2013 telah dirumuskan pada pertengahan tahun 2009, yang
substansinya merupakan turunan dari Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 10
(RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008–2013. Renstra tersebut
selanjutnya mengalami penyesuaian substansi pada tahun 2011 terkait dengan
terbitnya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2008–2013.
Adapun ruang lingkup substansi pokok yang tertuang di dalam
dokumen Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Visi, Misi dan Tujuan
Sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam
RPJMD Tahun 2008-2013, yaitu “Terwujudnya Masyarakat Jawa Barat
Yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”, maka Dinas Perkebunan Provinsi
Jawa Barat telah menetapkan Visi yang dituangkan dalam Renstra Tahun 2008–
2013 yaitu “Terwujudnya Masyarakat Agribisnis Perkebunan Jawa
Barat Yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera”.
Dalam rangka pencapaian Visi Dinas Perkebunan tersebut, telah
ditetapkan 3 (tiga) Misi dengan 7 (tujuh) tujuan, sebagai berikut:
Misi I: Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha
Perkebunan, dengan tujuan:
1) Meningkatkan Produksi dan Produktivitas Usaha Tani Perkebunan;
2) Meningkatkan Pengendalian Usaha Perkebunan dan Penanganan
Gangguan Usaha Perkebunan.
Misi II: Meningkatkan Mutu hasil, Nilai Tambah dan Pemasaran
Produk Usaha Perkebunan, dengan tujuan:
1) Meningkatkan Mutu hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Tani
Perkebunan;
2) Meningkatkan Pangsa Pasar serta Berkembangnya Promosi Produk
dan Investasi Bidang Perkebunan.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 11
Misi III: Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan,
dengan tujuan:
1) Meningkatkan Kemampuan, Produktivitas, Profesionalisme SDM
Perkebunan, yang meliputi SDM Perkebunan Rakyat, SDM Pelaku
Usaha Agribisnis Perkebunan lainnya dan SDM Aparatur
Perkebunan;
2) Meningkatkan Peran Kelembagaan, Pola Kemitraan dan Sumber
Permodalan Pelaku Usaha Agribisnis Perkebunan;
3) Meningkatkan Tata Guna Lahan Perkebunan dan Berkembangnya
Lahan Usaha Perkebunan.
2. Sasaran dan Indikator Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan
dicapai secara nyata dalam jangka waktu tahunan, semesteran atau bulanan.
Sasaran berfokus pada tindakan dan alokasi sumberdaya dalam kegiatan
organisasi dan harus bersifat spesifik, dapat dinilai dan diukur, berorientasi
pada hasil dan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Dalam Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
telah ditetapkan sasaran:
1) Meningkatnya jumlah benih tanaman perkebunan yang dapat disediakan;
2) Meningkatnya pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan;
3) Meningkatnya pembinaan agribisnis dan produksi komoditi unggulan
perkebunan;
4) Meningkatnya penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan;
5) Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha perkebunan;
6) Penggunaan UPH sesuai standar teknis;
7) Meningkatnya fasilitasi pengolahan dan mutu hasil olahan tembakau;
8) Meningkatnya fasilitasi promosi, pemasaran dan kemitraan usaha produk
unggulan perkebunan;
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 12
9) Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku usaha
perkebunan;
10) Tercapainya peningkatan kelembagaan petani dan kemampuan pengelolaan
permodalan perkebunan;
11) Tertatanya lahan potensial untuk pengembangan komoditi perkebunan,
indikator kinerjanya adalah
Rincian pencapaian target tahunan dari indikator kinerja tersebut diatas dapat
dilihat pada tabel 1.
3. Kebijakan dan Program
Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-
pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang membuat kebijakan
tersebut. Kebijakan dijadikan sebagai pedoman, pegangan dan petunjuk bagi
setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintahan maupun masyarakat agar
terdapat kelancaran dan keterpaduan dalam upaya pencapaian Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran pembangunan.
Kebijakan Pembangunan sub sektor Perkebunan Jawa Barat
sebagaimana yang tercantum dalam Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Barat tahun 2008 – 2013, dalam rangka mewujudkan indikator kinerja, adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatkan penyebaran dan pemanfaatan teknologi agribisnis;
2) Meningkatkan pengembangan benih bersertifikat;
3) Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi unggulan;
4) Meningkatkan perlindungan tanaman dan usaha perkebunan;
5) Meningkatkan fasilitasi dan bimbingan terhadap pengendalian dan
gangguan usaha perkebunan;
6) Meningkatkan standar UPH perkebunan dan mutu produk;
7) Meningkatkan penyebaran dan pemanfaatan teknologi agribisnis;
8) Meningkatkan fasilitasi promosi produk perkebunan, pemasaran dan
kemitraan usaha;
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 13
9) Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan;
10) Meningkatkan jumlah kelompok tani/asosiasi petani perkebunan;
11) Memetakan lahan potensial melalui penataan lahan perkebunan.
Dari 11 (sebelas) kebijakan pembangunan perkebunan tersebut di atas,
selanjutnya dijabarkan kedalam Program/Kegiatan pembangunan perkebunan
tahun 2013, sebagaimana berikut:
1. Program yang difasilitasi dari APBD Provinsi, adalah:
a. Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan
Daerah
1) Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Perencanaan di Dinas
Perkebunan
b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya
Aparatur
c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor
8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
9) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP)
10) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 14
11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP)
12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur
14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan (BPTP)
16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai
Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP)
17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai
Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
18) Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas
Perkebunan
g. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
19) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan
h. Program Peningkatan Produksi Pertanian
20) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih
Tanaman Perkebunan
21) Kegiatan Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Tanaman
Perkebunan
22) Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan
23) Kegiatan Pengembangan, Pemasaran Perbenihan dan Pengelolaan
Kebun Dinas
24) Kegiatan Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan Penataan
Lahan Perkebunan
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 15
25) Peningkatan dan Pengendalian Bahan Baku Tembakau Kadar
Nikotin Rendah
26) Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tembakau
27) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tembakau
28) Standarisasi Kualitas Bahan Baku Tembakau
i. Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian
29) Kegiatan Pengembangan SDM dan Penguatan Kelembagaan
Petani Perkebunan
30) Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau
j. Progam Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak
dan Ikan
31) Kegiatan Pengembangan Sarana dan Teknologi PHT
k. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan , Perikanan dan Kehutanan
32) Kegiatan Pengembangan Usaha Perkebunan
33) Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi Produk
Perkebunan
34) Kegiatan Peningkatan Pasca Panen, Pemasaran dan
Pengembangan Usaha Teh Rakyat
35) Kegiatan Penanganan Usaha Perkebunan Pada Lahan Hak Guna
Usaha (HGU) di Jawa Barat
36) Penanganan Panen dan Pasca Panen Tembakau
2. Program yang difasilitasi dari APBN, adalah:
a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan
1) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar (TP)
2) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim (TP)
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 16
3) Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan (TP)
4) Kegiatan Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas
Perkebunan (TP) (TP)
5) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP)
6) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Ditjen Perkebunan (TP)
7) Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK)
8) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan (DK)
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor hasil Pertanian
9) Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian (TP)
10) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (TP)
11) Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian (DK)
12) Pengembangan Pemasaran Domestik (DK)
13) Pengembangan Penanganan Pasaca Panen
Pertanian/Pengembangan Usaha dan Investasi (DK)
14) Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian (DK)
c. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
15) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainya (TP)
16) Kegiatan Pembangunan Embung (TP)
17) Pengeiolaan Irigasi Partisifatif (PIP) (TP)
18) Dukungan Kelembagaan untuk TP (TP)
19) Kegiatan Pengembangan Sumber Air (TP)
20) Kegiatan Pra Sertifikasi Tanah (TP)
21) Pembinaan Administrasi Kegiatan di Provinsi (TP)
22) Kegiatan Pengelolaan Airi irigasi untuk Pertanian (DK)
23) Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK)
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 17
24) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian (DK)
Selengkapnya mengenai struktur Visi-Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator
Sasaran, Kebijakan serta Program yang tercantum dalam Rencana Stratejik
Dinas Perkebunan Tahun 2008-2013 dapat dilihat dalam tabel 1 di bawah ini:
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 18
Tabel 1: RENCANA STRATEJIK DINAS PERKEBUNAN JAWA BARAT
TAHUN 2008-2013 Instansi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Visi Tercapainya Masyarakat Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Mandiri Dinamis dan Sejahtera
Misi 1. Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan,
2. Meningkatkan Mutu hasil, Nilai Tambah dan Pemasaran Produk Usaha Perkebunan
3. Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Kondisi Awal
Target Jumlah 2008-2013
Program Anggaran
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Meningkatkan Produksi dan
Produktivitas Usaha Tani Perkebunan
1. Meningkatnya jumlah benih
tanaman perkebunan yang dapat disediakan
1 Jumlah penggunaan benih unggul tanaman
perkebunan (pohon/batang);
109.000 109.000 70.000 45.860 84.000 600.000 908.860 Progam Peningkatan
Produksi Pertanian Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
a. Aren b. Kemiri Sunan c. Kakao
d. Kopi e. Karet f. Kelapa g. Pala
h. Cengkeh
- - 35.000
60.000 5.000 9.000 -
-
- - 35.000
60.000 5.000 9.000 -
-
10.000 10.000 -
15.000 - 15.000
5.000
15.000
6.000 12.860 5.000
10.000 - - -
12.000
7.200 14.432 6.000
12.000 6.000 16.000 6.000
16.368
0 200.000 24.000
320.000 0 0
12.000
40.000
23.200 237.292 70.000
417.000 11.000 40.000 23.000
83.368
2. Meningkatnya
pengawasan dan pengujian benih tanaman
perkebunan
2 Jumlah benih bermutu
dan tersertifikasi (pohon)
37.000.000
37.000.000
-
35.000.000
35.000.000
30.000.000
137.000.000
Progam
Peningkatan Produksi Pertanian
3. Meningkatnya
pembinaan agribisnis dan produksi
3 Peningkatan Luas areal
(Ha) pembinaan dan pengembangan tanaman perkebunan melalui:
1.280
1.280
1.280
1.280
1.405
1.765
7.010
Progam
Peningkatan Produksi Pertanian
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 19
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Kondisi Awal
Target Jumlah
2008-2013 Program Anggaran
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
komoditi
unggulan perkebunan
Intensifikasi tanaman:
1. Kakao 2. Kelapa 3. Kopi 4. The
50 100 50 50
50 100 50 50
50 100 50 50
50 100 50 50
100 100 50 50
0 0
0 300
300 400 200 500
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan
Rehabilitasi tanaman:
1. Kakao 2. Kelapa
75 100
75 100
75 100
75 100
100 150
150 750
550
1.200.000
Diversifikasi tanaman: Jarak
50 50 50 50 - - 200
Perluasan/Peremajaan: 1. Kopi
2. Karet 3. Tebu 4. Kemiri Sunan
350
400 50
0
350
400 50
0
350
400 50
0
350
400 50
0
350
400 100
0
350
400 690 25
1.750
2.000 940
0
Demplot kebun bibit tebu
5
5
5
5
5
0
20
Pengawalan dalam rangka akselerasi
peningkatan produksi gula
150
150
210
-
-
-
360
Revitalisasi: 1. Karet 2. Kakao
- -
-
-
- -
- -
- -
- -
- -
Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu
Kakao Nasional Melalui: 1. Rehabilitasi 2. Intensifikasi 3. Peremajaan
4. Pengendalian OPT 5. Pemberdayaan Petani/Kel. Tani Perangkat Produksi
Tembakau (komoditi)
- -
- - -
1
- -
- - -
1
- -
- - -
1
- 600
250 - -
1
200 700
350 - -
1
0 0
0 - -
0
200 1.300
600 - -
4
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 20
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Kondisi Awal
Target Jumlah
2008-2013 Program Anggaran
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
4 Jumlah bintek dan
pembinaan budidaya (kali)
460
460
-
-
-
210
670
5 Pelayanan Pengawasan dan Pembinaan Usaha Agribisnis perkebunan di Kab/Kota
14
14
16
14
14
17
17
6 Pengembangan
Multiaktivitas Agribisnis Perkebunan (Lokasi)
15
15
-
-
-
-
15
4. Meningkatnya
penerapan teknologi proteksi tanaman
perkebunan
7 Jumlah lokasi
penanganan Serangan OPT (Kab/Kota)
15
15
15
7
7
15
49
Program
Pencegahan dan penanggulangan penyakit tanaman, ternak
dan ikan Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
8 Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (paket)
1
1
1
1
1
6
10
9 Jumlah Kelembagaan Perlindungan Tanaman (SL-PHT)
240
240
-
-
-
-
240
2. Meningkatkan Pengendalian
Usaha Perkebunan dan Penanganan
Gangguan Usaha Perkebunan
5. Menurunnya kerugian akibat
gangguan usaha perkebunan
10 Lokasi Pencegahan kerugian akibat
gangguan usaha perkebunan (kab/Kota)
18
18
18
20
20
3
20
Progam Peningkatan
Produksi Pertanian
3. Meningkatkan Mutu Hasil dan
Nilai Tambah Produk Usaha
6. Penggunaan UPH sesuai
Standar Teknis
11 Fasilitasi Penggunaan UPH perkebunan yang
memenuhi standar teknis (komoditi)
4
4
-
4
5
5
18
Pemasaran dan pengolahan hasil
pertanian, perkebunan,
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 21
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Kondisi Awal
Target Jumlah
2008-2013 Program Anggaran
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tani
Perkebunan
peternakan,
perikanan dan kehutanan Program
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing,
Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor hasil Pertanian
7. Meningkatnya
fasilitasi pengolahan dan mutu hasil
olahan tembakau
12 Pengolahan Tembakau
(komoditi)
1
1
1
1
1
0
4
Pemasaran dan
pengolahan hasil pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dan kehutanan
4. Meningkatkan Pangsa Pasar serta
Berkembangnya Promosi Produk dan
Investasi Bidang Perkebunan
8. Meningkatnya Fasilitasi promosi,
pemasaran dan kemitraan usaha produk
unggulan perkebunan
13 Jumlah promosi pengembangan, pemasaran dan pola
kemitraan (kali)
7
7
7
5
5
9
33
Pemasaran dan pengolahan hasil pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan Program Peningkatan
Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor hasil Pertanian
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 22
Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Kondisi Awal
Target Jumlah
2008-2013 Program Anggaran
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5. Meningkatnya
Kemampuan aktivitas, profesionalisme SDM
perkebunan yang meliputi SDM
perkebunan rakyat, SDM pelaku usaha agribisnis
perkebunan lainnya dan SDM Aparatur
Perkebunan
9. Peningkatan
kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku usaha
perkebunan
14 Jumlah SDM perkebunan
dan pelaku usaha perkebunan yang berkualitas (org)
1.475
1.475
1.475
460
1.000
560
4.970
Program
Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian
15 Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang
memahami rendemen tebu meningkat (org)
24
24
-
-
30
36
90
Program Pemberdayaan Sumber Daya
Pertanian
6. Meningkatkan
peran kelembagaan, pola kemitraan dan sumber
permodalan pelaku usaha agribisnis
perkebunan
10. Tercapainya
peningkatan kelembagaan petani dan kemampuan
pengelolaan permodalan perkebunan
16 Kelompok Tani/Asosiasi
petani perkebunan meningkat (lembaga)
14
14
14
14
14
14
70
Program
Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian
7. Meningkatkan
Tata Guna lahan perkebunan dan
berkembangnya lahan usaha perkebunan
11. Tertatanya
lahan potensial untuk pengembangan komoditi
perkebunan
17 Lahan potensial untuk
komoditi perkebunan (Kab/Kota)
7
7
18
-
-
5
18
Program
Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian Program
Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan
Sarana Pertanian
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 23
2.1.2. Rencana Kinerja Tahun 2013
Sesuai dengan prioritas pembangunan yang tercantum dalam RKPD Tahun
2013 serta fokus kebijakan pembangunan yang berkembang sesuai kondisi usulan
masyarakat, maka target capaian indikator kinerja yang tercantum dalam Renstra
Dinas Perkebunan Tahun 2008-2013 tidak semuanya diakomodir, sehingga target
capaian indikator kinerja untuk tahun 2013 direncanakan sebagai berikut:
Tabel 2 : Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 2 3
1. Meningkatnya jumlah benih tanaman perkebunan yang
dapat disediakan
1. Jumlah penggunaan benih unggul tanaman perkebunan
(Phn/Btg): a. Kakao b. Cengkeh
c. Kemiri Sunan d. Kopi Arabika
e. Pala f. Kayu Manis
600.000
24.000 40.000
200.000 320.000
12.000 4.000
2. Meningkatnya pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan
2. Jumlah benih bermutu dan tersertifikasi (pohon)
30.000.000
3. Meningkatnya pembinaan
agribisnis dan produksi komoditi unggulan perkebunan
3. Peningkatan Luas areal (ha)
pembinaan dan pengembangan tanaman perkebunan melalui: Intensifikasi tanaman :
a. Teh Rehabilitasi Tanaman a. Kelapa
Perluasan/Peremajaan : a. Tebu b. Kemiri Sunan
1.765
300
750
690 25
4. Jumlah Bimtek dan Pembinaan
budidaya (orang)
210
5. Pelayanan, pengawasan dan pembinaan usaha agribisnis perkebunan di kab/kota
17
4. Meningkatnya penerapan teknologi proteksi tanaman
perkebunan
6. Jumlah lokasi penanganan serangan OPT (kab/kota)
15
7. Jumlah teknologi terapan
perlindungan perkebunan (paket)
6
5. Menurunnya kerugian akibat
gangguan usaha perkebunan
8. Lokasi pencegahan kerugian
akibat Gangguan usaha perkebunan di Kab/Kota
3
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 24
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 2 3
6. Penggunaan UPH sesuai Standar Teknis
9. Fasilitasi Penggunaan UPH perkebunan yang memenuhi
standar teknis (komoditi)
5
7. Meningkatnya fasilitasi pengolahan dan mutu hasil olahan tembakau
10. Pengolahan Tembakau (komoditi)
1
8. Meningkatnya fasilitasi promosi, pemasaran dan
kemitraan usaha produk unggulan perkebunan
11. Jumlah promosi pengembangan, pemasaran dan
pola kemitraan (kali)
9
9. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan
dan pelaku usaha perkebunan
12. Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang
berkualitas (org)
1.906
10. Tercapainya peningkatan kelembagaan petani dan
kemampuan pengelolaan permodalan perkebunan
13. Kelompok Tani/Asosiasi petani perkebunan meningkat (lembaga)
10
11. Tertatanya lahan potensial untuk pengembangan
komoditi perkebunan
14. Lahan potensial untuk komoditi perkebunan (Kab/Kota)
5
Sesuai dengan sasaran renstra dan indikator yang telah dituangkan
dalam Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2013 dan
RKPD Jawa Barat tahun 2013, prioritas pembangunan perkebunan tahun 2013
meliputi 11 sasaran yang telah ditetapkan, yaitu :
1. Meningkatnya jumlah benih tanaman perkebunan yang dapat disediakan,
dengan indikator sasaran meliputi :
1) Jumlah pengunaan benih unggul tanaman perkebunan
2. Meningkatnya pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan,
dengan indikator sasaran meliputi :
2) Jumlah benih bermutu dan tersertifikasi
3. Meningkatnya pembinaan agribisnis dan produksi komoditi unggulan
perkebunan, dengan indikator sasaran meliputi :
3) Peningkatan luas areal (Ha) pembinaan dan pengembangan tanaman
perkebunan
4) Perangkat produksi tembakau
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 25
5) Pelayanan, pengawasan dan pembinaan usaha agribnisnis perkebunan di
kab/kota
4. Meningkatnya penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan, dengan
indikator sasaran
meliputi :
6) Jumlah lokasi penanganan Serangan OPT
7) JUmlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (paket)
5. Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha prkebunan, dengan indikator
sasaran meliputi :
8) Lokasi pencegahan kerugian akibat gangguan usaha perkebunan
6. Penggunaan UPH sesuai standar teknis, dengan indikator sasaran meliputi:
9) Fasilitasi Penggunaan UPH perkebunan yang memenuhi standar teknis
7. Menigkatnya fasilitasi pengolahan dan mutu hasil olahan tembakau, dengan
indikator sasaran meliputi :
10) Pengolahan Tembakau
8. Meningkatnya fasilitasi promosi, pemasaran dan kemitraan usaha produk
unggulan perkebunan, dengan indikator sasaran meliputi :
11) Jumlah promosi, pengembangan pemasaran dan pola kemitraan
9. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku usaha
perkebunan, dengan indikator sasaran meliputi :
12) Jumlah SDM perkebunan dan prelaku usaha perkebunan yang berkualitas
10. Tercapainya peningkatan kelembagaan petani dan kemampuan pengelolaan
permodalan perkebunan, dengan indikator sasaran meliputi :
13) Kelompok tani / Asosiasi petani perkebunan meningkat
11. Tertatanya Lahan potensial untuk pengembangan komoditi perkebunan
14) Lahan potensial untuk komoditi perkebunan (Kab/Kota)
2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2013
Dengan mempertimbangkan prioritas pembangunan dan ketersediaan
anggaran sub sektor perkebunan Jawa Barat yang bersumber dari APBD maupun
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 26
APBN TA. 2013, maka target capaian indikator kinerja yang tercantum dalam
Rencana Kinerja Tahun 2013 yang dapat diperjanjikan dalam penetapan kinerja
tahun 2013, adalah sebagai berikut:
Tabel 3: Penetapan Kinerja Pembangunan
Sub Sektor Perkebunan Tahun 2013
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/Kegiatan Anggaran (Rp)
1 2 3 4 5
1. Meningkatnya jumlah
benih tanaman perkebunan yang dapat disediakan
1. Jumlah penggunaan
benih unggul tanaman perkebunan (Phn/Btg): a. Kakao
b. Cengkeh c. Kemiri Sunan d. Kopi Arabika e. Pala
f. Kayu Manis
600.000
24.000
40.000 200.000 320.000 12.000
4.000
Program Peningkatan
Produksi Pertanian 1. Kegiatan
Pengembangan,
Pemasaran, Perbenihan dan Pengelolaan Kebun Dinas
1.439.304.500
2. Meningkatnya
pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan
2. Jumlah benih bermutu
dan tersertifikasi (pohon)
30.000.000
Program Peningkatan
Produksi Pertanian 1. Kegiatan Sertifikasi
dan Pengujian
Mutu Benih Tanaman Perkebunan
426.600.000
3. Meningkatnya pembinaan agribisnis
dan produksi komoditi unggulan perkebunan
3. Peningkatan Luas areal (ha) pembinaan
dan pengembangan tanaman perkebunan melalui:
a. Intensifikasi tanaman: 1) Teh
b. Rehabilitasi Tanaman 1) Kelapa
c. Perluasan/Peremajaan a. Tebu b. Kemiri Sunan
1.765
300
750
690 25
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Tanaman Perkebunan (APBN)
10.935.038.000
577.860.000
700.000.000
9.507.795.000
149.383.000
4. Jumlah petani peserta Bimtek pengelolaan
usaha tani kopi (orang)
