kuliah kesling semester 7

Post on 26-Dec-2015

19 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

MKT

TRANSCRIPT

MANAJEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN

Dr. Margareta Sapulete,M.Kes

Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Muninjaya, 2004)

Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 162)

Manajemen Kesehatan Lingkungan adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Lingkungan sehat mencakup : 1. Lingkungan permukiman2. Tempat kerja3. Tempat rekreasi4. Tempat dan fasilitas umum(UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 163 ayat 2)

KesehatanMasyarakat

GenetikPrilaku

Pelayanan Kesehatan

Lingkungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakatmenurut H.L. Bloom

TUJUAN DAN RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN

Tujuan dan ruang lingkup secara umum yaitu :Melakukan koreksi terhadap bahaya dan ancaman pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusiaMelakukan pencegahan dengan cara mengatur sumber – sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan kesehatanMelakukan kerjasama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan pemerintah serta lembaga non pemerintah untuk menghadapi bencana alam / wabah

Tujuan khusus :Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi syaratMakanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi oleh masyarakatPencemaran udara Limbah cair dan padat yang berasal dari industri, dllKontrol terhadap atrophoda dan rodentBangunan yang layak huni dan memenuhi syaratKebisingan, radiasi dan kesehatan kerjaSurvei sanitasi

TUJUANMempelajari konsep manajemen kesehatan

lingkungan dan aplikasinya, agar:Dapat mengetahui upaya pencegahan penyakit yang berkembang di masyarakatBisa bekerja secara lintas sektor untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam sebuah wilayah

Mengapa?Lingkungan adalah determinan utama kesehatan,

sehat sakit populasi atau penduduk tergantung kondisi lingkungan mikro (mis: perindukan nyamuk) dan marko seperti global warming

Kesehatan lingkungan adalah inti permasalahan kesehatan masyarakat

FAKTOR RESIKO

Faktor risiko adalah semua variabel yang berperan dalam timbuknya penyakit yaitu:

Komponen lingkungan

Kependudukan

Komponen Lingkungan sebagai Faktor Risiko Kesehatan

1. Komponen Fisik (kebisingan, radiasi, cuaca)

2. Komponen Kimia (pestisida, asap rokok, mineral tanah)

3. Komponan Biologi (spora, jamur, bakteri, parasit)

4. Komponen Sosial (norma, kebiasaan, pekerjaan, kebijaksanaan pemerintah, kepercayaan, tekanan ekonomi)

Proses mengestimasikan kemungkinan munculnya persitiwa yang tidak dikehendaki dan besarnya kosekuensi yang ditimbulkan sepanjang waktu tertentu

Pengkajian Resiko

Bagaimana mengendalikan faktor risiko kesehatan lingkungan??Bertahap:- Mengidentifikasi faktor risiko kesehatan yang terkait dgn

lingkungan beserta karakteristik dan mekanisme kerjanya yang berperan dalam menimbulkan penyakit (menular dan tidak menular)

- Memahami seutuh-utuhnya konsep interaksi komunitas dan lingkungan yang berperan dalam penyakit yang terkait dengan lingkungan di wilayah setempat

- Membuat rancangan komprehensif jangka pendek dan jangka panjang pengendalian faktor resiko kesehatan yang terkait dengan lingkungan yang dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan setempat dan mitra kerja

- Menyusun program yang sudah diperbaiki setelah diterapkan secara benar di lapangan oleh tenaga kesehatan setempat sebagai bagian dari pada follow up berkala rancangan pengendalian faktor resiko kesehatan yang terkait dengan lingkungan setempat

TAHAPAN

Identifikasi BahayaEstimasi Bahaya

Pengembangan Opsi Penilaian

Risiko Analisis Opsi

KeputusanImplementasi

Monitoring & Evaluasi Review

Management Risiko Kesehatan Lingkungan

Proses mengevaluasi dan mengendalikan sumber risiko kesehatan yang berada di dalam lingkungan.Mempertimbangkan berbagai jenis asupan untuk pilihan pengembangan keadaan dan putusanAsupan-asupan:

-Hasil penilaian risiko -Politik -Ekonomi -Risiko lain

Rancangan Pengendalian Faktor Risiko Lingkungan setempat (Lokal)

