lampiran 1 : surat ijin penelitian -...
Post on 29-Mar-2019
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
91
Lampiran 3 : Jadwal Penelitian
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian di SMP N 2 Tuntang
No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. Senin, 26 Oktober 2015 Ijin Penelitian
2. Selasa, 27 Oktober 2015 perkenalan dengan siswa kelas VIII F (kelas
kontrol)
memberikan penjelasan mengenai metode
diskusi kelompok yang akan diterapkan
membentuk kelompok
mendiskusikan dan membuat hasil diskusi
kelompok
presentasi
3. Jumat, 30 Oktober 2015 perkenalan dengan siswa kelas VIII B (kelas
eksperimen)
memberikan penjelasan mengenai metode TPS
yang akan diterapkan
mendiskusikan permasalahan dengan
mengunakan metode TPS
4. Selasa, 3 November 2015 melanjutkan presentasi
membentuk kelompok
mendiskusikan pertanyaan mengenai materi
yang selanjutnya dan membuat hasil diskusi
kelompok
presentasi
5. Jumat, 6 November 2015 mendiskusikan masing-masing pertanyaan
dengan mengunakan metode TPS
6. Selasa, 10 November 2015 membentuk kelompok
membagi tugas dalam setiap kelompok
92
mendiskusikan dan membuat hasil diskusi
kelompok
presentasi
7. Selasa, 17 November 2015 membentuk kelompok
membagi tugas dalam setiap kelompok
mendiskusikan dan membuat hasil diskusi
kelompok
presentasi
8. Jumat, 20 November 2015 mendiskusikan masing-masing pertanyaan
dengan mengunakan metode TPS
9. Selasa, 24 November 2015 Memberikan soal di kelas validitas (kelas VIII G)
10. Kamis,26 November 2015 Memberikan postest di kelas kontrol
11. Jumat, 27 November 2015 Memberikan postest di kelas eksperimen
12. Rabu, 30 November 2015 Mengambil surat keterangan penelitian
93
Lampiran 4 : Lembar Instrumen dan Kunci Jawaban
LEMBAR SOAL
Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas : VIII
Alokasi Waktu : 60 Menit
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang paling
benar !
1. Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini tercantum dalam UUD
1945 pasal ....
a. 1 ayat (2)
b. 1 ayat (3)
c. 27 ayat (1)
d. 28 ayat (1)
2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya. Hal ini tercantum dalam UUD 1945 Pasal ....
a. 26 ayat (1)
b. 27 ayat (1)
c. 27 ayat (2)
d. 28 ayat (1)
3. Undang-undang merupakan peraturan perundangan yang ditetapkan
bersama antara ....
a. DPR dan DPD
b. DPRD dan Gubernur
c. Presiden dan MPR
d. Presiden dan DPR
94
4. Negara hukum Indonesia menurut UUD 1945 merupakan negara hukum
dalam arti luas karena ....
a. menjamin kewajiban asasi dan harkat manusia
b. menjamin hak-hak asasi dan martabat manusia
c. menjamin hak dan kewajiban asasi manusia
d. menghargai harkat dan martabat manusia
5. Peraturan perundang-undangan harus memerhatikan cita-cita moral dan
cita-cita hukum sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila. Hal ini sesuai
dengan landasan ....
a. cultural
b. filosofis
c. sosiologis
d. yuridis
6. Peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk di Negara Republik
Indonesia harus berlandaskan pada landasan-landasan sebagai berikut,
kecuali ....
a. landasan filosofis
b. landasan yuridis
c. landasan hukum
d. landasan sosiologis
7. Adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan. Hal ini
merupakan landasan ....
a. yuridis
b. hukum
c. filosofis
d. sosiologis
8. Hukum ada yang tertulis dan tidak tertulis, contoh hukum tertulis adalah
....
a. peraturan perundang-undangan nasional
b. hukum adat
c. norma kesopanan
95
d. norma kesusilaan
9. Pernyataan :
1. Meningkatkan kesejahteraan
2. Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara
3. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara
4. Menjamin kepastian hukum warga negara
Dari pernyataan di atas yang termasuk arti penting peraturan perundang-
undangan ditunjukkan nomor ....
a. 1, 2 dan 3
b. 1, 2 dan 4
c. 1, 3 dan 4
d. 2, 3 dan 4
10. Sebagai pedoman/panduan para penyelenggara di dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, tanpa adanya peraturan perundang-undangan para
penyelenggara negara cenderung untuk menyimpang dari amanat yang
telah diberikan oleh rakyat. Hal ini merupakan arti penting peraturan
perundang-undangan dalam hal ....
a. pedoman para penyelenggara
b. melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara
c. memberikan rasa keadilan bagi warga negara
d. menjamin kepastian hukum warga negara
11. Peraturan negara yang tertinggi dalam tata urutan peraturan perundang-
undangan Republik Indonesia adalah ....
a. TAP MPR
b. Pancasila
c. Undang-Undang Dasar 1945
d. Kepres
12. Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh DPRD dengan
persetujuan bersama kepala daerah (Gubernur) disebut ....
a. peraturan Presiden
b. peraturan pemerintah
96
c. keputusan presiden
d. peraturan daerah provinsi
13. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional meliputi tiga
tahap, yaitu ....
a. inisiasi, sosio dan yuridis
b. inisiasi, politis dan yuridis
c. inisiasi, politis-sosio, yuridis
d. inisiasi, sosio-politis, yuridis
14. Tahap munculnya gagasan-gagasan atau ide dari masyarakat dengan
keinginan agar suatu masalah diatur oleh hukum dalam peraturan
perundang-undangan. Hal ini merupakan tahapan proses pembuatan
peraturan perundang-undangan tahap ....
a. tahap inisiasi
b. tahap sosio-politis
c. tahap hukum
d. tahap yuridis
15. Sikap taat terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan keluarga
dapat ditunjukkan dengan cara ....
a. menghormati pendapat anggota keluarga
b. menaati tata tertib keluarga
c. membantah perintah orang tua
d. menyelesaikan masalah dengan kekerasan
16. Perilaku menaati perundang-undangan di lingkungan sekolah dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut, kecuali ....
a. mematuhi tata tertib sekolah
b. membuat suasana gaduh pada saat mengikuti pelajaran
c. mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku
d. menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban lingkungan sekolah
17. Contoh perilaku siswa yang menaati perundang-undangan di lingkungan
sekolah adalah ....
a. mengenakan pakaian seragam sekolah
97
b. datang pagi-pagi setiap hari
c. membantu guru di dalam mengajar
d. pulang sekolah tidak berhenti di jalan
18. Perilaku menaati perundang-undangan di lingkungan masyarakat dapat
dilakukan dengan cara ....
a. membiarkan orang lain tetap bebas sesuai dengan norma yang berlaku
b. memberi hukuman yang sama pada semua jenis pelanggaran hukum
c. menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan berdasar
peraturan yang berlaku
d. membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban
19. Perilaku menaati perundang-undangan di lingkungan berbangsa dan
bernegara dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ....
a. mendukung gerakan disiplin nasional
b. merusak fasilitas umum
c. disiplin membayar pajak
d. melanggar peraturan lalu lintas
20. Sebagai warga negara yang baik, kita harus menaati peraturan atau hukum
yang berlaku sebab ....
