korupsi kepala daerah
Post on 22-Feb-2018
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
1/18
MAKALAH
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KORUPSI
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD)
NAMA : 1. AKBAR
2. SYAHRIR
PROGRAM STUDI S2 ILMU KEDOKTERAN DASAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2014
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
2/18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. L!" B#$%&'
Semenjak di tetapkannya Undang-Undang Ootonomi daerah semakin
sering kita mendapatkan dari berbagai media cetak dan elektronik berita
mengenai kasus korupsi para kepala daerah.Dari 536 kabupaten/ kota yang ada
saat ini sudah ada !"# kepala daerah yang menjadi tersangka kasus korupsi. $ika
dilihat proporsinya lebih dari separuh kepala daerah %5& persen' telah terjerat
kasus korupsi. $umlah tersebut sangat mungkin masih akan bertambah karena
masih banyak kasus-kasus yang belum ditangani baik karena hambatan politis
maupun hambatan-hambatan nonteknis lainnya. (akta tersebut adalah
keprihatinan kita semua. %SU)*) +,*D,) *abu 3 )pril !#3'.
0erdasarkan catatan emdagri sebanyak 3& kepala daerah tercatat terlibat
dalam kasus korupsi. )ngka tersebut melambung cukup signi1ikan selama
sepekan termasuk kasus dugaan suap 0upati 2unung +as ambit 0intih
terhadap etua non-akti1 +ahkamah onstitusi )kil +ochtar baru-baru ini.
%*epublika Online- Sabtu 4 Oktober !#3'. +enteri Dalam egeri 2amaan
(au7i mengatakan semakin banyak kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi.
8Dari data kami ada 33 kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi atau sekitar
46!! persen8 kata 2amaan di gedung ementerian Dalam egeri *abu
%9,+:O.;O $akarta !3 $uli !#&.'
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
3/18
euangan daerah yang dikorupsi membuat upaya pembangunan daerah
tidak berjalan dengan semestinya. Dalam jangka pendek korupsi menumpulkan
program-program yang seharusnya tepat guna. Sebutlah pembangunan
in1rasuktur seperti sarana irigasi dan jalan. arena dana pengembangan atau
perbaikan jalan dikorupsi maka masyarakat tidak ada akses untuk
memperdagangkan produk pertanian dan peternakan yang mereka hasilkan
sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyengsarakan masyarakat.
9erkait pengembangan sumber daya masyarakat jangka panjang korupsi
membuat kuantitas dan kualitas sekolah tidak memadai demikian pula dengan
upaya perbaikan kebutuhan dasar seperti ketersediaan air bersih dan pelayanan
kesehatan masyarakat.
Seiring gelombang otonomi daerah ada beberapa perubahan dalam
hubungan antara eksekuti1 dengan legislati1. Pertama eksekuti1 bersama dean
mempunyai otonomi penuh untuk membuat kebijakan-kebijakan lokal< dan kedua
anggota dean memiliki otonomi penuh dan mempunyai peluang besar dalam
proses legislasi. eenangan dean dalam membuat kebijakan tidak terbatas hanya
dalam memilih kepala daerah tetapi juga berenang membuat undang-undang
pengaasan in=estigasi dan bersama-sama dengan eksekuti1 menyusun ):0D
yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. >mplikasi lain dari otonomi daerah adalah
pelimpahan dana ini dibarengi dengan dilaksanakannya re1ormasi penganggaran
dan re1ormasi sistem akuntansi keuangan daerah %alim !3'. *e1ormasi
penganggaran yang terjadi adalah munculnya paradigma baru dalam penyusunan
anggaran yang mengedepankan prinsip akuntabilitas publik partisipasi masyarakat
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
4/18
dan transparansi anggaran. Disamping itu anggaran harus dikelola dengan
pendekatan kinerja %performance oriented' prinsip e1isien dan e1ekti1 %Value For
Money', keadilan dan kesejahteraan dan sesuai dengan disiplin anggaran
%+ardiasmo !3'.
amun eu1oria otonomi daerah ternyata banyak memunculkan dampak
negati1. +enurut hudori %!&' salah satu yang menonjol adalah munculnya
8kejahatan institusional8. 0aik eksekuti1 maupun legislati1 seringkali membuat
peraturan yang tidak sesuai dengan logika kebijakan publik. $ika kejahatan
institusional itu dipraktikkan secara kolekti1 antara eksekuti1 dan legislati1.
