kuliah parasit klinis ans

Post on 13-Aug-2015

93 Views

Category:

Documents

20 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PARASITOLOGI KLINIK(PARASIT PADA GIT)Dr. Fathia Annis PramestiPPD UNISMA

helmintologi

Nematoda (cacing gilig)- Nematoda Usus : - Soil Transmitted Helminth

- bukan STH Cestoda Trematoda

‘Soil Transmitted Helminths’: Adalah sekelompok nematoda parasitik pada

usus manusia yg mempunyai kesamaan sifat : melalui suatu periode pertumbuhan di tanah sebelum mencapai stadium infektif.

Meliputi: Ascaris lumbricoides Trichuris trichiura Ancylostoma duodenale Necator americanus Strongyloides stercoralis

Nematoda Usus yang tidak termasuk ‘sth’:

Enterobius vermicularis Trichinella spiralis

Epidemiologi ‘Soil Transmitted Helminths’: Sumber penularan bagi manusia: tanah. Banyak di daerah pedesaan dengan persawahan atau

perkebunan di daerah tropis dengan suhu hangat dan curah hujan yang tinggi.

Prevalensi menurut umur: Ascaris lumbricoides banyak didapatkan pada anak2

Trichuris trichiura Ancylostoma duodenale Necator americanus banyak didapatkan pada Strongyloides stercoralis dewasa

Frekuensi di Indonesia tinggi, di daerah endemis bisa mencapai 60 – 90%.

Perkembangan dari telur hingga menjadi stadium infektif: Terjadi di atas tanah, pada suhu optimal menjadi infektif dalam

18 hari untuk Ascaris lumbricoides 3 minggu untuk Trichuris trichiuradan dapat bertahan selama beberapa tahun.

Tidak tahan thd kekeringan. Faktor yg menguntungkan:

Iklim mikro lembab, hangat, suhu optimal; 22-300 C. Tanah lempung, gembur, teduh, banyak mengandung humus/sampah

organik, aerasi/oksigenasi baik Hewan koprofagus, mis.: kumbang tinja, anjing kecil, babi membantu

penyebaran Aliran air permukaan membantu penyebaran ke area yg lebih luas.

Cara Infeksi:

Stadium infektif Ascaris & Trichuris: telur berisi embrio; tertelan bersama makanan, minuman atau melalui tangan ke mulut.

Stadium infektif Necator americanus, Ancylostoma duodenale & Strongyloides stercoralis adalah larva filariformis menembus kulit bagian yang lunak, biasanya sela jari kaki.

KLINIS NEMATODA USUS

Ascaris lumbricoides, Linnaeus, 1758

Dewasa (dlm usus manusia)

Larva Telur(dibatukkan tertelan

bersama sputum) keluar bersama tinja

pertumbuhan di

Larva atas tanah

(menembus endotel

Alveoli ke atas telur mengandung embrio glotis)

tertelan bersama

makanan/minuman

menetas kebanyakan di usus halus,

menembus mukosa, bisa juga di ventrikulus

Ikut aliran darah

Larva

Telur menjadi infektif dalam suhu 28o C minimal 18 hari.

Di atas tanah, meskipun tanpa oksigen, telur Ascaris dapat tetap hidup sampai 4 bulan.

Patogenesa:

Efek patogenik askariasis disebabkan oleh mekanisma:

1. Reaksi imun dari penderita/hospes2. Efek mekanis oleh karena cacing

dewasa3. Efek keberadaan cacing dewasa pada

nutrisi.

Reaksi Imun dari hospes thd keberadaan Ascaris:

Reaksi hipersensitivitas tipe cepat (Reaksi tipe I) memegang peran pada imunitas thd Ascaris.

IgE & IgM meningkat tapi IgA & IgG normal.

Cairan tubuh Ascaris banyak mengandung allergen.

Manifestasi Reaksi Imun dari hospes thd keberadaan Ascaris:1. Ascaris pneumonitis2. Asma (karena disini terjadi

bronkhospasmus)3. Urtika

Reaksi imun yg disebabkan larva Ascaris lebih besar dibanding reaksi thd cacing dewasa karena larva berada dalam darah, sehingga lebih mudah dikenali oleh sistem imun dibanding cacing dewasa yg berada di lumen usus dan kurang bersinggungan dengan sistem imun.

Ascaris pneumonitis:

= pneumonia askaris = seasonal pneumonitis. Dapat juga disebabkan tanpa adanya peran

imunologis, misal pada individu yang tidak sensitif, yang terinfeksi Ascaris, perubahan patologi yang terjadi di paru sesuai dengan jumlah larva yang menginfeksi.