a. ingin dihargai sebagai warga negara yang baik
b. ingin mendapat penghargaan dari pemerintah
c. sadar sebagai warga negara Indonesia
d. sudah menjadi kewajiban warga negara
21. Agar rancangan undang-undang dapat menampung pendapat masyarakat,
perlu dilakukan penjaringan aspirasi dari ....
a. tokoh-tokoh agama
b. sastrawan dan ilmuwan
c. masyarakat luas
d. kepala daerah dan kepala desa
22. Partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut ....
a. menolak peraturan pemerintah
98
b. memberikan masukan kepada pemerintah
c. menyampaikan saran dengan demonstrasi besar-besaran
d. memberikan evaluasi pada peraturan
23. Partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum dapat dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut, kecuali ....
a. memberikan masukan kepada pemerintah
b. melakukan aksi turun ke jalan menentang pemberlakuan peraturan
c. menaati peraturan atau hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah
d. sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada
24. Agar peraturan yang berlaku ditaati oleh setiap warga negara maka
diperlukan adanya ....
a. pemimpin yang memerintah dengan tangan besi atau otoriter
b. kekuasaan yang mutlak
c. petugas yang ditakuti oleh setiap orang
d. sanksi bagi yang melanggar petugas
25. Seseorang yang mengerti dan taat pada hukum yang berlaku merupakan
pencerminan perilaku ....
a. sadar hukum
b. kebal hukum
c. hafal hukum
d. mengerti hokum
99
Kunci Jawaban Soal
1. B
2. B
3. D
4. C
5. B
6. C
7. A
8. A
9. D
10. A
11. C
12. D
13. D
14. A
15. B
16. B
17. A
18. C
19. C
20. D
21. C
22. B
23. B
24. D
25. A
100
Lampiran 5 : Reliabilitas dan Validitas Soal
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,919 40
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Soal 1 25,41 56,572 ,582 ,916
Soal 2 25,41 56,572 ,582 ,916
Soal 3 25,41 55,862 ,727 ,914
Soal 4 25,97 54,870 ,650 ,914
Soal 5 25,97 54,870 ,650 ,914
Soal 6 26,00 56,903 ,365 ,918
Soal 7 25,41 55,862 ,727 ,914
Soal 8 25,53 59,547 -,017 ,922
Soal 9 25,53 59,547 -,017 ,922
Soal 10 25,72 60,596 -,156 ,925
Soal 11 25,41 55,862 ,727 ,914
Soal 12 25,72 60,596 -,156 ,925
Soal 13 25,34 59,523 ,012 ,920
Soal 14 25,38 56,371 ,713 ,915
Soal 15 25,38 56,371 ,713 ,915
Soal 16 25,97 54,870 ,650 ,914
Soal 17 25,97 54,870 ,650 ,914
Soal 18 25,41 55,862 ,727 ,914
Soal 19 25,97 54,870 ,650 ,914
Soal 20 25,38 56,371 ,713 ,915
Soal 21 25,38 56,371 ,713 ,915
Soal 22 25,97 54,870 ,650 ,914
Soal 23 25,41 55,862 ,727 ,914
Soal 24 25,41 55,862 ,727 ,914
Soal 25 25,97 54,870 ,650 ,914
Soal 26 25,53 59,547 -,017 ,922
Soal 27 25,38 56,371 ,713 ,915
101
Soal 28 25,38 56,371 ,713 ,915
Soal 29 25,41 55,862 ,727 ,914
Soal 30 25,34 59,846 -,073 ,921
Soal 31 26,00 56,903 ,365 ,918
Soal 32 25,97 54,870 ,650 ,914
Soal 33 26,00 56,903 ,365 ,918
Soal 34 25,38 56,371 ,713 ,915
Soal 35 25,38 56,371 ,713 ,915
Soal 36 26,00 56,903 ,365 ,918
Soal 37 25,34 59,846 -,073 ,921
Soal 38 26,00 56,903 ,365 ,918
Soal 39 25,97 54,870 ,650 ,914
Soal 40 25,53 59,547 -,017 ,922
102
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Tuntang
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas / Semester : VIII / 1
Pokok Bahasan : Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan Nasional
Standar Kompetensi : Menampilkan Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan
Nasional
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tata urutan peraturan perundang-
undangan nasional
Mendeskripsikan proses pembuatan perundang-undangan
nasional
Menaati peraturan perundang-undangan nasional
Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan)
A. Indikator
1. Menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan;
2. Menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum;
3. Menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-undangan
nasional;
4. Menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan;
5. Menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan;
6. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan
nasional;
7. Menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan
perundang-undangan;
103
8. Menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan;
9. Menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, diharapkan :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan;
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum;
3. Siswa dapat menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-
undangan nasional;
4. Siswa dapat menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan;
5. Siswa dapat menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan;
6. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-
undangan nasional;
7. Siswa dapat menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan
peraturan perundang-undangan;
8. Siswa dapat menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum
dan peraturan perundang-undangan;
9. Siswa dapat menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
C. Karakter Siswa yang Diharapkan : Dapat dipercaya, kewarganegaraan
D. Materi Pembelajaran :
1. Peraturan perundang-undangan
2. Indonesia sebagai negara hukum
3. Jenis dan dan tata urutan peraturan perundang-undangan nasional
4. Landasan berlakunya perundang-undangan
5. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional
6. Arti penting peraturan perundang-undangan
104
7. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-
undangan
8. Kewajiban negara terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan
9. Bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
E. Metode Pembelajaran
Metode : metode pembelajaran diskusi kelompok
F. Strategi dan Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama ( 2 x 40 menit)
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
1. Apersepsi
a. Memberi salam.
b. Mempersiapkan kelas dalam proses
pembelajaran (kerapian, kebersihan kelas,
presensi, dll).
c. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari
materi yang akan dibahas yaitu
menampilkan ketaatan terhadap perundang-
undangan nasional.
d. Guru menerangkan tentang pembelajaran
kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu
diskusi kelompok.
2. Motivasi
Memotivasi siswa dengan cara memberikan
semangat agar siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
10 menit
105
Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang
akan di diskusikan.
b. Guru menggunakan buku paket dan LKS
sebagai bahan acuan diskusi.
c. Bersama peserta didik guru membagikan
topik yang akan dibahas masing-masing
kelompok.
2. Elaborasi
a. Dalam kegiatan elaborasi guru membagi
kelompok menjadi 8 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru
memberikan persoalan yang berbeda pada
setiap kelompok.
Kelompok 1 :
Kelompok 2 :
Kelompok 3 :
Kelompok 4 :
Kelompok 5 :
Kelompok 6 :
Kelompok 7 :
Kelompok 8 :
b. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
masing-masing, sedangkan guru berkeliling
dari kelompok satu ke kelompok yang lain
untuk memberi dorongan agar setiap
anggota kelompok berpartisipasi aktif.
c. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut,
dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari
65 menit
106
Penutup
tiap-tiap kelompok.
3. Konfirmasi
Tiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil
diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan
ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain)
dan guru guna memberikan konfirmasi.
a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.
b. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
5 menit
2. Pertemuan Kedua ( 2 x 40 menit)
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
1. Apersepsi
a. Memberi salam.
b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran
(kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll).
c. Guru mengulas kembali pelajaran yang
sebelumnya.
d. Guru menerangkan tentang pembelajaran
kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu
diskusi kelompok.
2. Motivasi
Memotivasi siswa dengan cara memberikan
semangat agar siswa dapat mengikuti proses
10 menit
107
Kegiatan Inti
pembelajaran dengan baik.
