kromatografi lapis tipis (klt)
Post on 21-Jan-2017
345 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama
dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat teknik
kromatografi atau gabungan teknik tersebut. Keempat teknik
kromatografi itu terdiri atas : kromatografi kertas (KKt),
kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas cair (KGC), dan
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).1
Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung
pigmen warna yang digunakan untuk mewarnai suatu
permukaan. Tinta bersama pena dan pensil digunakan untuk
menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang
sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan
pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-
ion polimer polar dengan resin tahan air). Selain itu, ada
surfaktan yang merupakan unsur basah yang menurunkan
tekanan permukaan dari sebuah cairan yang memungkinkan
penyebaran dengan mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan
antar permukaan antara dua cairan). Dalam tinta juga terdapat
1Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia (Bandung: ITB, 1987), h. 9.
1
2
materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material lainnya.
Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi
seperti unsur pembawa tinta, pewarna, dan bahan-bahan
tambahan lainnya yang digunakan untuk mengatur aliran,
ketebalan, dan bentuk tinta ketika kering..2
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukanlan
percobaan tentang kromatografi kertas untuk mengetahui cara
pemisahan dengan metode pemisahan kromatografi lapis tipis
dan mengetahui pigmen warna dalam tinta.
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah cara pemisahan dengan menggunakan
metode kromatografi lapis tipis(KLT) ?
2. Bagaimana cara pemisahan pigmen warna dari tinta
dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis
(KLT) ?
C.Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara pemisahan dengan menggunakan
metode kromatografi lapis tipis (KLT).
2“Tinta”, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).
1
3
2. Untuk mengetahui cara pemisahan pigmen warna dari tinta
dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis
(KLT).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi cair-padat pada umumnya sangat cocok
untuk cuplikan-cuplikan yang larut dalam pelaut
nonpolar dan kurang larut yang mengandung air seperti yang
digunakan dalam kromatografi partisi fasa terikat. Kromatografi
partisi, senyawa-senyawa dengan perbedaan jenis dan jumlah
gugus fungsi biasanya dipisahkan. Kehebatan kromatografi
partisi, yang tidak dimiliki oleh metode lain, metode lain adalah
kemampuan untuk memisahkan isomer. Perbandingan
seelektivitas kromatografi partisi dengan adsorbsi untuk
beberapa analit. Terlihat bahwa, bahwa resolusi homolog dan
benzolog umumnya lebih baik dengan kromatografi partisi fasa
4
terbalik. Akan tetapi, pemisahan isomer-isomer biasanya lebih
baik dengan menggunakan kromatografi adsorbsi3
Kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas
distribusi diferensial komponen sampel di antara dua fasa, yaitu fasa diam
(stationary phase) dan fasa gerak (mobil phase). Fasa diam dapat berupa padatan
atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu adsorben),
sedangkan fasa gerak dapat berupa cairan disebut eluen atau pelarut.4
Pemisahan dan pemurnian suatu bahan terutama dilakukan dengan
menggunakan salah satu dari beberapa teknik kromatografi ataupun menggunakan
gabungan teknik-teknik tersebut. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar
tergantung pada sifat kelarutan dan keatsirian senyawa yang akan terpisah.5
Kromatografi adsorpsi diperkenalkan oleh Kuch dan ledere pada
tahun 1931. Metode ini dibangun untuk analisis biokimia dan organik,
teknik pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan kolom.
Sebagai fasa diam dalam kolom dapat digunakan silika ataupun
alumina6
Kromaografi lapis tipis mirip dengan kromatografi kertas.
Bedanya kertas diganti dengan kaca atau plastik yang dilapisi
dengan lapisan tipis absorben seperti alumina, silika gel, selulosa
3Hendayana. Sumar, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforensis Modern (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 103.
4Alimin MS, Muh. Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik (Makassar: Alauddin Press, 2007), h. 74
5Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 141.6Alimin. M.S, dkk, Buku Daras Kimia Analitik, h.77.