Gejala yg berat dapat terjadi pada infeksi berat atau reinfeksi, dan pernah dilaporkan juga pada infeksi Ascaris suum.

Gejala pnemonia askaris biasanya lebih berat dibanding jumlah larva yang menginfeksi karena proses patologis yang terjadi selain kerusakan alveoli karena larva menembus endothel juga karena reaksi imunologis yg terjadi.

Gejala Pnemonia Askaris:

Sesak nafas, yg kadang seperti asma, ‘wheezing’ atau dapat juga ronkhi kasar, tapi jarang terjadi krepitasi; sesak nafas umumnya ringan, tapi memerlukan rawat inap karena dapat menyebabkan kematian

Batuk produktif, dalam sputum dijumpai banyak eosinofil dan kristal Charcot-Leyden, kadang dijumpai larva; tetapi larva lebih sering dijumpai pada kurasan lambung.

Gejala dapat bervariasi dari lemah, letih, lesu hingga batuk yang menetap dan sakit dada, sesak nafas sampai batuk blood streaked.

Demam sedang, Eosinofilia sementara, dan juga dihubungkan

dengan terjadinya hipereosinofilia. Ronsen dada terlihat infiltrasi paru yg ber-

ubah yg bersifat sementara. Paling nyata dan memberikan manifestasi

berat di daerah endemik dimana terjadi penularan yang musiman, kadang fatal, dan jarang terjadi di daerah dimana transmisi berjalan sepanjang tahun

Gambaran infiltrasi sementara pd ronsen yg berubah dari hari ke hari dan hilang spontan dalam 3 – 14 hari dan dikaitkan dengan eosinofilia yg nyata, dikenal sebagai ‘Loeffler’s syndrome’.

Meski ‘Loeffler’s syndrome’ juga dapat disebabkan oleh penyebab lain, baik organisma hidup maupun material lain, tapi itu terjadi di daerah endemik askariasis, penyakit cacing tambang dan Strongyloides

Manifestasi alergi selain bronkhospasmus dan infiltrasi paru adalah urtika.

Manifestasi alergi ini terjadi terutama selama migrasi larva melalui paru dan biasanya menghilang setelah migrasi paru berlalu, tetapi asma dan urtika dapat terus berlangsung sampai berlangsungnya fase intestinal dan akan membaik setelah pengobatan cacingnya.

Patogenesa Askariasis o.k. Cacing Dewasa : Gangguan gizi lebih besar karena

sekresi antienzim yang mengganggu absorbsi lemak dan terutama karbohidrat

Karena ukurannya yg besar, dapat (sangat jarang) menembus dinding usus → rongga peritoneum → peritonitis

Bila masuk appendiks → apendisitis Bila infeksi banyak dapat terjadi

sumbatan isi usus.

Manifestasi Klinis oleh karena efek mekanis cacing dewasa: Pada umumnya ringan tidak menarik

perhatian, baik dari penderita maupun dokternya, kecuali pada infeksi berat atau asupan gizi hospes yg kurang.

Paling berupa rasa tidak enak yang tidak khas di perut.

Meskipun demikian, karena ukurannya yg besar, infeksi oleh satu cacingpun berpotensi menimbulkan akibat yg serius, seperti misalnya apendisitis.

Pada anak biasanya berupa kram perut seperti kolik, hilangnya nafsu makan, dan rewel.

Diagnosa:

Klinis (anamnesis & pemeriksaan fisik diagnostik) sukar karena gejalanya samar dan tidak khas.

Laboratoris: Pemeriksaan tinja:

Pada umumnya cukup dengan pemeriksaan langsung, tidak perlu konsentrasi.

Pengobatan:

Mebendazol Albendazol

Pirantel pamoat Piperazin sitrat

Levamisol Oksantel

Mebendazole: Derivat benzamidazol Mengikatkan diri pada tubulin sehingga

mem-blok pembentukan protein mikrotubuler berkurangnya jumlah mikrotubulin sitoplasma tidak dapat mengambil glukosa dan mengeluarkan asetilkolin esterase didalam sel terjadi kekurangan glikogen dan penimbunan asetilkolin esterase

Dosis dewasa maupun anak (> 2 th): Oral 100 mg 2 x/hari selama 3 hari berturut-turut.