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang
akan didiskusikan.
b. Mengajukan pertanyaan dasar kepada siswa
tentang pengertian arti penting peraturan
perundang-undangan.
c. Guru menggunakan buku paket dan LKS
sebagai bahan acuan diskusi.
d. Bersama peserta didik guru membagikan
topik yang akan dibahas masing-masing
kelompok.
2. Elaborasi
a. Dalam kegiatan elaborasi guru membagi
kelompok menjadi 8 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru
memberikan persoalan yang berbeda pada
setiap kelompok.
Kelompok 1 :
Kelompok 2 :
Kelompok 3 :
Kelompok 4 :
Kelompok 5 :
Kelompok 6 :
Kelompok 7 :
Kelompok 8 :
b. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
masing-masing, sedangkan guru berkeliling
dari kelompok satu ke kelompok yang lain
65 menit
108
Penutup
untuk memberi dorongan agar setiap
anggota kelompok berpartisipasi aktif.
c. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut,
dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari
tiap-tiap kelompok.
3. Konfirmasi
Tiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil
diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan
ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain)
dan guru guna memberikan konfirmasi.
a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
membaca materi berikutnya.
c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
5 menit
3. Pertemuan Ketiga ( 2 x 40 menit)
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
1. Apersepsi
a. Memberi salam.
b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran
(kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll).
c. Guru mengulas kembali pelajaran yang
sebelumnya.
d. Guru menerangkan tentang pembelajaran
10 menit
109
Kegiatan Inti
kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu
diskusi kelompok.
2. Motivasi
Memotivasi siswa dengan cara memberikan
semangat agar siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang
akan di diskusikan.
b. Mengajukan pertanyaan dasar kepada siswa
tentang partisipasi masyarakat dalam
pembuatan peraturan perundang-undangan
c. Guru menggunakan buku paket dan LKS
sebagai bahan acuan diskusi.
d. Bersama peserta didik guru membagikan
topik yang akan dibahas masing-masing
kelompok.
2. Elaborasi
a. Dalam kegiatan elaborasi guru membagi
kelompok menjadi 8 kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Guru
memberikan persoalan yang berbeda pada
setiap kelompok.
Kelompok 1 :
Kelompok 2 :
Kelompok 3 :
Kelompok 4 :
Kelompok 5 :
Kelompok 6 :
65 menit
110
Penutup
Kelompok 7 :
Kelompok 8 :
b. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya
masing-masing, sedangkan guru berkeliling
dari kelompok satu ke kelompok yang lain
untuk memberi dorongan agar setiap
anggota kelompok berpartisipasi aktif.
c. Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut,
dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari
tiap-tiap kelompok.
3. Konfirmasi
Tiap kelompok diskusi mempresentasikan hasil
diskusinya. Hasil-hasil yang dipresentasikan
ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain)
dan guru guna memberikan konfirmasi.
a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
5 menit
112
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Tuntang
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas / Semester : VIII / 1
Pokok Bahasan : Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan Nasional
Standar Kompetensi : Menampilkan Ketaatan Terhadap Perundang-Undangan
Nasional
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tata urutan peraturan perundang-
undangan nasional
Mendeskripsikan proses pembuatan perundang-undangan
nasional
Menaati peraturan perundang-undangan nasional
Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan)
G. Indikator
1. Menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan;
2. Menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum;
3. Menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-undangan
nasional;
4. Menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan;
5. Menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan;
6. Menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-undangan
nasional;
7. Menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan
perundang-undangan;
8. Menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan;
9. Menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
113
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, diharapkan :
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian peraturan perundang-undangan;
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum;
3. Siswa dapat menyebutkan jenis dan tata urutan peraturan perundang-
undangan nasional;
4. Siswa dapat menjelaskan landasan berlakunya perundang-undangan;
5. Siswa dapat menguraikan arti penting peraturan perundang-undangan;
6. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan peraturan perundang-
undangan nasional;
7. Siswa dapat menguraikan partisipasi masyarakat dalam pembuatan
peraturan perundang-undangan;
8. Siswa dapat menyebutkan kewajiban warga negara terhadap hukum
dan peraturan perundang-undangan;
9. Siswa dapat menyebutkan bentuk ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
C. Karakter Siswa yang Diharapkan : Dapat dipercaya, kewarganegaraan
D. Materi Pembelajaran :
1. Peraturan perundang-undangan
2. Indonesia sebagai negara hukum
3. Jenis dan dan tata urutan peraturan perundang-undangan nasional
4. Landasan berlakunya perundang-undangan
5. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional
6. Arti penting peraturan perundang-undangan
7. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan peraturan perundang-
undangan
8. Kewajiban negara terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan
9. Bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
114
E. Metode Pembelajaran
Metode : metode pembelajaran Think Pair Share ( TPS )
F. Strategi dan Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama ( 2 x 40 menit)
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
Kegiatan Inti
1. Apersepsi
a. Memberi salam.
b. Mempersiapkan kelas dalam proses
pembelajaran (kerapian, kebersihan kelas,
presensi, dll).
c. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dari
materi yang akan dibahas yaitu
menampilkan ketaatan terhadap perundang-
undangan nasional.
d. Guru menerangkan tentang pembelajaran
kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu
TPS.
2. Motivasi
Memotivasi siswa dengan cara memberikan
semangat agar siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang
akan di diskusikan dengan menggunakan
metode TPS. Think yaitu berpikir secara
individu, Pair yaitu berpasangan atau
10 menit
65 menit
115
bertukar pendapat, Share yaitu membagi
ilmu.
b. Guru menggunakan buku paket dan LKS
sebagai bahan acuan diskusi.
c. Guru membagikan materi.
2. Elaborasi
a. Guru membagi kelompok menjadi 8
kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 4 siswa.Guru memberikan persoalan
yang berbeda pada setiap kelompok.
Kelompok 1 :
Kelompok 2 :
Kelompok 3 :
Kelompok 4 :
Kelompok 5 :
Kelompok 6 :
Kelompok 7 :
Kelompok 8 :
b. Langkah-langkah menggunakan metode
pembelajaran TPS sebagai berikut :
1. Masing-masing anggota memikirkan
dan mengerjakan tugas tersebut
sendiri-sendiri terlebih dahulu.
2. Kelompok membentuk anggota-
anggotanya secara berpasangan.
Setiap pasangan mendiskusikan hasil
pengerjaan individunya.
3. Kedua pasangan lalu bertemu
kembali dalam kelompoknya
masing-masing untuk menshare hasil
diskusinya.
116
Penutup
3. Konfirmasi
Tiap kelompok menshare/mempresentasikan
hasil diskusinya. Hasil-hasil yang
dipresentasikan ditanggapi oleh semua siswa
(kelompok lain) dan guru guna memberikan
konfirmasi.
a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.
b. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
5 menit
2. Pertemuan Kedua ( 2 x 40 menit)
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
Kegiatan Inti
1. Apersepsi
a. Memberi salam.
b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran
(kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll).
c. Guru mengulas kembali pelajaran yang
sebelumnya.
d. Guru menerangkan tentang pembelajaran
kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu
TPS.
2. Motivasi
Memotivasi siswa dengan cara memberikan
semangat agar siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
1. Eksplorasi
10 menit
65 menit
117
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang
akan di diskusikan dengan menggunakan
metode TPS. Think yaitu berpikir secara
individu, Pair yaitu berpasangan atau
bertukar pendapat, Share yaitu membagi
ilmu.
b. Guru menggunakan buku paket dan LKS
sebagai bahan acuan diskusi.
