kritik matan oleh : m. nawawi
Post on 20-Mar-2016
164 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
M. Nawawi
KRITIK MATANOleh : M. Nawawi
SEMESTER IIIFAKULTAS TARBIYAH IAIN
SURABAYA
M. Nawawi
URGENSI KEGIATAN KRITIK HADITS
• Hadis merupakan sumber ajaran Islam di samping al-Qur'an. Mengingat begitu pentingnya hadis, maka studi atau kajian terhadap hadis akan terus dilakukan
• Berbeda dengan ayat-ayat al-Qur'an yang semuanya dapat diterima, hadis tidak semuanya dapat dijadikan sebagai acuan atau hujah. Hadis ada yang dapat dipakai, ada yang tidak. Di sinilah letak perlunya meneliti hadis.
M. Nawawi
Tujuan kritik matan
• Untuk mendapatkan data teks hadits yg mempetahankan formula kesahihan redaksi dan makna, dg mengeliminir unsur sisipan, tambahan yg mengganggu dan pertentan gan dg dalil-dalil yang lebih kuat
M. Nawawi
HASIL KEGIATAN KRITIK HADITS YG TLH DILAKUKAN
• menghasilkan kaidah dan berbagai metode yang sangat bagus dalam studi hadis, terutama untuk PENELITIAN SANAD
• Sementara itu, untuk studi matan atau teks hadis yang di dalamnya memuat informasi-informasi dari atau tentang Nabi Muhammad saw., secara metodologis masih jauh tertinggal
M. Nawawi
MAKNA KRITIK MATAN• Kata “kritik” dari bahasa Yunani krites, artinya
“seorang hakim, krinein berarti “menghakimi”, kriterion berarti “dasar penghakiman”. Dalam konteks tulisan ini kata “kritik” dipakai untuk
menunjuk kepada kata an-naqd dalam studi hadis. Dalam literatur Arab kata “an-naqd” dipakai untuk arti
“kritik”, atau “memisahkan yang baik dari yang buruk.” Kata “an-naqd” ini telah digunkan oleh
beberapa ulama hadis sejak awal abad kedua Hijriah, hanya saja istilah ini belum populer di kalangan
mereka. Kata “an-naqd” memiliki pengertian yang sama DENGAN kata TAMYIZ yang berarti memisahkan sesuatu dari sesuatu yang lain.
M. Nawawi
• Dari pengertian kata kritik di atas, dapat ditegaskan bahwa yang
dimaksud dengan kritik matan hadis (naqd al-matn) dalam konteks ini ialah usaha untuk menyeleksi matan-matan hadis sehingga dapat ditentukan antara
matan-matan hadis yang sahih atau lebih kuat dan yang tidak.
M. Nawawi
SEJ. KRITIK MATAN• Secara historis, kritik atau seleksi (matan) hadis dalam
arti upaya untuk membedakan antara yang benar dan yang salah telah ada dan dimulai pada masa Nabi masih hidup meskipun dalam bentuk yang sederhana. Praktik penyelidikan atau pembuktian untuk meneliti hadis Nabi pada masa itu tercermin dari kegiatan para sahabat pergi menemui atau merujuk kepada Nabi untuk membuktikan apakah sesuatu berita yang diterima, benar-benar telah dikatakan/dilakukan oleh beliau. Praktik tersebut antara lain pernah dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka’ab, ‘Abdullah bin ‘Amr, ‘Umar bin Khattab, Zainab istri Ibn Mas’ud dan lain-lain.
M. Nawawi
• Setelah Nabi wafat (11 H=632 M), tradisi kritik hadis dilanjutkan oleh para sahabat. Pada periode ini, tercatat sejumlah sahabat perintis dalam bidang ini, yaitu Abu Bakar as-Siddiq (w. 13 H=634 M), yang diikuti oleh Umar bin Khattab (w. 234 H=644 M) dan Ali bin Abi Thalib (w. 40 H=661 M). Sahabat-sahabat lain yang dikenal pernah melakukan kritik hadis, misalnya ‘Aisyah (w. 58 H=678 M) istri Nabi, dan ‘Abd Allah bin ‘Umar bin al-Khattab (w. 73 H=687 M)
M. Nawawi
• Sejak abad kedua sampai keenam Hijriah tercatat usaha para ulama yang berusaha untuk merumuskan kaidah kesahihan hadis, sampai
kemudian para ulama menetapkan persyaratan hadis sahih, yaitu
1. Sanadnya bersambung (sampai kepada Nabi), 2. Diriwayatkan oleh para periwayat yang bersifat tsiqah (adil dan dlabit ) sampai akhir sanad, 3. Dalam (sanad dan matan) hadis itu tidak terdapat kejanggalan (syuzuz) dan cacat (‘illat).