Perencanaan (planning)

Pelaksanaan (implementation)

Penerapan rancangan pengendalian berkesinambungan faktor risiko kesehatan lingkungan setempat

MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

Urbanisasi pendudukTempat pembuangan sampahPenyediaan sarana air bersihPencemaran udaraPembuangan limbah industriBencana alamPerencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah

Pengadaan Air

Tolok ukur kunci :

1.Persediaan air harus cukup, minimal 15 liter per orang per hari

2.Volume aliran air di tiap sumber sedikitnya 0,125 liter per detik

3.Jarak pemukiman terjauh dari sumber air tidak lebih dari 500 meter

4.1 (satu) kran air untuk 80-100 orang

Kualitas Air

Tolok ukur kunci :

1.Air yang belum terdesinfektan kandungan bakteri coliform <10/ml

2.Air perpipaan yang disalurkan pada penduduk yang lebih dari 10.000 orang; bila berisiko atau sudah ada kejadian penyakit diare, harus didisinfektan terlebih dahulu sampai standard (klorin 0,2-0,5 mg/L dan kejenuhan < 5 NTU)

3.Konduksi tidak lebih dari 2000 jS/cm dan airnya biasa diminum

4.Tidak terdapat dampak negatif signifikan terhadap kesehatan pengguna air.Dari penilaian situasi nampak tidak ada peluang yang cukup besar untuk terjadi masalah kesehatan akibat konsumsi air tersebut

SUMBER AIR

Berdasarkan letak dan sumbernya:

Air Angkasa ( Hujan )

Air Permukaan

Air Tanah

Air Permukaan

Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih.

Faktor – faktor yang harus diperhatikan antara lain :

Mutu atau kualitas baku

Jumlah atau kuantitasnya

Kontinuitasnya

Air permukaan merupakan sumber air yang paling tercemar akibat kegiatan manusia, fauna, flora dan zat – zat lain.

Sumber : sungai, selokan, bendungan, danau, laut, air terjun

AIR TANAH

Sumur :

Lokasi, dinding sumur, dinding parapet lantai kaki lima, drainase, tutup sumur, pompa tangan, tanggung jawab pemakai, kualitas

Purifikasi Air :

Salah satu cara untuk menjernihkan atau memurnikan sumbe air baku guna mendapatkan air bersih

Tahap – tahap :Penyimpanan ( storage )

Penyaringan (Filtration )

Klorinasi ( Chlorination )

Penyaringan

Slow sand filter

Rapid sand filter

Rapid sand filter terdiri atas :Koagulasi Al2(SO4)3 atau aluminium sulfat

Pencampuran

Flokulasi

Sedimentasi

Filtrasi

Klorinasi adalah proses pemberian klorin kedalam air yang telah mengalami proses filtrasi

Klorin digunakan dalam pengelolahan limbah industri, air kolam renang dan air minum dinegara – negara berkembang sebagai desinfektan karena biayanya murah, mudah, dan efektif

Kegunaan Klorin :Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal

Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hidrogen sulfida

Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat mengubah bau dan rasa pada air

Dapat membantu proses koagulasi

Syarat air minum :

Menurut WHO :

Memenuhi persyaratan fisik

Memenuhi persyaratan biologis

Mengandung zat – zat kimia

Mengandung radioaktif

Menurut Permenkes RI No.01/Birhubmas/I/1975 :

Standar fisik : suhu, warna, bau , rasa, kekeruhan

Standar biologis : kuman parasit, patogen, bakteri golongan E.Coli

Standar kimia : pH, jumlah zat padat, dan bahan kimia lain.

Standar Radioaktif : radioaktif yang mungkin ada dalam air

Pemeriksaan air yang lengkap untuk memenuhi standar air minum sehat terdiri atas :

Survei saniter ( Sanitary survey)

Pengambilan sampel ( sampling)

Pemeriksaan laboratorium :Fisik

Kimia

Bakteriologis

Virologi

Biologis

Radiologis

Pembuangan Kotoran manusia

Tolok ukur kunci :1. Tiap jamban digunakan paling banyak

20 orang2. Penggunaan jamban dapat diatur per

rumah tangga dan / atau menurut jenis kelamin

3. Jarak jamban tidak lebih dari 50 meter dari pemukiman atau waktu tempuh tidak lebih dari 1 menit berjalan kaki

4.Tersedia jamban umum di tempat-tempat seperti pasar, tempat pembagian bantuan, pusat pelayanan kesehatan, dll

5.Letak jamban dan penampung kotoran harus seukuran dan berjarak tidak kurang dari 30 meter dari sumber air bawah tanah. Dasar penampung kotoran sedikitnya 1,5 meter di atas air tanah. Pembuangan limbah cair dari jamban tidak merembes ke sumber air manapun.