2. Elaborasi
a. Guru membagi kelompok menjadi 8
kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 4 siswa. Guru memberikan persoalan
yang berbeda pada setiap kelompok.
Kelompok 1 :
Kelompok 2 :
Kelompok 3 :
Kelompok 4 :
Kelompok 5 :
Kelompok 6 :
Kelompok 7 :
Kelompok 8 :
b. Langkah-langkah menggunakan metode
pembelajaran TPS sebagai berikut :
1. Masing-masing anggota memikirkan
dan mengerjakan tugas tersebut
sendiri-sendiri terlebih dahulu.
2. Kelompok membentuk anggota-
anggotanya secara berpasangan.
Setiap pasangan mendiskusikan hasil
pengerjaan individunya.
118
Penutup
3. Kedua pasangan lalu bertemu
kembali dalam kelompoknya
masing-masing untuk menshare hasil
diskusinya.
3. Konfirmasi
Tiap kelompok diskusi
menshare/mempresentasikan hasil diskusinya.
Hasil-hasil yang dipresentasikan ditanggapi
oleh semua siswa (kelompok lain) dan guru
guna memberikan konfirmasi.
a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
membaca materi berikutnya.
c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
5 menit
3. Pertemuan Ketiga ( 2 x 40 menit)
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
1. Apersepsi
a. Memberi salam.
b. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran
(kerapian, kebersihan kelas, presensi, dll).
c. Guru mengulas kembali pelajaran yang
sebelumnya.
d. Guru menerangkan tentang pembelajaran
kooperatif yang akan dilaksanakan, yaitu
metode TPS .
2. Motivasi
10 menit
119
Kegiatan Inti
Memotivasi siswa dengan cara memberikan
semangat agar siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
a. Guru menjelaskan materi pelajaran yang
akan di diskusikan dengan menggunakan
metode TPS. Think yaitu berpikir secara
individu, Pair yaitu berpasangan atau
bertukar pendapat, Share yaitu membagi
ilmu.
b. Guru menggunakan buku paket dan LKS
sebagai bahan acuan diskusi.
2. Elaborasi
a. Guru membagi kelompok menjadi 8
kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 4 siswa. Guru memberikan persoalan
yang berbeda pada setiap kelompok.
Kelompok 1 :
Kelompok 2 :
Kelompok 3 :
Kelompok 4 :
Kelompok 5 :
Kelompok 6 :
Kelompok 7 :
Kelompok 8 :
b. Langkah-langkah menggunakan metode
pembelajaran TPS sebagai berikut :
1. Masing-masing anggota memikirkan
dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-
65 menit
120
Penutup
sendiri terlebih dahulu.
2. Kelompok membentuk anggota-
anggotanya secara berpasangan. Setiap
pasangan mendiskusikan hasil
pengerjaan individunya.
3. Kedua pasangan lalu bertemu kembali
dalam kelompoknya masing-masing
untuk menshare hasil diskusinya.
3. Konfirmasi
Tiap kelompok diskusi
menshare/mempresentasikan hasil diskusinya.
Hasil-hasil yang dipresentasikan ditanggapi
oleh semua siswa (kelompok lain) dan guru
guna memberikan konfirmasi.
a. Guru menyimpulkan materi pelajaran.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
c. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
5 menit
122
Lampiran 7 : Soal Metode TPS dan Diskusi Kelompok
Soal Untuk Metode TPS dan Diskusi Kelompok
Pertemuan 1
1. Negara Indonesia adalah negara hukum. Jelaskan maksudnya ? (Kelompok 1)
2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri negara hukum ! (Kelompok 2)
3. Sebutkan unsur-unsur negara hukum ! (Kelompok 3)
4. Sebutkan fungsi hukum menurut J.P Glastra van Loan ! (Kelompok 4)
5. Sebutkan ciri-ciri peraturan yang tertulis ! (Kelompok 5)
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan landasan filosofis dan sosiologis ?
(Kelompok 6)
7. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang landasan yuridis ? (Kelompok 7)
8. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang bersumber pada pandangan filosofis
Pancasila ? (Kelompok 8)
Jawab :
1. Negara Indonesia adalah negara hukum maksudnya Negara berdasar
UUD 1945, berdasar pada kedaulatan hukum. Negara dipandang sebagai
subjek hukum maka jika seseorang melanggar hukum, ia akan dituntut di
pengadilan.
2. Hak asasi manusia mendapat pengakuan dan jaminan di dalam UUD dan
pengadilan, adanya suatu peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan
lain dan tidak memihak, adanya legalitas dalam arti hukum dalam segala
bentuknya. Bahwa segala tindakan penyelenggara negara maupun warga
negara dibenarkan oleh kaidah hukum yang berlaku serta dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Terdapat sistem demokrasi dalam pemerintahan, terdapat kedaulatan
rakyat dan adanya sistem perwakilan dalam pemerintahan, terdapat
pemerintahan yang diawasi badan negara, terdapat penghormatan
terhadap hak asasi manusia, kekuasaan pemerintahan terbatas, adanya
123
kepastian hukum dan tertib hukum dalam masyarakat, bangsa, dan
negara.
4. Menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup, menyelesaikan
pertikaian, memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan,
mengubah tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian dengan
kebutuhan masyarakat.
5. Keputusan yang dikeluarkan oleh yang berwenang, isinya mengikat
secara umum, tidak hanya mengikat orang tertentu, bersifat abstrak
(mengatur yang belum terjadi).
6. Landasan filosofis adalah setiap penyusunan peraturan perundang-
undangan harus memperhatikan cita-cita moral dan hukum sebagaimana
diamanatkan oleh Pancasila. Landasan sosiologis adalah pembentukan
peraturan perundang-undangan harus sesuai kenyataan dan kebutuhan
masyarakat.
7. Landasan yuridis dalam pembuatan peraturan perundang-undangan
memuat adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-
undangan, adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan
perundang-undangan, mengikuti prosedur tertentu, tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
8. Nilai-nilai religius bangsa Indonesia terangkum dalam sila Ketuhanan
Yang Maha Esa, nilai-nilai hak-hak asasi manusia dan penghormatan
terhadap harkat martabat kemanusiaan dalam sila Kemanusiaan yang adil
dan beradab, nilai-nilai kepentingan bangsa, kesatuan hukum nasional
dalam sila Persatuan Indonesia, nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan
rakyat dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, nilai-nilai keadilan, baik individu
maupun sosial tercantum dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
124
Pertemuan 2
1. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip peraturan perundang-undangan ?
(Kelompok 1)
2. Sebutkan dan jelaskan tahapan proses pembuatan peraturan perundang-
undangan nasional ? (Kelompok 2)
3. Jelaskan proses penyusunan undang-undang yang terdapat dalam UUD 1945
Amandemen Pasal 5 dan Pasal 20 ? (Kelompok 3)
4. Jelaskan arti penting peraturan perundang-undangan sebagai pedoman para
penyelenggara dan menjamin kepastian hukum warga Negara ? (Kelompok 4)
5. Jelaskan arti penting peraturan perundang-undangan dalam hal melindungi
dan mengayomi hak-hak warga negara dan memberikan rasa keadilan bagi
warga negara ? (Kelompok 5)
6. Sebutkan dan jelaskan proses penyusunan Undang-Undang ? (Kelompok 6)
7. Sebutkan dan jelaskan tata urutan perundang-undangan nasional menurut
TAP. MPR No. III/MPR/2000 ? (Kelompok 7)
8. Sebutkan dan jelaskan tata urutan perundang-undangan nasional menurut UU
No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ?