210 Program Peningkatan Produksi Pertanian.
Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan.
159.906.000
5. Pelayanan,
pengawasan dan pembinaan usaha agribisnis perkebunan di kab/kota
17 Program Peningkatan
Produksi Pertanian. Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih
Tanaman Perkebunan Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman
Perkebunan.
247.100.000
430.130.000
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 27
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/Kegiatan Anggaran (Rp)
1 2 3 4 5
4. Meningkatnya penerapan teknologi
proteksi tanaman perkebunan
6. Jumlah lokasi penanganan serangan
OPT (kab/kota)
15 Program Pencegahan Penanggulangan
Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan Kegiatan Pengembangan
Sarana dan Teknologi PHT
275.335.400
7. Jumlah teknologi
terapan perlindungan perkebunan (paket)
6 393.305.600
5. Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha perkebunan
8. Lokasi pencegahan kerugian akibat Gangguan usaha
perkebunan di Kab/Kota
3
Program Peningkatan Produksi Pertanian Kegiatan Perlindungan
Perkebunan, Prasarana dan Penataan Lahan Perkebunan
647.321.000
6. Penggunaan UPH
sesuai Standar Teknis
9. Fasilitasi Penggunaan
UPH perkebunan yang memenuhi standar teknis (komoditi)
5 Program Pemasaran
dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan
dan Kehutanan. Kegiatan Peningkatan Pascapanen, Pemasaran dan
Pengembangan Usaha Teh Rakyat
352.355.000
7. Meningkatnya fasilitasi promosi, pemasaran dan kemitraan usaha
produk unggulan perkebunan
10. Jumlah promosi pengembangan, pemasaran dan pola
kemitraan (kali)
9 3.693.980.000
8. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku
usaha perkebunan
11. Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang
berkualitas (org)
1.906 Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih
Tanaman Perkebunan Kegiatan Sertifikasi dan Pengujian Mutu
Benih Tanaman Perkebunan Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman
Perkebunan. Kegiatan Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan
Penataan Lahan Perkebunan Kegiatan
Pengembangan SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani Perkebunan
Kegiatan Peningkatan Pascapanen, Pemasaran dan
Pengembangan Usaha Teh Rakyat Kegiatan Pegembangan mutu
dan Standarisasi Produk Perkebunan
339.690.000
118.590.000
1.204.194.000
192.489.500
1.084.847.000
582.375.000
79.767.500
9. Tercapainya peningkatan kelembagaan petani
dan kemampuan pengelolaan permodalan perkebunan
12. Kelompok Tani/Asosiasi petani perkebunan meningkat
(lembaga)
10 Program Pemberdayaan Sumber Daya
Pertanian Kegiatan Pengembangan SDM dan Penguatan
Kelembagaan Petani
198.784.000
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 28
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/Kegiatan Anggaran (Rp)
1 2 3 4 5
Perkebunan
10. Tertatanya lahan potensial untuk
pengembangan komoditi perkebunan
13. Lahan potensial untuk komoditi
perkebunan (Kab/Kota)
5 Program Peningkatan Produksi Pertanian
Kegiatan Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan Penataan Lahan
Perkebunan
266.095.500
2.3. Program/Kegiatan dan Anggaran
Perwujudan indikator sasaran kinerja tersebut dalam pelaksanaannya
difasilitasi melalui 2 (dua) sumber anggaran, terdiri dari dana APBD Provinsi
sebesar Rp. 39.186.142.335,- yang dijabarkan kedalam 11 (sebelas) Program
dengan 36 (tiga puluh enam) kegiatan, serta dari dana APBN (dekonsentrasi dan
tugas pembantuan) sebesar Rp. 17.695.295.000,- yang dijabarkan kedalam 3
(tiga) Program dan 24 (dua puluh empat) kegiatan.
2.3.1. Program/Kegiatan APBD
Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dilaksanakan oleh Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat, melalui dukungan dana APBD Tahun Anggaran
2013 adalah sebesar Rp. 55.193.310.279,- yaitu terdiri dari Anggaran Belanja
Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan) sebesar Rp. 16.107.142.335,- dan
Belanja Langsung sebesar Rp. 39.086.142.335,-. Sedangkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat diperoleh dari Retribusi
Penjualan Hasil Kebun Dinas, yaitu sebesar Rp.185.145.315.
Untuk penyelenggaraan belanja langsung Tahun Anggaran 2013
dilaksanakan melalui 11 Program dan 36 Kegiatan, dengan rincian sebagai berikut:
- Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, sebanyak 1 Kegiatan,
dengan total anggaran sebesar Rp. 685.750.000,-
- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, sebanyak 4 Kegiatan, dengan
total anggaran sebesar Rp. 2.688.137.000,-
- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, sebanyak 4 Kegiatan,
dengan total anggaran sebesar Rp. 2.199.370.000,-
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 29
- Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, sebanyak 4 Kegiatan,
dengan total anggaran sebesar Rp. 3.238.760.000,-
- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan, sebanyak 1 Kegiatan,
dengan total anggaran sebesar Rp. 100.000.000,-
- Program Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah, sebanyak
1 kegiatan, dengan total anggaran sebesar Rp. 240.000.000,-
- Program Peningkatan Produksi Pertanian, sebanyak 5 Kegiatan, dengan total
anggaran sebesar Rp. 8.520.075.000,-
- Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian, sebanyak 3 Kegiatan,
dengan total anggaran sebesar Rp. 2.405.750.000,-
- Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan
Ikan, sebanyak 1 Kegiatan, dengan total anggaran sebesar Rp.
1.152.521.000,-
- Program Pemasaran dan Pengolahan hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Perikanan dan Kehutanan, sebanyak 6 Kegiatan, dengan total anggaran
sebesar Rp. 5.250.471.835,-
Tabel 4. Pagu Program/Kegiatan
APBD Provinsi Jawa Barat TA. 2013
No Program/ Kegiatan Jml Anggaran (Rp)
BELANJA DAERAH 55.673.310.279
BELANJA TIDAK LANGSUNG 16,587,167,944
BELANJA LANGSUNG 39,086,142,335
1 Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan
Pembangunan Daerah
398,500,000
1. Kegiatan Fasilitasi dan Koordinasi Perencanaan di Dinas Perkebunan
398,500,000
2 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 771,550,000
2. Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur
771,550,000
3 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2,933,000,000
3. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran 1,597,300,000
4. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPTP
398,100,000
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 30
No Program/ Kegiatan Jml Anggaran (Rp)
5. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPBTP
628,400,000
6. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BP2MB
309,200,000
4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 7,518,403,000
7. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor 543,125,000
8. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BPTP
596,000,000
9. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana kantor UPTD BPBTP
595,178,000
10. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BP2MB
500,000,000
11. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
1,495,100,000
12. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana kantor UPTD
BPBTP
3,110,280,000
13. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BP2MB
724,720,000
5 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 3,481,300,000
14. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 1,138,100,000
15. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor BPTP 1,318,600,000
16. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor BPBTP 696,900,000
17. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor BP2MB 327,700,000
6 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
100,000,000
18. Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas
Perkebunan
100,000,000
7 Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah 295,150,000
19. Kegiatan pengembangan data dan informasi perkebunan 295,150,000 8 Program Peningkatan Produksi Pertanian 11,351,634,335
20. Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan
750,000,000
21. Kegiatan Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Tanaman
Perkebunan
800,000,000
22. Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan 1,989,581,250
23. Kegiatan Pengembangan, Pemasaran, Perbenihan dan Pengelolaan Kebun Dinas
3,831,995,600
24. Kegiatan Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan Penataan Lahan Perkebunan
1,406,882,485
25. Kegiatan Peningkatan dan Pengendalian Bahan Baku Tembakau Kadar Nikotin Rendah di Jawa Barat
1,000,000,000
26. Kegiatan Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Tembakau di
Jawa Barat
400,000,000
27. Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tembakau 600,000,00
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 31
No Program/ Kegiatan Jml Anggaran (Rp)
28. Kegiatan Standardisasi Kualitas Bahan Baku 573,175,000
9 Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian 2,926,990,000
29. Kegiatan Pengembangan SDM dan Penguatan Kelembagaan
Petani Perkebunan
1,998,815,000
30. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau 928,175,000
10 Program Pencegahan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan
750,000,000
31. Kegiatan Pengembangan Sarana dan Teknologi PHT 750,000,000
11 Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian,
Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan
8.559.615.000
32. Kegiatan pengembangan usaha perkebunan 400,000,000
33. Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi Produk Perkebunan
1,677,500,00
34. Kegiatan Peningkatan Pascapanen, Pemasaran dan Pengembangan Usaha Teh Rakyat
5,388,600,000
35. Kegiatan Penanganan Usaha Perkebunan pada lahan Hak
Guna Usaha (HGU) di Jawa Barat
500,000,000
36. Kegiatan Penanganan Panen dan Pascapanen Tembakau 593,515,000
2.3.2. Program/Kegiatan APBN
Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan cermin dari sistem
dan prosedur penugasan: (i) Pemerintah kepada daerah dan atau desa, (ii) dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta (iii) pemerintah
kabupaten/kota kepada desa, untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan
pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan.
Pada Tahun Anggaran 2013, dana APBN yang diterima Dinas Perkebunan
disalurkan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Satker 05), Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran hasil (Satker 07) dan Direktorat Jenderal Sarana
Prasarana (Satker 08).
1. Dana Tugas Pembantuan
Pada Tahun Anggaran 2013, alokasi Dana Tugas Pembantuan APBN yang
diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 12.988.282.000,-, terdiri dari:
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 32
a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-05:
Direktorat Jenderal Perkebunan), pagu sebesar Rp 9.163.282.000,-
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran
dan Ekspor hasil Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-07:
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran hasil), pagu sebesar Rp
3.015.000.000,-
c. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
(Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-08: Direktorat Jenderal Sarana
Prasarana), pagu sebesar Rp 810.000.000,-,
2. Dana Dekonsentrasi
Pada Tahun Anggaran 2013, alokasi Dana Dekonsentrasi APBN yang diterima
Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 4.707.013.000,-, terdiri dari:
a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-05:
Direktorat Jenderal Perkebunan), pagu sebesar Rp 3.295.663.000,-
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran
dan Ekspor Hasil Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-07:
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran hasil), pagu sebesar Rp
911.350.000,-, Realisasi sebesar Rp 861.410.000,- atau sekitar 94,52%
dengan sisa anggaran sebesar Rp 49.940.000,-
c. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
(Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-08: Direktorat Jenderal Sarana
Prasarana), pagu sebesar Rp 500.000.000,- Realisasi sebesar Rp
475.610.000,- atau sekitar 95,12 % dengan sisa anggaran sebesar Rp
24.390.000,-
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 33
Rekapitulasi Pelaksanaan dan Jumlah Anggaran APBN melalui Dana Tugas
Pembantuan (TP) dan Dana Dekonsentrasi (DK) sub sektor perkebunan Jawa
Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Pagu Program/Kegiatan APBN Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat TA. 2013
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah Anggaran
1 2
TOTAL APBN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT 17.695.295.000
I DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP)
12,988,282,000
A Satker Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (05) 9,163,282,000
1. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
9,163,282,000
1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar (TP)
1,065,420,000
2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim (TP)
2,295,895,000
3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan (TP)
1,226,183,000
4) Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan (TP)
1,279,939,000
5) Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP) 3,145,405,000
6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP)
150,440,000
B Satker Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (07) 3,015,000,000
2. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil
3,015,000,000
7) Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian (TP) 750,000,000
8) Pengembangan Pengolahan hasil Pertanian (TP) 2,265,000,000
C Satker Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (08) 810,000,000
3. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
810,000,000
9) Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya (TP) 164,520,000
10) Pembangunan Embung (TP) 180,000,000
11) Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) (TP) 120,000,000
12) Dukungan Kelembagaan Untuk PIP (TP) 40,000,000
13) Pengembangan Sumber Air (TP) 120,000,000
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 34
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah Anggaran
1 2
14) Pasca Sertifikasi Tanah (TP) 140,000,000
15) Pembinaan Adm. Kegiatan di Provinsi (TP) 45,480,000
II DANA DEKONSENTRASI 4,707,013,000
A Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (05) 3,295,663,000
1 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Perkebunan
3,295,663,000
16) Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK) 1,079,460,000
17) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan (DK)
2,216,203,000
B Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (07) Ditjen PPHP 911,350,000
2 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor hasil Pertanian
911,350,000
18) Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian (DK) 100,000,000
19) Pengembangan Pemasaran Domestik (DK) 188,300,000
20) Pengembangan Penanganan Pasca Panen Pertanian /
Pengembangan Usaha dan Investasi (DK)
346,500,000
21) Pengembangan Pengolahan hasil Pertanian (DK) 276,550,000
C Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (08) 500,000,000
3 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
500,000,000
22) Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian (DK) 60,900,000
23) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK) 60,900,000
24) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian (DK)
378,200,000
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 35
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan digunakan pengukuran kinerja
sebagaimana yang telah diatur dalam Keputusahan Kepala Administrasi Negara
No. 239/IX/6/8/2003, tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu
penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja
kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan
dampak,
3.1. Kerangka Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk
menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program,
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Stratejik Dinas
Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian
setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan
kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Rencana Stratejik tersebut.
Dalam kerangka pengukuran kinerja terdapat tahapan penetapan,
pengumpulan data kinerja, dan cara pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja sasaran, yaitu dengan
memanfaatkan data kinerja, baik berupa data internal (dari dalam instansi)
maupun data ekternal (dari luar instansi). Adapun rumus yang digunakan untuk
pengukuran kinerja ini adalah sebagai berikut:
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 36
Rumus 1:
Persentase Pencapaian Rencana = Realisasi
X 100 Rencana
Keterangan: Semakin tinggi realisasi menunjukan pencapaian kinerja yang
semakin baik.
Rumus 2:
Persentase Pencapaian Rencana
= Rencana – (Realisasi- Rencana)
X 100 Rencana
Keterangan: Semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendah
pencapaian kinerja.
Untuk memberikan makna terhadap nilai persentase pencapaian kinerja
tersebut, maka ditentukan melalui sebutan sebagai berikut :
1) Nilai diatas 100 dengan sebutan sangat baik (SB)
2) Nilai diatas 80 s/d 100 dengan sebutan baik (B)
3) Nilai diatas 55 s/d 80 dengan sebutan cukup (C)
4) Nilai dibawah 55 dengan sebutan kurang (K)
3.2. Pagu dan Realisasi Program/Kegiatan APBD
Dalam mewujudkan kegiatan/program pembangunan perkebunan pada
tahun 2013 Dinas Perkebunan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.