Hanya sedikit diabsorbsi. Ovisidal utk Ascaris maupun Necator americanus. Toksisitas & efek samping:

Karena hanya sedikit diabsorbsi tidak menimbulkan toksisitas sistemik yg berarti pada penggunaan klinis yg biasa, bahkan pada kondisi anemia dan malnutrisi.

Sakit perut dan diare sementara dilaporkan terjadi pada infeksi yg masif dan pengeluaran cacing sesudah pengobatan.

Reaksi alergi, alopesia, netropenia reversibel, agranulositosis, hipospermia.

Pada tikus hamil bersifat embriotoksik dan terogenik → kontraindikasi untuk wanita hamil dan anak < 2 th.

Pirantel Pamoat:

Menyebabkan paralisis spastik pada cacing karena menekan kolinesterase → depolarisasi persisten.

Sangat sedikit diabsorbsi dari usus. Kontraindikasi wanita hamil dan anak < 2 th Dosis:

10 mg/kg BBsehari Efek samping:

Jarang Keluhan gastrointestinal, sakit kepala, rash, demam

Piperazin sitrat:

Menyebabkan flaccid paralysis pada cacing karena mem-blok respon otot cacing thd asetilkolin (efek seperti kurare) → hiperpolarisasi → tidak bisa diberikan bersama pirantel pamoat.

Memiliki diskriminasi target terhadap cacing dan mamalia. Diabsorbsi dengan cepat dari usus. Dosis:

75 mg/kg BB (maksimum 3,5 gram) dosis tunggal selama 2 hari berturut-turut.

Efek samping: Tidak enak di perut, efek nerologis sementara, urtika.

Levamisol :

Paralisis depolarisasi Menekan fumarat reduktase yang unik,

hanya terhadap parasit Kurang kuat.

Pemberantasan & Pencegahan :

Dewasa (dlm usus manusia)

Larva Telur(dibatukkan tertelan

bersama sputum) keluar bersama tinja

pertumbuhan di

Larva atas tanah

(menembus endotel

Alveoli ke atas telur mengandung embrio glotis)

tertelan bersama

makanan/minuman

menetas kebanyakan di usus halus,

menembus mukosa, bisa juga di ventrikulus

Ikut aliran darah

Larva

Memutus rantai infeksi pada mata rantai paling lemah.

Dilakukan simultan: Meniadakan sumber infeksi bagi tanah:

Pengobatan penderita Sanitasi & higiene perorangan, keluarga & masyarakat:

Sarana & prasarana: jamban dengan septic tank Air bersih Perubahan perilaku BAB (buang air besar)

Mencegah infeksi pada manusia: Perilaku makan, minum

Angka Reinfeksi Askariasis Sesudah Pengobatan :

Trichuris trichiura (Linnaeus, 1771) Stiles, 1901

Dewasa (dalam usus manusia)

melekat di vili intestinalis

menetas di duodenum

tertelan bersama makanan telur

(keluar bersama tinja)

telur infektif (di tanah)

Patogenesa:

Memakan elemen seluler epitel mukosa Terjadi kerusakan enterosit hilangnya

serabut filamen yang menggantung mikrovili.

Infiltrasi sel plasma, limfosit, kadang eosinofil pada kripta.

Tonus sfingter ani menurun. Mekanisme pasti pada manusia belum

diketahui, tapi yang jelas terlibat adalah proses mekanis dan alergi.

T. trichiura menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,005 ml darah/cacing/hari → 1/6 – 1/10 x kehilangan darah oleh karena N americanus atau 1/30 – 1/50 x kehilangan darah oleh A duodenale

Manifestasi Klinis :

Tergantung: Worm burden Lamanya infeksi Umur Kondisi nutrisi hospes

Umumnya ringan, dapat ditoleransi oleh hospes dengan tanpa atau hanya sedikit gejala

Bila timbul gejala bisa berupa: Diare Kramp Disenteri kronis Tenesmus rektal Bila berlangsung lama:

Gangguan gizi Prolapsus rektum Clubbing finger Anemia hipokromik

Eosinofilia.