3
5
ataupu material lainnya. kromatografi lapis tipis boleh ulang
(reproduksibel) dari pada kromatografi kertas7
Campuran sampel diteteskan pada kertas dan batas migrasi pelarut
ditandai. Setelah kertas dikeringkan, posisi senyawa-senyawa yang ada dalam
campuran sampel dapat dilihat dengan reaksi pewarnaan yang sesuai. Rasio jarak
yang ditempuh oleh senyawa dan jarak yang ditempuh oleh pelarut disebut nilai
Rf (retention factor) dan nilainya kurang lebih konstan untuk senyawa tertentu,
sistem pelarut dan kertas dibawah kondisi konsentrasi zat terlarut, suhu dan pH
yang terkontrol dengan baik. Nilai Rf berhubungan dengan koefisien partisi α:8
α = ¿AlAs ( 1
Rf−1)
Al : Daerah pembatas fasa cair dan
As : Daerah pembatas fasa diam padat
Kromatografi lapis tipis memiliki kelebihan dalam
keserbagunaan, kecepatan, dan kepekaannya dibandingkan
dengan kromatografi kertas. Keserbagunaan kromatografi lapis
tipis disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping selulosa,
sejumlah penjerap berbeda-beda dapat disamputkan pada plat
kaca atau penyangga lain dan digunakan untuk kromatografi.
Walaupun silika gel paling banyak digunakan untuk kromatografi
jenis ini, lapisan lain juga dapat digunakan seperti alumunium
7Alimin. M.S, dkk, Buku Daras Kimia Analitik, h.77.8 Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 151.
6
oksida, kalsium hidroksida, damar penukar ion, magnesium
fosfat, selulosa dan campuran dua bahan atau lebih9
Kekurangan dari kromatografi lapis tipis ialah kerja
penyaputan pelat kaca dengan penjerap. Kerja ini kemudian
agak diringankan dengan adanya penyaput otomatis. Meski
begitu, dengan menggunakan alat itu tetap diperlukan tindakan
pencegahan tertentu. Pelat kaca harus dibersihkan dengan hati-
hati menggunakan aseton untuk menghilangkan lemak. Kemudin
bubur silika gel (penjerap) dalam air harus dikoncok dengan kuat
terlebih dahulu sebelum penyabutan. Tergantung pada ukuran
penjerap, mungkin harus ditambahkan kalsium sulfat semihidrat
(15%) untuk membantu melekatkan penjerap pada pelat kaca.
Selanjutnya plat kaca harus dikeringkan dalam suhu kamar dan
kemudian diaktifkan dengan pemanasan dalam tanur pada 100-
110oC selama 30 menit. Pada beberapa pemisahan biasanya
akan menguntungkan bila sifat penjerap diubah dengan
menambahkan garam organik (misalnya perak nitrat untu
kromatografi lapis tipis pemerakan) dan hal ini yang paling baik
dikerjakan ketika plat sedang disaput. Alasan lain masih
digunakan plat yang disaput sendiri di laboratorium ialah karena
9Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia, h.13.
7
kadar air dari silika gel dapat dikendalikan. Hal ini merupakan
faktor-faktoe kritis untuk beberapa pemisahan.10
Pencapaian pemisahan dengan teknik kromatografi tertentu dalam
perdagangan tersedia beberapa jenis kertas saring yang sudah dimodifikasi,
misalnya sifat polar selulosa dapat dikurangi dengan memadukan asam silikat atau
alumina ke dalam kertas sehingga lebih cocok untuk pemisahan lipid. Kertas juga
dapat dimodifikasi di laboratorium. Misalnya merendam dalam paraffin atau
minyak silikon agar dapat digunakan kromatografi fase balik juga untuk lipid.11
Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung
pigmen warna yang digunakan untuk mewarnai suatu
permukaan. Tinta bersama pena dan pensil digunakan untuk
menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang
sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan
pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-
ion polimer polar dengan resin tahan air). Selain itu, ada
surfaktan yang merupakan unsur basah yang menurunkan
tekanan permukaan dari sebuah cairan yang memungkinkan
penyebaran dengan mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan
antar permukaan antara dua cairan). Dalam tinta juga terdapat
materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material lainnya.
Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi
10Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia, h.13.11 J. B Harborne. Phytochemical Methods, terj. Kosasih Padmawinata. Metode Fitokimia (Bandung: ITB, 1987), h. 11.
8
seperti unsur pembawa tinta, pewarna, dan bahan-bahan
tambahan lainnya yang digunakan untuk mengatur aliran,
ketebalan, dan bentuk tinta ketika kering..12
Tinta berpigmen berisi unsur-unsur lain yang memperkuat
peresapan dari pigmen pada permukaan dan menghindarkan
tinta dari terhapus oleh gesekan mekanis. Material-material ini
biasanya berkaitan sebagai resin (dalam tinta berbahan celupan)
atau unsur pengikat (dalam tinta berbahan dasar air)
Dikarenakan tinta berpigmen berada di permukaan kertas, tidak
ada tinta yang diperlukan untuk membuat intensitas warna
sebagaimana tinta berbasis pelarut. Tinta berpigmen juga
ditengarai lebih tahan ketika tercuci, karenanya tinta-tinta jenis
ini sangat disarankan untuk penggunaan permanen. Tinta-tinta
jenis jel selalu tahan hapus dan seringkali sangat disarankan
sekali bahkan oleh mereka yang biasa membuat pemalsuan
dokumen.13
Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan
pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam
senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan
air), surfaktan (yaitu unsur basah yang menurunkan tekanan
permukaan dari sebuah cairan, memungkinkan penyebaran yang
mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan antara
12“Tinta”, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).13“Tinta”, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).
9
dua cairan), materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material
lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak
fungsi: pembawa tinta, pewarna, dan dan bahan-bahan addiktif lainnya
digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan dan rupa tinta ketika
kering.14
14“Tinta”, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).
10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Senin / 19 Mei 2014
Pukul : 08.00 – 10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu,
oven, chamber, pipet volum gelas 5 mL, pipet volum 10 mL,
kimia 250 ml, cawan porselin,gunting, pinset, mistar, dan
pensil.
2. Bahan
Bahan–bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
aquades (H2O), aluminium foil, n-heksan (C6H14), plat silika
gel, tinta biru, hitam, merah dan ungu, serta tissu.
8
11
C. Prosedur Percobaan
Prosedur kerja dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Menyiapkan empat lembar plat silika gel dengan ukuran panjang 7 cm
dan lebar 2 cm.
2. Mengoven kertas saring ke dalam oven.
3. Memberi tanda batas pada bagian atas dan bawah 0,5 cm.
4. Memipet 1 ml n-heksan (C6H14) ke dalam gelas kimia.
5. Memipet 1 ml air (H2O) ke dalam gelas kimia yang berisi n-heksan
(C6H14). Kemudian menghomogenkan campuran.
6. Memasukkan campuran ke dalam chamber.
7. Menotol masing-masing plat silika gel dengan tinta hitam, merah, biru
dan ungu.
8. Memasukkan plat silika yang telah ditotol ke dalam chamber yang berisi
pelarut dari campuran n-heksan (C6H14) dan air (H2O).
9. Mengoven kertas saing ke dalam oven.
10. Mengamati jarak tempuh pelarut dan noda hingga peratunya berada pada
tanda batas atas plat silika gel.