M. Nawawi
pengembangan kritik matanDi antara bukti adanya usaha pengembangan metodologi studi
(kritik) matan hadis itu, terlihat dari terbitnya sejumlah buku. (1) tahun 1983 terbit buku karya Salah ad-Din al-Adlabi yang
berjudul Manhaj Naqd al-Matn ‘inda al- ‘Ulama’ al-Hadis an-Nabawi.
(2) Tahun 1984 di Riyad terbit buku karya Musfir ‘Azm Allah ad-Dumaini , berjudul Maqayis Naqd al-Mutun as-Sunnah.
(3) Tahun 1986 di Tunis, terbit buku karya Muhamad Tahir al-Jawabi ,berjudul Juhud al-Muh}addisin fi Naqd al-Mutun al-Hadis an-Nabawi asy-Syarif.
(4) tahun 1989 ,terbit buku karya Yusuf al-Qardawi yang berjudul Kaifa Nata’amalu ma’a as-Sunnah an-Nabawiyyah.
M. Nawawi
ADA 2 MODEL KRITIK MATAN
• (1) kritik matan pra kodifikasi “semua” hadis, dan
• (2) kritik matan pasca kodifikasi “semua” hadis.
M. Nawawi
METODE KRITIK PRAKODIFIKASI
• teknik dalam kritik matan hadis periode ini secara umum dapat dikategorikan memakai metode
perbandingan (comparative) atau rujuk silang (cross reference).
M. Nawawi
Di antara teknik-teknik perbandingan yang tercatat pernah dipraktikkan adalah dengan
teknik sebagai berikut • 1). Membandingkan matan hadis dengan ayat al-Qur’an yang
berkaitan. • 2) Membandingkan (matan-matan) hadis dalam dokumen
tertulis dengan hadis-hadis yang disampaikan dari hafalan • 3) Perbandingan antara pernyataan dari seorang periwayat yang
disampaikan pada waktu yang berlainan.• 4) Membandingkan hadis-hadis dari beberapa murid yang
mereka terima dari satu guru • 5) Melakukan rujuk silang antara satu periwayat dengan
periwayat lainnya
M. Nawawi
METODE KRITIK PASCA KODIFIKASI
1) Membandingkan matan-matan hadis dengan ayat al-Qur’an yang
terkait atau memiliki kedekatan susunan redaksi.
2) Membandingkan antara matan-matan hadis.