(Kelompok 8).
Jawab :
1. a. Dasar yuridis (hukum) sebelumnya, penyusunan peraturan perundang-
undangan harus mempunyai landasan yuridis yang jelas yang
dijadikan landasan yuridis adalah peraturan perundang-undangan.
b. Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat
dijadikan landasan yuridis, peraturan yang sederajat atau lebih tinggi
dan terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang akan
dibuat.
c. Peraturan perundang-undangan hanya dapat dihapus, dicabut, atau
diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau lebih
tinggi.
d. Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan
perundang-undangan lama, maka apabila telah ada peraturan
125
perundang-undangan sejenis dan sederajat yang telah diberlakukan
secara otomatis akan dinyatakan tidak berlaku.
e. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan
peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.
f. Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus
mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat
umum.
g. Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda. Setiap
UU yang dikeluarkan pemerintah hanya mengatur satu obyek tertentu
saja.
2. 1) Tahap Inisiasi, munculnya gagasan-gagasan atau ide dari masyarakat.
2) Tahap Sosio-Politis, tahap pengolahan gagasan tentang perlunya
pengaturan hukum dari masalah tertentu. Dimulailah penampungan
gagasan dari berbagai sumber. Kemudian disiapkan bahan-bahan atau isi
hukum. Bahan-bahan yang terkumpul dibicarakan, dikritisi, dan
dipertahankan melalui pertukaran pendapat. Bahan-bahan itu kemudian
dipertajam dan dimatangkan lembaga pemerintah. 3) Tahap Yuridis,
perumusan dalam bahasa hukum perundang-undangan. Tahapan ini
dilakukan oleh lembaga yang berwenang tergantung dari tingkat
perundang-undangan tersebut.
3. Pasal 5 Ayat (1) : Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang
kepada DPR. Pasal 5 Ayat (2) : Presiden menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
Pasal 20 Ayat (1) : DPR memegang kekuasaan membentuk undang-
undang. Pasal 20 Ayat (2) : Setiap rancangan undang-undang dibahas
oleh DPR dan presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Pasal 20
Ayat (3) : Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan
bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam
persidangan DPR masa itu. Pasal 20 Ayat (4) : Presiden mengesahkan
rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi
undang-undang. Pasal 20 Ayat (5) : Dalam hal rancangan undang-undang
126
yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh presiden dalam
waktu tiga puluh) hari semenjak rancangan undang-undang tersebut
disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang
dan wajib diundangkan.
4. Pedoman para penyelenggara, sebagai pedoman para penyelenggara di
dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar para penyelenggara negara
tidak menyimpang dari amanat. Melindungi dan mengayomi hak-hak
warga negara, perundang-undangan berfungsi juga melindungi dan
mengayomi hak-hak warga negara.
5. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara, perundang-undangan
dibuat untuk menciptakan keadilan karena dengan peraturan terdapat
bukti-bukti tertulis untuk mengatur kehidupan manusia. Menjamin
kepastian hukum, dengan adanya peraturan perundang-undangan ada
kepastian hukum bagi warga negara untuk melakukan perbuatan karena
mengetahui mana yang benar, mana yang salah dan ada pedoman yang
jelas sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan perbuatan.
6. Tahap Penyiapan Rancangan Undang-Undang (RUU) : RUU dapat dibuat
oleh Presiden (pemerintah) dan DPR. RUU yang diajukan oleh
pemerintah dibuat oleh menteri/pimpinan lembaga pemerintah non
departemen, setelah itu diajukan kepada Presiden untuk disetujui/tidak.
Jika disetujui, RUU diajukan Presiden kepada pimpinan DPR. Langka
selanjutnya mengadakan sidang untuk membahas RUU tersebut,
selanjutnya disampaikan kepada Presiden melalui pimpinan DPR.
Presiden menyampaikan RUU kepada menteri sekretaris negara. Tahap
Pembahasan dan Pengesahan : RUU beserta penjelasannya yang berasal
dari DPR disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPR kepada
Presiden. RUU yang sudah disetujui bersama antara DPR dengan
Presiden, paling lambat tujuh hari kerja disampaikan oleh Pimpinan DPR
kepada Presiden untuk disahkan menjadi undang-undang.
127
7. Tata urutan perundang-undangan nasional menurut TAP. MPR No.
III/MPR/2000 :
1) UUD 1945 : hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia, memuat
dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.
2) Ketetapan MPR : putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai
pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
3) Undang-Undang : dibuat oleh DPR bersama Presiden untuk
melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
4) Peraturan Pemerintah Pengganti UU : dibuat oleh Presiden dalam hal
ihwal kegentingan yang memaksa
5) Peraturan Pemerintah : dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan
perintah Undang-Undang.
6) Keputusan Presiden : bersifat mengatur dibuat oleh Presiden untuk
menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan
administrasi negara dan administrasi pemerintahan.
7) Peraturan Daerah : peraturan untuk melaksanakan aturan hukum di
atasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah yang
bersangkutan.
8. Tata Urutan Perundang-Undangan Nasional UU No. 10 Tahun 2004 :
1) UUD 1945 : Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR
dengan persetujuan bersama Presiden.
2) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah pengganti UU : Peraturan
perundang undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal
kegentingan yang memaksa.
3) Peraturan Pemerintah : Peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang
sebagaimana mestinya.
4) Peraturan Presiden : Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
Presiden
128
5) Peraturan Daerah : terdiri atas peraturan daerah provinsi,
kabupaten/kota, desa
Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan
persetujuan bersama Kepala Daerah.
Pertemuan 3
1. Sebutkan partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum !
(Kelompok 1)
2. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam
lingkungan keluarga ! (Kelompok 2)
3. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam
lingkungan sekolah ! (Kelompok 3)
4. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam
lingkungan masyarakat ! (Kelompok 4)
5. Sebutkan perilaku menaati peraturan perundang-undangan di dalam
lingkungan bangsa dan Negara ! (Kelompok 5)
6. Sebutkan hal-hal yang menjadikan seseorang patuh pada hukum ? (Kelompok
6)
7. Bagaimana pendapat kalian tentang pelaksanaan peraturan perundang-
undangan lalu lintas yang berlaku di Negara kita ? (Kelompok 7)
8. Bagaimana pendapat kalian dengan sanksi yang diberlakukan terhadap
berbagai pelanggaran terhadap aturan lalu lintas yang berlaku di Negara kita ?
(Kelompok 8)
Jawab :
1. Memberi masukan kepada pemerintah dalam proses pembuatan hukum,
menaati peraturan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau
negara, sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada,
mengutamakan kepentingan umum.
2. Menaati tata tertib keluarga, tidak melakukan tindak kekerasan sesama
anggota keluarga, menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan keluarga,
menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan.
129
3. Mematuhi tata tertib, menghormati guru dan karyawan, tidak membuat
suasana gaduh pada saat mengikuti pelajaran, mengenakan pakaian
seragam sesuai ketentuan yang berlaku, menjaga kebersihan, keamanan,
dan ketertiban lingkungan sekolah.
