l33 pembangunan perdesaan

Post on 22-Dec-2015

30 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

L33 pembangunan perdesaan

TRANSCRIPT

Desa, atau udik, menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural).

Di Indonesia, istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa, sedangkan di Kutai Barat, Kalimantan Timur disebut Kepala Kampung atau Petinggi.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah

Istilah desa dapat disebut dengan nama

lain, misalnya di:

Sumatera Barat disebut dengan istilah nagari,

di Bali disebut dengan istilah banjar

di Papua dan Kutai Barat, Kalimantan Timur disebut dengan istilah kampung.

Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik adat istiadat desa tersebut.

Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.

Dlm penjelasan umum UU No 32/2004 :

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas-batas yuridiksi yang berwenang

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam

sistem pemerintahan nasional dan berada di

kabupaten/kota yang berlandaskan pada

keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,

demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Pasal 199 (5) : Kawasan pedesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

PERMASALAHAN DESA DI

INDONESIA SAAT INI

• KEMISKINAN

• RENDAHNYA PENDIDIKAN

• MINIMNYA FASILITAS

• PENGANGGURAN

• KURANGNYA PERAN SERTA MASYARAKAT

• DEMOKRASI YG KEBABLASAN

• ADANYA FAHAM KELIRU (RADIKALISME)

• TUMPANG TINDIH KEBIJAKAN

• TIDAK SINERGINYA PEMBANGUNAN

DAERAH (

Pendekatan pembangunan sentralistik kenyataannya

banyak menciptakan ketimpangan antara yang kaya dan miskin,

ketimpangan antar daerah (regional)

ketimpangan antara desa dengan kota.

Memperhatikan kenyataan ini, pemerintah mengalihkan pendekatan strategi pembangunan kepada kebijakan desentralisasi

telah terjadi tingkat urbanisasi yang relatif cepat dibandingkan dengan perkembangan industrialisasi.

pembangunan kota belum mampu menyediakan perumahan yang layak dalam waktu relatif singkat.

Hal ini disebabkan oleh kondisi orang desa yang umumnya kurang mampu sehingga sering timbul rumah-rumah darurat dengan fasilitas seadanya. Yang disebut perumahan kumuh (slum).

MENGAPA DESA DI INDONESIA BANYAK YG TERTINGGAL ???

kondisi di desa masih bertumpu pada sektor pertanian tradisional yakni tergantung musim dan kondisi lahan.

Kondisi ini memicu mereka yang memiliki alam berpikir rasional (modern) untuk memanfaatkan waktu, tenaga dan ketrampilan seadanya untuk malakukan urbanisasi.

Alasan mereka rasional karena mereka berusaha mencari tempat/daerah yang relatif lebih banyak mempunyai kesempatan ekonomis.

desa semakin kehilangan tenaga kerja off farm . Hal ini dipicu oleh keadaan pertanian tradisional yang tidak bersifat menghasilkan dan memberikan pendapatan secara cepat dan langsung (quick yielding), membuat kondisi perekonomian desa semakin rapuh.

• CHINA : MEMAJUKAN NEGARANYA DIMULAI DARI PERDESAAN

• AMERIKA : MEMANFAATKAN PERDESAAN SESUAI DENGAN KONDISI GEOGRAFIS, DEMOGRAFIS, SKA & SOSIAL BUDAYA

• THAILAND : PEMASOK BERAS 80 PERSEN DUNIA.

MASALAH KESEHATAN DI PERDESAAN

• PELAYANAN KESEHATAN DI DESA MAYORITAS KURATIF

• JANGKAUAN PELAYANAN KESEHATAN MASIH KURANG

• SISTEM JAMINAN KESEHATAN BELUM TERLAKSANA DG BAIK.

• SKN BELUM MEMIHAK RAKYAT MISKIN

Desa Siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa atau kelurahan

yang memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi

masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara

mandiri.

Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai macam ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), kejadian bencana, kecelakaan dan lain lain, dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong royong.

Pengembangan Desa Siaga mencakup upaya

lebih, mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa,

meyiap siagakan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Dilihat inti dari kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu maka dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah edukatif yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.

Tujuan Umum Desa Siaga yaitu: Mengembangkan kepedulian dan kesiapsiagaan masyarakat desa dalam mencegah, dan mengatasi masalah kesehatan , bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri untuk mewujudkan desa sehat.

Tujuan Khusus Desa Siaga:

1. Optimalisasi peran Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) atau potensi sejenis. Dalam pemberdayaan masyarakat dan mendorong pembangunan kesehatan di desa serta rujukan pertama pelayanan kesehatan bermutu bagi masyarakat.

2. Terbentuknya forum kesehatan desa yang berperan aktif menggerakkan pembangunan kesehatan tingkat desa.

3. Berkembangnya kegiatan gotong royong masyarakat untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan.

4. Berekembangnya upaya kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan oleh masyarakat.

5. Berkembangnya pengamatan dan pemantauan oleh masyarakat dalam deteksi dini, kewaspadaan dini, dan kesiapsiagaan terhadap masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.

6. Berkembangnya kemandirian masyarakat dalam pembiayaan kesehatan.

Untuk menjadi menuju Desa Siaga yang paling penting diketahui adalah sejauh mana kegiatan bersumberdaya masyarakat yang ada dewasa ini seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dana Sehat, Siap Antar Jaga dan lain lain mampu untuk melaksanakan Desa Siaga.

Persoalan yang dihadapi :

1. Wilayah Indonesia yang begitu luas yang terdiri dari ribuan pulau dengan latar belakang sosial, ekonomi dan budaya yang beragam dan dengan permasalahan yang begitu banyak dan kompleks tentunya perlu usaha ekstra keras agar tujuan ini dapat terlaksana.

2. Indonesia sering di timpa bencana seperti gunung meletus, gempa bumi, tsunami, angin puting beliung atau bencana yang diakibatkan tingkah laku manusia seperti banjir, tanah longsor dan lain sebagainya, sehingga anggaran pemerintah tentunya teralihkan kepada penanggulangan bencana dan perbaikan infrastruktur yang hancur akibat bencana tersebut

3. tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi dan juga tingginya angka kesakitan yang akhir akhir ini ditandai dengan munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti malaria dan tuberkolosis paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti HIV/AIDS dan flu burung dan penyakit infeksi serta belum hilangnya penyakit-penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah

4. Jumlah Rumah Sakit Rujukan di masing-masing daerah tentunya sangat bervariasi baik dari ketersediaan rumah sakitnya sampai kepada tenaga dokter spesialis, tenaga medis lainnya, peralatan diagnostik maupun terapis.

5. Ketersediaan obat yang murah dan terjangkau oleh masyarkat masih jauh dari harapan.

6. Kekurangan tenaga bidan karena desa siaga membutuhkan satu desa satu bidan

top related