73.368.605.394 ,-, terdiri dari dana APBD sebesar Rp. 55.673.310.394,- dan
dana APBN sebesar Rp. 17.695.295.000,-. Realisasi keuangan sebesar Rp.
65.939.216.677,- (89.87%),
Dari dana APBD sebesar Rp. 55.673.310.394,- terserap sebesar Rp
50.272.494.377 (90.30%) dengan capaian fisiknya sebesar 99,53%. Adapun
dana APBN sebesar Rp. 17.695.295.000,-. terserap sebesar Rp.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 37
16.566.940.900,- (93,62%) dengan realisasi fisiknya sebesar 100%. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6. Pagu dan Realisasi Program/Kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat TA. 2013
No
Program/ Kegiatan
Jml Anggaran Rp
Realisasi Keuangan Realisasi
Fisik
Rp % %
BELANJA DAERAH 55.673.310.279 50.272.494.377 90,30 99,53
BELANJA TIDAK LANGSUNG 16,587,167,944 15,008,795,506 90,48 100,00
BELANJA LANGSUNG 39,086,142,335 35,263,698,871 90,22 99,05
1 Perencanaan Pengendalian
dan Pengawasan Pembangunan Daerah
398,500,000 385,856,000 96.83 100,00
1) Fasilitasi dan Koordinasi Perencanaan di Dinas
Perkebunan
398,500,000 385,856,000 96.83 100,00
2 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
771,550,000 693,347,000 89.86 99.18
2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas
Sumber Daya Aparatur
771,550,000 693,347,000 89.86 99.18
3 Pelayanan Administrasi Perkantoran
2,933,000,000 2,725,389,133 92,92 100,00
3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
1,597,300,000 1,451,519,072 90.87 100.00
4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
UPTD BPTP
398,100,000 384,471,964 96.58 100.00
5) Kegiatan Penyelenggaraan
Administrasi Perkantoran UPTD BPBTP
628,400,000 597,166,790 95.03 100.00
6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran
UPTD BP2MB
309,200,000 292,231,307 94.51 100.00
4 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
7,518,403,000 6,809,471,181 90,57 99,55
7) Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Kantor
543,125,000 534,270,850 98.37 100.00
8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD
BPTP
596,000,000 582,065,000 99.33 100.00
9) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana kantor UPTD BPBTP
595,178,000 570,419,586 95.84 100.00
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 38
No
Program/ Kegiatan
Jml Anggaran Rp
Realisasi Keuangan Realisasi Fisik
Rp % %
10) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BP2MB
500,000,000 479,501,900 95.90 100.00
11) Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan
1,495,100,000 1,354,054,600 92.80 100.00
12) Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana kantor UPTD BPBTP
3,110,280,000 2,594,853,000 83.43 96.87
13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BP2MB
724,720,000 694,306,245 95.80 100.00
5 Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Aparatur
3,481,300,000 3,343,045,113 96,03 100,00
14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
1,138,100,000 1,098,255,613 96.50 100.00
15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor BPTP
1,318,600,000 1,231,246,500 93.38 100.00
16) Kegiatan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Kantor BPBTP
696,900,000 689,038,000 98.87 100.00
17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor
BP2MB
327,700,000 324,505,000 99.03 100.00
6 Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
100,000,000 99,988,000 99.00 100.00
18) Kegiatan Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan
100,000,000 99,988,000 99.00 100.00
7 Program Pengembangan
Data/Informasi/Statistik Daerah
295,150,000 289,725,000 99.99 100.00
19) Kegiatan pengembangan
data dan informasi perkebunan
295,150,000 289,725,000 99.99 100.00
8 Peningkatan Produksi
Pertanian
11,351,634,335 10,636,830,860 93,70 99,07
20) Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan
750,000,000 738,661,740 98.16 100.00
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 39
No
Program/ Kegiatan
Jml Anggaran Rp
Realisasi Keuangan Realisasi Fisik
Rp % %
21) Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan
800,000,000 759,130,500 94.89 100.00
22) Peningkatan Produksi
Tanaman Perkebunan
1,989,581,250 1,957,971,670 98.41 100.00
23) Pengembangan, Pemasaran,
Perbenihan dan Pengelolaan Kebun Dinas
3,831,995,600 3,509,421,850 91.58 100.00
24) Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan Penataan
Lahan Perkebunan
1,406,882,485 1,346,915,900 95.74 100.00
25) Peningkatan dan Pengendalian Bahan Baku Tembakau Kadar Nikotin
Rendah di Jawa Barat
1,000,000,000 802,835,400 80,28 91.67
26) Sertifikasi dan Pengujian
Mutu Benih Tembakau di Jawa Barat
400,000,000 378,514,800 94.63 99.59
27) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tembakau
600,000,00 591,579,000 98.60 100.00
28) Standardisasi Kualitas Bahan
Baku
573,175,000 551,800,000 96.27 100.00
9 Pemberdayaan Sumber Daya
Pertanian
2,926,990,000 2,820,886,600 96,37 100,00
29) Pengembangan SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani Perkebunan
1,998,815,000 1,893,621,600 94.74 100.00
30) Penguatan Kelembagaan
Petani Tembakau
928,175,000 927,265,000 99.90 100.00
10 Pencegahan Penanggulangan
Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan
750,000,000 726,368,266 96.85 100.00
31) Pengembangan Sarana dan Teknologi PHT
750,000,000 726,368,266 96.85 100.00
11 Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan, Perikanan dan Kehutanan
8.559.615.000 6.732.791.718 78.66 91.09
32) Pengembangan usaha perkebunan
400,000,000 361,909,000 90.48 100.00
33) Pengembangan Mutu dan
Standardisasi Produk Perkebunan
1,677,500,00 994,424,400 59.28 95.17
34) Peningkatan Pascapanen, Pemasaran dan
Pengembangan Usaha Teh Rakyat
5,388,600,000 4,475,060,818 83.05 88.29
35) Penanganan Usaha Perkebunan pada lahan Hak
500,000,000 480,437,000 96.09 100.00
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 40
No
Program/ Kegiatan
Jml Anggaran Rp
Realisasi Keuangan Realisasi Fisik
Rp % %
Guna Usaha (HGU) di Jawa Barat
36) Penanganan Panen dan Pascapanen Tembakau
593,515,000 420,960,500 70.93 72.00
3.3. Pagu dan Realisasi Program/Kegiatan APBN
Pada Tahun Anggaran 2013, dana APBN yang diterima Dinas Perkebunan
disalurkan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Satker 05), Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran hasil (Satker 07) dan Direktorat Jenderal Sarana
Prasarana (Satker 08).
1. Dana Tugas Pembantuan
Pada Tahun Anggaran 2013, alokasi Dana Tugas Pembantuan APBN yang
diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 12.988.282.000,-, dengan
realisasi sebesar Rp 12.040.660.900,- atau sekitar 92,70 % dengan realisasi
fisik sebesar 100%, terdiri dari:
a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-05:
Direktorat Jenderal Perkebunan), pagu sebesar Rp 9.163.282.000,-
Realisasi sebesar Rp 8.531.034.700,- atau sekitar 93,10 % dengan
capaian fisik sebesar 100%.
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran
dan Ekspor hasil Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-07:
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran hasil), pagu sebesar Rp
3.015.000.000,-, Realisasi sebesar Rp 2.704.035.200,- atau sekitar
89,69% dengan capaian fisik sebesar 100 %.
c. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
(Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-08: Direktorat Jenderal Sarana
Prasarana), pagu sebesar Rp 810.000.000,-, Realisasi sebesar Rp
805.590.000,- atau sekitar 99,46% dengan capaian fisik sebesar 100%.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 41
2. Dana Dekonsentrasi
Pada Tahun Anggaran 2013, alokasi Dana Dekonsentrasi APBN yang diterima
Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp 4.707.013.000,-, dengan realisasi
sebesar Rp 4.526.280.000,- atau sekitar 96,16%, dengan realisasi fisik
sebesar 100%, terdiri dari:
a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-05:
Direktorat Jenderal Perkebunan), pagu sebesar Rp 3.295.663.000,-,
Realisasi sebesar Rp 3.216.510.000,- atau sekitar 97,60% dengan realisasi
fisik sebesar 100%.
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran
dan Ekspor Hasil Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-07:
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran hasil), pagu sebesar Rp
911.350.000,-, Realisasi sebesar Rp 834.160.000,- atau sekitar 91,53% %
dengan realisasi fisik sebesar 100%.
c. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
(Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-08: Direktorat Jenderal Sarana
Prasarana), pagu sebesar Rp 500.000.000,- Realisasi sebesar Rp
475.610.000,- atau sekitar 95,12 % % dengan realisasi fisik sebesar
100%.
Rekapitulasi Pelaksanaan dan Jumlah Anggaran APBN melalui Dana Tugas
Pembantuan (TP) dan Dana Dekonsentrasi (DK) sub sektor perkebunan Jawa
Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Pagu dan Realisasi Program/Kegiatan APBN
Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat TA. 2013
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah
Anggaran
Realisasi Keuangan Realisasi
Fisik (%) (Rp) (%)
1 2 3 4 5
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 42
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah
Anggaran
Realisasi Keuangan Realisasi Fisik (%) (Rp) (%)
1 2 3 4 5
TOTAL APBN 17.695.295.000 16.566.940.900 93,62 100,00
I DANA TUGAS PEMBANTUAN 12.988.282.000 12.040.660.900 92,70 100.00
A Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (05)
9.163.282.000 8.531.034.700
93,10 100.00
1
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan
9.163.282.000
8.531.034.700
93,10 100.00
1) Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar
1.065.420.000
985.053.300
92,46
100.00
2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim
2.295.895.000
2.268.452.650
98,80 100.00
3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan
1.226.183.000 1.158.258.850
94,46 100.00
4) Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas
Perkebunan
1.279.939.000
1.226.920.600
95,86 100.00
5) Dukungan Perlindungan
Perkebunan 3.145.405.000
2.742.334.500 87,19 100.00
6) Dukungan Manajemen dan
Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
150.440.000
150.015.800
99,72
100.00
B Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (07)
3.015.000.000 2.704.035.200 89,69 100.00
2 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri
Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil
3.015.000.000 2.704.035.200 89,69 100.00
7) Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian
750.000.000 734.819.000 97,98 100.00
8) Pengembangan Pengolahan hasil Pertanian
2.265.000.000 1.969.216.200 86,94 100.00
C Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (08) 810.000.000 805.590.000
99,46 100.00
3 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 810.000.000 805.590.000
99,46 100.00
9) Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya
164.520.000 162.940.000 99,04
100.00
10) Pembangunan Embung 180.000.000 180.000.000 100,00
100.00
11) Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP)
120.000.000 120.000.000 100,00
100.00
12) Dukungan Kelembagaan Untuk PIP
40.000.000 38.000.000 95,00
100.00
13) Pengembangan Sumber Air 120.000.000 120.000.000 100,00
100.00
14) Pasca Sertifikasi Tanah 140.000.000 140.000.000 100,00
100.00
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 43
PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah
Anggaran
Realisasi Keuangan Realisasi Fisik (%) (Rp) (%)
1 2 3 4 5
15) Pembinaan Adm. Kegiatan di
Provinsi
45.480.000 44.650.000 96.18
100.00
II DANA DEKONSENTRASI 4.707.013.000 4.526.280.000 96,16 100.00
A Dinas Perkebunan Prov. Jawa
Barat (05)
3.295.663.000 3.216.510.000 97,60 100.00
1 Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan
3.295.663.000 3.216.510.000
97,60 100.00
16) Dukungan Perlindungan Perkebunan
1.079.460.000 1.057.257.500 97.94 100.00
17) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
2.216.203.000 2.159.252.500 97.43 100.00
B Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (07) Ditjen PPHP
911.350.000 834.160.000 91,53 100.00
2 Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri
Hilir, Pemasaran dan Ekspor hasil Pertanian
911.350.000 834.160.000 91,53 100.00
18) Pengembangan Mutu dan Standarisasi Pertanian
100.000.000 77.250.000 77,25 100.00
19) Pengembangan Pemasaran Domestik
188.300.000 183.756.000 97,59 100.00
20) Pengembangan Penanganan Pasca Panen Pertanian /
Pengembangan Usaha dan Investasi
346.500.000 346.500.000 100,00 100.00
21) Pengembangan Pengolahan hasil Pertanian
276.550.000 226.654.000 81,96 100.00
C Dinas Perkebunan Prov. Jawa Barat (08)
500.000.000 475.610.000 95,12 100.00
3 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
500.000.000 475.610.000 95,12 100.00
22) Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
60.900.000 58.650.000 96,31 100.00
23) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian
60.900.000 58.800.000 96,55 100.00
24) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Prasarana dan Sarana Pertanian
378.200.000 358.160.000 94,70 100.00
3.4. Kinerja Sasaran Stratejik
Dengan mempertimbangkan tabel 3 tentang penetapan kinerja tahun
2013, maka capaian Indikator kinerja tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Analisis Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Tahun 2013
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 44
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Capaian Kinerja
(%)
Ket
1 2 3 4 5 6
1 Meningkatnya
jumlah benih tanaman perkebunan yang dapat
disediakan
1 Jumlah benih tanaman
perkebunan (pohon/Batang)
600.000 746.900 124
a. Kakao 24.000 15.500 65
b. Cengkeh 40.000 44.500 111
c. Kemiri Sunan 200.000 60.000 30 Kematian bibit akibat
kemarau
d. Kopi Arabika 320.000 617.500 193 ditambah target janji gub
e. Pala 12.000 4.500 38
f. Kayu Manis 4.000 4.900 123
2 Meningkatnya
pengawasan dan pengujian benih tanaman
perkebunan
2 Jumlah benih bermutu dan
disertifikasi (pohon)
30.000.000 62.316.268 208 Meningkatnya
kebutuhan pelayanan
3 Meningkatnya
pembinaan agribisnis komoditi unggulan
perkebunan
3 Peningkatan luas areal
(Ha) pembinaan dan pengembangan tanaman perkebunan melalui:
1.765 1.090 62
a. Intensifikasi tanaman: 300 300 100
1). Teh 300 300 100
b. Rehabilitasi Tanaman 750 750 100
1). Kelapa 750 750 100
c. Perluasan/Peremajaan :
715 40 6
1).Tebu 690 - - Gagal Lelang
2). Kemiri Sunan 25 40 160 Ditambah
target nasional
4 Jumlah petani peserta bintek pengelolaan usaha tani kopi
210 105 50
5 Pelayanan, pengawasan dan pembinaan usaha agribisnis perkebunan di
kab/kota
17 17 100
4 Meningkatnya penerapan teknologi proteksi
tanaman perkebunan
6. Jumlah lokasi penanganan serangan OPT
15 15 100
7. Jumlah penerapan teknologi perlindungan perkebunan (pkt)
6 6 100
5 Menurunnya kerugian akibat gangguan
usaha perkebunan
8. Lokasi pencegahan kerugian akibat gangguan usaha perkebunan
3 3 100
6 Penggunaan UPH sesuai standar teknis
9. Fasilitasi Penggunaan UPH Perkebunan Yg Memenuhi Standar Teknis
5 5 100
7 Meningkatnya fasilitasi
promosi, pemasaran dan kemitraan usaha produk
unggulan
10 Jumlah promosi dan pengembangan pemasaran
komoditi unggulan perkebunan
9 11 122
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 45
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Tahun 2013
Realisasi Tahun 2013
Capaian Kinerja
(%)
Ket
1 2 3 4 5 6
perkebunan
8 Tercapainya Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM perkebunan dan pelaku
usaha perkebunan
11 Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang
mendapat pelatihan agribisnis (org)
1.906 2.474 130 Ditambah target nasional
9 Tercapainya peningkatan kelembagaan petani dan
kemampuan pengelolaan permodalan
perkebunan
12 Lokasi pembinaan SDM dan kelembagaan usahatani perkebunan di (Kab/Kota)
10 10 100
10 Tertatanya
lahan potensial untuk pengembangan komoditi
perkebunan
13 Jumlah kab/kota potensial
untuk pengembangan komoditi perkebunan (kab/kota)
5 5 100
Rata Rata 108,73
Untuk pengukuran pencapaian sasaran stratejik pembangunan sub sektor
perkebunan provinsi Jawa Barat tahun 2008-2013 adalah sebagaimana yang
disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 9. Analisis Pencapaian Sasaran Stratejik Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013
No Sasaran Indikator Sasaran
Realisasi Realisasi
s/d Tahun 2013
Target RPJMD
% Capaian Kinerja Tahun
2013 terhadap RPJMD
sd Tahun 2012
Tahun 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Meningkatnya jumlah benih tanaman perkebunan yang dapat disediakan
1) Jumlah penggunaan benih unggul tanaman perkebunan (pohon/batang);
65.110
746.900
812.010
392.860
206,69
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 46
2 Meningkatnya pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan
2) Jumlah benih bermutu dan tersertifikasi (pohon)
188.085.398
62.316.268
250.401.666
140.000.000
178,86
3 Meningkatnya pembinaan agribisnis dan produksi komoditi unggulan perkebunan
3) Luas areal (Ha) pembinaan dan pengembangan tanaman perkebunan:
6.582
1.090
7.672
6.900
111,19
4) Jumlah bintek dan pembinaan budidaya
500
105
605
460
131,52
5) Pelayanan Pengawasan dan Pembinaan Usaha Agribisnis perkebunan di Kab/Kota
14
17
31
16
193,75
6) Pengembangan Multiaktivitas Agribisnis Perkebunan (Lokasi)
15
-
15
15
100,00
4 Meningkatnya penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan
7) Jumlah lokasi penanganan Serangan OPT (Kab/Kota)
17
15
32
22
145,45
8) Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (paket)
5
6
11
5
220,00
9) Jumlah Kelembagaan Perlindungan Tanaman (SL-PHT)
240
-
240
240
100,00
5 Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha perkebunan
10) Lokasi Pencegahan kerugian akibat gangguan usaha perkebunan (kab/Kota)
40
3
43
20
215,00
6 Penggunaan UPH sesuai Standar Teknis
11) Fasilitasi Penggunaan UPH perkebunan yang memenuhi standar teknis (komoditi)
13
5
18
18
100,00
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 47
7 Meningkatnya fasilitasi pengolahan dan mutu hasil olahan tembakau
12) Pengolahan Tembakau (komoditi)
4
1
5
5
100,00
8 Meningkatnya Fasilitasi promosi, pemasaran dan kemitraan usaha produk unggulan perkebunan
13) Jumlah promosi pengembangan, pemasaran dan pola kemitraan (kali)
28
11
39
29
134,48
9 Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan
14) Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang berkualitas (org)
4.160
2.474
6.634
4.970
133,48
15) Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang memahami rendemen tebu meningkat (org)
24
-
24
90
26,67
10 Tercapainya peningkatan kelembagaan petani dan kemampuan pengelolaan permodalan perkebunan
16) Kelompok Tani/Asosiasi petani perkebunan meningkat (lembaga)
71
10
81
70
115,71
11 Tertatanya lahan potensial untuk pengembangan komoditi perkebunan
17) Lahan potensial untuk komoditi perkebunan (Kab/Kota)
45
5
50
18
277,78
Rata-rata
146,51
Berdasarkan hasil analisis yang disajikan dalam Tabel 6 dan 7 tersebut
diatas, maka capaian indikator kinerja rata-rata tahun 2013 yang diperjanijkan
dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin) adalah sebesar 108,73 % dan
capaian indikator stratejik rata-rata yang tercantum dalam Rencana Stratejik
tahun 2008-2013 adalah sebesar 146,51 %.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 48
3.5. Evaluasi dan Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Stratejik
Berdasarkan hasil analisis Pengukuran Kinerja Tahun 2013 sebagaimana
tercantum dalam tabel 8 dan 9 tersebut diatas, maka evaluasinya diuraikan
sebagai berikut:
1) Pada sasaran strategis 1, yakni meningkatnya jumlah benih tanaman
perkebunan yang dapat disediakan, berdasarkan hasil analisis bahwa target
kinerja RPJMD 2008-2013 sebesar 392.360 pohon/batang telah tercapai
sebesar 812.010 pohon/batang atau sebesar 206,69 %. Artinya upaya
penyediaan benih tanaman perkebunan yang ditargetkan dalam Renstra dan
RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 sudah tercapai sepenuhnya bahkan
melampaui targetnya. Upaya pencaiapan target tersebut pada tahun 2013
didukung oleh Kegiatan Pengembangan, Pemasaran Perbenihan dan
Pengelolaan Kebun Dinas, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
3.831.995.600,- (terbilang: Tiga Milyar Delapan Ratus Tiga Puluh Satu Juta
Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima Ribu enam ratus rupiah), realisasi
anggaran sebesar Rp.3.509.421.850,- (terbilang: Tiga Milyar Lima Ratus
Sembilan Juta Empat Ratus Dua Puluh Satu Ribu Delapan Ratus Lima Puluh
Rupiah) atau sebesar 91,58 %, dan realisasi fisik sekitar 100%. Output dari
kegiatan ini adalah Benih Kakao 30.000 butir, benih cengkeh 50.000 butir,
kemiri sunan 300.000 butir, kopi arabika 650.000 butir, pala 15.000 butir, kayu
manis 5.000 butir, pemeliharaan 13 kebun dinas (222,78 Ha), kebun sumber
benih kakako 5 ha, 1 dokumen informasi inovasi teknologi perbenihan,
pemenuhan populasi kebun dinas sukajadi 2 ha, kakao 12,5 ha, kebun
sukahurip 3 ha, karet di kebun lengkong 10 ha. Outcome dari Kegiatan ini
adalah Tersedianya benih unggul tanaman perkebunan serta kebun sumber
benih tanaman perkebunan.