4. Tidak main hakim sendiri, menghormati hak milik orang lain, menjaga
keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat, menyelesaikan
permasalahan dengan penuh kekeluargaan berdasar peraturan yang
berlaku.
5. Disiplin membayar pajak, mematuhi peraturan lalu lintas, mendukung
gerakan disiplin nasional, menjaga benda-benda milik negara dan fasilitas
umum, membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban
lingkungan.
6. Sejak kecil dididik untuk selalu mematuhi dan melaksanakan berbagai
aturan yang berlaku, merasakan bahwa peraturan yang ada dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan diri dan lingkungannya. Pada
awalnya bisa saja seseorang patuh terhadap hukum karena adanya tekanan
atau paksaan, Pelaksanaan aturan yang semula karena faktor paksaan
lama kelamaan menjadi suatu kebiasaan, sehingga tanpa sadar dia
melakukan perbuatan itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Belum terlaksana dengan baik karena masih banyak orang yang
melanggar peraturan perundang-undangan lalu lintas.
8. Sanksi yang diberikan bagi pelanggar lalu lintas belum tegas. Masih
banyak anggota polisi yang bisa disuap.
130
Lampiran 8 : Materi Penelitian PKn
MENAMPILKAN KETAATAN TERHADAP PERUNDANG-
UNDANGAN NASIONAL
Negara Indonesia adalah suatu negara hukum. Pengertian negara hukum
di Indonesia berdasar UUD 1945, yaitu berdasar pada kedaulatan hukum.
Negara dipandang sebagai subjek hukum maka jika seseorang melanggar
hukum, ia akan dituntut di pengadilan. Landasan hukum negara Indonesia
menurut Batang Tubuh UUD 1945 : Pasal 1 ayat 3, Pasal 9 tentang Sumpah
Presiden atau Wakil Presiden, Pasal 27 ayat 1.
Ciri-ciri negara hukum :
1) Hak asasi manusia mendapat pengakuan dan jaminan. Terjaminnya hak
asasi manusia di dalam undang-undang atau juga keputusan pengadilan.
2) Adanya suatu peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan
tidak memihak. Membatasi kekuasaan serta wewenang organ-organ
negara terhadap perseorangan.
3) Adanya legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya. Bahwa
segala tindakan penyelenggara negara maupun warga negara dibenarkan
oleh kaidah hukum yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan.
Unsur-unsur negara hukum :
1) Terdapat sistem demokrasi dalam pemerintahan;
2) Terdapat kedaulatan rakyat dan adanya sistem perwakilan dalam
pemerintahan, artinya sistem negara berdasarkan kedaulatan rakyat.
3) Terdapat pemerintahan yang diawasi oleh suatu badan negara, artinya
adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke controle)
yang bebas dan mandiri.
4) Terdapat penghormatan terhadap hak asasi manusia, artinya ada jaminan
terhadap hak-hak asasi manusia.
5) Kekuasaan pemerintahan terbatas;
131
6) Berlakunya rule of law demi tegaknya hukum;
7) Adanya kepastian hukum dan tertib hukum dalam masyarakat, bangsa,
dan negara.
Menurut J.P Glastra van Loan dalam menjalankan peranannya, hukum
mempunyai fungsi :
1) Menertibkan masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup;
2) Menyelesaikan pertikaian;
3) Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan, jika perlu dengan
kekerasan;
4) Mengubah tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian dengan
kebutuhan masyarakat;
5) Memenuhi tuntutan keadilan dan kepastian hukum dengan cara
merealisasikan fungsi hukum sebagaimana disebutkan di atas.
Peraturan ada yang tertulis dan tidak tertulis. Contoh peraturan tertulis
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan daerah,
dan sebagainya. Contoh peraturan tidak tertulis adalah hukum adat, adat
istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan dalam praktik
penyelenggaraan negara atau konvensi. Peraturan yang tertulis memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
a. Keputusan yang dikeluarkan oleh yang berwenang,
b. Isinya mengikat secara umum, tidak hanya mengikat orang tertentu,
c. Bersifat abstrak (mengatur yang belum terjadi)
Ferry Edwar dan Fockema Andreae menyatakan bahwa perundang-
undangan (legislation, wetgeving atau gezetgebung) mempunyai dua
pengertian, pertama perundang-undangan merupakan proses pembentukan
atau proses membentuk peraturan perundang-undangan negara, baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Kedua perundang-undangan adalah
segala peraturan negara yang merupakan hasil pembentukan peraturan-
peraturan, baik tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
132
Landasan Berlakunya Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Perundang-undangan yang akan di bentuk di negara Republik
Indonesia harus berlandaskan kepada :
a. Landasan Filosofis
Setiap setiap penyusunan peraturan perundang-undangan harus
memperhatikan cita-cita moral dan cita-cita hukum sebagaimana
diamanatkan oleh Pancasila, yakni :
1) Nilai-nilai religius bangsa Indonesia yang terangkum dalam sila
Ketuhanan Yang Maha Esa,
2) Nilai-nilai hak-hak asasi manusia dan penghormatan terhadap harkat
dan martabat kemanusiaan sebagaimana terdapat dalam sila
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Nilai-nilai kepentingan bangsa secara utuh, dan kesatuan hukum
nasional seperti yang terdapat di dalam sila Persatuan Indonesia,
4) Nilai-nilai demokrasi dan kedaulatan rakyat, sebagaimana terdapat di
dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
5) Nilai-nilai keadilan, baik individu maupun sosial seperti yang
tercantum dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Landasan Sosiologis
Pembentukan peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan
kenyataan dan kebutuhan masyarakat.
c. Landasan Yuridis
Menurut Lembaga Administrasi Negara landasan yuridis dalam
pembuatan peraturan perundang-undangan memuat keharusan :
1) Adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan,
2) Adanya kesesuaian antara jenis dan materi muatan peraturan
perundang-undangan,
3) Mengikuti cara-cara atau prosedur tertentu,
4) Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi tingkatannya.
133
Prinsip-prinsip Peraturan Perundang-Undangan
Lembaga administrasi Negara menyatakan, bahwa prinsip-prinsip yang
mendasari pembentukan peraturan perundang-undangan, adalah :
a) Dasar yuridis (hukum) sebelumnya.
Penyusunan peraturan perundang-undangan harus mempunyai
landasan yuridis yang jelas. Adapun yang dijadikan landasan yuridis
adalah peraturan perundang-undangan, sedangkan hukum lain hanya
dapat dijadikan bahan dalam penyusunan peraturan perundang-
undangan tersebut.
b) Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat
dijadikan landasan yuridis.
Tidak semua peraturan perundang-undangan dapat dijadikan landasan
yuridis. Peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan dasar
yuridis adalah peraturan yang sederajat atau yang lebih tinggi dan
terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang akan
dibuat.
c) Peraturan perundang-undangan hanya dapat dihapus, dicabut, atau
diubah oleh peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang
lebih tinggi.
d) Peraturan perundang-undangan baru mengesampingkan peraturan
perundang-undangan lama.
Dengan dikeluarkannya suatu peraturan perundang-undangan baru,
maka apabila telah ada peraturan perundang-undangan sejenis dan
sederajat yang telah diberlakukan secara otomatis akan dinyatakan
tidak berlaku.
e) Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi mengesampingkan
peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.
Peraturan perundang-undangan yang secara hirarki lebih rendah
kedudukannya dan bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi, maka secara otomatis dinyatakan batal
demi hukum.