?egislati1 yang mestinya mengaasi kinerja eksekuti1 justru ikut bermain dan
melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dengan cara yang 8legal8.
8?egal8 karena dilegitimasi dengan keputusan.
(enomena korupsi tersebut diatas menurut 0asir %#""6' pada dasarnya
berakar pada bertahannya jenis birokrasi patrimonial di negeri ini. Dalam birokrasi
ini dilakukannya korupsi oleh para birokrat memang sulit dihindari. Sebab kendali
politik terhadap kekuasaan dan birokrasi memang sangat terbatas. :enyebab lainnya
karena sangat kuatnya pengaruh integralisme di dalam 1ilsa1at kenegaraan bangsa
ini sehingga cenderung masih mentabukan sikap oposisi. arakteristik negara kita
yang merupakan birokrasi patrimonial dan negara hegemonik tersebut
menyebabkan lemahnya 1ungsi pengaasan sehingga merebaklah budaya korupsi
itu.
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
5/18
+enurut Susanto %!#' korupsi pada le=el pemerintahan daerah adalah
dari sisi penerimaan pemerasan uang suap pemberian perlindungan pencurian
barang-barang publik untuk kepentingan pribadi. Sementara tipe korupsi menurut
de )sis %!' adalah korupsi politik misalnya perilaku curang %politik uang' pada
pemilihan anggota legislati1 ataupun pejabat-pejabat eksekuti1 dana ilegal untuk
pembiayaan kampanye penyelesaian kon1lik parlemen melalui cara-cara ilegal dan
teknik lobi yang menyimpang'. 9ipe korupsi yang terakhir yaitu clientelism %pola
hubungan langganan'.
1.2. R*& *$+
(aktor-1aktor apa sajakah yang mempengaruhi banyak kepala daerah terlibat
kasus korupsi@
1.2.1. 9ujuan Umum
+enjeleskan banyak kepala daerah terlibat kasus korupsi.
1.2.2. 9ujuan husus
1.,. +an1aat
1.,.1. +an1aat 9eoritis
Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti kongkrit
dalam diskursus korupsi dan upaya strategi pemberantasan korupsi juga
sebagai bahan untuk mendidik publik untuk mengetahui struktur dan
komponen ):0D atau kelompok anggaran yang selama ini di korupsi serta
besarnya ongkos sosial ekonomi yang ditimbulkan dari korupsi ):0D.
1.,.2. +an1aat )plikati1
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
6/18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
2.1. P#&'#"!& K"/*
orupsi berasal dari suatu kata dalam bahasa >nggris yaitu corrupt yang
berasal dari perpaduan dua kata dalam bahasa latin yaitu com yang berarti bersama-
sama dan rumpere yang berarti pecah dan jebol. +enurut 0ernardi %#""&' istilah
korupsi juga dapat diartikan sebagai suatu perbuatan tidak jujur atau
penyeleengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Sementara
ermien .. %#""&' mende1inisikan korupsi sebagai kekuasaan tanpa aturan
hukum. Oleh karena itu selalu ada praduga pemakaian kekuasaan untuk mencapai
suatu tujuan selain tujuan yang tercantum dalam pelimpahan kekuasaan tersebut.
2.2. P$-P$ K"/*
0asir %#""3' menjelaskan ada A pola korupsi yang sering dilakukan oleh
oknum-oknum pelaku tindak korupsi baik daari kalangan pemerintah maupun
sasta. etujuh pola tersebut meliputi B %#' pola kon=ensional %!' pola upeti %!'
pola komisi %&' pola menjegal order %5' pola perusahaan rekanan %6' pola kuitansi
1ikti1 dan %A' pola penyalahgunaan eenang. Untuk menanggulangi terjadinya
korupsi yang bermacam-macam jenisnya ini diperlukan strategi khusus dari semua
bidang meskipun untuk menghilangkan sama sekali praktik korupsi adalah sesuatu
yang mustahil tertapi setidaknya-tidaknya ada upaya untuk menekan terjadinya
tindak korupsi. Strategi yang dibentuk hendaknya melibatkan seluruh lapisaan
masyarakat dan pejabat struktur pemerintahan.