Komplikasi trkhuriasis (sangat jarang):

Diagnosa & pengobatan

Diagnosa Menemukan telur dalam tinja:

Pemeriksaan tinja langsung Jarang diperlukan metoda konsentrasi

Pengobatan Mebendazol Albendazol Levamisol

Pencegahan & Pemberantasan :

Angka Reinfeksi Trikuriasis Sesudah Pengobatan :

Penyakit Cacing Tambang

Penyebab:

Necator americanus (Stiles, 1902) Stiles, 1906

Ancylostoma duodenale (Dubini, 1843) Creplin, 1845

Daur Hidup

Patogenesa :

Oleh karena larva: Creeping eruption. Lesi pulmonal

Oleh karena cacing dewasa: Penyakit cacing tambang

Creeping eruption o.k. Cacing tambang:

Lesi pulmonal:

Perdarahan fokal Hanya bila infeksi terjadi secara masif

dapat terjadi pnemonia Sensitisasi sewaktu melalui paru tidak

sebesar sensitisasi terhadap Ascaris atau Strongyloides.

Gejala: batuk

Lesi intestinal:

Melekat di mukosa usus dengan menggigit dan menghisap darah.

Melekat/menggigit berpindah-pindah menyebabkan perdarahan sementara karena sekresi antikoagulan dan meninggalkan luka/ulkus di mukosa meskipun perdarahan telah berhenti beberapa saat kemudian.

Kehilangan darah oleh karena N americanus: 0,03 ml/cacing/hari; A duodenale: 0,15 – 0,26 ml/cacing/hari.

Perdarahan kehilangan darah kronis defisiensi Fe.

Gejala akibat lesi intestinal:

Pada infeksi akut dapat timbul: Capai, lelah Mual, muntah Perut terasa panas Kram perut Gejala lebih sering muncul pada A.

duodenale dibanding N. americanus. Diare dengan tinja bervariasi dari hitam

sampai merah.

Pada infeksi kronis gejala yang muncul dikarenakan anemia defisiensi besi: Pucat Edema Ekspresi wajah yang dungu, acuh atau apati Hb dapat turun dibawah 5 gr% Kardiomegali, bising sistolik

Berat ringannya penyakit terkait dengan jumlah cacing yang menginfeksi.

Gizi yang baik tidak dapat mencegah infeksi cacing tambang, tetapi dapat mengatasi masalah yang timbul.

Kompensasi akibat anemia: Peningkatan kapasitas vital paru Meningkatnya toleransi jaringan terhadap

anoksia Tekanan diastolik turun

Ronsen abdomen: Hipermotilitas usus

Dilatasi jejunum proksimal Lipatan mukosa menjadi kasar

Diagnosa:

Klinis (anamnesis & pemeriksaan fisik diagnostik) sukar karena gejalanya samar dan tidak khas.

Laboratoris: Pemeriksaan tinja:

Pada umumnya cukup dengan pemeriksaan langsung, tidak perlu konsentrasi.

Pengobatan:

Mebendazol

Pirantel

Albendazol

Pemberantasan :

Angka Reinfeksi Penyakit Cacing Tambang Sesudah Pengobatan :

Strongyloides stercoralis (Bavay, 1876) Stiles and Hassall, 1902

Daur Hidup :

Patogenesa :

Larva: Creeping eruption, cutaneus larva migran Larva currens Pulmonal

Dewasa: Strongiloidosis Mukosa rusak menjadi berbentuk seperti sarang lebah

karena kerusakan oleh cacing dewasa maupun larva.

Manifestasi Klinik :

Seperti ulkus peptikum Lemah Sakit perut yang difus, kadang dapat dirasakan

lebih sakit di kuadran kanan atas Ronsenologis mungkin tampak sebagai

Crohn’s disease di usus halus bagian proksimal Pada infeksi kronis dapat terjadi malabsorbsi Lekositosis, eosinofilia (bisa sampai 50 – 70%)

Diagnosa:

Klinis (anamnesis & pemeriksaan fisik diagnostik) sukar karena gejalanya samar dan tidak khas.

Laboratoris: Pemeriksaan tinja:

Pada umumnya cukup dengan pemeriksaan langsung, tidak perlu konsentrasi.

Biasanya ditemukan pada tinja baru tanpa konstipasi berupa telur yang sudah mengandung larva atau bahkan larva rhabditiformis.

Enterobius vermicularis (Linnaeus, 1758) Leach, 1853

Daur Hidup :

Manifestasi Klinis & diagnosa

Umumnya ringan, paling hanya gatal daerah anal dan sekitarnya di malam hari.

Kadang dapat masuk vagina → vaginitis Kondisi serius dapat terjadi misalnya

karena masuknya cacing dewasa ke dalam apendik sehingga terjadi apendisitis (jarang sekali)

Diagnosa Menemukan telur dari usap anal, perianal,

perineal.