2) Pada sasaran strategis 2, yakni meningkatnya pengawasan dan pengujian benih
tanaman perkebunan, berdasarkan hasil analisis capaian kinerja bahwa target
RPJMD dan Renstra tahun 2008-2013 sebesar 140.000.000 benih tersertifikasi
telah tercapai sebesar 250.401.666 benih tersertifikasi. Artinya kinerja
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 49
pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan sudah mencapai target
secara optimal dan melampaui target. Upaya pencapaian target tersebut pada
tahun 2013 didukung oleh: (1) Kegiatan Pengawasan Mutu dan
Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 750.000.000,- (terbilang: Tujuh Ratus Lima Puluh Juta
Rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp. 738.661.740,- (terbilang: Tujuh Ratus
Tiga Puluh Delapan Juta Enam Ratus Enam Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Empat
Puluh Rupiah) atau 98,49 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari
kegiatan ini adalah laporan pelaksanaan pengawasan dan peredaran benih
tanaman perkebunan di 16 Kab/Kota Provinsi Jawa Barat dan lintas luar Provinsi
Jawa Barat. Outcome dari Kegiatan ini terkendalinya pengawasan peredaran
benih tanaman perkebunan yang tidak bermutu di Jawa Barat. (2) Kegiatan
Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 800.000.000,- (terbilang: Delapan Ratus Juta
Rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp. 755.630.500,- (terbilang: Tujuh Ratus
Lima Puluh Lima Juta Enam Ratus Tiga Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah) atau
94,45 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah
sertifikat benih tanaman perkebunan unggul bermutu dan bersertifikasi di Jawa
Barat sebanyak 31.158.134 batang/pohon. Outcome dari Kegiatan ini adalah
tersedianya benih unggul bersertifikat untuk meningkatkan penggunaan benih
unggul bermutu dan bersertifikat pada unit usaha perkebunan di Jawa Barat.
Serta (3) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tembakau,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000,- (terbilang: Empat Ratus
Juta Rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp. 378.514.800,- (terbilang: Tiga
Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta Lima Ratus Empat Belas Ribu Delapan Ratus
Rupiah) atau 94,63 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini
adalah tercapainya pelaksanaan sertifikasi dan pengawasan peredaran benih
pada pengguna benih tembakau di Jawa Barat sebanyak 526.000
batang/pohon. Outcome dari Kegiatan ini adalah terpenuhinya penggunaan
benih unggul dan bermutu serta bersertifikat di masyarakat.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 50
3) Pada sasaran strategis 3, yakni Meningkatnya pembinaan agribisnis komoditi
unggulan perkebunan, berdasarkan hasil analisis capaian kinerja bahwa target
kinerja RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 dari 4 indikator kinerja (Luas
areal (Ha) pembinaan dan pengembangan tanaman perkebunan, Jumlah bintek
dan pembinaan budidaya, Pelayanan pengawasan dan pembinaan usaha
agribisnis perkebunan di kab/kota, dan pengembangan multiaktivitas agribisnis
perkebunan) telah tercapai rata-rata sebesar 134,11 %. Artinya upaya
pencapaian sasaran strategis ini sudah melampaui target yang ditetapkan.
Adapun beberapa catatan untuk capaian kinerja pada tahun 2013 antara lain
pada kegiatan perluasan tebu tidak mencapai hasil sama sekali, dikarenakan
terjadi proses gagal lelang. Upaya pencapaian target kinerja ini didukung oleh
dana APBN Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Semusim (TP) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.2.295.895.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.
2.295.895.000,- (98,80%),-. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah: Operasional
Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Pembantu Lapang Petugas Tenaga
Kontrak Pendamping (PLP-TKP) 22 orang; Pemberdayaan pekebun dan
penguatan kelembagaan petani tebu melalui orientasi dan sosialisasi program,
Manajemen Pelatihan dan Pendampingan, Pelatihan Petani, Pelatihan Ketua dan
Pengurus Kelompok Tani; Pendampingan, Pengawalan dan pendampingan,
bantuan alat tebang dan muat tebu; penataan varietas di Sumedang,
Majalengka dan Subang; dan Sensus Data Base Tebu Sistem On Line, serta
pemberian penghargaan kepada petani/kelompok tani berprestasi. Serta
dukungan dana APBD Kegiatan Peningkatan Produksi Tanaman
Perkebunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.989.581.250,- (terbilang
: satu milyar sembilan ratus delapan puluh sembila juta lima ratus delapan
puluh satu ribu dua ratus lima puluh rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp.
1.957.971.670,- (terbilang : satu milyar sembilan ratus lima puluh tujuh juta
sembilan ratus tujuh satu ribu enam ratus tujuh puluh Rupiah) atau 98,41 %,
dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah sebagai berikut
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 51
: Temu Teknis dan Evaluasi Pengembangan Tanaman Perkebunan di Jawa
Barat (Tanaman Semusim dan Tahunan) di Tingkat Provinsi sebanyak 2 kali
dengan kabupaten/kota sebanyak 1510 petani perkebunan rakyat di 14
kabupaten mendapat bimbingan teknis budidaya tanaman perkebunan sesuai
standar teknis khususnya untuk komoditas Karet, Kopi, Kakao, Teh dan Tebu
dalam rangka meningkatkan produksi produktivitas usahataninya. Pertemuan
koordinasi dan monev dalam rangka pengawalan kegiatan Pengembangan Tebu
di Jawa Barat (di 6 Kabupaten). Kegiatan Adopsi Teknologi Pengembangan Kopi
Specialty ke Sulawesi Selatan. Pertemuan koordinasi TK Provinsi (1 kali)
Sebanyak 25 orang petani dan petugas Provinsi/ Kabupaten dan TK Kabupaten
(4 Wilayah) dalam rangka pembinaan, pengawalan, penyaluran, penggunaan
pupuk bersubsidi di tingkat petani perkebunan rakyat (di 17 kabupaten/kota).
Outcome dari Kegiatan ini adalah Terfasilitasinya upaya peningkatan wawasan
petani pekebun dalam meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman
perkebunan.
4) Pada sasaran strategis 4, yakni Meningkatnya penerapan teknologi proteksi
tanaman perkebunan, berdasarkan capaian kinerja rata-rata tahun 2013 bahwa
target kinerja RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 dari 3 indikator kinerja
telah tercapai sebesar 155,15%. Artinya upaya capaian kinerja sasaran
strategis ini sudah terlaksana secara optimal dan melampaui target. Upaya
pencapaian target tersebut pada tahun 2013 didukung dana APBD Kegiatan
Pengembangan Sarana dan Teknologi PHT, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 750.000.000,- (terbilang : tujuh ratus lima puluh juta rupiah)
realisasi anggaran sebesar Rp.726.368.266,- (terbilang : tujuh ratus dua puluh
enam juta tiga ratus enam puluh delapan ribu dua ratus enam puluh enam ribu
rupiah) atau 96,85 %, dan realisasi fisik 100%. Output dari kegiatan ini adalah
menurunnya tingkat serangan OPT (hama dan penyakit) tanaman perkebunan
sebesar 20 %, tersedianya paket teknologi tepat guna dalam rangka
mendukung agribisnis pada 10 komoditas perkebunan unggulan Jawa Barat,
terjadinya alih teknologi pengendalian OPT secara PHT kepada pelaku usaha
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 52
perkebunan (petani perkebunan rakyat) dan menekan resiko kerugian akibat
serangan OPT yang sekecil mungkin. Outcome dari Kegiatan ini adalah
meningkatnya pengetahuan pekebun dalam perlindungan tanaman dan
terselamatkannya produksi hasil perkebunan akibat serangan OPT di 15
kabupaten/kota di Jawa Barat.
5) Pada sasaran strategis 5, yakni Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha
perkebunan, berdasarkan capaian kinerja rata-rata tahun 2013 bahwa target
kinerja RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 yaitu sebesar 20 lokasi, telah
tercapai sebanyak 43 lokasi atau sebesar 215%. Artinya upaya capaian kinerja
sasaran strategis ini sudah terlaksana secara optimal dan melampaui target.
Upaya pencapaian target tersebutg didukung dengan dana APBD dari
Kegiatan Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan Penataan Lahan
Perkebunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.406.883.485,- (terbilang:
Satu Milyar Empat Ratus Enam Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu
Empat Ratus Delapan Puluh Lima Rupiah), realisasi anggaran sebesar
Rp.1.346.915.900,- (terbilang: Satu Milyar Tiga Ratus Empat Puluh Enam Juta
Sembilan Ratus Lima Belas Ribu Sembilan Ratus Rupiah) atau sekitar 95,74 %,
dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah 6 rumusan
hasil Pertemuan penanganan gangguan usaha perkebunan di Jawa Barat, 11
Ha demplot untuk penanganan GUP di Sukabumi, Cianjur dan Garut, 25 Ha
demplot DAS di 5 kab (Bogor, Subang, Indramayu, Majalengka, Purwakarta), 1
Dokumen Data Prasarana Perkebunan. Outcome dari Kegiatan ini adalah
tersedianya bahan kebijakan penanggulangan gangguan usaha perkebunan di
Jawa Barat.
6) Pada sasaran strategis 6, yakni Penggunaan UPH sesuai Standar Teknis,
berdasarkan analisis capaian kinerja tahun 2013 bahwa target kinerja RPJMD
dan Renstra Tahun 2008-2013 sebesar 18 UPH telah tercapai sebesar 18 UPH
juga atau sebesar 100%. Artinya bahwa upaya pencapaian sasaran strategis ini
sudah mencapai hasil sesuai target. Upaya pencapaian target ini didukung dana
APBD dari Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi Produk
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 53
Perkebunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.677.500.000,- (terbilang:
Satu miliyar enam ratus tujuh puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) realisasi
anggaran sebesar Rp. 833.075.000,- (terbilang : Delapan ratus tiga puluh tiga
juta tujuh puluh lima ribu rupiah) atau 49,66 %, dan realisasi fisik sekitar 72,72
%. Output dari kegiatan ini adalah diketahui mutu 2 produk perkebunan
(kakao dan kopi) ditingkat pelaku usaha terhadap persyaratan SNI, terlaksana
pelayanan informasi pasar (PIP) produk perkebunan di 7 (tujuh) kabupaten,
terbentuk 1 unit lembaga clearing house, terkembangkan sistem resi gudang
untuk 1 produk (kopi), terbina indikasi geografis 1 (satu) komoditi (kopi),
terlaksana serapan sistem jaminan mutu bagi 3 orang petugas dan 5 orang
pelaku usaha kopi. Outcome dari Kegiatan ini adalah meningkatnya mutu 2
produk perkebunan (kopi dan kakao) dan sekaligus menjadi produk eksport
unggulan. Terbitnya 3 (tiga) sertifikat Indikasi Geografis Kopi Arabika Java
Preanger (Bandung Highland, Cikurai Mountain, Parahiyangan Mountain),
termanfaatkan Clearing House dalam pelaksanaan ekspor kopi dan teh ke
Maroko. Juga dengan dukungan dana APBN Kegiatan Pengembangan
Pengolahan Hasil Pertanian (TP) dengan pagu anggaran sebesar Rp.
2.265.000.000,- dan realisasinya sebesar Rp. 1.969.216.200,- atau sekitar
86,94 % dengan realisasi fisiknya sebesar 100%. Output kegiatan ini adalah
terpasilitasi agroindustri perkebunan kelapa di 2 kabupaten (Tasikmalaya dan
Ciamis), terfasilitasi agroindustri perkebunan aren di 1 kabupaten (Sukabumi),
terfasilitasi agroindustri perkebunan atsiri dan rempah di 1 kabupaten (Garut),
terfasilitasi agroindustri perkebunan teh di 1 kabupaten (Sukabumi).
7) Pada sasaran strategis 7, yakni Meningkatnya fasilitasi pengolahan dan mutu
hasil olahan tembakau, berdasarkan analisis capaian kinerja rata-rata Tahun
2013 bahwa target kinerja RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 sebanyak 5
paket telah tercapai sebanyak 5 paket juga atau sebesar 100%. Artinya bahwa
sasaran kinerja tersebut telah tercapai sesuai targetnya. Upaya pencapaian
target kinerja ini pada tahun 2013 didukung oleh kegiatan Penanganan
Panen dan Pasca Panen Tembakau, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 54
593.515.000,- (terbilang: Lima ratus sembilan puluh tiga juta lima ratus lima
belas ribu rupiah) realisasi anggaran sebesar Rp. 420.960.500,- (terbilang:
Empat ratus dua puluh juta sembilan ratus enam puluh ribu lima ratus rupiah)
atau 70,93 %, dan realisasi fisik sekitar 72,00 %. Output dari kegiatan ini
adalah terlaksana pertemuan penerapan sistem jaminan mutu dalam
meningkatkan daya saing tembakau bagi 30 orang peserta, terlaksana kursus
singkat/pelatihan teknologi pengolahan produk tembakau untuk meningkatkan
mutu hasil bagi 30 orang peserta, meningkatnya pengetahuan 5 org petugas
provinsi, 11 orang petugas kabupaten dan 14 orang pelaku usaha tembakau
terhadap penerapan sistem jaminan mutu dan teknologi pengolahan produk
tembakau dalam meningkatkan daya saing. Outcome dari Kegiatan ini adalah
terfasilitasinya penangnan panen dan pasca panen tembakau.
8) Pada sasaran strategis 8, yakni Meningkatnya fasilitasi promosi, pemasaran
dan kemitraan usaha produk unggulan perkebunan, berdasarkan analisis
capaian kinerja rata-rata Tahun 2013 bahwa target kinerja RPJMD dan Renstra
Tahun 2008-2013 sebanyak 29 kali telah tercapai sebanyak 39 kali atau sebesar
134,48%. Artinya upaya pencapaian target kinerja sasaran strategis ini sudah
mencapai hasil optimal atau melampauai target. Upaya pencapaian target ini
pada tahun 2013 didukungan dana APBD melalui Kegiatan Peningkatan
Pasca Panen, Pemasaran dan Pengembangan Usaha Teh Rakyat,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.388.600.000,- (terbilang : Lima miliyar
tiga ratus delapan puluh delapan juta enam ratus ribu rupiah) realisasi
anggaran sebesar Rp. 4.419.431.801,- (terbilang : Empat miliyar empat ratus
sembilan belas juta empat ratus tiga puluh satu ribu delapan ratus satu rupiah)
atau 82,01 %, dan realisasi fisik sekitar 87,50 %. Output dari kegiatan ini
adalah terbentuknya manajemen estate 1 komoditi (teh); terwujudnya
perbaikan mutu pucuk di 11 kabupaten melalui pengelolaan panen dan serapan
ilmu pemasaran dan pengawasan mutu; berkembangnya sistem pemasaran 1
(satu) komoditi (teh) melalui pameran agrinex, Indonesia agribusines expo, hari
krida pertanian, hari pangan sedunia, festival teh, misi dagang ke Maroko,
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 55
Inggris, Jepang dan Korea; sebanyak 50 orang memahami pemasaran pola
hedging; sebanyak 80 orang memahami jaringan pemasaran teh hijau;
terinventarisir UPH di 12 kabupaten, satu dokumen naskah akademik rancang
bangun UPTD Pusat Pemasaran Produk Perkebunan. Outcome dari Kegiatan ini
adalah meningkatnya pengakuan terhadap mutu, daya saing dan akses pasar
1 (satu) produk perkebunan yaitu teh Jawa Barat menjadi produk eksport
unggulan Internasional.