134
f) Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus
mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat
umum.
Apabila terjadi pertentangan antara peraturan perundang-undangan
yang bersifat khusus dan peraturan perundang-undangan yang bersifat
umum yang sederajat tingkatannya, maka yang dimenangkan adalah
peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus.
g) Setiap jenis peraturan perundang-undangan materinya berbeda.
Setiap UU yang dikeluarkan pemerintah hanya mengatur satu obyek
tertentu saja. Contoh Undang-Undang Republik Indonesia nomor 4
tahun 2004 mengatur masalah kehakimana, nomor 4 tahun 2004
mengatur Mahkamah Agung.
Arti Penting Peraturan Perundang-Undangan :
a. Pedoman para penyelenggara
Sebagai pedoman/panduan para penyelenggara di dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, tanpa adanya peraturan perundang-undangan
para penyelenggara negara cenderung untuk menyimpang dari amanat
yang telah diberikan oleh rakyat. Dengan adanya peraturan perundang-
undangan, para penyelenggara tinggal melaksanakan tugas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Melindungi dan mengayomi hak-hak warga negara
Perundang-Undangan berfungsi juga melindungi dan mengayomi hak-
hak warga negara. Hak-hak warga negara sebenarnya sudah ada
sebelum ada peraturan, tetapi tanpa ada peraturan hak itu akan
dirampas oleh oranng lain.
c. Memberikan rasa keadilan bagi warga negara
Perundang-Undangan dibuat untuk menciptakan keadilan karena
dengan peraturan terdapat bukti-bukti tertulis untuk mengatur
kehidupan manusia.
135
d. Menjamin kepastian hukum
Dengan adanya peraturan perundang-undangan ada kepastian hukum
bagi warga negara untuk melakukan perbuatan karena mengetahui
mana yang benar, mana yang salahdan ada pedoman yang jelas
sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan perbuatan.
Proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional
meliputi tiga tahap, yaitu tahap inisiasi, tahap sosio-politis, dan tahap
yuridis.
1. Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi adalah munculnya gagasan-gagasan atau ide dari
masyarakat. Hukum tersebut berhubungan dengan keinginan agar
suatu masalah diatur oleh hukum dalam peraturan perundang-
undangan. Misalnya, masyarakat menginginkan adanya pengaturan
tentang pembrantasan KKN, tindak pidana terorisme, dsb.
2. Tahap Sosio-Politis
Tahap sosio-politis adalah tahap pengolahan gagasan tentang
perlunya pengaturan hukum dari masalah tertentu. Dimulailah
penampungan gagasan dari berbagai sumber. Kemudian disiapkan
bahan-bahan atau isi hukum yang dibutuhkan. Bahan-bahan yang
terkumpul itu kemudian dibicarakan, dikritisi, dan dipertahankan
melalui pertukaran pendapat antar berbagai golongan dan kekuatan
dalam masyarakat. Bahan-bahan itu kemudian dipertajam dan
dimatangkan lembaga pemerintah, baik departemen maupun
nondepartemen.
3. Tahap Yuridis
Tahapan yuridis merupakan tahapan kegiatan yang murni yuridis,
yatu perumusan dalam bahasa hukum perundang-undangan.
Tahapan ini dilakukan oleh lembaga yang berwenang tergantung
dari tingkat perundang-undangan tersebut. Pasal 21 bahwa
rancangan undang-undang dapat berasal dari Presiden atau DPR.
136
Landasan proses penyusunan Undang-Undang adalah UUD 1945
Pasal 5 dan Pasal 20 :
a. Pasal 5 Ayat (1) : Presiden berhak mengajukan rancangan
undang-undang kepada DPR.
Pasal 5 Ayat (2) : Presiden menetapkan peraturan pemerintah
untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
b. Pasal 20 Ayat (1) : DPR memegang kekuasaan membentuk
undang-undang.
Pasal 20 Ayat (2) : Setiap rancangan undang-undang dibahas
oleh DPR dan presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
Pasal 20 Ayat (3) : Jika rancangan undang-undang itu tidak
mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu
tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu.
Pasal 20 Ayat (4) : Presiden mengesahkan rancangan undang-
undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-
undang.
Pasal 20 Ayat (5) : Dalam hal rancangan undang-undang yang
telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh presiden
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari semenjak rancangan undang-
undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut
sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.
Adapun proses penyusunan Undang-Undang adalah sebagai
berikut :
a. Tahap Penyiapan Rancangan Undang-Undang (RUU)
RUU dapat dibuat oleh Presiden (pemerintah) dan DPR.
RUU yang diajukan oleh pemerintah dibuat oleh
menteri/pimpinan lembaga pemerintah non departemen,
setelah itu diajukan kepada Presiden untuk disetujui/tidak.
Jika disetujui, RUU diajukan Presiden kepada pimpinan
DPR. Langka selanjutnya mengadakan sidang untuk
membahas RUU tersebut. RUU dari DPR, anggota DPR
137
membuat RUU, selanjutnya disampaikan kepada Presiden
melalui pimpinan DPR. Presiden menyampaikan RUU
kepada menteri sekretaris negara.
b. Tahap Pembahasan dan Pengesahan
RUU beserta penjelasannya yang berasal dari DPR
disampaikan secara tertulis oleh pimpinan DPR kepada
Presiden. Presiden memberitahu dan membagikannya
kepada seluruh anggota kabinet. RUU yang sudah disetujui
bersama antara DPR dengan Presiden, paling lambat 7 (tujuh
hari) kerja disampaikan oleh Pimpinan DPR kepada
Presiden untuk disahkan menjadi undang-undang. Apabila
setelah 15 (lima belas) hari kerja, RUU yang sudah
disampaikan kepada Presiden belum disahkan menjadi
undang-undang, Pimpinan DPR mengirim surat kepada
Presiden untuk meminta penjelasan. Apabila RUU yang
sudah disetujui bersama tidak disahkan oleh Presiden dalam
waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak RUU tersebut
disetujui bersama, RUU tersebut sah menjadi undang-
undang dan wajib diundangkan.
Tata urutan perundang-undangan nasional menurut TAP. MPR No.
III/MPR/2000
1) UUD 1945
merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia, memuat
dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.
2) Ketetapan MPR
merupakan putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai
pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
138
3) Undang-Undang
Undang-Undang dibuat oleh DPR bersama Presiden untuk
melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 serta Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
4) Peraturan Pemerintah Pengganti UU
Peraturan Pemerintah pengganti UU dibuat oleh Presiden dalam hal
ihwal kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Peraturan Pemerintah pengganti UU harus diajukan ke DPR dalam
persidangan yang berikut.
b. DPR dapat menerima atau menolak Peraturan Pemerintah
Pengganti UU dengan tidak mengadakan perubahan.
c. Jika ditolak DPR, Peraturan Pemerintah Pengganti UU harus
dicabut.
5) Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan
perintah Undang-Undang.
6) Keputusan Presiden
Keputusan Presiden yang bersifat mengatur dibuat oleh Presiden
untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan
pelaksanaan administrasi negara dan administrasi pemerintahan.