Pengobatan :

Piperazin Mebendazol

Pirantel Levamizol

Trichinella spiralis (Owen, 1835) Railliet, 1895)

Daur Hidup :

Manifestasi klinis :

4 gejala kardinal:DemamEdema orbitalMialgiaEosinofilia.

Diagnosa & pengobatan

Diagnosa Tes imunologis Biopsi

Pengobatansimtomatik

KLINIS TREMATODA HEPAR & USUS

Siklus hidup

Fascioliasis hepatica*

Patologi dan GejalaTergantung intensitas dan lamanya

infeksi. Gejala awal timbul setelah metaserkaria mencapai hepar. Hiperplasi saluran empedu mungkin disebabkan oleh toksin larva.

Reaksi radang dan adenomatosa penyumbatan

Gejala awal berupa sakit kepala yang hebat, demam, menggigil, urtikaria, uluhati seperti ditusuk dan sakit di

kuadran kanan atas yang menjalar ke punggung dan bahu.

Gejala lanjutan berupa liver membesar (hepatomegali) yang nyeri tekan,

gangguan pencernaan, ikterik, diare sampai anemia.

Sesudah cacing tenang di saluran empedu, gejala mereda, walaupun

dapat terjadi cholelithiasis.

Nb.

Larva maupun dewasa dapat ditemukan di dinding usus halus, jantung, paru, otak dan kulit sehingga menyerupai gejala visceral larva syndrome.

DIAGNOSIS

Infeksi akut : penderita yg baru pulang dari daerah endemis, banyak makan sayuran, demam, nyeri tekan hepar, eosinofilia yang tinggi.

Laboratoris :

Ditemukan telur fasciola dalam tinja atau cairan empedu setelah 3 – 4 bulan menelan metaserkaria

Telur dapat pula ditemukan bila makan hati binatang terinfeksi

Tes serologi yang mendeteksi antibodi terhadap antigen dari sekresi dan eksresi F. hepatica amat bermanfaat

Complement-fixation test dan Intracutaneous reaction (walaupun akan positif pada penderita dan yg sudah sembuh)

Terapi

1. Dichlorophenol (Bithionol).2. Dehydroemetine.

Karena keduanya cardiotoxic maka penderita harus istirahat selama pengobatan.

3. Triclabendazole (menghambat sintesis protein cacing).

Pencegahan

1. Hewan herbivora terinfeksi diobati. 2. Memberantas keong perantara dan

larva. 3. Jangan makan tanaman air dan

sayuran tanpa dimasak di daerah endemis.

4. Minum air yg tdk terkontaminasi.

Clonorchis sinensis

Siklus hidup*

PATOLOGI DAN GEJALA

Saluran empedu distal teriritasi secara mekanis oleh cacing dewasa dan toksinnya melebar, sampai proliferasi adenomatosa.

Bila sampai ribuan, liver akan membesar (hepatomegali) dan nyeri tekan fibrosis dan kerusakan parenkim.

Bisa terjadi cholelithiasis dan pyogenic cholangitis. Kebanyakan infeksi asimptomatik.

DIAGNOSIS

Diagnosis klinis didasarkan atas riwayat makan ikan mentah dan gejala gangguan saluran empedu seperti ikterik dan demam serta sakit perut kuadran atas kanan.

Diagnosis pasti didasarkan penemuan telur dalam tinja atau cairan empedu.

TERAPI

Praziquantel

PENCEGAHAN

1. Masak ikan sampai matang.

2. Sterilkan tinja manusia dengan alirkan ke dalam septic tank atau ditambahi amonium sulfat.

3. Jangan pakai tinja untuk makanan ikan.

Fasciolopsis buski*

Siklus hidup

PATOLOGI DAN GEJALA

F. buski melekat pada mukosa usus halus peradangan, ulserasi (luka), dan abses nyeri uluhati, mual dan diare khususnya pagi hari.

Gejala ini membaik bila diberi makan dan minum bisa menambah infeksi.

Pada infeksi berat dapat terjadi udem anasarka, ascites dan obstruksi usus.

Dapat ditemukan anemia ringan, sering disertai lekositosis dan lekopenia serta limfositosis. Eosinofilia sampai 35 %.

Gejala mungkin timbul karena toksin.

Tinja kuning hijau, berbau busuk dan berisi makanan yg tak tercerna.

DIAGNOSIS

Gejala klinis seperti diatas yang terjadi di daerah endemis cukup mengarah ke diagnosis awal.

Diagnosis pasti ditegakkan bila ditemukan telur dalam tinja.