M. Nawawi
KERANGKA METODOLOGI
• SECARA PRINSIP, ACUAN KRITIK MATAN ADALAH KAIDAH KESAHIHAN HADITS
• KRITIK SANAD MERUPAKAN LANGKAH AWAL BAGI KRITIK MATAN
• MENELITI APAKAH PADA MATAN ITU TERDAPAT SYUDZUDZ DAN ATAU ILLAT
M. Nawawi
Matan Maqbul Menurut Al-Khatib Al-Baghdadi
1. Tidk bertentangan dengan akal sehat2. Tidak bertentangan dengan hkm al-Qur’an yg
muhkam3. Tdk bertentangan dengan hadis mutawatir4. Tdk bertentanga dengan ijma’ ulama’5. Tdk bertentangan dengan dalil yang sudah
pasti6. Tdk bertentangan dg hadits ahad yang lebih
kuat
M. Nawawi
Matan Maqbul Menurut Al-Adlabi
1. Tidak bertentangan dg petunjuk al-Qur’an2. Tidak bertentangan dengan hadits yang
kualitasnya lebih kuat3. Tidak bertentangan dengan akal sehat,
indra dan fakta sejarah4. Susunan bahasanya sesuai dengan ciri-ciri
sabda kenabian
M. Nawawi
Langkah metodologis kritik matan • Pertama, meneliti matan dengan
terlebih dahulu melihat kualitas sanadnya
• Kedua, meneliti susunan redaksional matan hadis-hadis yang semakna
• Ketiga, meneliti kandungan makna matan hadis
• Keempat, langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil penelitian matan
M. Nawawi
Penelitian Kualitas Sanad• Meneliti Ketersambungan Sanad
– Kesezamanan Pr Perawi dg Perawi terdekat– Hubungan Guru dan Murid pr perawiMeneliti Kulaitas Pribadi pr Perawi
Kapasitas Intektual pr perawiKeadilan pr perawi
Meneliti ada tidaknya indikasi sudzudz dan illat yang ada pada sanad
M. Nawawi
meneliti susunan redaksional matan • Tujuan penelitian redaksi matan adalah:
– Mewaspadai gejala Idraj (sisipan kata)– Mewaspadai gejala Taqlib (pindah tataletak kata)– Mewaspadai gejala Idhtirab (kekacauan/rancu)– Mewaspadai gejala Tashif/tahrif (perubahan)– Mewaspadai gejala Ziyadah (penambahan anak
kalimat)– Mewaspadai gejala reduksi (penyusutan)Yg berakibat terjadinya tafarrud/syudzudz
M. Nawawi
Metode Uji Redaksional• Kritik /uji ungkapan redaksi menggunakan
metode Mu’aradlah/Muqabalah/muqaranah (perbandingan/cross reference), yaitu rujuk silang yang dilakukan dengan memperbandingkan antara redaksi matan hadits satu tema pada beberapa kitab hadits atau intern kitab hadits
• Tehnik ini dilakukan guna memperoleh data teks hdis dari perawi sahabat yg sama, dan kadar deviasi/perbedaan redaksi matan hadits
M. Nawawi
Idraj• Ialah sisipan kata /kalimat oleh perawi
(sahabat), yang menyatu dengan matan asal, tampa penyekat yang memisah, dan tanpa menunjuk perawi yang menyisipkan.
• Letak kata/kalimat yg disisipkan bisa di awal, tengah atau akhir.
• Motif memberi sisipan, adalah lebih didorong untuk kepentingan penjelasan lafadz yg gharib
M. Nawawi
Akibat Idraj
• Jika motif penyisipan hanya untuk tujuan penjelasan, maka sebagaian ulama masih memberikan toleransi
• Jika motif penyisipan tidak untuk tujuan penjelasan, maka dapat menggugurkan sifat Adalah bagi perawi (tertuduh berdusta)
• Hadits yg terbukti dimasuki sisipan, dinamakan Hadits Mudraj
M. Nawawi
Ziyadatus Tsiqat
• Tambahan kata perawi genarasi tabiin (atau sesudahnya)terhadap matan hadits
• Bersifat menjalaskan, seperti taqyid, atau tahsis atas lafadz matan hadits.
• Ada jaminan perawinya benar-benar tsiqat• Tidak menyebabkan perubahan substansi
makna matan
M. Nawawi
Tashif dan Tahrif• Tashif adalah perubahan bentuk kata• Tahrif adalah perubahan cara baca/bacaan• Perubahan kandungan makna• Cara meneliti dengan Kross Check antar
Nakah
M. Nawawi
Maqlub/Taqlib• Makna = terbalib• Ungkapan redaksi matan tertentu yang
tertukar letak keberadaan kalimatnya• Penggal kalimat yg mestinya di depan
tetukar ke belakang• Upaya memastikan teks yg benar dg
melakukan uji silang antar naskah• Naskah yg terbukti tertukar dinyatakan
lemah
M. Nawawi
Idltirab/Mudltarrib• Makna = kacau/goncang• Memiliki rawi sahabat yg sama/tunggal• Sanad berbeda• Kualitas sanad berimbang/sama kualitas• Redaksi matan terkesan berbeda• Maknanya rancu• Tidak bisa dikompromikan• Upaya klarifikasi dg uji silang antar naskah
M. Nawawi
Uji Kandungan Makna
• Tdk Bertentangan dengan nash al-Qur’an• Tidak bertentangan dengan Hadits yg lebih
kuat• Tidak bertentangan dengan logika agama• Tidak bertentangan dengan Fakta sejarah• Tidak bertentangan dengan Ijma’
M. Nawawi
Tdk Bertentangan Dg Al-Qur’an
• Al-Qur’an dan Hadits Nabi sama-sama sebagai wahyu dari Allah, Tdk mungkin bertentangan satu sama lain
• Perlu dilakukan upaya mencari titik temu, baik melalui penafsiran atau ta’wil.
