laparoskopi pada non-palpable testis filepemeriksaan fisik merupakan modalitas sederhana untuk...
Post on 04-Mar-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pendahuluan
¨ 3% bayi laki-laki aterm dan 45% preterm lahir dengan undescended testis (UDT)
¨ Non-palpable testis: 20% dari keseluruhan kasus UDT - 50-60%: testis intraabdomen/ peeping/
intrakanalikular - 20%: absen - 30%: atrofi atau rudimenter
¨ Pemeriksaan fisik merupakan modalitas sederhana untuk menentukan UDT yang teraba (palpable) dari yang tidak teraba (non-palpable)
Sejarah
• Cortesi melaporkan penggunaan laparoskopi untuk diagnosis non-palpable testis 1976
• operasi Fowler Stephen tahap I dilakukan dengan laparoskopi oleh Elder dan Bloom 1991
• Orkhidopeksi laparoskopik tanpa memotong spermatic vessel oleh Jordan and Winslow 1994
Laparoskopi non-palpable testis terapeutik
¨ Dapat melakukan diseksi vaskular yang luas hingga ke asal dari pembuluh gonadal.
¨ Diseksi vaskular tidak mengganggu peritoneum dan pembuluh darah antara vas dan spermatic cord distal.
¨ Visualisasi lebih jelas (15 x pembesaran). ¨ Dapat membuat neohiatus sehingga jalur vaskular
gonadal lebih pendek. ¨ Morbiditas lebih minimal.
Laparoskopi vs operasi terbuka
Type of Surgery Open Laparoscopy
Intraabdominal testis
81% 97.2%
One Stage Fowler -Stephen
67% 74.1%
Two Stages Fowler-Stephen
73% 87.9%
Sweeney DD et al. Nature Clinical Practice Urology 4 (1) 2007:29-30
Set up pasien
¨ Posisi pasien supinasi ¨ Dipasang kateter untuk
mengosongkan buli-buli ¨ Seluruh abdomen,
genitalia dan paha bagian atas termasuk dalam daerah operasi
¨ Posisi Trendelenburg 20°-30°
Posisi trokar dan instrumen
1. Trokar A: 5-10 mm untuk tempat lensa kamera, biasanya 0°
2. Trokar B dan C: 3-5 mm untuk instrumen. Pada Trokar B biasanya untuk gunting/ dissector, trokar C untuk grasping/ fenestrated forcep
3. Trokar D: 10 mm, dipasang terakhir untuk mengeluarkan testis, menggunakan grasping forcep
Skenario Laparoscopy
Vas and spermatic vessels into
the ring
Inguinal exploration ± close internal canal
Abdominal blind-ending cord/
vessel structures
No further exploration
Abdominal testis
Low: orchiopexy
(Lap or open)
High:
Lap. Fowler Stephens
Atrophy/ rudimenter: Orchiectomy
Not specific gonad
Gonad biopsy
Laparoskopi Diagnostik
Vas deferens Spermatic
vessel
Testis intraabdomen, open canal
Blind end vas and vessel
Peeping testis
Testis ?
Laparoscopy assisted orchiopexy
¨ Diseksi pembuluh darah spermatika interna dan vas deferens
¨ Evaluasi panjang pembuluh spermatika interna
¨ Orkhidopeksi ¨ Penutupan kanalis
internus
Prosedur Fowler-Stephens
¨ Prosedur orkhidopeksi dengan memotong pembuluh darah spermatika interna.
¨ Fowler Stephens (FS): - Tahap I: memotong pembuluh spermatika interrna - Tahap II: menurunkan testis ke skrotum
¨ FS dapat dilakukan dalam satu setting (one-stage FS), atau dua tahap (staged FS) dengan jarak sekitar 6 bulan.
¨ Staged FS mempunyai angka keberhasilan yang lebih baik
Vaskularisasi Testis
1. a. deferensial / a. vas deferens
2. a. vesikalis sup.
3. a. pudenda int.
4. a. perinealis
5. a. spermatika int./ a. gonadal
6. a. skrotalis post.
7. a. epididimis
8. a. pudenda ekst. profunda
9. a. pudenda ekst. superfisial
10. a. femoralis
11. a. spermatika ekst./ a. kremaster
Gonad tidak spesifik
¨ Pada pasien UDT dengan hipospadia, pikirkan kemungkinan adanya disorders of sex development (DSD). Risiko pasien hipospadia dengan non-palpable testis mengalami DSD sekitar 47%-50%.
¨ Pada pasien non-palpable testis bilateral, evaluasi kemungkinan DSD juga perlu dilakukan, bahkan pada phallus yang normal untuk ukuran anak laki-laki
Kesimpulan
¨ Laparoskopi pada non-palpable testis dapat digunakan sebagai alat diagnostik dan juga terapeutik.
¨ Untuk tujuan diagnotik, laparoskopi merupakan metode terbaik. Beberapa skenario dapat dijumpai saat dilakukan prosedur ini.
¨ Untuk tujuan terapeutik, laparoskopi menunjukkan keberhasilan yang lebih tinggi dibanding operasi terbuka dengan morbiditas yang rendah.
top related