Cacing dewasa kadang2 termuntahkan atau terikut dalam tinja.

TERAPI

Praziquantel

Niclosamide

PENCEGAHAN

1. Masak sayuran sampai matang benar.

2. Tinja disterilkan.

3. Keong (HP), dibasmi.

Klinis cestoda usus1. Diphyllobothrium latum2. Taenia solium, Taenia saginata3. Hymenolepis nana, Hymenolepis

diminuta4. Dipylidium caninum

Diphyllobothrium spp

(Fish Tapeworm)*

Siklus hidup

GEJALA KLINIK

Tergantung dari beberapa variabel:

Jumlah cacing : banyakObstruksi usus,

defisiensi vit B12 An Perniciosa Jumlah dan jenis produk sampingan Rx pasien terhadap produk sampingan cacing Absorbsi metabolit2 yg dihasilkan oleh cacing

Obstruksi usus, diare, nyeri perut atau anemia pernisiosa

DIAGNOSIS 1. Pemeriksaan telur / proglottid (morfologi rossete) dalam tinja scr seksama2. Proglottid seringkali keluar bersama feces berupa rangkaian s/d bbrp cm 3. Riwayat mengkonsumsi ikan mentah dan tinggal di endemic area membantu

penegakkan diagnosis

Treatment and control:

- Praziquantel merupakan drug of choice- Freezing -18C selama 24 jam, memasak dengan matang - Penyimpanan ikan harus jauh dari tempat pembuangan limbah manusia (Toilet)- Mengobati anjing peliharaan jika terinfeksi

Siklus hidup*

BEEF TAPEWORM INFECTION(Taeniasis Saginata)

Gejala, tanda & diagnosis Biasanya asimtomatik, tetapi bisa juga

terjadi nyeri epigastrik, diare dan penurunan berat badan

Diagnosis ditegakkan dengan :- menemukan typical gravid proglottid atau scolex* pada feces- menemukan telur dalam pemeriksaan anal swab*

Prevention and Treatment

Prevention 1. Memasak daging sapi pada suhu minimum 56°

C selama 5 menit2. Menjaga kualitas daging sapi dan sanitasi

yang adekuat dapat membantu mengontrol infeksi

Treatment1. Praziquantel 5 – 10 mg/kg BB2. Niclosamide3. Pengobatan dpt dikatakan sukses, bila tdk

ditemukan proglotid (dapat dicapai dalam waktu 4 bulan)

PORK TAPEWORM INFECTION(Taenia Solium Infection; Cysticercosis)*

Gejala dan tanda

Biasanya asimtomatik Sistiserkus yang masih hidup menimbulkan reaksi

jaringan tingkat sedang, tetapi sistiserkus yang sudah mati menimbulkan reaksi jaringan yang lebih berat

Infeksi pada otak menyebabkan gejala yang lebih berat. Terjadi krn reaksi inflamasi krn parasit dan dpt jg krn adanya obstruksi di foramina & ventrikel

Gejala dpt berupa : kejang, peningkatan TIK, hidrocephalus, penurunan status mental.

Sistiserkus dpt menginfeksi medulla spinalis dan mata

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan :1. Ditemukannya proglotid dalam feces2. Ditemukannya telur saat pemeriksaan

anal swab3. Ditemukannya sistiserkus pada CT scan

kepala

Prevention & treatment

Preventionsama dengan taenia saginata

Treatment- praziquantel- albendazole- corticosteroid- anti convulsant- surgery

Cistisercosis * Gejala klinik

Cacing dewasa: - asymptomatik - iritasi ringan pada tempat perlekatan dg gx

abdominal tersamar (rasa lapar, indigesti,diare/konstipasi)

Larva “Cystisercus cellulosae”: = SISTISERKOSISDapat ditemukan diseluruh tubuh, gx tergantung dari bagian tubuh yang terkena.Misal:

a. otak : krn invasi larva dalam jaringan otak gx “space occupying lession” krn reaksi jaringan sekitar akibat larva yang mati gx. Serangan epilepsi

kelakuan abnormal, paresis sementara, hidrosephalus obstruktif, meningoencephalitis, kelainan mata

Neurosistiserkosis

b. Mata : bisa ditemukan dalam berbagai

tempat di dalam r. anterior & vitreus larva tidak berkapsul, berubah bentuk terbentuk bayang-bayang di depan retina.dapat mengakibatkan kerusakan permanen kebutaan.