M. Nawawi
Conttoh Upaya Titik Temu
إبراهيم • بن إسمعيل حدثنا حرب بن زهير حدثنا وعن سيرين بن محمد عن حسان بن هشام عنعليه الله صلى الله رسول قال قال هريرة أبي
أن الكلب فيه ولغ إذا أحدكم إناء طهور وسلمبالتراب أوالهن مرات سبع يغسله
وما الطيبات لكم أحل قل لهم أحل ماذا يسألونكمما تعلمونهن مكلبين الجوارح من علمتم
واذكروا عليكم أمسكن مما فكلوا الله علمكمسريع الله إن الله واتقوا عليه الله اسم
الحساب-
M. Nawawi
• Dalam hal ini Imam Malik Memahami jilatan anjing yang najis hanya terjadi pada brjana yang dijilas anjing saja
• Sedang Al-Syafii memahami, hasil tangkapan anjing harus dicuci telebih dahulu sesuai ketentuan hadits, baru di makan
M. Nawawi
Tdk Beretentangan dg hadis yg lebih kuat
• Hadits-Hadits Nabi sama2 sebagai wahyu, maka tidak mungkin bertentangan
• Jika ada yang tidak sejalan, mungkin cara memahaminya yg kurang tepat, atau salah satu ada yang lemah
• Maka perlu dilakukan uji melalui upaya kompromi
M. Nawawi
Penyelesaian Hds Yg tdk Sejalan dg jalan kompromi
• Penyelesaian dg pendekatan kaidah ushul Fiqih
• Penyelasaian berdasar pemahaman kontekstual
• Penyelesaian dg cara takwil• Penyelesaian dg pendekatan tanawu’ al-
Ibadah
M. Nawawi
Contoh pendekatan kaidah Usul
أبي • بن سعيد حدثنا شعبة حدثنا آدم حدثناعنه الله رضي هريرة أبي عن المقبري سعيدأسفل ما قال وسلم عليه الله صلى النبي عن
- صحيح النار ففي اإلزار من الكعبين منالبخاري
جر • من قال وسلم عليه الله صلى النبي عنالقيامة يوم إليه الله ينظر لم خيالء ثوبه
M. Nawawi
Contoh Pendekatan Kontekstualأسمعه • شيء كل أكتب كنت قال عمرو بن الله عبد عن
حفظه أريد وسلم عليه الله صلى الله رسول منورسول تسمعه شيء كل أتكتب وقالوا قريش فنهتني
الغضب في يتكلم بشر وسلم عليه الله صلى اللهالله لرسول ذلك فذكرت الكتاب عن فأمسكت والرضا
فقال فيه إلى بأصبعه فأومأ وسلم عليه الله صلىحق إال منه يخرج ما بيده نفسي فوالذي اكتب
عليه • الله صلى الله رسول أن الخدري سعيد أبي عنالقرآن غير عني كتب ومن عني تكتبوا ال قال وسلم
متعمدا علي كذب ومن حرج وال عني وحدثوا فليمحهالنار من مقعده فليتبوأ
M. Nawawi
Pendekatan Ta’wilرسول • سمعت قال خديج بن رافع عن
أسفروا يقول وسلم عليه الله صلى اللهلألجر أعظم فإنه بالفجر
كن • sمؤsمنات ال نساء أن عائشة sعنsه علي ه الل صلى بي الن مع sح الصب ين يصل
ال بمروطهن متلفعات جعsن sير ثم م وسلأحد يعsرفهن
M. Nawawi
Pedekatan Tanawu’ al-Ibadah• sعن sصور من sعن شعsبة حدثنا قال عمر sن ب حفsص حدثنا