11. Mengeluarkan plat silika dari chamber.
12. Mengukur jarak pelarut.
13. Mengeringkan plat silika gel dengan menggunakan oven.
14. Mengukur jarak noda dan tinta.
15. Menghitung harga Rf noda dan tinta.
12
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
a. Air (H2O) + n-heksan (C6H14) (1:1)
No.Warna
Tinta
Jarak
Pelarut
Warna
Noda
Jarak
TintaRf Gambar
1.Hitam 6 cm Hitam 5 cm 0.83
2.Pink 6 cm Pink 6 cm 1
3.Biru 6 cm
Biru
muda6 cm 1
4.Ungu
6 cm
6 cm
Ungu
Biru
4,6 cm
4 cm
0.76
0.67
10
13
b. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
Sampel
Jarak
Eluen
(cm)
Jarak
Noda
(cm)
Rf Gambar
Hitam 5,5 5 0,9090
Pink 5,5 5 0,9090
Biru 5,5 5 0,9090
Ungu 5,5 5,3 0,9636
14
c. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
No. Warna
Jarak
eluen
(cm)
NodaJarak
Noda (cm)Rf Gambar
1. Hitam 4,4 Hitam 4,4 1
2. Pink 4,5 Pink 0,9 0,2
3. Biru 4,5Biru muda
Biru tua
2,5
0,3
0,55
0,06
4. Ungu 4,5
Biru
Pink
Ungu
4,5
0,1
0,3
1
0,02
0,06
15
d. Air (H2O) dan kloroform (CHCl3) (1:1)
No
.
Warna Jarak
Eluen (cm)
Noda Jarak
Noda
(cm)
Rf Gambar
1 Hitam 6 Hitam
Kuning
Merah
4,8
2
3,5
0,8
0,33
0,58
2 Pink 6 Merah muda
Biru
2
3,9
0,33
0,65
3 Biru 6 Biru
Merah muda
5,5
1,3
0,92
0,22
4 Ungu 6 Ungu
Biru
Hitam
5,5
5,5
0,6
0,9
0,9
0,1
16
2. Analisi Data
a. Air (H2O) + n-heksan (C6H14) (1:1)
1. Warna Hitam
Hitam: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yang ditempuh
Rf =5 cm6 cm = 0.83
2. Warna Pink
Pink: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf =6 cm6 cm= 1
3. Warna Biru
Biru Muda: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf =6 cm6 cm = 1
4. Warna Ungu
Ungu: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf =4,6 cm6 cm = 0.76
Biru: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh
17
Rf =4 cm6 cm = 0.67
18
b. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
1. Warna Hitam
Hitam: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yang ditempuh
Rf = 5 cm5,5 cm = 0,9090
2. Warna Pink
Pink: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf = 5 cm5,5 cm = 0,9090
3.Warna Biru
Biru Muda: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf = 5 cm5,5 cm = 0,9090
4.Warna Ungu
Ungu: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf =5,3 cm5 cm = 0,9636
19
20
c. Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
1.Warna Hitam
Hitam: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yang ditempuh
Rf =4,44,4
=1
2. Warna Pink
Pink: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf =0,94,5
=0,2
5. Warna Biru
Biru muda: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf =2,54,5
=0,55
Biru tua: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf =0,34,5
=0,06
6. Warna Ungu
Biru: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf =4,54,5
=1
Pink: Rf = Jarak yang di tempuh zat terlarutjarak yangditempuh
21
Rf =0,14,5
=0,02
Ungu: Rf = Jarak yang ditempuh zat terlarutjarak yangditempuh
Rf =0,34,5
=0,06
d. Air (H2O) dan kloroform (CHCl3) (1:1)
1. Hitam
Hitam Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut
Rf =4,8 cm6 cm
=0,8
Kuning Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut
Rf =2 cm6 cm
=0,33
Merah Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut
Rf =3,5 cm6 cm
=0,58
2. Tinta merah muda
Merah muda Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut
22
Rf =2 cm6 cm
=0,33
BiruRf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut
Rf =3,9 cm6 cm
=0,65
3. Tinta biru
Biru Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut
Rf =5,5 cm6 cm
=0,92
Merah muda Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut
Rf =1,3 cm6 cm
=0,22
4. Tita ungu
Ungu Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut
Rf =5,5 cm6 cm
=0,92
Biru Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut
23
Rf =5,5 cm6 cm
=0,92
Ungu Rf = Jarak tempuh zat terlarutJarak tempuh zat pelarut
Rf =0,6 cm6 cm
=0,1
B.Pembahasan
Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui cara pemisahan
dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dan menentukan pigmen warna
dalam tinta dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Adapun tinta yang
digunakan dalam percobaan ini adalah tinta berwarna hitam, merah, biru muda
dan biru tua. Fase diam yang digunakan adalah alumina yang merupakan
penyusun dari plat lapis tipis (KLT). Pengukuran plat lapis tipis (KLT) sepanjang
7x2 cm kemudian memberi batas garis atas 0,5 cm dan batas bawah 0,5 cm atau
spot. Spot berfungsi sebagai tempat meletakkan sampel yang akan dipisahkan.