9) Pada sasaran strategis 9, yakni Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
perkebunan dan pelaku usaha perkebunan, berdasarkan hasili analisis capaian
kinerja rata-rata Tahun 2013 dari target kinerja RPJMD dan Renstra Tahun
2008-2013 yaitu dari 2 target indikator kinerja (Jumlah SDM perkebunan dan
pelaku usaha perkebunan yang berkualitas (org), dan Jumlah SDM perkebunan
dan pelaku usaha perkebunan yang memahami rendemen tebu meningkat
(org)) baru tercapai sebesar 80,07%. Artinya upaya pencapaian target sasaran
strategis ini belum optimal. Hal tersebut dikarenakan bahwa indikator Jumlah
SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang memahami rendemen
tebu sangat kurang peminatnya sehingga tidak mencapai target yang
diharapkan. Pada Tahun 2013 upaya pencapaian target sasaran ini didukung
oleh dana APBD melalui Kegiatan Pengembangan SDM dan Penguatan
Kelembagaan Petani Perkebunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.998.815.000,- (terbilang : Satu Milyar Sembilan Ratus Sembilan Puluh
Delapan Juta Delapan Ratus Lima Belas Ribu Rupiah) realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.893.621.600,- (terbilang: Satu Milyar Delapan Ratus Sembilan
puluh Tiga Juta Enam Ratus Dua Puluh Satu Ribu Enam Ratus Rupiah) atau
94,74 %, dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah Data
kelompoktani perkebunan sebanyak 1 dokumen; Pertemuan Koordinasi asosiasi
petani perkebunan sebanyak 10 asosiasi; Bertambahnya SDM yang memiliki
wawasan dalam pengelolaan perkebunan sebanyak 45 orang; dalam integrasi
tanaman perkebunan sebanyak 40 ; dalam memahami agribisnis kopi/kakao
sebanyak 30 orang; Meningkatnya wawasan petani perkebunan dalam
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 56
memahami peran dan fungsinya dalam kelembagaan usahatani perkebunan
sebanyak 200 orang dalam memahami agribisnis karet sebanyak 30 orang
Outcome dari Kegiatan ini adalah Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan
petani perkebunan yang ditunjang oleh SDM yang professional sebanyak 345
Orang.
10) Pada sasaran strategis 10, yakni tercapainya peningkatan kelembagaan petani
dan kemampuan pengelolaan permodalan perkebunan, berdasarkan hasil
analisis capaian kinerja rata-rata tahun 2013 bahwa target sasaran RPJMD dan
Renstra Tahun 2013 sebesar 70 lembaga telah terbina sebanyak 81 lembaga
atau sekitar 115,71%. Artinya upaya pencapaian sasaran strategis ini sudah
mencapai hasil optimal dan melampauai target. Upaya pencapaian target
tersebut didukung oleh dana APBD melalui Kegiatan Penguatan
Kelembagaan Petani Tembakau dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
928.175.000,00, (terbilang : Sembilan Ratus Dua Puluh Delapan Juta Seratus
Tujuh Puluh Lima Ribu) realisasi anggaran sebesar Rp.927.265.000,00
(terbilang: Sembilan Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Enam Puluh Lima
Ribu Rupiah) atau 99,90 %. Realisasi Fisik 100 %. Output dari kegiatan ini
adalah terwujudnya koordinasi antar asosiasi petani tembakau se jawa barat (1
DPD dan 15 DPC); Tersusunnya program kerja APTI Tahun 2014 (1 dokumen);
Meningkatnya wawasan dan pengetahuan SDM petani tembakau dalam
memahami peran dan fungsinya dalam kelembagaan usaha tani tembakau
sebanyak 360 orang petani; serta Meningkatnya wawasan dan pengetahuan
para pengurus asosiasi dan para petugas pendamping dalam memahami
penguatan kelembagaan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi sebanyak 35
orang. Outcome dari kegiatan ini adalah Meningkatnya peran dan fungsi
kelembagaan petani tembakau yang ditunjang oleh SDM yang professional
sebanyak 370 orang.
11) Pada sasaran strategis 11, yakni tertatanya lahan potensial untuk
pengembangan komoditi perkebunan, berdasarkan hasil analisis capaian kinerja
tahun 2013 bahwa target kinerja RPJMD dan Renstra Tahun 2013 yaitu sebesar
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 57
18 lokasi, telah tercapai sebanyak 50 lokasi atau sebesar 277,78 %. Artinya
upaya pencapaian sasaran strategis ini sudah cukup optimal dan me;lampauai
target. Upaya pencapaian target tersebut pada tahun 2013 didukung oleh
Kegiatan Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan Penataan Lahan
Perkebunan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.406.883.485,- (terbilang:
Satu Milyar Empat Ratus Enam Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu
Empat Ratus Delapan Puluh Lima Rupiah), realisasi anggaran sebesar
Rp.1.346.915.900,- (terbilang: Satu Milyar Tiga Ratus Empat Puluh Enam Juta
Sembilan Ratus Lima Belas Ribu Sembilan Ratus Rupiah) atau sekitar 95,74 %,
dan realisasi fisik sekitar 100 %. Output dari kegiatan ini adalah 6 rumusan
hasil Pertemuan penanganan gangguan usaha perkebunan di Jawa Barat, 11
Ha demplot untuk penanganan GUP di Sukabumi, Cianjur dan Garut, 25 Ha
demplot DAS di 5 kab (Bogor, Subang, Indramayu, Majalengka, Purwakarta), 1
Dokumen Data Prasarana Perkebunan. Outcome dari Kegiatan ini adalah
tersedianya bahan kebijakan penanggulangan gangguan usaha perkebunan di
Jawa Barat.
Dalam upaya pencapaian target kinerja Tahun 2013 maupun target
kinerja sasaran stratejik RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013, terdapat
berbagai kendala dan permasalahan sebagai berikut:
a. Masih terbatasnya kebun sumber benih bina dan nonbina untuk para
pengembangan benih berkualitas bagi pelaku usaha perkebunan di Jawa
Barat. Alternatifnya adalah melakukan upaya peningkatan eksplorasi dan
pendukungan fasilitas dalam pembentukan kebun sumber, bekerjasama
dengan pihak swasta atau lembaga penelitian terkait.
b. Masih terbatasnya jumlah petugas fungsional Pengawas Benih Tanaman
masih, sehingga kinerja operasional pemeriksaan di lapangan menjadi tidak
optimal. Alternatif solusinya adalah melakukan bimtek khusus pengawas
benih, atau merekrut tenaga baru sesuai dengan kualifikasinya.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 58
c. Terbatasnya sarana laboratorium pengujian mutu benih yang memadai serta
kurangnya tenaga penguji laboratorium benih. Alternatif solusinya adalah
melakukan bimtek khusus petugas lab, atau merekrut tenaga baru sesuai
dengan kualifikasinya.
d. Masih terdapatnya permasalahan manajamen pengelolaan kegiatan yang
kurang sesuai dengan SOP, sehingga upaya pencapaian target kinerja
menjadi kuarang optimal. Alternatif solusinya adalah meningkatkan
pembinaan serta menerapkan SPI (Sistem Pengawasan Internal).
e. Belum mempunyai sistem informasi serangan OPT online dari Petugas
Pengamat OPT yang ada di lapangan ke Instalasi Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat untuk percepatan
penanggulangan serangan OPT apabila ada eksplosi. Alternatif solusinya
segera membangun sistem informasi tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
f. Adanya keterbatasan petugas pengamat OPT di lapangan, dimana hampir
seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat belum mempunyai tenaga pengamat
OPT, sehingga upaya pengamatan OPT tidak mungkin dapat menjangkau
seluruh wilayah kabupaten, Alternatif solusinya dapat memberdayakan Petani
Pemandu Lapangan yang telah dilatih Sekolah Lapang PHT (SL PHT) dan
atau merekrut tenaga pendamping baru untuk ditempatkan di
kecamatan/desa yang berpotensi perkebunan dan atau bekerjasama dengan
petugas pengamat hama OPD lain seperti Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
3.6. Informasi Pendukung Pencapaian Target Kinerja
1. Potensi Sumber Daya Perkebunan
Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah 3.710.061,32 hektar
dengan garis pantai sepanjang 755,829 km. Secara geografis terletak pada
posisi 5o50’ - 7o50’ Lintang Selatan dan 104o48’ - 108o48’ Bujur Timur,
dengan batas wilayah: sebelah Utara (Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta);
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 59
sebelah Timur (Provinsi Jawa Tengah); sebelah Selatan (Samudra
Indonesia); dan sebelah Barat (Provinsi Banten).
Kondisi topografi wilayah Provinsi Jawa Barat berupa pegunungan
curam (9,5%) dengan ketinggian lebih dari 1.500 m DPL terletak di bagian
Selatan; lereng perbukitan yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah
dengan ketinggian 100-1.500 m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%)
terletak di bagian Utara dengan ketinggian 0 – 100 m dpl.
Provinsi Jawa Barat beriklim tropis dengan curah hujan cenderung
merata sepanjang tahun, suhu rata-rata berkisar antara 17,4–30,7°C dan
kelembaban udara antara 73–84%.
Provinsi Jawa Barat memiliki lahan yang subur, yang berasal dari
endapan vulkanis serta banyaknya aliran sungai yang merata diberbagai
sudut wilayah, yang kesemuanya itu menyebabkan sebagian besar lahan di
wilayah Jawa Barat banyak digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian,
perikanan, perkebunan dan peternakan sepanjang tahun.
Penggunaan lahan diwilayah Provinsi Jawa Barat berupa lahan
sawah, Tegalan, Ladang, Hutan, Perkebunan, perkolam, pertambakan serta
kawasan permukiman/perkotaan. Dari Luas Provinsi Jawa Barat sebesar
3.710.061,32 Ha, terdapat Luas lahan Perkebunan (tahun 2012) sebesar
492.660 Ha (atau 13,28 % dari luas Jawa Barat). Areal perkebunan Jawa
Barat tersebar di 21 Kabupaten/Kota, yaitu di: Bogor, Sukabumi, Kota
Sukabumi, Cianjur, Subang, Bandung Barat, Bandung, Purwakarta, Garut,
Tasikmalaya, Kota Tasik, Ciamis, Kota Banjar, Sumedang, Majalengka,
Kuningan, Cirebon, Indramayu, Karawang, Bekasi dan Pangandaran. Setiap
wilayah tersebut memiliki keragaman luas dan jenis komoditas perkebunan,
yang disebabkan perbedaaan potensi wilayah dan budaya masyarakatnya di
setiap Kabupaten/Kota.
Berdasarkan jenis pengelolaannya, dari total luas perkebunan di
Jawa Barat seluas 492.660 Ha, terdiri dari Perkebunan Rakyat (PR) seluas
371.553 Ha (75,42%), Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas 54.472 Ha
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 60
(11,06%) terbagi menjadi 156 kebun, serta Perkebunan Besar Negara (PBN)
seluas 66.636 Ha (13,53%) terdiri dari 37 kebun PTPN VIII dan 2 kebun
PTRNI. Seluruh kawasan perkebunan tersebut melibatkan 1.472.674 KK
pelaku usaha perkebunan rakyat.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
3599/Kpts/PD.310/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 bahwa komoditi binaan
Direktorat Jenderal Perkebunan berjumlah 127 jenis tanaman perkebunan.
Adapun jenis komoditas yang dapat dikembangkan dan tumbuh dengan baik,
dan menjadi komoditas binaan Dinas Perkebunan Jawa Barat adalah
sebanyak 30 jenis, yaitu: Teh, Tebu, Cengkeh, Kelapa, Tembakau, Karet,
Kopi, Kakao, Akar wangi, Kemiri Sunan, Nilam, Lada, Panili, Aren, Kina,
Kemiri, Kapok, Pandan, Mendon, Jarak, Sereh wangi, Pala, Kayu Manis,
Kumis Kucing, Kenanga, Kelapa Hibrida, Jambu Mete, Guttapercha, Pinang
dan Kelapa Sawit.
Tabel: 10
Sebaran Luas Perkebunan Per Kab/Kota
Se Jawa Barat Tahun 2012
NO KAB/KOTA LUAS PERKEBUNAN (Ha) LUAS
TOTAL (Ha)
JUMLAH
KOMODITAS PR PBS PBN
1 Kab. Bandung 14.473 5.905 11.428 31.806 16
2 Kab. Bandung Barat 7.627 2.172 3.967 13.766 16
3 Kab. Bogor 14.396 3.690 4.976 23.062 16
4 Kab. Bekasi 3.071 0 0 3.071 6
5 Kab. Cianjur 36.486 9.775 4.413 50.675 19
6 Kab. Ciamis 81.708 752 2.546 85.006 19
7 Kab. Cirebon 11.976 0 0 11.976 7
8 Kab. Garut 30.272 7.603 6.999 44.874 23
9 Kab. Indramayu 8.251 0 4.021 12.272 7
10 Kab. Karawang 3.811 0 0 3.811 4
11 Kab. Kuningan 15.812 113 0 15.925 19
12 Kab. Majalengka 10.465 0 3.037 13.502 19
13 Kab. Purwakarta 9.588 2.432 1.985 14.006 14
14 Kab. Pangandaran 0 0 0 0 0
15 Kab. Subang 8.937 0 11.663 20.600 19
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 61
NO KAB/KOTA LUAS PERKEBUNAN (Ha) LUAS
TOTAL (Ha)
JUMLAH
KOMODITAS PR PBS PBN
16 Kab. Sukabumi 40.396 18.292 10.068 68.756 20
17 Kab. Sumedang 18.212 0 0 18.212 20
18 Kab. Tasikmalaya 50.695 3.739 1.532 55.966 20
19 Kota Banjar 3.389 0 0 3.389 12
20 Kota Bandung 0 0 0 0 0
21 Kota Bekasi 0 0 0 0 0
22 Kota Bogor 0 0 0 0 0
23 Kota Cimahi 0 0 0 0 0
24 Kota Cirebon 0 0 0 0 0
25 Kota Depok 0 0 0 0 0
26 Kota Sukabumi 40 0 0 0 2
27 Kota Tasikmalaya 1.947 0 0 1947 14
TOTAL 371.553 54.472 66.636 492.660 30
Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013
2. Perkembangan Pembangunan Perkebunan
Sektor perkebunan tidak dapat dipisahkan dari sejarah Indonesia
sejak masa kolonial sampai sekarang, karena sektor ini memiliki arti yang
sangat penting dan menentukan dalam pembentukan berbagai realitas
ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia termasuk di
Jawa Barat. Dalam konteks masa lalu banyak yang berpendapat bahwa
sejarah kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia merupakan sejarah
perkebunan itu sendiri.
Provinsi Jawa Barat yang dulu dikenal sebagai wilayah priangan,
dikenal sebagai wilayah subur yang cocok untuk pengembangan komoditas
perkebunan. Sehingga pada masa kolonial di wilayah priangan ini telah
banyak dikembangkan areal perkebunan yang bernilai ekonomis, seperti
perkebunan kopi, teh, kina, karet dan tebu. Demikian halnya dengan
pengembangan industri pengolahan dari beberapa komoditas tersebut juga
turut dikembangkan sejalan dengan peningkatan produksi dan permintaan
pasar yang terus meluas. Jaman terus berubah, kemajuan ilmu pengetahuan
terus berkembang, masyarakat priangan terus berinovasi untuk
mengembangkan berbagai komoditas perkebunan yang bernilai ekonomis
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 62
dan laku dipasaran. Sehingga usaha perkebunan aneka macam komoditas
terus berkembang di bumi parahiyangan hingga saat ini.
Sampai sejauh ini, pengembangan ke-30 komoditas perkebunan
binaan Jawa Barat ada yang masih dalam tahap perintisan (seperti: Kemiri
Sunan, Guttapercha, Jarak, Kapok, Pinang, Kumis Kucing, Kenanga), tahap
pengembangan skala kecil (seperti: Pala, Nilam, Akar Wangi, Kemiri, Pandan,
Mendong, Panili, Aren, Sereh Wangi, Panili, Lada, Kayu Manis), serta tahap
pengembangan industrialisasi (seperti: Teh, Kopi, Karet, Kakao, Tebu, Kelapa
Sawit, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Tembakau, Kina, Cengkeh).
Dalam proses pengembangan pembangunan perkebunan di Jawa
Barat hingga saat ini tentu saja masih menemui berbagai kendala, antara
lain: permasalahan degradasi lahan, alih fungsi lahan, alih komoditas ke non
perkebunan, stagnasi produksi dan produktivitas (karena permasalahan
teknik budidaya, penggunaan bibit unggul, sarana-prasarana pendukung,
perubahan cuaca serta gangguan usaha perkebunan baik gangguan OPT
maupun non OPT).