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
7/18
Sementara menurut (adjar %!!' pola terjadinya korupsi dapat dibedakan
dalam tiga ilayah besar yaitu < Pertama bentuk penyalahgunaan keenangan
yang berdampak terjadinya korupsi adalah pertama< Mercenery abuse of power,
penyalahgunaan eenang yang dilakukan oleh orang yang mempunyai suatu
keenangan tertentu yang bekerjasama dengan pihak lain dengan cara sogok-
menyogok suap mengurangi standar spesi1ikasi atau =olume dan
penggelembungan dana %mark up'. :enyalahgunaan eenang tipe seperti ini
adalah biasanya non politis dan dilakukan oleh le=el pejabat yang tidak terlalu
tinggi kedudukannya.
Kedua Discretinery abuse of power, pada tipe ini penyalahgunaan
eenang yang dilakukan oleh pejabat yang mempunyai keenangan istimea
dengan mengeluarkan kebijakan tertentu misalnya keputusan Calikota/0upati atau
berbentuk peraturan daerah/keputusan Calikota/0upati yang biasanya menjadikan
mereka dapat bekerjasama dengan kaan/kelompok %despotis' maupun dengan
keluarganya %nepotis'.
Ketiga diological abuse of power,hal ini dilakukan oleh pejabat untuk
mengejar tujuan dan kepentingan tertentu dari kelompok atau partainya. 0isa juga
terjadi dukungan kelompok pada pihak tertentu untuk menduduki jabatan strategis
di birokrasi/lembaga ekskuti1 dimana kelak mereka akan mendapatkan kompensasi
dari tindakannya itu hal ini yang sering disebut politik balas budi yang licik.
orupsi jenis inilah yang sangat berbahaya karena dengan praktek ini semua
elemen yang mendukung telah mendapatkan kompensasi.
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
8/18
2.,. F%!"-F%!" P# K"/*
9erjadinya korupsi disebabkan oleh beberapa 1aktor yaitu %#' sistem
pemerintahan dan birokrasi yang memang kondusi1 untuk melakukan
penyimpangan %!' belum adanya sistem kontrol dari masyarakat yang kuat dan
belum adanya perangkat peraturan dan perundang-perundangan yang tegas. (aktor
lainnya menurut (adjar %!!' adalah tindak lanjut dari setiap penemuan
pelanggaran yang masih lemah dan belum menunjukkan gregetE oleh pimpinan
instansi. 9erbukti dengan banyaknya penemuan yang ditutup secara tiba-tiba tanpa
alasan yang jelas serta tekad dalam pemberantasan korupsi dan dalam penuntasan
penyimpangan yang ada dari semua unsur tidak kelihatan. Disamping itu kurang
memadainya sistem pertanggungjaaban organisasi pemerintah kepada masyarakat
yang menyebabkan banyak proyek yang hanya sekedar pelengkap laporan kepada
atasan.
+enurut )ri1in %!' 1aktor-1aktor penyebab terjadinya korupsi adalahB
%#' aspek prilaku indi=idu organisasi %!' aspek organisasi dan %3' aspek
masyarakat tempat indi=idu dan organisasi berada. Sementara menurut ?ut1hi
%!!' 1aktor-1aktor penyebab terjadinya korupsi adalahB %#' moti1 baik moti1
ekonomi maupun moti1 politik %!' peluang dan %3' lemahnya pengaasan.
0erdasarkan uraian sebelumnya dalam penelitian ini penulis mengelompokkan
empat aspek yang menyebabkan terjadinya korupsi ):0D di ilayah +alang *aya
yaituB
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
9/18
) A*/#% P"$% &3
)pabila dilihat dari segi pelaku korupsi sebab-sebab dia melakukan
korupsi dapat berupa dorongan dari dalam dirinya yang dapat pula dikatakan
sebagai keinginan niat atau kesadaran untuk melakukan. Sebab-sebab manusia
terdorong untuk melakukan korupsi antara lain B %a' si1at tamak manusia %b'
moral yang kurang kuat menghadapi godaan %b' penghasilan kurang mencukupi
kebutuhan hidup yang ajar %d' kebutuhan hiduop yang mendesak %e' gaya
hidup konsumti1 %1' tidak mau bekerja keras %g' ajaran-ajaraan agamaa kurang
diterapkan secara benar.