Diagnosis, pencegahan dan terapi : sama dengan taenia solium*

Hymenolepis nana disebut juga cacing pita berbadan pendek Merupakan cacing pita paling umum (kosmopolit)

diseluruh dunia Infeksi tu pada anak-anak. Cara infeksi: tertelan telur infektif Satu satunya cc pita yg tdk punya HPGejala klinik• infeksinya asimptomatik sampai keluhan ringan (diare,

nyeri perut, anoreksia, iritasi)

Diagnosis 1. Menemukan telurnya (krn. Cacing dewasa jarang

terlhat pd feces)2. Telur dengan dinding tipis, onkosfer dengan enam kait

dan filamen kutub adalah ciri diagnostik3. Morfologi telur lebih mudah terlihat pd spec. segar

PROTOZOA USUS

AMEBIASIS/AMUBIASISAMEBIASIS/AMUBIASIS GIARDIASISGIARDIASIS BALANTIDIASISBALANTIDIASIS

AMUBIASIS

PATOFISIOLOGI Entamoeba histolitica E his. E his. pseudopodi pseudopodi lisis jar. (sel hospes lisis jar. (sel hospes

alami apoptosis, induksi self destruction alami apoptosis, induksi self destruction

pd sel hospes)pd sel hospes) Kista E his. yg tertelanKista E his. yg tertelanekskistasi pd ususekskistasi pd usus

halushaluskolonisasi trof. pd colon : kolonisasi trof. pd colon :

- membentuk kista - membentuk kista dikeluarkan di dikeluarkan di tinjatinja

- invasi mukos- invasi mukossirkulasi darah, liver, sirkulasi darah, liver, otakotak

GEJALA KLINIK AMUBIASIS

AMUBIASIS COLI :AMUBIASIS COLI : - Ax dlm bbrp minggu- Ax dlm bbrp minggusind. desentrisind. desentri - jarang tdj demam- jarang tdj demam10-20% pasien10-20% pasien - onset graduil - onset graduil BB turun BB turun - btk klinik yg jarang: kolitis berat, ame-- btk klinik yg jarang: kolitis berat, ame- boma, fistula rektovaginalboma, fistula rektovaginal - kolitis nekrotikan/fulminant : inf. serius- kolitis nekrotikan/fulminant : inf. serius 0,5% pend. 0,5% pend. mortalitas >40% mortalitas >40%

Gej. klinik abses liver amuba Demam dlm 1-2 mg + nyeri abd kanan atasDemam dlm 1-2 mg + nyeri abd kanan atas Demam tjd pd 90% pend.Demam tjd pd 90% pend. Pasien dng abses tunggalPasien dng abses tunggalgej.subakut , BBgej.subakut , BB

turun, kurang dr 50% pend tjd demam &turun, kurang dr 50% pend tjd demam &

nyeri abdomen.nyeri abdomen. Umumnya tdk disertai amubiasis koli 60-70% Umumnya tdk disertai amubiasis koli 60-70%

pend.pend. Sering menyertai pend dng Ax minum alkohol.Sering menyertai pend dng Ax minum alkohol.

Obat-obat utk amubiasis :

Iodoquinol : 650mg PO 20 hrIodoquinol : 650mg PO 20 hr

anak2 : 10-13mg/kg PO 20 hranak2 : 10-13mg/kg PO 20 hr Paromomycin : 25-35mg/kg/d PO : 7 hrParomomycin : 25-35mg/kg/d PO : 7 hr Diloxanide : 500mg PO 10 hrDiloxanide : 500mg PO 10 hr Metronidazole : 500-700mg PO 10 hrMetronidazole : 500-700mg PO 10 hr

anak2 35-50/kg PO : 10 hranak2 35-50/kg PO : 10 hr Tinidazole : tak boleh utk umur<3th. Utk Tinidazole : tak boleh utk umur<3th. Utk

amubiasis coli 600mgPO5hr, ala:2gPO 3-amubiasis coli 600mgPO5hr, ala:2gPO 3-5hr.5hr.