Tabel: 11 Perkembangan Luas, Produksi dan Produktivitas Komoditas
Perkebunan Jawa Barat tahun 2007-2012
NO KOMODITAS TAHUN 2007 TAHUN 2012
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Prositas (Ton/Ha)
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Prositas (Ton/Ha)
1 Akarwangi 2.063 62 0,030 2.330 75 0,032
2 Aren 13.611 6.373 0,779 14.477 11.319 1301
3 Cengkeh 32.319 5.023 0,155 32.778 6.435 0,337
4 Guttapercha 417 2 0,004 417 - -
5 Jambu Mete 295 49 0,348 240 57 0,438
6 Jarak 1.718 176 0,268 2.691 380 0,689
7 Kakao 13.670 2.738 0,345 10.610 2.596 0,481
8 Kapok 3.549 877 0,372 3.198 510 0,246
9 Karet 51.587 37.989 1.045 55.680 33.054 0,995
10 Kayu manis 147 47 0,546 131 62 0,650
11 Kelapa dalam 178.120 136.973 0,993 172.806 104.408 0,830
12 Kelapa hibrida 6.728 2.126 0,503 9.632 4.014 0,839
13 Kelapa sawit 11.272 70.618 13,999 12.482 160.451 15,334
14 Kemiri 1.178 282 0,587 1.824 290 0,518
15 Kemiri Sunan 0 0 0 995 0 0
16 Kenanga 143 29 0,847 122 31 0,612
17 Kina 4.138 784 0,237 1.166 793 1.116
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 63
NO KOMODITAS TAHUN 2007 TAHUN 2012
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Prositas (Ton/Ha)
Luas (Ha)
Produksi (Ton)
Prositas (Ton/Ha)
18 Kopi 24.958 7.264 0,627 30.620 15.567 0,839
19 Kumis kucing 253 821 3,283 310 77 0,249
20 Lada 2.760 642 0,371 2.546 979 0,657
21 Mendong 671 2.982 5,599 494 2.033 6,609
22 Nilam 2.245 851 0,443 1.431 241 0,187
23 Pala 6.541 580
0,282 5.208 837
0,355
24 Pandan 844 330 0,734 615 317 0,802
25 Panili 1.864 255 0,317 1.207 147 0,221
26 Pinang 626 235 0,471 713 242 0,559
27 Sereh wangi 1.035 482 0,472 1.102 3.368 3,453
28 T e h 101.075 109.957 1,328 94.850 109.313 1,469
29 Tebu 23.172 122.733 5,312 22.076 104.779 4,746
30 Tembakau 7.654 6.410 0,837 10.328 9.195 0,891
TOTAL 494.652 517.691 492.660 571.571
Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013
Dari 10 komoditas unggulan tanaman perkebunan Jawa Barat pada
Tahun 2013 mengalami kenaikan luas areal sebesar 1,58% yaitu dari
433.073 Ha pada Tahun 2012 menjadi 439.900 Ha. Adapun komoditas
unggulan yang mengalami kenaikan luas areal yaitu: Akarwangi, Cengkeh,
Karet, Kelapa Dalam, Kemiri Sunan, Kopi, Tebu, dan Tembakau, hal ini
menunjukkan bahwa animo petani untuk menanam ke-8 (delapan)
komoditas tersebut meningkat. Sedangkan beberapa komoditas yang
mengalami penurunan luas areal adalah kakao dan Teh. Rinciannya
mengenai perubahan luas areal komoditas unggulan tersebut adalah
sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 12 Perkembangan Areal 10 Komoditas Unggulan Perkebunan
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
NO KOMODITAS
LUAS (ha)
2012* 2013** Perkembangan
(%)
1 Akarwangi
2.330
2.378 2,06
2 Cengkeh
32.778
3.002 0,68
3 Kakao
10.610
10.548 -0,58
4 Karet 55.680 59.701 7,22
5 Kelapa Dalam 172.806 173.803 0,58
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 64
NO KOMODITAS
LUAS (ha)
2012* 2013** Perkembangan
(%)
6 Kemiri Sunan
995
1.115 12,06
7 Kopi
30.620
33.116 8,15
8 T e h
94.850
93.667 -1,25
9 Tebu
22.076
22.076 0,00
10 Tembakau
10.328
10.495 1,62
Sumber: Statistik Perkebunan Tahun 2012 dan Tahun 2013
Keterangan: *) angka tetap **) angka sementara
Untuk aspek perkembangan Produksi dan Produktivitas dari 10
Komoditas Unggulan Perkebunan Jawa Barat Tahun 2012 ke Tahun 2013,
adalah sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 13 Perkembangan Produksi dan Produktivitas 10 Komoditas
Unggulan Dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2013
NO KOMODITAS
Tahun 2012* Tahun 2013** Perkembangan
Produksi
(Ton)
Protas
(Kg/Ha)
Target Produksi
(Ton)
Target Protas
(Kg/Ha)
Realisasi Produksi
(Ton)
Protas
(Kg/Ha)
Produksi
(Ton)
Protas
(Kg/Ha)
1 Akarwangi
75
32
79
34
73
31
(2,67)
(4,07)
2 Cengkeh
6.435
337
6.757
354
4.796
306
(25,47)
(9,20)
3 Kakao
2.596
481
2.726
505
2.514
738
(3,16)
53,43
4 Karet
33.054
995
34.707
1.045
30.983
613
(6,27)
(38,39)
5 Kelapa Dalam 104.408
830 109.628
872
114.287
934
9,46
12,53
6 Kemiri Sunan
-
-
-
-
- -
-
-
7 Kopi
15.567
839
16.345
881
16.723
995
7,43
18,59
8 T e h 109.313
1.469 114.779
1.542
102.644
1.610
(6,10)
9,60
9 Tebu 104.779
4.746 110.018
4.983
104.779
4.746
-
-
10 Tembakau
9.195
891
9.655
936
9.902
895
7,69
0,45
1. Sumber : Statistik Perkebunan Tahun 2012 dan Tahun 2013
2. Keterangan : *) angka tetap **) Angka sementara
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 65
Adapun mengenai penjelasan perkembangan data yang disajikan
pada tabel tersebut di atas, adalah sebagai berikut:
Akarwangi
Komoditas Akarwangi pada tahun 2013 hanya mengalami kenaikan luas
areal sebesar 2,06 % dari tahun 2012, tetapi dari sisi produksi dan
produktivitas mengalami penurunan. Fokus pengembangan komoditas ini
selanjutnya perlu diarahkan pada upaya peningkatan nilai tambah di sub
sistem pengolahan dan pemasaran.
Cengkeh
Luas areal Cengkeh mengalami kenaikan sebesar 0,68% karena adanya
peremajaan dan intensifikasi tanaman cengkeh yang dipengaruhi
meningkatnya animo masyarakat pekebun untuk menanam cengkeh
yang didorong oleh perbaikan harga cengkeh di pasaran.
Kakao
Luas areal Kakao mengalami penurunan sebesar – 0,58%, demikian
halnya produksi kakao mengalami penurunan sebesar 3,16%.
Karet
Luas areal Karet mengalami peningkatan sebesar 7,22% dikarenakan
meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perluasan dan
peremajaan tanaman karet, yang dipengaruhi oleh membaiknya harga
produk karet dipasaran internasional.
Kelapa Dalam
Luas areal Kelapa mengalami kenaikan 0,58%, kemudian dari aspek
produksi mengalami peningkatan sebesar 9,46% sebagai akibat adanya
mutasi dari tanaman yang belum menghasilkan (TBM) ke tanaman
menghasilkan (TM).
Kemiri Sunan
Luas areal Kemiri sunan mengalami kenaikan sebesar 12,06% seiring
dengan adanya kegiatan pengembangan di beberapa kabupaten,
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 66
sedangkan produksinya belum ada karena tanaman ini masih kondisi
tanaman yang belum menghasilkan (TBM).
Kopi
Luas areal Kopi mengalami kenaikan sebesar 8,15% hal ini disebabkan
adanya alih komoditas, sedangkan produksinya mengalami kenaikan
sebesar 7,43% sejalan dengan membaiknya kondisi pasar untuk produk
kopi ini.
Teh
Luas areal mengalami penurunan sebesar -1,25% hal ini disebabkan
minat petani agak menurun akibat harga jual ditingkat petani tidak
banyak mengalami perubahan yang cukup berarti berarti disamping
adanya penebangan TT/TR di PBS/PTPN, demikian pula untuk produksi
mengalami penurunan sebesar -6,10% , hal ini disebabkan tanaman teh
rakyat sudah berumur tua/rusak, sehingga mempengaruhi nilai produksi
secara total.
Tebu
Luas areal Tebu tidak mengalami perubahan luas sama sekali.
Tembakau
Luas areal Tembakau mengalami kenaikan sebesar 1,62% hal ini
disebabkan bahwa tanaman tembakau masih diminati para pekebun,
meskipun adanya kendala sosial tentang pemahaman tembakau di
masyarakat. Dari aspek produksi terdapat kenaikan sebesar 7,69%.
Pelaksanaan pembangunan di bidang perkebunan di Jawa Barat
pada Tahun 2013 telah menunjukan kontribusi yang cukup baik dalam hal
pertumbuhan ekonomi regional, sumber penghasilan masyarakat
perkebunan, penghasil devisa negara, penyedia bahan baku industri,
penyerapan tenaga kerja, serta melestarikan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Dalam perekonomian di Jawa Barat, Sub sektor perkebunan
mempunyai peranan cukup besar baik secara langsung maupun tidak
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 67
langsung, Secara langsung sub sektor perkebunan memiliki peranan dalam
meningkatkan indeks pembangunan manusia, yaitu dalam aspek daya beli
masyarakat. Perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat
pada sektor perkebunan dan Nilai Tukar Petani (NTP) pada sub sektor
Perkebunan Tahun 2009 sd 2012, adalah sebagaimana ditunjukan pada
tabel-tabel berikut ini:
Tabel 14 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2012
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5)
PERTANIAN 85,149,263 97,194,393 103,131,444 109,094,870
a. Tanaman Bahan Makanan
60,571,646 71,150,089 75,707,280
79,604,929
b. Tanaman Perkebunan
4,338,444 5,725,375 6,127,547 6,393,011
c. Peternakan 11,902,686 11,985,226 12,130,634 13,073,930
d. Kehutanan 798,531 921,610 944,341 979,709
e. Perikanan 6,934,102 7,412,093 8,221,642 9,043,291
Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2013
Tabel 15 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar
Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 – 2012
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5)
PERTANIAN 41,722,076 42,137,486 42,101,054 41,801,727
a. Tanaman Bahan
Makanan
31,607,820 31,947,247 31,764,028 31,175,920
b. Tanaman Perkebunan
2,258,606 2,163,253 2,255,301 2,360,133
c. Peternakan 5,457,797 5,555,841 5,532,920 5,607,607
d. Kehutanan 359,747 377,535 364,606 360,231
e. Perikanan 2,038,104 2,093,610 2,184,199 2,297,836
Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2013
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 68
Tabel 16
Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Sub Sektor Di Jawa Barat
Tahun 2008 – 2012
No
Tahun/ Kelompok
Sub Sektor
Ta
na
ma
n
Pa
ng
an
Ta
na
ma
n
Ho
rtik
ult
ura
Ta
na
ma
n
Pe
rke
bu
na
n
Ra
kya
t
Pe
tern
ak
an
Pe
rik
an
an
RA
TA
-RA
TA
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Indeks Harga yang diterima Petani
Tahun 2008, rata-rata 105.06 110.73 119.36 108.83 114.54 108.37
Tahun 2009, rata-rata 112.55 124.71 132.19 121.82 132.05 119.17
Tahun 2010, rata-rata 121.10 144.70 147.64 129.06 139.33 129.77
Tahun 2011, rata-rata 139.61 154.26 161.98 132.73 150.54 144.18
Tahun 2012, rata-rata 154.72 166.96 169.55 138.50 153.71 156.01
Rata-rata (2008-2012) 126.61 140.27 146.14 126.19 138.03 131.50
2 Indeks Harga yang dibayar Petani
Tahun 2008, rata-rata 113.27 112.59 112.81 111.94 111.25 112.72
Tahun 2009, rata-rata 123.32 122.20 122.66 122.35 120.36 122.58
Tahun 2010, rata-rata 131.87 130.27 131.54 129.89 126.78 130.67
Tahun 2011, rata-rata 139.18 136.80 138.87 135.80 132.03 137.42
Tahun 2012, rata-rata 145.41 142.50 144.50 140.95 136.63 143.20
Rata-rata (2008-2012) 130.61 128.87 130.08 128.19 125.41 129.32
3 Nilai Tukar Petani
Tahun 2008, rata-rata 92.76 98.40 105.73 97.16 102.86 96.14
Tahun 2009, rata-rata 91.27 102.01 107.73 99.55 109.71 97.21
Tahun 2010, rata-rata 91.79 111.04 112.24 99.37 109.88 99.28
Tahun 2011, rata-rata 100.29 112.76 116.63 97.74 114.02 104.90
Tahun 2012, rata-rata 106.38 117.15 117.33 98.26 112.50 108.93
Rata-rata (2008-2012) 96.50 108.27 111.93 98.42 109.79 101.29
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 69
3. Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembangunan
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 tentunya tidak terlepas dari kondisi SDM dan
Sarana Prasarana Aparatur yang dimiliki, sebagaimana diuraikan berikut ini:
a. Kondisi SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) perkebunan yang menjalankan
pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat terdiri dari: Petani
Pekebun, Pengusaha Perkebunan, Tenaga Penyuluh, Aparatur Pemerintah,
Peneliti serta berbagai pihak yang berstatus sebagai pemerhati dunia
perkebunan. Semua komponen SDM pembangunan perkebunan Jawa Barat
tersebut sejauh ini selalu menjalin kerjasama secara terpadu dalam
mewujudkan keberhasilan pembangunan perkebunan di Jawa Barat
sebagaimana diharapkan bersama.
Sebagai gambaran keberadaan potensi SDM perkebunan Jawa Barat
berdasarkan data 2012 di Jawa Barat terdapat 1.472.674 orang pemilik lahan
usaha perkebunan rakyat, sejumlah pemilik, pengelola serta karyawan PBS
dan PTPN, yang keberadaannya terwujud dalam bentuk Kelompok Tani
(Poktan) /Gapoktan/asosiasi/persatuan/ikatan, seperti: Asosiasi Petani Kopi
Indonesia (APKI), Asosiasi Petani Kelapa, Asosiasi Petani Cengkeh, Asosiasi
Petani Tembakau, Aosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Asosiasi Teh
Indonesia (ATI), Gabungan Perusahaan Karet Indonesi (GAPKINDO), dlsb.
Disamping itu terdapat sekitar 500 orang Aparatur Pemerintah yang tersebar
pada OPD/SKPD Provinsi dan Kabupaten Kota, 1 orang penyuluh, 9 org
tenaga pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT).
b. Kondisi Sarana dan Prasarana
Pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat sejauh ini juga
telah ditunjang oleh keberadaan Sarana-prasarana usaha perkebunan yang
tersebar di seluruh bagian wilayah Jawa Barat, antara lain berupa: benih
unggul, pupuk, berbagai alat pengolahan (traktor, Alat Pembuatan Pupuk
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 70
Organik (APPO), alat/mesin pengolah hasil perkebunan), prasarana budidaya
(saluran irigasi, embung, pompa air, jalan produksi).
Upaya penyediaan sarana prasarana perkebunan tersebut telah
dilakukan melalui dukungan anggaran APBD maupun APBN yang bersifat
stimulant untuk mendorong masyarakat/petani dalam memfasilitasi
kebutuhannya secara swadaya. Disamping itu dalam rangka menunjang
pencapaian target kinerja secara optimal, maka Dinas Perkebunan juga
dilengkapi dengan sarana-prasarana aparatur, seperti unit pembenihan, unit
laboratorium, peralatan pengendalian hama penyakit, termasuk keberadaan
UPTD dan instalasinya sebagai unti kerja yang menangani hal-hal yang
bersifat teknis.
c. Teknologi
Disamping teknologi budidaya aneka jenis tanaman perkebunan yang
sejauh ini terus dikembangkan, juga dikembangkan teknologi pengolahan
hasil perkebunan.
Karakter produk perkebunan pada umumnya memerlukan
pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan untuk menujang
kebutuhan manusia, dengan demikian pengolahan produk perkebunan baik
melalui pengolahan sederhana maupun usaha industri pengolahan mutlak
diperlukan. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dilakukan untuk
memperoleh nilai tambah melalui penerapan sistem dan usaha agribisnis
perkebunan. Pemerintah, provinsi, kabupaten/kota melakukan pembinaan
dalam rangka pengembangan usaha industri pengolahan hasil perkebunan
untuk memberikan nilai tambah yang maksimal.
Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dapat dilakukan di
dalam atau di luar kawasan pengembangan perkebunan, dan dilakukan
secara terpadu dengan usaha budi daya tanaman perkebunan. Untuk
mencapai hasil usaha industri pengolahan perkebunan yang berdaya saing,
Pemerintah menetapkan sistem mutu produk olahan hasil perkebunan dan
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 71
pedoman industri pengolahan hasil perkebunan yang baik dan benar sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketentuan tentang
penerapan, pembinaan, dan pengawasan sistem mutu produk olahan hasil
perkebunan serta pedoman industri pengolahan hasil perkebunan ditetapkan
oleh Pemerintah.
Pelaku usaha perkebunan, asosiasi pemasaran, asosiasi komoditas,
kelembagaan lainnya, dan/atau masyarakat bekerja sama menyelenggarakan
informasi pasar, promosi dan menumbuhkembangkan pusat pemasaran baik
di dalam maupun di luar negeri. Pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota
memfasilitasi kerja sama antara pelaku usaha perkebunan, asosiasi
pemasaran, asosiasi
Dalam hal penyediaan lapangan kerja, pada tahun 2013 (Angka
Sementara) tenaga kerja yang terlibat pada subsektor perkebunan mencapai
490.386 orang dan jumlah petani yang menangani perkebunan tercatat
1.390.421 KK. Adapun areal perkebunan di Jawa Barat tahun 2013 (Angka
Sementara) adalah seluas 499.217 Ha terdiri dari Perkebunan Rakyat sebesar
376.415 Ha (75,40 %), Perkebunan Besar Negara sebesar 66.877 Ha (13,40
%) dan Perkebunan Besar Swasta sebesar 55.925 Ha (11,20 %).
Sub sektor perkebunan juga berperan dalam hal menjaga agro
ekosistem/pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, yaitu melalui
penanaman komoditas perkebunan dan penerapan teknologi budidaya yang
berwawasan lingkungan dengan memanfaatkan Musuh Alami dan
penggunaan pestisida nabati, penerapan konservasi lahan dan air, serta
penanaman komoditas yang dapat menghasilkan energi pembaharuan.
Produk perkebunan juga berperan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan
konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri.
4. Keberhasilan Pembangunan Perkebunan Tahun 2013
Dalam upaya mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat baik
dalam penyampaian informasi maupun pembinaan, pada tahun 2013,
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 72
beberapa penghargaan Tingkat Nasional maupun Regional yang diterima
pelaku usaha perkebunan binaan Dinas Perkebunan antara lain sebagai
berikut :
A. Penghargaan Ketahanan Pangan dan Agribisnis Tahun 2013 tingkat
Provinsi Jawa Barat dalam rangka hari Pangan Sedunia Tahun 2013
tanggal 17 Oktober 2013 di Gedung Sate, diberikan kepada:
1. H. Asep Sutisna petani kopi dari Kabupaten Bandung sebagai pelaku
usaha Peringkat I.
2. Karmawan, SP. Ketua Gapoktan Sukatani Mandiri Kampung
Margasari Desa Sukadana Kecamatan Campaka Mulya Kabupaten
Cianjur sebagai pelaku usaha Peringkat II.
3. Warino Abdulloh, petani kakao dari Kabupaten Ciamis sebagai pelaku
usaha Peringkat III.
B. Penghargaan tingkat nasional yang diberikan oleh Presiden RI Tahun
2013 Dalam rangka Peringatan Hari Perkebunan Tahun 2013 yang ke-56
di Perkebunan Tlogo, Tuntang, Kabupaten Semarang Provinsi Jawa
Tengah pada tanggal 8 - 10 Desember 2013 sebagai Pelaku
Pembangunan Ketahanan Pangan kepada:
1. H. Anwar ketua Kelompok Tani APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat
Indonesia
3.7. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2012 dan 2013
Perbandingan capaian kinerja Tahun 2012 dan Tahun 2013 adalah
sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 17
Nilai Capaian Realisasi Anggaran Tahun 2012 dan 2013
No
Tahun
Anggaran (Rp) 2012 (%) 2013 (%)
2012 2013 Keuangan Fisik Keuangan Fisik
1 APBD 42.291.776.821 55.673.310.394 90,20 95,52 90,30 99,53
2 APBN 26.414.715.000 17.695.295.000 82,96 90,81 93,62 100
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 73
Tabel 18
Nilai Capaian Indikator dalam dokumen TAPKIN & RENSTRA
No
Tahun
Nilai Capaian Indikator dalam dokumen
TAPKIN RENSTRA
1 2012 107,53 % 105,72 %
2 2013 108,73 % 146,10 %.