Dalam teori kebutuhan +aslo demikian dikatakan Sulistyantoro
%!&' korupsi seharusnya hanya dilakukan oleh orang untuk memenuhi dua
kebutuhan yang paling baah dan logika lurusnya hanya dilakukan oleh
komunitas masyarakat yang pas-pasan yang bertahan hidup namum saat ini
korupsi dilakukan oleh orang kaya pendidikan tinggi. Selanjutnya poling yang
dilakukan oleh +alang ;orruption Catch %+;C' berdasarkan jaaban dari "!A3
responden hasilnya menunjukkan sekitar 3!F korupsi terjadi karena aspek
indi=idu demi kepentingan pribadinya. :ola-pola penyimpangan yang terjadi
biasanya tidak bekerja pada saat jam kantor %#&!F' pemakaian 1asilitas kantor
untuk kepentingan pribadi dan keluarganya %#F' dan %6'F adalah biaya
pengurusan sesuatu yang berkaitan dengan adminstarsi %+;C !&'.
) A*/#% O"'&** K#/##"&!+&
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas termasuk
sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
10/18
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
11/18
e=alusi dan re=isi peraturan perundang-undangan. 0eberapa ide strategis untuk
menanggulangi kelemahan ini telah dibentuk oleh pemerintah diantaranya dengan
mendorong para pembuat undang-undang untuk melakukan e=aluasi atas
e1ekti=itas suatu undang-undang secara terencana sejak undang-undang tersebut
dibuat.
?embaga-lembaga ekskuti1 %0upati/Calikota dan jajarannya' dalam
melakukan praktek korupsinya tidak selalu berdiri sendiri akan tetapi melalui
suatu kosnpirasi dengan para pengusaha atau dengan kelompok kepentingan
lainnya misalnya dalam hal penentuan tender pembangunan yang terlebih dahulu
pengusaha menanamkan saham kekuasaannya leat proses pembiayaan
pengusaha dalam terpilihnya bupati/Calikota tersebut. emudian mereka secara
bersama-sama dengan D:*D 0upati/Calikota membuat kebijakan yang korupti1
yang hanya menguntungkan sebagian kecil masyarakat yaitu para kolega
keluarga maupun kelompoknya sendiri. Dengan kemampuan lobi kelompok
kepentingan dan pengusaha kepada pejabat publik yang berupa uang sogokan
hadiah hibah dan berbagai bentuk pemberian yang mempunyai moti1 korupti1
telah berhasil membaa pengusaha melancarkan akti1itas usahanya yang
berlaanan dengan kehendak masyarakat sehingga masyarakat hanya menikmati
sisa-sisa ekonomi kaum borjuasi atau pemodal yang kapitalistik. Dari kasus ini
dapat disimpulkan baha terjadinya korupsi ):0D sangat mungkin jika aspek
peraturan perundang-undangan sangat lemah atau hanya menguntungkan pihak
tertentu saja. al senada juga dikemukakan oleh 0asyaib dkk %!!' yang
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
12/18
menyatakan baha lemahnya sistem peraturan perundang-undangan memberikan
peluang untuk melakukan tindak pidana korupsi.
asil pooling yang dilakukan olehMalang !orruption "atch %+;C'
berdasarkan jaaban dari "!A3 responden menunjukan baha sekitar !!!F
korupsi terjadi di 0adan Usaha +ilik Daerah %0U+D' %+;C !&'. 0entuk
korupsi ini terjadi karena lemahnya peraturan perundang-undangan didaerah.
A*/#% P#&'5*&
:engaasan yang dilakukan instansi terkait %0:: >til >rjen
0aasda' kurang bisa e1ekti1 karena beberapa 1aktor diantaranya %a' adanya
tumpang tindih pengaasan pada berbagai instansi %b' kurangnya
pro1esionalisme pengaas %c' kurang adanya koordinasi antar pengaas %d'
kurangnya kepatuhan terhadap etika hukum maupun pemerintahan oleh pengaas
sendiri. hal ini sering kali para pengaas tersebut terlibat dalam praktik korupsi.
belum lagi berkaitan dengan pengaasan ekternal yang dilakukan masyarakat dan
media juga lemah dengan demikian menambah deretan citra buruk pengaasan
):0D yang sarat dengan korupsi. al inis sejalan dengan pendapatnya 0asir
%#""6' yang mengemukakan baha negara kita yang merupakan birokrasi
patrimonial dan negara hegemonik tersebut menyebabkan lemahnya 1ungsi
pengaasan sehingga merebaklah budaya korupsi itu.