sها عن ه الل رضي عائشة sعن روق sمس sعن الضحى أبيفي يقول م وسل sه علي ه الل صلى بي الن كان sقالت
هم الل وبحمsدك نا رب هم الل sحانك سب وسجوده ركوعهلي sفرsاغ
• sعن معاوية أبو sبأنا أن قال sراهيم إب sن ب حق sإس برنا sأخsن ب توsرد sمسs ال sعن sدة عبي sن ب سعsد sعن عsمش sاأل
مع sت ي صل قال sفة حذي sعن زفر sن ب صلة sعن حsنف sاألفي فقال فركع م وسل sه علي ه الل صلى ه الل رسولsحان سب سجوده وفي sعظيم ال ي رب sحان سب ركوعه
عsلى sاأل ي رب
M. Nawawi
Contoh Hds Yang bertentanganع�ن قي�س ب�ن طل�ق ب�ن عل�ي ع�ن أ�بيه قال خرجن�ا وفدا •
حت�ى قدمن�ا عل�ى رس�ول الل�ه ص�لى الل�ه علي�ه وس�لم فبايعناه وص�لينا مع�ه فلم�ا قض�ى الص�الة جاء رج�ل كأن�ه بدوي فقال ي�ا رس�ول الل�ه م�ا ترى ف�ي رج�ل م�س ذكره ف�ي الص�الة قال وه�ل ه�و إال مضغ�ة من�ك أ�و بضع�ة من�ك-
النسائيأبي • بن الله عبد عن مالك عن مسلمة بن الله عبد حدثنا
الحكم بن مروان على دخلت يقول عروة سمع أنه بكرمس ومن مروان فقال الوضوء منه يكون ما فذكرنا
أخبرتني مروان فقال ذلك علمت ما عروة فقال الذكرالله صلى الله رسول سمعت أنها صفوان بنت بسرة
- داود ابو فليتوضأ ذكره مس من يقول وسلم عليه
M. Nawawi
Bertentangan dg logika agamaع�ن اس�ماء بن�ت عمي�س قال�ت كان رس�ول •
الل�ه يوح�ي الي�ه وراء ه ف�ي حج�ر عل�ي رض�ي الل��ه عن��ه فل��م يص��لي العص��ر حت��ى غرب��ت الشم��س فقال رس��ول الل��ه ص م إن��ه كان ف��ي طاعت��ك وطاع��ة رس��ولك فردد علي��ه الشم�س فقال�ت أس�ماء فرأيته�ا غرب�ت ث�م
رأيتها طلعت بعد ماغربت• Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Thohawi, al-Baihaqi,
Qadli Iyadh, Ibnu Hajar al-Atsqalani, al-Haitami, al-Qasthalani, al-Syuyuthi.
M. Nawawi
Bertentangan dg Fakta
ع�ن ص�حر ب�ن قدام�ة قال رس�ول الل�ه •ص م اليول�د بع�د المائ�ة مولود ولل�ه
فيه حاجة• Hadits ini dianggap bertentangan dengan fakta sejarah
yang diperkuat dengan riwayat dibawah ini
يبعث • تعالى الله ان مرفوعا هريرة أبي عنلها يجدد من مائة كل رأس على األمة لهذه
والبيهقي- والحاكم داود أبو رواه دينها
M. Nawawi
Bertentangan dg Ijma’
عن طاوس سمعت أبا هريرة عن النبي صلى الله •عليه وسلم قال احتج آدم ومو�سى فقال� له
مو�سى يا آدم أنت أبونا خيبتنا وأخرجتنا من الجنة قال� له آدم يا موسى اصطفاك الله بكالمه وخط�
قبل أن لك بيده أتلومني على أمر قدره الله علي فحج آدم موسى فحج آدم يخلقني بأربعين سنة
موسى ثالثا قال سفيان حدثنا أبو الزناد عن األعرج عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه
وسلم مثله
M. Nawawi
M. Nawawi
M. Nawawi
M. Nawawi
top related