BALANTIDIASIS

CILIATA, BALANTIDIUM COLICILIATA, BALANTIDIUM COLI babibabi hospes reservoar primer. hospes reservoar primer. PATOFISIOLOGI:PATOFISIOLOGI: di kolon B coli di kolon B coli - trofozoit- trofozoit - kista- kista habitat: lumen colon, dpt tembus habitat: lumen colon, dpt tembus

mukosa mukosa ulkus.ulkus. Mengeluarkan enzim Mengeluarkan enzim

hyaluronidasehyaluronidaseinvasiinvasi

GEJALA KLINIK :

BBRP PASIEN DAPAT TIMBUL GEJALA :BBRP PASIEN DAPAT TIMBUL GEJALA :

- DIARE - ANOREKSIA - DIARE - ANOREKSIA

- NAUSEA - BB turun- NAUSEA - BB turun

- VOMITUS - PUSING- VOMITUS - PUSING

- NYERI ABD. - KOLITIS RINGAN- NYERI ABD. - KOLITIS RINGAN

Yang berat dpt tjd dehidrasi yg nyata.Yang berat dpt tjd dehidrasi yg nyata.

OBAT & KOMPLIKASI

OBAT : - obat pilihan tetrasiklinOBAT : - obat pilihan tetrasiklin

- metronidazole- metronidazole

- iodoquinol- iodoquinol KOMPLIKASI :KOMPLIKASI :

- perforasi usus & peny. ekstra - perforasi usus & peny. ekstra intestinalintestinal

ke liver & mesenterika (jarang).ke liver & mesenterika (jarang).

- infeksi pd paru terjadi lebih sering trtm- infeksi pd paru terjadi lebih sering trtm

pd kasus Ca & gangg.fungsi limfosit.pd kasus Ca & gangg.fungsi limfosit.

GIARDIASIS

Giardia lamblia : diantara penyebab diare yg Giardia lamblia : diantara penyebab diare yg tergolong besar di dunia.tergolong besar di dunia. PATIFISIOLOGI :PATIFISIOLOGI : - cara inf.: menelan kista (walaupun sedikit)- cara inf.: menelan kista (walaupun sedikit) - btk kista dpt menyebabkan gangg.klinik.- btk kista dpt menyebabkan gangg.klinik. - patofisiologi yg pasti blm jelas, diduga :- patofisiologi yg pasti blm jelas, diduga : * kerusakan endotel usus, enterotoksin, * kerusakan endotel usus, enterotoksin, reaksi imun, perub.motilitas usus & reaksi imun, perub.motilitas usus &

sekresinya sekresinya

Gejala klinik

Terutama gangg.GI dlm berbagai variasi.Terutama gangg.GI dlm berbagai variasi. Gej.tsb : sebag.kecil pasien, mendadak diare Gej.tsb : sebag.kecil pasien, mendadak diare cair, kejang perut, ggn flatus, muntah, cair, kejang perut, ggn flatus, muntah,

demam, 3-4 hr surut demam, 3-4 hr surut gej.umum gej.umum sind.subakutsind.subakut

- Kebanyakan pasien mengalami gej.awal - Kebanyakan pasien mengalami gej.awal rekuren/resisten.rekuren/resisten.

- tinja berbau, spt bubur, berminyak, tinja - tinja berbau, spt bubur, berminyak, tinja cair cair lembek, kdg2 konstipasi.lembek, kdg2 konstipasi.

- tinja tidak mengandung darah & pus.- tinja tidak mengandung darah & pus.

Gejala2 gangg. GI atas :Gejala2 gangg. GI atas : - kadang2 terpicu dng makanan- kadang2 terpicu dng makanan

perubahan perubahan btk tinja, lembek/tak tentu.btk tinja, lembek/tak tentu. - gej.tsb : kejang perut bag.tengah, - gej.tsb : kejang perut bag.tengah,

nausea,nausea, sgr kenyang, sendawa belerang, rasa sgr kenyang, sendawa belerang, rasa terbakar ulu hatiterbakar ulu hati Gejala umum : anoreksi, malaise, BBGejala umum : anoreksi, malaise, BBrata2 rata2

5kg. Bentuk kronik dpt tjd pd orang dewasa 5kg. Bentuk kronik dpt tjd pd orang dewasa dengan sind.malabsorbsi yg lama atau anak dengan sind.malabsorbsi yg lama atau anak yg alami ggn pertumbuhan.yg alami ggn pertumbuhan.

Obat

- kuinakrin(atabrine) 2mg/kg PO 5-7hr- kuinakrin(atabrine) 2mg/kg PO 5-7hr

- tinidazole 2g PO 1x, 50mg/kg PO 1x.- tinidazole 2g PO 1x, 50mg/kg PO 1x.

- metronidazole.- metronidazole.

- paromomisin 25-30/kg PO 7-10hr- paromomisin 25-30/kg PO 7-10hr

- furazolidone 100mgPO - furazolidone 100mgPO 7-10hr(6mg/kg)7-10hr(6mg/kg)

top related