Secara umum pengaasan terbagi menjadi dua yaitu pengaasan
internal %pengaasan 1ungsional dan pengaasan langsung oleh pimpinan' serta
pengaasan bersi1at eksternal %pengaasan dari legislati1 dan masyarakat'.
Dimana pengaasan ini kurang bisa e1ekti1 karena adanya beberapa 1aktor
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
13/18
diantaranya adanya tumpang tindih pengaasan pada berbagai instansi kurang
pro1esionalismenya pengaas serta kurangnya kepatuhan pada etika hukum
maupun pemerintahan oleh pengaas sendiri. Dan berkaitan dengan hal ini
pengaas sendiri sering kali terlibat dalam praktek korupsi.
K"/* APBD
Secara umum )nggaran :endapatan dan 0elanja Daerah Daerah %):0D'
adalah pernyataan tentang rencana pendapatan dan belanja daerah dalam periode
tertentu %# tahun'. :ada aalnya 1ungsi ):0D adalah sebagai pedoman pemerintah
daerah dalam mengelola keuangan daerah untuk satu periode. Selanjutnya sebelum
anggaran dijalankan harus mendapat persetujuan dari D:*D sebagai akil rakyat
maka 1ungsi anggaran juga sebagai alat pengaasan dan pertanggungjaaban
terhadap kebijakan publik. Dengan melihat 1ungsi anggaran tersebut maka
seharusnya anggaran merupakan power relation antara eksekuti1 legislati1 dan
rakyat itu sendiri %Sopanah G Cahyudi !&'.
Semenjak D:*D mempunyai otoritas dalam penyusunan ):0D terdapat
perubahan kondisi yang menimbulkan banyak masalah. :ertama, sistem pengalihan
anggaran yang tidak jelas dari pusat ke daerah. edua karena keterbatasan aktu
partisipasi rakyat sering diabaikan. etiga esensi otonomi dalam penyusunan
anggaran masih dipelintir oleh pemerintah pusat karena otonomi pengelolaan
sumber-sumber pendapatan masih dikuasai oleh pusat sedangkan daerah hanya
diperbesar porsi belanjanya. eempat ternyata D:*D dimanapun memiliki
kesulitan untuk melakukan asessment prioritas kebutuhan rakyat yang harus
didahulukan dalam ):0D. elima =olume ):0D yang disusun oleh daerah
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
14/18
meningkat hingga 4F dibandingkan pada masa orde baru hal ini menimbulkan
masalah karena sedikit-banyak D:*D dan pemerintah daerah perlu berkerja lebih
keras untuk menyusun ):0D. eenam meskipun masih harus melalui pemerintah
pusat namun pemerintah menurut UU o !5 tahun #""" memiliki keenangan
untuk melakukan pinjaman daerah baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri.
ondisi yang berubah diatas memicu beberapa kecenderungan. :ertama
adanya jargon dari pemerintah daerah yang begitu kuat untuk meningkatkan :)D
%:endapatan )sli Daerah' dalam rangka otonomi daerah. Dengan demikian bagi
beberapa daerah yang miskin SD) akan memilih menggali :)D dengan
meningkatan pajak. 0agi daerah kaya sekalipun meningkatkan pajak adalah
alternati1 yang paling mudah karena tidak perlu melakukan banyak in=estasi
dibandingkan jika mengekplorasi SD). Oleh karena itu tidak heran bila
kecenderungan meningkatkan pajak ini terjadi di banyak daerah bahkan daerah
yang kaya sekalipun.
Dengan mengingat baha tingkat korupsi birokrasi daerah di >ndonesia
masih tinggi hal ini ditunjukkan dalam sur=ey kecenderungan korupsi birokrasi
yang diselenggarakan oleh :,*;. :ada tahun #""" angka kecenderungan korupsi
birokrasi menunjukkan angka 4 dari skala -#. Dimana angka nol berarti mutlak
bersih dan # berarti mutlak memiliki kecenderungan korupsi. Dan satu tahun
kemudian tahun ! angka ini tidak mengalami perbaikan. 0erdasarkan hasil
penelitian tersebut maka meningkatkan :)D akan lebih baik bila diprioritaskan
dengan cara mengurangi kebocoran pendapatan pemerintah daerah yang selama ini
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
15/18
ada bukan dengan cara meningkatkan pajak karena akan menyengsarakan rakyat
%)rdyanto !!'
edua otoritas yang sangat besar bagi D:*D untuk menyusun ):0D dan
menyusun anggaran untuk D:*D sangat memungkinkan terjadinya korupsi ):0D
karena tidak ada pengaasan yang sistematis kecuali jika rakyat mempunyai
kesadaran yang tinggi. Dengan demikian kembali pada kenyataan baha anggaran
adalahpower relationmaka kemungkinan terjadinya suap %bribery' terhadap D:*D
untuk menyetujui pos anggaran tertentu yang tidak dibutuhkan rakyat sangat
mungkin terjadi.