7) Peraturan Daerah
Peraturan Daerah merupakan peraturan untuk melaksanakan aturan
hukum di atasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah yang
bersangkutan.
a. Peraturan Daerah Propinsi dibuat oleh DPRD Propinsi bersama
dengan gubernur.
b. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD
Kabupaten/Kota bersama bupati/walikota.
c. Peraturan Desa atau yang setingkat dibuat oleh badan perwakilan
desa atau yang setingkat, sedangkan tata cara pembuatan peraturan
139
desa atau yang setingkat diatur oleh peraturan daerah
kabupaten/kota yang bersangkutan.
Tata Urutan Perundang-Undangan Nasional UU No. 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan :
1) UUD 1945
Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR dengan
persetujuan bersama Presiden.
2) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah pengganti UU
Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam
hal ihwal kegentingan yang memaksa.
3) Peraturan Pemerintah
Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk
menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.
4) Peraturan Presiden
Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden
5) Peraturan Daerah, terdiri atas peraturan daerah provinsi,
kabupaten/kota, desa
Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan
persetujuan bersama Kepala Daerah.
Peraturan Daerah Propinsi dibuat oleh DPRD Propinsi
bersama dengan gubernur.
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD
Kabupaten/Kota bersama bupati/walikota.
Peraturan Desa atau yang setingkat dibuat oleh badan
perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan kepala
desa atau nama lainnya.
Partisipasi warga negara dalam proses penyusunan hukum dapat
dilakukan dengan cara-cara :
a. Memberi masukan kepada pemerintah dalam proses pembuatan hukum.
b.Menaati peraturan hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau
negara.
140
c. Sadar dan taat pada hukum dan peraturan yang ada.
d. Mengutamakan kepentingan umum.
Orang yang mempunyai kesadaran terhadap aturan hukum akan
mematuhi apa yang menjadi tuntutan peraturan tersebut. Dengan kata lain
dia menjadi patuh terhadap berbagai peraturan yang ada, orang menjadi
patuh, karena :
1. Sejak kecil dididik untuk selalu mematuhi dan melaksanakan berbagai
aturan yang berlaku, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
maupun secara nasional.
2. Orang taat karena dia merasakan, bahwa peraturan yang ada dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan diri dan lingkungannya.
3. Kepatuhan atau ketaatan karena merupakan salah satu sarana untuk
mengadakan identifikasi dengan kelompok.
4. Pada awalnya bisa saja seseorang patuh terhadap hukum karena adanya
tekanan atau paksaan untuk melaksanakan berbagai aturan tersebut.
Pelaksanaan aturan yang semula karena faktor paksaan lama kelamaan
menjadi suatu kebiasaan, sehingga tanpa sadar dia melakukan perbuatan
itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan
keluarga dapat dilakukan dengan cara :
a. Menaati tata tertib keluarga.
b. Tidak melakukan tindak kekerasan sesama anggota keluarga.
c. Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan keluarga.
d. Menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan.
Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan
sekolah dapat dilakukan dengan cara :
a. Mematuhi tata tertib.
b. Menghormati guru dan karyawan.
c. Tidak membuat suasana gaduh pada saat mengikuti pelajaran.
d. Mengenakan pakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban lingkungan sekolah.
141
Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan
masyarakat dapat dilakukan dengan cara :
a. Tidak main hakim sendiri.
b. Menghormati hak milik orang lain.
c. Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat.
d. Menyelesaikan permasalahan dengan penuh kekeluargaan berdasar
peraturan yang berlaku.
Perilaku menaati peraturan perundang-undangan di lingkungan bangsa
dan negara dapat dilakukan dengan cara :
a. Disiplin membayar pajak.
b. Mematuhi peraturan lalu lintas.
c. Mendukung gerakan disiplin nasional.
d. Menjaga benda-benda milik negara dan fasilitas umum.
e. Membantu negara dalam menciptakan keamanan dan ketertiban
lingkungan.
142
Lampiran 9 : Kisi-Kisi Soal
No Sub Materi Ingatan Pemaham
an
Penerapa
n
Jumla
h Soal
1. Menjelaskan pengertian
peraturan perundang-undangan
dan menyebutkan jenis dan tata
urutan peraturan perundang-
undangan nasional
5 soal (soal
nomor 1, 2, 3,
11, 12)
2 soal (soal
nomor 4, 8)
- 7
2. Menjelaskan landasan
berlakunya perundang-
undangan dan menguraikan arti
penting peraturan perundang-
undangan
3 soal (soal
nomor 5, 6, 7)
2 soal
(soal
nomor 9,
10)
- 5
3. Menjelaskan proses pembuatan
peraturan perundang-undangan
dan menyebutkan partisipasi
warga negara dalam proses
penyusunan hukum
2 soal (soal
nomor 13, 14)
3 soal
(soal
nomor 21,
22, 23)
- 5
4. Menjelaskan kewajiban warga
negara dan bentuk ketaatan
terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan;
- 3 soal
(soal
nomor 20,
24, 25)
5 soal
(soal
nomor 15,
16, 17, 18,
19 )
8
Jumlah Soal 25
155
Lampiran 12 : Daftar Nilai Postest
DAFTAR NILAI KELAS VIII F (KELAS KONTROL)
NO NAMA NILAI POSTEST
1 AL 72
2 AAN 60
3 AAA 68
4 AMB 74
5 ADL 60
6 BP 72
7 BDP 64
8 DH 72
9 DAS 64
10 EWK 80
11 FS 68
12 FIB 76
13 HMQ 60
14 HS 74
15 LNA 76
16 MIM 58
17 MFS 60
18 MM 84
19 MF 64
20 MHA 80
21 MN 68
22 ND 72
23 NMS 78
24 RM 64
25 RGS 68
26 RF 84
156
27 RM 76
28 SS 58
29 SAC 78
30 SO 90
31 SN 58
32 WFNF 60
DAFTAR NILAI KELAS VIII B (KELAS EKSPERIMEN)
NO NAMA NILAI POSTEST
1 AWS 84
2 ATMM 72
3 AMI 64
4 AP 72
5 CM 80
6 DAN 72
7 EYTS 68
8 EN 80
9 HRS 76
10 HFN 88
11 IW 84
12 IO 88
13 MFF 68
14 MKN 96
15 MAA 80
16 MFI 68
17 MA 68
18 NW 84
19 NAM 76
157
20 NAO 76
21 NH 72
22 PC 80
23 PNA 92
24 RA 92
25 RS 64
26 SRP 68
27 SW 80
28 SR 68
29 SS 72
30 TR 76
31 TP 92
32 WSP 64
158
Lampiran 13 : Dokumentasi
Profil Sekolah
Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen (kegiatan pembelajaran
dengan metode TPS). Guru Sedang Menjelaskan Proses
Pembelajaran dengan Menggunakan Metode TPS.
159
Siswa Sedang Memikirkan dan Mengerjakan Tugas Secara Sendiri-
Sendiri Dulu Kemudian Siswa Disuruh Berpikir Secara Berpasangan
Setelah Itu Baru Secara Kelompok Untuk Mengambil Suatu
Kesimpulan/Jawaban yang Diamggap Paling Benar Untuk Menjawab
Permasalahan yang Diberikan Oleh Guru.
Guru Sedang Mengawasi Jalannya Diskusi
161
Proses Pembelajaran Kelas Kontrol (kegiatan pembelajaran dengan
metode diskusi kelompok). Peneliti Sedang Menjelaskan Proses
Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok.
Sedang Membagi Kelompok
163
Sedang Mendorong Siswa Agar Mau Mengemukakan
Pendapatnya (ikut berpartisipasi)
Siswa Sedang Mempresentasikan Hasil Diskusinya
top related