6.1 (satu) latrin/jaga untuk 6-10 orang

VEKTOR PENYAKIT

DEMAM BERDARAHNyamuk Aedes sebagai vektor penyakit DBD hanya berkembang biak pd daerah tropis yang suhunya > 16 oC dan pada ketinggian < 1.000 m dpl, sekarang nyamuk tsb banyak ditemukan pd ketinggian 1.000–2.195 m dplPemanasan global menyebabkan suhu beberapa wilayah cocok untuk berbiak nyamuk Aedes, dimana nyamuk ini dpt hidup optimal pd suhu antara 24-28 oC Mudah difahami bahwa perubahan iklim krn pemanasan global memperluas ruang gerak nyamuk Aedes shg persebaran daerahnya menjadi lebih luas

PERLUASAN PERSEBARAN DBD

Perluasan persebaran daerah ini akan meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit DBD di suatu daerah yang sebelumnya belum pernah terjangkit.

Secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan iklim meningkatkan curah hujan yang meningkatkan habitat larva nyamuk shg meningkatkan kepadatan populasi nyamuk.

Peningkatan kelembaban juga meningkatkan agresivitas dan kemampuan nyamuk menghisap darah dan berkembang biak lebih cepat.

PENYAKIT MALARIA

Nyamuk Anopheles betina sebagai vektor penyakit Malaria menyebarkan Plasmodium dari satu orang ke orang lainnya menyebabkan demam akut yang dapat berulang

Terdapat 1,1 juta kematian karena malaria setiap thn terutama pada anak dan bertanggung jawab terhadap 40 juta kecacatan (disability adjusted life years = DALYs) setiap tahunnya

Telah terdapat munculnya kembali malaria di sejumlah area krn resistensi terhadap obat dan insektisida

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP MALARIA

Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadappenyebaran penyakit malaria dengan cara :

1. Peningkatan distribusi penyakit malaria, dimana saat ini epidemi malaria dibatasi oleh temperatur, sekarang mungkin terjadi di area yang baru;

2. atau sebaliknya menurunkan distribusi karena daerah ini menjadi terlalu kering untuk nyamuk untuk secara cukup jumlahnya menularkan penyakit;

3. peningkatan atau penurunan bulan-bulan penularan;

4. meningkatkan risiko wabah lokal di daerah dimana penyakit malaria diberantas tetapi vektor masih terdapat, seperti di Inggris atau Amerika Serikat.

Lembaga yang berperan dalam Manajemen Kesehatan Lingkungan

1. Puskemas kecamatan & kelurahan- Unit terdekat dengan masalah risiko kesehatan

(sumber pencamaran, penyebaran, dan dampak pada kesehatan penduduk)- Fungsi-fungsi penting:

*Identifikasi risiko kesling melalui surveilans (jaringan langsung fungsi surveilans di dinas kesehatan kab/kota)

*Penanganan kasus*penyuluhan/pemberdayaan masyarakat.

Peran dan Fungsi Pelaku Manajemen Kesehatan Lingkungan

2. Dinas Kesehatan wilayah kab/kota Pemberantasan penyakit:- Surveilans- Analisis faktor risiko- Perencanaan program dan anggaran kesehatan daerah- Penanganan kasus- Kerjasama lintas sektor (swasta dan LSM)- Penyuluhan dan pembinaan masyarakat

Peran dan Fungsi Pelaku Manajemen Kesehatan Lingkungan

3.PropinsiBerperan dalam:- Koordinasi antar daerah- Surveilans dgn cakupan wilayah propinsi- Pembinaan kepada dinas kesehatan

kab/kota dan puskesmas- Promosi kesehatan, penyusunan dan

pelaksanaan materi promosi

top related