:ertanyaan yang muncul adalah mengapa korupsi begitu merajalela di
>ndonesia@ Secara teoritis 9an7i %#""4' menunjukkan terjadinya korupsi ):0D
dipengaruhi oleh 1aktor permintaan dan 1aktor penaaran. Dari sisi permintaan
dimungkinkan karena adanya %#' regulasi dan otorisasi yang memungkinkan
terjadinya korupsi %!' karakteristik tertentu dari sistem perpajakan dan %3' adanya
pro=isi atas barang dan jasa di baah harga pasar. Sedangkan dari sisi penaaran
dimungkinkan terjadi karena %#' tradisi birokrasi yang cenderung korup %!'
rendahnya gaji di kalangan birokrasi %3' kontrol atas institusi yang tidak memadai
dan %&' transparansi dari peraturan dan hukum. ?ebih ?engkap lihat catatan atas
kelompok )nggaran %elmi )hmad dkk !!'.
P* A&''"& 6!!&P#&/!& #. Darimana komponen :)D berasal dan bagaimana pengaruhnya
bagi masyarakat. )pakah keinginan daerah untuk mengejar target
:)D seringkali ditempuh dengan cara membebani masyarakat
misalnya menaikkan pajak dan retribusi.
!. Dana :erimbangan %selain D)U dan D)' memang terlihat
memiliki angka prosentase yang cukup besar bagi daerah. amun
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
16/18
sumber-sumber daya tersebut hanya berada di beberapa daerah
tertentu.
B#$&7
A/"!"
D#"+
#. :ada dasarnya selain gaji pegaai pengeluaran-pengeluaran dalambelanja aparatur daerah potensial untuk dimanipulasi daan
digunakan oleh pegaai pemerintah untuk mencari pendapatan
tambahan.!. )danya pos-pos titipan dari unit kerja lain misalnya tunjangan
anggota D:*D yang dititipkan di Sekan.
3. :emberian honor kepada petugas atau unit tertentu padahal tugas
tersebut sebenarnya adalah tugas pokok dan 1ungsinya sendiri.&. $umlah anggaran yang diperbesar misalnya dengan mempertinggi
1rekuensi kegiatan atau acara-acara pejabat dengan anggaran yang
bisa diambil dari dana taktis dan sesudahnya dikembalikan berdasarpembebanan atau urusan dari dinas-dinas. ;ontoh lain adalah
pengadaan barang/)9/endaraan dinas/percetakan yang disertai
pemberian komisi atau potongan yang tidak dicatat.
5. 0iaya perjalanan dinas dari berbagai sumber untuk tujuanperjalanan yang sama misalnya dari biaya rutin kantor dan dari
anggaran beberapa proyek. Selain itu sering terjadi penyimpangan
berupa perhitungan yang dilebihkan jumlah orang diperbanyak danbiaya perjalanan dinas yang tidak ajar.
6. :engeluaran tidak ajar atas suatu kegiatan tertentu dan
penggandaan jumlah kebutuhan dalam kaitan dengan belanja barangmisal )9 tidak dibelikan karena sudah dipenuhi dari anggaran
proyek dinas tersebut.
A. O=erlapping sumber pengeluaran misalnya dana untuk pembelian
obat-obatan atau peralatan *umah sakit yang sangat banyaksumbernya.
B#$&7
P#$&&
P$%
#. :emerintah cenderung tidak mengakomodir adanya perbedaan atau
karakteristik masing-masing daerah. )danya penyeragaman pos-pos
pengeluaran menyulitkan daerah untuk optimalisasi dana yang adapada jenis-jenis pengeluaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat.
!. Dari segi alokasi dana dalam belanja pelayanan publik masihbelum dilandasi ukuran/indikator kinerja yang jelas.