Pada tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai capaian indikator
dalam dokumen TAPKIN tahun 2013 naik sebesar 1,20%, sedangkan nilai
capaian indikator startegis dalam dokumen RENSTRA dan RPJMD Tahun 2008-
2013 naik sebesar 40,79% jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2012.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 74
BAB IV
PENUTUP
4.1. Keberhasilan Capaian Kinerja Sasaran Stratejik
Berdasarkan hasil analisis Pengukuran Kinerja sasaran strategis
berdasarkan target RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 secara keseluruhan
mencapai rata-rata 146,51 %, sedangkan hasil analisis pengukuran capaian
Indikator Kinerja Tahun 2013 adalah mencapai 108,73, atau secara keseluruhan
termasuk ke dalam kategori penilaian “Sangat Baik”. hal tersebut adalah sesuai
dengan hasil perhitungan capaian kinerja yang disajikan pada tabel 8 dan 9.
Beberapa catatan capaian kinerja sasaran stratejik tersebut adalah
sebagaimana diuraikan berikut ini:
1. Pada sasaran strategis 1, yakni meningkatnya jumlah benih tanaman
perkebunan yang dapat disediakan, berdasarkan hasil analisis bahwa target
kinerja RPJMD 2008-2013 sebesar 392.360 pohon/batang telah tercapai
sebesar 812.010 pohon/batang atau sebesar 206,69 %. Artinya upaya
penyediaan benih tanaman perkebunan yang ditargetkan dalam Renstra dan
RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 sudah tercapai sepenuhnya bahkan
melampaui targetnya.
2. Pada sasaran strategis 2, yakni meningkatnya pengawasan dan pengujian
benih tanaman perkebunan, berdasarkan hasil analisis capaian kinerja bahwa
target RPJMD dan Renstra tahun 2008-2013 sebesar 140.000.000 benih
tersertifikasi telah tercapai sebesar 250.401.666 benih tersertifikasi. Artinya
kinerja pengawasan dan pengujian benih tanaman perkebunan sudah
mencapai target secara optimal dan melampaui target.
3. Pada sasaran strategis 3, yakni Meningkatnya pembinaan agribisnis komoditi
unggulan perkebunan, berdasarkan hasil analisis capaian kinerja bahwa target
kinerja RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 dari 4 indikator kinerja (Luas
areal (Ha) pembinaan dan pengembangan tanaman perkebunan, Jumlah
bintek dan pembinaan budidaya, Pelayanan pengawasan dan pembinaan
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 75
usaha agribisnis perkebunan di kab/kota, dan pengembangan multiaktivitas
agribisnis perkebunan) telah tercapai rata-rata sebesar 134,11 %. Artinya
upaya pencapaian sasaran strategis ini sudah melampaui target yang
ditetapkan
4. Pada sasaran strategis 4, yakni Meningkatnya penerapan teknologi proteksi
tanaman perkebunan, berdasarkan capaian kinerja rata-rata tahun 2013
bahwa target kinerja RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 dari 3 indikator
kinerja telah tercapai sebesar 155,15%. Artinya upaya capaian kinerja sasaran
strategis ini sudah terlaksana secara optimal dan melampaui target
5. Pada sasaran strategis 5, yakni Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha
perkebunan, berdasarkan capaian kinerja rata-rata tahun 2013 bahwa target
kinerja RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 yaitu sebesar 20 lokasi, telah
tercapai sebanyak 43 lokasi atau sebesar 215%. Artinya upaya capaian kinerja
sasaran strategis ini sudah terlaksana secara optimal dan melampaui target.
6. Pada sasaran strategis 6, yakni Penggunaan UPH sesuai Standar Teknis,
berdasarkan analisis capaian kinerja tahun 2013 bahwa target kinerja RPJMD
dan Renstra Tahun 2008-2013 sebesar 18 UPH telah tercapai sebesar 18 UPH
juga atau sebesar 100%. Artinya bahwa upaya pencapaian sasaran strategis
ini sudah mencapai hasil sesuai target.
7. Pada sasaran strategis 7, yakni Meningkatnya fasilitasi pengolahan dan mutu
hasil olahan tembakau, berdasarkan analisis capaian kinerja rata-rata Tahun
2013 bahwa target kinerja RPJMD dan Renstra Tahun 2008-2013 sebanyak 5
paket telah tercapai sebanyak 5 paket juga atau sebesar 100%. Artinya bahwa
sasaran kinerja tersebut telah tercapai sesuai targetnya.
8. Pada sasaran strategis 8, yakni Meningkatnya fasilitasi promosi, pemasaran
dan kemitraan usaha produk unggulan perkebunan, berdasarkan analisis
capaian kinerja rata-rata Tahun 2013 bahwa target kinerja RPJMD dan
Renstra Tahun 2008-2013 sebanyak 29 kali telah tercapai sebanyak 39 kali
atau sebesar 134,48%. Artinya upaya pencapaian target kinerja sasaran
strategis ini sudah mencapai hasil optimal atau melampauai target.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 76
9. Pada sasaran strategis 9, yakni Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM
perkebunan dan pelaku usaha perkebunan, berdasarkan hasili analisis capaian
kinerja rata-rata Tahun 2013 dari target kinerja RPJMD dan Renstra Tahun
2008-2013 yaitu dari 2 target indikator kinerja (Jumlah SDM perkebunan dan
pelaku usaha perkebunan yang berkualitas (org), dan Jumlah SDM
perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang memahami rendemen tebu
meningkat (org)) baru tercapai sebesar 80,07%. Artinya upaya pencapaian
target sasaran strategis ini belum optimal. Hal tersebut dikarenakan bahwa
indikator Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang
memahami rendemen tebu sangat kurang peminatnya sehingga tidak
mencapai target yang diharapkan.
10. Pada sasaran strategis 10, yakni tercapainya peningkatan kelembagaan petani
dan kemampuan pengelolaan permodalan perkebunan, berdasarkan hasil
analisis capaian kinerja rata-rata tahun 2013 bahwa target sasaran RPJMD dan
Renstra Tahun 2013 sebesar 70 lembaga telah terbina sebanyak 81 lembaga
atau sekitar 115,71%. Artinya upaya pencapaian sasaran strategis ini sudah
mencapai hasil optimal dan melampauai target.
11. Pada sasaran strategis 11, yakni tertatanya lahan potensial untuk
pengembangan komoditi perkebunan, berdasarkan hasil analisis capaian
kinerja tahun 2013 bahwa target kinerja RPJMD dan Renstra Tahun 2013 yaitu
sebesar 18 lokasi, telah tercapai sebanyak 50 lokasi atau sebesar 277,78 %.
Artinya upaya pencapaian sasaran strategis ini sudah cukup optimal dan
me;lampauai target.
Beberapa data/informasi pendukung yang memperkuat pernyataan
keberhasilan dan kekurangan tersebut diatas, antara lain adalah sebagai berikut:
Dalam aspek makro, bahwa sub sektor perkebunan telah memberikan
kontribusi yang cukup baik dalam hal pertumbuhan ekonomi regional,
khususnya dalam menunjang peningkatan pendapatan masyarakat, penghasil
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 77
devisa negara, penyedia bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja, serta
mendukung pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Dalam hal perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat pada
sektor perkebunan Tahun 2013**) atas dasar harga berlaku mencapai Rp,
6.127.547,10,- serta Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) pada sektor
Perkebunan Triwulan III Tahun 2013 mencapai 5,65% .
Dalam hal penyediaan lapangan kerja, pada tahun 2013 Tenaga kerja yang
terlibat pada subsektor perkebunan mencapai 542.094 orang dan Jumlah
petani yang menangani perkebunan tercatat 1.390.421 KK.
Dalam hal pendukungan terhadap pembangunan di Jawa Barat, yaitu terkait
dengan pengelolaan areal perkebunan tahun 2013 seluas 499.217 Ha terdiri
dari Perkebunan Rakyat sebesar 376.415 Ha (75,40 %), Perkebunan Besar
Negara sebesar 66.877 Ha (13,40 %) dan Perkebunan Besar Swasta sebesar
55.925 Ha (11,20 %). yang kesemuanya itu membuktikan adanya peranan
yang tidak kecil dari sub sektor perkebunan terhadap perekonomian Jawa
Barat.
Dalam hal menjaga agro ekosistem/pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup, yaitu melalui upaya penanaman komoditas perkebunan dan
penerapan teknologi budidaya yang berwawasan lingkungan, seperti
penerapan teknologi PHT dengan memanfaatkan Musuh Alami dan
penggunaan pestisida nabati, penggunaan benih unggul, penerapan
konservasi lahan dan air, serta penanaman komoditas yang dapat
menghasilkan energi pembaruan.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam
negeri dari hasil produk perkebunan, yaitu pada tahun 2013 secara
keseluruhan aneka produksi perkebunan mencapai 386.701 ton (Data
Statistik tahun 2013 Angka sementara), yang secara keseluruhan
dikategorikan sebagai produk pangan, bahan rempah dan penyegar, bahan
baku minyak atsiri, bahan baku obat-obatan, serta bahan baku industri
manufaktur dan lain sebagainya.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 78
4.2. Kendala/hambatan Pencapaian Kinerja Sasaran Startejik dan
Langkah Antisipatif
Dalam upaya pencapaian sasaran stratejik tahun 2013 masih ditemui
beberapa kendala/hambatan, antara lain:
a. Aspek Sumber Daya Manusia
1) Jumlah dan kompetensi SDM Aparatur belum seluruhnya sesuai dengan
standar kompetensi yang diperlukan;
2) Jumlah PPNS perkebunan masih sangat kurang, sehingga pengawalan
pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan, termasuk pengawasan
pelanggaran dan penerapan sanksinya, belum dapat dilaksanaan secara
optimal;
3) Jumlah tenaga fungsional pengawas benih, pengawas budidaya, penyuluh
perkebunan, serta fungsional POPT jumlahnya masih kurang, sehingga
upaya peningkatan produksi dan produktivitas belum bisa dikawal secara
optimal;
4) Bimbingan/Pelatihan teknis dan non teknis bagi petugas/aparatur semakin
terbatas, sehingga peningkatan kompetensi tenaga aparatur kurang
berkembang dan cenderung tertinggal oleh kemajuan teknologi yang terus
berkembang.
b. Aspek kelembagaan serta Sarana dan Prasarana Pendukung
1) Pemahaman hubungan kelembagaan antara Dinas Perkebunan Provinsi
dengan Dinas yang menangani bidang perkebunan di Kabupaten/Kota
nampaknya masih terkendala oleh pemaman yang berbeda tentang
Undang-undang Otonomi Daerah, sehingga pelaksanaan sinergitas
pembangunan belum sesuai dengan rapan.
2) Kualitas dan kuantitas sarana/prasarana kerja belum banyak disesuaikan
dengan perkembangan teknologi terkini, sehingga pelaksanaan tugas
sering terhambat oleh kondisi sarana/prasarana yang tersedia.
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 79
3) Sistem data dan informasi yang dibutuhkan saat penyusunan rencana dan
perumusan kebijakan sering terlambat serta tidak lengkap, sehingga
kualitas perencanaan dan kebijakan kurang terdukung dengan data dan
informasi yang memadai.
c. Aspek peraturan perundangan dan ketentuan teknis:
1) Masih banyak ketentuan hukum dalam undang-undang serta peraturan
tingkat nasional yang belum dijabarkan pada tingkat peraturan
pelaksanaan (perda, pergub, juklak/juknis). Sehingga dalam beberapa hal
implementasi program/kegiatan sering terkendala oleh ketentuan yang
belum lengkap.
2) Sosialisasi dari berbagai ketentuan hukum yang sudah terbit sering kali
kurang intensif, sehingga sering ditemui kesalahpahaman dalam
implementasi dilapangan.
d. Aspek teknis:
1) Masih rendahnya produksi dan produktivitas usaha perkebunan rakyat;
2) Banyaknya areal tanaman tua dan tidak produktif yang belum
diremajakan/direhabilitasi;
3) Belum terpenuhinya kebutuhan benih bermutu dan bersertifikat;
4) Masih lemahnya kemampuan kelembagaan petani;
5) Belum terbentuknya jaringan sistem usaha agribisnis diantara sub sistem
agribisnis yang ada;
6) Mulai berlakunya pengenaan tarif perdagangan pada beberapa komoditas
perkebunan di beberapa kawasan dunia;
7) Belum mandirinya petani dalam penerapan pengendalian hama terpadu;
8) Masih lemahnya pengawasan peredaran benih/bibit perkebunan antar
provinsi.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala/permasalahan
tersebut diatas antara lain:
LAKIP Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2013 80
a. Peningkatan kualitas SDM aparatur melalui upaya studi banding, seminar,
kursus singkat dan praktek lapangan di UPTD;
b. Peningkatan produksi, produktivitas tanaman perkebunan melalui upaya kaji
terap teknologi budidaya, demplot, serta adopsi teknologi;
c. Peningkatan kemitraan usaha antara pelaku usaha PBS/PBN dengan PR
melalui temu usaha dan rapat-rapat koordinasi;
d. Peningkatan sinergitas dan sinkronisasi pembangunan perkebunan;
e. Peningkatan fungsi UPTD;
f. Optimalisasi fasilitasi sarana dan prasarana;
g. Peningkatan Pengendalian Perkebunan dan pengawasan pemanfaatan sumber
daya lahan;
h. Peningkatan akses permodalan usaha perkebunan rakyat melalui fasilitasi
koordinasi dengan berbagai lembaga keuangan;
i. Optimalisasi pengawasan peredaran benih di kabupaten/kota.