Pembuatan batas dilakukan dengan menggunakan pensil dikarenakan bahan pensil
tidak dapat bereaksi dengan pelarut (eluen) yang digunakan. Eluen yang
merupakan campuran dari n-heksan (C6H14) dan akuades (H2O) dengan
perbandingan 1:1 dalam 5 mL. Kedua pelarut ini digunakan sebagai eluen dalam
24
percobaan ini karena akuades (H2O) merupakan pelarut polar, sedangkan n-heksan
(C6H14) merupakan pelarut non polar sehingga komponen dalam tinta yang
bersifat polar dan nonpolar dapat dipisahkan akibat perbedaan kelarutan dari
setiap komponen. Eluen berfungsi sebagai fase gerak yang akan mengelusi sampel
sehingga terjadi pemisahan.
Pada percobaan ini menggunakan 4 sampel yaitu tinta merah, tinta biru
muda, tinta hitam dan tinta biru tua dengan menggunakan pelarut berupa
campuran akuades (H2O) dan n-heksan (C6H14). Setelah mengikuti prosedur
percobaan yang ada, diperoleh perbedaan jarak antara noda yang ada dalam
pelarut masing-masing sebesar 6 cm sedangkan jarak noda untuk tinta hitam
sebesar 5 cm, tinta merah 6 cm, tinta biru 6 cm dan tinta biru tua 4,6 dan 4 cm.
Harga Rf untuk tinta hitam sebesar 0.83 cm, tinta merah 1 cm, biru muda 1 cm
dan biru tua diperoleh jarak 0.76 cm dan 0.67 cm.
Perbedaan jarak yang ditempuh zat terlarut disebabkan karena
dipengaruhi oleh kepolaran masing-masing tinta tersebut sehingga harga Rf yang
dihasilkan juga bebeda. Larutan yang bersifat non-polar akan memperlambat
proses kromatografi komponennya, karena komponennya bersifat polar, sehingga
akan mempengaruhi harga Rf, karena perbedaan kelarutan serta sifat dari
campuran tersebut.
25
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut:
1. Pemisahan dengan metode kromatografi lapis tipis dilakukan dengan cara
menotolkan sampel pada lempengan lapis tipis kemudian memasukkannya
ke dalam chamber yang berisi eluen dengan perbandingan pelarut tertentu.
2. Pigmen warna pada tinta hitam yaitu hitam, untuk tinta merah diperoleh
warna pigmen merah muda, tinta biru diperoleh warna pigmen yaitu biru
muda serta untuk tinta biru tua diperoleh warna pigmen biru dan ungu.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya pada
percobaan berikutnya digunakan perbandingan (5:1) untuk membedakan dengan
perbandingan (1:1).
21
26
DAFTAR PUSTAKA
Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.
Day, R. A dan A. L Underwood. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta Erlangga, 2002
Harborne, J.B. Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia. Bandung: ITB, 1987.
Hendayana. Sumar. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforensis Modern. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
M. S., Alimin, Muh. Yunus dan Irfan Idris. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.
“Tinta”, Wikipedia the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta,
2014.
top related