3. Sering terjadi suatu proyek diselenggarakan lebih dari satu kali
telah masuk dalam satu sektor tetapi masuk juga dalam sektor lain.
&. :os anggaran biaya administrasi proyek potensial untuk dijadikaanside income bagi pejabat.
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
17/18
DAFTAR PUSTAKA
)rdyanto Donny !!Korupsi di sektor pelayanan Publikdalam 0asyaib . dkk.%ed.' !!Mencuri #ang $akyat % &' kajian Korupsi di ndonesia 0uku !
Hayasan aksara dan :atnership 1or 2ood 2o=ernance *e1orm $akarta
0asir *e=risond #""3(konomi, Manusia dan (tika umpulan ,sai-esai 9erpilih0:(, Hogyakarta.
IIIIIIIIIIIIII #""6(konomi Politik Kesenjangan, Konglomerasi, dan korupsi di
ndonesia dalam bukuPembangunan (konomi dan Pemberdayaan $akyat
0:(, Hogyakarta.
0asyaib . olloay *. dan +akarim ). %ed.' !!Mencuri #ang $akyat % &'kajian Korupsi di ndonesia,0uku 3 Hayasan aksara dan :atnership 1or 2ood
2o=ernance *e1orm $akarta
0ernardi *.). #""& (raud Detection B )he (ffect of !lient ntegrity and !ompetence and
*uditor !ogniti+e tyle )uditing B ) $ournal o1 :ractice and 9heory #3
%Supplement' hal. 64-4&
De )sis +aria 2on7ales !oalition-uilding to Fight !orruption :aper :repared 1or the
)nti-;orruption Summit Corld 0ank >nstitute o=ember !.
(adjar +ukti !!Korupsi dan Penegakan /ukum dalam pengantar urniaan ?!!Menyingkap Korupsi di Daerah >ntrans +alang
alim )bdul !3unga $ampai Keuangan Daerah, U:: )+: H: $ogjakarta.
elmi dkk !3Memahami *nggaran Publik >dea :ress $ogjakarta
ermien .. #""&Korupsi di ndonesia% dari delik 0abatan ke )indak Pidana
Korupsi ;itra )ditya 0akti 0andung
aiser . Dan *ice $. #"A&(ducational and Psycological Measurement Jolume 3&o.# hal ###-##A.
hudoriPolitik *nggaran Publik:ikiran *akyat *abu & (ebruari !&
-
7/24/2019 korupsi kepala daerah
18/18
litgaard dkk %!!'.Penuntun Pemberantasan Korupsi dalam Pemerintahan Daerah
Hayasan Obor >ndonesia G :atnership 1or 2o=ernance in >ndonesia $akarta
+alang ;orruption Catch !&1aporan n+estigasi kasus *PD Malang $aya tidakditerbitkan.
+ardiasmo !3Konsep deal *kuntabilitas dan )ransparansi 2rganisasi 1ayanan
Publik +ajalah Sara +,: Jol. 3 o. 4 +aret +,: U2+ $ogjakarta.
unnaly #"6APsycometric )heory, +c2ra-ill e Hork.
:eraturan perundang-undangan omor ## tahun ! dan !& tahun !&
*epublik >ndonesia !# #ndang-#ndang 3o. 44 dan 45 tahun &666 tentangPemerintah Daerah, ;itra Umbara 0andung.
Saptaatmaja 9S.Korupsi dan /ipokrisi ompas *abu 4 September !&
Sopanah G Cahyudi >sa !&*nalisa *nggaran Publik % Panduan )2) +alang
;orruption Catch %+;C' dan Happika $akarta
Sulistyantoro 9.(tika Kristen dalam Menyikapi Korupsi ompas Senin ! )gustus!&
Susanto )) !!Mengantisipasi Korupsi di Pemerintahan Daerahdi ambil dari
httpB//.transparansi.or.id/artikel/artikelpk/artikel#5.html
9unggal >.S. dan 9unggal ).C !*udit Kecurangan dan *kuntansi Forensikar=arindo $akarta.
9an7i Jito #""4 !orruption *round the "orld% !auses, !onse7uences, cope, and
!ures,>+( Corking :aper C:/"4/63 +ay #""4.
http://www.transparansi.or.id/artikel/artikel_pk/artikel_15.htmlhttp://www.transparansi.or.id/artikel/artikel_pk/artikel_15.html
top related