Instansi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Visi Tercapainya Masyarakat Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Mandiri Dinamis dan Sejahtera
Misi 1. Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan,
2. Meningkatkan Mutu hasil, Nilai Tambah dan Pemasaran Produk Usaha Perkebunan
3. Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan
Kondisi Awal
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Meningkatkan Produksi dan
Produktivitas Usaha Tani Perkebunan
Meningkatnya jumlah benih
tanaman perkebunan yang dapat
disediakan
1) Jumlah penggunaan benih unggul
tanaman perkebunan (pohon/batang);
109,000 109,000 70,000 45,860 84,000 84,000 392,860 Progam Peningkatan
Produksi Pertanian
a. Aren - - 10,000 6,000 7,200 7,200 30,400
b. Kemiri Sunan - - 10,000 12,860 14,432 14,432 51,724
c. Kakao 35,000 35,000 - 5,000 6,000 6,000 52,000
d. Kopi 60,000 60,000 15,000 10,000 12,000 12,000 109,000
e. Karet 5,000 5,000 - - 6,000 6,000 17,000
f. Kelapa 9,000 9,000 15,000 - 16,000 16,000 56,000
g. Pala - - 5,000 - 6,000 6,000 17,000
h. Cengkeh - - 15,000 12,000 16,368 16,368 59,736
Meningkatnya pengawasan dan
pengujian benih tanaman
perkebunan
2) Jumlah benih bermutu dan
tersertifikasi (pohon)
37,000,000 37,000,000 - 35,000,000 35,000,000 33,000,000 140,000,000 Progam Peningkatan
Produksi Pertanian
Meningkatnya pembinaan
agribisnis dan produksi komoditi
unggulan perkebunan
3) Peningkatan Luas areal (Ha) pembinaan
dan pengembangan tanaman
perkebunan melalui:
1,280 1,280 1,280 1,280 1,405 1,555 6,900 Progam Peningkatan
Produksi Pertanian
Intensifikasi tanaman:
1. Kakao 50 50 50 50 100 150 400
2. Kelapa 100 100 100 100 100 100 500
3. Kopi 50 50 50 50 50 50 250
4. Teh 50 50 50 50 50 50 250
Rehabilitasi tanaman:
1. Kakao 75 75 75 75 100 150 475
2. Kelapa 100 100 100 100 150 150 700
Diversifikasi tanaman: Jarak 50 50 50 50 - - 150
Perluasan/Peremajaan:
1. Kopi 350 350 350 350 350 350 1,750
AnggaranIndikator Kinerja
3
RENCANA STRATEJIK DINAS PERKEBUNAN JAWA BARAT
TAHUN 2008-2012
Tujuan Sasaran StrategisTarget Jumlah
2008-2013Program
Kondisi Awal
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
AnggaranIndikator Kinerja
3
Tujuan Sasaran StrategisTarget Jumlah
2008-2013Program
2. Karet 400 400 400 400 400 400 2,000
3. Tebu 50 50 50 50 100 150 400
Demplot kebun bibit tebu 5 5 5 5 5 5 25
Pengawalan dalam rangka akselerasi
peningkatan produksi gula
150 150 210 - - - 360
Revitalisasi:
1. Karet - - - - - - -
2. Kakao - - - - - - -
Gerakan Peningkatan Produksi dan
Mutu Kakao Nasional Melalui:
1. Rehabilitasi - - - - 200 350 550
2. Intensifikasi - - - 600 700 800 2,100
3. Peremajaan - - - 250 350 500 1,100
4. Pengendalian OPT - - - - - - -
5. Pemberdayaan Petani/Kel. Tani - - - - - - -
Perangkat Produksi Tembakau
(komoditi)
1 1 1 1 1 1 1
4) Jumlah bintek dan pembinaan
budidaya (kali)
460 460 - - - - 460
5) Pelayanan Pengawasan dan Pembinaan
Usaha Agribisnis perkebunan di
Kab/Kota
14 14 16 14 14 14 16
6) Pengembangan Multiaktivitas
Agribisnis Perkebunan (Lokasi)
15 15 - - - - 15
Meningkatnya penerapan
teknologi proteksi tanaman
perkebunan
7) Jumlah lokasi penanganan Serangan
OPT (Kab/Kota)
15 15 15 7 7 7 22
8) Jumlah teknologi terapan perlindungan
perkebunan (paket)
1 1 1 1 1 1 5
9) Jumlah Kelembagaan Perlindungan
Tanaman (SL-PHT)
240 240 - - - - 240
Meningkatkan Pengendalian Usaha
Perkebunan dan Penanganan
Gangguan Usaha Perkebunan
Menurunnya kerugian akibat
gangguan usaha perkebunan
10) Lokasi Pencegahan kerugian akibat
gangguan usaha perkebunan
(kab/Kota)
18 18 18 20 20 20 20 Progam Peningkatan
Produksi Pertanian
Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai
Tambah Produk Usaha Tani
Perkebunan
Penggunaan UPH sesuai Standar
Teknis
11) Fasilitasi Penggunaan UPH perkebunan
yang memenuhi standar teknis
(komoditi)
4 4 - 4 5 5 18 Pemasaran dan
pengolahan hasil
pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dan
kehutanan
Program Pencegahan dan
penanggulangan penyakit
tanaman, ternak dan ikan
Kondisi Awal
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
AnggaranIndikator Kinerja
3
Tujuan Sasaran StrategisTarget Jumlah
2008-2013Program
Meningkatnya fasilitasi
pengolahan dan mutu hasil
olahan tembakau
12) Pengolahan Tembakau (komoditi) 1 1 1 1 1 1 5 Pemasaran dan
pengolahan hasil
pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dan
kehutanan
Meningkatkan Pangsa Pasar serta
Berkembangnya Promosi Produk dan
Investasi Bidang Perkebunan
Meningkatnya Fasilitasi promosi,
pemasaran dan kemitraan usaha
produk unggulan perkebunan
13) Jumlah promosi pengembangan,
pemasaran dan pola kemitraan (kali)
7 7 7 5 5 5 29 Pemasaran dan
pengolahan hasil
pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dan
kehutananMeningkatnya Kemampuan aktivitas,
profesionalisme SDM perkebunan
yang meliputi SDM perkebunan rakyat,
SDM pelaku usaha agribisnis
perkebunan lainnya dan SDM Aparatur
Perkebunan
Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM perkebunan dan
pelaku usaha perkebunan
14) Jumlah SDM perkebunan dan pelaku
usaha perkebunan yang berkualitas
(org)
1,475 1,475 1,475 460 1,000 560 4,970 Program Pemberdayaan
Sumber Daya Pertanian
15) Jumlah SDM perkebunan dan pelaku
usaha perkebunan yang memahami
rendemen tebu meningkat (org)
24 24 - - 30 36 90
Meningkatkan peran kelembagaan,
pola kemitraan dan sumber
permodalan pelaku usaha agribisnis
perkebunan
Tercapainya peningkatan
kelembagaan petani dan
kemampuan pengelolaan
permodalan perkebunan
16) Kelompok Tani/Asosiasi petani
perkebunan meningkat (lembaga)
14 14 14 14 14 14 70 Program Pemberdayaan
Sumber Daya Pertanian
Meningkatkan Tata Guna lahan
perkebunan dan berkembangnya
lahan usaha perkebunan
Tertatanya lahan potensial untuk
pengembangan komoditi
perkebunan
17) Lahan potensial untuk komoditi
perkebunan (Kab/Kota)
7 7 18 - - - 18 Program Pemberdayaan
Sumber Daya Pertanian
Instansi : Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Tahun : 2013
No Sasaran Strategis Target
1 2 4
1 Meningkatnya jumlah benih tanaman perkebunan yang
dapat disediakan
1) Jumlah penggunaan benih unggul tanaman perkebunan
(pohon/batang);
84,000
a. Aren 7,200
b. Kemiri Sunan 14,432
c. Kakao 6,000
d. Kopi 12,000
e. Karet 6,000
f. Kelapa 16,000
g. Pala 6,000
h. Cengkeh 16,368
2 Meningkatnya pengawasan dan pengujian benih tanaman
perkebunan
2) Jumlah benih bermutu dan tersertifikasi (pohon) 33,000,000
3 Meningkatnya pembinaan agribisnis dan produksi komoditi
unggulan perkebunan
3) Luas areal (Ha) pembinaan dan pengembangan tanaman
perkebunan:
1,555
Intensifikasi tanaman:
a. Kakao 150
b. Kelapa 100
c. Kopi 50
d. Teh 50
Rehabilitasi tanaman:
a. Kakao 150
b. Kelapa 150
Diversifikasi tanaman: -
RENCANA KINERJA TAHUNAN
Indikator Kinerja
3
No Sasaran Strategis Target
1 2 4
Indikator Kinerja
3
Perluasan/Peremajaan:
a. Kopi 350
b. Karet 400
c. Tebu 150
Demplot kebun bibit tebu 5
Pengawalan dalam rangka akselerasi peningkatan produksi
gula
-
Revitalisasi:
a. Karet -
b. Kakao -
Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional
Melalui:a. Rehabilitasi 350
b. Intensifikasi 800
c. Peremajaan 500
d. Pengendalian OPT -
e. Pemberdayaan Petani/Kel. Tani -
Perangkat Produksi Tembakau (komoditi) 1
4) Jumlah bintek dan pembinaan budidaya -
5) Pelayanan Pengawasan dan Pembinaan Usaha Agribisnis
perkebunan di Kab/Kota
14
6) Pengembangan Multiaktivitas Agribisnis Perkebunan (Lokasi) -
4 Meningkatnya penerapan teknologi proteksi tanaman
perkebunan
7) Jumlah lokasi penanganan Serangan OPT (Kab/Kota) 7
8) Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan (paket) 1
9) Jumlah Kelembagaan Perlindungan Tanaman (SL-PHT) -
5 Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha perkebunan 10) Lokasi Pencegahan kerugian akibat gangguan usaha
perkebunan (kab/Kota)
20
No Sasaran Strategis Target
1 2 4
Indikator Kinerja
3
6 Penggunaan UPH sesuai Standar Teknis 11) Fasilitasi Penggunaan UPH perkebunan yang memenuhi
standar teknis (komoditi)
5
7 Meningkatnya fasilitasi pengolahan dan mutu hasil olahan
tembakau
12) Pengolahan Tembakau (komoditi) 1
8 Meningkatnya Fasilitasi promosi, pemasaran dan kemitraan
usaha produk unggulan perkebunan
13) Jumlah promosi pengembangan, pemasaran dan pola
kemitraan (kali)
5
9 Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perkebunan dan
pelaku usaha perkebunan
14) Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang
berkualitas (org)
560
15) Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan yang
memahami rendemen tebu meningkat (org)
36
10 Tercapainya peningkatan kelembagaan petani dan
kemampuan pengelolaan permodalan perkebunan
16) Kelompok Tani/Asosiasi petani perkebunan meningkat
(lembaga)
14
11 Tertatanya lahan potensial untuk pengembangan komoditi
perkebunan
17) Lahan potensial untuk komoditi perkebunan (Kab/Kota) -
Indikator Kinerja Target Program /Kegiatan Anggaran
2 3 4 5
1 Meningkatnya jumlah benih tanaman perkebunan
yang dapat disediakan
1 600,000 Progam Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Pengembangan Pemasaran Perbenihan dan
Pengelolaan Kebun Dinas
1,439,304,500
a. Kakao 24,000
b. Cengkeh 40,000
c. Kemiri Sunan 200,000
d. Kopi Arabika 320,000
e. Pala 12,000
f. Kayu Manis 4,000
2 Meningkatnya pengawasan dan pengujian benih
tanaman perkebunan
2 30,000,000 Progam Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Tanaman
Perkebunan
426,600,000
3 Meningkatnya pembinaan agribisnis dan produksi
komoditi unggulan perkebunan
3 1,765 Progam Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN)
10,935,038,000
a. Intensifikasi tanaman:
1). Teh 300 577,860,000
b. Rehabilitasi tanaman:
1. Kelapa 750 700,000,000
c. Perluasan/Peremajaan:
1. Tebu 690 9,507,795,000
2. Kemiri Sunan 25 149,383,000
4 210 Progam Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan
159,906,000
5 17 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran
Benih Tanaman Perkebunan.
247,100,000
PENETAPAN KINERJA
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2013
Pelayanan, pengawasan dan pembinaan usaha agribisnis
perkebunan di kab/kota
Sasaran Strategis
1
Jumlah penggunaan benih unggul tanaman perkebunan
(pohon/batang);
Jumlah benih bermutu dan disertifikasi (pohon)
Luas areal (Ha) pembinaan dan pengembangan tanaman
perkebunan melalui:
Jumlah petani peserta bintek pengelolaan usaha tani kopi
Indikator Kinerja Target Program /Kegiatan Anggaran
2 3 4 5
Sasaran Strategis
1
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan
430,130,000
4 Meningkatnya penerapan teknologi proteksi
tanaman perkebunan
6 15 Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit
tanaman, ternak dan ikan/Kegiatan Pengembangan
Sarana dan teknologi PHT
275,335,400
7 6 Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit
tanaman, ternak dan ikan/Kegiatan Pengembangan
Sarana dan teknologi PHT
393,305,600
5 Menurunnya kerugian akibat gangguan usaha
perkebunan
8 3 Progam Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan Penataan
Lahan Perkebunan
647,321,000
6 Penggunaan UPH sesuai standar teknis 9 5 Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan
352,355,000
6 Meningkatnya Fasilitasi promosi, pemasaran dan
kemitraan usaha produk unggulan perkebunan
9 Program Pemasaran dan pengolahan hasil
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan/Kegiatan Peningkatan Pasca Panen,
Pemasaran dan Pengembangan Usaha Teh Rakyat
3,693,980,000
7 Tercapainya Peningkatan kualitas dan kuantitas
SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan
1,906 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran
Benih Tanaman Perkebunan.
339,690,000
Progam Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Sertifikasi dan Pengujian Mutu Benih Tanaman
Perkebunan
118,590,000
Lokasi Pencegahan kerugian akibat gangguan usaha
perkebunan
Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan
(paket)
Fasilitasi penggunaan UPH perkebunan yang memenuhi
standar teknis
9. Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha perkebunan
yang mendapat pelatihan agribisnis (0rg)
Jumlah lokasi penanganan Serangan OPT
8. Jumlah promosi pemasaran dan kemitraan usaha
produk unggulan perkebunan. (Kali)
Indikator Kinerja Target Program /Kegiatan Anggaran
2 3 4 5
Sasaran Strategis
1
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan
1,204,194,000
Progam Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan Penataan
Lahan Perkebunan
192,489,500
Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian/Kegiatan
Pengembangan SDM dan Penguatan Kelembagaan
Petani Perkebunan
1,084,847,000
Program Pemasaran dan pengolahan hasil
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan/Kegiatan Peningkatan Pasca Panen,
Pemasaran dan Pengembangan Usaha Teh Rakyat
582,375,000
Program Pemasaran dan pengolahan hasil
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan/Kegiatan Pengembangan Mutu dan
Standarisasi Produk Perkebunan
79,767,500
8 Tercapainya peningkatan kelembagaan petani dan
kemampuan pengelolaan permodalan
perkebunan
10 Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian/Kegiatan
Pengembangan SDM dan Penguatan Kelembagaan
Petani Perkebunan
198,784,000
9 Tertatanya lahan potensial untuk pengembangan
komoditi perkebunan
5 Progam Peningkatan Produksi Pertanian/Kegiatan
Perlindungan Perkebunan, Prasarana dan Penataan
Lahan Perkebunan
266,095,500
Jumlah Anggaran: : Rp 23,067,208,000
Program Peningkatan Produksi : Rp 5,471,420,500
: Rp 668,641,000
: Rp 4,708,477,500
: Rp 1,283,631,000
Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) : Rp 10,935,038,000
11. Jumlah kab/kota potensial untuk pengembangan
komoditi perkebunan (Kab/Kota)
Program Pemasaran dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan
Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit tanaman, ternak dan ikan
10. Lokasi pembinaan SDM dan kelembagaan usaha tani
perkebunan di kab/kota.
Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian
Target
Tahun 2013
Realisasi
Tahun 2013
Capaian Kinerja
(%)
Keterangan
3 4 5 6
1 600,000 746,900 124
a. Kakao 24,000 15,500 65
b. Cengkeh 40,000 44,500 111
c. Kemiri Sunan 200,000 60,000 30 Kematian bibit akibat
kemarau
d. Kopi Arabika 320,000 617,500 193 ditambah target janji gub
e. Pala 12,000 4,500 38
f. Kayu Manis 4,000 4,900 123
2 Meningkatnya pengawasan dan
pengujian benih tanaman perkebunan
2 30,000,000 62,316,268 208
3 1,765 1,090 62
a. Intensifikasi tanaman: 300 300 100
1). Teh 300 300 100
b. Rehabilitasi Tanaman 750 750 100
1). Kelapa 750 750 100
c. Perluasan/Peremajaan : 715 40 6
1).Tebu 690 - - Gagal Lelang
2). Kemiri Sunan 25 40 160 Ditambah target
nasional
4 210 105 50
5 17 17 100
6. 15 15 100
7. 6 6 100
5 Menurunnya kerugian akibat gangguan
usaha perkebunan
8. 3 3 100
6 Penggunaan UPH sesuai standar teknis 9. 5 5 100
7 Meningkatnya fasilitasi promosi,
pemasaran dan kemitraan usaha produk
unggulan perkebunan
10 9 11 122
8 Tercapainya Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM perkebunan dan pelaku
usaha perkebunan
11 1,906 2,474 130 Ditambah target
nasional
9 Tercapainya peningkatan kelembagaan
petani dan kemampuan pengelolaan
permodalan perkebunan
12 10 10 100
10 Tertatanya lahan potensial untuk
pengembangan komoditi perkebunan
13 5 5 100
108.73
Jumlah kab/kota potensial untuk
pengembangan komoditi perkebunan (kab/kota)
Sasaran Strategis
1
1
3
4
Fasilitasi Penggunaan UPH Perkebunan Yg
Memenuhi Standar Teknis
Indikator Kinerja
2
Jumlah penerapan teknologi perlindungan
Jumlah SDM perkebunan dan pelaku usaha
perkebunan yang mendapat pelatihan agribisnis
(org)
Lokasi pembinaan SDM dan kelembagaan
usahatani perkebunan di (Kab/Kota)
Jumlah benih tanaman perkebunan
(pohon/Batang)
Jumlah benih bermutu dan disertifikasi (pohon)
Peningkatan luas areal (Ha) pembinaan dan
Jumlah petani peserta bintek pengelolaan
Pelayanan, pengawasan dan pembinaan usaha
agribisnis perkebunan di kab/kota
Rata Rata
Meningkatnya jumlah benih tanaman
perkebunan yang dapat disediakan
Meningkatnya pembinaan agribisnis
komoditi unggulan perkebunan
Meningkatnya penerapan teknologi
proteksi tanaman perkebunan
FORM PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK)
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013
Jumlah lokasi penanganan serangan OPT
Lokasi pencegahan kerugian akibat gangguan
usaha perkebunan
Meningkatnya promosi dan pengembangan
pemasaran komoditi unggulan perkebunan
sd Tahun 2012 Tahun 2013
1 2 4 5 6 7 8 9
1 Meningkatnya jumlah benih tanaman
perkebunan yang dapat disediakan
1) Jumlah penggunaan benih unggul
tanaman perkebunan (pohon/batang);
65,110 746,900 812,010 392,860 206.69
206.69
2 Meningkatnya pengawasan dan
pengujian benih tanaman perkebunan
2) Jumlah benih bermutu dan
tersertifikasi (pohon)
188,085,398 62,316,268 250,401,666 140,000,000 178.86 178.86
3) Luas areal (Ha) pembinaan dan
pengembangan tanaman perkebunan:
6,582 1,090 7,672 6,900 111.19
4) Jumlah bintek dan pembinaan budidaya 500 105 605 460 131.52
5) Pelayanan Pengawasan dan Pembinaan
Usaha Agribisnis perkebunan di
Kab/Kota
14 17 31 16 193.75
6) Pengembangan Multiaktivitas
Agribisnis Perkebunan (Lokasi)
15 - 15 15 100.00
7) Jumlah lokasi penanganan Serangan
OPT (Kab/Kota)
17 15 32 22 145.45
8) Jumlah teknologi terapan perlindungan
perkebunan (paket)
5 6 11 5 220.00
9) Jumlah Kelembagaan Perlindungan
Tanaman (SL-PHT)
240 - 240 240 100.00
5 Menurunnya kerugian akibat gangguan
usaha perkebunan
10) Lokasi Pencegahan kerugian akibat
gangguan usaha perkebunan
(kab/Kota)
40 3 43 20 215.00 215.00
6 Penggunaan UPH sesuai Standar Teknis 11) Fasilitasi Penggunaan UPH perkebunan
yang memenuhi standar teknis
(komoditi)
13 5 18 18 100.00
100.00
134.1154
155.1515
Rata2
Capaian
Stratejik
Target RPJMDIndikator Sasaran
4 Meningkatnya penerapan teknologi
proteksi tanaman perkebunan
3 Meningkatnya pembinaan agribisnis
dan produksi komoditi unggulan
perkebunan
FORM PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN (PPS)
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013
3
% Capaian
Kinerja Tahun
2013 terhadap
RPJMD
No Sasaran
RealisasiRealisasi s/d
Tahun 2013
sd Tahun 2012 Tahun 2013
1 2 4 5 6 7 8 9
Rata2
Capaian
Stratejik
Target RPJMDIndikator Sasaran
3
% Capaian
Kinerja Tahun
2013 terhadap
RPJMD
No Sasaran
RealisasiRealisasi s/d
Tahun 2013
7 Meningkatnya fasilitasi pengolahan dan
mutu hasil olahan tembakau
12) Pengolahan Tembakau (komoditi) 4 1 5 5 100.00 100.00
8 Meningkatnya Fasilitasi promosi,
pemasaran dan kemitraan usaha
produk unggulan perkebunan
13) Jumlah promosi pengembangan,
pemasaran dan pola kemitraan (kali)
28 11 39 29 134.48 134.48
14) Jumlah SDM perkebunan dan pelaku
usaha perkebunan yang berkualitas
(org)
4,160 2,474 6,634 4,970 133.48
15) Jumlah SDM perkebunan dan pelaku
usaha perkebunan yang memahami
rendemen tebu meningkat (org)
24 - 24 90 26.67
10 Tercapainya peningkatan kelembagaan
petani dan kemampuan pengelolaan
permodalan perkebunan
16) Kelompok Tani/Asosiasi petani
perkebunan meningkat (lembaga)
71 10 81 70 115.71
115.71
11 Tertatanya lahan potensial untuk
pengembangan komoditi perkebunan
17) Lahan potensial untuk komoditi
perkebunan (Kab/Kota)
45 5 50 18 277.78 277.78
146.51
80.07
Rata-rata
9 Peningkatan kualitas dan kuantitas
SDM perkebunan dan pelaku usaha
perkebunan
Provinsi : Jawa Barat
SKPD : Dinas Perkebunan
Tahun : 2013
Tahun 2013 Tahun 2012
1 Tingkat pembinaan agribisnis dan produksi
komoditi unggulan perkebunan
1,765.00 Ha 1,090.00 Ha 7,672.10 Ha 61.76 111.54 7,672.10 Ha
2 Tingkat Penyediaan benih tanaman perkebunan 600,000.00 Phn 746,900.00 Phn 812,010.00 Phn 124.48 126.42 392,860.00 Phn
3 Tingkat fasilitasi promosi, pemasaran dan
kemitraan usaha produk
9.00 Kali 11.00 Kali 39.00 Kali 122.22 100.00 12.00 Kali
4 Tingkat Kesesuaian lahan potensial untuk
tanaman perkebunan
5.00 Kab/
Kota
5.00 Kab/
Kota
50.00 Kab/
Kota
100.00 200.00 18.00 Kab/
Kota
5 Tingkat kuantitas sumber daya manusia
perkebunan
1,906.00 Org 2,474.00 Org 6,634.00 Org 129.80 150.00 4,970.00 Org
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMADAN TARGET RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013
Target RPJMD
2008-2013No Indikator Kinerja Utama
Capaian Kinerja (%)Target 2013 Realisasi 2013
Realisasi s.d
Tahun 2013
top related